Anda di halaman 1dari 14

Peran Panen Raya dalam Menjaga Ketahanan Pangan di Desa Citorek

Studi Kasus : Citorek Tengah, Kecamatan Cibeber, Kabupaten Lebak, Banten

Al Fida Hidayati, Alifya Richman, Azkia Azzahra, Fauzi Umar dan Suhailah Salma

Program Studi Sosiologi Universitas Negeri Jakarta

Abstrak

Tujuan penelitian ini untuk menganalisis sejauh mana peran panen raya bagi warga Desa
Citorek Tengah dalam menjaga ketahanan pangan di Desa Citorek Tengah dengan
menggunakan identifikasi Human Capital, Natural Capital, dan Social Capital. Lokasi
penelitian di Desa Citorek Tengah, kecamatan Cibeber, Kabupaten Lebak, Banten. Sampel
penelitian ini adalah Bapak Sumadi sebagai Mantri Pertanian, Bapak Sarman sebagai Petani,
dan Bapak Djuandi sebagai ketua pemuda Karang Taruna/warga di Desa Citorek Tengah.
Dalam metodologi, penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif. Penelitian ini
menunjukan bahwa panen raya dengan sistem Leuit sangat berperan dalam menjaga ketahanan
pangan di Desa Citorek

kata kunci: Kesepuhan, Panen Raya

Pendahuluan

Indonesia dikenal sebagai negara agraris, dimana sumber daya alamnya melimpah dan berbasis
pada sektor pertanian. Sektor pertanian ini memiliki peran yang penting terhadap pemenuhan
kebutuhan pokok manusia, yaitu sebagai bahan pangan. Ketersediaan kebutuhan pangan
tersebutlah yang kemudian dikenal sebagai ketahanan pangan. Ketahanan pangan merupakan
suatu isu multi-dimensi dan sangat kompleks, meliputi aspek sosial, ekonomi, politik, dan
lingkungan1. Ketahanan pangan sangat dipengaruhi oleh produksi pangan dari usaha tani.

1
Suryana,Achmad. 2014. MENUJU KETAHANAN PANGAN INDONESIA
BERKELANJUTAN 2025:
Aspek ketahanan pangan semakin penting saat ini dan mendatang. Perubahan iklim telah
menimbulkan dampak pada penurunan produksi pangan, khususnya di Negara-Negara
berkembang, termasuk Indonesia2. Penurunan produksi pangan terutama disebabkan
meningkatnya suhu dan salinitas tanah, cuaca ekstrim yang menyebabkan kekeringan dan
banjir, serangan hama dan penyakit dan penurunan kapasitas produksi akibat kerusakan di
infrastruktur pertanian. Memantapkan ketahanan pangan merupakan prioritas utama
pembangunan, karena pangan merupakan kebutuhan yang paling dasar bagi manusia (UU No.
7, 1996). Ketahanan pangan juga sangat erat kaitannya dengan ketahanan sosial, stabilitas
ekonomi, stabilitas politik dan keamanan atau ketahanan nasional 3.

Salah satu pilar penting dalam membangun ketahanan pangan adalah ketersediaan pangan.
Aspek produksi menjadi salah satu aspek terpenting dalam ketersediaan pangan. Informasi
tentang ketersediaan pangan di suatu daerah sangat penting kaitannya dengan kecukupan
pangan, rawan pangan dan masalah sosial lainnya. Dalam rangka mendukung ketahanan
pangan, perlu adanya masukan tentang perkiraan produksi pangan khususnya beras karena
sampai saat ini beras masih menjadi komoditi pangan utama di Indonesia. Menurut World Bank
salah satu dari sepuluh untuk meningkatkan ketahanan pangan adalah meningkatkan efektifitas
dewan ketahanan pangan di tingkat Kabupaten atau Kota4. Hal ini dilakukan agar daerah lebih
leluasa dalam mengatur ketahanan pangannya melalui sumber daya alam yang tersedia.

Di berbagai wilayah adat di Indonesia, ketahanan pangan memiliki keterkaitannya tersendiri


dengan aspek sosial, yaitu kebudayaan leluhur yang dimiliki tiap daerah. Salah satu yang ada
di wilayah Banten yaitu tradisi panen raya dan budaya konservasi padi dengan menggunakan
sistem lumbung atau leuit. Hal tersebut dinilai masyarakat setempat sebagai solusi ketahanan
pangan sederhana. Dalam budaya sistem leuit tersebut tiap masyarakat bekerja secara gotong
royong untuk menyimpan hasil panen padi di lahan yang sudah dipersiapkan sebelumnya. Padi
tersebut nantinya akan digunakan untuk acara adat dan sebagai konsumsi pribadi dari
masyarakat itu sendiri.

2
Asnawi, Robet. PERUBAHAN IKLIM DAN KEDAULATAN PANGAN DI INDONESIA. TINJAUAN
PRODUKSI DAN KEMISKINAN. Sosio Informa Vol. 1, No. 03, September - Desember, Tahun 2015.
Hal.294
3
Rachmat, Muchijidin. PERCEPATAN PEMBANGUNAN PANGAN MENUJU PENCAPAIAN
KETAHANAN PANGAN YANG MANDIRI DAN BERDAULAT. 27-02-2019. FORUM PENELITIAN
AGRO EKONOMI. Vol. 33 No. 1.
4
World Bank. Pangan Untuk Indonesia. worldbank.org.
https://siteresources.worldbank.org/INTINDONESIA/Resources/Publication/280016-
1106130305439/617331-1110769011447/810296-1110769073153/feeding.pdf
Oleh karena itu, panen raya dengan sistem leuit yang berlangsung di wilayah kesepuhan adat
Citorek dinilai mendatangkan keberkahannya tersendiri bagi seluruh masyarakat desa yang ada
di sekitarnya. Hal ini memiliki andil pula terhadap ketahanan pangan masyarakat sekitar,
maupun bagi wilayah dengan jangkauan yang lebih luas lagi. Jadi panen raya dengan sistem
leuit tersebut dinilai kental dengan aspek sosial yang berlaku di wilayah Citorek Tengah.

Metodologi Penelitian

Penelitian dilakukan pada tanggal 15 - 19 November 2019 pada saat field trip di Desa Citorek
Tengah, Kecamatan Cibeber, Kabupaten Lebak, Banten. data yang dikumpulkan meliputi: (1)
data primer diperoleh melalui wawancara mendalam dan observasi; (2) data sekunder
bersumber dari jurnal dan data laporan yang tersedia. Wawancara mendalam dilakukan dengan
Mantri Pertanian, Ketua Karang Taruna dan Petani Citorek Tengah. Observasi dilakukan pada
saat pengamatan lapangan kegiatan pertanian. Data dianalisis dengan model interaktif
mengikuti pendapat Miles dan Huberman. Dalam model ini, dilakukan reduksi data, penyajian
data, dan penarikan kesimpulan yang ketiganya merupakan siklus untuk memperkuat
pengambilan kesimpulan.

Gambaran Umum
Profil dan Kondisi Geo-demografis Desa Citorek Tengah

Desa Citorek Tengah terletak di Kecamatan Cibeber, Kabupaten Lebak, Provinsi Banten. Letak
Desa Citorek Tengah ± 30 km dari ibukota kecamatan Cibeber, ±54 km dari ibukota kabupaten
Lebak, ±100 km dari ibukota provinsi Banten. Akses jalan menuju Desa Citorek Tengah ini
mudah dilalui, namun jarak yang ditempuh cukup jauh butuh waktu sekitar 2 jam dari
kabupaten Lebak.
Desa Citorek Tengah dengan luas 2.222 hektar merupakan salah satu bagian wilayah
Kabupaten Lebak bagian selatan. Secara geografis Desa citorek Tengah di sebelah timur
berbatasan dengan Desa Citorek Timur dan Desa Citorek Sabrang, sebelah barat berbatasan
dengan Desa Citorek Kidul (Ciusul). Sebelah utara berbatasan dengan desa Cirompang
Kecamatan Sobang tepatnya dibatasi oleh urat pegunungan Kendeng.
Desa Citorek termasuk salah satu desa yang ada di wilayah Wewengkon Citorek. Secara umum
Wewengkon Citorek dikelilingi oleh pegunungan dan Citorek menyerupai sebuah lembah,
dengan letaknya yang strategis di atas tanah yang datar secara luas yang dilingkari pegunungan
tinggi. Kondisi Topografis Wewengkon Citorek, ketinggian 501- 1000 meter lebih serta
dataran tinggi Gunung Sanggabuana dan puncak Pegunungan Halimun, yang letaknya
mengelilingi Citorek. Suhu udara di Citorek antara 24-32°C. Sebagai wilayah tropis Citorek
mempunyai curah hujan dengan kisaran 4000-6000 mm/tahun.
Tingkat kesuburan tanah di Citorek berkisar antara subur dan sedang. Tanah tersebut sebagian
besar diolah untuk lahan pertanian khususnya tanaman padi, baik Sawah ataupun ladang yang
masing-masing diolah secara tradisional. Jenis tanah yang terdapat di wewengkon Citorek
berupa tanah podsolik merah, kuning, tanah regional, tanah andosol coklat, latosol coklat.
asosiasi latosol merah, latosol coklat kemerahan dan regosol kelabu.

Kondisi lahan yang subur dan pengairan yang memadai dari saluran irigasi seperti Citaraje,
Cikantong dan irigasi-irigasi lain yang dimiliki oleh Desa Citorek Tengah merupakan salah
satu sarana untuk menjadikan Desa ini sebagai penghasil padi, jagung, dan tanaman palawija
lainnya yang menjadi salah satu pemasukan sumber pangan khususnya untuk penduduk Desa
Citorek sendiri umumnya untuk penduduk Kabupaten Lebak. 5

5
http://desalebak.web.id/ diakses pada 28 November 2019 pukul 12.30 WIB
Penggunaan lahan
Dari luas Desa Citorek Tengah 2.222 hektar rincian penggunaan lahan sebagai berikut :
a. Pemukiman/perkampungan : 11%
b. Sawah : 41%
c. Ladang/tegalan : 20%
d. Kehutanan/perkebunan : 15%
e. Lain-lain : 14%

PEMBAHASAN

Panen Raya sebagai Ketahanan Pangan

Gambar 1. Sawah
Dokumentasi: Pribadi

Panen adalah suatu hasil terakhir dalam pertanian yang terjadi dalam kurun waktu tertentu.
Metode panen menurut situs Wikipedia.org, yaitu metode keseluruhan dan sebagian6. Metode
keseluruhan adalah panen yang mengambil keseluruhan hasil sampai ke akarnya, sedangkan
metode sebagian adalah panen dilakukan dengan mengambil yang dimanfaatkan saja. Panen

6
Wikipedia.org, https://id.wikipedia.org/wiki/Panen
dapat dilakukan dengan cara sederhana sampai menggunakan teknologi canggih, tergantung
kebutuhan adat suatu daerah.
Panen yang menggunakan cara sederhana membutuhkan tenaga manusia seutuhnya seperti
dalam pencabutan hasil dan pengolahannya dan untuk cara menggunakan teknologi canggih
seperti penggunaan alat penggiling padi. Untuk pendapatnya sudah pasti lebih diunggulkan
penggunaan alat canggih karena dapat menghasilkan panen yang efektif dan efisien. menurut
penelitian dan analisis yang dilakukan oleh Dewa Ketut Sadra Swastika mengatakan bahwa
dengan menggunakan alat hasil pertanian akan menjadi lebih banyak dan mengurangi
kerugian7.
Di Indonesia yang disebut sebagai negara agraria sudah tentu pertanian menjadi kunci
penghasilan individu maupun negara. Di Indonesia terdapat empat sistem pertanian, yaitu
ladang, tegal parang, sawah, dan perkebunan8. Sistem ladang adalah pertanian yang bergantung
kepada ketersediaan lapisan humus yang ada seperti pada sistem hutan. Sistem tegal parang
adalah berkembang di lahan-lahan yang kering jauh dari sumber-sumber air. Sistem sawah
adalah sistem yang menggunakan stabilitas biologi tinggi sehingga kesuburan tanah terjamin.
Sistem perkebunan adalah dikelola dari skala kecil hingga besar.
Secara kultural panen dalam masyarakat agraris sering menjadi sebuah alasan untuk
mengadakan acara festival dan perayaan berhubungan dengan kepercayaan atau adat setempat,
ini disebut dengan panen raya. Panen raya di setiap tempat berbeda hasilnya, seperti bawang
merah, jagung, dan padi. Untuk daerah Citorek Tengah panen rayanya berupa padi, hal ini
dilihat dari berita yang dimuat oleh kabar-banten.com9. Berita ini mendeskripsikan bagaimana
lima desa siap untuk melaksanakan panen raya. Panen raya tidak hanya dirayakan oleh yang
memiliki sawah saja, tetapi dirayakan oleh setiap orang, bahkan masyarakat diluar desa pun
ikut memeriahkan panen raya.
Panen raya dapat dijadikan sebagai ketahanan pangan tingkat daerah dan tingkat nasional. Hal
ini dikarenakan panen raya merupakan sebuah panen berskala besar dan dapat dinikmati oleh
masyarakat daerah khususnya atau masyarakat luas umumnya. Seperti yang dilansir oleh situs

7
Swastika, Dewa Ketut Sadra, Tekonologi Panen dan Pasca Panen Padi: Kendala Adopsi dan
Kebijakan Strategi Pengembangan , Pusat Sosial Ekonomi dan Kebijakan Pertanian, 2012
8
Putrimillenia,Mustika. Teknologi Tingkatkan Sistem Pertanian di Indonesia. Kompasiana.com.
https://www.kompasiana.com/putrimillenia/5d75fd670d823070f759de02/teknologi-tingkatkan-
sistem-pertanian-di-indonesia
9
kabar banten. Wewengkon Kasepuhan Adat Citorek, Lima Desa Siap Hadapi Panen Raya. 31-07-
2018.Kabar-banten.com.https://www.kabar-banten.com/wewengkon-kasepuhan-adat-citorek-lima-
desa-siap-hadapi-panen-raya/
pertanian.go.id bahwa panen raya dapat dijadikan sebagai swasembada pangan 10. Pemerintah
harus membantu pelaksanaan panen raya untuk kemajuan pangan daerah dan nasional dengan
cara memberikan bantuan berupa barang atau jasa. Dengan bantuan pemerintah tersebut
diharapkan panen raya berjalan dengan efisien dan efektif.

Panen Raya di Desa Citorek Tengah

Masyarakat Citorek mempunyai tradisi dan kepercayaan yang diturunkan oleh nenek
moyangnya dalam cara bertani. Sehingga sampai sekarang masyarakatnya masih memegang
teguh adat kesepuhan dalam pertanian. Sistem pertanian di Citorek yaitu melakukan panen
sekali dalam setahun. Berdasarkan pengalaman leluhur hal tersebut merupakan waktu istirahat
untuk daur tanah agar tetap subur. Penanaman padi dilakukan pada bulan April hingga
pemanenan secara adat kesepuhan pada bulan Agustus-September. Tanggal dan waktu kegiatan
penanaman padi maupun panen padi ditentukan oleh keputusan kesepuhan adat wewengkon
Citorek. Terdapat sawah yang menjadi patokan bagi warga Citorek yaitu sawah Tangtu yang
dikelola oleh kesepuhan adat.

Kalender tani yang diatur secara adat ini menggunakan mekanisme musyawarah lembaga adat
dalam penentuan tanam dan panen padi. Oleh karena itu, kalender tani ini pun tidak memiliki
kepastian tanggal atau bulan kapan tanam atau panen padi. Pihak kasepuhan memiliki kalender
astronomi sendiri berdasarkan tanda alam yang terjadi. Jenis yang ditanam tidak hanya padi
(beras putih dan beras merah) tetapi juga Palawija seperti kacang-kacangan, dan jagung (yang
merupakan program pemerintah.)

10
Kementerian Pertanian Republik Indonesia. Panen Raya untuk Swamsebada Pangan.
Pertanian.go.id. https://www.pertanian.go.id/home/?show=news&act=view&id=2385
Tabel Potensi produk pertanian (ton/ha) Kasepuhan Citorek Tengah

Penggunaan lahan Rata-rata produksi (Ton/Ha)

Sawah 5,50

Huma 30,00

Jagung -

Ubi Jalar 1,00

Kacang Tanah 1,50

Sumber : Biro Pusat Statistik (BPS) Kabupaten Lebak (2011)

Potensi yang dapat dijadikan modal pengelolaan adalah potensi sumber daya alam yang telah
dimanfaatkan dari masyarakat itu sendiri. Hal yang perlu dilakukan adalah optimalisasi hasil
dari potensi tersebut, maka hasilnya dapat memberikan pengaruh terhadap masyarakat untuk
dapat menjadi mandiri dalam pemenuhan kebutuhan hariannya dengan tanpa adanya intervensi
terhadap kawasan. Optimalisasi potensi produk pertanian tersebut dapat terwujud dengan
sebelumnya dilakukan sosialisasi dan penguatan kelompok tani yang ada. Di Citorek Tengah
memiliki kelompok tani yang bernama Alam Subur. Dengan adanya kelompok tani maka akan
mempermudah sosialisasi dan penyuluhan tentang pertanian. Sehingga hal tersebut menjadi
salah satu faktor pendukung keberhasilan panen.

Menurut Rianse (2009) tingkat kesejahteraan petani secara utuh perlu dilihat dari berbagai hal
antara lain perkembangan jumlah pengeluaran mereka baik untuk kebutuhan konsumsi maupun
untuk produksi. Dalam hal ini petani sebagai produsen dan juga konsumen dihadapkan kepada
pilihan dalam mengalokasikan pendapatannya, yaitu:

a. Memenuhi kebutuhan pokok (konsumsi) demi kelangsungan hidup petani serta keluarganya.
b. Pengeluaran untuk budidaya pertanian yang merupakan ladang penghidupannya yang
mencakup biaya operasional produksi dan investasi. Kedua unsur tersebut hanya dapat
dilakukan apabila kebutuhan pokok petani telah terpenuhi. Dengan demikian, investasi dan
pembentukan barang modal merupakan faktor penentu bagi tingkat kesejahteraan petani.
Kemudian apabila masyarakat masih sangat minim untuk menabung maka tingkat
kesejahteraannya pun belum tercapai dengan baik. Hasil panen di Citorek sebanyak hampir
99% dikonsumsi sendiri dan sisanya dijual ke warga sekitar. Hasil panen tidak dijual keluar
Desa karena menurut adat kesepuhan hal tersebut pamali. Sebagian kecil hasil panen juga
disimpan di Leuit. Sehingga sisa panen tidak akan langsung habis, bahkan menurut Mantri
Pertanian Citorek Pak Sukmadi hasilnya melimpah ruah. Setelah panen dilakukan semua warga
Citorek mengadakan Seren Taun semacam syukuran atas hasil panen.

Gambar 2. leuit

Sumber: Pribadi
Faktor - Faktor Pendukung Keberhasilan

Faktor yang mendukung keberhasilan panen raya di Citorek yituada faktor internal dan faktor
eksternal. Faktoaitu faktor internal dan faktor eksternal. Faktor internalnya yaitu :

1. Sumber daya Manusia yang Kompeten di Pertanian

Dengan adanya kelompok tani yang sudah belajar dan memiliki wawasan dalam pertanian
melalui penyuluhan yang dilakukan oleh pengurus Desa Citorek. Serta juga dikenalkan dengan
sistem pertanian yang baru. Petani dengan SDM yang cukup dapat memanfaatkan berbagai
faktor produksi yang ada untuk digunakan secara efektif dan efisien agar mendapatkan
keuntungan yang maksimal. Petani berperan penting sebagai pengambil keputusan dan
kebijakan dari usaha tani yang dilakukan.

2. Kepemilikan lahan pertanian

Mantri pertanian Citorek, Sukmadi mengatakan bahwa hampir semua warga Citorek memiliki
lahan pertanian/sawah. Dengan adanya kepemilikan lahan sendiri warga dapat menanam
padi/pangan, kacang-kacangan, jagung dan sayuran. Sehingga kebutuhan pangan lebih
tercukupi dengan mengkonsumsi hasil panen dari lahan milik sendiri.

3. Teknik Pertanian dan Kesuburan tanah

Warga Citorek Bertani dengan pola yang sudah diturunkan dari adat kesepuhan yang keudian
dikembangkan juga dengan Teknik-teknik pertanian yang sedikit modern tanpa menghilangkan
budaya adat. Teknik yang diajarkan tersebut misalnya penggunaan pupuk yang tidak
berlebihan. Pupuk yang berlebihan akan lebih berbahaya, misalnya jika terlalu banyak
menggunakan nitrogen maka tanaman atau padi akan kering. Teknik lainnya yaitu menanam
padi dengan kedalaman 15 cm – 35 cm. Tanah pertanian yang subur dipengaruhi oleh gulma
yang mengalami fermentasi alam, masa fermentasi alam tersebut selama 6 bulan sehingga
setelahnya tanahnya akan bagus untuk pertanian. Menurut Mantri Pertanian, Desa Citorek
belum pernah mengalami kegagalan panen. Bahkan Padi yang di tanam pun menghasilkan nasi
yang padat, pulen dan berisi.
Faktor eksternalnya yaitu :

1. Iklim/Cuaca

Iklim/cuaca menjadi penentu berhasil atau tidaknya panen dan bagus atau tidaknya hasil panen.
Menurut Sukmadi sebagai Mantri Pertanian Citorek cuaca di Citorek selalu normal sehingga
cuaca bukan penghambat.

2. Fasilitas : Alat dan Pupuk/Pestisida

Modernitas pertanian mulai dilakukan di citorek tengah seperti teknik dan alatnya, peralihan
dari tradisional ke modern seperti membajak sawah menggunakan traktor. Namun tetap
mengikuti aturan-aturan kesepuhan Citorek.

Sejak revolusi hijau hingga sekarang ketergantungan petani terhadap pupuk dan pestisida kian
meningkat. Walaupun efeknya kurang baik namun ketersediaannya sangat menentukan
keberhasilan usaha tani. Tersedianya kebutuhan pupuk setiap saat mempermudah petani dalam
memelihara tanamannya. Seperti tanaman padi misalnya, ketepatan waktu pemberian pupuk
adalah hal yang tidak bisa ditawar.

Faktor Penghambat :

1. Kurangnya Irigasi

Irigasi pada pertanian sangat diperlukan sehingga mampu mengaliri air dari areal irigasi ke
lahan sawah. Namun tidak semua sawah milik warga Desa Citorek Tengah memiliki irigasi.
Banyak lahan pertanian yang tidak teraliri oleh air karena fasilitas sistem irigasi saat ini kurang
memadai.

2. Kurangnya Distributor/tengkulak

Pada awalnya warga Citorek mulai banyak menanam sayur-sayuran. Namun kurangnya
tengkulak untuk mendistributorkan hasil panen sayurnya sehingga banyak warga yang berhenti
menanam sayur. Sehingga hal tersebut menghambat pertanian di Citorek kurang berkembang.
Identifikasi Human Capital
Dalam pelaksanaan suatu acara atau kegiatan dibutuhkan modal manusia sebagai motor
penggerak. Human Capital menurut Schermerhorn dalam Endri adalah nilai ekonomi dari SDM
yang terkait dengan kemampuan, pengetahuan, ide-ide, inovasi, energi dan komitmennya11.
Human capital merupakan kombinasi dari pengetahuan, keterampilan, inovasi dan kemampuan
seseorang untuk menjalankan tugasnya sehingga dapat menciptakan suatu nilai untuk mencapai
tujuan. Dalam kasus yang terjadi pada panen raya di Desa Citorek Tengah Human Capital
sudah terjadi dengan efektif dan efisien dengan bukti bahwa semua masyarakat saling
bergotong royong dalam melaksanakan panen raya dan terciptanya inovasi-inovasi baru yaitu
penggunaan traktor dan alat penggiling padi.

Identifikasi Natural Capital


Rata-rata penduduk di Desa Citorek Tengah memiliki sawah untuk ditanami dan dipanen setiap
setahun sekali dengan sistem kasepuhan. Para petani menikmati hasil panennya sendiri dan
tidak dijual keluar desa, sedangkan untuk bibit mereka dapat menyisihkan minimal satu ikat
setiap sawah sekali panen. Hal ini disebut dengan natural capital. Natural Capital menurut
Deklarasi Modal Alam dalam situs www.naturalforeststandard.com adalah istilah kolektif
untuk aset alam Bumi dan Jasa Ekosistem yang dihasilkan dari mereka, yang memungkinkan
manusia hidup12. Human Capital di Desa Citorek Tengah dapat dilihat dari hasil bumi yang
didapat yaitu berupa hasil pertanian padi. Selain itu sekarang sudah dikembangkan pertanian
non padi, seperti kacang-kacangan dan perkebunan. Ini bertujuan untuk menggunakan lahan
pertanian sawah sesudah panen agar tetap produktif.

Identifikasi Social Capital


Modal sosial menurut Coleman dalam Rusydan Fathy adalah modal sosial sebagai keseluruhan
sesuatu yang diarahkan atau diciptakan untuk memudahkan tindakan individu dalam struktur
sosialnya13. Coleman memberikan penekanan terhadap dua aspek, yaitu aspek struktur sosial
dan organisasi sosial14. Pertama, struktur sosial menciptakan pengungkungan dalam sebuah

11
Endri. Peran Human Capital Dalam Meningkatkan Kinerja Perusahaan: Suatu Tinjauan Teoritis
Dan Empiris. Jurnal Administrasi Bisnis. (2010. Vol.6, No.2. Hal. 179
12
Naturalforeststandard. Natural Modal. Naturalforeststandard.com.
https://www.naturalforeststandard.com/about-us/features-of-the-nfs/natural-capital/?lang=id
13
Fathy, Rusydan. Modal Sosial: Konsep, Inklusivitas dan Pemberdayaan Masyarakat. Jurnal
Pemikiran Sosiologi Volume 6 No. 1. , Januari 2019. Hal. 4
14
Syahra, Rusydi. MODAL SOSIAL: KONSEP DAN APLIKASI . Jurnal Masyarakat dan Budaya,
Volume 5 No. 1 Tahun 2003. Hal.4
jaringan sosial sehingga setiap anggota dikenakan kewajiban dan sanksi. Hal ini terjadi pada
panen raya sebab dalam mengambil sebuah keputusan harus disetujui oleh kesepuhan dan bila
dilanggar akan terkena sanksi sosial, seperti dikucilkan oleh masyarakat. Kedua, organisasi
sosial yang dapat digunakan untuk mencapai tujuan. Ini terlihat dimana sistem kesepuhan
adalah sebuah metode yang digunakan dalam pertanian dalam mencapai tujuan panen raya,
seperti penentuan jadwal tanam dan panen padi. Dengan adanya sistem kesepuhan tersebut
hasil panen lebih baik karena tanah di eksploitasi secara berlebihan dan panen menjadi baik.

Kesimpulan
Panen Raya di Citorek semuanya menggunakan sistem kesepuhan dimana setiap tindakan
pertanian khususnya padi harus mengikuti petunjuk dari ketua adat. Panen raya pada Citorek
Tengah sudah mengarah terhadap modernisasi karena sudah menggunakan alat bantu seperti
traktor dan alat penggiling padi. Panen raya dapat digunakan sebagai ketahanan daerah tersebut
sebab hasil panennya tidak dijual ke daerah lain melainkan dikonsumsi sendiri. Selain itu
dengan metode kesepuhan dapat meningkatkan hasil panen karena penamaman setahun sekali
akan menyebabkan tanah menjadi subur. Dalam penyimpanan hasil panen masyarakat
menggunakan leuit yang berjejer di tepian sawah dan setiap orang memiliki minimal satu leuit.
Kasus ini dapat diidentifikasi menggunakan tiga pendekatan, yaitu: Pertama, Human Capital
mengutamakan sumber daya manusianya. Kedua, Natural Capital, pengambilan dan hasil dari
alam. Ketiga, Social Capital, dilihat dari struktur masyarakat dan organisasi masyarakatnya.
Daftar Pustaka
Asnawi, Robet. Perubahan Iklim dan Kedaulatan Pangan di Indonesia. Tinjauan Produksi dan
Kemiskinan. Sosio Informa Vol. 1, No. 03, September - Desember, Tahun 2015. Hal.294

Endri. 2010. Peran Human Capital Dalam Meningkatkan Kinerja Perusahaan: Suatu Tinjauan
Teoritis Dan Empiris. Jurnal Administrasi Bisnis. Vol.6, No.2. Hal. 179

Fathy, Rusydan. 2019. Modal Sosial: Konsep, Inklusivitas dan Pemberdayaan Masyarakat.
Jurnal Pemikiran Sosiologi Volume 6 No. 1. , Januari. Hal. 4

Rachmat, Muchijidin.2019. Percepatan Pembangunan Pangan Menuju Pencapaian Ketahanan


Pangan Yang Mandiri dan Berdaulat. Forum Penelitian Agro Ekonomi. Vol. 33 No. 1.

Rianse U, Abdi. 2009. Metodologi Penelitian Sosial dan Ekonomi: Teori dan Aplikasi.
Bandung: Alfabeta.

Swastika, Dewa Ketut Sadra .2012. Tekonologi Panen dan Pasca Panen Padi: Kendala Adopsi
dan Kebijakan Strategi Pengembangan , Pusat Sosial Ekonomi dan Kebijakan Pertanian

Syahra, Rusydi. 2003. Modal Sosial : Konsep dan Aplikasi . Jurnal Masyarakat dan Budaya,
Volume 5 No. 1 Hal.4

https://docplayer.info/71591390-Profil-masyarakat-hukum-adat-dan-kearifan-lokal-di-
provinsi-banten.html

http://desalebak.web.id/

https://www.kompasiana.com/putrimillenia/5d75fd670d823070f759de02/teknologi-
tingkatkan-sistem-pertanian-di-indonesia

Naturalforeststandard. Natural Modal. Naturalforeststandard.com.

Wikipedia.org, https://id.wikipedia.org/wiki/Panen

https://www.naturalforeststandard.com/about-us/features-of-the-nfs/natural-capital/?lang=id

https://www.pertanian.go.id/home/?show=news&act=view&id=2385

https://www.kabar-banten.com/wewengkon-kasepuhan-adat-citorek-lima-desa-siap-hadapi-
panen-raya/

https://siteresources.worldbank.org/

Anda mungkin juga menyukai