Psi Pend 2
Psi Pend 2
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Kepribadian individu merupakan satu kesatuan , tetapi secara garis besar
dapat dibedakan dalam beberapa aspek, yaitu aspek intelektual, fisik-motorik,
sosial, dan emosional. Setiap aspek memiliki kekuatan yang bervariasi dari
yang sangat kuat sampai dari yang paling lemah, dan karakterinstik atau ciri-
ciri yang menggambarkan keberagaman.
Dalam dunia pendidikan dan pengajaran masalah intelegensi, bakat dan
kecerdasan merupakan masalah yang pokok karenanya tidak mengherankan
kalau masalah itu dikupas banyak orang, baik secara khusus maupun secara
umum tentang peranan intelegensi, bakat dan kecerdasan dalam proses
pendidikan, ada yang menganggap penting sehingga dipandang menentukan
dalam hal berhasil dan tidaknya seseorang dalam hal belajar. Sedang pada sisi
lain ada juga yang menganggap bahwa intelegensi, kecerdasan dan bakat tidak
mempengaruhi persoalan tersebut.
Intelegensi, bakat dan kecerdasan menjadi modal dan memberikan batas-
batas bagi perkembangan potensi individu. Seseorang yang memiliki
intelegensi, bakat dan kecerdasan yang tinggi, atau salah satu dari ketiga
potensi tersebut dapat mempunyai kemungkinan yang tinngi dalam kecakapan.
Intelegensi dan kecerdasan sebagai kapasitas umum, memberikan modal bagi
penguasaan kecakapan pada umumnya, sedangkan bakat memberikan modal
bagi penguasaan kecakapan-kecakapan nyata yang khusus. Kecerdasan juga
dapat menjadi pegangan bagi penentuan perkiraan tingkat perkembangan
pendidikan seseorang individu. Seseorang siswa yang kecerdasannya tergolong
sedang memungkin hanya bisa menyelesaikan studi sampai tingkat sekolah
menengah, sedang intelegensinya tinggi diperkirakan dapat menyelesaikan
perguruan tinggi.
B. Rumusan Masalah
Untuk memperjelas latar belakang masalah di atas, penulis memmbatasi
permasalahan berdasarkan pertanyaan-pertanyaan berikut :
1. Apa Pengertian dari intelegensi?
2. Apa Faktor-faktor yang Mempengaruhi intelegensi ?
3. Bagaimana cara mengukur intelegensi ?
4. Apa pengertian dari bakat ?
5. Apa saja jenis-jenis bakat ?
6. Bagaimana cara kita mengenal bakat seseorang ?
7. Apa pengertian dari kecerdasan ?
8. Apa dan bagaimana kecerdasan jamak itu ?
9. Apa saja jenis-jenis kecerdasan?
C. Tujuan Penulisan
Adapun tujuan tulisan ini adalah, sebagai berikut :
1. Untuk mengetahui pengertian dari intelegensi.
2. Untuk mengetahui faktor-faktor yang mempengaruhi intelegensi.
3. Untuk mengetahui cara mengukur intelegensi.
4. Untuk mengetahui pengertian bakat.
5. Untuk mengetahui jenis-jenis bakat.
6. Untuk mengetahui cara mengenal bakat seseorang.
7. Untuk mengetahui kecerdasan.
8. Untuk mengetahui kecerdasan jamak.
9. Untuk mengetahui jenis kecerdasan.
BAB II
PEMBAHASAN
1. Intelegensi
a. Pengertian Intelegensi
Intelengensi merupakan kemampuan atau berbagai kemampuan untuk
mendapatkan dan menggunakan pengetahuan untuk menyelesaikan masalah dan
beradaptasi dengan dunia. Sebagian teoretisi percaya bahwa intelegensi adalah
sebuah kemampuan dasar yang memengaruhi kinerja disemua tugas yang
berorientasi kognitif. Plato mendiskusikan variasi serupa lebih dari 2000 tahun
yang lalu. Kebanyakan teori awal tentang sifat intelegensi melibatkan satu
diantara tiga berikut atau lebih: (1) kapasitas untuk belajar; (2) pengetahuan total
yang telah didapatkan seseorang; dan (3) kemampuan untuk beradaptasi dengan
sukses dalam situasi- situasi baru dan dalam lingkungan secara umum. 1
IQ = MA ÷ CA × 100
Dengan menggunakan satuan ukuran IQ maka secara
ideal tersebar antara 0 sampai 200 dengan titik tengah
100
Tes Wechsler
Tes inteligensi ini dibuat oleh Wechsler Bellevue, yang
terdiri
dari 3 macam sesuai dengan usia individu yakni:
a. WAIS (Wechsler Adult Intelligence Scale).
Direvisi terakhir sekali pada tahun 1981, yang
merupakan produksi instrument pada tahun 1939. Versi
aslinya disebut dengan WBIS (Wechsler-Bellevue
Intelligence Scale). Alat tes ini diperuntukan pada anak
usia 16 – 17 tahun hingga dewasa. Terdiri atas 11
subtes, 6 subtes diantaranya merupakan verbal scale
(meliputi: information, digit span, vocabulary,
arithmetic, comprehension dan similarities), sementara
5 subtes lainnya merupakan bagian dari performance
scale (meliputi: picture completion, picture
arrangement, block design, object assembly, dan digit
symbol/coding). (Sattler, 1988: 220).
b. WISC (Wechsler Intelligence Scale for Children).
Pertama sekali alat tes ini dipublikasikan pada tahun
1974, dan diperuntukkan bagi anak usia 6 tahun 0
bulan hingga 16 tahun 11 bulan. Yang meliputi 12
subtes, 6 subtes pertama merupakan Verbal scale
(meliputi: information, similarities, arithmetic,
vocabulary, comprehension dan digit span), sementara
untuk 6 subtes berikutnya merupakan performance
scale (meliputi: picture completion, picture
arrangement, block design, object assembly, coding
dan mazes). (Sattler, 1988: 121).
c. WPPSI (Wechsler Preschool and Primary Scale of
Intelligence).
Dipublikasikan pada tahun 1967 dan diperuntukan bagi
anak usia 4 tahun hingga 6 tahun 6 bulan. Agak mirip
dengan alat tes WISC karena akan mengukur verbal
scale dan performance scale dari individu tersebut.
Akan tetapi pada alat tes WPPSI terdiri 11 subtes, 8
subtes pertama meliputi: information, vocabulary,
arithmetic,similarities, comprehension, picture
completion, mazes dan , block design. Sementara itu,
untuk 3 subtes sisanya meliputi sentences, animal
house dan geometric design. (Sattler, 1988: 19)
Klasifikasi :
IQ Kategori
140-keatas Genius
130-139 Sangat cerdas
120-129 Cerdas
110-119 Di atas normal
90-109 Normal
80-89 Di bawah normal
70-79 Bodoh (dull)
50-69 Debil (moron)
25-49 Imbecil
Di bawah 25 Idiot
2. BAKAT
a. Pengertian Bakat
Di dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia, bakat diartikan sebagai dasar
(kepandaian, sifat dan pembawaan) yang dibawa sejak lahir. Sedangkan
menurut para ahli :
Menurut William B. Michael, bakat adalah kapasitas yang ada pada diri
seseorang yang mana dalam melakukan tugas serta melakukannya
dipengaruhi oleh latihan yang sudah dijalaninya. Jadi Michael meninjau
bakat itu terutama dari segi kemampuan individu untuk melakukan sesuatu
tugas yang sedikit sekali tergantung pada latihan mengenai hal tersebut.
Menurut Bingham, bakat merupakan sesuatu yang menjadi titik berat yang
sudah dimiliki setiap manusia yang sudah didapatkan dari latihan-latihan
tertentu dari performa ataupun kinerjanya. Jadi Bingham menitik beratkan
pada segi apa yang dilakukan oleh individ (setelah individu mendapatkan
latihan).
Guilford, definisi bakat adalah sebuah hal yang dimiliki corak yang
berbeda, bakat merupakan kemampuan kinerja yang mana mencangkup
kinerja yang mana mencakup dimensi psikomotor, dimensi intelektual dan
dimensi perseptual. Tiap-tiap dimensi mengandung faktor-faktor psikologis
yang lebih khusus lagi, misalnya faktor memori dan lain sebagainnya.
Bakat dan kemampuan menentukan prestasi seseorang. Prestasi menjadi
perwujudan dari bakat dan kemampuan seseorang. Orientasi lebih luas dari
berbagai pendapat tersebut menunjukan, bahwa Misalnya, orang yang
memiliki bakat besar dalam sepak bola, diperkirakan akan mampu meraih
prestasi besar dalam cabang ini. Secara kolektif dia dapat membawa tim yang
dibelanya menjadi juara. Sementara secara individual, dia dapat terpilih
menjadi pemain terbaik serta meraih berbagai penghargaan.
Berbagai tes bakat yang telah ada yaitu : FACT (Flangan Aptidute
Clasification Tes) yang disusun oleh Flangan. DAT (Differential
Aptidute Tes) yang disusun oleh Bennet. M-T tes (Mathematical and
Technical Test) yang disusun oleh Luningpark dan lain-lain.
3. KECERDASAN
a. Pengertian Kecerdasan
Kecerdasaan menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia perihal cerdas yaitu
sempurna perkembangan akal budinya (untuk berpikir, mengerti, dan
sebagainya); tajam pikiran.
Pengertian kecerdasan menurut para ahli :
Gregory : kecerdasan adalah kemampuan atau keterampilan untuk
memecahkan masalah atau menciptakan produk yang bernilai dalam satu
atau bangunan budaya tertentu.
David Weschler memberikan rumusan tentang kecerdasan sebagai suatu
kapasitas dari individu untuk bertindak, berpikir rasional dan berinteraksi
dengan lingkungan secara efektif . Edward L. Thorndike, menyebutkan
adanya tiga ciri dari perbuatan yang cerdas, yaitu :
Mendalam (attidute), meluas (breadth), dan cepat (speed).
Carl Witherington, mengemukakan enam ciri dari perbuatan yang
cerdas, yaitu :
1) Memiliki kemampuan yang cepat dalam bekerja dengan
bilangan.
2) Efisien dalam berbahasa.
3) Kemampuan mengamati dan menarik kesimpulan dari hasil
pengamatan yang cukup cepat.
4) Kemampuan mengingat yang cukup cepat dan tahan lama.
5) Cepat dalam memahami hubungan.
6) Memiliki daya khayal atau imajinasi yang tinggi.
Dari beberapa definisi dan ciri-ciri perilaku cerdas, baik yang telah
dikemukakan dapat disimpulkan beberapa ciri-ciri dari perilaku cerdas
atau perilaku individu yang memiliki kecerdasan tinggi, yaitu :
b. Kecerdasan Jamak
Gardner memberikan definisi tentang kecerdasan sebagai :
1) Kecakapan untuk memecahkan masalah yang dihadapi dalam
kehidupannya.
2) Kecakapan untuk mengembangkan masalah baru untuk
dipecahkan.
3) Kecakapan untuk membuat sesuatu atau membuat sesuatu atau
melakukan sesuatu yang bermanfaat di dalam kehidupannya.
1) Kecerdasan linguistic-verbal
Kecakapan berpikir melalui kata-kata, menggunakan bahasa untuk
menyatakan dan memaknai arti yang kompleks. Para penulis, ahli
bahasa, sastrawan, jurnalis, penyiar dan lain-lain adalah orang-orang
yang memiliki kecerdasan lingguistik yang tinggi.
2) Kecerdasan matematis-logis
Kecakapan untuk menghitung, mengkuantitatif, serta memecahkan
perhitungan-perhitungan matematis yang kompleks. Para ilmuwan,
ahli matematika, akuntan, insinyur adalah adalah orang-orang yang
memiliki kecerdasan yang tinggi dalam matematis-logisnya.
3) Kecerdasan ruang-visual
Kecakapan dalam berpikir dalam ruang tiga dimensi. Seseorang
yang memiliki kecakapan ini adalah nahkoda, pilot, astronot, pelukis,
arsitek dan dan lain-lain yang mampu menangkap bayangan ruang
internal dan eksternal untuk penentuan arah dirinya atau benda yang
dikendalikan, mengkreasi atau membuat karya-karya tiga dimensi.
4) Kecerdasan kinestetik atau gerakan fisik
Kecakapan melakukan gerakan dan keterampilan, kecekatan fisik
seperti dalam olahraga, atletik, menari dan lain-lain.
5) Kecerdasan musik
Kecakapan untuk menghasilkan dan menghargai musik, sensitivitas
terhadap melodi, ritme, nada, tangga nada dan lain-lain.
6) Kecerdasan hubungan sosial
Kecakapan memahami dan merespons serta berinteraksi dengan
orang lain dengan orang lain dengan tepat, watak, tempramen,
motivasi dan kecenderungan terhadap orang lain. Orang-orang yang
memiliki kecerdasan hubungan sosial di antaranya guru, konselor,
pekerja sosial, aktor, pimpinan masyarakat dan lain-lain.
7) Kecerdasan kerohanian
Kecakapan memahami kehidupan emosional, membedakan emosi
orang-orang, pengetahuan tentang kekuatan dan kelemahan diri.
Kecakapan membentuk persepsi yang tepat terhadap orang,
menggunakannya dalam merencanakan dan mengarahkan kehidupan
orang lain. Agamawan, psikolog, psikiater, mereka yang memiliki
kecerdasan pribadi yang tinggi.
d. Jenis-Jenis Kecerdasan
1) Kecerdasan Intelektual atau Intelegent Quotient (IQ)
Adalah bentuk kemampuan individu untuk berfikir, mengolah,
dan menguasai lingkungannya secara terarah. Kecerdasan ini
digunakan untuk memecahkan masalah logika maupun strategi.
2) Kecerdasan Emosional atau Emotional Quotient (EQ)
Kecerdasan yang tinggi saja tidak cukup untuk megantarkan
individu menuju sukses. Menurut Daniel Goleman (1995)
pengembangan kecerdasan emosional, orang-orang sukses selain
memiliki kecerdasan yang tinggi juga memiliki stabilitas emosi,
motivasi kerja yang tinggi, mampu mengendalikan stress, tidak
mudah putus asa dan lain-lain. Pengalaman-pengalaman demikian
memperkuat keyakinan bahwa di samping kecerdasan juga ada
kecerdasan emosional. Orang yang memiliki kecerdasan
emosional yang tinggi adalah mereka yang mampu
mengendalikan diri (mengendalikan gejolak emosi), memelihara
dan memacu motivasi untuk terus berupaya dan tidak mudah
menyerah atau putus asa, mampu mengendalikan dan mengatasi
stress dan lain-lain.
3) Kecerdasan Spiritual atau Spiritual Quotient (SQ)
Konsep ini dikembangkan oleh Zohar dan Marshall (2000).
Pengertian konsep ini bukan dan tidak ada kaitannya dengan
spiritual dalam agama. Menurut mereka kecerdasan spiritual
berkenaan dengan kecakapan internal, bawaan dari otak dan psikis
manusia, menggambarkan sumber yang paling dalam dalam hati
semesta itu sendiri. Kecerdasan spiritual merupakan kecerdasan
rohaniah, yang menuntun diri kita utuh.kecerdasan spiritual
berada pada bagian yang paling dalam dari diri kita, terkait
dengan kebijaksanaan (Wisdom) yang berada di atas ego.
Kecerdasan spiritual adalah kecerdasan yang bukan saja
mengetahui nilai-nilai yang ada tetapi juga secara keratif
enemukan nilai-nilai baru.
Zohar dan Marshall, mengemukakan beberapa indikator dari
kecerdasan spiritual yang tinggi, yaitu
o Kemampuan untuk menjadi fleksibel,
o Derajat kesadaran diri yang tinggi
o Kecakapan untuk menghadapi dan menggunakan
serangan,
o Kecakapan untuk mengahadapi dan menyalurkan atau
memindahkan rasa sakit,
o Kualitas untuk terilhami oleh fisi dan nilai,
o Enggan melakukan hal yang merugikan,
o Kecenderungan melihat hubungan antara hal yang
berbeda (keterpaduan),
o Ditandai oleh kecenderungan untuk bertanya mengapa,
mencari jawaban mendasar,
o Mandiri, menentang tradisi.
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Intelengensi merupakan kemampuan atau berbagai kemampuan untuk
mendapatkan dan menggunakan pengetahuan untuk menyelesaikan masalah dan
beradaptasi dengan dunia.
Tes Wechsler ada tiga yaitu WAIS (Wechsler Adult Intelligence Scale),
WISC (Wechsler Intelligence Scale for Children), WPPSI
(Wechsler Preschool and Primary Scale of Intelligence).
Bakat adalah kecakapan potensial yang bersifat khusus dalam suatu bidang
atau kemampuan tertentu pada individu.
Jenis-jenis bakat ada empat, yaitu : Berdasarkan fungsi atau aspek jiwa raga
yang terlibat dalam berbagai jenis prestasi; Berdasarkan sifat prestasinya; bakat
yang masing-masing terkait dengan bidang-bidang tertentu; Bakat manusia
terdiri atas bakat umum dan bakat khusus.
Cara mengenal bakat seseorang dengan berbagai tes bakat yang telah ada
yaitu : FACT (Flangan Aptidute Clasification Tes) yang disusun oleh Flangan.
DAT (Differential Aptidute Tes) yang disusun oleh Bennet. M-T tes
(Mathematical and Technical Test) yang disusun oleh Luningpark dan lain-lain.
Kecerdasan jamak yaitu kecerdasan yang terdiri dari tujuh macam kecerdasan
yaitu: kecerdasan linguistic-verbal; kecerdasan matematis-logis; kecerdasan
ruang-visual; kecerdasan kinestik atau gerakan fisik; kecerdasan music;
kecerdasan hubungan sosial, kecerdasan kerohanian.
Jenis-jenis kecerdasan ada tiga yaitu : Kecerdasan Intelektual atau Intelegent
Quotient (IQ); Kecerdasan Emosional atau Emotional Quotient (EQ);
kecerdasan Spiritual atau Spiritual Quotient (SQ).
B. Saran
DAFTAR PUSTAKA
Sumber Buku :
Sumber Internet :
Afriadi, Juli. 2011. “Faktor yang Mempengaruhi Intelegensi”. from
https://sayaituadi.wordpress.com/faktor-yang-mempengaruhi-intelegensi/ . di
akses pada tanggal 5 April 2018.
http://pengertianahli.com/2013/12/pengertian-kecerdasan-dan-jenis.html . Di akses
pada tanggal 5 April 2018.