Anda di halaman 1dari 12

Step 1 :

- Bula  adalah lesi yang berbatas tegas dan berisi cairan

Step 2 :

1. Apa saja derajat luka bakar dari masalah di scenario ?


2. Bagaiaman patofisiologi dari luka bakar ?
3. Mengapa terdapat keluhan seperti diskenario?
4. Apa saja komplikasi dari kasus diskenario?
5. Bagaimana cara menghitung dari derajat luka bakar ?
6. Bagaiaman terapi dari kasus di skenario?
7. Apa saja respon organ tubuh saat mengalami luka bakar?
8. Mengapa pasien diberi terapi oksigen dan dipasang kateter?
9. Bagaimana cara menghitung resusitasi berdasarkan luas dari luka bakar dan BB ?
10. Apa saja tindakan primary survey yang dilakukan terkait kasus di scenario?

Step 7 :

1. Mengapa terdapat keluhan seperti diskenario?

 Kebakaran  panas  saraf dan PD kurang bias menahan kondisi panas  PD rusak
cairan intravascular dan protein plasma, elektrolit kelua dari lumen PD  volume
intravascular menurun  aliran ke ginjal dan GFR menuru  urin output menurun 
kerusakan ginjal.
 PD rumask  permeabilitas meningkat  edem dan bulla yang mengandung banyak
elektrolit
 Kulit terdiri dari 3 lapisan  terjadi kebarakarn  PD rusak  epi : terdiri dari 5 stratum
yaitu stratum korneum, stratum lusidum, granulosum, spinosusm dan basal. Lapisan
dermis memiliki 2 lapisan yaitu lapisan papiler dan retikuler
 PD rusak  terjadi kerusakan di dermis di antara kedua laposan tersebut
 Lapisan subkuti terdapat jaringan lemak
 Batuk dengan dahak hitam  sputum mengalami inhalasi Karbon  CO  terseangkut
di paru  sputum kehitaman
 Suara serak  mengalami cedera pada leher  edema laring  suara serak 
dilakukan ET.
 Suara serak  diberi oksigen dgn saturasi 100%
 Warna urin kemerahan  adanya hemokromogen dan myoglobin akibat kerusakan otot
(rabdomiolisi  mencair  dibuang ke ginjal  myoglobinuria)karena luka bakar atau
kontak lama dgn nyala api.
 Trauma inhalasi  saat menyelakan gas  terperangkat dalam ruang tertutup (trauma
inhalasi)

Macam-macam trauma inhalasi :

- Bulu alis dan bulu hidung terbakar


- Suara serak dan dahak berwarna hitam
- Terperangkap di ruang tertutup saat kebakaran
 Sulit bernapas
 Sindroma kompartemen : pain,pulsless,pallor,parastesia,pressure
 Kesemutan  terkena pada saraf sensorik
 Escar (luka bakar derajat 3) : kulit yg berwarna bias pucat,gelap dan merah  karena
koagulasi protein di epi dan dermis
 Ciri khas escar : ketika ditekan tdk akan berubah warna. Apabila di tes capillary refill (-).
Tidak menimbulkan nyeri.
 Respon luka bakar terdapa 3 zona :
a. Zona kuagulasi : adanya escar, kerusakan irreversible
b. Zona statis : penuruna perfusi. Berda di skeliling zona koagulasi dan msh bias sembuh
c. Zona hiperemis : bias sembuh total dan masih ada perfusi

2. Mengapa pasien diberi terapi oksigen dan dipasang kateter?


 Terapi oksigen  karena mengalami trauma inhalasi CO  karena CO berikatan dg Hb
 sehingga pemberian oksigen di beri NRM yang 100 % dan dilakukan ET
 Pemasangan kateter  untuk memantau sikulasinya, dan menilai jumlah urin output,
dan menilai cairan intervaskular
 Kateter urin : untuk orang dewasa ukuran min.16 dan volumenya 10ml/kgBB

3. Apa saja tindakan primary survey yang dilakukan terkait kasus di scenario?
 A : nilai supraglotis karena paling rawan terkena luka bakar secara langsung. Subglotis
dilindungi laring sehingga hanya terkena trauma inhalasi ( delay sirkulasi)  edem dan
sumbatan jalan napas.
Curiga trauma inhalasi :
1. Alis dan bulu mata terbakar
2. Luka bakar pada wajah
3. Sputum hitam yg mengandung CO
4. Terkurung dalam ruangan yg rapat

Tindakan :
1. Lakukan jaw trust  untuk membuka jalan napas
2. Pemasangan OPA
3. Evaluasi membaik / tdk
4. Pasang intubasi
5. Kondisi pasien buruk : lakukan trakeotomy atau crikotiroidektomi
 B : hb mengikat CO lbh meningkat afinitas  menurunkan ikatan keduanya  diberi
asupan oksigen 100 %
 C : pemberina cairan IV  untuk menghitung jumlah cairan :
1. Metode evans : diberi cairan elektrolit rumus :
1cc elektrolit x BB x % luas luka bakar
Cairan koloid :
1 cc koloid x BB x luas % luka bakar
Cairan dextros 5 % :
2000cc untuk dewasa. 1000 cc anak
2. Metode baxter/ parkland : untuk meghitung cairan elektrolit
4cc RL x BB x% Luas luka bakar
3.metode brook : 1,5 cc elektrolit x BB % Luas luka bakar.
Koloid : 0,5 cc koloid X bb X% luas luka bakar
Dextros : 0,5 cc dextros X bb X% luas luka bakar
4. Apa saja derajat luka bakar dari masalah di scenario ?
 Darajat 1 : lokasi di epidermis,kulit kering,eritem tdk dijumpai bula, nyeri(ujung saraf
sensorik teriritas). Penyembuhan spontas 5-10 hari
 Derajat 2 : lokasi epidermis dan sbgian dermis, kerusakan berupa reaksi inflamasi dan
eksudasi sehingga terbentuk bula, nyeri, luka merah/pucat sering terletk lebh tinggi dari
kulit normal
 Derajat 2a/superfisial : kena bagian superfisial dermis, organ yg terkena folikl
rambut,kelenjar keringa, kel. Sebasea. Penyembuhan dalm waktu 10-14 hari tanpa
sikatrik
 Derajat 2b/deep : kena seluruh dermis, terkena di kel sebasea, folikel rambut.
Penyembuhan lbh lama dan menimbulkan jaringan parut dengan waktu >1bulan.
 Derajat 3 : lokasi di sebagian dermis bawah dan lapisan paling dalam, tdk ada
bula,nyeri(-) karena ujung saraf sensorik rusak. Penyembuhan > lama karena tdk terjadi
re-epitelisasi dari dasar luka

Derajat diskenario : derajat 2a/2b/derajat 3

5. Indikasi rawat inap di RS pada pasien luka bakar ?


 Indikasi pada dewasa : derajar 2 dan lukanya terkena hamper >15%
 Indikasi anak/orang tua usia >50 tahun): >10%
Terdapat :
1. Luka pada wajah tangan dan genital
2. Menderita penyekit lain
3. Letak luka : mata,tangan dan kaki dan perineum
4. Adanya udem laring
6. Bagaimana patofisiologi dari luka bakar ?
7. Apa saja respon organ tubuh saat mengalami luka bakar?
Respon luka bakar local
- Zona koagulasi : irreversible, ada jar nekrosis warna hitam
- Zona statis : penurunan perfusi dari arteri  iskemik warna pucat. Sumbatan di zona statis 
perfusi terhambat darah berkumpul di zona hiperemis  warna lbh merah, zona statis tidak
mendapat perfusi jadi warnanya pucat
- Zona hiperemis : paling diluar, warna masih merah, prognosis masih baik
Respon luka bakar sistemik
1. kardiovaskular :
- menyebabkan peningkatan permebilitas  perpindahan albumin interseluler ke intersisial
hipoalbumin
-vasokonstriksi perifer dan splanchcic perfusi menurun curling ulcer pada gaster
2. perubahan pernapasan : bronkus mengalam kontriksi  stimulasi b2 meminimalisir udara
yg masuk dlm paru2 krn trauma inhalasi

8. Bagaimana cara menghitung dari derajat luka bakar ?


9. Bagaimana cara menghitung resusitasi berdasarkan luas dari luka bakar dan BB ?
Rumus cairan :

Pemberian hari ke tiga  beri maintenance denga cairan holiday segar formula : perhitungan
dengan BB :

10 kg pertama Estimasi holiday segar 4ml/kg/jam


10 kg kedua Estimasi 2ml/kb/jam
Sisa dari BB Estimasi dikali 1
70(BB)-10 pertama-10 kg kedua = 50 x 1= 50 +40+20 = 110 ml/kg/jam
Diubah menjadi tetes : 110x20 : 60 = 36 tetes per menit
10. Bagaiaman terapi dari kasus di skenario?
Stadium akut : perwatan luka dan menghindari infeksi karena saat tubuh terbakar system imun
terutama kulit menurun, untuk mempertahan kualitas sendi dan kulit untuk cegah kontraktur
Stadium imobilisasi : pada saat penanganan, dilakukan terapi rehabilitas medik, support
psycology
Stadium maturisasi : akan terjadi perlengketan  kontraktur. Akan di laukan rehabilitasi medik :
1. Menggerakan seluruh ekstremitas ,pemasangan otesa(mencegah terjadinya kontraktur)
tidak dilakukan akan mencebabkan perlengketan. Terapi ini harus di lakukan dari awal.
Membentu pasien untuk kembali pada kegiatan sosial.

Secondary survey :
Allergi  menanyakan pasien alergi obat atau tidak
Medikasi : di Tanya obat yg terkhir minum
Past illness  riwayat penyakit pasien
Last meals  terkahir konsumsi makanan apa
Event/injury

M : mekanisme injury contohnya karena ledakan tabung gas


I : injury sustained  kejadian lanjutan misalnya pasien habis tabrakan lalu do bawah ke RS
kecelakan lagi dalam perjalnan
S : menilai vital sign (HR,RR,suhu)
T : terapi yg dilakukan

11. Apa saja komplikasi dari kasus diskenario?


- Ileus paralitik dan Curling ulser  karena vasokontriksi dari arteri splancnik  aliran darah
menurun ke abdomen
- Mioglobinuria  myoglobin dan Hb menjadi haemokromogen akan menumpuk di tubulus
proksimal di ginjal sehingga menyebabkan gagal ginjal akut dan menyebabkan urin berwarna
hitam
- Sindrom kompartemen  gejalanya : pain palor,pulsnes. Mengaktifkan proinflamatori sitokin 
permebilitas vascular  bagian kompartemen tidak boleh terhambat kalau terhambat
menyebakan saraf terjepit  sindrom kompartemen

-
-

STEP 4 :

KONSEP MAPPING

Anda mungkin juga menyukai