Anda di halaman 1dari 2

Diagnosa dan Dasar Pertimbangan

A. Diagnosa
Diagnosa suatu penyakit periodontal ditegakkan melalui anamnesa yang meliputi keluhan
pasien, riwayat kesehatan umum, riwayat dental. Kemudian pemeriksaan keadaan umum, ekstra
oral, intra oral dan tanda dan gejala klinis yg tampak serta pemeriksaan penunjang lainnya yang
dibutuhkan, yang pada akhirnya diidentifikasi menjadi suatu penyakit. Penegakkan diagnosis
haruslah cermat dan sistematik karena keberhasilan suatu rencana perawatan tergantung pada
penegakkan diagnosis penyakit yang tepat.
Pada pemeriksaan pada pasien didapatkan hasil sebagai berikut :
a. Pada pemeriksaan keadaan umum tidak ditemukan adanya kelainan, pasien dalam
kondisi normal. Pada pemeriksaan tanda vital, respirasi, denyut nadi, suhu dalam
kondisi normal, tetapi tekanan darah rendah yaitu 110/80. Namun secara keseluruhan
kondisi pasien baik, sehat dan normal.
b. Pada pemeriksaan ekstra oral tidak ditemukan ada asimetri wajah, pembengkakan dan
perubahan warna.
c. Pada pemeriksaan intra oral menggunakan indeks CIPTN pada 6 regio didapatkan
hasil dengan skor pemeriksaan CI-S = 1; DI-S = 0,16; sehingga didapatkan skor OHI-
S = 1,6; kebershihan rongga mulut pasien termasuk dalam kategori sedang.
d. Pemeriksaan gigi dan periodontal rahang atas :
Pemeriksaan jaringan periodonsium sisi bukal dan lingual rahang atas didapatkan hasil
normal dengan tekstur dan kontur normal, tidak ada kemerahan, serta BOP negatif.
e. Pemeriksaan gigi dan periodontal rahang bawah :
Pada gigi 32 gingiva berwarna coral pink, BOP negatif, terdapat pembesaran pada
gingiva, konsistensi kenyal, tekstur stipling, tidak sakit, kedalaman PD 2 mm, tidak
ditemukan adanya supurasi dan resesi gingiva, gigi tidak goyang.
Pada gigi 42 gingiva berwarna merah, BOP negatif, terdapat pembesaran pada gingiva,
konsistensi lunak, tekstur stipling, tidak sakit, kedalaman PD 2 mm, tidak ditemukan
adanya supurasi dan resesi gingiva, gigi tidak goyang.
Pada gigi 43 gingiva berwarna coral pink, BOP negatif, tidak terdapat pembesaran
pada gingiva, konsistensi kenyal, tekstur stipling, tidak sakit, kedalaman PD 2 mm,
tidak ditemukan adanya supurasi dan resesi gingiva, gigi tidak goyang.
Pada gigi 44 gingiva berwarna coral pink, BOP negatif, tidak terdapat pembesaran
pada gingiva, konsistensi kenyal, tekstur stipling, tidak sakit, kedalaman PD 2 mm,
tidak ditemukan adanya supurasi dan resesi gingiva, gigi tidak goyang.
Setelah melakukan tahapan pemeriksaan secara umum, pemeriksaan ekstra oral, dan
pemeriksaan intra oral serta melihat riwayat kesehatan pasien, maka diagnosis yang kami
dapatkan adalah pasien menderita gingivitis plaque induced. Gingivitis plaque induced adalah
gingivitis yang berhubungan dengan akumulasi plak dan kalkulus. Gingivitis ini adalah gingivitis
yang sering terjadi yang diawali dengan akumulasi plak bakteria yang berdekatan dengan gigi.

B. Dasar Pertimbangan
Penyakit periodontal merupakan salah satu penyakit gigi yang paling sering dijumpai di
seluruh dunia termasuk masyarakat di Indonesia. Beberapa penelitian terbaru menunjukkan
bahwa terdapat empat faktor risiko terbesar hilangnya gigi akibat penyakit periodontal yaitu
umur pasien, frekuensi merokok, diabetes melitus, kebersihan rongga mulut yang buruk dan
stress. Penelitian lain juga menghubungkan antara penyakit periodontitis dengan faktor-faktor
risiko seperti jenis kelamin,ras, pendidikan, penghasilan, lingkungan, letak geografis,merokok,
gangguan endokrin, malnutrisi, PMN abnormal, genetik,reaksi obat, indeks massa tubuh dan
sosioekonomi.
Dasar pertimbangan keadaan pada pasien dinyatakan dalam katagori Gingivitis plaque
induced:
 adanya akumulasi, retensi dan maturasi dari plak,
 terdapat inflamasi gingiva
 terdapat resesi gingiva,
 pemeriksaan probing depth normal sehingga tidak terdapat poket periodontal

Anda mungkin juga menyukai