NIM : B1031191051
Kelas : Akuntansi/B
Mata Kuliah : Agama Islam
c. Politeisme
d. Henoteisme
Politeisme tidak memberikan kepuasan terutama terhadap kaum cendekiawan. Oleh
karena itu dari dewa-dewa yang diakui diadakan seleksi, karena tidak mungkin mempunyai
kekuatan yang sama. Lama-kelamaan kepercayaan manusia meningkat menjadi lebih
definitif (tertentu). Satu bangsa hanya mengakui satu dewa yang disebut dengan Tuhan,
namun manusia masih mengakui Tuhan (Ilah) bangsa lain. kepercayaan satu Tuhan untuk
satu bangsa disebut dengan henoteisme (Tuhan tingkat Nasional).
e. Monoteisme
Kepercayaan dalam bentuk henoteisme melangkah menjadi monoteisme. Dalam
monoteisme hanya mengakui satu Tuhan untuk seluruh bangsa dan bersifat internasional.
Bentuk monoteisme ditinjau dari filsafat Ketuhanan terbagi dalam tiga paham yaitu:
deisme, panteisme, dan teisme.
Dikalangan umat Islam terdapat polemik dalam masalah ketuhanan. Satu kelompok
berpegang teguh dengan Jabariah, yaitu faham yang mengatakan bahwa Tuhan mempunyai
kekuatan mutlah yang menjadi penentu segalanya. Di lain pihak ada yang berpegang pada
doktrin Qodariah, yaitu faham yang mengatakan bahwa manusialah yang menentukan
nasibnya. Polemik dalam masalah ketuhanan di kalangan umat Islam pernah menimbulkan
suatu dis-integrasi (perpecahan) umat Islam, yang cukup menyedihkan. Peristiwa al-mihnah
yaitu pembantaian terhadap para tokoh Jabariah oleh penguasa Qadariah pada zaman
khalifah al-Makmun (Dinasti Abbasiah). Munculnya faham Jabariah dan Qadariah
berkaitan erat dengan masalah politik umat Islam setelah Rasulullah Muhammad
meninggal. Sebagai kepala pemerintahaan, Abu Bakar Siddiq secara aklamasi formal
diangkat sebagai pelanjut Rasulullah. Berikutnya digantikan oleh Umar Ibnu Al-Khattab,
Usman dan Ali.
Menurut Muktazilah, Tuhan terikat dengan kewajiban-kewajiban. Tuhan wajib
memenuhi janjinya. Ia berkewajiban memasukkan orang yang baik ke surga dan wajib
memasukkan orang yang jahat ke neraka, dan kewajiban-kewajiban lain. Pandangan-
pandangan kelompok ini menempatkan akal manusia dalam posisi yang kuat. Sebab itu
kelompok ini dimasukkan ke dalam kelompok teologi rasional dengan sebutan Qadariah.
Sebaliknya, aliran teologi tradisional (Jabariah) berpendapat bahwa Tuhan mempunyai sifat
(sifat 20, sifat 13, dan maha sifat). Ia maha kuasa, memiliki kehendak mutlak. Kehendak
Tuhan tidak terikat dengan apapun. Karena itu ia mungkin saja menempatkan orang yang
baik ke dalam neraka dan sebaliknya mungkin pula ia menempatkan orang jahat ke dalam
surga, kalau Ia menghendaki. Dari faham Jabariah inilah ilmu-ilmu kebatinan berkembang
di sebagaian umat Islam.
a. Dalil Fitrah
Yaitu perasaan alami yang tajam pada manusia bahwa ada dzat yang maujud, yang
tidak terbatas dan tidak berkesudahan, yang mengawasi segala sesuatu, mengurus dan
mengatur segala yang ada di alam semesta, yang diharapkan kasih sayang-Nya dan ditakuti
kemurkaan-Nya. Hal ini digambarkan oleh Allah SWT dalam QS. 10:22.
b. Dalil Akal
Yaitu dengan tafakkur dan perenungan terhadap alam semesta yang merupakan
manifestasi dari eksistensi Allah SWT. Orang yang memikirkan dan merenungkan alam
semesta akan menemukan empat unsur alam semesta :
1. Ciptaan-Nya
Bila kita perhatikan makhluk yang hidup di muka bumi, kita akan menemukan
berbagai jenis dan bentuk, berbagai macam cara hidup dan cara berkembang biak (QS.
35:28). Semua itu menunjukkan adanya zat yang menciptakan, membentuk, menentukan
rizki dan meniupkan ruh kehidupan (QS. 29:19,20). Bagaimanapun pintarnya manusia,
tentu ia tidak akan dapat membuat makhluk yang hidup dari sesuatu yang belum ada. Allah
SWT menantang manusia untuk membuat seekor lalat jika mereka mampu (QS. 22:73).
Nyatalah bahwa tiada yang dapat menciptakan alam semesta ini kecuali Allah Yang Maha
Tinggi dan Maha Hidup.
2. Kesempurnaan
Kalau kita perhatikan, akan terlihat bahwa alam ini sangat tersusun rapi, diciptakan
dalam kondisi yang sangat sempurna tanpa cacat.Hal ini menunjukkan adanya kehendak
agung yang bersumber dari Sang Pencipta. Sebagai contoh, seandainya matahari
memberikan panasnya pada bumi hanya setengah dari panasnya sekarang, pastilah manusia
akan membeku kedinginan. Dan seandainya malam lebih panjang sepuluh kali lipat dari
malam yang normal tentulah matahari pada musim panas akan membakar seluruh tanaman
di siang hari dan di malam hari seluruh tumbuhan membeku. Firman Allah:
“Yang telah menciptakan tujuh langit berlapis-lapis. Kamu sekali-kali melihat pada ciptaan
Tuhan Yang Maha Pemurah sesuatu yang tidak seimbang. Maka lihatlah berulang-ulang,
adakah kamu lihat sesuatu yang tidak seimbang? Kemudian pandanglah sekali lagi, niscaya
penglihatanmu akan kembali kepadamu dengan tidak menemukan sesuatu cacat dan
penglihatanmu itu pun dalam keadaan payah.” (QS. 67:3,4)
ِن ُو ُدب ْعاَف ْمُكُّبَر اَ َنأَو ً َةدِحاَو ًة َّ ُمأ ْمُ ُكت َّ ُمأ ِه ِذََٰه َّنِإ
Terjemah Arti: Sesungguhnya (agama Tauhid) ini adalah agama kamu semua; agama yang
satu dan Aku adalah Tuhanmu, maka sembahlah Aku.
َّ َّللاَ ه َُو ْال َمسِي ُح ا ْبنُ َم ْريَ َم ۖ َوقَا َل ْال َمسِي ُح يَا بَ ِني إِس َْرائِي َل ا ْعبُدُوا
َّللاَ َربِي َو َربَّ ُك ْم ۖ إِنَّهُ َم ْن َّ لَقَدْ َكفَ َر الَّذِينَ قَالُوا إِ َّن
صار َ ظا ِل ِمينَ ِم ْن أ َ ْن ُ ََّّللاُ َعلَ ْي ِه ْال َجنَّةَ َو َمأ ْ َواهُ الن
َّ ار ۖ َو َما ِلل َّ ِيُ ْش ِر ْك ب
َّ اَّللِ فَقَدْ َح َّر َم
Terjemah Arti: Sesungguhnya telah kafirlah orang-orang yang berkata: "Sesungguhnya Allah
ialah Al Masih putera Maryam", padahal Al Masih (sendiri) berkata: "Hai Bani Israil,
sembahlah Allah Tuhanku dan Tuhanmu". Sesungguhnya orang yang mempersekutukan
(sesuatu dengan) Allah, maka pasti Allah mengharamkan kepadanya surga, dan tempatnya
ialah neraka, tidaklah ada bagi orang-orang zalim itu seorang penolongpun.
Ayat 102
Ayat 103
Terjemah Arti: Maka apakah mereka tidak memperhatikan bahwa patung anak lembu itu
tidak dapat memberi jawaban kepada mereka, dan tidak dapat memberi kemudharatan kepada
mereka dan tidak (pula) kemanfaatan?
Terjemah Arti: Berkata Musa: "Hai kaumku, jika kamu beriman kepada Allah, maka
bertawakkallah kepada-Nya saja, jika kamu benar-benar orang yang berserah diri".
َطفَ َٰى لَ ُك ُم الدِينَ فَ ََل ت َ ُموت ُ َّن إِ ََّل َوأَ ْنت ُ ْم ُم ْس ِل ُمون
َ ص َّ ِص َٰى بِ َها إِب َْراهِي ُم بَ ِني ِه َويَ ْعقُوبُ يَا بَن
َّ ي إِ َّن
ْ َّللاَ ا َّ َو َو
Terjemah Arti: Dan Ibrahim telah mewasiatkan ucapan itu kepada anak-anaknya, demikian
pula Ya'qub. (Ibrahim berkata): "Hai anak-anakku! Sesungguhnya Allah telah memilih agama
ini bagimu, maka janganlah kamu mati kecuali dalam memeluk agama Islam".
Surat Al-Baqarah Ayat 133
َٰ َٰ
َ وب ْال َم ْوتُ ِإذْ قَا َل ِل َب ِني ِه َما تَ ْعبُدُونَ ِم ْن َب ْعدِي قَالُوا نَ ْعبُد ُ ِإ َل َهكَ َو ِإلَهَ آ َبائِكَ ِإب َْراه
ِيم ُ أ َ ْم ُك ْنت ُ ْم
َ ش َهدَا َء ِإذْ َح
َ ُض َر َي ْعق
َاحدًا َونَحْ نُ لَهُ ُم ْس ِل ُمون َٰ
ِ َو ِإ ْس َما ِعي َل َو ِإ ْس َحاقَ ِإلَ ًها َو
Terjemah Arti: Adakah kamu hadir ketika Ya'qub kedatangan (tanda-tanda) maut, ketika ia
berkata kepada anak-anaknya: "Apa yang kamu sembah sepeninggalku?" Mereka menjawab:
"Kami akan menyembah Tuhanmu dan Tuhan nenek moyangmu, Ibrahim, Ismail dan Ishaq,
(yaitu) Tuhan Yang Maha Esa dan kami hanya tunduk patuh kepada-Nya".
Terjemah Arti: Itu adalah umat yang lalu; baginya apa yang telah diusahakannya dan bagimu
apa yang sudah kamu usahakan, dan kamu tidak akan diminta pertanggungan jawab tentang
apa yang telah mereka kerjakan.
Terjemah Arti: Sesungguhnya ini adalah kisah yang benar, dan tak ada Tuhan (yang berhak
disembah) selain Allah; dan sesungguhnya Allah, Dialah Yang Maha Perkasa lagi Maha
Bijaksana
۞ صوا ْال ِم ْكيَا َل َو ْال ِميزَ انَ ۚ إِنِي أَ َرا ُك ْم َ َّللاَ َما لَ ُك ْم ِم ْن إِ َٰلَه
ُ ُغي ُْرهُ ۖ َو ََل ت َ ْنق ُ َوإِلَ َٰى َمدْيَنَ أَخَا ُه ْم
َّ شعَ ْيبًا ۚ قَا َل يَا قَ ْو ِم ا ْعبُد ُوا
ُ ِب َخيْر َو ِإ ِني أَخ
َ ََاف َعلَ ْي ُك ْم َعذ
اب َي ْوم ُم ِحيط
Terjemah Arti: Dan kepada (penduduk) Mad-yan (Kami utus) saudara mereka, Syu'aib. Ia
berkata: "Hai kaumku, sembahlah Allah, sekali-kali tiada Tuhan bagimu selain Dia. Dan
janganlah kamu kurangi takaran dan timbangan, sesungguhnya aku melihat kamu dalam
keadaan yang baik (mampu) dan sesungguhnya aku khawatir terhadapmu akan azab hari yang
membinasakan (kiamat).