IDENTITAS BUKU
2. Henry Fayol
Henry Fayol menerbitkan buku yang terkenal yaitu Administrasi industri dan
umum (bgeneral and industrial administration) pada tahun 1919 yang secara cepat
pula bisa mempengaruhi pemikiran manajemen di eropa. Dia berpendapat bahwa
semua organisasi terdiri dari unit atau sistem sebagai berikut:
· Aspek teknik dan komersial dari kegiatan pembelian produk dan penjualan
· Kegiatan keungan yang berhubungan dengan masalah-masalah permintaan dan
pengendalian kavital
· Unit keaman dan perlindungan
· Fungsi penghitungan
· Fungsi administrasi dan perencanaan
3. Frederick taylor
Ia mengenalkan prinsip-prinsip manajmemen ilmia (principle of scientetific
management). Ia mengusulkan 3 hal sebagai tujuan dari gerakannya yaitu:
· Untuk menegaskan lewat contoh-contoh yang sederhana, bahwa Amerika
Serikat telah dirugiikan oleh banyak sekali akibat karena tidak adanya efesiensi di
hampir usaha pada tiap harinya
· Mencoba untuk meyakinkan kepada masyarakat Amerika Serikat bahwa
pengobatannya terletak pada manajemen yang sistematis bukan pada usaha mencari
orang-orang yang istimewa
· Untuk mmembuktikan bahwa manajemen yang baik adalah suatu ilmu yang
tepat dan berdasarrkan pada prinsip-prinsip manajemen ilmiah adalah bisa
diterapkan pada setiap bentuk aktivitas manusia
Dari pandangan ilmu perilaku, pelaksanaan manajemen ilmiah mencoba
memadukan secara pasti teknik eksperimen yang sistematis dengan asumsi-asumsi
mekanstik terhadap ilmu perilaku organisasi. Menurut Taylor manusia ini adalah
hanya merupakan salah satu komponen dalam suatu mesin produksi yang besar.
Hanya kepada mereka yang dapant bekerja seperti mesin yang akan mendapat
tempat di dalam sebuah sistem.
Konsep birokrasi Weber, Penemuan Administrasi Fayol dan Gerakan
manajemen ilmiah dari Taylor memberikan sumbangan yang tidak ternilai dari
sejarah awal perkembangan bidang pengkajian perilaku manusia dalam organisasi
ini. Demikian pula penelitian tim Mayo berikut enemuan-penemuan dari
Hawthorne benar-benar mengarahkan perkembangan ilmu baru perilaku ini.
BAB II
PERILAKU INDIVIDU DALAM ORGANISASI
Perilaku itu sendiri adalah suatu fungsi dan interaksi antara seseorang
individu dengan lingkungannya. Ditilik dari sifatnya perbedaan perilaku manusia
itu disebabkan karena kemampuan, kebutuhan, cara berfikir untuk menentukan
perilaku, pengalaman dan reaksi efektifnya berbeda satu sama lain.
Pendekatan yang sering dilakukan untuk memahami perilaku manusia itu,
adalah pendekatan kognitif, reinforcement dan psikoannalitis. Berikut ringkasan
dari ketiga pendekatan tersebut dilihat dari 6 hal:
1. Penekanan
Pendekatan kognitif menekankan mental internal seperti minsalnya berpikir
dan menimbang. Penafsiran atau persepsi individu tentang lingkungan
dipertimbangkan lebih penting dari pada lingkungan itu sendiri.
Pendekatan Penguatan (reinforcement) menekankan pada peranan
lingkungan dalam perilaku manusia. Lingkungan dipandang sebagai suatu sumber
stimuli dapat menghasilkan dan memperkuat respon-respon perilaku.
Pendekatan psikonalistik menekankan peranan sistem personalitas di dalam
menentukan sesuatu perilaku. Lingkungan dipertimbangkan sepanjang hanya
sebagai ego yang berinteraksi dengannya untuk memuaskan keinginan-keinginan
individu.
2. Penyebab timbulnya perilaku
Pendekatan kognitif mengtakan perilaku timbul dari ketidak seimbangan atau
ketidak sesuaian pada struktur kognitif yang dapat dihasilkan dari persepsi-persepsi
tentang lingkkungan
Reinforcement menyatakan bahwa perilaku itu ditentukan oleh stimuli
lingkungan baik sebelum terjadinya perilaku maupun sebagai hasil dari perilaku
Psikonalistik, perilaku timbul oleh tegangan-tegangan yang dihasilkan oleh
tidak tercapainya keinginan-keinginan dari individu.
3. Proses
Koginitif, kognisi (pengetahuan dan pengalaman) adalah proses mental, yang
mennyempurnakan dan disempurnakan oleh stuktur kognitif yang ada. Akibat dari
adanya ketidakseimbangan atau ketidaksesuaian didalam struktur menghasilkan
perilaku yang dapat mengurangi ketidaksesuaian tersebut.
Reinforcement, lingkungan yang beraksi dalam diri individu mengundang
suatu respon yang ditentukan oleh keturunan dan sejarah masa lalu. Sifat dari reaksi
lingkungan pabda respon tersebut menentukan kecenderungan-kecenderungan
perilaku indivdu dimasa yang akan datang.
Psokoanalistik. Keinginan dan harapan-harapan dihasilkan dalam individu
dan kemudian proses dan dikerjakan oleh ego dibawah pengamatan superego.
Hasil-hasil perilaku dari keputusan ego tentang bagaimana memuaskan keinginan
individu dan hambatan-hambatan dari superego.
4. Kepentingan masa lalu dalam menentukan perilaku
Psikoanalistik, masa lalu seseorang dapat menjadikan suatu penentu yang
relatif penting bagi perilakunya sipat individu dan superego adalah keduanya
diturunkan, dan kekuatan-kekuagtan yang relatif dari individu, ego dan superego
adalah dintentukan olenh interaksi-interaksi dan pengembangan dimasa lalu.
Kognitif, tidak memperhitungkan masa lalu. Pengalaman masa lalu hanya
menentukan pada struktur kognitif. Adapun perilaku adalah suatu fungsi dari
pernyataan-pernyataan masa sekarang dari sistem kognitif seseorang, dengan tanpa
memperhatikan bagaimana pernyataan-pernyataan itu bisa masuk kedalam sistem
tersebut.
Reinforcement, birsifat historis, suatu respon seseorang pada suatu stimulus
tertentu adalah menjadi suatu fungsi dari sejarah lingkungannya.
5. Tingkat dari kesadaran
Kognitif. Ada bereneka ragam tingkatan kesadaran, tetapi dalam kegiabtan
mental yang sadar seperti mengenai berfikir, mengetahui dan memahami adalah
dipertimbangkan sangat penting.
Reinforcement, tidak ada beda sadar atau tidak sadar, dalam kenyataannya
aktifitas mental dipertimbangkan me njadi bentuk lain dari perilaku dan tidak
dihubungkan dengan kasus kekuasaan apapun, aktivitas mental seperti berpikir dan
berperasaan dapat saja diikuti dengan perilaku yang terbuka. Tetapi hal tersebut
bukan berarti bahwa berpikir dan berperasaan danpat menyebabkan terjadinya
perilaku terbuka.
Psikoanalistik, hampir sebagian aktivitas mental adalah tidak sadar.
Aktivitas tidak sadar dari indmividu dan superego secara luas menentukan
perilaku.
6. Data
Kognitif, data dan sikap-sikap, nilai-nilai, pengertian dan pengharapan pada
dasarnya dikumpulkan lewat survei dan kuisioner.
Reinforcement, mengukur stimulu lingkungan dan respon materi atau fisik
yang daoat diamati, lewat observasi langsung dengan pertolongan sarana teknologi.
Psikoanalistik, menggunakan data ekspresi dari keinginan-keinginan,
harapan-havrapan dan bukti penekanan dan penghambat dari keinginan tersebut
lewat analisis mimpi, asosiasi bebas, teknik-teknik proyektif dan hipnotid.
BAB III
PERILAKI KELOMPOK DALAM ORGANISASI
Dua istilah persepsi dan komunikasi ini amat erat dan penting sekali diketahui
guna memahami ilmu perilaku ini. Komunikasi terjadi jika seseorang ingin
menyampaikan impormasi kepada orang lain. Komunikasi tersebut dapat berjalan
dengan baik dan tepat jika penyampai informasi menerimanya tidak dalam bentuk
distorsi.
Jika dalam proses penyampaian informasi tidak patut dan terjadi distorsi,
maka komunikasi semacam ini dapat dikatakan komunikasi yang tidak efektif atau
mengalami kegagalan. Kegagalan berkomunikasi bisa terjadi karena banyak
hambatan-hambatan, salah satu hambatan yang timbul dari manusia yang terlibat
didalamnya ialah karena persepsi yang berbeda.
Persepsi pada hakikatnya adalah proses kognitif yang dialami oleh setiap
orang didalam memahami informasi tentang lingkungannya. Lewat penglihatan,
pendengaran, penghayagtan, perasaan dan penciuman. Persepsi adalah suatu proses
kognitif yang kompleks dan menghasilkan suagtu gambavr unik tentang kenyataan
yang barangkali sangat berbeda dari kenyataannya.
Subproses persepsi dapat terdiri dari suatu situasi yang hadir pada seseorang.
Disini seseorang tersebut enghadapi suatu kenyataan lingkungan yang harus dilihat
dan diartikan. Subproses berikunya ialah registrasi, interprstasi dan umpan balik.
Dengan demikiann setelah seseorang mengetahui keadaan lingkungannya, semua
keterangan tersebut didaftar dalam ingatan dan pikirannya. Pada gilirannya nanti
orang tersebut kemudian mengartikan atau menginterprestasi tentang semua
informasi yang didaftar tentang lingkungan yang dihadapi tad. Proses terakhir orang
tersebut akan memberikan umpan balik.
Dalam persepsi yang amat menarik dibicarakan adalah proses pemilihan
persepsi, yakni suatu proses bagaimana seorang bisa tertarik terhadap suatu obyek
tersebut. Adapjun faktor penyebab bagaimana seseorang tertarik pada obyek
tersebut dapat dikelmpokkan menjadi dua hal yakni faktor dari luar diri seseobrang
dan faktor dari dalam diri sendiri. Faktor dari luar minsalnya karena intensitas,
ukuran, kontras, pengulangan, gerakan dan obnyek itu baru atau sudah dikenal.
Adapun faktor dari dalam terdiri dari proses pemahaman atau learning, motivasi
dan kepribadian seseorang.
Persepsi dapat diorganisir dalam diri seseorang berdasarkan hal-hal seperti
adanya kesamaan dan ketidaksamaan obyek. Adanya kedekatan dalam ruang dan
adanya kedekatan dalam waktu. Selan itu jika seseorang melakukan persepsi
terhadap orang lain, akibat karena adanya hubungan dan interaksi secara langsnung,
maka orang tersebut melakukan persepsi sosial. Dalam persepsi seperti ini karakter
masing-masing yang berubungan amat menentukan. Selain beberapa hal yang ikut
menentukan prasarana persepsi sosial antara lain karena adanya proses atribusi.
Stereotype dan halo effect.
Istilah lain yang amat berhubungan dengan persepsi adalah komunikasi.
Banyak pengertian yang dikemukakan tentang komunikasi. Banyak pengertian
yang dikemukakan tentang komunikasi ini tetapi ada tiga aspek penting yang
dibahas dalam buku ini. Tiga aspek tersebut adalah informasi, proses komunikasi
dalam suatu organisasi dan komunikasi antafr orang.
Mengenai informasi ada tiga hal penting yang dapat memberikan pengertian
tenbtang sifat dan hakikatnya yaitu kelebih, pengertian dan umpan balik. Dengan
demikian jika suatu informasi yang dikomunikasikan itu berlebihan akan
menimbulkan reaksi, adapun sifat lain dari informasi ialah pengertian dan umpan
balik, penerimaan dan pemahaman penerima informasi akan mempengaruhi
pengerian ini, demikian pula umpan balik dari informasi tersebut.
Adapun komunikasi organisasi ialah suatu komunikasi yang terjadi dalam
suatu organisasi tertentu. Ciri dari komunikasi organisasi ini ialah berstruktur atau
berhirarki, komunikasi ini mempunyai struktur yang vertikal dan horizontal, dan
sebagai akibatnya dapat pula berstruktur keluar organisasi. Struktur yang terakhir
ini jka organisasi tersebut melakukan interaksi dengan lingkungannya.
Kalau dalam organisasi dikenal adanya struktur formal dan informal maka
komunikasinyapun dikenal dengan komunikasi formal dan informal. Kemunikasi
formal mengikuti jalur hubungan formal yang tefrgambar dalam susunan atau
struktur organisasi. Adapun komunikamsi informal arus infmormasinya sesuai
dengan kepentngan dan kehendak masing-masing pribadi yang ada dalam
organisasi tersebut. Proses hubungan komunikasi informasi tidak mengikuti jalur
struktural, sehingga bisa terjadi seseorang yang mempunyai struktur formal berada
dibawah, berkomunikasi dngan seorang yang berada di tingkat pimpinan.
Komunikasi yang kigranya juga amat penting dikemukakan sebagai unsur
kontiinum yang ketiga adalah komunikasi antar pribadi, efektivitas komunikasi
antar pribadi ini dapat dilihat dari lima hal, yaitu: adanya keterbukaan, empati,
dukungan, kepositifan, dan keamanan, faktor terakhir yakni faktor kesamaan ini
erat sekali dengan konsep homophily dan heterophily. Homophily menunjukan
pada suatu derajat kesamaan antara dua pihak yang terikat dalam komunikasi, yakni
pribadi penyampaian informasi dan pribadi yang menerima informasi. Sedangkan
lawannya ialanh heterophily yang menunjukan ketidaksamaan.
BAB V
MOTIVASI DALAM ORGANISASI