Jelajahi eBook
Kategori
Jelajahi Buku audio
Kategori
Jelajahi Majalah
Kategori
Jelajahi Dokumen
Kategori
Pada umumnya dipegang prinsip bahwa sumur-sumur yang sudah ada sebelum
injeksi dipergunakan secara maksimal pada waktu berlangsungnya injeksi nanti.
Jika masih diperlukan sumur-sumur baru maka perlu ditentukan lokasinya. Untuk
memilih lokasi sebaiknya digunakan peta distribusi cadangan minyak tersisa. Pada
daerah yang sisa minyaknya masih besar mungkin diperlukan lebih banyak sumur
produksi daripada daerah yang minyaknya tinggal sedikit. Peta isopermeabilitas
juga membantu dalam memilih arah aliran supaya penembusan fluida injeksi
(breakthrough) tidak terjadi terlalu dini.
Salah satu cara untuk meningkatkan faktor perolehan minyak adalah dengan
membuat pola sumur injeksi-produksi, yang bertujuan untuk mendapatkan pola
penyapuan yang seefisien mungkin. Tetapi kita harus tetap memegang prinsip
bahwa sumur yang sudah ada sebelum injeksi harus dapat digunakan semaksimal
mungkin pada waktu berlangsungnya injeksi nanti.
Debit injeksi yang akan ditentukan di sini adalah untuk sumur-sumur dengan pola
tertutup dengan anggapan bahwa mobility ratio (M) sama dengan satu. Besarnya
debit injeksi tergantung pada perbedaan tekanan injeksi di dasar sumur dan
tekanan reservoirnya.
Fluida dua fasa atau lebih dikatakan immiscible (tidak bercampur) pada tekanan
atau temperatur tertentu jika terbentuk suatu lapisan kasat mata antar fasa setelah
fasa- fasa fluida tersebut dicampurkan satu sama lain sampai mencapai
kesetimbangan kimia. Kehadiran fasa-fasa immiscible ini di reservoir akan
mengubah kemampuan batuan dalam menyalurkan fluida. Fasa-fasa immiscible di
reservoir seperti : minyak-air, minyak-gas, air-gas, atau air-minyak-gas.
Pada waterflood dalam skala mikro, efesiensi pendesakan dipengaruhi oleh faktor
interaksi fluida dan media yang di tempatinya.. Karena di reservoir terdapat lebih
dari satu fasa, maka secara alamiah telah terjadi interaksi antara batuan dan fluida
di reservoir yang sekaligus mempengaruhi pendesakan fluida. Karena itulah,
pemahaman tentang sifat-sifat dasar batuan reservoir perlu dilakukan
Karena interaksinya dengan fluida, sifat-sifat batuan reservoir ini menjadi terbagi
atas dua kelompok :
1. Sifat absolut dari batuan itu sendiri, antara lain porositas, permeabilitas,
dan distribusi ukuran pori.
2. Sifat batuan reservoir akibat interaksi batuan dengan fluida reservoir yang
bersifat statis, antara lain tekanan kapiler, wettability, dan contact angle.
3. Sifat batuan reservoir akibat interaksi batuan dengan fluida reservoir yang
bersifat dinamis, diantaranya mobilitas, dan permeabilitas relatif
Untuk itu, konsep dasar sifat-sifat batuan dan fluida reservoir telah menjadi bahan
pertimbangan penting dalam studi waterflood karena dalam proses injeksi air akan
terjadi kontak antara fluida yang diinjeksikan dengan batuan dan fluida formasi,
sehingga dapat dipelajari kondisi efisiensi pendesakan yang lebih efektif untuk
mendesak minyak sebagai efisiensi pendesakan pada skala mikroskopis
D.Porositas
1. Porositas efektif
2. Porositas absolut
Porositas dari sebuah media permeabel merupakan fungsi yang kuat dari variansi
distribusi ukuran pori dan fungsi yang lemah dari ukuran pori itu sendiri.
E.Permeabilitas
Bisa diartikan sebagai kemampuan batuan dalam menyalurkan fluida, terbagi atas
tiga :
1. Permeabilitas absolut
2. Permeabilitas efektif
KELOMPOK 2