Anda di halaman 1dari 8

Jurnal InFestasi

Vol. 9 No. 2 Desember 2013


Hal. 115 - 122

PENGARUH DANA ALOKASI UMUM DAN KHUSUS TERHADAP BELANJA


DAERAH PADA KABUPATEN/KOTA DI PULAU SUMATERA

William Gani
Septian Bayu Kristanto

Program Studi Akuntansi, Fakultas Ekonomi Universitas Kristen Krida Wacana


Jl. Tanjung Duren Raya No.4, Jakarta Barat, 11470
Email: septian.bayu@ukrida.ac.id

ABSTRACT

The purpose of this study is to test the effect of the General Allocation
Fund (DAU) and the Special Allocation Fund Expenditure (DAK) that occurs in
the district/city on the island of Sumatra, on Government Expenditure. The
data was taken from the budget statement and income statement of 2007,
which was obtained from 55 districts/cities.
The results of the analysis indicate that there was significant effect of the
DAU and DAK on government expenditure. The impact of this research was
expected to be a smarter government in regulating local spending especially
related to APBN and APBD.

Keywords: General Allocation Fund, Special Allocation Fund, Government


Expenditure, and Budget Statement

PENDAHULUAN tahun 1999 mencakup paling tidak 4


hal (Khusaini 2006) yaitu:
Pemerintah melakukan reformasi 1. Memberikan kesempatan dan
di bidang pemerintah daerah (pemda) keleluasaan kepada daerah untuk
dan pengelolaan keuangan pada tahun menyelenggarakan otonomi daerah.
1999. Pelaksanaan reformasi tersebut Keleluasaan otonomi ini mencakup
diperkuat dengan ditetapkannya UU No. kewenangan dalam penyelenggaraan
22 Tahun 1999 (revisi menjadi UU No. (pengeloan) pemerintahan termasuk
32 Tahun 2004) dan UU No. 25 Tahun dalam penyusunan perencanaan,
1999 (revisi menjadi UU No. 33 Tahun pelaksanaan, pengawasan, control,
2004). Dalam UU No. 32 Tahun 2004 dan evaluasi.
dijelaskan mengenai pembagian dan 2. Otonomi yang nyata, berarti bahwa
pembentukan daerah dari Negara daerah lebih leluasa dalam
Kesatuan Republik Indonesia yang menyelenggarakan kewenangan
bersifat otonom dan menerapkan asas pemerintah di bidang tertentu yang
desentralisasi. secara nyata ada, dibutuhkan,
Otonomi daerah merupakan suatu tumbuh, hidup, dan berkembang di
bentuk perwujudan pendelegasian daerah.
wewenang dan tanggung jawab dari 3. Otonomi yang bertanggung jawab,
pemerintah pusat kepada pemerintah berarti sebagai konsekuensi logis
daerah dimana pemda mempunyai dari pemberian hak dan kewenangan
wewenang untuk mengatur daerahnya kepada daerah dalam pemberian
sendiri baik dari sektor keuangan pelayanan kepada publik dan
maupun dari sektor nonkeuangan. Asas peningkatan kesejahteraan bagi
desentralisasi dalam penyelenggaraan rakyat di daerahnya.
pemerintahan menurut UU No. 22
115
116

Gani dan kristanto Jurnal InFestasi Vol. 9 No. 2 2013


4. Otonomi untuk daerah provinsi sehingga pendapatan daerahnya dapat
diberikan secara terbatas yaitu: digunakan untuk membiayai dan
a. Kewenangan lintas kabupaten/ pembelanjaan daerah. Pembelanjaan
kota; daerah terbagi menjadi dua yaitu
b. Kewenangan yang belum pembelanjaan operasional serta
dilaksanakan oleh kabupaten/ pembelanjaan modal. Kemandirian bagi
kota; daerah belum sepenuhnya terlaksana
c. Kewenangan lainnya menurut PP karena masih menggantungkan dengan
No.25 tahun 2000. adanya dana dari pemerintah pusat.
Sejak era reformasi Pemerintah Permasalahan dana alokasi umum
Indonesia telah menetapkan otonomi terletak pada perbedaan cara pandang
daerah yang merupakan kebijakan yang antara pusat dan daerah tentang dana
dipandang sangat demokratis dan alokasi umum. Bagi pusat, dana alokasi
memenuhi aspek desentralisasi yang umum dijadikan sebagai pemerataan
sesungguhnya. Desentralisasi sendiri atau mengisi fiscal gap (kesenjangan
mempunyai tujuan untuk lebih fiskal). Bagi daerah, dana alokasi
meningkatkan kesejahteraan dan umum dimaksudkan mendukung
pelayanan kepada masyarakat. Salah kecukupan. Permasalahan timbul
satunya adalah tentang anggaran ketika daerah meminta dana alokasi
pembelanjaan daerah yang menjadi umum sesuai dengan kebutuhannya,
kewenangan dari pemda terbagi atas sedangkan dana alokasi khusus dipakai
dua dana yaitu Dana Alokasi Umum untuk menutup kesenjangan pelayanan
(DAU) dan Dana Alokasi Khusus (DAK) publik antar daerah dengan prioritas
yang merupakan sumber keuangan pada bidang kegiatan pendidikan,
pemerintah daerah. Dana Alokasi kesehatan, infrastruktur, kelautan dan
Umum (DAU) merupakan dana yang perikanan, pertanian, prasarana
bersumber dari APBN yang disalurkan pemda. Permasalahan yang timbul
ke pemerintah daerah untuk mengatasi adalah anggaran pengeluaran daerah
kesenjangan keuangan antar daerah. yang mencerminkan kebutuhan
Dana Alokasi Khusus (DAK) sesungguhnya dan cenderung tidak
dimaksudkan untuk membantu efisien. Dari latar belakang di atas,
membiayai kegiatan-kegiatan khusus di maka dirumuskan masalah penelitian
daerah tertentu yang merupakan sebagai berikut:
urusan daerah dan sesuai dengan 1. Apakah Dana Alokasi Umum (DAU)
prioritas nasional, khususnya untuk berpengaruh terhadap belanja
membiayai kebutuhan sarana dan daerah?
prasarana pelayanan dasar masyarakat 2. Apakah Dana Alokasi Khusus (DAK)
yang belum mencapai standar tertentu berpengaruh terhadap belanja
atau untuk mendorong percepatan daerah?
pembangunan daerah (Darise 2008).
Pembagian dana untuk daerah melalui
bagi hasil cenderung menimbulkan LANDASAN TEORI DAN HIPOTESIS
ketimpangan antar daerah, peranan
dana alokasi umum terletak pada
Anggaran merupakan suatu proses
kemampuannya untuk menciptakan
pengalokasian sumber daya terbatas
pemerataan berdasarkan pertimbangan
untuk memenuhi kebutuhan yang
atas potensi fiskal dan kebutuhan
sifatnya tidak terbatas (Freeman dan
masing-masing daerah.
Shoulders, 2003). Anggaran merupakan
Pada kenyataannya, dana alokasi
rencana kerja dalam suatu periode yang
umum masih menjadi primadona
telah ditetapkan dalam satuan mata
dibandingkan dengan pembiayaan
uang. Menurut Lee, Jr dan Johnson
daerah karena PAD dan pinjaman
(1998), anggaran merupakan suatu
belum dapat diandalkan. Padahal
dokumen yang menjelaskan kondisi
seharusnya PAD yang digunakan untuk
keuangan organisasi yang mencakup
membangun daerah agar banyak untuk
investasi pada daerah tersebut,
117

Gani dan kristanto Jurnal InFestasi Vol. 9 No. 2 2013


infromasi keuangan, belanja, aktivitas, bersangkutan dibagi dengan jumlah
serta tujuan organisasi. masing-masing bobot seluruh daerah di
Mardiasmo (2005) mendefisinikan Indonesia.
anggaran sebagai pernyataan mengenai Pengaturan DAU diarahkan untuk
estimasi kerja yang hendak dicapai mengurangi kesenjangan, yang berarti
selama periode waktu tertentu yang daerah yang mempunyai kemampuan
dinyatakan dalam ukuran finansial, keuangan yang relatif besar akan
dan penganggaran merupakan proses memperoleh bagian DAU yang relatif
atau metode untuk mempersiapkan kecil, demikian pula sebaliknya. Dana
suatu anggaran. Sementara itu alokasi umum dapat dikategorikan
menurut Bastian (2006), berpendapat sebagai unconditional grant yakni
bahwa anggaran merupakan paket transfer tak bersyarat dan juga sebagai
pernyataan perkiraan penerimaan dan blok grant yaitu jenis transfer antar
pengeluaran yang diharapkan akan tingkat pemerintahan yang tidak
terjadi dalam satu atau beberapa dikaitkan dengan program pengeluaran
periode mendatang. tertentu.
Anggaran juga dapat dikatakan Dana alokasi khusus dimaksudkan
sebagai pernyataan mengenai estimasi membantu membiayai kegiatan-
kinerja yang hendak dicapai dalam kegiatan khusus di daerah tertentu
periode waktu tertentu dalam ukuran yang merupakan urusan daerah dan
finansial. Pembuatan anggaran dalam sesuai dengan prioritas nasional. DAK
organisasi sektor publik, terutama dimaksudkan untuk membiayai
pemerintah merupakan sebuah proses kegiatan kebutuhan sarana dan
yang cukup rumit dan mengandung prasarana dasar masyarakat yang
muatan politis yang cukup signifikan. belum mencapai standar tertentu dan
Berbeda dengan penyusunan anggaran mendorong percepatan pembangunan
perusahaan swasta yang muatan daerah.
politisnya relatif lebih kecil. Belanja Daerah menurut UU No. 32
DAU adalah sejumlah dana yang Tahun 2004 tentang Pemerintah
dialokasikan kepada setiap daerah Daerah adalah semua kewajiban daerah
otonom (provinsi/kabupaten/kota) di yang diakui sebagai pengurang nilai
Indonesia setiap tahunnya sebagai dana kekayaan bersih dalam periode tahun
pembangunan. DAU bertujuan untuk anggaran yang bersangkutan. Menurut
pemerataan kemampuan keuangan Halim (2002: 73), penurunan dalam
daerah. Termasuk dalam pengertian ini manfaat ekonomi selama periode
adalah jaminan kesinambungan akuntansi dalam bentuk arus kas
penyelenggaraan pemda di seluruh keluar atau deplesi aset, atau terjadinya
daerah dalam rangka penyediaan utang berdampak pada berkurangnya
pelayanan dasar kepada masyarakat ekuitas dana, selain yang berkaitan
dan merupakan suatu kesatuan dengan dengan distribusi kepada peserta
penerimaan umum Anggaran ekuitas dana. Belanja daerah terdiri 3
Pendapatan dan Belanja Daerah. komponen yaitu unsur penerimaan,
Penggunaan dana alokasi umum belanja rutin dan belanja pembangunan
ditentukan oleh daerah. Penggunaan yang meski disusun hampir bersamaan
DAU dan penerimaan umum lainnya tetapi dibuat di lembaga yang berbeda.
dalam APBN harus tetap dalam Dari pengertian di atas dapat
kerangka pencapaian tujuan otonomi disimpulkan bahwa belanja daerah
daerah adalah peningkatan pelayanan adalah semua pengeluaran pemerintah
dan kesejahteraan masyarakat yang daerah pada suatu periode anggaran
semakin baik, seperti pelayanan di yang berupa arus kas aktiva keluar,
bidang kesehatan dan pendidikan. deplesi aktiva atau timbulnya utang
Dana alokasi umum bagi masing- yang bukan disebabkan oleh pembagian
masing daerah propinsi dan daerah kepada milik ekuitas dana (rakyat).
kabupaten/kota dihitung berdasarkan Belanja Modal dapat dikategorikan
perkalian dari jumlah DAU bagi seluruh menjadi 5 bagian utama yaitu belanja
daerah, dengan bobot dari daerah yang modal tanah, belanja modal peralatan
118

Gani dan kristanto Jurnal InFestasi Vol. 9 No. 2 2013


dan mesin, belanja modal gedung dan Hasil penelitian sebelumnya dapat
bangunan, belanja modal jalan, belanja disimpulkan bahwa yaitu: pertama,
irigasi dan jaringan, dan belanja modal hasil pengujian dari hipotesis alternatif
fisik lainnya (Syaiful, 2006). Jumlah pertama dan kedua adalah diterima,
nilai belanja yang dikapitalisasi menjadi artinya besarnya nilai DAU dan PAD
aset tetap adalah semua belanja yang secara bersama-sama (simultan)
dikeluarkan sampai dengan aset mempunyai pengaruh yang signifikan
tersebut siap digunakan atau biaya terhadap variabel pertumbuhan
perolehan. ekonomi (pengaruh positif). Kedua, hasil
Menurut Priyo (2009), belanja pengujian hipotesis alternatif ketiga
daerah pada dasarnya merupakan yang tujuannya adalah untuk
fungsi dari penerimaan daerah. Belanja mengetahui apakah DAK berpengaruh
merupakan variabel terikat yang signifikan positif terhadap pertembuhan
besarannya akan sangat bergantung ekonomi (PDRB) tidak diterima karena
kepada sumber-sumber pembiayaan tidak berpengaruh signifikan positif
daerah, baik yang berasal dari sendiri terhadap pertumbuhan ekonomi,
maupun yang berasal dari pemerintah sehingga hipotesis yang dikembangkan
pusat, sehingga dalam pengukurunnya dalam penelitian ini yaitu:
jika terdapat hubungan negatif antara H1 : Pengaruh Dana Alokasi Umum
variabel-variabel pendapatan dengan (DAU) terhadap Belanja Daerah.
variabel belanja maka terdapat ilusi H2 : Pengaruh Dana Alokasi Khusus
fiskal. (DAK) terhadap Belanja Daerah.
Penelitian ini mengacu penelitian
sebelumnya yaitu penelitian tentang
Pengaruh Pendapatan Asli Daerah
METODE PENELITIAN
(PAD), Dana Alokasi Umum (DAU),
Dana Alokasi Khusus (DAK) terhadap
pertumbuhan ekonomi studi kasus Data yang digunakan dalam
pada kabupaten/kota di Pulau penelitian ini adalah data sekunder.
Sumatera Barat. Pada Maryati dan Data sekunder dalam penelitian ini
Endrawati (2010), fenomena yang diambil dari laporan realisasi APBD
diutamakan adalah Pendapatan Asli Pemda Kabupaten/Kota provinsi di
Daerah (PAD), variabel terikat Pulau Sumatera tahun 2007 sampai
(dependend variable) dalam penelitian tahun 2010 yang diperoleh dari situs
sebelumnya adalah pertumbuhan Dirjen Perimbangan melalui internet.
ekonomi. Adapun variabel bebasnya Penelitian ini adalah penelitian
(independend variable) adalah Dana dengan pendekatan kuantitatif dan
Alokasi Umum, Dana Alokasi Khusus menggunakan data sekunder yang
dan Pendapatan Asli Daerah. diperoleh dari internet. Data yang
Alat analisis yang digunakan dalam digunakan merupakan laporan resmi
penelitian ini yaitu analisis deskriptif yang disampaikan oleh masing-masing
dan analisis regresi linear berganda. daerah yang memang diwajibkan oleh
Hasil analisis berupa koefesien untuk pemerintah pusat sebagai bagian dari
masing-masing variabel independen. laporan pertanggungjawaban pemda
Koefisien ini diperoleh dengan cara dan data tersebut kecil kemungkinan
memprediksi nilai variabel dependen untuk direkayasa dan sebagainya
dengan suatu persamaan. Regresi linear karena data tersebut sudah diaudit dan
berganda digunakan untuk memenuhi pemerintah daerah sebagai pemilik dari
tujuan penelitian dalam membuktikan laporan tersebut tidak akan berani
hipotesis pada penelitian sebelumnya mempermainkan angka-angka yang ada
dan juga untuk menguji hipotesis pada terlalu “senjang” dari angka yang
penelitian sebelumnya digunakan sebenarnya.
statistik deskriptif yang dilihat dari nilai Populasi penelitian ini adalah
rata-rata (mean), standar deviasi, pemerintah daerah kabupaten/kota di
variance, maximum dan minimum. Pulau Sumatera. Tujuan penelitian ini
adalah untuk melihat seberapa besar
119

Gani dan kristanto Jurnal InFestasi Vol. 9 No. 2 2013


pengaruh dana alolasi umum dan dana minimum. Selanjutnya dilakukan uji
alokasi khusus mempengaruhi belanja normalitas data. Uji normalitas data
daerah. Populasi dan sampel dilakukan bertujuan untuk menguji data dalam
di pulau Sumatera karena penelitian model regresi apakah berdistribusi
sebelumnya dilakukan di pulau Jawa. normal atau tidak. Uji normal yang
Variabel dependen penelitian ini digunakan dalam penelitian ini adalah
adalah belanja daerah. Variabel one sample kolmogorov smirnov test
independen pada penelitian ini adalah dengan tingkat signifikasi (α)=5%. Jika
Dana Alokasi Umum (DAU) dan Dana tingkat signifikansi > α, maka data
Alokasi Umum (DAK). Adapaun cara berdistribusi normal dan sebaliknya,
perhitungannya sebagai berikut: jika tingkat signifikansi < α maka data
a. DAU = Jumlah Dana Alokasi untuk berdistribusi tidak normal. Langkah
Daerah X terakhir, peneliti melakukan uji asumsi
klasik dan uji statistik.
b. Belanja Daerah/Belanja Modal =
Belanja Tanah + Belanja Peralatan
dan Mesin + Belanja Gedung dan HASIL PENELITIAN DAN
Bangunan + Belanja Barang, Irigasi PEMBAHASAN
dan Jaringan + Belanja Aset tetap
lainnnya.
Populasi yang digunakan di dalam
c. DAK = perhitungan DAK dapat
penelitian ini adalah daerah kabupaten
dilakukan dengan 2 tahapan, yaitu:
atau kota di Pulau Sumatera, dengan
1. Penentuan daerah tertentu yang
data DAK, DAU, Belanja Daerah dan
menerima DAK;dan
Total Belanja Daerah. Data yang
2. Penentuan besaran alokasi DAK
terkumpul pada variabel independen
masing-masing daerah
dan variabel dependen akan diolah
Persamaan matematis pada penelitian
dengan SPSS IBM. 19. Data tersebut
ini adalah:
adalah data dari 55 kabupaten/kota di
Y = α 0 + α 1 DAU + α 2 DAK + e
Pulau Sumatera, yaitu 10 Kabupaten di
Dimana: Propinsi Nanggore Aceh Darussalam, 10
Y = Jumlah Belanja Daerah. Kabupaten di Propinsi Sumatera Utara,
α = Konstanta. 8 Kabupaten di Sumtera Barat, 8
α1 α2 = Koefisien Regresi Kabupaten di Riau, 4 Kabupaten di
DAU = Dana Alokasi Umum. Jambi, 5 Kabupaten di Sumatera
DAK = Dana Alokasi Khusus. Selatan, 5 Kabupaten di Bengkulu, dan
e = Error. 5 Kabupaten di Lampung.

Metode analisis data dalam


Uji Statistik Deskriptif
penelitian ini dimulai dari tahap
pengumpulan sampel yang berasal dari Dari tabel 1 dapat dilihat bahwa
laporan realisasi APBD pemda untuk variabel DAU (X1) nilai rata-
kabupaten/kota yang diambil dari situs ratanya sebesar 316,72, sedangkan
Perimbangan Dirjen melalui internet, untuk nilai standar deviasinya sebesar
sehingga dari data tersebut dapat kecil 148,596. Nilai maksimum dan
kemungkinan terjadi permainan atau minimumnya yaitu sebesar 0 dan 900.
kesalahan yang terlalu senjang karena Variabel DAK (X2) nilai rata-ratanya
suda diaudit. sebesar 38,55, sedangkan untuk nilai
Langkah kedua, statistik deskriptif standar deviasinya sebesar 17,838.
yaitu mendeskripsikan tiap-tiap Nilai maksimum dan minimumnya
variabel. Menurut Ghozali (2005: 16), sebesar 0 dan 87. Variabel belanja
statistik deskriptif dilakukan dengan daerah (Y) memiliki rata-rata 648,63
tujuan untuk memberikan gambaran dengan nilai standar deviasi yaitu
atau deskripsi suatu data yang dapat sebesar 709,401. Nilai maksimum dan
dilihat dari nilai rata-rata (mean), minimumnya yaitu 1 dan 8519.
standar deviasi, variance, maximum dan
120

Gani dan kristanto Jurnal InFestasi Vol. 9 No. 2 2013


Tabel 1 terjadi multikolinearitas, jika nilai VIF <
Descriptive Statistics 10, angka ini dilihat pada tabel
Std. coefficients. Dari tabel 3 berikut dapat
N Minimum Maximum* Mean* Deviation* ditarik simpulan bahwa model tidak
DAU 518 0 900 316,72 148,596 terdapat (tidak terjadi) multikolinearitas
DAK 518 0 87 38,55 17,838 antar variabel independen dan kontrol
BELANJA 518 1 8519 648,63 709,401
Valid N 518
karena VIF masing-masing sebesar
(listwise) 1,005 dan 1005.
* nilai dalam jutaan rupiah Tabel 3
Coefficientsa
Uji Normalitas Collinearity Statistics
Uji normalitas merupakan suatu Model Tolerance VIF
distribusi yang menunjukkan sebaran 1 DAU ,995 1,005
data yang seimbang, yang ditunjukkan DAK ,995 1,005
sebagian besar data berada pada nilai a. Dependent Variable: Belanja
tengah. Normalitas merupakan syarat
keharusan dan pertama pada analisis Uji Heteroskedastisitas
parametrik dan analisis regresi. Uji
Suatu model dikatakan memiliki
normalitas bertujuan untuk menguji
problem heteroskedastisitas apabila ada
apakah dalam model regresi, variabel
pengganggu atau residual memiliki atau terdapat varian variabel dalam
model yang tidak sama. Gejala ini dapat
distribusi normal. Jika asumsi ini
pula diartikan bahwa dalam model
dilanggar, maka uji statistik ini tidak
terjadi ketidaksamaan varian dari
valid atau bias terutama untuk sampel
residual pada pengamatan model
kecil. Dari tabel 2 berikut terlihat
regresi tersebut. Untuk melakukan uji
semua variabel dalam penelitian ini
berdistribusi normal karena asymp. sig. ini, ada beberapa metode yang dapat
digunakan, salah satunya uji Park
(2-tailed) sebesar 0,177 yang berarti
Gleyser.
hasil ini lebih besar dari 0,05.
Suatu model dapat dikatakan tidak
Tabel 2 mengalami gejala heteroskedastisitas
One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test apabila nilai probabilitas atau
Belanja signifikansinya lebih dari 0,05. Dari
N 518 tabel 4 di atas menunjukkan bahwa
Normal Mean 648,63 probabilitas atau taraf signifikansi
Parametersa,b Std. Deviation 709,401 masing-masing variabel bernilai 0,168;
Most Extreme Absolute ,242 0,092; dan 0,826 sehingga dapat
Differences Positive ,242 dipastikan bahwa model tersebut tidak
Negative -,232 mengalami gejala heteroskedastisitas.
Kolmogorov-Smirnov Z 5,503
Asymp. Sig. (2-tailed) ,177 Tabel 4
Coefficientsa
a. Test distribution is Normal.
Unstandardized Standardized
b. Calculated from data. Coefficients Coefficients
Std.
Uji Multikolinearitas Model B Error Beta t Sig.
Uji multikolinearitas, dimaksudkan 1 (Constant) 123,692 89,494 1,382 ,168
bahwa tidak boleh ada korelasi atau DAU 1,548 ,192 ,409 8,073 ,092
DAK -,362 1,646 -,011 -,220 ,826
hubungan yang sempurna antara
a. Dependent Variable: BELANJA
variabel bebas yang membentuk
persamaan tersebut. Salah satu cara Uji Autokorelasi
dari beberapa cara untuk mendeteksi
Uji autokorelasi digunakan untuk
gejala multikolinearitas adalah dengan
suatu tujuan yaitu mengetahui ada
menggunakan atau melihat tool yang
tidaknya korelasi antar anggota
disebut Variance Inflation Factor (VIF).
serangkaian data yang diobservasi dan
Suatu model dapat dikatakan tidak
dianalisis menurut ruang atau menurut
121

Gani dan kristanto Jurnal InFestasi Vol. 9 No. 2 2013


waktu, cross section atau time-series. dana alokasi umum, maka nilai total
Uji ini bertujuan untuk melihat ada belanja akan meningkat sebesar
tidaknya korelasi antara residual pada 0,409, dengan asumsi bahwa nilai
suatu pengamatan dengan pengamatan variabel bebas yang lain adalah
yang lain pada model. Dalam penelitian konstan.
ini akan digunakan uji autokorelasi c. β 2 = koefisien regresi dana alokasi
dengan menggunakan metode yang khusus sebesar -0,011 menunjukkan
paling umum yaitu metode Durbin- bahwa jika ukuran perusahaan naik
Watson. Secara sederhana dapat sebesar satu satuan maka akan
dikatakan bahwa suatu model dapat menurunkan total belanja sebesar
dinyatakan tidak terjadi gejala 0,011 satuan, dengan asumsi
autokorelasi, jika probabilitas nilai variabel bebas yang lain konstan.
Durbin-Watson>0,05. Pada tabel 5
probabilitas nilai Durbin Watson adalah
Uji F (Uji Simultan)
1,642>0,05, maka dapat dipastikan
bahwa model tersebut tidak mengalami Uji F bertujuan untuk mengetahui
gejala autkorelasi. apakah model yang digunakan adalah
model yang fit atau tidak fit. Karena
Tabel 5 Sig<0.05 (tabel 7), maka Ho ditolak dan
Model Summaryb Ha diterima pada tingkat signifikansi
R Adjusted R Std. Error of Durbin- 5%. Sehingga dapat diambil simpulan
Model R Square Square the Estimate Watson bahwa model yang diajukan tersebut fit
1 ,408a ,166 ,161 509,474 1,642 yang artinya variabel independen secara
a. Predictors: (Constant), DAK, DAU bersama-sama mempunyai pengaruh
b. Dependent Variable: BELANJA
yang signifikan terhadap variabel total
belanja daerah.
Uji Regresi Berganda Untuk mengetahui seberapa jauh
kemampuan variabel independen dalam
Berdasarkan data pada tabel 6 menjelaskan variabel dependen dapat
dapat dibuat persamaan regresi sebagai diketahui dengan melihat koefisien
berikut: determinasi secara keseluruhan.
Y = 123,692 + 0,409 X1 – 0,011 X2 + e Dengan adjusted Rsquare akan diketahui
derajat kemampuan dalam menjelaskan
Tabel 6 variabel tersebut. Pada tabel 6 dapat
Hasil Perhitungan Persamaan Regresi diketahui bahwa nilai adjusted Rsquare
Variabel Koefisien adalah 0,161, yang berarti bahwa 16,1
Penelitian Model Regresi
persen variabel belanja daerah (Y) dapat
X1 Dana Alokasi Umum 0,409 dijelaskan oleh variabel dana alokasi
X2 Dana Alokasi Khusus -0,011 umum dan dana alokasi khusus,
Adjusted R sedangkan sisanya 83,9 persen
Square = 0,161 Ftabel = 10,140 dijelaskan oleh variabel-variabel lain di
Konstanta= 123,692 Fhitung= 32,640 luar model penelitian.
a. Predictors: (Constant), DAK, DAU
b. Dependent Variable: BELANJA Tabel 7
ANOVAb
Dari persamaan regresi linier berganda Sum of Mean
di atas, dapat dijelaskan berikut: Model Squares df Square F Sig.
a. α = konstanta sebesar 123,692 1 Regression 16944162,992 2 8472081,496 32,640 ,000a
menunjukkan pengaruh dari semua Residual 84877376,596 327 259563,843
variabel bebas terhadap variabel Total 1,018E8 329
a. Predictors: (Constant), DAK, DAU
terikat. Jika variabel bebas sama
b. Dependent Variable: BELANJA
dengan nol, maka besarnya total
belanja akan konstan yaitu 123,692.
b. β1 = koefisien regresi sebesar 0,409 Uji t (Uji Parsial)
menunjukkan bahwa tiap kali terjadi Uji t digunakan untuk mengetahui
perubahan kenaikan satu satuan pengaruh masing-masing atau secara
122

Gani dan kristanto Jurnal InFestasi Vol. 9 No. 2 2013


individu variabel individu variabel hanya dengan mengambil totalnya saja
independen dan variabel kontrol dan kurang memberikan informasi
terhadap variabel dependen. akutansi yang akurat. Untuk penelitian
Berdasarkan hasil uji (tabel 8), nilai berikutnya dapat menggunakan data
Sig<0.05 maka H0 ditolak. Sehingga yang berasal dari UPT (Unit Pelaksana
dapat disimpulkan bahwa dana alokasi Teknis) yang langsung berhubungan
khusus dan dana alokasi umum secara dengan pelaksanaan kegiatan yang
parsial memiliki pengaruh yang dianggarkan dengan melihat jumlah
signifikan terhadap belanja daerah. dana alokasi khusus yang dibelanjakan.

Tabel 8.
Coefficientsa DAFTAR PUSTAKA
Unstandardized Standardized
Coefficients Coefficients
Std. Halim, Abdul. 2001. Anggaran Daerah
Model B Error Beta t Sig. Dan “Fiscal Stress” (Sebuah Studi
1 (Constant) 123,692 89,494 1,382 ,168
Kasus Pada Anggaran Daerah
DAU 1,548 ,192 ,409 8,073 ,000
DAK -,362 1,646 -,011 -,220 ,026 Provinsi Di Indonesia). Jurnal
a. Dependent Variable: BELANJA Ekonomi dan Bisnis Indonesia.
Vol.16. Hal. 346-357.

SIMPULAN DAN SARAN Cheng, Benjamin S. 1999. Causaly


between taxes and expenditure;
Evidence from Latin American
Simpulan Countries. Jurnal of Economics
Berdasarkan hasil analisis data and finance. Vol. 23. Hal. 157-165.
dan pengujian hipotesis yang telah
dilakukan, maka dapat ditarik Deddy Supriady Bratakusumah &
simpulan bahwa: Solihin. 2001. Otonomi
a. Dana alokasi umum berpengaruh Penyelenggaraan Pemerintahan
terhadap besarnya belanja daerah Daerah. Penerbit Gramedia.
b. Dana alokasi khusus berpengaruh Jakarta.
terhadap besarnya belanja daerah. Ediharsi; Werry Darta Taifur; Husna
Rosna; dan Syahrudin. 1999.
Saran Praktek Penyusunan Anggaran
Daerah di Indonesia. Jurnal
Terdapat keterbatasan penelitian
Ekonomi dan Manajemen. Vol. 6.
yang dialami peneliti dalam penelitian
Hal. 69-113.
ini yaitu: sampel data yang digunakan
hanya 55 Kabupaten dan dalam Soeratno. 2009. Akuntansi Sektor
penelitian ini variabel yang digunakan publik. Penerbit Erlangga. Jakarta.
hanya terbatas pada satu variabel
Maryanti, Endrawati. 2010. Jurnal
bebas, yaitu Belanja Daerah, dua
Akuntansi & Manajemen. Vol. 5.
variabel dependen yaitu, Dana Alokasi
Hal. 68-84.
Umum (DAU) dan Dana Alokasi Khusus
(DAK). Saran yang dapat disampaikan Belkaoui, Ahmed Riahi. 2000. Teori
oleh peneliti setelah peneliti melakukan Akuntansi, Edisi Pertama, Alih
proses penelitian, yaitu: belum dapat Bahasa Marwata. Salemba Empat.
tergambar dengan baiknya proksi Jakarta.
perilaku pengalokasian sumber daya
Mamasah, DJ. 1995. Sistem
oleh agents dan politisi dikarenakan
Administrasi Keuangan Daerah
penggunaan data sekunder yang
Gramedia Pustaka Utama.
diperoleh dari laporan realisasi APBD,
Jakarta.
dibutuhkan pendekatan lain seperti
contohnya eksperimen (dengan subjek Laporan Realisasi Anggaran APBD
eksekutif dan legislatif daerah). Pemerintah (2007). http://www.
Penggunaan data laporan realisai APBD djpk.depkeu.go.id/

Anda mungkin juga menyukai