Kelompok A1.1
Anggota Kelompok:
1. Rosellina Charisma Ilman (161610101001)
2. Shania Rada Chairmawati (161610101002)
3. Lifia Mufida (161610101003)
4. Salsabila Dewinta Anggi P (161610101004)
5. Shabrina Widya A (161610101005)
6. Alda Utami Hidayana (161610101006)
7. Rafi Ihya Insani Tahir (161610101007)
8. Mahardiani Dwi A (161610101008)
9. Najwa Hana (161610101009)
10. Nina Raditya S (161610101010)
11. Afifah Rizky (161610101011)
12. Rosi Latifa H (161610101012)
13. Oksalani Cahaya R (161610101013)
14. Ananda Regina (161610101014)
15. Devi Komala A (161610101015)
Puji dan syukur kehadirat Allah SWT atas segala rahmat dan karunia-Nya
sehingga kami dapat menyelesaikan laporan skill lab rekam medik ini. Laporan ini
disusun untuk memenuhi hasil diskusi pemeriksaan kelompok A1.1 pada klinik
Periodonsia.
Penulisan laporan ini tidak lepas dari bantuan berbagai pihak, oleh karena
itu penulis ingin menyampaikan terima kasih kepada :
1. drg. Peni Pujiastuti, M.Kes., selaku pembimbing skill lab yang telah
membimbing jalannya diskusi kelompok A1.1, dan telah memberi
masukan yang membantu bagi pengembangan ilmu yang telah didapatkan.
2. Semua pihak yang telah membantu dalam penyusunan laporan ini.
Dalam penyusunan laporan ini tidak lepas dari kekurangan dan kesalahan.
Oleh karena itu, kritik dan saran yang membangun sangat penulis harapkan untuk
perbaikan–perbaikan demi kesempurnaan laporan ini dan masa mendatang.
Semoga laporan ini dapat berguna bagi kita semua.
Tim Penyusun
PEMBAHASAN
Identitas Pasien
Pekerjaan : Mahasiswa
Diagnosa suatu penyakit periodontal ditegakkan melalui anamnesa yang meliputi keluhan
pasien, riwayat kesehatan umum, riwayat dental. Kemudian pemeriksaan keadaan umum,
ekstra oral, intra oral dan tanda dan gejala klinis yg tampak serta pemeriksaan penunjang
lainnya yang dibutuhkan, yang pada akhirnya diidentifikasi menjadi suatu penyakit.
Penegakkan diagnosis haruslah cermat dan sistematik karena keberhasilan suatu rencana
perawatan tergantung pada penegakkan diagnosis penyakit yang tepat.
Pada pemeriksaan pada pasien didapatkan hasil sebagai berikut :
a. Pada pemeriksaan keadaan umum tidak ditemukan adanya kelainan, pasien dalam
kondisi normal. Pada pemeriksaan tanda vital, respirasi, denyut nadi, suhu dalam
kondisi normal, tetapi tekanan darah rendah yaitu 110/80. Namun secara
keseluruhan kondisi pasien baik, sehat dan normal.
b. Pada pemeriksaan ekstra oral tidak ditemukan ada asimetri wajah,
pembengkakan dan perubahan warna.
c. Pada pemeriksaan intra oral menggunakan indeks CIPTN pada 6 regio
didapatkan hasil dengan skor pemeriksaan CI-S = 1; DI-S = 0,16; sehingga
didapatkan skor OHI-S = 1,6; kebershihan rongga mulut pasien termasuk
dalam kategori sedang.
d. Pemeriksaan gigi dan periodontal rahang atas :Pemeriksaan jaringan
periodonsium sisi bukal dan lingual rahang atas didapatkan hasil normal
dengan tekstur dan kontur normal, tidak ada kemerahan, serta BOP negatif.
e. Pemeriksaan gigi dan periodontal rahang bawah :
Pada gigi 32 gingiva berwarna coral pink, BOP negatif, terdapat pembesaran pada gingiva,
konsistensi kenyal, tekstur stipling, tidak sakit, kedalaman PD 2 mm, tidak ditemukan
adanya supurasi dan resesi gingiva, gigi tidak goyang.
Pada gigi 42 gingiva berwarna merah, BOP negatif, terdapat pembesaran pada gingiva,
konsistensi lunak, tekstur stipling, tidak sakit, kedalaman PD 2 mm, tidak ditemukan
adanya supurasi dan resesi gingiva, gigi tidak goyang. Pada gigi 43 gingiva berwarna coral
pink, BOP negatif, tidak terdapat pembesaran pada gingiva, konsistensi kenyal, tekstur
stipling, tidak sakit, kedalaman PD 2 mm, tidak ditemukan adanya supurasi dan resesi
gingiva, gigi tidak goyang. Pada gigi 44 gingiva berwarna coral pink, BOP negatif, tidak
terdapat pembesaran pada gingiva, konsistensi kenyal, tekstur stipling, tidak sakit,
kedalaman PD 2 mm, tidak ditemukan adanya supurasi dan resesi gingiva, gigi tidak
goyang.
Setelah melakukan tahapan pemeriksaan secara umum, pemeriksaan ekstra oral, dan
pemeriksaan intra oral serta melihat riwayat kesehatan pasien, maka diagnosis yang kami
dapatkan adalah pasien menderita gingivitis plaque induced. Gingivitis plaque induced
adalah gingivitis yang berhubungan dengan akumulasi plak dan kalkulus. Gingivitis ini
adalah gingivitis yang sering terjadi yang diawali dengan akumulasi plak bakteria yang
berdekatan dengan gigi.
B. Dasar Pertimbangan
Penyakit periodontal merupakan salah satu penyakit gigi yang paling sering dijumpai di
seluruh dunia termasuk masyarakat di Indonesia. Beberapa penelitian terbaru menunjukkan
bahwa terdapat empat faktor risiko terbesar hilangnya gigi akibat penyakit periodontal
yaitu umur pasien, frekuensi merokok, diabetes melitus, kebersihan rongga mulut yang
buruk dan stress. Penelitian lain juga menghubungkan antara penyakit periodontitis dengan
faktor-faktor risiko seperti jenis kelamin,ras, pendidikan, penghasilan, lingkungan, letak
geografis,merokok, gangguan endokrin, malnutrisi, PMN abnormal, genetik,reaksi obat,
indeks massa tubuh dan sosioekonomi.
Rencana Perawatan
Gingivitis merupakan penyakit reversible yang akan hilang apabila penyebabnya
dihilangkan. Perawatanpada gingivitis adalah debridement dan penghilangan faktor retensi
plak, seperti scaling dan root planning. Tujuannya adalah untuk menghilangkan plak dan
kalkulus untuk menurunkan bakteri subgingiva di bawah batas ambang yang dapat
menginisiasi inflamasi. Obat kumur seperti Chx atau tricoslan dapat direkomendasikan
untuk menurunkan kapasitas bakteri. Alternatifnya dapat menggunakan obat kumur atau
spray yang mengandung benzylamine untuk mengurangi inflamasi.
Pada intinya, perawatan gingivitis yaitu dengan kontrol plak dari permukaan gigi dan
jaringan gingiva sehingga mencegah berkembangnya bakteri dan pertumbuhan bakteri
baru. Kontrol plak yang efektif sangatlah penting pada perawatan periodontal. Kontrol plak
terbagi atas dua, yaitu kontrol plak mekanis dan kontrol plak kimia.