Anda di halaman 1dari 9

MAKALAH

ANALISIS KUANTITATIF TITIMETRI


Dosen: Eva luviriani,S.ST.,M.Si
KATA PENGANTAR

Puji syukur atas kehadirat Allah SWT yang mana telah melimpahkan
rahmatnya, sehingga kita masih bisa menyusun makalah yang berjudul “Analisis
kuantitatif titimetri”.

Sholaat beserta salam kami ucapkan kepada junjungan kita nabi Muhammad
SAW, yang menuntun kami dari zaman yang gelap gulita kepada zaman yang
terang benderang ini.

Demikian persiapan pembuatan makalah dari kami. Semoga dengan adanya


tugas ini bisa membantu dalam proses belajar kami dikedepannya. Akhir kata kami
ucapkan terimakasih.
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Titimetri Merupakan suatu metode analisis kuantitatif

berdasarkan pada pengukuran volume titran yang mengikat sempurna


dengan analit. Titran merupakan zat yang digunakan untuk mentitrasi. Analit
adalah zat yang akan ditentukan konsentrasi atau kadarnya. Selanjutnya akan
disajikan titik ekuivalen dari titrasi telah dicapai. Larutan standar merupakan
larutan yang telah diketahui konsentrasinya. Agar diketahui kapan saja harus
berhenti tambah titran, bisa dengan cara bahan kimia, yaitu indicator, mengingat
terhadap kehadiran titran yang berlebih dengan melakukan perubahan warna.
Perubahan warna ini bisa saja gigihpada titik ekuivalen, tetapi bisa juga tidak.

Titrasi biasanya dibedakan berdasarkan jenis reaksi yang terlibat dalam


proses titrasi, sebagai contoh kapan melibatkan reaksi asam basa maka disebut
sebagai titrasi asam basa, Titrasi redoks untuk titrassi yang melibatkan reaksi
reduksi oksidasi, titrasi kompleksometri untuk titrsai yang melibatkan
pembentukan reaksi kompleksdan berbaring sebagainya.

1.2 Rumusan Masalah


1.2.1 Apa pengertian dari titimetri?
1.2.2 Apa saja yang bisa di kategorikan sebagai system konsentrasi?
1.2.3 Apa reaksi-reaksi yang digunakan untuk sebuah analisin titrasi?
BAB II

PEMBAHASAN

2.1 Definisi titimetri

Analisis titimetri merupakan metode analisis kuantitatif yang


berlandaskan pada prinsip pengukuran volume.Ketentuan titimetri dikenal
sebagai volumetri.

2.2 Reaksi Titrasi

Reaksi kimia yang bisa menghindari sebagai dasar untuk penetapan


titimetri dengan mudah bisa dikelompokkan dalam empati jenis:

1. Reaksi asam basa, Berada jumlah besar asam dan basa yang dapat
ditentukan dengan titimetri.
2. Reaksi oksidasi-reduksi, Reaksi kimia nyang melibatkan oksidasi
reduksi digunakan secara meluas dalam analisis titimetri.
3. Reaksi pengendapan, pengendapan kation perak dengan anion yang
meluas penggunaanya.
4. Reaksi pembentukan kompleks, Suatu contoh reaksi dimana terbentuk
suatu komplekstabil antara ion perak dan sianida.

2.3 Persyaratan analisis titimetrik

Suatu reaksi kimia, bisa digunakan sebagai dasar untuk titrasi jika
memenuhi semua persyaratan berikut:

1. Suatu reaksi tidak boleh menghasilkan reaksi samping.


2. Tetapan kesetimbangan haruslah sangat besar.
3. Harus dapat digunakan beberapa indicator dan metode untuk
menetapkan kapan saja titik ekuivalensi melanjutkan dan kapan
saja jauh titran berhenti.
4. Reaksi haruslah berjalan cepat, jadi titrasi tidak dibutuhkan waktu
yang lama.
2.4 Stoikiometri

Stoikiometri merupakan cabang ilmu kimia yang membhas hubungan


bobot antara unsur-unsur dan senyawa dan reaksi kimia.

1. Bobot molekul dan bobot rumus

Mol didefinisikan sebagai zat yang mengandung satuan satuan nyata


(entitas) sebanyak atom dalam 12 gram nuklida isotope carbon-12. Satuan
nyata itu dapat berupa atom, molekul, ion,ataupun electron. Karena 12 g
karbon itu mengandung atom sebanyak bilangan Avogadro, maka 1 mol zat
apa saja mengandung 6,023 x 1023 partikel elementer.

Bobot beban molekul atau biasa disingkat dengan bobot molekul


adalah bobot dalam gram dari suatu zat. Bobot gram-rumus (atau bobot
rumus) adalah penjumblahan dari botol botol atom semua dalam rumus
kimia suatu zat dan normalnya sama dengan bobot molekul.

2. Bobot ekuivalen
a. Asam-basa
Bobot gram ekuivalen adalah bobot dalam gram (dari) suatu zat yang
dapatdiperlukan untuk memberikan atau bereaksi dengan 1mol (1,008
g) H.
b. Redoks
Bobot gram ekuivalen adalah bobot dalam gram darisuatu zat yng
dapat diperlukan untuk memberikan atau bereaksi dengan 1mol
electron.
c. Pengendapan atau pembentukan kompleks
Bobot gram ekuivalen adalah bobot dalam gram dari suatu zat yang
dapat diperlukan untuk memberikan atau bereaksi dengan 1
mol.kation univalent, ½ mol kation divalent, 1/3 mol kation trivalent
dan seterusnya.
3. Sistem konsentrasi
Yang paling sering digunakan untuk analisis titimetri adalah molaritas
dan normalitas. Sedangkan formalitas dan konsentrasi analitis hanya
digunakan dimana terjadi disosiasi atau pembentukan kompleks.
Persen bobot digunakan untuk menyatakan konsentrasi kira kira dari
reagensia labolatorium. Sedangkan untuk larutan yang sangat encer
bagian tiap juta (ppm= parts per million) atau bagian tiap miliyar
(ppb= parts per billion) lebih sesuai.
a. Molaritas
Definisi dari molaritas adalahbanyaknya mol zat terlarut tiap 1liter
larutan,oleh karenanya nyaman untuk digunakan dalam
prosedurlabolatorium denhan kuantitas yang terukur.

M = n/V

Dimana M adalah molaritas, n banyaknya mol zat terlarut dan V


volume larutan dalam liter. Karena

n = g/BM

dimana g adalah gram zat terlarut dan BM adalah bobot molekul


zat terlarut maka, molaritas juga dapat diyuliskan sebagai:

M = g/BM x V

b. Formalitas
Formalitas didefinisikan sebagai banyaknya bobot rumus zat
terlarut per liter larutan.

F = nf/V

Dimana F adalah formalitas, nf banyaknya bobot rumus dan V


volume larutan dalam liter. Karena

nf = g/BR
dimana g banyaknya zat terlarut dalam gram dan BR bobot rumus,
maka formalitas dapat dituliskan sebagai

F = g/BR x V

Bobot rumus biasanya sinonim dengan bobot molekul, karena itu


biasanya formalitas sama dengan molaritas. Ketika terjadi disosiasi
atau pembentukan kompleks, formalitas digunakan untuk menyatakan
konsentrasi total semua spesies yang ada dalam pelarut.

c. Normalitas
Normalitas didefinisikan sebagai banyaknya ekuivalen zat terlarut
setiap 1 liter larutan. Normalitas dapat dituliskan sebagai

N = ek/V
dengan g ialah gram zat terlarut dan BE adalah ekuivalen maka,

d. Persen Bobot
Persen bobot menyatakan gram zat terlarut per seratus gram
larutan. Secara matematis dapat dituliskan:

P = w/w+w0 x 100
Keterangan:
P = Persen bobot zat terlarut
w = banyaknya zat terlarut dalam gram
w0 = banyaknya pelarut dalam gram
e. Bagian tiap juta (ppm)
Bagian tiap juta (ppm) menyatakan jumlah satu komponen dalam
1 juta bagian campuran. Secara matematis dapat ditulis:
Ppm = w/w=w0 x 106 ppm = w/w0 x 106
Keterangan:
w = Banyaknya zat terlarut dalam gram

w0 = Banyaknya pelarut dalam gram

karena w biasanya sangat kecil dibandingkan dengan w0 maka w


biasanya tidak ditulis.

1 liter air pada suhu kamar berbobot kira-kira 106 mg, jadi sesuatu
hubungan yang memudahkan untuk diingat adalah 1 mg zat terlarut
dalam 1L air mempunyai konsentrasi kira-kira 1 ppm.

Untuk larutan yang lebih encer digunakan bagian tiap miliyar


(ppb).

Ppb = w/w0 x 109

f. Miliekuivalen dan milimol


Dalam prosedur titimetri volume titran yang digunakan biasanya
kurang dari 50 ml. dan konsentrasinya sekitar 1,1 ke 0,2 N. ini
berarti banyaknya ekuivalen titran ada dalam orde.
0,050 L x e/k/L = 0,0050 ek
Karena jumlah ini begitu kecil maka digunakan satuan satu
miliekuivalen (mek) yaitu seperseribu ekuivalen/ 1000mek = 1ek
Satu milimol (mmol) didefinisikan serupa dengan seperseribu mol.

g. Titer
Satuan titer adalah bobot per volume, namun bobot itu adalah
bobot reagensia yang bereaksi dengan larutan bukan bobot terlarut.
Titer dapat diubah dengan mudah ke normalitas seperti tampak
dari hubungan hubungan berikut.
T= mg/mL N = mg/mL x BE
Bobot ekuivalen yang digunakan dalam pengubahan bentukadalah
bobot akuivalen dari zat yang bereaksi dengan larutan, bukan dari
zat terlarut.

Anda mungkin juga menyukai