Dokumen Dari Ayla?
Dokumen Dari Ayla?
Puji syukur atas kehadirat Allah SWT yang mana telah melimpahkan
rahmatnya, sehingga kita masih bisa menyusun makalah yang berjudul “Analisis
kuantitatif titimetri”.
Sholaat beserta salam kami ucapkan kepada junjungan kita nabi Muhammad
SAW, yang menuntun kami dari zaman yang gelap gulita kepada zaman yang
terang benderang ini.
PENDAHULUAN
PEMBAHASAN
1. Reaksi asam basa, Berada jumlah besar asam dan basa yang dapat
ditentukan dengan titimetri.
2. Reaksi oksidasi-reduksi, Reaksi kimia nyang melibatkan oksidasi
reduksi digunakan secara meluas dalam analisis titimetri.
3. Reaksi pengendapan, pengendapan kation perak dengan anion yang
meluas penggunaanya.
4. Reaksi pembentukan kompleks, Suatu contoh reaksi dimana terbentuk
suatu komplekstabil antara ion perak dan sianida.
Suatu reaksi kimia, bisa digunakan sebagai dasar untuk titrasi jika
memenuhi semua persyaratan berikut:
2. Bobot ekuivalen
a. Asam-basa
Bobot gram ekuivalen adalah bobot dalam gram (dari) suatu zat yang
dapatdiperlukan untuk memberikan atau bereaksi dengan 1mol (1,008
g) H.
b. Redoks
Bobot gram ekuivalen adalah bobot dalam gram darisuatu zat yng
dapat diperlukan untuk memberikan atau bereaksi dengan 1mol
electron.
c. Pengendapan atau pembentukan kompleks
Bobot gram ekuivalen adalah bobot dalam gram dari suatu zat yang
dapat diperlukan untuk memberikan atau bereaksi dengan 1
mol.kation univalent, ½ mol kation divalent, 1/3 mol kation trivalent
dan seterusnya.
3. Sistem konsentrasi
Yang paling sering digunakan untuk analisis titimetri adalah molaritas
dan normalitas. Sedangkan formalitas dan konsentrasi analitis hanya
digunakan dimana terjadi disosiasi atau pembentukan kompleks.
Persen bobot digunakan untuk menyatakan konsentrasi kira kira dari
reagensia labolatorium. Sedangkan untuk larutan yang sangat encer
bagian tiap juta (ppm= parts per million) atau bagian tiap miliyar
(ppb= parts per billion) lebih sesuai.
a. Molaritas
Definisi dari molaritas adalahbanyaknya mol zat terlarut tiap 1liter
larutan,oleh karenanya nyaman untuk digunakan dalam
prosedurlabolatorium denhan kuantitas yang terukur.
M = n/V
n = g/BM
M = g/BM x V
b. Formalitas
Formalitas didefinisikan sebagai banyaknya bobot rumus zat
terlarut per liter larutan.
F = nf/V
nf = g/BR
dimana g banyaknya zat terlarut dalam gram dan BR bobot rumus,
maka formalitas dapat dituliskan sebagai
F = g/BR x V
c. Normalitas
Normalitas didefinisikan sebagai banyaknya ekuivalen zat terlarut
setiap 1 liter larutan. Normalitas dapat dituliskan sebagai
N = ek/V
dengan g ialah gram zat terlarut dan BE adalah ekuivalen maka,
d. Persen Bobot
Persen bobot menyatakan gram zat terlarut per seratus gram
larutan. Secara matematis dapat dituliskan:
P = w/w+w0 x 100
Keterangan:
P = Persen bobot zat terlarut
w = banyaknya zat terlarut dalam gram
w0 = banyaknya pelarut dalam gram
e. Bagian tiap juta (ppm)
Bagian tiap juta (ppm) menyatakan jumlah satu komponen dalam
1 juta bagian campuran. Secara matematis dapat ditulis:
Ppm = w/w=w0 x 106 ppm = w/w0 x 106
Keterangan:
w = Banyaknya zat terlarut dalam gram
1 liter air pada suhu kamar berbobot kira-kira 106 mg, jadi sesuatu
hubungan yang memudahkan untuk diingat adalah 1 mg zat terlarut
dalam 1L air mempunyai konsentrasi kira-kira 1 ppm.
g. Titer
Satuan titer adalah bobot per volume, namun bobot itu adalah
bobot reagensia yang bereaksi dengan larutan bukan bobot terlarut.
Titer dapat diubah dengan mudah ke normalitas seperti tampak
dari hubungan hubungan berikut.
T= mg/mL N = mg/mL x BE
Bobot ekuivalen yang digunakan dalam pengubahan bentukadalah
bobot akuivalen dari zat yang bereaksi dengan larutan, bukan dari
zat terlarut.