Anda di halaman 1dari 25

MENGGERAKKAN EKONOMI ACEH

MELALUI BADAN USAHA MILIK DESA


SECARA BERKELANJUTAN
oleh :
IWAN BUDHIARTA,
CBA, CWM, DiplFP, CMT, SSi, MSiM, MT
BADAN USAHA MILIK DESA (BUMDesa)
UU No. 6 Tahun 2014 tentang Desa Pasal 1 Ayat (6)

BUMDesa adalah Badan usaha yang seluruh atau sebagian besar modalnya
dimiliki oleh Desa melalui penyertaan secara langsung
yang berasal dari kekayaan Desa yang dipisahkan guna mengelola
aset, jasa pelayanan, dan usaha lainnya untuk sebesar-besarnya
kesejahteraan masyarakat Desa.

TUJUAN BUMDes atau BUMG:


Meningkatkan Kesejahteraan Desa/Gampong dengan cara:
1. Mengoptimalkan aset potensial Desa ;
2. Memperluas jaringan dan akses pasar ;
3. Meningkatkan usaha masyarakat ;
4. Membuka lapangan kerja seluasnya.
MERENCANAKAN PEMBENTUKAN BUMG

PEMERINTAH GAMPONG

Mendesain Kebijakan Gampong

Menemukan & Mengembangkan


Strategi & Solusi Terbaik sesuai
karakteristik GAMPONG &
USAHA

Membentuk Kepengurusan

Menyusun AD/ART

RAPERGAM BUMG
LOGIKA DASAR
 Pengelolaan BUMG harus dilakukan secara profesional, kolaboratif-kooperatif, dan
berkelanjutan.
 Badan usaha Ekonomi Kerakyatan yang dibangun melalui BUMG ini dapat beragam di
setiap desa di Indonesia, sesuai dengan kesepakatan pemerintah desa dan masyarakat.
 Logika pembentukan BUMG SEBAGAI LOKOMOTIF PEMBANGUNAN EKONOMI
LOKAL didasarkan pada kebutuhan, potensi, dan kapasitas gampong, untuk peningkatan
kesejahteraan ekonomi masyarakat di gampong.
 Dasar pembentukan BUMG SEBAGAI LOKOMOTIF PEMBANGUNAN EKONOMI
LOKAL mengutamakan:
 prakarsa (inisiasi) pemerintah desa dan masyarakat desa (ekonomi kerakyatan)
 mendasarkan pada prinsip-prinsip kooperatif, partisipatif dan emansipatif (‘user-
owned, user-benefited, and user-controlled’) dengan prinsip member-base dan self-
help.
KEANGGOTAAN BUMG

ANGGOTA :
• Seluruh masyarakat desa yang berkepentingan
• Pemerintah Desa
• Pihak ke tiga lainnya: Pelaku Usaha, dll.

SIFAT KEANGGOTAAN:
• Members/stakeholders-base (bukan capital-base)
• Self-help
 Pendekatan program/proyek berbasis karakter masyarakat , produk unggulan dan PASAR

INTERVENSI GAMPONG
Kesejahteraan Warga Aceh 6 Mengenal kebutuhan pasar
1 dan masalah produksi

Peningkatan pendapatan &


5 2 Penggalian potensi desa
Perluasan Pasar

Implementasi Proses Produksi 4 3 Perencanaan terpadu


6

Beberapa hal yang harus segera dilakukan dalam rangka penataan perekonomian
gampong melalui BUMG:

memperkuat kapasitas masyarakat untuk turut mengawasi berjalannya usaha dari BUMG

struktur organisasi BUMG yang menunjukan peranan kuat dan peran pemerintah gampong
harus dikurangi namun tetap memperhatikan penasihat dijabat secara Ex-officio oleh Keuchik

kegiatan ekonomi harus mengakar dengan kondisi sosial masyarakat gampong

kegiatan ekonomi sesuai dengan potensi dan aset yang dimiliki gampong

pendistribusian manfaat BUMG harus dilakukan secara adil, jelas dan transparan dan modern
FILOSOFI EKONOMI BAYI

Tahap I : Persiapan BUMDes usaha Desa.


Bayi BUMDES harus”DISUSUI”- dengan
regulasi (proteksi, pendampingan atau
lainnya??)

Tahap II : Pengelolaan; dilatih Cara Berdiri


dan Berjalan (mampu mengelola secara mandiri)
Tahap III : Pengawasan untuk Monitoring dan
Evaluasi (MONEV) simultan Pemberdayaan &
Pendampingan: pengembangan ”inisiatif kreatif”

Tahap IV : KEMANDIRIAN DAN KEBERDAYAAN:


mampu bertanggungjawab
PENGEMBANGAN POTENSI USAHA GAMPONG MELALUI BUMG(1)

NO. JENIS USAHA/BISNIS CONTOH


1 Bisnis Infratsruktur Sederhana: a. air minum gampong;
“memberikan pelayanan umum (serving) kepada masyarakat b. usaha listrik gampong;
dan memperoleh keuntungan finansial” c. lumbung pangan gampong; dan
(Pasal 19) d. sumber daya lokal dan teknologi tepat guna lainnya.

2 Bisnis Pengelolaan Barang: a. alat transportasi;


“untuk melayani kebutuhan masyarakat Gampong dan b. perkakas pesta;
ditujukan untuk memperoleh Pendapatan Asli Gampong.” c. gedung pertemuan;
(Pasal 20) d. rumah toko;
e. tanah milik BUMG; dan
f. barang sewaan lainnya.
3 Bisnis Perantara (Brokering): a. jasa pembayaran listrik;
“yang memberikan jasa perantaraan kepada warga” (Pasal b. pasar gampong untuk memasarkan produk yang
21) dihasilkan masyarakat; dan
c. jasa pelayanan lainnya.
PENGEMBANGAN POTENSI USAHA GAMPONG MELALUI BUMG(2)

NO. JENIS USAHA/BISNIS CONTOH


4 Bisnis yang Berproduksi dan/atau Berdagang (Trading): a. pabrik es;
“barang-barang tertentu untuk memenuhi kebutuhan b. pabrik asap cair;
masyarakat maupun dipasarkan pada skala pasar yang lebih c. hasil pertanian;
luas” (Pasal 22) d. sarana produksi pertanian;
e. sumur bekas tambang; dan
f. kegiatan bisnis produktif lainnya.
5 Bisnis Keuangan (Financial Business): Memberikan akses kredit dan peminjaman yang mudah diakses oleh
yang memenuhi kebutuhan usaha-usaha skala mikro-kecil masyarakat gampong
yang dijalankan oleh pelaku usaha ekonomi gampong (Pasal
23)
6 Usaha Bersama (Holding): a. dapat berdiri sendiri serta diatur dan dikelola secara sinergis oleh BUMG
sebagai induk dari unit-unit usaha yang dikembangkan agar tumbuh menjadi usaha bersama.
masyarakat gampong baik dalam skala lokal gampong b. dapat menjalankan kegiatan usaha bersama meliputi:
maupun antar-kawasan gampong (Pasal 24) 1) pengembangan kapal gampong berskala besar untuk mengorganisir
nelayan kecil agar usahanya menjadi lebih ekspansif;
2) Desa Wisata yang mengorganisir rangkaian jenis usaha dari kelompok
masyarakat; dan
3) kegiatan usaha bersama yang mengkonsolidasikan jenis usaha lokal
lainnya.
1. PERMASALAHAN PENGEMBANGAN BUMG
DI ACEH
• Iklim berusaha belum kondusif (unfair business practices)
1

• Keterbatasan informasi dan akses pasar


2

• Rendahnya produktivitas (teknologi rendah)


3

• Keterbatasan permodalan
4

• Rendahnya jiwa dan semangat kewirausahaan


5
PEMANFAATAN DANA DESA DALAM MENDUKUNG
PENGEMBANGAN USAHA EKONOMI GAMPONG
PERMODALAN

Untuk meningkatkan kesejahteraan


Pembangunan masyarakat gampong dan kualitas hidup
Gampong manusia serta penanggulangan kemiskinan

PELATIHAN KETERAMPILAN DAN


Untuk meningkatkan kapasitas masyarakat KEWIRAUSAHAAN
Pemberdayaan gampong dalam pengembangan wirausaha
Gampong skala individu warga atau kelompok
masyarakat gampong

PENGEMBANGAN ALAT DAN


SARANA PRODUKSI
harus mempertimbangkan tipologi gampong
(Indeks Desa Membangun/IDM)
Sumber: Permendesa No. 21/2015 tentang Penetapan Prioritas Penggunaan Dana Desa
Tahun 2016
SOLUSI
PENGUNAAAN Internet-of-Things dan E-COMMERCE
DALAM MENDUKUNG PENGEMBANGAN BUMG
PELUANG E-COMMERCE
DI INDONESIA
Penjualan Produk BUMG
2014 2020 Melalui Online Shop

252 Juta Penduduk 260 Juta Penduduk


Indonesia Indonesia

Dalam rangka mengembangkan produk BUMG melalui


88,1 Juta Pengguna Internet 200 juta Pengguna Internet online shop, perlu didukung dengan beberapa hal,
seperti:
• Kualitas produk;
• Sarana Informasi dan Telekomunikasi;
21,1 Juta Aktif 100 Juta Aktif • Kualitas SDM (pelaku usaha);
Berbelanja/Berjualan Online Berbelanja/Berjualan Online
• Permodalan/kredit ringan

Rp 75 Triliun Perkiraan Nilai


Transaksi Sampai Akhir
Rp 21 Triliun Nilai Transaksi Tahun

Sumber : Biro Perencanaan Kementerian PDTT


SOLUSI
PENGEMBANGAN BUMG
MELALUI PENDEKATAN EKONOMI KREATIF
1. Pengembangan BUMG harus didorong dengan
menggunakan konsep atau pendekatan ekonomi kreatif,
berarti mampu menghasilkan atau menciptakan sesuatu
yang unik, thinking out of the box, invention dan
innovation.
2. Ekonomi kreatif merupakan era baru yang
mengintensifkan informasi dan kreativitas dengan
mengandalkan ide dan stock of knowledge dari sumber
daya manusia sebagai faktor produksi utama dalam
kegiatan ekonominya.
3. Dengan Ekonomi kreatif akan menciptakan nilai
tambah secara ekonomi dan nilai tambah sosial dan
budaya
SOLUSI
PENINGKATAN DAYA SAING
Perlu dibuat kategorisasi tingkat perkembangan BUMG berdasarkan status perkembangan bisnisnya.
Hal ini penting untuk dijadikan sebagai dasar pengambilan kebijakan dan pembinaan BUMG menurut tingkat
kemajuan bisnis yang telah dicapai.
Dengan adanya pengelompokan ini, pemerintah bisa menentukan kebijakan anggaran, kredit dan lain-lain
yang sesuai dengan kebutuhan BUMG pada masing-masing kelompok.
Contoh pengelompokan tersebut sebagai berikut:

BUMG Mikro BUMG Global


(belum kompetitif dari BUMG Menengah
(Siap Ekspansi Pasar
sisi produk, biaya dan (kompetitif dari sisi Global, Siap Go
pasar) produk dan biaya saja)
Public/IPO)

BUMG Kecil BUMG Besar


(kompetitif hanya pada (kompetitif dari sisi
sisi produk atau biaya produk, biaya dan pasar)
saja)
SOLUSI
PERLUASAN PASAR STRATEGIS BUMG

Pemasaran produk-produk BUMG perlu ditingkatkan dengan cara:

 Membangun pusat pemasaran khusus dan outlet untuk produk BUMG;

 Menyusun/menegakkan regulasi yang mewajibkan pasar modern (Giant,


SevenEleven, Indomaret, Alfamart, dll.) dan seluruh Pusat Promosi Produk
Indonesia, baik di dalam dan luar negeri, untuk ikut memasarkan produk-
produk BUMG;

 Menerapkan linkage strategy antara BUMG penghasil bahan baku perantara


dengan industri yang bergerak di sektor hilir (termasuk dengan BUMN).
Dalam skema ini, BUMG berfungsi sebagai penyedia input bagi industri
pengolahan akhir.
SOLUSI
ANTISIPASI MENGHADAPI PASAR BEBAS

Menghadapi pasar bebas, BUMG akan bersaing dengan produk-produk luar negeri yang lebih
kompetitif. Sambil meningkatkan daya saing BUMG dalam jangka panjang, perlu dilakukan langkah-
langkah antisipasi jangka pendek agar BUMG tidak tersingkir akibat persaingan yang tidak seimbang.
Oleh karena itu perlu dilakukan langkah-langkah berikut ini:

Program bantuan pemerintah harus lebih fokus dan


1 menyantuni kebutuhan BUMG yang masuk dalam kategori “BUMG BERKEMBANG
MENUJU BESAR”;

Pemberian subsidi tarif dasar listrik, harga bahan bakar dan bahan baku produksi untuk
2 BUMG kategori “BUMG MIKRO BARU BERJALAN”
SOLUSI
PENDAMPINGAN PEMBUATAN PERATURAN Gampong MENGENAI
BUMG
Beberapa gampong yang mengaku telah memiliki BUMG ternyata belum membuat Peraturan Gampong
mengenai BUMG tersebut. Padahal dalam pasal 88 ayat (1) dan (2) undang-undang nomor 6 tahun 2014
tentang Desa disebutkan bahwa pendirian BUMG disepakati melalui Musyawarah Gampong dan
ditetapkan dengan Peraturan Gampong. Ketentuan ini menegaskan bahwa satu-satunya landasan
hukum yang mengikat dan berlaku dalam pendirian BUMG adalah melalui penerbitan Peraturan
Gampong, sehingga pembuatan Peraturan Gampong tersebut penting dilakukan.

Mendampingi pengelola BUMG dan aparat Gampong dalam


pembuatan Peraturan Gampong (PerGam) tentang BUMG
SOLUSI
UPAYA BERSAMA LINTAS INSTITUSI DALAM PENGEMBANGAN
BUMG

Kementerian Desa, PDT dan Transmigrasi


Kementerian Kementerian
BUMN Perindustrian

Kementerian
Perdagangan
Pengembangan kapasitas organisasiBantuan Kementerian
Dalam Negeri
penyediaan bahan baku produksi
Kementerian
Kesehatan Bantuan peralatan produksi Kementerian
Pertanian
Bantuan keringanan subsidi pajak dan tarif listrik
Kementerian PU Kementerian
Bantuan permodalan Keuangan

Kementerian
Sosial
Bantuan Akses Pasar dan Pemasaran Kementerian
Kehutanan

Kementerian
ESDM Kementerian KP
SISTEM PENGELOLAAN
PENGELOLA USAHA:
• Masyarakat Desa bersama Pemerintah Desa.

HUBUNGAN KERJA:
• Bentuk Kerjasama: Kemitraan
• Sifat Hub. Kerja: Berdasarkan kontrak (dinamis).

PEMBINAAN DAN PEMBERDAYAAN:


• Pemerintah Kab/Kota, melalui TIM PEMBINA KABUPATEN.
• Lembaga Pendamping BUMDes (Perguruan Tinggi, LSM dsb.)
• Pemerintahan Desa.
Sistem PENGELOLAAN
WILAYAH KERJA : Desa dan Antar Desa

BENTUK BADAN USAHA:


• USAHA DESA (UD) dengan prinsip:
• member-base : kebersamaan (saling menolong)
• self-help : mandiri

Dirjen Pembangunan dan Pemberdayaan Masyarakat Desa (PPMD) Taufik Madjid mengatakan,
BUMDes bisa membentuk unit usaha lain dan koperasi sesuai dengan UU No. 4/2014 tentang Desa.

Pasal 8 Permendesa Nomer 4 disebutkan bahwa BUMDES dapat membentuk unit usaha perseroan
terbatas dan atau Lembaga keuangan Mikro
• Pembentukan Modal = Melalui Penyertaan Modal dari Penyisihan ADD dan
Menghimpun Dana dari Masyarakat atau ada Embrio Usaha Desa.
• Masyarakat Apatis = Pemdes harus Pro-Aktif
• Belum Terintegrasi dengan PotensiDesa (perlu kajian kapasitas
desa)= Perlu dilakukan Pendataan Usaha Produktif Misalkan Pasar Desa, Usaha Air Minum
Desa, Wisata Desa dsb.
• Model Pengelolaan BUMDes agar tidak seperti Kasus Koperasi
[KUD] = Tatakelola Profesional & Efektifitas Pengawasan Masyarakat.
• Payung Hukum =Diupayakan ada Perda tentang BUMDes – dan Desa perlu Perdes.
PESIAPAN PENDIRIAN BUMDes
• Peran Pemerintah, Pemprov, Pemkab sangat menentukan terhadap pendirian BUMDes. Hal ini
mengingat BUMDes merupakan lembaga ekonomi baru yang belum dikenal dan belum pernah
beroperasi.

• Pemerintah harus memfasilitasi dan mendorong masyarakat mendirikan BUMDes melalui sosialisasi.

• Dana stimulan dari Pemerintah, Pemprov, Pemkab akan menjadi faktor pendorong pendirian
BUMDes.

• BUMDes memerlukan intervensi Pemerintah, Pemprov, Pemkab karena masih pada tahap awal
pembelajaran.
11 agenda YANG KITA PERLUKAN SEGERA:

1. Memahami potensi dan kapasitas desa (kluster) yang menjadi faktor kendala dan
pendukung utama dalam menunjang kegiatan ekonomi produktif masyarakat desa.
2. Memahami karakteristik pola perilaku sosial (social behaviour) masyarakat desa
dalam melaksanakan kegiatan ekonomi produktif desa.
3. Memahami kebutuhan masyarakat desa terhadap BUMDes yang sesuai dengan
karakteristik potensi, kapasitas, dan masyarakat desa dalam memandirikan ekonomi
desa.
4. Memahami tatacara pengelolaan BUMDes yang sesuai dengan kondisi lokal
masyarakat desa.
5. Menyusun desain model pendirian dan pengelolaan BUMDes, serta sosialisasi,
pelatihan, dan pendampingannya.
11 agenda YANG KITA PERLUKAN SEGERA:

6. Mendiseminasikan potensi dan kapasitas desa yang menjadi faktor kendala dan
pendukung utama dalam menunjang kegiatan ekonomi produktif masyarakat desa;
7. Mendiskusikan karakteristik pola perilaku sosial (social behaviour) masyarakat desa
dalam melaksanakan kegiatan ekonomi produktif desa;
8. Mendiskusikan kebutuhan dan keinginan masyarakat desa berkenaan dengan
pendirian dan pengelolaan BUMDes;
9. Mensepakati tentang bentuk struktur organisasi BUMDes yang mampu
mengakomodasi kepentingan masyarakat desa;
10. Mensepakati bentuk “legal drafting” di tingkat kabupaten ;
11. Menyusun PEDOMAN sebagai rujukan mendirikan dan mengelola BUMDes.

Anda mungkin juga menyukai