Anda di halaman 1dari 18

MAKALAH

ETIKA PROFESI PENDIDIKAN

TENTANG
PENGEMBANGAN PROFESI GURU

Disusun Oleh Kelompok 12 :

Yunda Septario Virgo : 13104116


Zakwan : (17)(empty)

Dosen Pembimbing :
Novia Yanti, S.Pd. I, M.A

JURUSAN TADRIS MATEMATIKA


FAKULTAS TARBIYAH DAN ILMU KEGURUAN
INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI BATUSANGKAR
2019
KATA PENGANTAR

Puji syukur penulis ucapkan kepada Allah SWT atas segala rahmat dan
hidayah-Nya yang telah memberikan kesempatan dan kesehatan kepada penulis,
sehingga penulis dapat menyelesaikan makalah ini dengan judul “Profesi Guru
sebagai Jabatan Fungsional”.

Penyelesaian makalah ini tidak terlepas dari bantuan dan bimbingan dari
berbagai pihak. Untuk itu penulis mengucapkan terima kasih yang setulusnya kepada
dosen pembimbing. Penulis menyadari sepenuhnya, di dalam penyusunan makalah
ini masih banyak terdapat kekurangan.

Oleh sebab itu, penulis mengharapkan kritikan dan saran yang bersifat
membangun demi kesempurnaan makalah ini, kini dan kedepannya. Semoga segala
bantuan, dorongan, pemikiran, nasehat, dan ilmu yang diberikan mendapat balasan
dari Allah SWT, serta hendaknya membawa berkat dan manfaat bagi penulis. Akhir
kata penulis berharap makalah ini dapat berguna bagi kita semua, khususnya bagi
penulis sendiri.

Batusangkar, 17 November 2019

Penulis/(kelompok12)
DAFTAR ISI

KATAPENGANTAR………………………………………………………………..i

DAFTAR ISI………………………………………………………………….……...ii

BAB I PENDAHULUAN……………………………………………………………1

A. Latar belakang masalah…………………………...……………………….….1

B. Batasan masalah……………………………………..………………………...1

C. Tujuan penulisan…………………………………..………………………......1

BAB II PEMBAHASAN…………………………………………………………….2

A. Guru sebagai jabatan fungsional……………………………………………...2

B. Jenjang jabatan fungsional guru………………………………………………5

C. Uraian tugas guru……………………………………….…………………….6

BAB III PENUTUP…………………………………………………………………11

A. Kesimpulan…………………………………………………….…………….11

B. Saran……………………………………………………………...….………11

DAFTAR PUSTAKA……………………………………………………………….12
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Sebagai tenaga profesional, Guru mempunyai fungsi yaitu; peran, dan
kedudukan yang sangat penting dalam dunia pendidikan. Oleh karena itu
profesi guru harus dikembangkan sebagai profesi yang bermartabat
sebagaimana diamanatkan dalam Undang-Undang Nomor 14 Tahun 2005
tentang Guru dan Dosen.
Agar tugas dan fungsi yang melekat pada jabatan fungsional guru
dilaksanakan sesuai dengan aturan yang berlaku, maka mutlak dilakukan
penilaian terhadap pelaksanaan tugas dan kewajiban guru dalam
melaksanakan pembelajaran/pembimbingan, dan/atau tugas-tugas tambahan
yang relevan dengan fungsi sekolah atau madrasah.
B. Batasan Masalah
Berdasarkan latar belakang masalah, penulis mengemukakan batasan
masalah yang akan dijelaskan dalam makalah ini yaitu pengertian jabatan
funsional, jenis-jenis guru, jenjang jabatan guru beserta pangkatnya, dan
uraian tugas guru.
C. Tujuan Penulisan
Penulisan makalah ini, bertujuan untuk:
1. Mahasiswa mengetahui pengertian jabatan fungsional
 Jenis-jenis guru
 Persyaratan menjadi guru
2. Mahasiswa mengetahui Jenjang jabatan fungsional
3. Mahasiswa mengetahui uraian tugas seorang guru
BAB II
PEMBAHASAN

A. Guru sebagai jabatan fungsional


1. Pengertian Guru sebagai Jabatan Fungsional
Guru sebagai Jabatan Fungsional adalah jabatan fungsional yang
mempunyai ruang lingkup, tugas, tanggung jawab, dan wewenang untuk
melakukan kegiatan mendidik, mengajar, membimbing, mengarahkan,
melatih, menilai, dan mengevaluasi peserta didik pada pendidikan anak
usia dini jalur pendidikan formal, pendidikan dasar, dan pendidikan
menengah sesuai dengan peraturan perundang-undangan yang
diduduki oleh Pegawai Negeri Sipil. Berikut uraian berdasarkan uraian
dari Guru, Jabatan Fungsional, dan Jabatan Fungsional Guru:

a. Guru
Guru adalah pendidik profesional dengan tugas utama
mendidik, mengajar, membimbing, mengarahkan, melatih,
menilai, dan mengevaluasi peserta didik pada pendidik anak usia
dini jalur pendidikan formal, pendidikan dasar, dan pendidikan
menengah.
b. Jabatan Fungsional
Jabatan fungsional adalah kedudukan yang menunjukkan
tugas, tanggung jawab dan hak seseorang dalam suatu satuan
organisasi yang dalam pelaksanaan tugasnya didasarkan pada
keahlian dan ketrampilan tertentu secara mandiri.
c. Jabatan Fungsional Guru
Jabatan fungsional guru adalah jabatan fungsional yang
mempunyai ruang lingkup, tugas, tanggung jawab dan wewenang
untuk melakukan kegiatan mendidik, mengajar, membimbing,
mengarahkan, melatih, menilai, dan mengevaluasi peserta didik
pada pendidikan anak usia dini jalur pendidikan formal,
pendidikan dasar, dan pendidikan menengah sesuai dengan
peraturan perundang-undangan yang diduduki oleh Pegawai
Negeri Sipil.

2. Jenis Guru
Berdasarkan sifat, tugas, dan kegiatannya, guru digolongkan
dalam 3 (tiga) jenis sebagai berikut:

a. Guru kelas adalah guru yang mempunyai tugas, tanggung jawab,


wewenang, dan hak secara penuh dalam proses pembelajaran
seluruh mata pelajaran di kelas tertentu di TK/TKLB dan
SD/SDLB dan satuan pendidikan formal yang sederajat.
b. Guru mata pelajaran adalah guru yang mempunyai tugas, tanggung
jawab, wewenang, dan hak secara penuh dalam proses
pembelajaran pada 1 (satu) mata pelajaran tertentu pada satuan
pendidikan formal pada jenjang pendidikan dasar (SD/SDLB,
SMP/SMPLB) termasuk guru mata pelajaran pendidikan jasmani
dan kesehatan, dan guru pendidikan agama serta pendidikan
menengah (SMA/SMALB/SMK). Guru mata pelajaran pada SMK
dikelompokkan menjadi guru normatif/adaptif dan guru produktif.
Jenis guru muatan lokal ditentukan oleh masing-masing satuan
pendidikan berdasarkan kebijakan tiap provinsi/kabupaten/kota.
c. Guru bimbingan dan konseling/konselor adalah guru yang
mempunyai tugas, tanggung jawab, wewenang, dan hak secara
penuh dalam kegiatan bimbingan dan konseling terhadap sejumlah
peserta didik satuan pendidikan formal pada jenjang pendidikan
dasar (SMP/SMPLB) dan pendidikan menengah (SMA/SMALB
dan SMA.
3. Persyaratan Guru
Syarat-syarat menjadi seorang guru dikelompokkan atas:
a. Persyaratan administratif
Syarat-syarat administratif ini antara lain meliputi: soal
kewarganegaraan (warga negara Indonesia), umur (sekurang-
kurangnya 18 tahun), berkelakuan baik, megajukan permohonan.

b. Persyaratan teknis
Dalam persyaratan teknis ini ada yang bersifat formal, yakni
harus berijazah pendidikan guru. Hal ini mempunyai konotasi
bahwa seseorang yang memiliki ijazah pendidikan guru itu dinilai
sudah mampu mengajar. Kemudian syarat-syarat yang lain adalah
menguasai cara dan teknik mengajar, terampil mendesain program
pengajaran serta memiliki motivasi dan cita-cita memajukan
pendidikan/pengajaran.
c. Persyaratan psikis
Yang berkaitan dengan kelompok persyaratan psikis, antara
lain: sehat rohani, dewasa dalam berpikir dan bertindak, maupun
mengendalikan emosi, sabar, ramah dan sopan, memiliki jiwa
kepemimpinan, konsekuen dan berani bertanggung jawab, berani
berkorban dan memiliki jiwa pengabdian. Di samping itu, guru
juga dituntut untuk bersifat pragmatis dan realistis, tatapi juga
memiliki pandangan yang mendasar dan filosofis. Guru harus juga
mematuhi norma dan nilai yang berlaku serta memilki semangat
membangun. Inilah pentingnya bahwa guru itu harus memiliki
panggilan hati nurani untuk mengabdi untuk anak didik.
d. Persyaratan fisik
Persyaratan fisik ini antara lain meliputi: berbadan sehat, tidak
memiliki cacat tubuh yang mungkin mengganggu pekerjaannya,
tidak memiliki gejala-gejala penyakit yang menular. Dalam
persyaratan fisik ini juga menyangkut kerapian dan kebersihan,
termasuk bagaimana cara berpakaian. Sebab, bagaimanapun juga
guru akan selalu dilihat/diamati dan bahkan dinilai oleh para
siswa/anak didiknya.
e. Persyaratan mental
Persyaratan mental antara lain meliputi: memiliki sikap mental
yang baik terhadap profesi keguruan, mencintai dan mengabdi
pada tugas jabatan, bermental pancasila dan bersikap hidup
demokratis.
f. Persyaratan moral
Guru harus mempunyai sifat sosial dan budi pekerti yang
luhur, sanggup berbuat kebajikan, serta bertingkah laku yang bisa
dijadikan suri tauladan bagi orang-orang dan masyarakat di
sekelilingnya.

B. Jenjang Jabatan Fungsional Guru


1. Jenjang Jabatan Fungsional Guru dari yang terendah sampai dengan
yang tertinggi, yaitu: Guru Pertama; Guru Muda; Guru Madya;
dan Guru Utama.
2. Jenjang pangkat Guru untuk setiap jenjang jabatan, yaitu:
a. Guru Pertama: Penata Muda, golongan ruang III/ a; dan Penata
Muda Tingkat I, golongan ruang III / b;
b. Guru Muda: Penata, golongan ruang III / c; dan Penata Tingkat
I, golongan ruang III / d.
c. Guru Madya: Pembina, golongan ruang IV/ a; Pembina
Tingkat I, golongan ruang IV/ b; dan Pembina Utama Muda,
golongan ruang IV/ c.
d. Guru Utama: Pembina Utama Madya, golongan ruang IV/ d;
dan Pembina Utama, golongan ruang IV/ e.

3. Jenjang pangkat untuk masing-masing Jabatan Fungsional Guru


adalah pangkat dan jabatan berdasarkan jumlah angka kredit yang
dimiliki untuk masing- masing jenjang jabatan.
4. Penetapan jenjang Jabatan Fungsional Guru untuk pengangkatan
dalam jabatan ditetapkan berdasarkan jumlah angka kredit yang
dimiliki setelah ditetapkan oleh pejabat yang berwenang menetapkan
angka kredit sehingga dimungkinkan pangkat dan jabatan tidak
sesuai dengan pangkat dan jabatan.

C. Uraian Tugas Guru


Jenis tugas guru sebagaimana yang tercantum dalam Peraturan
Pemerintah Nomor 74 Tahun 2008 tentang Guru Pasal 52 dapat dijelaskan
sebagai berikut:

1. Merencanakan Pembelajaran
Guru wajib membuat Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP)
pada awal tahun atau awal semester, sesuai dengan rencana kerja
sekolah/madrasah.
2. Melaksanakan Pembelajaran
Melaksanakan pembelajaran merupakan kegiatan interaksi
edukatif antara peserta didik dengan guru. Kegiatan tersebut
merupakan kegiatan tatap muka sebagaimana dimaksud dalam
Peraturan Pemerintah Nomor 74 Tahun 2008 tentang guru.
Penjelasan kegiatan tatap muka adalah sebagai berikut:
a. Kegiatan tatap muka atau pembelajaran terdiri dari kegiatan
penyampaian materi pelajaran, membimbing dan melatih peserta
didik terkait dengan materi pelajaran, dan menilai hasil belajar yang
terintegrasi dengan pembelajaran dalam kegiatan tatap muka.
b. Menilai hasil belajar yang terintegrasi dalam proses pelaksanaan
pembelajaran tatap muka antara lain berupa penilaian akhir
pertemuan atau penilaian akhir tiap pokok bahasan merupakan
bagian dari kegiatan tatap muka.
c. Kegiatan tatap muka dapat dilakukan secara langsung atau
termediasi dengan menggunakan media antara lain video, modul
mandiri, kegiatan observasi/eksplorasi.
d. Kegiatan tatap muka dapat dilaksanakan antara lain di ruang
teori/kelas, laboratorium, studio, bengkel atau di luar ruangan.
e. Waktu pelaksanaan kegiatan pembelajaran atau tatap muka sesuai
dengan durasi waktu yang tercantum dalam struktur kurikulum
sekolah/madrasah.
f. Sebelum pelaksanaan kegiatan tatap muka, guru diharapkan
melakukan persiapan, antara lain pengecekan dan/atau penyiapan
fisik kelas/ruangan, bahan pelajaran, modul, media, dan perangkat
administrasi.

3. Menilai Hasil Pembelajaran


a. Penilaian dengan tes
1) Tes dilakukan secara tertulis atau lisan, dalam bentuk ulangan
harian, tengah semester, dan ujian akhir semester. Tes ini
dilaksanakan sesuai dengan kalender pendidikan atau jadwal
yang telah ditentukan.
2) Tes tertulis dan lisan dilakukan di dalam kelas.
3) Pengolahan hasil tes dilakukan di luar jadwal pelaksanaan tes.

b. Penilaian nontes berupa pengamatan dan pengukuran sikap


1) Pengamatan dan pengukuran sikap sebagai bagian tidak
terpisahkan dari proses pendidikan, dilaksanakan oleh guru
dengan tujuan untuk melihat hasil pendidikan yang tidak dapat
diukur dengan tes tertulis atau lisan.
2) Pengamatan dan pengukuran sikap dapat dilakukan di dalam
kelas menyatu dengan proses tatap muka, dan atau di luar
kelas.
3) Pengamatan dan pengukuran sikap yang dilaksanakan di luar
kelas merupakan kegiatan di luar jadwal tatap muka.

c. Penilaian nontes berupa penilaian hasil karya


1) Penilaian hasil karya peserta didik dalam bentuk tugas, proyek
fisik atau produk jasa, portofolio, atau bentuk lain dilakukan di
luar jadwal tatap muka.
2) Adakalanya dalam penilaian ini, guru harus menghadirkan
peserta didik agar untuk menghindari kesalahan pemahaman
dari guru, jika informasi dari peserta didik belum sempurna.

4. Membimbing dan Melatih Peserta Didik


Membimbing dan melatih peserta didik dibedakan menjadi tiga
kategori yaitu:
a. Bimbingan dan latihan pada proses tatap muka
Bimbingan dan latihan pada kegiatan pembelajaran adalah
bimbingan dan latihan yang dilakukan agar peserta didik dapat
mencapai kompetensi yang telah ditetapkan.
b. Bimbingan dan latihan pada kegiatan intrakurikuler
Bimbingan dalam kegiatan intrakurikuler terdiri dari
pembelajaran perbaikan (remedial teaching) dan pengayaan
(enrichment) pada mata pelajaran. Kegiatan pembelajaran
perbaikan merupakan kegiatan bimbingan dan latihan kepada
peserta didik yang belum menguasai kompetensi yang harus
dicapai.
Kegiatan pengayaan merupakan kegiatan bimbingan dan latihan
kepada peserta didik yang telah menguasai kompetensi yang
ditentukan lebih cepat dari alokasi waktu yang ditetapkan dengan
tujuan untuk memperluas atau memperkaya perbendaharaan
kompetensi. Bimbingan dan latihan intrakurikuler dilakukan
dalam kelas pada jadwal khusus, disesuaikan dengan kebutuhan,
tidak harus dilaksanakan dengan jadwal tetap setiap minggu.
c. Bimbingan dan latihan dalam kegiatan ekstrakurikuler
Kegiatan ekstrakurikuler bersifat pilihan dan wajib diikuti
peserta didik. Kegiatan ekstrakurikuler dilakukan sesuai jadwal
yang telah ditentukan. Jenis kegiatan ekstrakurikuler antara lain
adalah:
1) Pramuka
2) Olimpiade/Lomba Kompetensi Siswa
3) Olahraga
4) Kesenian
5) Karya Ilmiah Remaja
6) Kerohanian
7) Paskibra
8) Pecinta Alam
9) Palang Merah Remaja (PMR)
10) Jurnalistik
11) Unit Kesehatan Sekolah (UKS)
12) Fotograf
5. Melaksanakan Tugas Tambahan
Peraturan Pemerintah Nomor 74 Tahun 2008 tentang Guru
Pasal 24 ayat (7) menyatakan bahwa guru dapat diberi tugas tambahan
sebagai kepala satuan pendidikan, wakil kepala satuan pendidikan,
ketua program keahlian satuan pendidikan, pengawas satuan
pendidikan, kepala perpustakaan, kepala laboratorium, bengkel, atau
unit produksi.
BAB III
PENUTUP
A. KESIMPULAN
Jabatan fungsional adalah kedudukan yang menunjukkan tugas, tanggung
jawab dan hak seseorang dalam satu satuan organisasi yang dalam
pelaksanaan tugasnya didasarkan pada keahlian dan keterampilan tertentu
secara mandiri.
Adapun jenis-jenis guru berdasarkan sifat, tugas dan kegiatannya yaitu
guru kelas, guru mata pelajaran serta guru bimbingan dan konseling.
Persyaratan seseorang menjadi guru secara garis besar adalah harus
memenuhi persyaratan administratif, teknis, psikis, fisik, mental dan moral.
Selanjutnya, adanya jenjang jabatan yang dimiliki oleh guru yaitu; Guru
Pertama, Guru Muda, Guru Madya, dan Guru Utama. Masing-masingnya
sudah diberikan berdasarkan masing-masing jabatan yang telah ditentukan.
Tugas guru menurut peraturan pemerintah no 74 tahun 2008 tentang guru
pasal 52 dapat dikategorikan sebagai kegiatan tatap muka atau bukan tatap
muka adalah sebagai berikut:
1. Merencanakan pembelajaran
2. Melaksanakan pembelajaran
3. Menilai hasil pembelajaran
4. Membimbing dan melatih peserta didik
5. Melaksanakan tugas tambahan
B. SARAN
Saran dari penulis yaitu, setelah mengetahui profesi guru sebagai
jabatan fungsional, sebagaimana yang telah dijelaskan oleh penulis
sebelumnya. Hendaknya kita sebagai guru harus menyadari apa-apa saja
yang menjadi kewajiban bagi seorang guru dan menjalankannya dengan
baik, agar tercapainya tujuan guru dan peserta didik dengan baik.
DAFTAR PUSTAKA

Tim Profesi Kependidikan. 2008. Bahan Ajar Profesi Kependidikan. Padang: UNP
Press.

Gufron Anik, 2010, Jabatan Fungsional Guru dan Angka Kreditnya, dalam
http://staff.uny.ac.id/ diakses tanggal 17 November 2019

Anonim, 2011, Jabatan Guru Berdasarkan Pangkat dan Golongan (Permenpan No. 16
Tahun 2009, Pasal 12, Ayat 2), dalam
http://goeroendeso.wordpress.com diakses tanggal 17 November
2019

Akhmad Sudrajat, 2009, Tugas Guru Mata Pelajaran, dalam


http://akhmadsudrajat.wordpress.com diakses tanggal 17 November
2019

Anda mungkin juga menyukai