Tegar Nur Hidayat , Affan Afrizal Gani , Sanhaji , Dikki Hendra Pratama , Maulana Malik
Yusuf
Departemen Teknik Mesin dan Biosistem, Fakultas Teknologi Pertanian, Institut Pertanian Bogor,
Kampus IPB Dramaga 16680
E-mail: tegar.nurhidayat86@gmail.com
Abstrak
Proses pemanenan memegang peran penting dalam produksi minyak kelapa sawit.
Kelapa sawit yang sudah matang dipanen dalam bentuk tandan buah segar dan
brondolannya. Brondolan sawit dipanen dengan memungutnya dari permukaan tanah
secara manual. Tujuan dari pengembangan Erbron-C adalah membantu pengumpulan
brondolan sawit yang lebih efektif dan ergonomis dibandingkan dengan pemungutan
manual. Tahapan kegiatan meliputi perancangan (fungsional dan struktural), pabrikasi,
dan uji kinerja. Parameter uji antara lain kapasitas lapang, laju alat, serta peniliaian
ergonomika dalam bentuk Rapid Entire Body Assesment (REBA).Berdasarkan hasil
pengujian di lapangan, kapasitas lapang secara manual sebesar 804,4 gram per menit
per orang, sedangkan kapasitas lapang dengan Erbron-C sebesar 3304,2 gram per menit
per orang. Penggunaan alat ini mampu meningkatkan kapasitas lapang sebesar 2499,8
gram per menit per orang atau sebesar 310,8% . Laju alat sebesar 0,62 meter per detik
dengan nilai REBA sebesar 2 yang artinya Erbron-C dapat diterima secara ergonomis.
Kata kunci: kelapa sawit, brondolan, pemanenan, ergonomik
Abstract
Harvesting process holds an important role in palm oil production. Ripe oil palm tree is
harvested in form of fresh fruit bunch and its loose fruits. Oil palm loose fruits harvested
manually by picking it up from the ground. The aim of Erbron-C development is to aid
loose fruit picking in more effective and ergonomic way compared to manual picking. The
stages of activity include design (functional and structural), manufacturing, and
performance testing. Test parameters include field capacity, movement speed, and
ergonomic assessment based on Rapid Entire Body Assessment (REBA). Based on the
field testing, field capacity of manual picking was 804,4 grams per minute per person,
while the field capacity with Erbron-C was 3304,2 grams per minute per person. This
machine can increase field capacity by 2499,8 grams per minute per person or by
310,8%. Movement speed was 0,62 meters per second with 2 on REBA score which
indicated that Erbron-C is acceptable ergonomically.
1
“ERBRON-C” (ERGONOMIC BRONDOLAN COLLECTOR): HIDAYAT
KOLEKTOR BRONDOLAN SAWIT YANG EFEKTIF DAN ERGONOMIS
1. PENDAHULUAN
Pemanenan kelapa sawit merupakan penyebab brondolan sawit terlepas dari
tandannya dan jatuh di sekitar piringan pohon kelapa sawit. Kematangan buah
juga dinilai menggunakan seberapa banyak brondolan yang jatuh di sekitar pohon
sebagai penanda fraksi buah. Persentase jumlah brondolan yang terlepas dari
tandannya cukup besar (Sihombing, 2012). Brondolan sawit yang pengutipannya
dilakukan secara manual ditambah fakta di lapangan menggunakan garu
menyebabkan brondolan tersebut menjadi tergores/terluka dan memar sehingga
manaikkan Asam Lemak Bebas (ALB). Buah kelapa sawit yang sudah matang
dan masih segar hanya mengandung 0.1 % ALB, tetapi buah-buah yang sudah
memar atau pecah dapat mengandung ALB sampai 50 % hanya dalam waktu
beberapa jam saja. Apabila buah dibiarkan begitu saja tanpa perlakuan khusus,
dalam waktu 24 jam kandungan ALB dapat mencapai 67 % (Ponten, 1994). Ini
berdampak pada penurunan rendemen dan peningkatan kadar kotoran
(menurunkan penjualan) serta menurunkan waktu umur alat di Pabrik Kelapa
Sawit (PKS) karena masuknya berbagai kontaminan.
Pengutipan brondolan yang jatuh di PTPN VIII masih dilakukan secara
manual. Akibatnya selain memakan waktu yang lama, buruh panen juga mudah
lelah karena terus menerus membungkuk selama pengutipan. Aktivitas
pemanenan kelapa sawit merupakan pekerjaan yang berat sehingga dapat
menyebabkan tejadinya rasa sakit yang timbul akibat kerja berlebihan pada otot
atau yang sering disebut muscular fatigue (Putranti, 2013). Jadi pengutipan
brondolan sawit yang tidak optimal merupakan masalah besar yang berdampak
pada rentetan masalah pasca panen sehingga perlu segera ditangani agar kualitas
dan kuantitas produksi tidak terganggu.
Teknologi pengutip brondolan diterapkan untuk mengatasi masalah
brondolan yang tercecer. Penerapan yang ada sejauh ini belum bekerja dengan
baik dikarenakan beberapa kendala yakni kecepatan laju alat yang kurang optimal
dan alat pengutip yang merusak kulit dan kekerasan dari brondolan sawit. Untuk
mengatasinya, alat pengutip yang diterapkan harus memiliki komponen pengutip
yang lentur dan berujung tumpul guna meminimalisir kerusakan.
Tujuan kegiatan ini adalah merancang bangun Erbron-C, alat pengutip
brondolan sawit yang efektif dan ergonomis untuk diterapkan kepada buruh
pengutip brondolan sawit di PTPN VIII kebun Cikasungka afdeling lima.
Teknologi ini diharapkan dapat membantu buruh dalam melakukan pengutipan
brondolan sawit, mengurangi risiko kelelahan berlebih dari pekerja, serta
meningkatkan kualitas dan kuantitas hasil pengutipan brondolan.
2
“ERBRON-C” (ERGONOMIC BRONDOLAN COLLECTOR): HIDAYAT
KOLEKTOR BRONDOLAN SAWIT YANG EFEKTIF DAN ERGONOMIS
2. METODE
Waktu dan Tempat
Program ini dilaksanakan selama bulan Maret–Juli (sesuaikan dengan
laporan akhir) 2019. Pembuatan dan pengujian fungsional alat dilakukan di kebun
kelapa sawit milik Institut Pertanian Bogor (IPB). Pengujianalat dilakukan
bersama mitra kelompok petani pemanen brondolan kelapa sawit di kebun kelapa
sawit afdeling 5 PTPN VIII Cikasungka, Desa Cigudeg, Kecamatan Cikasungka,
Kabupaten Bogor, Jawa Barat.
Alat dan Bahan
Alat yang digunakan pada pabrikasi ERBRON-C yaitu mesin las, gerinda,
gergaji besi, penggaris, obeng, solder, gunting, meteran, gerinda, kunci inggris,
tang, bor listrik, mesin bubut, kunci pas, dan pemotong kabel.Bahan yang
digunakan untuk membuat alat ERBRON-C yaitu besi silicon rubber, besi pipa,
besi pejal, besi plat, ban 18 inci, akrilik, skrup, dan kain jaring.
Metode Pelaksanaan
Kegiatan ini diawali dengan tahap studi pustaka dan pendalaman masalah
pada proses pengutipan brondolan di mitra. Kegiatan dilanjutkan dengan tahapan
perancangan alat secara fungsional dan struktural.
Rancangan Fungsional
Dalam perancangan ERBRON-C diperlukan analisis fungsional untuk
menentukan fungsi dan kegunaan dari setiap komponen. ERBRON-C
membutuhkan beberapa fungsi komponen sebagaimana ditunjukkan pada Tabel 1.
Tabel 1. Fungsi Masing-Masing Komponen
Fungsi Nama Komponen
Unit pengutip/pemungut brondolan sawit Spiral baja berlapis Silicon
rubber
Tempat melekatnya silicon rubber Roller
Melekatkan silicon rubber terhadap roller Skrup
Melepaskan brondolan sawit dari unit pengutip Sisir pemisah
Menampung hasil brondolan sawit Wadah penampung
Menopang beban alat secara keseluruhan Kerangka
3
“ERBRON-C” (ERGONOMIC BRONDOLAN COLLECTOR): HIDAYAT
KOLEKTOR BRONDOLAN SAWIT YANG EFEKTIF DAN ERGONOMIS
N N = K x ∆x
Sillicon rubber
∆𝐗
Fg Fg
Gambar 2. Diagram gaya bebas mekanisme pengutipan brondolan
4
“ERBRON-C” (ERGONOMIC BRONDOLAN COLLECTOR): HIDAYAT
KOLEKTOR BRONDOLAN SAWIT YANG EFEKTIF DAN ERGONOMIS
Diameter rata-rata brondolan dari 100 sampel dengan standar deviasi 8152
mm adalah 3.397 cm, maka
Rr= jari-jari sawit – ΔX
Rr= 1.696-0.5
Rr= 1.1985 cm
Jarak mendatar spiral = 2 * Rr * Cos 30
= 2.07 cm
Sehingga jarak horisontal spiral yang optimal adalah = Rr + Rr * Sin 30= 1.79 cm
Rancangan Struktural
1) Desain Mekanik
Alat pengutip brondolan sawit ERBRON-Cdidesain menggunakan
softwareSolidWorks. Di bawah ini merupakan pengembangan desain alat
dengan mengacu pada hasil evaluasi pengujian alat ERBRON-C versi
pertama. Perbedaan desain versi pertama dengan kedua hanya pada dimensi
saja. Rancangan dan dimensi versi kedua alat ini secara terperinci terdapat
pada Gambar 2.
5
“ERBRON-C” (ERGONOMIC BRONDOLAN COLLECTOR): HIDAYAT
KOLEKTOR BRONDOLAN SAWIT YANG EFEKTIF DAN ERGONOMIS
6
“ERBRON-C” (ERGONOMIC BRONDOLAN COLLECTOR): HIDAYAT
KOLEKTOR BRONDOLAN SAWIT YANG EFEKTIF DAN ERGONOMIS
a b
c Keterangan :
a = wadah penampung
d b = sisir pelepas
c = unit pengutip
d = gagang pegangan
e
e = roller
f f = kerangka
Prototipe Erbron-C
Prototipe Erbron telah melewati dua proses pengembangan. Pada
pengembangan pertama, prototipe memiliki dimensi panjang 1661 mm, lebar 550
mm, dan tinggi 905 mm. Model kedua mengalami pengembangan pada kapasitas
dengan dimensi panjang 1661 mm, lebar 550 mm, dan tinggi 1055 mm. Erbron-C
digunakan untuk membantu pengutipan brondolan sawit yang tercecer di lahan
perkebunan sawit. Mekanisme pengutipan memanfaatkan roller yang dilapisi
dengan kawat spiral baja. Kawat tersebut bersifat lentur dan dilapisi silicon rubber
untuk meminimalkan kerusakan pada brondolan kelapa sawit.
Pengujian Kinerja
Mekanisme pengutipan brondolan kelapa sawit memanfaatkan proses
berjalannya alat Erbron-C. Salah satu hal yang mempengaruhi kecepatan maju
dari alat adalah penggunaan bahan spiral baja sebagai penopang tambahan selain
roda. Sifat spiral baja yang lentur dapat menambah slip pada alat yang
menyebabkan lajunya kurang optimal. Kecepatan maju prototipe Erbron-C dapat
dilihat di Tabel 1.
1 3 5.10 0.58
2 3 4.86 0.61
7
“ERBRON-C” (ERGONOMIC BRONDOLAN COLLECTOR): HIDAYAT
KOLEKTOR BRONDOLAN SAWIT YANG EFEKTIF DAN ERGONOMIS
3 3 4.87 0.61
4 3 4.46 0.67
5 3 4.78 0.62
8
“ERBRON-C” (ERGONOMIC BRONDOLAN COLLECTOR): HIDAYAT
KOLEKTOR BRONDOLAN SAWIT YANG EFEKTIF DAN ERGONOMIS
9
“ERBRON-C” (ERGONOMIC BRONDOLAN COLLECTOR): HIDAYAT
KOLEKTOR BRONDOLAN SAWIT YANG EFEKTIF DAN ERGONOMIS
Erbron-C
4. KESIMPULAN
Erbron-C berhasil dibuat dan diterapkan untuk kelompok pekerja pemanen
buah sawit di PTPN VIII. Penggunaan Erbron-C dapat meningkatkan kapasitas
lapang pengutipan brondolan sawit sebesar 1050,2 gram per menit atau meningkat
sebesar 130,5%. Penilaian REBA untuk alat Erbron-C bernilai 2. Penilaian
tersebut menunjukkan bahwa alat Erbron-C dapat diterima secara ergonomis.
Hasil pengujian menunjukkan Erbron-C dapat meningkatkan produktivitas
pengutipan brondolan sawit serta mengurangi beban kerja yang dialami kelompok
pemanen buah sawit di PTPN VIII.
10
“ERBRON-C” (ERGONOMIC BRONDOLAN COLLECTOR): HIDAYAT
KOLEKTOR BRONDOLAN SAWIT YANG EFEKTIF DAN ERGONOMIS
REFERENSI
11