Anda di halaman 1dari 3

RESUME VIDEO FLUVIAL PROCESSES

Proses fluvial adalah proses bergerak atau mengalirnya alir dari suatu sumber yang
dapat mengikis dan membentuk suatu bentuklahan baru. Proses-proses fluvial terjadi karena
aktivitas geologi seperti erosi, transportasi, dan pengendapan.

Erosi terjadi ketika air sungai mengikis batu dan tanah di dasar sungai ke tepian
sungai. Agen erosi fluvial yang utama adalah air sungai yang bergerak. Air sungai ini
mengangkut batuan dari hulu ke hilir secara terus menerus yang kemudian menyebabkan
batuan pecah menjadi bagian yang lebih kecil saat proses pengangkutan. Ada empat bentuk
utama dalam erosi fluvial yaitu hydraulic action, abration, attrition, dan solution.

Bentuk pertama dari erosi fluvial adalah hydraulic action atau aksi hidrolik yang
terjadi ketika gerakan air terhadap permukaan batu menghasilkan pelapukan mekanis.
Kekuatan air sungai ketika menabrak tepian menyebabkan udara terperangkap lalu menekan
udara tersebut pada celah-celah batuan di tepi sungai. Tekanan yang terus menerus ini
menyebabkan batu-batuan tersebut retak dan akhrinya pecah.

Bentuk kedua dari erosi fluvial adalah abration atau abrasi. Abrasi terjadi saat aliran
sungai mengangkut batuan ke hilir dimana batuan tersebut menggerus material-material di
dasar sungai yang dapat meningkatkan keausan lapisan.

Bentuk ketiga dari erosi fluvial adalah attrition atau erosi yang disebabkan oleh
gesekan. Pada kondisi ini, batuan dan kerikil yang dibawa oleh aliran sungai saling menabrak
dan bergesekan satu sama lain. Akibat hal ini terjadi terus menerus, lama kelamaan akan
memecah satu sama lain menjadi kerikil yang lebih kecil, lebih bulat, dan lebih halus.

Bentuk keempat dari erosi fluvial adalah solution atau solusi. Solusi atau yang juga
sering dikenal dengan sebutan korosi adalah erosi kimia pada batuan di tepi sungai. Hal ini
terjadi karena air sebenarnya sedikit asam terutama di daerah dimana air mengalir melalui
batuan, dari sinilah terjadi reaksi kimia antara air terhadap batuan yang dilaluinya.

Aktivitas geologi selanjutnya yang menyebabkan terjadinya proses fluvial adalah


transportasi. Setelah terjadi erosi, tentunya material hasil erosi di sungai tersebut diangkut ke
hilir. Tahap transportasi bergantung pada interaksi antara kecepatan aliran sungai dengan
ukuran material. Hubungan antara kecepatan aliran sungai dengan ukuran material yang
diangkut adalah berbanding lurus yang artinya semakin besar ukuran material maka semakin
tinggi kecepatan air yang bergerak diperlukan untuk mengangkutnya.

Ada beberapa kondisi lain yang mempengaruhi tahap transportasi yaitu kecuraman
jalur sungai, jarak dengan sumber, dan juga kondisi banjir. Ketika jalur sungai curam dan
dekat sumbernya, kecepatan akan lebih tinggi lagi untuk memungkinkan transportasi batuan
besar. Ketika terjadi banjir, energi yang diperlukan juga akan lebih tinggi. Transportasi
berlangsung dalam empat cara yaitu solution, suspension, saltation, dan traction.

Cara pertama pada tahap transportasi adalah solution atau solusi yang terjadi ketika
partikel mineral terkecil dilarutkan dalam air. Cara ini biasanya terjadi di bagian tengah dan
hilir sungai, karena perlu beberapa waktu dari material itu sendiri untuk dilarutkan.

Cara kedua pada tahap transportasi adalah suspension atau suspensi. Beberapa
material yang merupakan campuran heterogen dari partikel padat terbawa di sungai. Tahap
ini dapat terjadi dimana saja di sepanjang aliran sungai.

Cara ketiga pada tahap transportasi adalah saltation atau pemberian garam. Saltation
itu sendiri adalah proses transportasi sedimen yang menggerakkan kerikil-kerikil kecil
melintasi sungai dengan cara memantul di sepanjang dasar sungai. Tahap ini sebagian besar
terjadi di bagian atas dan bagian tengah sungai.

Cara keempat pada tahap transportasi adalah traction. Traction adalah terangkutnya
material yang berupa batuan yang telah tererosi dengan cara terseret dan terguling di
sepanjang dasar sungai. Tahap ini kebanyakan terjadi di bagian hulu sungai karena bagian
merupakan satu-satunya tempat di mana energi cukup tinggi untuk melakukannya.

Aktivitas geologi terakhir yang menyebabkan proses-proses fluvial adalah


pengendapan. Ketika sebuah sungai kehilangan energi dalam pengalirannya, ia akan melepas
sebagian dari beban material yang dibawanya yang nantinya akan mengendap. Pengendapan
paling banyak terjadi pada tempat yang memiliki tingkat energi paling rendah yaitu ketika
sungai bertemu laut atau danau yang kemudian alirannya melambat. Pengendapan seperti ini
biasanya menghasilkan delta.

Pengendapan juga dipengaruhi oleh aliran sungai. Pada aliran sungai cepat, lebih
banyak partikel yang diambil daripada dijatuhkan. Namun, pada aliran sungai lambat, lebih
banyak partikel yang jatuh daripada diambil. Jika aliran lambat terjadi pada tikungan sungai,
maka akan banyak jatuhan partikel atau materi yang lama kelamaan akan menciptakan
bentuk sungai yang berkelok-kelok. Daerah ini disebut dataran aluvial atau banjir dan partikel
yang dijatuhkan disebut alluvium.

Anda mungkin juga menyukai