A. Riwayat Kesehatan
Pengkajian tentang riwayat kesehatan diantaranya data demografi, keluhan
utama, riwayat kesehatan masa lalu, riwayat kesehatan keluarga, riwayat
psikososial dan data gaya hidup (Black & Hawk, 2005).
B. Identitas
Pengkajian identitas pasien penting dilakukan karena variasi keluhan
sangat bersifat individual dan untuk menunjang identifikasi masalah
keperawatan dalam kaitannya dengan karakteristik individu (Gleadle,
2007). Identitas yang diidentifikasi meliputi nama, umur, tempat tinggal,
jenis kelamin dan lainnya. Data-data tersebut berkaitan dengan respon
klien dan penyembuhannya.
30
Usia dan jenis kelamin. Usia merupakan faktor yang mempengaruhi
penyembuhan tulang demikian juga jenis kelamin. Penyembuhan tulang
pada fraktur bukan patologis akan lebih cepat pada usia muda
dibandingkan pada usia lanjut. Sedangkan jenis kelamin berperan pada
terjadinya fraktur patologis karena osteoporosis pada wanita usia post
menopouse.
C. Keluhan Utama.
E. Pola-Pola Kesehatan
Persepsi dan tatalaksana hidup sehat. Dari hasil pengkajian, didapatkan
data bahwa pasien suka mengkonsumsi minuman teh manis biasanya
hingga 5-6 gelas/hari. Pasien tidak mengonsumsi obat atau jamu herbal
31
Penentuan status gizi juga dilakukan melalui perhitungan Indeks massa
tubuh, dimana IMT pasien dihitung melalui Rumus :
BB (Kg)
TB²(m)
IMT pada Tn. T adalah 23,5 Klasifikasi IMT :
Jika ada masalah biasanya klien bicarakan baik – baik dengan orang
terdekatnya, klien mengatakan orang terdekat baginya adalah istrinya.
Menurut keterangan keluarga klien adalah tipe pendiam, tidak banyak
bicara dan tidak sering mengeluh, klien adalah orang yang tabah dan
kuat dengan berbagai macam stressor, tetapi kini ia merasa sedikit sedih
arena menderita sakit. Untuk menghilangkan rasa sedihnya itu
terkadang anak klien mengajaknya mengobrol dan bersenda gurau,
selain itu yang dapat menghilangkan stressnya yaitu dengan cara
ngobrol dengan pasien lain, serta berdoa agar klien bisa cepat sembuh
dan bisa berkumpul bersama keluarga dirumah
G. Pemeriksaan Fisik
Data yang didapatkan oleh mahasiswa pada pemeriksaan fisik pasien
yaitu teraba adanya distensi kandung kemih. Kekuatan otot ekstremitas
atas dan bawah juga normal. Kekuatan otot diklasifikasikan menjadi :
- 5 : kekuatan normal, dapat melawan gravitasi dan dapat melawan
tahanan/ menahan beban
- 4 : otot mampu melawan gravitasi tidak mampu menahan beban
32
- 3 : otot tidak mampu melawan gravitasi & menahan beban
- 2 : hanya mampu bergeser
- 1 : tidak mampu bergeser tapi tonus otot masih ada
- 0 : tonus otot tidak ada
H. Pemeriksaan Penunjang
Laboratorium
Pemeriksaan Tanggal
13– 2 – 2019 17 – 2 - 2018 NILAI
NORMAL
Hemoglobin 9,2 9,1 12 – 16
SGOT 14 - ˂ 37
SGPT 15 - ˂ 41
Albumin 2,9 - 3,2 – 5,2
Leukosit 9.700 - 4.800 –
10.800
Globulin 2,5 - 2,3 – 3,5
Ureum 47 - 13 – 43
GDS 135 - ˂ 140
Kreatinin 1,39 - 0,72 – 1,18
Protein Total 5,4 6,4 – 8,3
a. Foto thoraks
13 Februari 2019 : Tidak tampak TB paru aktif, cor tampak sedikit
membesar (CTR51%)
b. USG
14 Februari 2019 : - cystitis disertai blood cloth di vesica urinaria
- Cysta (bosniak tipe 1 ) ren dextra
- Benigna prostetic hiperplasia
- Tak tampak kelainan di vesivca fellea, pancreas,
hepar
33
Dari hasil pemeriksaan penunjang di atas, terdapat data – data yang menunjang
klien mengalami benigna prostetic hiperplasia. Di antaranya berdasarkan
pemeriksaan fisik teraba adanya nyeri tekan pada hipogastrium, lalu hasil USG
yang tampak cystitis disertai blood cloth di vesica urinaria dan tampak adanya
benigna prostetci hiperplasia. Lalu pada pemeriksaan laboratorium didapatkan
hasil ureum dan kreatinin berada diatas nilai normal, serta protein total yang
rendah di bawah angka normal.
34
tarikan dinding dada normal, TD 120/80 mmHg, Nadi 90 x/menit, suhu 36,5°C,
skala nyeri 5. Terpasang folley cateter 3 way, irigasi buli2 terpasang dengan NaCl
0,9 % 20 tts/mnt atau sesuai kebutuhan, keluaran urine jernih lancar. Infus RL 20
tts/mnt terpasang. Ke 4 extremitas dapat bergerak spontan tanpa bantuan.
Dari catatan medis ditemukan bahwa pasien operasi dengan spinal
anastesi. Di berikan terapi farmakologi ceftriaxon 1gr/12 jam, ketorolac 30
mg/12jam, ranitidin 50mg/12 jam seluruhnya melalui intravena. Bed rest 24 jam
paska operasi.
Pre operasi
1. Retensi Urine b.d Peningkatan tekanan uretra
Intervensi :
Ukur intake dan output cairan setiap 3 jam dan kolaborasi dalam bladder
training
Intake dan output perlu dimonitor setiap 3 jam untuk mengetahui banyaknya
cairan yang dikonsumsi dan keluarkan oleh klien sehingga perawat dapat
membandingkan apakah intake sesuai dengan kebutuhan klien atau tidak
35
2. Nyeri Akut b.d agen cedera fisiologis
Kaji lokasi, intensitas dan tipe nyeri.
Untuk mengetahui sejauh mana intenstas dan tipe nyeri demi memberikan
intervensi yang optimal dan maksimal.
Mengajarkan teknik non farmakologi seperti teknik relaksasi- nafas dalam.
Rasa nyeri post op yang di alami klien perlu mendapat perhatian yang khusus,
kolaborasi dengan dokter dalam pemberian pereda nyeri ketorolac sebanyak 30
mg/12 jam di harapkan mampu meminimalisir sensari nyeri klien
36
Post operasi
Kolaborasi :
Kolaborasi dengan pemberian analgesik
Rasa nyeri post op yang di alami klien perlu mendapat perhatian yang khusus,
kolaborasi dengan dokter dalam pemberian pereda nyeri ketorolac sebanyak 30
mg/12 jam di harapkan mampu meminimalisir sensari nyeri klien
37
PENUTUP
Pasien masuk tanggal 13 Februari 2019 Dengan keluhan sulit buang air kecil, saat
dilakukan pengkajian pada tanggal 19 februari 2019, pasien sudah menjalani hari
perawatan yang ke-6. Hasil pengkajian yang telah dilakukan, ditemukan data
sebagai berikut :
DATA FOKUS
Subyektif pre op:
- Sulit BAK, sudah 2 bulan terakhir, jika BAK warna kuning terkadang
kemerahan.
- Saat BAK urine keluar sedikit - sedikit
- Merasakan nyeri pada perut bagian bawah dan semakin bertambah parah jika
ada keinginan BAK.
- Pasien mengatakan cemas dan takut menghadapi operasi
- Telah dipasang selang kateter sejak hari pertama perawatan, lalu berdasarkan
observasi pada 19/2/19 terdapat 700 cc urine. Intake ifus 1500 cc dan minum
oral 200 cc.
- B.a.b (+), frekuensi normal 1x/hari, warna kuning dengan karakteristik padat,
turgor kulit kurang elastis, mukosa mulut dan bibir kering. Capilary Refile Time
2 det, akral hangat, kelembaban cukup.
38
Subjektif pre op:
- Pasien mengatakan pasca operasi mengeluh nyeri di bagian bekas operasi di
perut bagian bawah
4. Memberitahu prosedur operasi dan memberi motivasi pada klien agak tidak
cemas menghadapi operasi
39
3.2. SARAN & TINDAK LANJUT
40
DAFTAR PUSTAKA
41