Anda di halaman 1dari 15

SATUAN ACARA PENYULUHAN (SAP)

DENGAN PENYAKIT ANEMIA

DI RUANG NAKULA RSUD SANJIWANI GIANYAR

OLEH :

KADEK INDAH DWIJAYANTI

NIM. P07120217011

TINGKAT II A / DIV KEPERAWATAN

KEMENTERIAN KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA

POLITEKNIK KESEHATAN DENPASAR

JURUSAN KEPERAWATAN

2019
SATUAN ACARA PENYULUHAN

Topik : Anemia

Sasaran : Keluarga Penderita Penyakit Anemia

Jumlah : 4 Orang

Hari, Tanggal : Jumat, 07 Juni 2019

Tempat : Ruang Nakula RSUD Sanjiwani Gianyar

Waktu : 30 Menit

Puku : 11.00 wita - selesai

I. LATAR BELAKANG
Anemia adalah kondisi medis dimana jumlah sel darah merah atau hemoglobin
kurang dari normal. Tingkat normal dari hemoglobin umumnya berbeda pada laki-laki dan
wanita-wanita. Untuk laki-laki, anemia secara khas ditetapkan sebagai tingkat hemoglobin
yang kurangdari 13.5 gram/100 ml dan pada wanita-wanita sebagai hemoglobin yang
kurang dari 12.0 gram/100 ml. Hemoglobin adalah pigmen merah yang memberikan warna
merah yang dikenal pada sel-sel darah merah dan pada darah. Secara fungsi, hemoglobin
adalah senyawa kimia kunci yang bergabung dengan oksigen dari paru-paru dan
mengangkut oksigen dari paru-paru ke sel-sel seluruh tubuh. Oksigen adalah penting untuk
semua sel-sel dalam tubuh untuk menghasilkan energi. Pada saat terjadi anemia
transportasi oksigen akan terganggu dan jaringan tubuh orang yang anemia akan
mengalami kekurangan oksigen guna menghasilkan energi. Sumsum tulang sebagai pabrik
produksi sel darah juga bisa mengalami gangguan sehingga tidak bisa berfungsi dengan
baik dalam menghasilkan sel darah merah yang berkualitas. Gangguan pada sumsum
tulang biasanya disebabkan oleh karena mestatase sel kanker dari tempat lain. Anemia pada
dasarnya disebabkan oleh :
1. Pengurangan produksi sel darah merah atau hemoglobin, atau
2. Kehilangan atau penghancuran darah. Selain itu, bermacam-macam penyakit-
penyakit sumsum tulang yang luas juga dapat menyebabkan anemia. Pada pasien
dengan gagal ginjal mungkin kekurangan hormon yang diperlukan untuk
menstimulasi produksi sel darah merah oleh sumsum tulang (bone marrow)

II. TUJUAN
A. Tujuan instruksional umum ( TIU )
Setelah diberikan penyuluhan mengenai Anemia selama 30 menit diharapkan sasaran
dapat mengetahui dan memahami tentang penyakit anemia (kurang darah) dan
penatalaksanaannya.
B. Tujuan instruksional khusus ( TIK )
Setelah dilakukan penyuluhan selama 1x30 menit, diharapkan sasaran dapat:
a. Menyebutkan pengertian anemia (kurang darah)
b. Menyebutkan tanda – tanda anemia (kurang darah)
c. Menyebutkan penyebab terjadinya anemia (kurang darah)
d. Menyebutkan cara pencegahan anemia (kurang darah)

III. MATERI PENYULUHAN


Dalam penyuluhan materi yang disampaikan adalah :
a. Pengertian Anemia
b. Tanda dan gejala Anemia
c. Penyebab Anemia
d. Pencegahan dan Penatalaksanaan Anemia
IV. KEGIATAN
No Waktu Kegiatan Penyuluhan Kegiatan Peserta Media

1 3 Menit Pembukaan : 1. Menjawab salam


2. Mendengarkan dan
1. Memberikan salam
memperhatikan
2. Menjelaskan tujuan
pembelajaran
3. Mengontrak atau
menyepakati waktu yang
akan digunakan untuk
penyuluhan
4. Menyebutkan materi atau
pokok bahasan yang
disampaikan
2 20 menit Pelaksanaan Materi : Memperhatikan Leaflet

Menjelaskan materi
penyuluhan secara berurutan
dan teratur

Materi :

1. Pengertian Anemia
2. Tanda dan gejalaAnemia
3. Penyebab terjadinya
Anemia
4. Pencegahan Anemia

3 5 menit Evaluasi : Bertanya dan menjawab


pertanyaan
1. Menyimpulkan isi
penyuluhan
2. Memberi kesempatan
kepada audience untuk
bertanya
3. Memberikan kesempatan
kepada audience untuk
menjawab pertanyaan
yang dilontarkan
4 2 menit Penutup: Menjawab salam

Mengucapkan terimakasih
dan mengucapkan salam

V. METODE
1. Ceramah
2. Tanya jawab
3. Evaluasi
VI. MEDIA
Leaflet
VII. PESERTA
Keluarga penunggu pasien dengan penyakit anemia

VIII. WAKTU
Hari : Jumat

Tanggal : 07 Juni 2019

Jam : 11.00 WITA -selesai


IX. TEMPAT
Ruang Nakula RSUD Sanjiwani Gianyar
Setting Tempat :

Penyaji Peserta

Moderator

X. RENCANA EVALUASI
A. Evaluasi Struktur :
1. Persiapan media
Media yang akan digunakan dalam penyuluhan semuanya lengkap dan siap
digunakan. Media yang digunakan adalah leaflet. Kurun waktu dalam persiapan
media 2 hari
2. Persiapan materi
Materi yang akan diberikan dalam penyuluhan sudah disiapkan dan akan
disebarluaskan dalam bentuk leaflet yang berisi gambar dan tulisan. Kurun waktu
dalam persiapan materi 2 hari.

B. Evaluasi proses
a. Kehadiran minimal 80% mengingat pentingnya penyuluhan ini untuk meningkatkan
pengetahuan akan pencegahan Anemia dan nantinya dapat menurunkan tingkat
kejadian Anemia, sehingga tidak lagi menjadi masalah kesehatan masyarakat
b. Minimal 70% peserta memperhatikan dan mendengarkan materi yang disampaikan
c. Dalam proses penyuluhan diharapkan terjadi interaksi antar penyuluh dan sasaran
(peserta)
d. Peserta yang hadir diharapkan tidak ada yang meninggalkan tempat penyuluhan
e. Minimal 20% peserta mengajukan pertanyaan mengenai materi yang diberikan
C. Evaluasi Hasil
a. Jangka Pendek
Setelah diberikan penyuluhan selama 1x30 menit, peserta :
1. Minimal 60% yang hadir dapat menjelaskan pengertian Anemia dengan benar
2. Minimal 60% yang hadir dapat menjelaskan tahapan Anemia dengan benar
3. Minimal 70% yang hadir dapat menyebutkan penyebab Anemia dengan benar
4. Minimal 70% yang hadir dapat menyebutkan gejala Anemia dengan benar
5. Minimal 80% yang hadir dapat menyebutkan cara pencegahan Anemia dengan
benar
6. Minimal 60% yang hadir dapat menyebutkan cara pengobatan atau penanganan
Anemia dengan benar
b. Jangka Panjang
Setelah dilakukan penyuluhan diharapkan sasaran dapat lebih paham dan mampu
melakukan cara pencegahan penyakit Anemia dengan tepat dan nantinya dapat
menurunkan tingkat kejadian Anemia.
DAFTAR PUSTAKA

Corwin, EJ. 2009. Buku Saku Patofisiologis. Jakarta:EGC

Manjoer, Arief. 2001. Kapita Selekta Kedokteran. FKUI:Media Aekulatius

Handayani, Wiwik & Haribowo, Andi, 2008.Buku Ajar Asuhan Kepeawatan pada Klien dengan
Gangguan Sistem Hematologi. Jakarta : Salemba Medika.

W Tarwoto, 2010.Buku Saku Anemia Pada Ibu Hamil, Konsep dan Penatalaksanaan.Jakarta:
Trans Info Media
Lampiran I

ANEMIA

A. Pengertian Anemia
Anemia merupakan keadaan di mana masa eritrosit dan atau masa hemoglobin yang
beredar tidak memenuhi fungsinya untuk menyediakan oksigen bagi jaringan tubuh
(Handayani dan Haribowo, 2008)
Anemia dapat didefinisikan sebagai nilai hemoglobin, hematokrit, atau jumlah eritrosit per
milimeter kubik lebih rendah dari normal (Dallman dan Mentzer, 2006)
Menurut Ahmad Syafiq, dkk (2008) Anemia didefinisikan sebagai keadaan di mana level
Hb rendah karena kondisi patologis.
Anemia adalah suatu keadaan dimana seseorang mempunyai kadar sel darah merah kurang
dari normal. Anemia adalah suatu kondisi dimana kadar Hb dan/atau hitung eritrosit lebih
rendah dari harga normal. Dikatakan sebagai anemia bila Hb < 14 g/dl dan Ht< 41 % pada pria
atau Hb < 12 g/dl dan Ht<37 % pada wanita (Arif Mansjoer dkk, 2001)

B. Tanda dan Gejala Anemia


1. Perasaan mudah lelah, lemah, letih, lesu, lunglai (5L)
2. Sakit kepala, konsentrasi hilang
3. Mual muntah, anoreksia
4. Sering ngantuk
5. Napas pendek (pada anemia yang parah)
6. Kulit, mukosa, gusi, kuku jari, dan telapak tangan pucat
7. Takikardi atau murmur lambat (pada anemia parah)
8. Lidah licin, rambut dan kuku rapuh (pada animea yang parah)
9. Haemoglobin dalam darah kurang dari 14 gr/dl (laki-laki), kurang dari 12 gr/dl
(perempuan)

C. Penyebab ANEMIA
Menurut Anie Kurniawan, dkk (1998), Anemia Gizi Besi dapat terjadi karena:
a. Kandungan zat besi dari makanan yang di konsumsi tidak mencukupi kebutuhan
1) Makanan yang kaya akan kandungan zat besi adalah: makanan yang berasal dari
hewani (seperti ikan, daging, hati, ayam)
2) Makanan nabati (dari tumbuh-tumbuhan) misalnya sayuran hijau tua, yang walaupun
kaya akan zat besi, namun hanya sedikit yang bisa diserap dengan baik oleh usus.
b. Meningkatnya kebutuhan tubuh akan zat besi
1) Pada masa pertumbuhan seperti anak-anak dan remaja, kebutuhan tubuh akan zat besi
meningkat tajam.
2) Pada masa hamil kebutuhan zat besi meningkat karena zat besi diperlukan untuk
pertumbuhan janin serta untuk kebutuhan ibu sendiri.
3) Pada penderita menahun seperti TBC.
c. Meningkatnya pengeluaran zat besi dari tubuh. Perdarahan atau kehilangan darah dapat
menyebabkan anemia. Hal ini terjadi pada penderita:
1) Kecacingan (terutama cacing tambang), infeksi cacing tambang menyebabkan
perdarahan pada dinding usus, meskipun sedikit tetapi terjadi terus menerus yang
mengakibatkan hilangnya darah atau zat besi.
2) Malaria pada penderita Anemia Gizi Besi, dapat memperberat keadaan anemianya.
3) Kehilangan darah pada waktu haid berarti mengeluarkan zat besi yang ada dalam
darah.

D. Pencegahan dan Penatalaksanaan Anemia


Menurut Tarwoto, dkk (2010), upaya-upaya untuk mencegah anemia, antara lain sebagai
berikut:
a. Makan makanan yang mengandung zat besi dari bahan hewani (daging, ikan, ayam,
hati, dan telur); dan dari bahan nabati (sayuran yang berwarna hijau tua, kacang-
kacangan, dan tempe).
b. Banyak makan makanan sumber vitamin c yang bermanfaat untuk meningkatkan
penyerapan zat besi, misalnya: jambu, jeruk, tomat, dan nanas.
c. Minum 1 tablet penambah darah setiap hari, khususnya saat mengalami haid.
d. Bila merasakan adanya tanda dan gejala anemia, segera konsultasikan ke dokter untuk
dicari penyebabnya dan diberikan pengobatan.
Menurut Anie Kurniawan, dkk (1998), mencegah anemia dengan:
a. Makan-makanan yang banyak mengandung zat besi dari bahan makanan hewani
(daging, ikan, ayam, hati, telur) dan bahan makanan nabati (sayuran berwarna hijau
tua, kacang-kacangan, tempe).
b. Makan sayur-sayuran dan buah-buahan yang banyak mengandung vitamin C (daun
katuk, daun singkong, bayam, jambu, tomat, jeruk dan nanas) sangat bermanfaat untuk
meningkatkan penyerapan zat besi dalam usus
c. Menambah pemasukan zat besi kedalam tubuh dengan minum Tablet Tambah Darah
(TTD)
Menurut Lubis (2008) dalam referensi kesehatan.html, tindakan penting yang dilakukan untuk
mencegah kekurangan besi antara lain:
a. Konseling untuk membantu memilih bahan makanan dengan kadar besi yang cukup
secara rutin pada usia remaja.
b. Meningkatkan konsumsi besi dari sumber hewani seperti daging, ikan, unggas,
makanan laut disertai minum sari buah yang mengandung vitamin C (asam askorbat)
untuk meningkatkan absorbsi besi dan menghindari atau mengurangi minum kopi, teh,
teh es, minuman ringan yang mengandung karbonat dan minum susu pada saat makan.
c. Suplementasi besi. Merupakan cara untuk menanggulangi ADB di daerah dengan
prevalensi tinggi. Pemberian suplementasi besi pada remaja dosis 1 mg/KgBB/hari.
d. Untuk meningkatkan absorbsi besi, sebaiknya suplementasi besi tidak diberi bersama
susu, kopi, teh, minuman ringan yang mengandung karbonat, multivitamin yang
mengandung phosphate dan kalsium

Lampiran 2
EVALUASI

A. Pertanyaan
1. Apakah pengertian dari anemia?
2. Apa saja tanda dan gejala dari anemia?
3. Apa penyebab dari anemia?
4. Bagaimana pencegahan dari anemia?

B. Kunci Jawaban
1. Anemia adalah suatu keadaan dimana seseorang mempunyai kadar sel darah merah
kurang dari normal. Anemia adalah suatu kondisi dimana kadar Hb dan/atau hitung
eritrosit lebih rendah dari harga normal. Dikatakan sebagai anemia bila Hb < 14 g/dl dan
Ht< 41 % pada pria atau Hb < 12 g/dl dan Ht<37 % pada wanita (Arif Mansjoer dkk,
2001)

2. Tanda dan gejala dari anemia :


1. Perasaan mudah lelah, lemah, letih, lesu, lunglai (5L)
2. Sakit kepala, konsentrasi hilang
3. Mual muntah, anoreksia
4. Sering ngantuk
5. Napas pendek (pada anemia yang parah)
6. Kulit, mukosa, gusi, kuku jari, dan telapak tangan pucat
7. Takikardi atau murmur lambat (pada anemia parah)
8. Lidah licin, rambut dan kuku rapuh (pada animea yang parah)
9. Haemoglobin dalam darah kurang dari 14 gr/dl (laki-laki), kurang dari 12 gr/dl
(perempuan)

3. Penyebab Anemia
Menurut Anie Kurniawan, dkk (1998), Anemia Gizi Besi dapat terjadi karena:
1. Kandungan zat besi dari makanan yang di konsumsi tidak mencukupi kebutuhan
1) Makanan yang kaya akan kandungan zat besi adalah: makanan yang berasal dari
hewani (seperti ikan, daging, hati, ayam)
2) Makanan nabati (dari tumbuh-tumbuhan) misalnya sayuran hijau tua, yang walaupun
kaya akan zat besi, namun hanya sedikit yang bisa diserap dengan baik oleh usus.

2. Meningkatnya kebutuhan tubuh akan zat besi


1) Pada masa pertumbuhan seperti anak-anak dan remaja, kebutuhan tubuh akan zat besi
meningkat tajam.
2) Pada masa hamil kebutuhan zat besi meningkat karena zat besi diperlukan untuk
pertumbuhan janin serta untuk kebutuhan ibu sendiri.
3) Pada penderita menahun seperti TBC.

3. Meningkatnya pengeluaran zat besi dari tubuh. Perdarahan atau kehilangan darah
dapat menyebabkan anemia. Hal ini terjadi pada penderita:
1) Kecacingan (terutama cacing tambang), infeksi cacing tambang menyebabkan
perdarahan pada dinding usus, meskipun sedikit tetapi terjadi terus menerus yang
mengakibatkan hilangnya darah atau zat besi.
2) Malaria pada penderita Anemia Gizi Besi, dapat memperberat keadaan anemianya.
3) Kehilangan darah pada waktu haid berarti mengeluarkan zat besi yang ada dalam
darah.

4. Pencegahan dan Penatalaksanaan Anemia


Menurut Tarwoto, dkk (2010), upaya-upaya untuk mencegah anemia, antara lain sebagai
berikut:
a. Makan makanan yang mengandung zat besi dari bahan hewani (daging, ikan, ayam,
hati, dan telur); dan dari bahan nabati (sayuran yang berwarna hijau tua, kacang-
kacangan, dan tempe).
b. Banyak makan makanan sumber vitamin c yang bermanfaat untuk meningkatkan
penyerapan zat besi, misalnya: jambu, jeruk, tomat, dan nanas.
c. Minum 1 tablet penambah darah setiap hari, khususnya saat mengalami haid.
d. Bila merasakan adanya tanda dan gejala anemia, segera konsultasikan ke dokter untuk
dicari penyebabnya dan diberikan pengobatan.

Menurut Anie Kurniawan, dkk (1998), mencegah anemia dengan:


a. Makan-makanan yang banyak mengandung zat besi dari bahan makanan hewani
(daging, ikan, ayam, hati, telur) dan bahan makanan nabati (sayuran berwarna hijau
tua, kacang-kacangan, tempe).
b. Makan sayur-sayuran dan buah-buahan yang banyak mengandung vitamin C (daun
katuk, daun singkong, bayam, jambu, tomat, jeruk dan nanas) sangat bermanfaat untuk
meningkatkan penyerapan zat besi dalam usus
c. Menambah pemasukan zat besi kedalam tubuh dengan minum Tablet Tambah Darah
(TTD)
Menurut Lubis (2008) dalam referensi kesehatan.html, tindakan penting yang dilakukan untuk
mencegah kekurangan besi antara lain:
e. Konseling untuk membantu memilih bahan makanan dengan kadar besi yang cukup
secara rutin pada usia remaja.
f. Meningkatkan konsumsi besi dari sumber hewani seperti daging, ikan, unggas,
makanan laut disertai minum sari buah yang mengandung vitamin C (asam askorbat)
untuk meningkatkan absorbsi besi dan menghindari atau mengurangi minum kopi, teh,
teh es, minuman ringan yang mengandung karbonat dan minum susu pada saat makan.
g. Suplementasi besi. Merupakan cara untuk menanggulangi ADB di daerah dengan
prevalensi tinggi. Pemberian suplementasi besi pada remaja dosis 1 mg/KgBB/hari.
h. Untuk meningkatkan absorbsi besi, sebaiknya suplementasi besi tidak diberi bersama
susu, kopi, teh, minuman ringan yang mengandung karbonat, multivitamin yang
mengandung phosphate dan kalsium

LEMBAR PENGESAHAN
Gianyar, 07 Juni 2019

Nama Pembimbing/CI Nama Mahasiswa

Wayan Suryani, S.Kep Kadek Indah Dwijayanti

NIP. 196403071985122003 NIM. P07120217011

Nama Pembimbing/CT

Agus Sri Lestari,S.Kep.Ns.M,Erg

NIP. 196408131985032002

Anda mungkin juga menyukai