Anda di halaman 1dari 6

LAPORAN PELAKSANAAN DUKUNGAN KEGIATAN

OLEH ANGGOTA DPD RI – NOVITA ANAKOTTA,SH.,MH (B.120)


DI IISIP UKIM KOTA AMBON – PROVINSI MALUKU
Jumat, 14 JUNI 2019
Pukul 10.00 WIT
Notulensi Pemberdayaan Hukum

“Tata Cara Melakukan Pelaporan Sebuah Kasus Tindak Pidana_Kenali dan


Laporkan”

Alur Proses sebagai berikut :

Pembukaan

Pemaparan materi : Oleh Senator Novita Anakotta SH MH

Prosedur Melaporkan Peristiwa Pidana ke Kantor Polisi

Ada baiknya kami akan mengenalkan terlebih dahulu apa yang dimaksud dengan laporan.
Definisi Laporan dapat kita lihat di dalam Pasal 1 angka 24 Undang-Undang Nomor 8
Tahun 1981 tentang Hukum Acara Pidana (“KUHAP”), yaitu:

“Laporan adalah pemberitahuan yang disampaikan oleh seorang karena hak atau
kewajiban berdasarkan undang-undang kepada pejabat yang berwenang tentang
telah atau sedang atau diduga akan terjadinya peristiwa pidana”.

Dari pengertian ini, laporan merupakan suatu bentuk pemberitahuan kepada pejabat yang
berwenang bahwa telah ada atau sedang atau diduga akan terjadinya sebuah peristiwa
pidana/kejahatan. Artinya, peristiwa yang dilaporkan belum tentu perbuatan pidana,
sehingga dibutuhkan sebuah tindakan penyelidikan oleh pejabat yang berwenang terlebih
dahulu untuk menentukan perbuatan tersebut merupakan tindak pidana atau bukan. Kita
sebagai orang yang melihat suatu tidak kejahatan memiliki kewajiban untuk melaporkan
tindakan tersebut.

Sedangkan yang dimaksud dengan pengaduan adalah:

“Pengaduan adalah pemberitahuan disertai permintaan oleh pihak yang berkepentingan


kepada pejabat yang berwenang untuk menindak menurut hukum seorang yang telah
melakukan tindak pidana aduan yang merugikannya.” (Pasal 1 angka 25 KUHAP)
LAPORAN PELAKSANAAN DUKUNGAN KEGIATAN
OLEH ANGGOTA DPD RI – NOVITA ANAKOTTA,SH.,MH (B.120)
DI IISIP UKIM KOTA AMBON – PROVINSI MALUKU
Jumat, 14 JUNI 2019
Pukul 10.00 WIT

KUHAP telah membedakan apa yang dimaksud dengan laporan dan pengaduan, artinya
penanganan yang harus dilakukan oleh pihak Kepolisian pada saat menerima laporan dan
pengaduan berbeda.

1. Pengaduan

Ruang lingkup materi dalam pengaduan adalah adanya kepastian telah terjadi sebuah tindak
pidana yang termasuk dalam delik aduan, dimana tindakan seorang pengadu yang
mengadukan permasalahan pidana delik aduan harus segera ditindak lanjuti dengan sebuah
tindakan hukum berupa serangkaian tindakan penyidikan berdasarkan peraturan perundang-
undangan. Artinya dalam proses penerimaan pengaduan dari masyarakat, seorang pejabat
yang berwenang dalam hal ini Polri khususnya, harus bisa menentukan apakah sebuah
peristiwa yang dilaporkan oleh seorang pengadu merupakan sebuah tindak pidana delik
aduan ataukah bukan.

2. Laporan

Pelaporan merupakan sebuah bentuk pemberitahuan kepada pejabat yang berwenang


bahwa telah atau sedang atau diduga akan terjadinya sebuah peristiwa pidana.

Peristiwa yang dilaporkan belum tentu perbuatan pidana, sehingga dibutuhkan sebuah
tindakan penyelidikan oleh pejabat yang berwenang terlebih dahulu untuk menentukan
perbuatan tersebut merupakan tindak pidana atau bukan.

Pengaduan atau laporan dapat dilakukan secara lisan maupun tertulis, setelah itu berhak
mendapatkan surat tanda penerimaan laporan dari penyelidik atau penyidik.

Pasal 108 ayat (1) dan ayat (6) KUHAP:

(1) Setiap orang yang mengalami, melihat, menyaksikan dan atau menjadi korban peristiwa
yang merupakan tindak pidana berhak untuk mengajukan laporan atau pengaduan kepada
penyelidik dan atau penyidik baik lisan maupun tulisan;
LAPORAN PELAKSANAAN DUKUNGAN KEGIATAN
OLEH ANGGOTA DPD RI – NOVITA ANAKOTTA,SH.,MH (B.120)
DI IISIP UKIM KOTA AMBON – PROVINSI MALUKU
Jumat, 14 JUNI 2019
Pukul 10.00 WIT
(6) Setelah menerima laporan atau pengaduan, penyelidik atau penyidik harus memberikan
surat tanda penerimaan laporan atau pengaduan kepada yang bersangkutan.

Berkaitan dengan hal tersebut di atas, artinya pengaduan atau laporan dapat
dilakukan secara langsung dan tidak langsung.

Selanjutnya, di mana kita melapor? Dalam hal Anda ingin melaporkan suatu tindak pidana
atau kejahatan, Anda dapat langsung datang ke kantor kepolisian yang terdekat pada lokasi
peristiwa pidana tersebut terjadi. Adapun daerah hukum kepolisian meliputi :

a. Daerah hukum kepolisian Markas Besar (MABES) POLRI untuk wilayah Negara Kesatuan
Republik Indonesia;

b. Daerah hukum kepolisian Daerah (POLDA) untuk wilayah Provinsi;

c. Daerah hukum kepolisian Resort (POLRES) untuk wilayah Kabupaten/kota;

d. Daerah hukum kepolisian Sektor (POLSEK) untuk wilayah kecamatan.

(Pasal 4 ayat [1] Peraturan Pemerintah Nomor 23 Tahun 2007 tentang Daerah
Hukum Kepolisian Negara Republik Indonesia – PP 23/2007)

Untuk wilayah administrasi kepolisian, daerah hukumnya dibagi berdasarkan pemerintahan


daerah dan perangkat sistem peradilan pidana terpadu (Pasal 2 ayat [2] PP 23/2007).
Sebagai contoh jika Anda melihat ada tindak pidana di suatu kecamatan, maka Anda dapat
melaporkan hal tersebut ke Kepolisian tingkat Sektor (POLSEK) di mana tindak pidana itu
terjadi. Akan tetapi, Anda juga dibenarkan/dibolehkan untuk melaporkan hal tersebut ke
wilayah administrasi yang berada di atasnya misal melapor ke POLRES, POLDA atau MABES
POLRI.

Pada saat Anda berada di Kantor Polisi, silakan langsung menuju ke bagian SPKT (Sentra
Pelayanan Kepolisian Terpadu) yang merupakan unsur pelaksana tugas pokok di bidang
pelayanan kepolisian. SPKT memiliki tugas memberikan pelayanan terhadap
laporan/pengaduan masyarakat. Hal ini sebagaimana ketentuan Pasal 106 ayat (2)
Peraturan Kepala Kepolisian Negara Republik Indonesia No. 23 Tahun 2010
LAPORAN PELAKSANAAN DUKUNGAN KEGIATAN
OLEH ANGGOTA DPD RI – NOVITA ANAKOTTA,SH.,MH (B.120)
DI IISIP UKIM KOTA AMBON – PROVINSI MALUKU
Jumat, 14 JUNI 2019
Pukul 10.00 WIT
tentang Susunan Organisasi dan Tata Kerja Pada Tingkat Kepolisian Resor dan
Kepolisian Sektor, yang berbunyi.

SPKT bertugas memberikan pelayanan kepolisian secara terpadu terhadap


laporan/pengaduan masyarakat, memberikan bantuan dan pertolongan, serta memberikan
pelayanan informasi.

Laporan oleh pelapor dilakukan secara lisan maupun tertulis, setelah itu berhak
mendapatkan surat tanda penerimaan laporan dari penyelidik atau penyidik.

Pasal 108 ayat (1) dan ayat (6) KUHAP :

(1) Setiap orang yang mengalami, melihat, menyaksikan dan atau menjadi korban
peristiwa yang merupakan tindak pidana berhak untuk mengajukan laporan atau
pengaduan kepada penyelidik dan atau penyidik baik lisan maupun tulisan;

(6) Setelah menerima laporan atau pengaduan, penyelidik atau penyidik harus
memberikan surat tanda penerimaan laporan atau pengaduan kepada yang
bersangkutan.

Kewajiban kita sebagai pelapor sesungguhnya sudah mengurangi tugas dari kepolisian yang
seharusnya menjaga kondisi lingkungan agar tetap dalam keadaan aman. Oleh karenanya,
kita yang sudah membantu dan meringankan tugas Polri dalam melaksanakan tugas,
melakukan laporan tentang dugaan tindak kejahatan tidak dipungut biaya. Kalaupun ada
yang meminta bayaran itu adalah oknum yang sepatutnya Anda laporkan oknum tersebut ke
Divisi Profesi dan Pengamanan (“Propam”) Polri.

Selanjutnya adalah apakah layanan pelaporan atau aduan 24 jam? Sepengetahuan kami
tugas jaga/piket Sentra Pelayanan Kepolisian menerima laporan selama 24 Jam, 7 hari
dalam seminggu. Ini merupakan bentuk pelayanan Kepolisian kepada masyarakat.

Sedangkan untuk pengaduan melalui telepon, di dalam Peraturan Kepala Kepolisian No.
7 Tahun 2008 tentang Pedoman Dasar Strategi dan Implementasi Pemolisian
Masyarakat Dalam Penyelenggaraan Tugas POLRI, Kepolisian membuka dan
menyediakan akses komunikasi informasi tentang keluhan masyarakat yang ingin melapor
LAPORAN PELAKSANAAN DUKUNGAN KEGIATAN
OLEH ANGGOTA DPD RI – NOVITA ANAKOTTA,SH.,MH (B.120)
DI IISIP UKIM KOTA AMBON – PROVINSI MALUKU
Jumat, 14 JUNI 2019
Pukul 10.00 WIT
melalui telepon nomor khusus seperti 110, 112 maupun sms ke 1717. Layanan 110 sama
seperti halnya layanan 911 yang berlaku di mancanegara, terutama di kota-kota besar.

Dasar hukum :
1. Undang-Undang Nomor 8 Tahun 1981 tentang Hukum Acara Pidana;
2. Peraturan Pemerintah Nomor 23 Tahun 2007 tentang Daerah Hukum Kepolisian Negara
Republik Indonesia
3. Peraturan Kepala Kepolisian Kepolisian Negara Republik Indonesia No. 7 Tahun 2008
tentang Pedoman Dasar Strategi dan Implementasi Pemolisian Masyarakat Dalam
Penyelenggaraan Tugas POLRI;
4. Peraturan Kepala Kepolisian Negara Republik Indonesia No. 23 Tahun 2010 tentang
Susunan Organisasi dan Tata Kerja Pada Tingkat Kepolisian Resort dan Kepolisian
Sektor;
5. Peraturan Kepala Kepolisian Kepolisian Negara Republik Indonesia No. 21 Tahun 2010
tentang Susunan Organisasi dan Tata Kerja Satuan Organisasi Pada Tingkat Markas
Besar Kepolisian Republik Indonesia.

Tanya Jawab :
Tanya 1 :
Bagaimana prosedur yang benar dalam melaporkan tindak kejahatan yang kita lihat, kepada
institusi Polri?

Pasal 1 angka 24 Undang-Undang Nomor 8 Tahun 1981 tentang Hukum Acara


Pidana (“KUHAP”), yaitu:

“Laporan adalah pemberitahuan yang disampaikan oleh seorang karena hak atau
kewajiban berdasarkan undang-undang kepada pejabat yang berwenang tentang
telah atau sedang atau diduga akan terjadinya peristiwa pidana”.

Tanya 2 :
Apakah layanan aduan ini di Polsek se-Tanah Air berlaku 24 jam?

Sepengetahuan kami tugas jaga/piket Sentra Pelayanan Kepolisian menerima laporan


selama 24 Jam, 7 hari dalam seminggu. Ini merupakan bentuk pelayanan Kepolisian kepada
masyarakat.
LAPORAN PELAKSANAAN DUKUNGAN KEGIATAN
OLEH ANGGOTA DPD RI – NOVITA ANAKOTTA,SH.,MH (B.120)
DI IISIP UKIM KOTA AMBON – PROVINSI MALUKU
Jumat, 14 JUNI 2019
Pukul 10.00 WIT
Sedangkan untuk pengaduan melalui telepon, di dalam Peraturan Kepala Kepolisian No.
7 Tahun 2008 tentang Pedoman Dasar Strategi dan Implementasi Pemolisian
Masyarakat Dalam Penyelenggaraan Tugas POLRI, Kepolisian membuka dan
menyediakan akses komunikasi informasi tentang keluhan masyarakat yang ingin melapor
melalui telepon nomor khusus seperti 110, 112 maupun sms ke 1717. Layanan 110 sama
seperti halnya layanan 911 yang berlaku di mancanegara, terutama di kota-kota besar.

Tanya 3 :
Apakah ketika kita lapor akan dikenai biaya ataukah gratis?
Sepanjang penelusuran kami, tidak ada dasar hukum yang mengatur adanya sejumlah biaya
yang harus dikeluarkan oleh pelapor saat melapor suatu perkara pidana ke kepolisian.
Dengan kata lain, tidak ada kewajiban bagi masyarakat yang melapor suatu perkara pidana
untuk membayar biaya pelaporan. Hal ini karena sudah menjadi kewajiban polisi dalam
menanganinya dan polisi yang bersangkutan telah diberikan gaji sesuai Peraturan
Pemerintah Nomor 29 Tahun 2001 tentang Peraturan Gaji Anggota Kepolisian Negara
Republik Indonesia sebagaimana diubah terakhir kalinya dengan Peraturan Pemerintah
Nomor 36 Tahun 2014. Di samping itu, sebagaimana disebut dalam artikel Prosedur
Melaporkan Peristiwa Pidana ke Kantor Polisi, melapor adanya dugaan tindak kejahatan itu
tidak dipungut biaya. Kalaupun ada yang meminta bayaran itu adalah oknum yang
sepatutnya dilaporkan ke Divisi Profesi dan Pengamanan (“Propam”) Polri.

Anda mungkin juga menyukai