PENDAHULUAN
Hernia merupakan protusi atau penonjolan isi rongga melalui defek atau
bagian lemah dari dinding rongga bersangkutan. Hernia terdiri atas cincin, kantong,
dan isi hernia. Sebagian besar hernia timbul dalam regio inguinalis, sekitar 50%
merupakan hernia inguinalis lateral (indirek) dan 25% sebagai hernia inguinalis
medialis (direk). Hampir 75% dari hernia abdominalis merupakan hernia ingunalis.1
Sekitar 80-90% kasus hernia ditemukan pada laki-laki dan 10% pada perempuan.
Sebesar 60% hernia terjadi pada sisi kanan, sebesar 20-25% di sisi kiri, dan sebesar
Pada hernia inguinalis keluhan pada orang dewasa berupa benjolan di lipat
paha yang timbul pada waktu mengejan, batuk, atau mengangkat beban berat dan
merupakan kasus akut abdomen yang harus segera ditangani oleh karena dapat
pemeriksaan fisik. Namun, pada hernia okulta, yaitu hernia yang secara klinis pada
termasuk ultrasonografi (USG) dari inguinal, computed tomography (CT) dari pelvis,
1
1.2 Batasan Masalah
hernia inguinalis.
Metode penulisan referat ini adalah tinjauan kepustakaan yang merujuk pada
berbagai literatur.
2
BAB 2
TINJAUAN PUSTAKA
2.1. Anatomi
segitiga pada aponeurosis otot oblikus eksternus abdominis dengan panjang sekitar
oleh anulus inguinalis internus yang merupakan bagian terbuka dari fasia
Cincin inguinal yang lebih dalam berbentuk seperti U dan berada 1,25 cm di
atas ligamentum inguinal, di tengah antara simfisis pubis dan spina iliaka anterior
suprior (SIAS).9 Di medial bawah, di atas tuberkulum pubikum, kanal ini dibatasi
oleh anulus inguninalis eksternus yang merupakan bagian terbuka dari aponeurosis
melindungi abdomen dan kekuatan cincin inguinal bagian dalam ini tergantung dari
3
Gambar 2.2 Regio inguinal
Gambar 2.3 Hubungan hernia ingunalis indirek dengan hernia femoralis terhadap tuberkel
pubis. Hernia inguinal muncul dari atas dan medial dari tuberkel pubis
4
Gambar 2.4 Tempat terjadinya hernia
2.2 Definisi
Hernia berasal dari kata latin yang berarti rupture. Hernia didefinisikan
adalah suatu penonjolan abnormal organ atau jaringan melalui daerah yang lemah
(defek) yang diliputi oleh dinding. Berdasarkan letaknya, hernia diberi nama sesuai
lain-lain. Meskipun hernia dapat terjadi di berbagai tempat dari tubuh kebanyakan
Hernia ingunalis dibagi menjadi dua yaitu Hernia Ingunalis Lateralis (HIL)
dan Hernia Ingunalis Medialis (HIM). Hernia Inguinalis Lateralis disebut lateralis
karena menonjol dari perut di lateral pembuluh epigastrika inferior. Dikenal sebagai
indirek karena keluar melalui dua pintu dan saluran, yaitu anulus dan kanalis
inguinalis. Hernia inguinalis direk disebut juga hernia inguinalis medialis, menonjol
inguinale di bagian inferior, pembuluh epigastrika inferior di bagian lateral dan tepi
5
2.3 Epidemiologi
rasio 4-8:1. Tidak terdapat predileksi ras pada hernia inguinalis.3 Hampir 75% dari
hernia abdominalis merupakan hernia ingunalis.1 Sebesar 60% hernia terjadi pada sisi
kanan, sebesar 20-25% di sisi kiri, dansebesar 15% terjadi bilateral. Tahun 2004 di
Indonesia, hernia inguinalis menempati urutan ke-8 dengan jumlah 18.145 kasus.2
Manado Periode Agustus 2012 – Juli 2014 didapatkan pasien hernia inguinalis
lateralis sebanyak 146 pasien dengan distribusi pada bulan Agustus-Desember tahun
2012 sebanyak 35 pasien (24,0%), tahun 2013 sebanyak 59 pasien (40,4%) dan bulan
2.4 Etiologi
Naiknya tekanan intra abdominal biasa disebabkan karena batuk atau tertawa
inguinalis.
6
c. Lemahnya otot-otot dinding abdomen
fascia dinding perut pada usia lanjut, kurangnya olahraga, adanya timbunan
penting terhadap berkurangnya daya ikat serabut kolagen dan ini ada
2.5 Klasifikasi
Hernia ingunalis dibagi menjadi dua yaitu Hernia Ingunalis Lateralis (HIL)
dan Hernia Ingunalis Medialis (HIM). Hernia inguinalis lateralis mempunyai nama
lain yaitu hernia indirek yang artinya keluarnya tidak langsung menembus dinding
abdomen. Selain hernia indirek nama yang lain adalah hernia oblique yang artinya
Kanal yang berjalan miring dari lateral atas ke medial bawah. Hernia ingunalis
lateralis sendiri mempunyai arti pintu keluarnya terletak disebelah lateral Vasa
7
Tabel. 2.1. Perbedaan HIL dan HIM.8
Hubungan Dibungkus
inferior interna
testis
Hernia
Keluar langsung menembus
ingunalis Medial Tidak Dewasa
fascia dinding abdomen
medialis
8
Gambar 2.6 Hernia Inguinalis Medial
2.6 Patofisiologi
Berbagai faktor penyebab berperan pada pembentukan pintu masuk hernia di anulus
internus yang cukup lebar, sehingga dapat dilalui oleh kantong dan isi hernia. Selain
itu, diperlukan pula faktor yang dapat mendorong isi hernia melewati pintu yang
sudah terbuka cukup lebar itu. Pada orang sehat, ada tiga mekanisme yang dapat
mencegah terjadinya hernia inguinalis antara lain, kanalis inguinalis yang berjalan
miring, struktur otot oblikus internus abdominis yang menutup anulus inguinalis
ketika berkontraksi, dan fasia transversa kuat yang menutupi trigonum Hesselbach
dalam rongga abdomen, adanya prosesus vaginalis yang terbuka, dan kelemahan
proses degenerasi. Pada orang tua kanalis tersebut telah menutup. Namun karena
daerah ini merupakan locus minoris resistance, maka pada keadaan yang
9
yang kuat dan mengangkat barang – barang berat, mengejan, menyebabkan kanal
yang sudah tertutup dapat terbuka kembali dan timbul hernia inguinalis lateralis
karena terdorongnya sesuatu jaringan tubuh dan keluar melalui defek tersebut.9
benjolan bisa hilang atau timbul dan mengecil, timbul bila menangis, mengejan saat
defekasi, mengangkat benda berat dan dapat ditemukan rasa nyeri pada benjolan atau
mual muntah bila terjadi komplikasi.1 Pada hernia strangulasi, dimana aliran darah ke
isi hernia terganggu akan timbul rasa tegang, bengkak, panas, memerah pada daerah
sekitar benjolan, dan tanda-tanda inflamasi, selain itu perasaan sakit akan bertambah
hebat.1
2.8 Diagnosis
Anamanesis
Pasien sering mengeluh tidak nyaman dan pegal pada daerah inguinal, dan
dengan berdiri atau terutama dengan gerak badan, maka biasanya hernia muncul lagi.
Pada hernia reponibel, keluhan satu-satunya adalah adanya benjolan di lipat paha
yang muncul waktu berdiri, batuk, bersin atau mengedan dan menghilang setelah
berbaring. Keluhan nyeri jarang dijumpai, kalau ada biasanya dirasakan di daerah
mesenterium sewaktu satu segmen usus halus masuk kedalam kantong hernia. Nyeri
10
yang disertai mual muntah baru timbul kalau terjadi inkarserasi karena ileus atau
Pemeriksaan Fisik
Adanya keadaan asimetris pada kedua sisi lipat paha, skrotum atau labia
dalam posisi berdiri dan posisi berbaring. Pasien diminta mengedan atau batuk
sehingga benjolan atau keadaan asimetris dapat dilihat.1 Palpasi dilakukan dalam
keadaan ada benjolan hernia, diraba konsistensinya, dan dicoba mendorong apakah
Finger Test
digeser sampai kuku berada diatas spermatic cord dan permukaan volar
cord kearah proksimal maka akan terasa jari tersebut masuk melalui
terasa impuls pada ujung jari, bila hernia inguinalis medialis maka teraba
Jika dilakukan perabaan pada kantong hernia dengan cara menggesek dua
lapis kantong hernia, maka akan terasa seperti sensasi gesekan dua
permukaan sutera.
11
Visible Test.
depan dan berbentuk bulat, maka itu disebut hernia inguinalis medial.
pemeriksaan fisik. Namun, pada hernia okulta, yaitu hernia yang secara klinis pada
termasuk ultrasonografi (USG) dari inguinal, computed tomography (CT) dari pelvis,
sebagai modalitas untuk evaluasi hernia inguinalis, terutama yang tidak mudah
terlihat pada pemeriksaan fisik. Herniografi kurang disukai oleh sebagian besar
meskipun MRI mungkin lebih efektif daripada teknik pencitraan alternatif lainnya,
Hernia okulta adalah hernia nonpalpable, lebih sering terlihat pada wanita.
Gejala utamanya adalah rasa sakit, tanpa adanya tonjolan. Ultrasonografi dan CT
tidak dapat mendeteksi hernia okulta. Pasien dengan kecurigaan klinis hernia okulta
harus menjalani pencitraan dengan MRI sebagai pemeriksaan radiologis yang paling
12
sensitif. Jika hasil USG atau CT scan negatif untuk hernia inguinalis, maka MRI
Gambar 2.7 Algoritma untuk pencitraan evaluasi pasien dengan suspek hernia
inguinal.17
2.9.1 Konvensional
Keterangan Gambar:10
herniasi usus
13
2.9.2 Herniografi/herniogram
Herniografi juga dapat digunakan dengan cara menyuntikkan kontras larut air
bantuan gravitasi. Selanjutnya, dilakukan foto inguinal pada menit ke-5, 10, dan 45
usus/ obstruksi usus, massa, yang dikenal dengan spontaneous reduction of hernia en
masse, yaitu suatu keadaan berpindahnya secara spontan kantong hernia beserta
Gambar 2.9 Herniogram seorang laki-laki 36 tahun dengan hernia inguinal kanan.16
14
2.9.3 USG
Pemeriksaan USG digunakan untuk membedakan massa pada lipat paha atau
Penggunaan USG dapat dilakukan untuk membedakan antara hidrokel dan hernia
inguinal. Pada hidrokel, akan ditemukan gambaran kantong yang terisi cairan.
efektif digunakan, meskipun pada beberapa pasien memiliki tubuh yang lebih besar,
transduser 7 MHz mungkin diperlukan. Pada obesitas dan distorsi anatomi mungkin
dilakukan dengan pasien terlentang. Sangat penting untuk meminta pasien untuk
pada sebagian pasien hernia dapat sepenuhnya berkurang saat istirahat. Kemampuan
sonografi yang dinamis ini merupakan keuntungan bila dibandingkan dengan teknik
juga dianjurkan jika evaluasi supine tidak mengungkapkan herniasi. Gambaran usus
yang terherniasi dapat menunjukkan peristaltik, dan lemak yang terherniasi akan
tampak hiperekoik.18
15
Gambar 2.10 Ilustrasi daerah inguinal kanan pria dari pandangan anterior
menunjukkan posisi transduser untuk mengevaluasi hernia spigelian (1), hernia
inguinal indirek (2), hernia inguinal direk (3), dan hernia femoralis (4). Catat lokasi
ligamen inguinal (panah melengkung), otot rectus abdominis (R), batas lateral
segitiga Hesselbach (H) yang didefinisikan oleh arteri epigastrika inferior (panah
transparan), dan korda spermatika (kepala panah).18
A B
Gambar 2.11 Pria usia 40 tahun dengan anatomi inguinal kanan yang sehat.18
16
a. Hernia Inguinal Indirek
epigastrika inferior, probe diputar miring sehingga bagian medial menjadi inferior,
sepanjang sumbu panjang ligamen inguinal (Gambar 2.10). Pada pria, tali spermatika
yang sehat dapat dilihat pada bidang longitudinal dan transversal sebagai struktur
hiperekoik heterogen dengan tubulus dan vaskuler hipoekoik, yang berasal dari
cincin inguinal internal. Struktur ini harus dibedakan dari ligamentum inguinalis,
yang memiliki penampilan fibrilar kompak, memanjang dari ilium ke pubis, dan
hanya bagian inferior yang berkaitan dengan cincin inguinal internal. Dengan
indirek dapat terlihat menonjol ke anterior menuju transduser dari asalnya lateral ke
pubikum dan keluar dari cincin superfisial dan dapat memasuki skrotum pada
seorang pria.18
A B
Gambar 2.12 Pria 30 tahun dengan sonogram hernia inguinal kanan indirek dengan
transduser diposisikan paralel dan arah kranial ke ligamen inguinal yang sesuai
dengan posisi transduser 2 pada Gambar 2.10.18
17
A. Sonogram pra-valsalva manuver (hernia tidak terlihat) menunjukkan arteri iliac
eksternal (A), arteri epigastrika inferior (E), dan ramus pubis superior (panah
melengkung).
B. Sonogram post-valsalva manuver menunjukkan arteri iliaka eksternal (A), arteri
epigastrika inferior (E), vena iliaka eksternal melebar (V), ramus pubis superior
(panah melengkung), dan hernia inguinalis indirek (H) yang berasal dari lateral
ke eksternal arteri iliac (panah) dan melintasi kanalis inguinal dari lateral ke
medial. (Kiri = lateral)
Mirip dengan evaluasi inguinal hernia indirek, untuk hernia inguinalis direk
medial karena hernia inguinalis direk berasal dari medial arteri epigastrika inferior di
segitiga Hesselbach. Pencitraan yang lebih unggul dari kanalis inguinalis serta di
manuver Valsava, hernia ini akan menonjol secara langsung ke anterior menuju
A B
Gambar 2.13 Pria 39 tahun dengan hernia inguinalis direk. Sonogram dari daerah
inguinal kanan paralel dan ke arah kranial ligamentum inguinalis yang berhubungan
dengan posisi transduser 3 pada Gambar 2.10.18
A. Sonogram pra-valsava manuver menunjukkan (hernia tidak terlihat) strip lemak
peritoneum (panah lurus) medial arteri epigastrika inferior (panah melengkung).
18
B. Sonogram post-valsava manuver menunjukkan hernia inguinal direk membentuk
refleksi peritoneal (panah lurus) medial arteri epigastrika inferior (panah
melengkung). (Kiri adalah lateral, kanan adalah medial.)
2.9.4 CT Scan
A B
Gambar 2.14 CT Scan axial menunjukkan hernia indirek dan direk.13
A. Gambar axial multi detector computed tomography menunjukkan hernia
inguinalis indirect (panah melengkung) dengan isi loop usus dan usus kecil.
Perhatikan pembuluh epigastrik (panah hitam) dan leher hernia (panah putih
lurus).
B. Gambar axial multi detector computed tomography menunjukkan hernia
inguinalis direct (panah melengkung), medial ke pembuluh femoralis (panah
lurus), berisi loop usus. Perhatikan pembuluh epigastrik (panah hitam).
19
Gambar 2.15 CT scan Coronal menunjukkan hernia inguinal direct pada kedua sisi
(asterisks oranye) di dalam fasia transversa serta hernia inguinalis lateral dengan
jaringan adipose dan usus kecil (panah oranye) lateral tali spermatika (panahk uning)
pada sisi kanan.11
Gambar 2.16 CT scan axial menunjukkan posisi hernia indirek (panah oranye) latero-
dorsal ke otot-otot dinding perut lateral (tanda bintang merah), khususnya otot
oblikus internal dan transvCT erses abdominalis, ke pembuluh epigastrik inferior
(panah turquoise), dan ligamentum inguinalis, dan lateral tali spermatika (panah
kuning).11
20
2.9.5 MRI
Gambar 2.17 MRI scan pasien dengan hernia indirek sisi kiri yang besar.14
inguinal (terutama hernia), pencitraan sering diperlukan untuk diagnosis yang akurat,
terutama pada massa yang atipikal. USG merupakan modalitas lini pertama untuk
sedangkan CT atau MRI sesuai untuk kecuriga lesi muskuloskeletal, seperti bursistis
21
Gambar 2.18 Diagnosis banding massa yang berada di daerah inguinal20
1) Hernia Femoralis
Hernia femoralis sering terjadi pada wanita. Posisi medial dalam kanalis
hernia inguinalis. Hernia femoralis seringkali memiliki leher yang sempit dan
pubis.20
2) Hematom Inguinal
dari klinis dapat dibedakan, karena biasanya terdapat lebam pada bagian
inguinal pasien.19
22
Gambar 2.19 CT scan coronal menunjukkan hematom inguinal kanan yang
besar dengan ekstravasasi kontras yang masif. Pasien ini baru-baru ini
menjalani kateterisasi inguinal kanan yang rumit dengan kehilangan darah
yang banyak19
3) Limfadenopati Inguinalis
sering terjadi pada banyak kasus keganasan dan penyakit sistemik. Kelenjar
getah bening biasanya mobile, dan mudah dibedakan dari hernia berdasarkan
hernia dari massa lain ayng melibatkan inguinal dan skrotum, seperti
hidrokel, variks, lipoma tali spermatika, testis tidak turun, abses, dan tumor.20
4) Varikokel
(≥ 3 mm) dengan aliran yang lambat dan pembesaran selama valsava. Dapat
dilihat pada CT, dengan jalinan pembuluh yang melebar yang berkomunikasi
primer atau sekunder. Tipe primer disebabkan oleh gangguan drainase vena
23
testis, biasanya karena katup yang tidak kompeten, sedangkan sekunder hasil
Gambar 2.20
Potongan axial dan coronal CT memperlihatkan dilatasi (>3mm) tubulus
serpiginosus di iinguinalis kiri.
5) Kriptorkidismus
inguinalis) dapat dipalpasi pada pemeriksaan fisik pada sebagian besar kasus.
24
Gambar 2.21
Potongan Axial T2 pada pasien dengan undesensus testis kiri
memperlihatkan gambaran hiperdens pada pelvis bagian kiri.19
2.11 Tatalaksana
a) Konservatif
hernia dapat kambuh lagi. Reposisi adalah suatu usaha atau tindakan untuk
abdomen secara hati-hati dan dengan tekanan yang lembut dan pasti. Reposisi
ini dilakukan pada hernia inguinalis yang reponibel dengan cara memakai
kedua tangan. Tangan yang satu memegang lekuk yang sesuai dengan
25
b) Operatif
dan otot oblikus internus abdominis, yang dikenal dengan nama conjoint
26
BAB 3
KESIMPULAN
Hernia berasal dari kata latin yang berarti rupture. Hernia didefinisikan
adalah suatu penonjolan abnormal organ atau jaringan melalui daerah yang lemah
(defek) yang diliputi oleh dinding. Berdasarkan letaknya, hernia diberi nama sesuai
lain-lain. Hernia ingunalis dibagi menjadi dua yaitu Hernia Ingunalis Lateralis (HIL
atau indirek) dan Hernia Ingunalis Medialis (HIM atau direk). Kebanyakan pasien
dengan hernia inguinal simptomatik tidak memerlukan pencitraan pra operasi karena
hernia okulta, yaitu hernia yang secara klinis pada pemeriksaan fisik tidak
menunjukkan adanya massa atau defek, membutuhkan pencitraan sebagai bagian dari
(USG) dari inguinal, computed tomography (CT) dari pelvis, dan / atau pencitraan
dalam membedakan indirek dari hernia inguinalis direk; hernia yang berasal dari
lateral arteri epigastrika inferior adalah hernia inguinalis indirek, sedangkan yang
medial adalah direk. Hernia femoralis secara khas terjadi ke arah medial dari vena
femoralis inferior. Hernia spigelian terjadi pada tepi lateral rektus abdominis superior
27
hernia yang ditemukan di daerah inguinal, diagnosis sonografi dapat membantu ahli
28
DAFTAR PUSTAKA
1. Rasjad C. Hernia. In: Sjamsuhidayat R, Jong WD, editors. Buku Ajar Ilmu
Ilmu Bedah edisi 3. Hal. 615-41. 2007. Jakarta: Penerbit Buku Kedokteran EGC.
3. Aru W, Sudoyo. Buku Ajar Ilmu Penyakit Dalam Jilid III (Edisi V). Jakarta:
4. Sherman V, Macho JR, Brunicardi FC. Inguinalis hernias. In: Brunicardi FC,
Andersen DK, Billiar TR, Dunn DL, Hunter JG, Matthews JB, et al, editors.
wall. Dalam (Williams NS, Bulstrode CJK, O’Connel PR, ed.) Bailey and
love’s: Short Practice of Surgery 25th ed. London: Edward Arnold Ltd. 2008; p.
968-90.
6. Claudia G. Rawis, dkk. Pola Hernia Inguinalis Lateralis di RSUP Prof. Dr. R. D.
Kandou Manado Periode Agustus 2012 – Juli 2014; Jurnal e-Clinic (eCl),
7. Faizi M., Netty EP., Penatalaksanaan Undencensus Testis pada Anak, Available
April 2018).
Available at http://www.medscape.com/viewarticle/420354_4
29
9. A. Mansjoer, Suprohaita, W.K. Wardhani, W. Setiowulan. Kapita Selekta
Kedokteran. Edisi III, Jilid II. Penerbit Media Aesculapius, Fakultas Kedokteran
with inguinal hernia and other anomalies. BMJ case reports, 2017,
bcr2016216974.
inguinal and umbilical hernias in a patient with polycystic kidney disease and an
4.1: 85.
12. Yoong, Philip; Duffy, Stephen; Marshall, Thomas J. The inguinal and femoral
assessment. The Indian journal of radiology & imaging, 2013, 23.4: 391.
13. Matzke, G., et al. A Tour of the Abdominal Wall: An Assessment of Hernias by
14. Kouhia, S., et al. Magnetic resonance imaging has no role in diagnosing the
15. Glick, P.L., & Boulanger, S.C. Inguinal Hernias and Hydroceles. In A.G. Coran,
30
16. Dilek ON, Poyraz N, Arslan H. Herniography and ultrasonography : A
17. Miller, Joseph, et al. Role of imaging in the diagnosis of occult hernias. JAMA
18. Jamadar, D.A., Jon, A.J., Yoav, M. et al. Sonography of inguinal region hernias.
19. Federler MP, Raman SP, Tublin M, Shaaban AM, Borhani AA, Furlan A, dkk.
2017,p;365-375.
20. Federle MP,Jeffrey RB, Desser TS, Anne VS, Eraso A, Chen JJS, dkk.
31