Anda di halaman 1dari 9

LAPORAN SKILL LAB REKAM MEDIK KLINIK PERIODONSIA

Kelompok A1.1
Anggota Kelompok:
1. Rosellina Charisma Ilman (161610101001)
2. Shania Rada Chairmawati (161610101002)
3. Lifia Mufida (161610101003)
4. Salsabila Dewinta Anggi P (161610101004)
5. Shabrina Widya A (161610101005)
6. Alda Utami Hidayana (161610101006)
7. Rafi Ihya Insani Tahir (161610101007)
8. Mahardiani Dwi A (161610101008)
9. Najwa Hana (161610101009)
10. Nina Raditya S (161610101010)
11. Afifah Rizky (161610101011)
12. Rosi Latifa H (161610101012)
13. Oksalani Cahaya R (161610101013)
14. Ananda Regina (161610101014)
15. Devi Komala A (161610101015)

Pembimbing : drg. Peni Pujiastuti, M.Kes.

FAKULTAS KEDOKTERAN GIGI


UNIVERSITAS JEMBER
2018
KATA PENGANTAR

Puji dan syukur kehadirat Allah SWT atas segala rahmat dan karunia-Nya
sehingga kami dapat menyelesaikan laporan skill lab rekam medik ini. Laporan ini
disusun untuk memenuhi hasil diskusi pemeriksaan kelompok A1.1 pada klinik
Periodonsia.
Penulisan laporan ini tidak lepas dari bantuan berbagai pihak, oleh karena
itu penulis ingin menyampaikan terima kasih kepada :
1. drg. Peni Pujiastuti, M.Kes., selaku pembimbing skill lab yang telah
membimbing jalannya diskusi kelompok A1.1, dan telah memberi
masukan yang membantu bagi pengembangan ilmu yang telah didapatkan.
2. Semua pihak yang telah membantu dalam penyusunan laporan ini.
Dalam penyusunan laporan ini tidak lepas dari kekurangan dan kesalahan.
Oleh karena itu, kritik dan saran yang membangun sangat penulis harapkan untuk
perbaikan–perbaikan demi kesempurnaan laporan ini dan masa mendatang.
Semoga laporan ini dapat berguna bagi kita semua.

Jember, 28 November 2018

Tim Penyusun
PEMBAHASAN

Identitas Pasien

Nama : Nn. Salsabila Dewinta Anggi Prasojo

Tanggal Lahir/ Umur : 19-06-1998/ 20 tahun

Pekerjaan : Mahasiswa

Alamat/Telp : Jalan Baturaden 6 No 49/081216380164

Jenis Kelamin : Perempuan

Status Perkawinan : belum kawin

Nama orang tua/wali : Anang Eko Prasojo

Kebangsaan/suku bangsa : Indonesia


Diagnosa dan Dasar Pertimbangan
A. Diagnosa

Diagnosa suatu penyakit periodontal ditegakkan melalui anamnesa yang meliputi keluhan
pasien, riwayat kesehatan umum, riwayat dental. Kemudian pemeriksaan keadaan umum,
ekstra oral, intra oral dan tanda dan gejala klinis yg tampak serta pemeriksaan penunjang
lainnya yang dibutuhkan, yang pada akhirnya diidentifikasi menjadi suatu penyakit.
Penegakkan diagnosis haruslah cermat dan sistematik karena keberhasilan suatu rencana
perawatan tergantung pada penegakkan diagnosis penyakit yang tepat.
Pada pemeriksaan pada pasien didapatkan hasil sebagai berikut :
a. Pada pemeriksaan keadaan umum tidak ditemukan adanya kelainan, pasien dalam
kondisi normal. Pada pemeriksaan tanda vital, respirasi, denyut nadi, suhu dalam
kondisi normal, tetapi tekanan darah rendah yaitu 110/80. Namun secara
keseluruhan kondisi pasien baik, sehat dan normal.
b. Pada pemeriksaan ekstra oral tidak ditemukan ada asimetri wajah,
pembengkakan dan perubahan warna.
c. Pada pemeriksaan intra oral menggunakan indeks CIPTN pada 6 regio
didapatkan hasil dengan skor pemeriksaan CI-S = 1; DI-S = 0,16; sehingga
didapatkan skor OHI-S = 1,6; kebershihan rongga mulut pasien termasuk
dalam kategori sedang.
d. Pemeriksaan gigi dan periodontal rahang atas :Pemeriksaan jaringan
periodonsium sisi bukal dan lingual rahang atas didapatkan hasil normal
dengan tekstur dan kontur normal, tidak ada kemerahan, serta BOP negatif.
e. Pemeriksaan gigi dan periodontal rahang bawah :

Pada gigi 32 gingiva berwarna coral pink, BOP negatif, terdapat pembesaran pada gingiva,
konsistensi kenyal, tekstur stipling, tidak sakit, kedalaman PD 2 mm, tidak ditemukan
adanya supurasi dan resesi gingiva, gigi tidak goyang.

Pada gigi 42 gingiva berwarna merah, BOP negatif, terdapat pembesaran pada gingiva,
konsistensi lunak, tekstur stipling, tidak sakit, kedalaman PD 2 mm, tidak ditemukan
adanya supurasi dan resesi gingiva, gigi tidak goyang. Pada gigi 43 gingiva berwarna coral
pink, BOP negatif, tidak terdapat pembesaran pada gingiva, konsistensi kenyal, tekstur
stipling, tidak sakit, kedalaman PD 2 mm, tidak ditemukan adanya supurasi dan resesi
gingiva, gigi tidak goyang. Pada gigi 44 gingiva berwarna coral pink, BOP negatif, tidak
terdapat pembesaran pada gingiva, konsistensi kenyal, tekstur stipling, tidak sakit,
kedalaman PD 2 mm, tidak ditemukan adanya supurasi dan resesi gingiva, gigi tidak
goyang.

Setelah melakukan tahapan pemeriksaan secara umum, pemeriksaan ekstra oral, dan
pemeriksaan intra oral serta melihat riwayat kesehatan pasien, maka diagnosis yang kami
dapatkan adalah pasien menderita gingivitis plaque induced. Gingivitis plaque induced
adalah gingivitis yang berhubungan dengan akumulasi plak dan kalkulus. Gingivitis ini
adalah gingivitis yang sering terjadi yang diawali dengan akumulasi plak bakteria yang
berdekatan dengan gigi.
B. Dasar Pertimbangan
Penyakit periodontal merupakan salah satu penyakit gigi yang paling sering dijumpai di
seluruh dunia termasuk masyarakat di Indonesia. Beberapa penelitian terbaru menunjukkan
bahwa terdapat empat faktor risiko terbesar hilangnya gigi akibat penyakit periodontal
yaitu umur pasien, frekuensi merokok, diabetes melitus, kebersihan rongga mulut yang
buruk dan stress. Penelitian lain juga menghubungkan antara penyakit periodontitis dengan
faktor-faktor risiko seperti jenis kelamin,ras, pendidikan, penghasilan, lingkungan, letak
geografis,merokok, gangguan endokrin, malnutrisi, PMN abnormal, genetik,reaksi obat,
indeks massa tubuh dan sosioekonomi.

Dasar pertimbangan keadaan pada pasien dinyatakan dalam katagori Gingivitis


plaque induced:

 adanya akumulasi, retensi dan maturasi dari plak,


 terdapat inflamasi gingiva
 terdapat resesi gingiva,
 pemeriksaan probing depth normal sehingga tidak terdapat poket periodontal

Rencana Perawatan
Gingivitis merupakan penyakit reversible yang akan hilang apabila penyebabnya
dihilangkan. Perawatanpada gingivitis adalah debridement dan penghilangan faktor retensi
plak, seperti scaling dan root planning. Tujuannya adalah untuk menghilangkan plak dan
kalkulus untuk menurunkan bakteri subgingiva di bawah batas ambang yang dapat
menginisiasi inflamasi. Obat kumur seperti Chx atau tricoslan dapat direkomendasikan
untuk menurunkan kapasitas bakteri. Alternatifnya dapat menggunakan obat kumur atau
spray yang mengandung benzylamine untuk mengurangi inflamasi.

Pada intinya, perawatan gingivitis yaitu dengan kontrol plak dari permukaan gigi dan
jaringan gingiva sehingga mencegah berkembangnya bakteri dan pertumbuhan bakteri
baru. Kontrol plak yang efektif sangatlah penting pada perawatan periodontal. Kontrol plak
terbagi atas dua, yaitu kontrol plak mekanis dan kontrol plak kimia.

Kontrol Plak Mekanis


1. Scaling dan Root Planing
Scaling adalah suatu proses membuang plak dan kalkulus dari permukaan gigi, baik
supragingiva maupun subgingiva. Sedangkan root planing adalah proses membuang
sisa – sisa kalkulus yang terpendam dan jaringan nekrotik pada sementum untuk
menghasilkan permukaan akar gigi yang licin dan keras. Tujuan utama scaling dan
root planing adalah untuk mengembalikan kesehatan gusi dengan cara membuang
semua elemen yang menyebabkan radang gusi baik plak maupun kalkulus dari
permukaan gigi. Keberhasilan scaling dan root planing dapat dipengaruhi beberapa
faktor seperti: anatomi akar gigi, furkasi, dan kedalaman probing.
Instrumen scaling, root planning, dan kuretase digunakan untuk pembersihan plak
dan deposit yang terkalsifikasi pada mahkota dan akar gigi, dan pembersihan jaringan
lunak yang membentuk poket. Instrumen scaling dan kuretase diklasifikasikan sebagai
berikut:
a. Scaler sickle merupakan instrumen berat yang digunakan untuk
membersihkan kalkulus supragingiva.
b. Kuret merupakan instrumen yang digunakan untuk scaling subgingiva, root
planning, dan pengangkatan jaringan lunak yang membentuk poket.
c. Scaler hoe, chisel, dan file digunakan untuk membersihkan kalkulus
subgingiva yang keras, dan sementum yang mengalami perubahan.
Instrumen ultrasonik dan sonik digunakan untuk scaling dan pembersihan
permukaan gigi, dan kuretase dinding jaringan lunak pada poket periodontal.
2. Penyikatan gigi
Sikat gigi merupakan cara yang paling efektif dan sudah menjadi kebiasaan yang wajib
dilakukan oleh masyarakat. Sikat gigi dapat menghilangkan plak supragingiva.
Kalkulus tidak dapat dibersihkan dengan sikat gigi. Sikat gigi harus memiliki bulu
sikat yang memiliki fleksibilitas yang baik serta diameter yang kecil sehingga dapat
masuk ke area interdental dan subgingiva. Sikat gigi elektrik, dianggap
menguntungkan bagi pasien berkebutuhan khusus/cacat, pasien dengan alat
orthodontik cekat, pasien yang membutuhkan bantuan orang lain untuk melakukan
OH seperti pasien anak-anak.
3. Interproximal cleaning aids
a. Dental floss, digunakan dengan gerakan naik-turun permukaan proksimal setiap
gigi, mulai tepat di bawah titik kontak sampai dibawah margin gingiva.
b. Interspace brushes (ISBs), berbentuk seperti sikat gigi yang memiliki 1 ikat bulu
sikat gigi saja. Digunakan untuk membersihkan daerah interproksimal,
permukaan distal gigi paling posterior, permukaan lingual gigi rahang bawah, dll.
c. Mini-interdental brushes (MIBs), bentuknya seperti sikat botol. Digunakan untuk
membersihkan daerah interproksimal, daerah lesi furkasi kelas II & III, daerah
sekitar restorasi implan.
4. Irigasi gingiva
Air yang digunakan sebagai irigator selain berhasil membuang partikel makanan, juga
dapat membuang produk bakteri sehingga lebih efektif daripada berkumur. Irigasi ini
bermanfaat karena dapat dilakukan ke dalam sulkus maupun poket sehingga
ditemukan jumlah spesies Actinomyces maupun Bacteroides dapat berkurang.
5. Pengurutan gingiva
Mengurut gingiva dengan sikat gigi menyebabkan penebalan epitel, peningkatan
keratinisasi dan aktivitas mitotik dalam epitel dan jaringan ikat, serta terbuangnya
plak. Semua keadaan ini meningkatkan kesehatan gingiva sehingga dapat dianjurkan
untuk melakukan terapi pada gingiva yang mudah berdarah.
Kontrol Plak Kimia
Kontrol plak kimia adalah pembersihan plak dengan bahan-bahan kimia yang dapat
membantu dalam pembersihan plak dengan teknik mekanis. Bahan kimia ada yang
dimasukkan ke dalam kandungan obat kumur dan pasta gigi dengan tujuan untuk
menghambat pembentukan plak & kalkulus. Agen antiplak juga memiliki efek signifikan
dalam menyembuhkan gingivitis. Beberapa bahan kimia yang digunakan sebagai kontrol
plak antara lain:
 Agen kationik, seperti chlorhexidine gluconate
 Bahan phenol, seperti Triclosan & Listerine
 Sanguinarine
 Garam logam berat, seperti garam Zn dan Sn
 Surfaktan, seperti amino alkohol dan Plax
DHE Kepada Pasien
Dalam perawatan masalah periodontal, selain pembersihan faktor penyebab oleh dokter
gigi, pasien juga harus dapat membersihkannya sendiri. Dokter gigi harus memberikan
edukasi kepada pasien tentang:
 cara sikat gigi yang benar
 berapa kali sikat gigi dalam sehari
 makanan apa yang baik dan buruk untuk kesehatan rongga mulut
 bagaimana cara membersihkan plak dengan menggunakan dental floss
 menganjurkan berkumur dengan obat kumur
 menganjurkan pasien untuk rutin ke dokter gigi
DAFTAR PUSTAKA

Anda mungkin juga menyukai