Anda di halaman 1dari 14

Ipa terapan

LARUTAN

SMK COR JESU MALANG


JALAN J.A. SOEPRAPTO 55, KLOJEN
MALANG – JAWA TIMUR 65112
0341-325480
1

A. PENGERTIAN

Larutan (solution) adalah campuran homogen (satu fase) yang terdiri atas pelarut
(solvent) dan zat terlarut (solute). Masing-masing komponennya tidak dapat dibedakan
lagi.

Pelarut pada umumnya memiliki jumlah yang lebih besar dalam sebuah larutan.
Pelarut yang umum digunakan adalah air, namun tidak semua zat dapat larut dalam air.
Jika ingin melarutkan zat-zat tertentu yang tidak larut dalam air, dapat digunakan
pelarut lain sesuai dengan kebutuhannya. Beberapa pelarut selain air yang umum
digunakan yaitu:

No. Nama Pelarut Kegunaan


1 Etanol Pelarut minyak atsiri, damar, glikosida
2 Gliserin Pelarut parfum, bahan kecantikan, obat-obatan
3 Aseton Pelarut cat kuku
4 Kloroform Pelarut minyak lemak dan minyak atsiri
5 Benzena Pelarut minyak dan resin
6 Eter Pelarut lemak
7 Karbon tetraklorida Pelarut minyak dan getah tanaman

Zat terlarut dalam suatu larutan dapat memiliki fase yang sama atau berbeda.
Jumlah zat yang terlarut juga dapat satu jenis saja atau lebih. Wujud zat terlarut dapat
berupa zat padat, cair, atau gas.

Contoh beberapa larutan yang sering ditemui sehari-hari:

No. Nama Larutan Wujud zat terlarut


1 Larutan gula Padat
2 Minuman berkarbonasi Gas
3 Larutan sirup Cair

B. JENIS LARUTAN

Larutan dapat dikelompokkan menjadi beberapa kelompok, sesuai dengan


klasifikasi yang ditentukan. Beberapa penggolongan larutan adalah:

MODUL IPA X LARUTAN SMK COR JESU MALANG


2

1. Berdasarkan Kelarutan

Kelarutan adalah jumlah maksimum zat terlarut yang dapat larut pada pelarut
tertentu. Jumlah ini dapat berbeda pada pelarut yang berbeda. Berdasarkan
kelarutannya, larutan dapat dikelompokkan menjadi:

a. Larutan tak jenuh


Adalah larutan yang jumlah zat terlarutnya masih di bawah kelarutannya.
Artinya, jika zat terlarut ditambahkan lagi pada larutan ini, zat tersebut masih
dapat larut.

b. Larutan tepat jenuh


Adalah larutan yang jumlah zat terlarutnya tepat sama dengan
kelarutannya. Jika larutan ini ditambahkan zat terlarut sedikit saja, maka akan
timbul endapan

c. Larutan lewat jenuh


Adalah larutan yang jumlah zat terlarutnya melewati kelarutannya. Zat
terlarut yang ditambahkan pada larutan jenis ini tidak akan melarut lagi.

Cepat atau tidaknya suatu zat dapat larut dalam suatu pelarut dipengaruhi oleh
beberapa faktor, antara lain:
a. Pengadukan bahan
b. Luas permukaan zat
c. Suhu
2. Berdasarkan Konsentrasi

Berdasarkan konsentrasinya, larutan dapat dibedakan menjadi:

a. Larutan encer (dilute)


Yaitu larutan yang jumlah zat terlarutnya sangat sedikit.

b. Larutan pekat (concentrated)


Yaitu larutan yang memiliki jumlah zat terlarut sangat banyak.

Besarnya konsentrasi dinyatakan dengan besaran kadar, molaritas, molalitas,


normalitas. Pekat atau tidaknya suatu larutan bergantung pada jenis kebutuhan,
misalnya asam lambung adalah larutan asam klorida encer untuk membantu
pencernaan makanan. Jika pola makan tidak teratur, maka asam lambung berubah

MODUL IPA X LARUTAN SMK COR JESU MALANG


3

menjadi pekat sehingga dapat menimbulkan gangguan pencernaan hingga


kematian.

3. Berdasarkan Daya Hantar Listrik

Beberapa zat yang terlarut dalam suatu larutan dapat terurai menjadi ion (atom
yang bermuatan). Karena adanya perbedaan muatan positif dan negatif, larutan
tersebut dapat membantu mengalirkan listrik. Fenomena ini pertama kali diteliti
oleh Svante August Arrhenius, seorang ilmuwan Swedia. Berdasarkan daya
hantarnya, larutan dapat dibedakan menjadi:

a. Larutan nonelektrolit
Yaitu larutan yang tidak dapat menghantarkan listrik. Zat terlarut pada
larutan ini tidak terurai menjadi ion, sehingga tidak terjadi perbedaan potensial
dalam larutan. Pada umumnya larutan senyawa organik tergolong larutan
nonelektrolit.

b. Larutan elektrolit
Yaitu larutan yang dapat membantu mengalirkan listrik. Ion yang
terbentuk dalam larutan dapat bergerak bebas, sehingga dapat membantu
mengalirkan listrik yang mengalir melalui larutan. Berdasarkan jumlah ion
yang terurai, larutan ini dibedakan menjadi:

(1) Larutan elektrolit lemah


Yaitu larutan yang zat terlarutnya terurai sebagian

(2) Larutan elektrolit kuat


Yaitu larutan yang zat terlarutnya seluruhnya terurai menjadi ion.

Berdasarkan jenis ikatan dalam zat terlarut, larutan ini dibedakan menjadi:

(1) Larutan elektrolit ion


Yaitu larutan elektrolit yang zat terlarutnya berupa senyawa ion, contoh
larutan garam dapur, larutan garam inggris

(2) Larutan elektrolit kovalen


Yaitu larutan yang zat terlarutnya berupa senyawa kovalen, contoh larutan
asam sulfat, larutan asam sianida, larutan asam lambung.

Sifat dari masing-masing larutan ditunjukkan dalam tabel berikut:

MODUL IPA X LARUTAN SMK COR JESU MALANG


4

Larutan Nyala Lampu Gelembung Gas


Nonelektrolit tidak menyala tidak ada
Elektrolit lemah redup atau tidak menyala tidak ada atau sedikit
Elektrolit kuat menyala terang banyak

Berdasarkan jenis ikatannya:

Senyawa Padatan Lelehan Larutan


Ion isolator konduktor konduktor
Kovalen isolator isolator konduktor

C. KONSENTRASI LARUTAN

Pada bagian sebelumnya, telah disebutkan bahwa tingkat kepekatan larutan


dinyatakan dalam besaran tertentu yang disebut konsentrasi. Sebelum memahami
tentang konsentrasi larutan, terlebih dahulu dipahami beberapa istilah dalam
menentukan konsentrasi larutan:

− Massa atom relatif (Ar): yaitu massa satu atom dibandingkan dengan massa atom
C-12. Besarnya Ar disajikan dalam tabel periodik.
− Massa molekul relatif (Mr): yaitu massa suatu molekul yang diperoleh dari jumlah
Ar atom-atom penyusunnya.

1. Konsep Mol

Adalah satuan pengukuran untuk menyatakan jumlah zat. Mol dihitung dengan
cara:

massa
n=
Mr
Dengan:
n = mol
massa = massa zat terlarut (dalam gram)
Mr = massa molekul relatif

MODUL IPA X LARUTAN SMK COR JESU MALANG


5

Contoh:

Jumlah mol dari 100 gram CaCO3 bila diketahui Ar Ca = 40, C = 12, dan O = 16

Mula-mula dihitung dulu Mr dari CaCO3:

Mr CaCO3 = (1 x Ar Ca) + (1 x Ar C) + (3 x Ar O)

= (1 x 40) + (1 x 12) + (3 x 16)

= 40 + 12 + 48 = 100

massa
Mol CaCO3 =
Mr

100
= = 1 mol
100

2. Massa Jenis Larutan

Menyatakan massa larutan dalam setiap volume larutan. Dinyatakan dengan


persamaan:

massa
=
V
Dengan:
ρ = massa jenis larutan (kg/m3)
Massa = massa larutan (massa pelarut + massa zat terlarut)
V = volume larutan (dalam m3)

Pelarut universal adalah air, dengan massa jenis 1.000 kg/m3 atau 1 g/mL.

3. Molaritas (M)

Menyatakan jumlah mol zat terlarut dalam satu liter larutan. Dinyatakan dengan
persamaan:

n
M=
V
Dengan:
M = molaritas V = volume larutan (dalam liter)
n = mol zat

MODUL IPA X LARUTAN SMK COR JESU MALANG


6

Contoh:

Molaritas dari 0,4 gram NaOH (Ar Na = 23, O = 16, H = 1) dalam 250 mL larutan

Mula-mula dihitung mol NaOH terlebih dahulu:

Mr NaOH = (1 x Ar Na) + (1 x Ar O) + (1 x Ar H)

= 23 + 16 + 1 = 40

massa
Mol NaOH =
Mr

0, 4
= = 0,01 mol
40

250
Volume larutan = 250 mL = L = 14 Liter
1000

Kemudian dihitung molaritas NaOH:

n
M=
V

0, 01
M= = 0,01 4 = 0,04 M
1
4

4. Molalitas (m)

Menyatakan jumlah mol zat terlarut dalam 1 kg pelarut. Dinyatakan dalam


persamaan:

n
m=
p ( kg )
Atau
massa 1000
m= 
Mr p ( gram )
Dengan:
m = molalitas
n = jumlah mol zat terlarut
p = massa zat pelarut

MODUL IPA X LARUTAN SMK COR JESU MALANG


7

Contoh:

Molalitas 0,4 gram NaOH dalam 500 gram air

Digunakan persamaan kedua:

massa 1000
m= 
Mr p

0, 4 1000
m=  = 0,01 2 = 0,02 m
40 500

5. Normalitas

Menyatakan jumlah mol ekuivalen zat terlarut dalam satu liter larutan. Pada
umumnya normalitas digunakan untuk menyatakan konsentrasi asam atau basa.
Dinyatakan dengan persamaan:

N = M  valensi
Dengan:
N = normalitas (N)
M = molaritas
Valensi = jumlah atom H dalam asam atau OH dalam basa

Contoh:
Normalitas dari Ca(OH)2 0,5 M

Jumlah OH dalam rumus kimia = 2

Normalitas Ca(OH)2 = M  valensi

= 0,5 x 2 = 1 N

6. Fraksi Mol

Menyatakan perbandingan mol zat tertentu dalam larutan dengan mol keseluruhan.
Dinyatakan dengan persamaan:

MODUL IPA X LARUTAN SMK COR JESU MALANG


8

nt
Xt =
nt + n p
Dan
np
Xp =
nt + n p
Dengan:
Xt = fraksi mol zat terlarut nt = mol zat terlarut
Xp = fraksi mol zat pelarut np = mol zat pelarut

Contoh:

Larutan garam yang dibuat dengan melarutkan 0,2 mol garam dapur dalam 4,8
mol air

Zat terlarut = garam

Zat pelarut = air

nt
Fraksi mol zat terlarut:
nt + n p

0, 2 0, 2
= = = 0,04
0, 2 + 4,8 5

np
Fraksi mol zat pelarut:
nt + n p

4,8 4,8
= = = 0,96
0, 2 + 4,8 5

D. PEMBUATAN LARUTAN

Larutan dengan konsentrasi tertentu dapat dibuat dengan dua cara yaitu:

1. Pembuatan larutan dari zat padat


a. Mula-mula tentukan konsentrasi larutan yang akan dibuat.

MODUL IPA X LARUTAN SMK COR JESU MALANG


9

b. Tentukan massa zat yang akan dilarutkan. Massa zat diperoleh dari persamaan
Molaritas.
c. Siapkan pelarut dalam jumlah sedikit terlebih dahulu, kemudian masukkan zat
yang akan dilarutkan.
d. Tambahkan pelarut sedikit demi sedikit hingga volume larutan mencapai yang
diinginkan.
2. Pengenceran larutan

Larutan yang pekat dapat diencerkan hingga konsentrasi tertentu. Volume


pelarut yang ditambahkan dihitung dengan persamaan pengenceran:

M1V1 = M 2V2
Dengan:
M1 = molaritas awal
V1 = volume larutan awal
M2 = molaritas akhir
V2 = volume larutan akhir
V2 – V1 = volume pelarut yang ditambahkan

Setelah mendapatkan volume pelarut yang ditambahkan, siapkan larutan awal

Kemudian tuang pelarut dengan volume yang akan ditambahkan tersebut


perlahan-lahan sambil diaduk hingga diperoleh larutan dengan konsentrasi yang
baru.

Misalnya, larutan garam dengan konsentrasi 2 M sebanyak 100 mL, akan


dibuat menjadi larutan yang lebih encer dengan konsentrasi 0,5 M. Volume pelarut
yang ditambahkan dihitung dahulu dengan persamaan di atas:

M1V1 = M 2V2

2 100 mL = 0,5 V2

200
V2 = = 400 mL
0,5

Jadi, volume air yang ditambahkan = V2 – V1 = 400 – 100 = 300 mL

MODUL IPA X LARUTAN SMK COR JESU MALANG


10

E. SIFAT KOLIGATIF LARUTAN

Pertama kali diteliti oleh François-Marie Raoult pada tahun 1887, seorang ahli
kimia dari Prancis. Adalah sifat larutan yang ditentukan oleh banyaknya zat terlarut
dalam suatu larutan. Sifat ini hanya ditentukan oleh jumlah zat terlarut, tidak
bergantung pada jenis zat terlarut. Sifat koligatif larutan terdiri atas:

1. Penurunan Tekanan Uap jenuh


Apabila suatu zat dimasukkan dalam suatu ruangan tertutup, maka sebagian
zat tersebut akan menguap sampai ruangan tersebut jenuh, yaitu terjadi
kesetimbangan antara zat cair dengan gas yang terbentuk. Tekanan yang
diakibatkan oleh uap jenuh suatu zat disebut tekanan uap jenuh zat tersebut.

Jika dalam suatu pelarut dimasukkan zat terlarut yang tidak mudah menguap
(involatile), maka tekanan uap jenuh pelarut tersebut turun, karena molekul zat
terlarut tersebut menghalangi gerak molekul pelarut menjadi uap, sehingga jumlah
molekul pelarut yang berubah menjadi bentuk uap menjadi berkurang.

Selisih antara tekanan uap jenuh pelarut murni dengan tekanan uap jenuh
larutan disebut penurunan tekanan uap jenuh, yang besarnya sebanding dengan
fraksi mol zat terlarut.

2. Kenaikan Titik Didih dan Penurunan Titik beku


Titik didih adalah suhu saat suatu zat mulai berubah dari fase cair ke fase gas.
Suhu ini dapat tercapai jika tekanan uap jenuh zat cair sama dengan tekanan di atas
permukaan zat cair.

Titik beku adalah suhu saat zat cair berubah dari fase cair menjadi fase padat.
Suhu ini tercapai saat tekanan uap cairan sama dengan tekanan uap pelarut padatan
murni.

Kedua titik ini dipengaruhi oleh tekanan uap jenuh larutan. Diperoleh bahwa
jika tekanan uap jenuh larutan turun, maka titik didih larutan naik dan titik bekunya
turun.

MODUL IPA X LARUTAN SMK COR JESU MALANG


11

3. Tekanan Osmosis

Osmosis adalah peristiwa perpindahan zat akibat perbedaan konsentrasi


melalui membran semi permeabel. Perpindahan ini terjadi dari larutan yang
berkonsentrasi rendah (encer) ke larutan berkonsentrasi tinggi (pekat).

Tekanan yang diperlukan untuk menghentikan peristiwa osmosis ini disebut


dengan tekanan osmosis, yang secara matematis dirumuskan dengan:

 = M  R T
Dengan:
π = tekanan osmosis (atm)
M = molaritas larutan (M)
R = tetapan gas (0,08 L.atm/mol K)
T = suhu mutlak (°C + 273 K)

Dua larutan yang memiliki tekanan osmosis sama disebut isotonik, larutan
yang tekanan osmosisnya lebih rendah disebut hipotonik, dan larutan yang lebih
tinggi tekanan osmosisnya disebut hipertonik.

4. Sifat Koligatif dalam Kehidupan Sehari-hari


a. Laut Mati
Laut ini terletak di daerah yang sangat kering dan tidak terhubung dengan
laut manapun, sehingga kadar garam di laut ini sangat tinggi. Karena tingginya
zat terlarut, tekanan uap di laut ini semakin rendah, akibatnya setiap benda
yang jatuh di permukaan air laut akan tetap mengambang dan tidak tenggelam.

b. Pembuatan es krim
Pada pembuatan es krim, digunakan cairan pendingin yaitu pencampuran
kepingan es batu dengan garam, sehingga es batu akan mencair sedangkan
suhunya turun di bawah 00C. Cairan ini membantu adonan es krim untuk cepat
dingin dan membentuk padatan.

c. Pencairan salju
Di negara-negara empat musim, salju yang menutupi jalan sangat
mengganggu aktivitas penduduk. Untuk membersihkannya, setelah lapisan
salju yang tebal dibersihkan menggunakan buldoser, sisa-sisa salju dibersihkan

MODUL IPA X LARUTAN SMK COR JESU MALANG


12

menggunakan garam dapur atau urea, sehingga jalan tidak lagi licin dan aman
digunakan untuk berkendara.

d. Zat antibeku
Selain permasalahan dengan salju, suhu yang sangat rendah di negara
empat musim menyebabkan air radiator pada kendaraan cepat membeku.
Untuk mencegah hal tersebut, ke dalam air radiator ditambahkan zat antibeku
berupa etilen glikol, sehingga titik beku air dalam radiator turun dan
mengakibatkan air dalam radiator tidak mudah membeku.

e. Distilasi
Pada proses pengolahan bahan bakar, dikenal proses distilasi, yaitu
memisahkan jenis-jenis bahan bakar berdasarkan perbedaan titik didihnya.
Alat distilasi dirancang sedemikian rupa sehingga dapat mengalirkan uap-uap
bahan bakar yang terbentuk, kemudian didinginkan lagi sehingga diperoleh
cairan bahan bakar.

f. Panci presto
Pada panci presto, tekanan air dalam panci dinaikkan sehingga suhu
rebusan menjadi lebih dari 1000C. Akibatnya bahan olahan dalam panci
menjadi lebih lunak dan cepat matang.

g. Mesin cuci darah


Pada penderita gagal ginjal, terapi cuci darah dilakukan dengan prinsip
osmosis, dimana molekul-molekul kecil yang bersifat racun berpindah melalui
membran semipermeabel untuk kemudian dibuang, sedangkan molekul besar
seperti protein tidak dapat lewat sehingga tetap tinggal dalam darah.

h. Membasmi lintah
Umum diketahui jika lintah hinggap di kaki manusia, maka cara termudah
adalah dengan menaburkan garam sehingga lintah lepas sendiri. Proses ini
merupakan proses osmosis, karena garam yang ditaburkan akan menyerap air
yang berada dalam tubuh lintah, sehingga lintah kekurangan air.

i. Cairan infus dan obat tetes mata


Cairan infus dan obat tetes mata harus isotonis dengan cairan tubuh kita,
agar cairan tersebut tidak menarik cairan tubuh kita dan tidak merusak sel

MODUL IPA X LARUTAN SMK COR JESU MALANG


13

tubuh. Karena itu, konsentrasi cairan-cairan tersebut harus disesuaikan dengan


cairan tubuh.

j. Desalinasi air laut


Desalinasi adalah proses pembuatan air tawar dari air laut, dengan
menggunakan prinsip osmosis balik (reverse osmosis). Osmosis balik ini
lawan dari osmosis biasa, dimana arah osmosis dari larutan yang lebih pekat
ke yang lebih encer. Hal ini dapat dilakukan dengan memberikan tekanan yang
lebih besar dari tekanan osmosis air laut.

MODUL IPA X LARUTAN SMK COR JESU MALANG

Anda mungkin juga menyukai