1601 6113 1 PB PDF
1601 6113 1 PB PDF
Abstrak— Departemen GLS (General Lighting Services) merugikan bagi produsen. Perkembangan ini juga terjadi
PT. Philips Lighting Surabaya merupakan produsen untuk industri perlampuan. PT. Philips Lighting Surabaya
lampu pijar. Pada pelaksanaan proses produksinya, sebagai salah satu produsen lampu di Indonesia juga
perusahaan menemui beberapa kendala yang terkait menghadapi hal yang serupa. Indikasi yang menunjukkan
dengan waste. Analisis lean six sigma dengan terjadinya aktivitas-aktivitas yang tidak membentuk value
menggunakan value stream mapping menunjukkan terjadi adalah jumlah defect yang cukup besar, sekitar 8-9% produk.
defect di mesin finishing dan waiting di mesin mounting. Jumlah ini bukanlah jumlah yang sedikit mengingat jumlah
EHS waste juga muncul yang mengindikasikan adanya produksi pertahun PT. Philips Lighting Surabaya ini mencapai
dampak terhadap lingkungan dan kesehatan serta 300 juta unit lampu.
keselamatan pekerja. Pencarian akar permasalahan Namun, perkembangan sekarang tidak hanya
dilakukan dengan menggunakan tools RCA (5 whys) dan
memperhatikan kualitas barang. Semakin munculnya isu-isu
FMEA hingga memunculkan 15 penyebab utama
lingkungan semakin mendorong konsumen untuk ikut serta
terjadinya ketiga waste tersebut. Pembentukan tim Total
productive maintenance, penelitian perbaikan kualitas bulb melestarikan lingkungan. Hal ini membuat konsumen juga
dan flare, serta eksperimen pengurangan jumlah jenis coil menuntut produsen untuk ikut serta melakukan hal yang sama,
menjadi usulan alternatif yang bisa dilakukan melestarikan lingkungan. Produsen juga akan mencari cara
perusahaan. Dengan menggunakan konsep value supaya mereka bisa memnuhi keinginan konsumen dan
management didapatkan alternatif terbaik dengan lingkungan. Dengan banyaknya jumlah defect yang terjadi,
melakukan pembentukan dan pelatihan tim Total terdapat indikasi besarnya dampak lingkungan yang terjadi
productive maintenance. Alternatif ini meningkatkan nilai pada proses produksi perusahaan.
sigma defect dari 2,92 menjadi 3,08 dan sigma waiting dari Lean six sigma merupakan salah satu metodologi dan
2,83 menjadi 2,89. Indikator dampak lingkungan juga konsep berpikir di dalam dunia manufaktur untuk
mengindikasikan penurunan yang sejalan. mengeliminasi waste dan meningkatkan kualitas proses
produksi. Dengan menurunnya jumlah waste yang terjadi,
Kata Kunci— Lean Six Sigma, GLS, Waste, RCA, FMEA. diharapkan nantinya akan terjadi penurunan dampak
lingkungan yang dapat terjadi. Melalui penelitian ini
I. PENDAHULUAN diharapkan nantinya akan didapatkan waste yang terjadi di lini
produksi hingga menemukan akar penyebabnya untuk
P ERKEMBANGAN dunia industri membawa perubahan
yang besar bagi semua pihak yang terkait di dalamnya.
Kebutuhan dan pengetahuan konsumen selalu bertambah
nantinya memberikan masukan untuk improvisasi lini
produksi.
setiap waktu. Konsumen selalu menginginkan hal yang terbaik
yang mereka inginkan. Hal yang utama yang diperhatikan
II. URAIAN PENELITIAN
konsumen adalah kualitas. Kualitas produk akan sangat
menentukan apakah konsumen menerima produk tersebut atau A. Tahap Telaah
tidak. Untuk memenuhinya, produsen harus mampu Lean six sigma merupakan tools yang sangat tepat
memberikan value yang diharapkan oleh konsumen. Namun, digunakan oleh perusahaan ataupun organisasi yang
dalam pelaksanaannya, masih saja terjadi aktivitas-aktivitas mempunyai masalalah waste sekaligus defect. Metode ini
yang tidak membentuk value yang diharapkan oleh konsumen. sangat ampuh untuk menangani permasalahan tersebut.
Aktivitas-aktivitas ini merupakan waste yang tentunya Ramaswamy [1] menyebutkan dalam jurnalnya bahwa lean six
sigma merupakan aplikasi dengan mengkombinasikan
JURNAL TEKNIK ITS Vol. 1, (Sept, 2012) ISSN: 2301-9271 A-478
metodologi lean ke dalam metodologi six sigma. Tools yang hanya saja masih belum dapat terukur hasil pencapaiannya.
digunakan di dalam lean akan diintegrasikan ke dalam Oleh karena itu, konsep-konsep lean tersebut harus
metodologi DMAIC ataupun DFSS. Pendekatan penggunaan diintegrasikan dengan konsep green melalui ISO 14001
metode lean six sigma ini harus tetap disesuaikan dengan ataupun green management yang lain. Penelitian ini
kondisi setiap industri dan organisasi. dibuktikan kembali oleh Bergmiller dan McCright [6] dengan
Di dunia industri jasa, Cima dkk [2] telah menggunakan meneliti perusahaan-perusahaan yang telah menerapkan
metodologi lean six sigma untuk melakukan efisiensi terhadap konsep lean dalam proses manufaktur mereka. Hasilnya,
penggunaan ruangan kamar bedah. Penelitian ini merupakan perusahaan-perusahaan yang telah menerapkan konsep lean
penelitian yang mengkombinasikan berbagai disiplin ilmu. Hal secara langsung juga akan mendapatkan menurunnya dampak
ini dikarenakan dibutuhkan optimasi efisiensi di dalam kamar lingkungan yang dihasilkan. Perusahaan-perusahaan tersebut
bedah. Tiga hal utama yang menjadi bahasan di dalam akan mampu menjadi perusahaan yang green.
penelitian tersebut adalah pegawai, pengolahan data, dan Qiu dan Chen [7] juga berhasil menerapkan integrasi
waktu. Di setiap tahapan proses value stream, dilakukan konsep lean dan green ini di dalam sebuah industri otomotif.
minimalisasi jumlah variansi, merampingkan proses Hanya berfokus pada sistem material handling, penelitian
praoperasi, mengurangi waktu tidak terpakainya kamar tersebut mampu mengurangi waktu assembly dari 11 menit
operasi, mengeliminasi aliran informasi yang berbalik, dan menjadi 8 menit. Penurunan juga terjadi pada dampak
juga peningkatan keterlibatan karyawan dalam pengoptimalan lingkungan. Tiga fokus utama di dalam penelitian ini adalah
kamar operasi tersebut. energi, transportasi, dan material. Penelitian ini menggunakan
Di dunia industri manufaktur, berbagai penelitian telah loss model untuk menunjukkan performansi dampak
menyebutkan keunggulan lean six sigma. Lean six sigma dapat lingkungan. Tools yang digunakan pada penelitian ini
memaksimalkan shareholder value melalui percepatan mengintegrasikan antara loss model dengan VSM (Value
peningkatan dan perbaikan di dalam kepuasan konsumen, Stream Mapping). Dengan menggunakan loss model, dapat
biaya, kualitas, kecepatan proses, dan biaya modal [3]. Di diketahui dampak dari setiap jenis waste terhadap lingkungan.
dalam penelitiannya, metodologi lean six sigma telah dapat Dengan menggunakan VSM, maka wate-waste yang mungkin
diterapkan di industri penerbangan. Tools DMAIC dapat muncul di sepanjang aliran dapat diketahui. Dengan demikian,
mengidentifikasi peluang-peluang improvement terhadap integrasi kedua tools ini bisa menunjukkan waste dan dampak
waktu proses dan defect. Penelitian ini menghasilkan lingkungannya di dalam setiap proses pembentukan value.
penurunan lead time dari 26 hari menjadi 10 hari. Selain itu, Pembangunan lingkungan yang green melalui penerapan
peluang terjadinya defect dapat dikurangi hingga sebesar 30%. konsep lean juga telah diaplikasikan di dunia industri garmen
Pada akhirnya, aplikasi lean six sigma pada industri [8]. Penerapan lean dengan menggunakan tools 5s, VSM
penerbangan tersebut dapat menghasilkan saving hingga (Value Stream Mapping), dan SMED (Single Minute
$6000 untuk tiap armada. Exchange Die) telah mampu meningkatkan process
Meningkatnya perkembangan isu lingkungan membuat environment, penurunan tingkat kelelahan pegawai, dan
industri berlomba-lomba untuk ikut serta dalam menjaga penurunan biaya dengan jumlah investasi yang dapat diterima
kelestarian lingkungan. Banyak industri yang sudah perusahaan. Marudhamuthu dan Krishnaswamy
menjadikan lingkungan sebagai salah satu faktor menyimpulkan bahwa penggunaan konsep lean dapat
pertimbangan di dalam perusahaan. Kondisi ini pada akhirnya menurunkan biaya untuk program pollution reduction[8].
menghasilkan pemikiran-pemikiran baru mengenai cara untuk Dengan pengaplikasian konsep lean, perusahaan mampu
melakukan perbaikan proses tetapi dengan mengurangi sumber daya yang dibutuhkan dengan mencegah
mempertimbangkan faktor lingkungan. Metode yang muncul terjadinya waste dan polusi. Pada akhirnya, lean berhubungan
kemudian adalah lean green dan green sigma. erat dengan proses rendah emisi.
Penelitian mengenai lean green sudah diaplikasikan lebih Penelitian tentang green sigma kemudian muncul menjadi
dulu karena dianggap mempunyai kesamaan antara lean dan salah satu quality improvement berbasis lingkungan. Green
green. Lean dan green sama-sama bertujuan untuk sigma ini dikembangkan oleh IBM untuk memantau dampak
menghilangkan waste, yang mana semakin banyak waste, lingkungan dalam melakukan quality improvement [9]. IBM
maka dampak terhadap lingkungan juga akan semakin besar. menggunakan lima tahap implementasi green sigma. Tahap
Helper [4] menunjukkan bahwa perusahaan yang telah pertama adalah menetapkan key performance indicator (KPI)
menerapkan lean manufacturing akan menjadi perusahaan dengan memasukkan faktor-fakor lingkungan. Selanjutnya,
yang green juga, dan begitu pula sebaliknya[4]. Bergmiller [5] dilakukan penetapan metode pengukuran yang diperlukan.
menjadi sebuah pembuka bagi penelitian di bidang lean green. Tahap ketiga adalah menentukan management dashboard
Tesis Bergmiller menghasilkan sebuah kesimpulan bahwa system. Sistem ini akan memantau emisi dari setiap proses
industri manufaktur dapat menjadi pendorong terciptanya secara real time. Tahap keempat adalah melakukan optimasi
sebuah sustainable manufacturing (green) dengan proses dari hasil pemantauan sebelumnya. Optimasi proses
mengaplikasikan konsep lean pada perusahaan mereka. juga disesuaikan dengan VOE (Voice of Environment). Tahap
Bergmiller mengungkapkan bahwa adanya korelasi positif terakhir adalah melakukan control terhadap performansi
antara hasil pencapaian lean dan green dalam mereduksi lingkungan tersebut.
dampak terhadap lingkungan dapat menjadi sebuah alasan Lean Green Six Sigma merupakan sebuah ide kreatif dengan
yang cukup bagus untuk mengintegrasikan keduanya. Konsep menggabungkan aspek kualitas, flow process, dan juga aspek
lean management yang bisa didapat melalui ISO 9001 ataupun lingkungan. Penelitian dengan mengkombinasikan ketiga
Shingo model bisa mereduksi dampak terhadap lingkungan, metodologi dan konsep ini masih cukup sedikit [10].
JURNAL TEKNIK ITS Vol. 1, (Sept, 2012) ISSN: 2301-9271 A-479
Penelitian tersebut didasari dengan semakin bertumbuhnya yang terjadi meliputi EHS waste, defect, dan waiting. EHS
kebutuhan untuk ikut serta menjaga lingkungan. Sehingga, waste terindikasikan dengan banyaknya material terbuang dan
konsep lean six sigma yang telah diterapkan diarahkan untuk sisa scrap pecahan kaca material yang cukup banyak terjadi di
ramah lingkungan (green). Dari laporan penelitian tersebut, lingkungan kerja. Defect terjadi dengan banyaknya reject
didapatkan kesimpulan bahwa dengan melebarkan metodologi proses yang terjadi. Defect terbesar terjadi pada mesin
quality improvement yang dijalankan dengan program- finishing. Waiting merupakan waste yang terjadi dengan
program ramah lingkungan (green), perusahaan bisa banyaknya jumlah waktu downtime mesin. Indikasi ini banyak
menggabungkan faktor-faktor kritis untuk menjadi sebuah terjadi di mesin mounting. Hasil dari value stream mapping ini
perusahaan yang bagus dan secara bersamaan meningkatkan dapat dilihat pada gambar berikut.
bottom line perusahaan.
TRANSPORTER
WAREHOUSE
CAP
EXH. TUBE
FLARE
B. Metodologi Penelitian
SUP ER M A RKET
SUB STORE
GLA SS WH.
SUPLIER
FLA RE, EXH. TUB E, CA P
FOA M Y CEM ENT
TRANSPORTER
TRANSPORTER
WAREHOUSE
Penelitian ini mengikuti metodologi DMAIC (Define,
B ULB
TIME
Frequency
Measure, Analysis, Improvement, and Control) dari six sigma.
1P A LET
1P A LET
per P O
Quantity 1P A LET
Quantity 1P A LET
Time
Time
GOODS-IN
GOODS-IN
420
420
420
420
M A TERIA L
M A TERIA L
P ro c. Time
P ro c. Time
Penelitian ini dimulai dengan tahap define, yaknimelakukan
YIELD
YIELD
Shifts
Shifts
HOPPER
UT
UT
STEM
PLANNING
LIW, ET, FLA RE
WEEKLY
1/3 FTE/3
1/3 FTE/3
0.9953
0.974
0.94
0.94
28
28
28
28
3
3
identifikasi terhadap obyek amatan. Hasil dari identifikasi ini
Time
Time
STEM
0
0
0
0
M A TERIA L
M A TERIA L
P ro c. Time
P ro c. Time
BULB CHAIN
OVEN LEHR
YIELD
YIELD
Shifts
Shifts
UT
UT
STEM
STEM
0.9977
digambarkan melalui sebuah diagram value stream mapping.
122
0.997
122
122
3
3
1
1
Time
Time
STEM
0
0
0
0
M A TERIA L
M A TERIA L
P ro c. Time
P ro c. Time
YIELD
YIELD
Shifts
Shifts
MOUNTING
Diagram ini untuk mengetahui kondisi aktual dari obyek
MARKING
UT
UT
SUP P ORT WIRE
STEM , COIL,
STEM , COIL,
1/3 FTE/3
0.9727
0.9415
16
0.94
0.94
16
16
0
3
GIT
Time
Time
amatan dalam beberapa indikator, meliputi yield, uptime, srta
0
M A TERIA L
M A TERIA L
P ro c. Time
P ro c. Time
MOUNT CHAIN
M ARKED CHAIN
YIELD
YIELD
Shifts
Shifts
UT
UT
1/3 FTE/3
M OUNT
M OUNT
0.9977
0.9977
120
120
120
PLANNING
0
3
3
1
WEEKLY
value added, non value added time, dan necessary non value
Time
Time
0
0
M A TERIA L M OUNT, B ULB
P ro c. Time
YIELD
Shifts
SEALING
added time. Penelitian dilanjutkan dengan melakukan
UT
1/3 FTE/3
0.9762
GA S
18
0.95
18
3
PRODUCTION PLANNING
TRANSFER
Time
PLANNING
klasifikasi aktivitas perusahaan. Setelah itu, dilakukan
WEEKLY
LINE PRODUCTION
M A TERIA L M OUNT, B ULB
P ro c. Time
YIELD
Shifts
PUMPING
UT
1/3 FTE/3
0.9726
GA S
24
0.95
24
3
identifikas terhadap kejadian-kejadian waste. Setiap waste
Time
0
0
UNCAP CHAIN
M A TERIA L
GLS B GROUP
P ro c. Time
YIELD
Shifts
yang terjadi kemudian diukur tingkat kejadiaannya.
UT 0.9996
UNCA P
28
28
3
1
Time
28
28
Pengukuran juga dilakukan terhadap DPMO dan nilai sigma
M A TERIA L
P ro c. Time
YIELD
CAP FILLING
Shifts
UT
FOA M Y CEM ENT
UNCA P , CA P
0.9769
20
0.97
20
3
dari setiap indikator waste. Aktivitas ini termasuk ke dalam
CAP
UNCAP +
Time
PLANNING
WEEKLY
0
0
M A TERIA L TIM A H, LA M P
P ro c. Time
YIELD
Shifts
FINISHING
UT
fase measure. Fase Analysis dilakukan dengan menganalisis
10 0 %
1/3 FTE/3
0.9761
97
0.91
97
3
Time
LAM P
penyebab dari terjadinya tiap waste. Analisis dilakukan
10
10
M A TERIA L
P ro c. Time
YIELD
Shifts
KLOS
10 0 %
UT
1/3 FTE/3
LA M P
3
LAM P
13
13
PACKING CENTER
M A TERIA L
P ro c. Time
PACKAGING
YIELD
Shifts
UT
5400
3
1
Quantity
Time
LAM P
Performance
Downtime
Cost (C)
Output
Defect
Value
No
meningkatkan kapabilitas proses produksi. Alternatif
0.45 0.45 0.1
ketiga adalah dilakukannya eksperimen untuk
1 0 3 3 5 3.20 18,266,694,743 18,266,694,743 1.00
mengurangi jumlah jenis coil yang digunakan dalam
2 1 5 5 5 5.00 28,541,710,536 24,729,744,743 1.15 proses produksi.
3 2 6 3 6 4.65 26,543,790,798 25,254,444,743 1.05
4 3 4 4 5 4.10 23,404,202,639 27,776,275,993 0.84
5 1,2 7 6 7 6.55 37,389,640,802 68,250,884,229 0.55 UCAPAN TERIMA KASIH
6 1,3 5 5 5 5.00 28,541,710,536 70,772,715,479 0.40 Penulis Miftachul Arifin mengucapkan terima kasih kepada
7 2,3 6 4 7 5.20 29,683,378,957 71,297,415,479 0.42
1,2,3
Allah SWT yang telah memberikan kesehatan, ilmu, inspirasi,
8 6 5 7 5.65 32,252,132,906 96,027,160,222 0.34
dan takdir yang terbaik bagi umat-Nya, kepada kedua orang
tua Ibu Solikah dan Bapak Sairi atas doa restu, semangat dan
Hasilnya, alternatif 1 menjadi alternatif terbaik dengan nilai motivasi, Bapak H. Hari Supriyanto, Ir., MSIE. selaku dosen
value 1,15. Dengan penggunaan alternatif ini, sigma defect pembimbing yang dengan sabar memberikan arahan dan
meningkat menjadi 3,08 dan sigma waiting menjadi 2,08. nasehat selama penyelesaian Tugas Akhir, dan Prof. Udi
Biaya yang tertanggung oleh perusahaan juga menurun. Subakti Ciptomulyono, Pak Yudha Prasetyawan, dan Bu Putu
Dengan peningkatan sigma defect, dampak lingkungan Dana sebagai reviewer Tugas Akhir yang telah memberi saran
menjadi menurun. dan masukan kepada penulis, serta semua pihak yang tidak
dapat disebutkan satu per satu, atas segala bantuan dan doa
5. Fase control dalam penyelesaian penelitian Tugas Akhir ini.
Fase control merupakan fase untuk memantau supaya
alternatif perbaikan terpilih benar-benar dapat diaplikasikan.
Mekanisme control yang pertama adalah pembuatan control DAFTAR PUSTAKA
sheet. Pembuatan control sheet ini untuk mengingatkan
operator mengenai hal-hal yang harus mereka lakukan sebagai [1] Ramaswamy, R., Integrating Lean and Six Sigma Methodologies For
tim total productive maintenance. Selain itu, penentuan Business Excelence. ORIEL, (2007).
[2] Cima, R.R., et al., Use of Lean and Six Sigma Methodology to Improve
jumlah minimal defect untuk melakukan perbaikan juga perlu Operating Room Efficiency In A High Volume Tertiary-Care
diperbaiki. Jika sebelumnya dilakukan secara manual, maka Academic Medical Center. American College of Surgeon, (2011).
untuk selanjutnya diperlukan penyusunan control chart secara [3] Ramamoorthy, S., Lean Six-Sigma Application in Aircraft Assembly, in
kontinyu untuk mengetahui proses in control atau tidak. industrial and Manufacturing Engineering. (2007), University of
Madras.
[4] Helper, S., P.G. Clifford, and H. Rozwadowski, Can Green Be Lean?, in
Academy of Management Annual Meeting Organization and The
III. KESIMPULAN/RINGKASAN Natural Environment. (1997).
Kesimpulan yang didapatkan dari penelitian ini antara lain [5] Bergmiller, G.G., Lean Manufacturers Transcendence To Green
Manufacturing: Correlating The Diffusion Of Lean And Green
adalah. Manufacturing Systems, in Department of Industrial and
a) Metode lean six sigma yang diaplikasikan pada studi Management Systems Engineering (2006), University Of South
kasus di Departemen GLS PT. Philips Lighting Surabaya Florida: Florida.
[6] Bergmiller, G.G. and P.R. McCright. Lean Manufacturers’
dapat menemukan bahwa terdapat tiga waste utama yang
Transcendence to Green Manufacturing. in Industrial Engineering
terjadi di departemen ini, yakni EHS waste, defect, dan Research Conference 2009. (2009).
JURNAL TEKNIK ITS Vol. 1, (Sept, 2012) ISSN: 2301-9271 A-481