Anda di halaman 1dari 15

BAB III

LAPORAN KASUS

3.1 Identitas Pasien


Pasien
Nama : Ny. D
TTL : Palembang, 7 Mei 1999
Umur : 20 tahun
Pekerjaan : Ibu Rumah Tangga
Pendidikan : SMK
Agama : Islam
Alamat : Lr. Pioner No.591 RT 009 Ilir Timur 1, Kota Palembang,
Sumatera Selatan.
No. RM : 57.17.05
MRS : Kamis, 10 Oktober 2019 pukul 20.00 WIB

Suami Pasien
Nama : Tn. S
Umur : 33 tahun
Pekerjaan : Swasta
Pendidikan : SMA
Agama : Islam
Alamat : Lr. Pioner No.591 RT 009 Ilir Timur 1, Kota Palembang,
Sumatera Selatan.

3.2 Anamnesis
Autoanamnesis dilakukan pada tanggal 10 Oktober 2019 pukul 20.00 WIB.
A. Keluhan Utama
Os mengeluh keluar air-air sejak 3 jam sebelum masuk rumah sakit.

B. Riwayat Perjalanan Penyakit


Pasien datang ke PONEK RSUD Palembang Bari dengan keluhan
keluar air-air dari jalan lahir sejak 3 jam sebelum masuk rumah sakit. Air
yang keluar banyak dan merembes ke kain, air berwarna jernih dan amis.
Pasien mengatakan terdapat darah dan lendir pada jalan lahir. Pasien juga
mengeluhkan perut terasa mules yang menjalar sampai ke pinggang. Nyeri

27
dirasakan 2 kali dalam 10 menit dan terasa semakin kuat. Pasien mengaku
hamil cukup bulan dan gerakan anak di rasakan.
Riwayat diurut dan minum jamu sebelumnya tidak ada. Riwayat coitus
sebelumnya tidak ada.

C. Riwayat Menstruasi :
Menarche : 13 tahun
Siklus menstruasi : 28 hari, teratur
Lamanya : 7 hari, 3 kali ganti pembalut/hari
Nyeri saat menstruasi : Tidak Ada
HPHT : Januari 2019
TP : Oktober 2019

D. Riwayat Perkawinan
Status Pernikahan : Pertama
Lama menikah : 1 tahun
Usia menikah : 19 tahun

E. Riwayat Kontrasepsi
Os mengaku tidak menggunakan kontrasepsi.

F. Riwayat ANC
Selama kehamilan pasien mengaku melakukan ANC di dokter spesialis
kebidanan 4 kali melakukan pemeriksaan USG. Satu kali pada trimester
pertama, satu kali pada trimester kedua, dua kali pada trimester ketiga.

G. Riwayat Kehamilan dan Persalinan


1. Kehamilan ini

H. Riwayat Penyakit Dahulu :


Pasien menyangkal memiliki riwayat penyakit jantung, ginjal,
hipertensi, diabetes melitus, asma, dan alergi.

I. Riwayat penyakit keluarga :


Pasien meyangkal adanya riwayat penyakit keluarga yang menderita
penyakit jantung, ginjal, hipertensi, diabetes melitus, asma dan alergi.

28
3.3 Pemeriksaan Fisik
A. Status Generalis
Keadaan Umum : Tampak Sakit Sedang
Kesadaran : Compos mentis
GCS : 15
Tekanan Darah : 120/80 mmHg
Nadi : 82 x/menit
Pernapasan : 20 x/menit
Suhu : 36,7°C
Tinggi Badan : 165 cm
Berat badan sebelum hamil : 78 kg
Berat badan setelah hamil : 90 kg

B. Pemeriksaan spesifik
Kepala : Normocephali
Mata : Conjungtiva anemis (-/-), sklera ikterik (-/-) edema
periorbital (-/)
Leher : Pembesaran KGB (-), pembesaran kelenjar thyroid (-)
Thorax : Inspeksi: simetris, retraksi sela iga (-)
Palpasi: stem fremitus (+/+) sama kanan dan kiri
Perkusi: sonor di kedua lapang paru
Auskultasi: vesikuler (+/+) ronki (-/-) wheezing (-/-)
Cor : Inspeksi: iktus kordis tidak tampak
Palpasi: iktus kordis tidak teraba
Perkusi: batas jantung dalam batas normal
Auskultasi: bunyi jantung I/II (+/+) normal, regular.
Murmur (-) gallop (-)
Abdomen : Inspeksi: perut membesar dan teraba tegang, luka
bekas operasi (-), striae gravidarum (+), linea nigra (+)
Auskultasi: bising usus (+) normal
Perkusi: tidak dilakukan
Palpasi: hepar dan lien sulit dinilai
Genitalia : Discharge (+)
Ekstremitas : Akral hangat, edema (-/-).

C. Status Obstetrikus
Pemeriksaan Luar

29
1. Leopold I : Teraba kepala, TFU 3 jari dibawah processus
xiphoideus, 36 cm di atas symphysis pubis.
2. Leopold II : Teraba punggung di kiri dan ekstremitas di kanan
3. Leopold III : Teraba bokong pada bagian terbawah
4. Leopold IV : Belum masuk PAP, konvergen
5. DJJ : 146 x/menit
6. HIS : 3 kali dalam 10 menit dengan durasi 20-40 detik
7. TBJ : (36 -13) x 155 = 3.565 gram

Pemeriksaan dalam
Vagina Toucher
- Konsistensi portio : Lunak
- Posisi portio : Medial
- Pembukaan : 2 cm
- Pendataran : 25%
- Penurunan : Hodge II
- Ketuban :-
Inspekulo
- Fluor :-
- Fluksus :+
- Vulva/vagina : tidak ada massa, dan edema (-)
- Portio : Tebal, warna: licin, livide
- Forniks posterior : cairan jernih (+)
- Test Nitrazine : (+)

3.4 Pemeriksaan Penunjang


Pemeriksaan Darah Rutin (Kamis, 10 Oktober 2019 Pukul: 21.00 WIB)

30
Hematologi Hasil Nilai Normal

31
Hemoglobin 12.0 12-14 g/dl
Eritrosit 4.29x106 4-4.5x106
Leukosit 7900 5.000 – 10.000/ul
Trombosit 368.000 150.000 – 400.000/ul
Hematokrit 37 37-43%
Waktu Perdarahan 3
Waktu Pembekuan 8
Hitung Jenis
Basofil 0 0 – 1%
Eosinofil 0 1 – 3%
Neutrofil Batang 0 2 – 6%
Neutrofil Segmen 61 50 – 70%
Limfosit 31 20 – 40%
Monosit 8 2 – 8%
ABO group in blood O
Rh in blood Positif (+)
SEROLOGI/IMUNOLOGI
HBsAG (RPHA) Negatif (-)

3.5 Diagnosis Kerja


G1P0A0 hamil aterm inpartu kala I fase laten dengan KPSW janin
tunggal hidup dengan presentasi bokong.

3.6 Penatalaksanaan
- Observasi tanda vital ibu, HIS, DJJ, kemajuan persalinan
- IVFD RL gtt XX x/menit
- Inj. Ceftriaxone 2 x 1 gr
- Cek laboratorium hematologi
- Rencana partus perabdominal

3.7 Laporan Persalinan


11 Oktober 2019

Pukul 03.10 WIB


Lahir neonatus hidup
Jenis kelamin : Laki-laki
Berat badan lahir : 3600 gram
Panjang badan lahir : 51 cm
Lingkar Kepala : 32 cm
Lingkar dada : 31 cm
APGAR Score : 8/9

Pukul 03.25 WIB

32
Lahir lengkap plasenta secara spontan. Luka episiotomi dijahit secara jelujur.
Keadaan umum ibu post partum baik.

Diagnosis pasca persalinan: P1A0 post partum pervaginam atas indikasi KPSW.

3.8 Follow Up
Hari/Tanggal Follow Up
Jumat, 11 Oktober 2019 S/ nyeri pada luka jahitan
O/ KU: Baik
pukul 07.00 WIB
Sensorium: Compos mentis
TD: 120/70 mmHg
N: 84 x/menit
RR: 21x/menit
T: 36,6 C
TFU: 2 setinggi pusat
Kontraksi uterus: baik
Lochia: rubra
Perdarahan minimal
A/ P1A0 post partum spontan a/i KPSW
P/ Observasi KU, TTV, perdarahan
Mobilisasi bertahap
Asi on demand
Diet TKTP
Vaginal Hiegine
Latihan berkemih
Terapi:
IVFD RL gtt 20 x/menit
Cefadroxil 3 x 500 mg tab/oral
Asam Mefenamat 3 x 500 mg tab/oral
Neurodex 2 x 1 tab/oral
Sabtu , 12 Oktober S/ -
2019 pukul 07.00 WIB O/ KU : baik
Sens : compos mentis
TD : 110/70 mmHg
HR : 82 x/menit
RR : 18 x/menit
Suhu : 36,7 oC
TFU : 2 jari bawah pusat

33
Perdarahan : lokia rubra (+) sedikit
Kontraksi uterus baik
A/ P1A0 post partum spontan hari ke-1 a/i KPSW
P/
Aff infus
ASI on demand
Cefadroxil 3 x 500 mg tab/oral
Asam Mefenamat 3 x 500 mg tab/oral
Neurodex 2 x 1 tab/oral
Rencana Pulang

34
BAB IV
PEMBAHASAN

4.1 Apakah diagnosis sudah tepat?


Kasus ini membahas seorang wanita berusia 20 tahun yang didiagnosis
G1P0A0 hamil aterm inpartu kala I fase laten dengan KPSW janin
tunggal hidup dengan presentasi bokong. Berdasarkan hasil anamnesis
pasien datang keluhan keluar air-air dari jalan lahir sejak 3 jam sebelum
masuk rumah sakit. Air yang keluar banyak dan merembes ke kain, air
berwarna jernih dan amis.
Dengan adanya keluhan keluar air – air dari jalan lahir, maka pada
pasien ini dicurigai mengalami Ketuban pecah sebelum waktunya
(KPSW). Ketuban pecah sebelum waktunya atau spontaneous/ early
/premature rupture of the membrane (PROM) adalah pecahnya selaput
ketuban sebelum inpartu, yaitu bila pembukaan pada primi kurang dari 3
cm dan pada multipara kurang dari 5 cm. Saat aterm sering disebut
dengan aterm prematur rupture of membrans atau ketuban pecah sebelum
waktunya aterm.1 Penderita merasa basah pada vagina atau mengeluarkan
cairan yang banyak secara tiba-tiba dari jalan lahir. Tanda yang terjadi
adalah keluarnya cairan ketuban merembes melalui vagina. Aroma air
ketuban berbau amis dan tidak seperti bau amoniak, mungkin cairan
tersebut masih merembes atau menetes.11,12
Pasien mengatakan terdapat darah dan lender pada jalan lahir. Pasien
juga mengeluhkan perut terasa mules yang menjalar sampai ke pinggang.
Nyeri dirasakan 2 kali dalam 10 menit dan terasa semakin kuat. Pada
pasien ini dikatakan inpartu, sesuai dengan teori dimana inpartu adalah
suatu keadaan ibu mau melahirkan yang ditandai dengan keluhan perut
mulas yang menjalar kepinggang semakin sering dan kuat, keluar lendir

35
atau darah atau air-air disertai dengan his minimal 1 kali dalam 10 menit
lamanya minimal 20 detik (primigravida) dan 2 kali dalam 10 menit
dalam 10 menit minimal 20 detik (multigravida) disertai pembukaan dan
pendataran servik.
Pasien mengaku hamil cukup bulan dan gerakan janin masih
dirasakan. Selama kehamilan pasien mengaku setiap bulan memeriksakan
kehamilannya ke dokter spesialis kebidanan dan 4 kali melakukan
pemeriksaan USG.
Pasien menyangkal memiliki riwayat penyakit jantung, ginjal,
hipertensi, diabetes melitus, asma, dan alergi. Pasien meyangkal adanya
riwayat penyakit keluarga yang menderita penyakit jantung, ginjal,
hipertensi, diabetes melitus, asma dan alergi.
Pada riwayat menstruasi untuk menstruasi pertama kali pada usia 13
tahun, siklusnya 28 hari teratur lama haid 7 hari, 3 kali ganti pembalut,
dan tafsiran persalinan bulan Oktober 2019. Riwayat perkawinan pasien
sudah menikah selama 1 tahun dan usia saat menikah adalah 19 tahun.
Riwayat kontrasepsi pasien tidak pernah menggunakan kontrasepsi.
Riwayat ANC dilakukan 4 kali selama kehamilan.
Pada pemeriksaan fisik, keadaan umum pasien baik dan didapatkan
tekanan darah 120/80 mmHg, nadi 82 x/menit, pernapasan 20 x/menit,
suhu 36,70C. Status obstetrikus meliputi pemeriksaan dalam dan luar,
untuk pemeriksaan luar didapatkan Leopold I teraba kepala TFU 3 jari di
bawah processus xiphoideus, 36 cm di atas symphysis pubis. Leopold II
punggung di kiri dan ekstremitas di kanan, Leopold III bagian terbawah
bokong dan Leopold IV belum masuk PAP. DJJ 146 x/menit.
Salah satu faktor risiko dari ketuban pecah sebelum waktunya adalah
presentasi bokong. Presentasi bokong merupakan malpresentasi yang
paling sering dijumpai.22,23 Presentasi bokong adalah presentasi janin
dalam uterus terutama bokong janin lebih dulu memasuki rongga
panggul, terletak memanjang dengan kepala di fundus uteri dan bokong
berada di bawah kavum uteri. Risiko janin dalam hal kematian perinatal
cukup besar dalam persalinan bokong pervaginam. Dua per tiga kematian

36
ini adalah hasil dari kelainan bawaan atau infeksi dan satu per tiga dari
trauma dan asfiksia.16
Pada pemeriksaan dalam vaginal toucher didapatkan portio konsistensi
lunak, posisi medial, pembukaan 2 cm, pendataran 25%, Penurunan
Hodge II, selaput ketuban (-), presentasi bokong, penunjuk belum dapat
dinilai. Pada inspekulo fluor (-), portio tebal, licin, livide, pada fornix
posterior terdapat cairan jernih dan test nitrazin (+). Tes nitrazin
dilakukan dengan meneteskan satu atau dua tetes cairan vagina ke atas
strip nitrazin. Reaksi kimia akan menunjukkan perubahan warna dan
mengindikasikan pH pada cairan vagina. pH normal pada cairan vagina
antara 4,5 dan 5,5, dan pH normal dari cairan amnion antara 7,0 dan 7,5.
pH yang alkalis akan memberikan hasil warna merah berubah menjadi
warna biru, apabila hasilnya alkalis, maka dapat ditentukan bahwa telah
terjadi pecahnya ketuban dan adanya cairan amnion pada vagina.14
Diagnosis pada pasien ini adalah G1P0A0 hamil aterm inpartu kala I
fase laten dengan KPSW janin tunggal hidup dengan presentasi bokong.
Diagnosis pada pasien ini sudah tepat jika ditinjau dari anamnesis,
pemeriksaan fisik dan pemeriksaan penunjang.

4.2 Apakah penatalaksanaan sudah tepat?


Tatalaksana yang dilakukan pada kasus ini yaitu observasi tanda
vital ibu, HIS, DJJ, dan kemajuan persalinan. Diberikan cairan RL dan
antibiotik berupa injeksi ceftriaxone 2x1 gram. Ceftriaxone merupakan
antibiotik spektrum luas yang termasuk ke dalam golongan obat
sefalosporin. Hal ini sesuai teori bahwa pemberian antibiotik profilaksis
digunakan untuk mencegah terjadinya infeksi. Ceftriaxone yang
merupakan golongan sefalosporin generasi ketiga yang merupakan
antibiotik spectrum luas yang tujuan nya diberikan untuk antibiotik
profilaksis yang memiliki sensitivitas terhadap bakteri gram negative
maupun positif.
Tatalaksana post partus spontan berupa cairan RL, cefadroxil 3x500
mg tab/oral, asam mefenamat 3x500 mg tab/oral dan neurodex 2 x 1

37
tab/oral. Tatalaksana yang diberikan kepada pasien sudah tepat yaitu
berupa antibiotik sebagai profilaksis untuk mencegah infeksi, NSAID
sebagai penghilang nyeri dan antiinflamasi dan pemberian vitamin B
kompleks diketahui diekskresikan ke ASI. Kadar vitamin B yang ada di
ASI berkolerasi dengan pemenuhan kebutuhan harian bayi.

BAB V
PENUTUP

5.1 Kesimpulan

38
1. Ketuban pecah sebelum waktunya atau spontaneous / early / premature
rupture of the membrane (PROM) adalah pecahnya selaput ketuban sebelum
in partu, yaitu bila pembukaan pada primi kurang dari 3 cm dan pada
multipara kurang dari 5 cm.
2. Presentasi bokong adalah presentasi janin dalam uterus terutama bokong janin
lebih dulu memasuki rongga panggul, terletak memanjang dengan kepala di
fundus uteri dan bokong berada di bawah kavum.
3. G1P0A0 hamil aterm inpartu kala 1 fase laten dengan KPSW Janin Tunggal
Hidup Presentasi Bokong
4. Penanganan yang dilakukan terhadap pasien sesuai dengan teori mengenai
KPSW.

5.2 Saran
Untuk dapat menegakkan diagnosis dengan tepat diperlukan anamnesis,
pemeriksaan fisik baik umum, khusus, serta pemeriksaan penunjang.

DAFTAR PUSTAKA

1. Sofian, Amru. Synopsis Obstetri Jilid I Edisi 3. Jakarta: EGC. 2012; hal 177
2. Sualman, K.2009. Penatalaksanaan ketuban pecah dini kehamilan preterm.
Pekanbaru: Universitas Riau
3. Manuaba.I.B.G. Ketuban Pecah Dini dalam Kapita Selekta Penatalaksanaan
Obstetri Ginekologi dan KB. Jakarta: EGC. 2009; hal. 221-225.
4. Survei Demografi dan Kesehatan Indonesia (SDKI). Jakarta: Badan Pusat
statistic; 2012

39
5. Chan Paul D, Johnson Susan M, 2006, Current Clinical Strategies Gynecology
and Obstetrics, Current Clinical Strategies Publishing, California.
6. Mochtar, Rustam, 1998, Sinopsis Obstetri jilid 1, Edisi kedua, Buku Kedokteran
EGC, Jakarta.
7. Morgan Geri, Hamilton Carole, 2009, Panduan Praktik Obstetri dan Ginekologi,
Buku Kedokteran EGC, Jakarta
8. Wiknjosastro. H., Ilmu Kebidanan, Edisi III. Jakarta: Yayasan Bina Pustaka
Sarwono Prawirohardjo. 2007
9. Parry, S. and Strauss, J. F. 1998. Review Articles. Mechanisms of Disease :
Premature Rupture of The Fetal Membranes.
10. Garite, T. J. 2004. Premature Rupture of The Membranes. In :Maternal – Fetal
Medicine Principles and Practice. 5th Edition. Philadelphia : Saunders. 723-736.
11. Soewarto, S. Ketuban Pecah Dini dalam Ilmu Kebidanan. Jakarta: Yayasan Bina
Pustaka Sarwono Prawirohardjo. 2016; hal. 678
12. Chan Paul D, Johnson Susan M, 2006, Current Clinical Strategies Gynecology
and Obstetrics, Current Clinical Strategies Publishing, California
13. Jazayeri A. Premature Rupture of Membranes. Diakses tanggal 26 Agustus 2018.
14. Stuebe A. Premature rupture of membranes. Diakses tanggal 20 Agustus 2018
dari http://www.healthline.com/yodocontent/pregnancy/premature-rupture-risk-
factors.html. 2006
15. Varney, Hellen, dkk. Buku Ajar Asuhan Kebidanan, Volume 2. Jakarta: EGC.
2008
16. Prawiroharjo, S. 2012. Ilmu Kebidanan. Jakarta: Yayasan Bina Sarwono
Prawirohardjo 2. Rini, C., Schett
17. Cunningham G.F., Leveno K.J., Bloom S.L., Hauth J.C., Rouse D.J., Spong C.Y.,
et al. 2010. Williams Obstetrics. 23rd ed. USA : McGraw-Hill Company.
18. J. H. Taillefer. Inc. Women's Hospitals Australasia (WHA) Breech presentation
Clinical Practice Guideline June 2010p1-15. Fomulu Joseph nelson. 3rd Edition.
19. Purwaningtyas, D. K. dan Galuh, N. P. 2017. Faktor Kejadian Anemia pada Ibu
Hamil. HIGEIA, 1(3):46
20. Sudarto, T. 2016. Risiko Terjadinya Ketuban Pecah Dini pada Ibu Hamil dengan
Infeksi Menular Seksual. Jurnal Vokasi Kesehatan, 2(2):330-335
21. Fraser D. M., Cooper M. A., Myles Buku Ajar Bidan. Jakarta: EGC, 2009.
22. Wiknjosastro H. Letak sungsang. In: Ilmu Kebidanan (4th ed). Jakarta: Yayasan
Bina Pustaka Sarwono Prawirohardjo, 2009; p. 588

40
23. Saifudin AB. Presentasi Bokong. In: Ilmu Kebidanan (4th ed). Jakarta: P.T. Bina
Pustaka Sarwono Prawirohardjo, 2008; p. 588-97.
24. Kwan W. Breech presentation. 2011 Mar 8. [cited 20 Oct 2015]. Available from:
http//onlinelibrary.wiley.com/doi/10.1 111/j.1365-2702.2010.03339.x/full
25. Vendittelli F, Riviere O, Crenn-Hebert C, et al. Is a breech presentation at term
more frequent in women with a history of cesarean delivery? Am J Obstet
Gynecol. 2008;198:521.
26. Lee HC, El-Sayed YY, Gould JB. Population trends in cesarean delivery for
breech preesentation in the United States, 1997-2003. Am J Obstet Gynecol
2008;199:59

41

Anda mungkin juga menyukai