Anda di halaman 1dari 9

BAB I

PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang

Peledakan dalam dunia pertambangan itu sendiri yaitu memecah atau


membongkar batuan padat atau material berharga atau endapan bijih yang
bersifat kompak atau masive dari batuan induknya menjadi material yang cocok
untuk dikerjakan dalam proses produksi berikutnya. Dalam suatu operasi
peleddakan pada pertambangan didahului oleh pemboran yang bertujuan untuk
membuat lubang tembak. Lubang tembak sendiri akan diisi oleh bahan peledak
yang terlebih dahulu di isi oleh material atau pasir yang di sebut Sub-
drilling bertujuan agar hasil peledakan tidak terjadi toes atau tonjolan-tonojolan
pada lantai tambang yang mengakibatkan alat berat sulit bergerak saat
pemuatan dan pengangkutan hasil peledakan. setelah disi oleh rangkaian bahan
peledak seperti TNT atau ANFO yang dilengkapi dengan nonel, maka
selanjutnya diisi material penutup yangdisebut stemming berfungsi menahan
tekanan keatas agar energi yang dihasilkan oleh bahan peledak tersebar
kesegala arah dan menghancurkan batuan disampingnya.
Tujuan perencanaan pemboran dan peledakan pada batuan: menghasilkan
batuan lepas, yang dinyatakan dalam derajat fragmentasi sesuai dengan tujuan
yang akan capai. Hasil peledakan ini sangat mempengaruhi produktivitas dan
biaya operasi berikutnya. Fragmentasi batuan dapat dikontrol dengan merubah
pola pemboran atau mengatur powder faktor atau menggunakan kombinasi
kedua faktor tersebut.

MAULANA IHSAN / 17137057 1


Hal yg perlu diperhatikan dalam peledakan yaitu Sifat-sifat batuan yang
penting
1. Kekerasan: Tahanan dari suatu bidang permukaan halus terhadap abrasi.
2. Kekerasan dipakai untuk mengukur sifat-sifat teknis dari material batuan.
3. Abrasiveness: Parameter yang mempengaruhi keausan (umur) mata bor.
4. Abrasiveness tergantung pada komposisi batuan. Keausan mata bor
sebanding dengan komposisi batuan tersebut. Kandungan kuarsa dalam
batuan biasanya dianggap sebagai petunjuk yang dapat dipercaya untuk
mengukur keausan mata bor (drill bit).
5. Tekstur: Struktur butiran dari batuan dan dapat diklasifikasikan berdasarkan
sifat-sifat porositas, looseness density dan ukuran butir. Tekstur juga
mempengaruhi kecepatan pemboran.
6. Struktur: Rekahan, patahan, bidang perlapisan schistosity dan jenis batuan,
dip, strike.
7. Breaking characteristic: menggambarkan sifat batuan apabila dipukul dengan
palu. Setiap jenis batuan mempunyai sifat khusus dan derajat kerusakan yang
berhubungan dengan dengan tekstur, komposisi mineral dan strukturnya

1.2. Tujuan Praktikum

Tujuan pengujian ini adalah untuk :


1. Mahasiswa dapat menghitung berapa peralatan yang akan di gunakan
dalam sekali peledakan dari persoalan.
2. Mahasiswa dapat merangkai persiapan peledakan dalam simulasi
menggunakan dummy peledakan

MAULANA IHSAN / 17137057 2


BAB II
LANDASAN TEORI

2.1 Konsep Dasar


Ada 3 (tiga) metode peledakan jenjang yang biasa digunakan untuk
tambang terbuka, dan pemilihan salah satunya tergantung pada karakteristik
batuan dan kemungkinan yang terjadi di bawah kondisi seharusnya. Ketiga
metode tersebut adalah line drilling, cushion blasting, dan preslit. Faktor
pemilihan teknik yang digunakan berdasarkan pada sifat batuan, kekuatan tanah
(ground strength), diameter lubang bor perimeter, spasi yang diperbolehkan,
tipe bahan peledak yang digunakan, dan jarak lubang bor buffer (penahan) yang
tersedia. Semua metode menggunakan pembuatan lubang bor pada batas
pinggir Penggalian dan itu dalam bentuk buffer zone (daerah penyangga) antara
lubang bor produksi terdekat dengan lubang bor batas pinggir (perimeter). Juga,
membutuhkan ketelitian penjajaran lubang bor. Ketika lubang bor produksi
diledakkan, patahan-patahan terjadi padabuffer zone sampai garis lubang bor
perimeter tapi tidak pas sampai garis. Presplitting membutuhkan pengisian yang
lebih sedikit (lightly loaded), lubang bor ditempatkan dengan teliti, dan
diledakkan sebelum lubang bor produksi. Tujuan dari presplitting adalah,
pertama, untuk membentuk lintasan bidang patahan dimana radial cracks dari
peledakan produksi tidak akan dapat melewatinya. Kedua, bidang rekahan
dibuat kemungkinan untuk memperbagus dinding dan memungkinkan
penggunaan lereng yang dalam/tinggi dengan perawatan minimal. Presplitting
sebaiknya digunakan untuk melindungi kedudukan final wall dari penyebab
kerusakan oleh peledakan produksi. Trimblasting adalah salah satu teknik
pengendalian, digunakan untuk mencukur dinding akhir dengan rapi setelah
peledakan produksi. Terlebih dahulu material hasil peledakan produksi
mengambil tempat atau dengan menggunakan delay (pada peledakan yang
sama) telah mengarahkan broken ore sehingga diperoleh bidang bebas bagi

MAULANA IHSAN / 17137057 3


lubang bortrimblasting untuk meledak. Barisan lubang bor trimblast sepanjang
perimeter yang diledakkan paling akhir selama peledakan produksi, sebenarnya
tidak akan dapat melindungi stabilitas jenjang akhir. Radial crack dari
peledakan produksi akan mencapai jenjang (dinding) akhir. Lapisan lumpur
atau diskontinyu lainnya dapat meneruskan gas-gas dari area peledakan
produksi sampai ke dinding akhir. Satu-satunya tujuan trimblasing adalah
menghasilkan atau membuat dinding yang bagus untuk batas akhir (perimeter)
yang stabil. Line drilling, adalah teknik pengendalian dinding jenjang mahal
dapat digunakan untuk menghasilkan dinding jenjang yang bagus, namun
tergantung pada kondisi geologi. Line drilling digunakan sebagai pelindung
final contour dariradial crack yang berfungsi sebagai konsentrator tegangan
yang menyebabkan retakan antara lubang line drilling, selama peledakan
produksi berlangsung. Jika pengendalian dinding sangatlah penting, sebaiknya
tidak hanya menggunakan line drilling untuk keperluan perlindungan dinding
akhir. Line drilling lebih sering digunakan dalam menghubungkan salah satu
dari presplitting atau trimblasting.

MAULANA IHSAN / 17137057 4


BAB III
PELAKSANAAN PRAKTIKUM

3.1. Peralatan dan Perlengkapan

Peralatan yang digunakan dalam praktikum ini adalah sebaga berikut :


1. Dummy detonator nonel
2. Peralatan dan perlengkapan nonel
3. Dummy bidang / face jenjang

3.2. Prosedur Praktikum

1. Buat perhitungan rancangan peledakan jenjang, dengan parameter desain


ditentukan sendiri.
2. Membuat rangkaian instalasi peledakan pada jenjang.
3. Tentukan pola peledakannya.

MAULANA IHSAN / 17137057 5


BAB IV
HASIL PRAKTIKUM

MAULANA IHSAN / 17137057 6


BAB V
PEMBAHASAN

MAULANA IHSAN / 17137057 7


BAB VI
PENUTUP

6.1. Kesimpulan
Dari praktikum pembuatan pola rangkaian mahasiswa membuat
perhitungan rancangan peledakan jenjang, dengan parameter desain ditentukan
sendiri dan membuat rangkaian instalasi peledakan pada jenjang lalu dapat
mentukan pola peledakannya.

6.2. Saran
Sebelum melakukan percobaan, pratikan telah memahami materi yang akan
diuji, selanjutnya laksanakan praktikum dengan baik agar tidak terjadi kesalaan
data.

MAULANA IHSAN / 17137057 8


DAFTAR PUSTAKA

Abdillah Fikri. 2016. Pengantar Kegiatan Peledakan Industri Pertambangan


https://www.academia.edu/38757099/Pengantar_Kegiatan_Peledakan_In
dustri_Pertambangan
diakses pada tanggal 1 desember 2019

Andy Yanottama. 2016. Peledakan Bahan Peledak


https://id.scribd.com/document/337921909/Laporan-1-T-Peledakan-
Bahan-Peledak-docx
diakses pada tanggal 1 desember 2019

MAULANA IHSAN / 17137057 9

Anda mungkin juga menyukai