DISUSUN OLEH:
NUSROTUN NISA (201662201009)
SANDI IRAWAN (201662201019)
YUYUN META DANI (201662201037)
MAYZEL P. JUANITO (201662201049)
MELYAKI OMURO (
CHARLES KABAR INI (201762201003)
MUHAMMAD SAPUTRA (201762201014)
YOHANES R. J. K. O (201762201027)
YULI A. SETIANI (201762201034)
JURUSAN AKUNTANSI
2018
KATA PENGANTAR
ii
DAFTAR ISI
iii
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Sejarah organisasi sektor publik sebenarnya sudah ada sejak ribuan tahun
yang lalu. Dalam bukunya, Vernon Kam (1989) menjelaskan bahwa praktik
akuntansi sektor publik sebenarnya telah ada sejak ribuan tahun sebelum masehi.
Kemunculannya lebih dipengaruhi pada interaksi yang terjadi pada masyarakat
dan kekuatan sosial didalam masyarakat yang umumnya berbentuk
pemerintahan. Pemerintahan merupakan aspek yang sangat penting dan
berpengaruh dalam kinerja serta kemakmuran suatu negara. Untuk menunjang
perkembangan suatu negara tentu dibutuhkan suatu pemerintahan yang baik. Suatu
pemerintahan yang baik memiliki suatu standar dalam menganalisa kinerjanya,
oleh karena itu dibentuklah suatu sistem yang dinamakan akuntansi sektor publik.
iv
Anggaran dapat dinterpretasikan sebagai paket pernyataan perkiraan
penerimaan dan pengeluaran yang diharapkan akan terjadi dalam satu atau
beberapa periode mendatang. Di dalam tampilannya, anggaran selalu menyertakan
data penerimaan dan pengeluaran yang terjadi di masa lalu. Kebanyakan organisasi
sektor publik melakukan perbedaan krusial antara tambahan modal dan
penerimaan, serta tambahan pendapatan dan pengeluaran.
1.3 Tujuan
1. Untuk mengetahui pengertian anggaran sektor publik
2. Untuk mengetahui pentingnya anggaran sektor publik bagi pemerintah
3. Untuk mengetahui hubungan anggaran dan kebijakan fiskal pemerintah
4. Untuk mengetahui proses akuntansi manajemen pada sektor publik
5. Untuk mengetahui konsep anggaran pada sektor publik
6. Untuk mengetahui jenis-jenis anggaran pada sektor publik
7. Untuk mengetahui prinsip dan siklus penganggaran pada sektor publik
v
BAB II
PEMBAHASAN
vi
2.2. Pentingnya Anggaran Sektor Publik
Adanya anggaran sektor publik merupakan hal yang sangat penting sekali,
dibawah ini adalah alasan pentingnya harus dibuat anggaran sektor publik, salah
satunya adalah sebagaiberikut:
vii
2. Anggaran diperlukan karena adanya kebutuhan dan keinginan masyarakat
yang tak terbatas dan terus berkembang, sedangkan sumber daya yang ada
terbatas. Anggaran diperlukan karena adanya masalah keterbatasan sumber
daya (scarcity of resources), pilihan (choice), dan trade offs.
3. Anggaran diperlukan untuk meyakinkan bahwa pemerintah telah
bertanggungjawab terhadap rakyat. Dalam hal ini anggaran publik merupakan
instrumen pelaksana akuntabilitas publik oleh lembaga-lembaga publik.
a. Perumusan strategi
b. Perencanaan dan pengendalian aktiva
c. Pengambilan keputusan
d. Pengoptimalan penggunaan sumber daya
e. Pengungkapan (disclosure) kepada shareholders dan pihal luar organisasi
f. Perlindungan aset
viii
Pada dasarnya prinsip akuntansi manajemen sektor publik tidak banyak
berbeda dengan prinsip akuntansi manajemen yang diterapkan pada sektor swasta.
Akan tetapi, harus diingat bahwa sektor publik memiliki perbedaan sifat dan
karakterisitik dengan sektor swasta, sehingga penerapan teknik akuntansi
manajemen sektor swasta tidak dapat diadopsi secara langsung tanpa modifikasi.
1. Perencanaan Strategik
ix
periode anggaran dan sering tidak memiliki hubungan langsung antara aktivitas
yang dilakukan dengan output yang dihasilkan. Kebanyakan output yang
dihasilkan di sektor publik merupakan intangible output yang sulit diukur.
Biaya (cost) dalam akuntansi sektor publik dapat dikategorikan menjadi tiga
kelompok, yaitu:
3. Penilaian Investasi
x
cost) dan manfaat sosial (social benefits) yang akan diperoleh dari investasi yang
diajukan. Menentukan biaya sosial dan manfaat sosial dalam satuan moneter
sangat sulit dilakukan. Oleh karena itu, penilaian investasi dengan menggunakan
analisis biaya-manfaat di sektor publik sulit dilaksanakan. Untuk memudahkan,
dapat digunakan analisis efektifitas biaya (cost-effectiveness analysis).
4. Penganggaran
6. Penilaian Kerja
xi
manajemen berperan dalam pembuatan indikator kinerja kunci (key performance
indicator) dan satuan ukur untuk masing-masing aktivitas yang dilakukan.
xii
2.6 Jenis Anggaran Sektor Publik
1. Anggaran Tradisional / Anggaran Konvensional
Anggaran tradisional merupakan pendekatan yang paling banyak digunakan di
negara berkembang dewasa ini. Terdapat dua ciri utama dalam pendekatan ini, yaitu:
(a) cara penyusunan anggaran yang didasarkan atas pendekatan incrementalism dan
(b) struktur dan susunan anggaran yang bersifat line-item.
Ciri lain yang melekat pada pendekatan anggaran tradisional tersebut adalah:
(c) cenderung sentralistis; (d) bersifat spesifikasi; (e) tahunan; dan (f) menggunakan
prinsip anggaran bruto. Struktur anggaran tradisional dengan ciri-ciri tersebut tidak
mampu mengungkapkan besarnya dana yang dikeluarkan untuk setiap kegiatan, dan
bahkan anggaran tradisional tersebut gagal dalam memberikan informasi tentang
besarnya rencana kegiatan. Oleh karena tidak tersedianya berbagai informasi tersebut,
maka satu-satunya tolok ukur yang dapat digunakan untuk tujuan pengawasan
hanyalah tingkat kepatuhan penggunaan anggaran.
Incrementalism
Penekanan dan tujuan utama pendekatan tradisional adalah pada pengawasan dan
pertanggungjawaban yang terpusat. Anggaran tradisional bersifat incrementalism,
yaitu hanya menambah atau mengurangi jumlah rupiah pada item-item anggaran yang
sudah ada sebelumnya dengan menggunakan data tahun sebelumnya sebagai dasar
untuk menyesuaikan besarnya penambahan atau pengurangan tanpa dilakukan kajian
yang mendalam.
Masalah utama anggaran tradisional adalah terkait dengan tidak adanya perhatian
terhadap konsep value for money. Konsep ekonomi, efisiensi dan efektivitas
seringkali tidak dijadikan pertimbangan dalam penyusunan anggaran tradisional.
Dengan tidak adanya perhatian terhadap konsep value for money ini, seringkali pada
akhir tahun anggaran terjadi kelebihan anggaran yang pengalokasiannya kemudian
dipaksakan pada aktivitas-aktivitas yang sebenarnya kurang penting untuk
dilaksanakan.
Akibat digunakannya harga pokok pelayanan historis tersebut adalah suatu item,
program, atau kegiatan akan muncul lagi dalam anggaran tahun berikutnya meskipun
sebenarnya item tersebut sudah tidak relevan dibutuhkan. Perubahan anggaran hanya
menyentuh jumlah nominal rupiah yang disesuaikan dengan tingkat inflasi, jumlah
penduduk, dan penyesuaian lainnya.
Line-item
Ciri lain anggaran tradisional adalah struktur anggaran bersifat line-item yang
didasarkan atas dasar sifat (nature) dari penerimaan dan pengeluaran. Metode line-
item budget tidak memungkinkan untuk menghilangkan item-item penerimaan atau
xiii
pengeluaran yang telah ada dalam struktur anggaran, walaupun sebenarnya secara riil
item tertentu sudah tidak relevan lagi untuk digunakan pada periode sekarang. Karena
sifatnya yang demikian, penggunaan anggaran tradisional tidak memungkinkan untuk
dilakukan penilaian kinerja secara akurat, karena satu-satunya tolok ukur yang dapat
digunakan adalah semata-mata pada ketaatan dalam menggunakan dana yang
diusulkan.
Penyusunan anggaran dengan menggunakan struktur line-item dilandasi alasan
adanya orientasi sistem anggaran yang dimaksudkan untuk mengontrol pengeluaran.
Berdasarkan hal tersebut, anggaran tradisional disusun atas dasar sifat penerimaan
dan pengeluaran, seperti misalnya pendapatan dari pemerintah atasan, pendapatan
dari pajak, atau pengeluaran untuk gaji, pengeluaran untuk belanja barang, dan
sebagainya, bukan berdasar pada tujuan yang ingin dicapai dengan pengeluaran yang
dilakukan.
Contoh anggaran tradisional
Anggaran Rumah Jompo
xiv
antaranya adalah tuntutan untuk melakukan efisiensi, pemangkasan biaya (cost
cutting), dan kompetisi tender.
Salah satu model pemerintahan di era New Public Management adalah model
pemerintahan yang diajukan oleh Osborne dan Gaebler (1992) yang tertuang dalam
pandangannya yang dikenal dengan konsep “reinventing government”. Perspektif
baru pemerintah menurut Osborne dan Gaebler tersebut adalah :
Pemerintahan katalis
Fokus pada pemberian pengarahan bukan produksi pelayanan publik. Pemerintah
harus menyediakan beragam pelayanan publik, tetapi tidak harus terlibat secara
langsung dengan proses produksinya (producing). Produksi pelayanan publik
oleh pemerintah harus dijadikan sebagai pengecualian, dan bukan keharusan,
pemerintah hanya memproduksi pelayanan publik yang belum dapat dilakukan
oleh pihak non-pemerintah.
Pemerintah milik masyarakat
Memberdayakan masyarakat daripada melayani. Pemerintah sebaiknya
memberikan wewenang kepada masyarakat sehingga mereka mampu menjadi
masyarakat yang dapat menolong dirinya sendiri (self-help community).
Pemerintah yang kompetitif
Menyuntikkan semangat kompetisi dalam pemberian pelayanan publik.
Kompetisi adalah satu-satunya cara untuk menghemat biaya sekaligus
meningkatkan kualitas pelayanan. Dengan kompetisi, banyak pelayanan publik
yang dapat ditingkatkan kualitasnya tanpa harus memperbesar biaya.
Pemerintah yang digerakkan oleh misi
Mengubah organisasi yang digerakkan oleh peraturan menjadi organisasi yang
digerakkan oleh misi.
Pemerintah yang berorientasi hasil
Membiayai hasil bukan masukan. Pada pemerintah tradisional, besarnya alokasi
anggaran pada suatu unit kerja ditentukan oleh kompleksitas masalah yang
dihadapi. Semakin kompleks masalah yang dihadapi, semakin besar pula dana
yang dialokasikan.
Pemerintah berorientasi pada pelanggan
Memenuhi kebutuhan pelanggan, bukan birokrasi.
xv
Pemerintahan wirausaha
Mampu menciptakan pendapatan dan tidak sekedar membelanjakan.
Pemerintah antisipatif
Berupaya mencegah daripada mengobati. Pemerintah tradisonal yang birokratis
memusatkan diri pada produksi pelayanan publik untuk memecahkan masalah
publik.
Pemerintah desentralisasi
Dari hierarkhi menuju partisipatif dan tim kerja.
Pemerintah berorientasi pada (mekanisme) pasar
Mengadakan perubahan dengan mekanisme pasar (sistem insentif) dan bukan
dengan mekanisme administratif (sistem prosedur dan pemaksaan). Ada dua cara
alokasi sumberdaya, yaitu mekanisme pasar dan mekanisme administratif. Dari
keduanya, mekanisme pasar terbukti sebagai yang terbaik dalam mengalokasi
sumberdaya. Pemerintah tradisional menggunakan mekanisme administratif yaitu
menggunakan perintah dan pengendalian, mengeluarkan prosedur dan definisi
baku dan kemudian memerintahkan orang untuk melaksanakannya (sesuai dengan
prosedur tersebut). Pemerintah wirausaha menggunakan mekanisme pasar yaitu
tidak memerintahkan dan mengawasi tetapi mengembangkan dan menggunakan
sistem insentif agar orang tidak melakukan kegiatan-kegiatan yang merugikan
masyarakat.
xvi
2.7 Prinsip dan Siklus Anggaran Publik
xvii
Siklus Anggaran Sektor Publik
Prinsip-prinsip siklus anggaran perlu diketahui dan dikuasai dengan baik oleh
penyelenggara pemerintah. Menurut Henley (1990), pada dasarnya prinsip-prinsip
dan mekanisme penganggaran relative tidak berbeda antara sector swasta dengan
sektor publik. Siklus anggaran meliputi empat tahap yang terdiri atas :
1. Tahap persiapan anggaran.
Dilakukan dengan cara menentukan berapa anggaran yang diperlukan untuk
pengeluaran yang tentunya disesuaikan dengan penaksiran pendapatan yang
diperoleh secara akurat.
2. Tahap ratifikasi anggaran.
Melibatkan proses politik yang cukup rumit dan cukup berat. Pimpinan
eksekutif dituntut tidak hanya memiliki managerial skill namun juga harus
mempunyai political skill, salesmanship, dan coalition building yang memadai.
Integritas dan kesiapan mental yang tinggi dari eksekutif sangat penting dalam
tahap ini.
3. Tahap pelaksanaan anggaran.
Dalam tahap ini yang paling penting adalah yang harus diperhatikan oleh
manajer keuangan publik adalah dimilikinya sistem (informasi) akuntansi dan
sistem pengendalian manajemen.
4. Tahap pelaporan dan evaluasi.
Tahap pelaporan dan evaluasi terkait dengan aspek akuntabilitas. Jika tahap
implementasi telah didukung dengan sistem akuntansi dan sistem pengendalian
manajemen yang baik, maka diharapkan tahap budget reporting and evaluation
tidak akan menemukan banyak masalah.
xviii
BAB III
KESIMPULAN
3.1 Kesimpulan
Akuntansi manajemen merupakan bagian dari suatu sistem pengendalian
manajemen yang integral. Institute of Management Accountants (1981)
mendefinisikan akuntansi manajemen sebagai suatu proses pengidentifikasian,
pengukuran, pengakumulasian, penganalisaan, penyiapan, pengintepretasian, dan
pengkomunikasian informasi finansial yang digunakan oleh manajemen perencanaan,
evaluasi, dan pengendalian organisasi serta untuk menjamin bahwa sumber daya
digunakan secara tepat dan akuntabel.
Peran utama akuntansi manajemen dalam organisasi sektor publik adalah
memberikan informasi akuntansi yang relevan dan handal kepada manajer untuk
melaksanakan fungsi perencanaan dan pengendalian organisasi. Dalam organisasi
sektor publik, perencanaan dimulai sejak dilakukannya perencanaan stratejik,
sedangkan pengendalian dilakukan terhadap pengendalian tugas (task control). Peran
akuntansi manajemen dalam organisasi sektor publik meliputi :
1. Perencanaan strategik
2. Pemberian informasi biaya
3. Penilaian investasi
4. Penganggaran
5. Penentuan biaya pelayanan (cost of services) dan penentuan tarif
pelayanan (charging for services)
6. Penilaian kinerja
Anggaran sektor publik adalah perencanaan finansial tentang perkiraan
pengeluaran dan penerimaan yang diharapkan akan terjadi di masa mendatang dengan
melihat data yang diperoleh dari masa lalu sebagai acuan penetapan anggaran.
Anggaran sektor publik harus dapat memenuhi kriteria, antara lain merefleksikan
perubahan prioritas kebutuhan dan keinginan masyarakat serta menentukan
penerimaan dan pengeluaran departemen-departemen pemerintah atau pemerintah
daerah.
Anggaran sektor publik dibuat untuk membantu menentukan tingkat kebutuhan
masyarakat, seperti listrik, air bersih, kualitas kesehatan, pendidikan, dan lain-lain
agar terjamin secara layak. Maka dari itu tingkat kesejahteraan masyarakat
dipengaruhi oleh keputusan yang diambil oleh pemerintah melalui anggaran yang
dibuatnya.
xix
Terdapat 2 jenis anggaran sektor publik :
1. Anggaran Tradisional
Anggaran tradisional merupakan pendekatan yang paling banyak digunakan di
negara berkembang dewasa ini. Terdapat dua ciri utama dalam pendekatan ini, yaitu:
(a) cara penyusunan anggaran yang didasarkan atas pendekatan incrementalism dan
(b) struktur dan susunan anggaran yang bersifat line-item.
Ciri lain yang melekat pada pendekatan anggaran tradisional tersebut adalah: (c)
cenderung sentralistis; (d) bersifat spesifikasi; (e) tahunan; dan (f) menggunakan
prinsip anggaran bruto. Struktur anggaran tradisional dengan ciri-ciri tersebut tidak
mampu mengungkapkan besarnya dana yang dikeluarkan untuk setiap kegiatan, dan
bahkan anggaran tradisional tersebut gagal dalam memberikan informasi tentang
besarnya rencana kegiatan. Oleh karena tidak tersedianya berbagai informasi tersebut,
maka satu-satunya tolok ukur yang dapat digunakan untuk tujuan pengawasan
hanyalah tingkat kepatuhan penggunaan anggaran.
2. Anggaran Publik dengan Pendekatan New Public Management
Sejak pertengahan tahun 1980-an telah terjadi perubahan manajemen sektor
publik yang cukup drastis dari sistem manajemen tradisional yang terkesan kaku,
birokratis, dan hierarkis menjadi model manajemen sektor publik yang fleksibel dan
lebih mengakomodasi pasar. Perubahan tersebut bukan sekedar perubahan kecil dan
sederhana. Perubahan tersebut telah mengubah peran pemerintah terutama dalam hal
hubungan antara pemerintah dengan masyarakat. Paradigma baru yang muncul dalam
manajemen sektor publik tersebut adalah pendekatan New Public Management.
New Public Management berfokus pada manajemen sektor publik yang
berorientasi pada kinerja, bukan berorientasi kebijakan. Penggunaan paradigma New
Public Management tersebut menimbulkan beberapa konsekuensi bagi pemerintah di
antaranya adalah tuntutan untuk melakukan efisiensi, pemangkasan biaya (cost
cutting), dan kompetisi tender.
Prinsip-prinsip dalam penganggaran sektor publik meliputi :
· Otorisasi oleh legislatif.
· Komprehensif
· Keutuhan Anggaran
· Nondiscretionary Appropriation.
· Periodik
· Akurat
· Jelas
· Diketahui Publik
xx
Prinsip-prinsip siklus anggaran perlu diketahui dan dikuasai dengan baik oleh
penyelenggara pemerintah. MenurutHenley (1990), pada dasarnya prinsip-prinsip dan
mekanisme penganggaran relative tidak berbeda antara sector swasta dengan sektor
publik. Siklus anggaran meliputi empat tahap yang terdiri atas :
1. Tahap persiapan anggaran.
2. Tahap ratifikasi anggaran.
3. Tahap pelaksanaan anggaran.
4. Tahap pelaporan dan evaluasi.
xxi
DAFTAR PUSTAKA
http://wynegebina.blogspot.com/2016/07/konsep-anggaran-sektor-publik.html
https://rocketmanajemen.com/akuntansi-manajemen-sektor-publik/#a
https://www.google.co.id/search?q=konsep+anggaran+sektor+publik&oq=konsep+anggaran
+sektor+publik&sourceid=chrome&ie=UTF-8
xxii