Anda di halaman 1dari 28

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Kebutuhan listrik pada saat ini dirasa cukup banyak. Sebagai negara kepulauan,
Indonesia memiliki luas wilayah yang cukup besar. Seiring dengan tidak meratanya jumlah
kelahiran dan persebaran penduduk pada setiap wilayah atau pulau yang ada di Indonesia
mengakibatkan konsentrasi kepadatan penduduk hanya terdapat pada beberapa tempat saja,
secara khusus hanya terdapat pada kota-kota besar saja.
Inilah yang menyebabkan kebutuhan energi listrik diperkotaan sangat dibutuhkan.
Banyaknya pembangkit listrik yang ada seperti PLTU (Pembangkit Listrik Tenaga Uap)
harus menghasilkan jumlah tenaga lisrik dalam jumlah yang cukup besar.
Seperti yang dicanangkan oleh PLN bahwa melalui PLTU ditargetkan dapat tercapai
produksi tenaga listrik sebesar 10.000MW dengan membangun PLTU sebanyak 35 buah
yang nantinya akan ditempatkan di jawa dan luar jawa.
Adapun rinciannya dapat dilihat pada tabel dibawah ini :
Untuk di Pulau Jawa

No Pembangkit Tempat Kapasitas


1 PLTU 1 Banten Suralaya 1 x 625 MW
2 PLTU 2 Banten Labuhan 2 x 300 MW
3 PLTU 3 Banten Lontar 3 x 315 MW
4 PLTU 1 Jawa Barat Indramayu 3 x 330 MW
5 PLTU 2 Jawa Barat Pelabuhan Ratu 3 x 350 MW
6 PLTU 1 Jawa Tengah Rembang 2 x 315 MW
7 PLTU 2 Jawa Tengah Cilacap 1 x 600 MW
8 PLTU 1 Jawa Timur Pacitan 2 x 315 MW
9 PLTU 2 Jawa Timur Paiton 1 x 660 MW
10 PLTU 3 Jawa Timur Tj. Awar–Awar Tuban 2 x 350 MW
11 PLTU Tanjung Jati B Jepara 2 x 661 MW
Untuk diluar pulau jawa dan bali dibangun 25 PLTU, rinciannya sebagai berikut :
No Pembangkit Kapasitas
1 PLTU NAD 2 x 100 MW
2 PLTU 2 Sumatra Utara 2 x 200 MW
3 PLTU Sumatra Barat 2 x 100 MW
4 PLTU 3 Bangka Belitung 2 x 25 MW
5 PLTU 4 Bangka Belitung 2 x 15 MW
6 PLTU 1 Riau 2 x 10 MW
7 PLTU 2 Riau 2 x 7 MW
8 PLTU Kepulauan Riau 2 x 7 MW
9 PLTU Lampung 2 x 100 MW
10 PLTU 1 Kalimantan Barat 2 x 50 MW
11 PLTU 2 Kalimantan Barat 2 x 25 MW
12 PLTU 1 Kalimantan Tengah 2 x 60 MW
13 PLTU Kalimantan Selatan 2 x 65 MW
14 PLTU 2 Sulawesi Utara 2 x 25 MW
15 PLTU Sulawesi Tenggara 2 x 10 MW
16 PLTU Sulawesi Selatan 2 x 50 MW
17 PLTU Gorontalo 2 x 25 MW
18 PLTU Maluku 2 x 15 MW
19 PLTU Maluku Utara 2 x 7 MW
20 PLTU 1 NTB 2 x 15 MW
21 PLTU 2 NTB 2 x 25 MW
22 PLTU 1 NTT 2 x 7 MW
23 PLTU 2 NTT 2 x 15 MW
24 PLTU 1 Papua 2 x 7 MW
25 PLTU 2 Papua 2 x 10 MW
Sebagai sumber energi sebuah PLTU adalah batubara. Sebuah pembangkit listrik jika
dilihat dari bahan baku untuk memproduksinya, maka Pembangkit Listrik Tenaga Uap bisa
dikatakan pembangkit yang berbahan baku Air. Kenapa tidak UAP? Uap disini hanya
sebagai tenaga pemutar turbin, sementara untuk menghasilkan uap dalam jumlah tertentu
diperlukan air. Menariknya didalam PLTU terdapat proses yang terus menerus berlangsung
dan berulang-ulang. Prosesnya antara air menjadi uap kemudian uap kembali menjadi air dan
seterusnya. Proses inilah yang dimaksud dengan Siklus PLTU.
Air yang digunakan dalam siklus PLTU ini disebut Air Demin (Demineralized), yakni
air yang mempunyai kadar conductivity (kemampuan untuk menghantarkan listrik) sebesar
0.2 us (mikro siemen). Sebagai perbandingan air mineral yang kita minum sehari-hari
mempunyai kadar conductivity sekitar 100 – 200 us. Untuk mendapatkan air demin ini,
setiap unit PLTU biasanya dilengkapi dengan Desalination Plant dan Demineralization Plant
yang berfungsi untuk memproduksi air demin ini.
Secara sederhana bagaimana siklus PLTU itu bisa dilihat ketika proses memasak air.
Mula-mula air ditampung dalam tempat memasak dan kemudian diberi panas dari sumbu api
yang menyala dibawahnya. Akibat pembakaran menimbulkan air terus mengalami kenaikan
suhu sampai pada batas titik didihnya. Karena pembakaran terus berlanjut maka air yang
dimasak melampaui titik didihnya sampai timbul uap panas. Uap ini lah yang digunakan
untuk memutar turbin dan generator yang nantinya akan menghasilkan energi listrik.
1.2 Rumusan Masalah
Hal-hal yang akan dibahas dalam makalah ini yaitu:
1. Apa itu Pembangkit Listrik Tenaga Uap (PLTU)?
2. Bagaimana komponen-komponen dari Pembangkit Listrik Tenaga Uap (PLTU) ?
3. Bagaimana Prinsip Kerja dari Pembangkit Listrik Tenaga Uap (PLTU) ?

1.3 Tujuan Dan Manfaat


Maksud dan tujuan pembuatan makalah ini antara lain, yaitu:
1) Sebagai bahan kajian para mahasiswa mengenai PLTU
2) Sebagai metode pengumpulan data tentang PLTU
3) Sebagai pemenuhan tugas Mata Kuliah Operasi Sistem Tenaga Listrik
BAB II
PEMBAHASAN

2.1 Pengertian / Definisi PLTU


Pembangkit Listrik Tenaga Uap adalah Suatu sistem pembangkit tenaga listrik yang
mengkonversikan energi kimia menjadi listrik dengan menggunakan uap air sebagai
fluida kerjanya, yaitu dengan memanfaatkan energi kinetik uap untuk menggerakkan
poros sudu - sudu turbin. Sudu -sudu turbin mengerakkan poros turbin, untuk selanjutnya
poros turbin mengerakkan generator. Dari generator inilah kemudian dibangkitkan energi
listrik.

2.2 Prinsip Kerja PLTU


PLTU menggunakan fluida kerja air uap yang bersirkulasi secara tertutup. Siklus
tertutup artinya menggunakan fluida yang sama secara berulang-ulang. Urutan
sirkulasinya secara singkat adalah sebagai berikut :
1. Pertama air diisikan ke boiler hingga mengisi penuh seluruh luas permukaan
pemindah panas. Didalam boiler air ini dipanaskan dengan gas panas hasil
2. pembakaran bahan bakar dengan udara sehingga berubah menjadi uap.
3. Kedua, uap hasil produksi boiler dengan tekanan dan temperatur tertentu diarahkan
untuk memutar turbin sehingga menghasilkan daya mekanik berupa putaran.
4. Ketiga, generator yang dikopel langsung dengan turbin berputar menghasilkan energi
listrik sebagai hasil dari perputaran medan magnet dalam kumparan.

Uap bekas keluar turbin masuk ke kondensor untuk didinginkan dengan air
pendingin agar berubah kembali menjadi air. Air kondensat hasil kondensasi uap
kemudian digunakan lagi sebagai air pengisi boiler. Demikian siklus ini berlangsung
terus menerus dan berulang- ulang.Putaran turbin digunakan untuk memutar generator
yang dikopel langsung dengan turbin sehingga ketika turbin berputar dihasilkan energi
listrik dari terminal output
generator.Sekalipun siklus fluida kerjanya merupakan siklus tertutup, namun
jumlah air dalam siklus akan mengalami pengurangan. Pengurangan air ini disebabkan
oleh kebocoran kebocoran baik yang disengaja maupun yang tidak disengaja. Untuk
mengganti air yang hilang, maka perlu adanya penambahan air kedalam siklus. Kriteria
air penambah (make up water) ini harus sama dengan air yang ada dalam siklus
Skema PLTU

Gambar II.1 Skema PLTU

Gambar II.1 merupakan skema PLTU yang menggambarkan tentang proses


pembangkitan listrik. Mulai dari pemindahan batu bara dari kapal tongkang menuju
coal storage, kemudian dari coal storage, batu bara dihancurkan terlebih dahulu
sebelum masuk ke boiler agar proses pembakaran di boiler lebih optimal. Sementara
untuk suplai feedwater berasal dari condensate hasil kondensasi uap keluaran turbin,
pada bagian ini feedwater yang masuk ke boiler dipanaskan hingga menjadi uap
kering (superheater) sebelum dialirkan menuju turbin sebagai prime mover. Pada
akhirnya, generator yang dikopel dengan turbin akan menghasilkan listrik akibat
rotor yang menabrak flux-flux magnet di dalam generator.

2.3 Komponen-Komponen PLTU


2.3.1 BOILER
Boiler yang umumnya disebut ketel uap merupakan satu bagian utama dari
PLTU yang fungsinya adalah untuk memproduksi uap yang selanjutnya uap
tersebut dialirkan ke turbin.
A. Komponen Utama Boiler
Boiler terdiri dari dua komponen utama, yaitu:
1. Ruang bakar sebagai alat untuk mengubah energi kimia menjadi energi panas.
2. Alat penguapan terdiri dari pipa-pipa penguap yang mengubah energi
pembakaran (energi kimia) menjadi energi potensial uap, (energi panas).
3 Konstruksi Boiler
Konstruksi boiler dari beberapa bagian antara lain :
1. Tube Wall
Tube Wall adalah merupakan pipa yang dirangkai membentuk dinding dan
dipasang secara vertikal pada 4 (empat) sisi, sehingga membentuk ruangan persegi
empat yang disebut ruang bakar.
Fungsi tube wall adalah alat pemanas air dengan bidang yang luas sehingga
mempercepat proses penguapan.
2. Burner (Alat Pembakaran)
Burner pada boiler dilengkapi dengan Nozzle dan Diffusor udara sehingga dengan
kedua peralatan tersebut terjadi pengabutan bahan bakar dan udara bercampur untuk
mendapatkan pembakaran yang sempurna.
3. Boiler Drum
Boiler drum terbuat dari plat baja yang berbentuk silinder dan dipasang mendatar di
atas rangkaian pipa-pipa pemanas.
Fungsi Boiler Drum adalah untuk menampung air pengisi dan uap basah dari Tube
Wall sekaligus untuk pemisah antara uap dan air.
4. Super heater (Pemanas Lanjut)
Super Heataer adalah suatu alat yang kontruksinya merupakan rangkaian pipa-pipa
yang berbentuk spiral diletakkan di bagian atas ruang pembakaran.
Fungsi dari Super Heater adalah untuk memanaskan uap basah menjadi uap kering.
5. Economizer
Economiser adalah suatu alat yang konstruksinya merupakan rangkaian pipa-pipa
yang berbentuk spiral dan dipasang pada saluran gas bekas yang berfungsi untuk
memanaskan air sebelum masuk ke Boiler Drum.
6. Air heater (Pemanas Udara)
Air Hetaer adalah suatu alat yang konstruksinya dapat dibuat dari pipa lurus yang
disusun pada saluran gas bekas dan berfungsi untuk memanaskan udara pembakar.
4 Komponen Pendukung Boiler
Komponen pendukung Boiler terdiri dari : Forced Draft Fan, MFO Heater, Air
Preheat Coil, Air Heater, Burner, Gas Recirculating Fan, Soot Blower dan Safety Valve.
1. Forced Draft Fan
Alat yang berupa fan (kipas) ini berfungsi untuk memasukkan udara pembakaran
secara paksa ke dalam furnace, terpasang pada bagian ujung saluran air intake boiler
dan digerakkan oleh motor listrik.
2. MFO Heater
MFO Heater merupakan alat yang berfungsi untuk memanaskan bahan bakar
berupa MFO dengan tujuan menurunkan viskositas dari MFO. Hal ini perlu dilakukan
karena MFO memiliki viskositas yang relatif tinggi (satu tingkat di bawah aspal)
sehingga sulit untuk teratomisasi di burner. Dengan proses pemanasan maka viskositas
MFO dapat diturunkan sehingga dapat teratomisasi dengan baik dan menghasilkan
pembakaran yang baik.
3. Air Preheat Coil
Alat yang berfungsi untuk memanaskan udara sebelum memasuki Air Heater
dengan sumber panas berasal dari air Deaerator. Udara yang akan memasuki Air Heater
harus dipanaskan terlebih dulu agar tidak terjadi thermal stress akibat perbedaan suhu
yang ekstrim.
4. Air Heater
Air Heater merupakan alat pemanas udara, dimana panas diambil dari gas buang
hasil pembakaran sebelum masuk ke cerobong (stack). Dengan pemanfaatan gas buang
ini, maka dapat menghemat biaya bahan bakar sehingga bisa meningkatkan efisiensi
pembakaran.
Air Heater yang digunakan pada PLTU adalah tipe Ljungstrom. Tipe ini paling
banyak digunakan di dunia karena performa dan ketahanannya yang telah teruji. Selain
itu tipe ini dapat digunakan dalam jangka waktu yang lama sebelum dilakukan overhaul.
Perbaikan dan perawatan berkala mudah dilakukan pada Air Heater tipe ini karena
desainnya yang sederhana. Air Heater terdiri dari hot end element dan cold end element.
Air Heater yang digunakan di PLTU merupakan Air Heater jenis Regenerative,
yaitu gas sisa pembakaran dilalukan pada sebuah selubung tertutup untuk memanaskan
sebagian dari elemen air heater, dan elemen yang dipanaskan ini, diputar ke selubung
yang lain dimana disini dilalukan udara yang akan dipanaskan, sehingga terjadi
perpindahan panas secara konduksi.
5. Burner
Alat yang berfungsi untuk membakar campuran antara bahan bakar (fuel) dengan
udara (air) di dalam ruang bakar (furnace) pada boiler.
6. Gas Recirculating Fan
Alat ini berfungsi untuk mengarahkan sebagian flue gas (gas sisa pembakaran)
kembali ke furnace untuk meningkatkan efisiensi boiler.
7. Soot Blower
Sootblower merupakan peralatan tambahan boiler yang berfungsi untuk
membersihkan kotoran yang dihasilkan dari proses pembakaran yang menempel pada
pipa-pipa wall tube, superheater, reheater, economizer, dan air heater . Tujuannya
adalah agar perpindahan panas tetap berlangsung secara baik dan efektif . Sebagai
media pembersih digunakan uap. Suplai uap ini diambil dari primary superheater
melalui suatu pengaturan tekanan PVC yang diset pada tekanan 40 kg/cm 2. Setiap
sootblower dilengkapi dengan poppet valve untuk mengatur kebutuhan uap sootblower.
Katup ini membuka pada saat sootblower dioperasikan dan menutup kembali saat lance
tube dari sootblower tersebut mundur menuju stop.
Dilihat dari cara kerja/mekanisme pengoperasiannya sootblower dibagi atas :
i. Short Retractable Sootblower / Furnace Wall Blower , digunakan untuk
membersihkan pipa-pipa penguap (wall tube) pada daerah furnace.
ii. Long Retractable Sootblower, digunakan untuk membersihkan pipa-pipa
superheater, dan reheater.
iii. Air Heater Sootblower, digunakan untuk membersihkan elemen-elemen air
Heater.
8. Safety Valve
Safety valve berfungsi sebagai pengaman ketika terjadi tekanan uap yang berlebih
yang dihasilkan oleh boiler. Tekanan berlebih ini dapat terjadi karena panas boiler yang
berlebihanatau adanya penurunan beban turbine secara drastis.

2.3.2 TURBIN
Turbin adalah suatu perangkat yang mengkonversikan energi uap yang
bertemperatur tinggi dan tekanan tinggi menjadi energi mekanik (putaran). Ekspansi
uap yang dihasilkan tergantung dari sudu-sudu (nozzle) pengarah dan sudut-sudut putar.
Ukuran nozzle pengarah dan nozzle putar adalah sebagai pengatur distribusi tekanan
dan kecepatan uap yang masuk ke Turbin. Turbin uap berkapasitas besar memiliki lebih
dari satu silinder cashing. Hal ini dapat kita lihat dari macam silinder casing pada
Turbin:
a) Cross Compound
Dimana HP (High Pressure) dan LP (Low Pressure) turbinnya terpisah dan masing-
masing dikopel dengan satu generator.
b) Tandem Compound
Dimana HP dan IP (Intermediet Pressure) turbinnya terpisah dengan LP Turbin
tetapi masih dalam satu poros.

A. Prinsip Kerja Steam Turbine


Steam Turbine adalah suatu mesin yang berfungsi untuk mengubah energi panas
dalam uap menjadi energi mekanik dalam bentuk putaran poros. Konstruksinya terdiri
dari rumah turbin dan rotor. Pada rotor turbin ditempatkan rangkaian sudu-sudu jalan
secara berjajar. Dalam pemasangannya, rangkaian sudu tetap dan rangkaian sudu jalan
dipasang berselang-seling. Energi panas dalam uap mula-mula diubah menjadi energi
kinetik oleh nozzle, selanjutnya uap dengan kecepatan tinggi ini akan mengenai sudu-
sudu jalan pada rotor turbin yang akhirnya mengakibatkan putaran rotor.
Pada PLTU, Turbine dibagi menjadi tiga tingkatan, yaitu :
1. High Pressure (HP) Turbine
HP Turbine mengekspansikan uap utama yang dihasilkan dari superheater dengan
tekanan 169 kg/cm² dan temperatur 538°C, kemudian uap keluar HP Turbin (41 kg/cm²)
dengan temperatur 336°C dipanaskan kembali pada bagian reheater diboiler untuk
menaikkan entalpi uap. Uap reheat lalu diekspansikan di dalam Intermediate Pressure
(IP) turbine.
Data HP Turbin:
a) Jumlah sudu : 1 pasang sudu impuls (tingkat 1) 14 pasang sudu reaksi
b) Arah uap ke Pedestal
c) Jumlah 1 buah
2. Intermediate Pressure (IP) Turbine
IP Turbine mengekspansikan uap reheat dengan tekanan 39 kg/cm² dan temperatur
538°C, sedang uap keluarnya bertekanan 8 kg/cm² dan suhunya sekitar 330°C.
Data IP Turbine:
a) Jumlah sudu : 12 pasang sudu reaksi
b) Arah ekspansi berkebalikan dengan HP Turbin
c) Jumlah 1 buah
3. Low Pressure (LP) Turbine
LP Turbine mengekspansikan uap bertekanan 8 kg/cm² dan temperatur 330°C, dan
tekanan uap keluar dari LP Turbin pada tekanan 56 mmHg (Vaccum), kondisi vakum
ini diciptakan di dalam condenser dengan temperatur 40°C.
Data LP Turbine:
a) Jumlah sudu : 8 pasang per turbin
b) Arah ekspansi uap saling berlawanan
c) Jumlah : 1 buah

B. Komponen - Komponen Turbin Uap


Komponen utama turbin uap:
1. Sudu - Sudu Turbin
PLTU memiliki sudu-sudu turbin yang terdiri dari satu tingkat impuls dan 14
tingkat reaksi tekanan tinggi, 12 reaksi pada tekanan menengah, 2 x 8 reaksi pada turbin
tekanan rendah.
2. Sudu Tetap dan Sudu Jalan Turbin
Uap yang berasal dari boiler dialirkan melalui nozzel. Karena adanya penyempitan
pada aliran nozel, maka tekanan uap menurun dan kecepatannya bertambah. Sudu tetap
mempunyai fungsi antara lain:
a) Untuk mengubah energi potensial menjadi energi kinetik
b) Untuk mengarahkan uap ke sudu jalan turbin
Nozzel pada sudu tetap dipasang pada casing dan fixed, sedangkan sudu jalan
dipasang pada rotor turbin dan berputar jika dilalui uap. Sudu jalan berfungsi untuk
mengubah energi kinetik uap menjadi energi mekanis. Jarak antara sudu-sudu jalan
sangat kecil sekali kurang lebih 0,6 mikrometer.
3. Poros (shaft)
Poros merupakan salah satu bagian dari turbin yang menjadikan rotor-rotor
berbagai tingkat turbin menjadi satu kesatuan. Poros ini juga mentransmisikan torsi
rotor turbin untuk memutar bagian dari rotor generator listrik.
4. Casing (Rumah Turbin)
Casing berfungsi untuk melindungi proses ekspansi uap oleh turbin agar tidak
terjadi kebocoran dari dan kearah luar.
5. Katup - Katup Pengatur Beban
Katup pengatur beban pada turbin disebut juga governor valve yang mengatur
jumlah aliran uap masuk ke turbin PLTU Semarang. Pembukaan dari tiap katup
tergantung kebutuhan beban.
6. Bantalan Aksial Turbin
Aliran uap yang memutar turbin mengakibatkan turbin bergerak kearah aksial
(searah sumbu). Jika gerakan kearah aksial ini melewati batas yang dizinkan, maka
terjadilah gesekan antar rotor turbin dengan statornya. Jarak antara sudu tetap dan sudu
jalan dibuat kecil sekali yang berguna untuk menghindari gesekan. Bantalan aksial
ditempatkan pada bagian bantalan nomor 1 turbin (dekat dengan pedetsal) untuk
memonitor gerakan ke arah aksial dan dilengkapi dengan minyak yang mengalir dan
dipancarkan ke torak. Dengan bergeraknya torak ke arah aksial, maka tekanan minyak
ini diteruskan ke rangkaian trip turbin. PLTU Semarang empunyai batasan pada tekanan
minyak 2,4 kg/cm² dan trip pada 5,6 kg/cm².
7. Bantalan turbin
Untuk menumpu rotor turbin dengan satu silinder casing diperlukan bantalan utama
(main bearing) sebanyak dua buah, sedangkan pada turbin yang mempunyai lebih dari
satu silinder casing bantalannya lebih dari dua buah.
C. Peralatan Bantu Turbin Uap
Peralatan bantu turbin merupakan serangkaian sistem yang mendukung operasi
turbin agar dalam pengoperasiannya dapat berjalan dengan baik. Peralatan bantu turbin
antara lain:
1. Sistem Pelumasan
Fungsi sistem pelumasan turbin antara lain:
a) Mencegah korosi
b) Mencegah keausan pada bagian turbin yang bergerak
c) Sebagai pengangkut partikel kotor yang timbul karena gesekan
d) Sebagai pendingin terhadap panas yang timbul akibat gesekan
2. Sistem Perapat/Seal
Sistem perapat digunakan untuk mencegah kebocoran uap dari dalam turbin ke
udara luar atau sebaliknya melewati kelenjar-kelenjar perapat (gland seal) sepanjang
poros turbin.
3. Sistem Turning Gear
Turning gear merupakan alat bantu turbin yang berfungsi mensukseskan operasi
turbin pada saat start up dan shut down. Fungsi turning gear untuk menghindari
melengkungnya poros turbin terutama pada saat temperatur poros masih tinggi, ketika
turbin baru saja shut down. Turning gear digerakan oleh motor listrik AC yang memutar
poros turbin 3 rpm. Dengan demikian terjadilah pendinginan yang merata untuk
menghindari terjadinya defleksi (lendutan) poros.
4. Sistem Governor
Governor adalah suatu alat pengatur putaran. Setiap turbin uap memerlukan
governor, baik turbin yang digunakan untuk menggerakan generator listrik, pompa air
pengisi maupun menggerakan blower. Tipe governor yang biasa digunakan yaitu
elektronik dan hidrolik-mekanik.
5. Sistem Proteksi
Sistem proteksi turbin merupakan serangkaian peralatan baik mekanis, hidrolis dan
elektris yang dirancang mampu mengamankan operasi turbin dalam segala kondisi
terburuk sekalipun.
6. Condenser
Condenser berfungsi untuk mengkondensasikan uap bekas menjadi uap air pengisi
boiler, dimana uap bekas dari LP Turbin masuk ke kondenser melalui pipa-pipa
kondensor yang di dalamnya berisi fluida kerja (biasanya berupa sea water atau fresh
water).

2.3.3 KONDENSOR
Kondensor adalah suatu alat yang berfungsi untuk mengkondensasikan uap bekas
dari turbin menjadi air. Kondensor terbuat dari plat baja berbentuk silinder yang
diletakkan secara mendatar dan didalamnya dipasang pipa-pipa pendingin yang terbuat
dari kuningan paduan.
A. Peralatan 0050ada Kondensor
1. Ejector
Fungsinya adalah untuk membuat ruangan kondensasi di dalam kondensor menjadi
vaccum (Hampa) sehingga uap bekas dari turbin mengalir ke ruang kondensor tersebut
dengan cepat dan bersinggungan terhadap pipa-pipa pendingin kondensor yang akhirnya
uap tersebut menjadi air kondensat.
2. Pompa Air Kondensat (Condensat Pump)
Pompa tersebut untuk memompakan air kondensat dari dalam bak penampungan
(Hotwell) ke tanki air pengisi.
3. Pompa Air Pendingin (Cooling Water Pump)
Pompa tersebut untuk memompakan air kedalam kondensor dan lat pendingin
lainnya yang dipompakan dari sungai, laut atau bak penampungan bagi unit yang
menggukan pendingin tertutup.

2.3.4 GENERATOR
Generator adalah suatu alat untuk merubah tenaga mekanik menjadi tenaga listrik.
A. Bagian Utama Generator
Generator terdiri dari dua bagian utama yaitu :
1. Stator
Stator adalah bagian yang diam terdiri dari kumparan-kumparan tembaga dan inti
besi.
2. Rotor
Rotor pada generator adalah bagian yang berputar terdiri dari lilitan dan kutub-
kutub magnet. Untuk menunjang operasional, generator dilengkapi dengan Exciter yang
terdiri dari pilot exciter dan main exciter.

PERALATAN BANTU
A. BFP dan Feed Water Pump
Fungsi utama feed water system pada PLTU adalah untuk melayani kebutuhan air
pada boiler agar tetap tersedia dengan cukup.
1. Komponen Utama Feed Water Sistem
Komponen Utama Feed Water Sistem pada PLTU terdiri dari :
a) Tangki Air Pengisi (FWT)
b) Pompa Air Pengisi (FWP)
c) Pemanas Tekanan Tinggi (HPH)
d) Ekonomizer
e) Boiler Drum

2. Sirkulasi Feed Water Pump


a) Mula-mula air dalam tanki (FWT) dialirkan ke pompa air pengisi (FWP).
b) Kemudian air dipompakan ke boiler melalui HPH, di dalam alat tersebut
air dipanasi dengan uap yang dialirkan dari turbin.
c) Dari HPH air dialirkan ke economizer air masuk ke boiler drum dan
selanjutya masuk ke tube wall melalui pipa down comer.

B. FD.Fan dan Sistem Udara


Fungsi utama system udara adalah system yang dilengkapi dengan peralatan hingga
mendapat udara panas yang dibutuhkan untuk proses pembakaran dengan sempurna di
dalam boiler.
1. Komponen Utama Sistem Udara
Komponen Utama pada sistem udara antara lain :
a) FD. Fan (Kipas Tekan Paksa)
FD. Fan adalah suatu alat Bantu boiler yang berfungsi untuk menghisap udara luar
dan ditekan ke burner.
b) Steam Air Heater
Steam Air Heater adalah suatu alat untuk memanaskan udara dengan menggunakan
uap sebagai pemanas.
c) Air Heater (Pemanas Udara)
Air Heater adalah suatu alat yang dipasang pada saluran gas bekas dan berfungsi
untuk memanaskan udara dengan menggunakan gas bekas sebagai pemanas.
d) Burner (Pembakar)
Burner adalah suatau alat yang dipasang pada pendingin Boiler yang berfungsi
untuk mencampur udara dengan bahan bakar dan tempat berlangsungnya pembakaran.

C. Fan dan Sistem Gas Bekas


Fungsi utama ID Fan adalah untuk menghisap gas bekas hasil pembakaran di dalam
ruang bakar boiler sambil mengatur tekanan agar tetap konstan sebelum dikeluarkan ke
cerobong terlebih dahulu digunakan memanasi air pengisi dan udara pembakar.
1. Komponen Utama Sistem Gas
Komponen utam pada system gas bekas dapat kita lihat pada lembar peraga yang
terdiri dari :
a) Super Heater 1a, 1b -1b, 2
b) Air Heater 2
c) Economizer
d) Air Heater 1
e) ID. Fan
f)Cerobong
2. Sirkulasi gas bekas
a) Mula-mula gas panas dari hasil pembakaran di dalam ruang baker boiler
mengalir ke atas dan memanasi pipa-pipa super heater 2.
b) Dari Super Heater 1a gas terus mengalir dan memanasi air heater 2
kemudian mengalir ke arah bawah dan memanasi air heater 1 dan selanjutnya ke ID.
Fan.
c) Dari ID. Fan gas bekas dikeluarkan melalui cerobong ke udara bekas.
d) Pengeluaran gas bekas diatur dengan pembukaan klap yang dipasang pada
saluran seblum gas buang.

D. Sistem Bahan Bakar


Fungsi bahan bakar pada PLTU adalah untuk memanasi air di boiler hingga
menjadi uap. Jenis bahan bakar yang digunakan ada tiga macam yaitu : minyak residu,
minyak solar, dan gas alam.
Sistem pembakaran pada PLTU keramasan dilakukan di dalam boiler yang letaknya
terpisah dari turbin atau dapat disebut mesin pembakar luar.Sistem pembakaran pada
PLTU keramasan dapat menggunakan bahan bakar residu dan gas.Untuk bahan bakar
residu dan solar dipompakan ke dalam burner melalui heater dan filter.
Untuk bahan bakar gas dialirkan ke burner melalui scrubber dan reducing station.

E. Sistem Pelumasan
Fungsi pelumasan pada alat bantu adalah untuk mencegah kerusakan pada bagian-
bagian yang bergerak. Fungsi pelumasan pada turbin adalah untuk pendinginan dan
pelumasan pada bantalan dan rotor turbin minyak pelumas pada turbin juga digunakan
untuk system pengaturan.
Jenis pelumas yang dipakai pada peralatan PLTU terdiri dari dua macam yaitu
Pelumas Cair adalah Oli SAE 30 dan 40 dan Pelumas Padat adalah Grease
Oli SAE 30 digunakan pada turbin dan bearing-bearing alat Bantu diantaranya
pompa-pompa dan mesin compressor, sedangkan Oli SAE 40 digunakan pada mesin
diesel PBK (Pemadam Bahaya Kebakaran)
Pemakaian Grease di PLTU dibedakan menjadi beberapa macam diantaranya :
1. Alfania Grease
Pelumas tersebur digunakan pada motor – motor listrik putaran tinggi

2. Darina Grease
Pelumas tersebut digunakan pada motor-motor listrik putaran rendah
3. Alfania Grease Ep 2
Pelumas tersebut digunakan untuk melumasi bearing di dalam air, diantaranya
bearing Cooling Water Pump.

F. Sistem Udara Kontrol dan Udara Service


Fungsi sistem udara kontrol dan udara service adalah sebagai berikut :
1. Sebagai Media Alat Ukur
Satuan yang digunakan bar dan psi berasal dari udara compressor
Satuan yang digunakan mmWC dan Nm3/h berasal dari udara FD. Fan.
2. Sebagai Penggerak
Sumbernya berasal dari compressor udara, digunakan pada katup/valve gas dan
ignitor burner
3. Sebagai Pendingin
Sumbernya berasal dari FD. Fan digunakan pada flame detector burner.
4. Control Udara dan Pelayanannya
Udara control dan pelayanannya didapat dari dua sumber udara
a) Kompressor
b) FD. Fan (Force Draught Fan)

2.4 Sistem Feedwater

Feedwater atau air umpan merupakan air yang disuplai ke dalam boiler untuk
diubah fasanya menjadi uap. Sedangkan sistem feedwater merupakan sistem
penyediaan air secara otomatis untuk boiler sesuai dengan kebutuhan steam. Sumber
air untuk feedwater berasal dari kondensat condensate tank yang merupakan tank
penampung condensate dan make up water.

Pada sistem PLTU, feedwater yang berasal dari kondensat dipanaskan kembali
menggunakan heat exchanger sebelum masuk ke dalam boiler. Tujuan pemanasan
ini adalah untuk menaikkan efisiensi sistem pembangkit karena semakin tinggi
temperatur air umpan yang masuk ke dalam boiler maka energi pembangkitan uap di
boiler akan menurun dan konsumsi bahan bakar boiler dapat ditekan.

Heat exchanger merupakan alat penukar panas antara dua fluida. Heat
exchanger pada feedwater system terjadi pada air umpan yang menyerap kalor laten
dari uap hasil ekstraksi turbin. Kebanyakan heat exchanger untuk feedwater system
adalah tipe shell dan tube, dengan feedwater yang mengalir di dalam tube dan uap
ekstraksi di sisi shell.
Berdasarkan buku “Powerplant Engineering, Black and Veatch 1996”,
konstruksi heat exchanger untuk feedwater system tipe shell and tube terdiri atas
pelat pemisah pembagi aliran masuk dan keluar (partition plate), reverse channel,
floating head cover dan floating head tube shell , dengan tujuan untuk memudahkan
pada saat membersihkan deposit (scale) di dalam tube. Di samping itu juga terdapat
desain floating head yang menggunakan konstruksi U-tube. Uap ekstraksi yang
masuk berada pada kondisi panas lanjut (superheated), dan ketika kontak dengan
permukaan luar tube akan terkondensasi pada temperatur saturasi. (Black and
Veatch, 1996).

2.4.1 Feedwater heaters


Feedwater heater merupakan alat pemanas mula air umpan, dengan adanya
feedwater heater temperatur air umpan akan meningkat akibat adanya laju
perpindahan panas antara uap ekstraksi turbin dengan air umpan. Feedwater heater
memiliki dua jenis, yaitu open feedwater heaters dan closed feedwater heaters. Pada
umumnya jenis closed feedater heaters berbentuk shell & tube dengan aliran uap
disisi shell dan air umpan disisi tubes. Hal ini bertujuan untuk memperbesar luas
perpindahan panas antara uap ekstraksi dan air umpan sehingga laju perpindahan
panas akan lebih cepat.

2.4.1.1 Open Feedwater Heaters

Open feedwater heaters berfungsi untuk meningkatkan temperatur air umpan


dengan kontak langsung antara feedwater dan uap ekstraksi turbin. Proses ini akan
meningkatkan temperatur air umpan dan mengkondensasi uap ekstraksi turbin
akibat adanya laju perpindahan panas antara uap ekstraksi turbin dan air umpan.

Pada dasarnya open feedwater heaters merupakan suatu bejana yang dimana
terjadi pencampuran antara air umpan dan uap ekstraksi turbin. Idealnya temperatur
dari air umpan hasil pencampuran pada bejana open feedwater heaters berada pada
temperatur saturasi (jenuh) yang dipompakan langsung menuju boiler.

Gambar 1 Ideal Regerative rankine cycle, dengan open feedwater heaters


(Sumber: Cengel & Boles: 2006)
Pada ideal regerative rankine cycle, uap masuk ke turbin pada tekanan boiler
(titik 5) dan terekspansi secara isentropik menuju tekanan menengah (titik 6).
Sebagian uap terekstraksi pada titik ini yang dialirkan menuju feedwater heaters,
sedangkan uap lainya tetap terekspansi secara isentropik menuju kondensor (titik 7).
Uap yang keluar dari kondensor berada pada kondisi saturated liquid (titik 1). Hasil
kondensasi ini berperan pula sebagai feedwater yang kemudian masuk menuju
isentropic pump, dimana pada kondisi ini feedwater dipompakan (titik 2) dan
dialirkan menuju bejana open feedwater heaters untuk dicampurkan dengan uap
ekstraksi turbin. Fraksi dari uap ekstraksi turbin seperti air umpan hasil
pencampuran di bejana open feedwater heaters sebagai saturated liquid ada tekanan
pemanasan (titik 3). Pompa kedua memberikan tekanan pada air umpan hingga
mencapai tekanan boiler (titik 4). (Cengel & Boles: 2006).

2.4.1.2 Closed Feedwater Heaters

Tipe lain dari feedwater heaters yang sering digunakan pada PLTU adalah
closed feedwater heaters. Pada tipe ini proses heat transfer dari uap ekstraksi turbin
dan air umpan tidak melalui pencampuran. Keduanya berada pada tekanan yang
berbeda, selama kedua fluida ini tidak mengalami pencampuran.
Gambar 2 Ideal regerative rankine cycle, dengan closed feedwater heaters
(Sumber: Cengel & Boles: 2006)

Pada kondisi yang ideal, air umpan dipanaskan hingga temperatur keluarannya
sama dengan temperatur uap ekstraksi, dimana idealnya air umpan keluar pada
kondisi saturated liquid pada tekanan uap ekstraksi. Pada kondisi aktual di PLTU,
air umpan keluaran closed feedwater heaters berada di bawah temperatur uap
ekstraksi karena adanya perbedaan temperatur beberapa derajat di bagian akhir
closed feedwater heaters sebagai syarat terjadinya heat transfer. (Cengel & Boles:
2006)

Closed feedwater heaters pada umumnya memiliki desain shell and tubes dengan
dua passes dimana air umpan disisi tubes dan uap ekstraksi turbin berada pada sisi shell.
Pada tipe konstruksi, air umpan terbagi atas dua aliran masuk dan keluar menggunakan
partition plate. Partition plate berfungsi sebagai media pemisah ekspasi tubes dan heater
shell.

Gambar 3 Closed Feedwater Heaters


(Sumber: Black & Veatch: 1996)
Penggunaan closed feedwater heaters dapat dilakukan pada dua kondisi, yaitu
pada tekanan tinggi (High Pressure Heaters) dan tekanan rendah (Low Pressure
Heaters). Terdapat 3 zona pada high pressure heaters (HPH) disisi uap ekstraksi
yaitu: desuperheating, condensing, dan subcooling. Sementara untuk low pressure
heaters (LPH) pada umumnya hanya memiliki 2 zona, yaitu condensing dan
sucooling zone atau desuperheating dan condensing zone. Adapun penggunaan LPH
dengan satu zona saja yaitu condensing zone.

Gambar 4 High Pressure Heater (HPH)


(Sumber: Black & Veatch: 1996)
Desuperheating merupakan bagian dimana uap ekstraksi mengalami
penurunan temperatur menuju temperatur jenuhnya. Uap ekstraksi yang telah
mengalami desuperheating akan terkondensasi di condensing zone pada kondisi
adiabatic. Setelah itu, uap yang telah terkondensasi didinginkan pada subcooling
zone hingga melewati temperatur jenuhnya dan keluar melalui saluran penguras.

Gambar 5 Thermal Profile High Pressure Heaters


(Sumber: ASME PTC 12.1)

Penggunaan High Pressure Heaters (HPH) digunakan pada sistem


pembangkitan dengan tekanan boiler yang tinggi, pada supercritical maupun
ultracritical boiler. Dengan menggunakan HPH, memungkinkan air umpan
yang masuk ke dalam boiler sudah berupa fasa uap atau saturated liquid. Uap
ekstraksi yang digunakan pada proses pemanasan di HPH merupakan uap
kering hasil ekstraksi uap tekanan tinggi dengan temperatur dan tekanan
yang masih tinggi sehingga mampu memanaskan air umpan hingga
mencapai temperatur jenuhnya (saturated liquid).

Penggunaan LPH merupakan proses pemanasan awal air umpan boiler.


Hal ini dilakukan karena pada pembangkit besar, kebutuhan akan air umpan
dalam jumlah yang sangat besar. Sehingga perlu dilakukannya pemanasan
secara bertahap dan bertingkat. Jumlah dari komponen feedwater heater yang
digunakan sangat bergantung pada jumlah kebutuhan air umpan boiler,
semakin besar kebutuhan air umpan boiler maka penggunaan feedwater
heaters akan semakin banyak dan bertingkat yang memungkinkan juga
melakukukan kombinasi open feedwater heaters dan closed feedwater
heaters agar proes pemanasan air umpan menjadi lebih cepat dan efisien.

Gambar 6 Low Pressure Heater (LPH)


(Sumber: Black & Veatch: 1996)
Gambar 7 Thermal Profile Low Pressure Heaters
(Sumber: ASME PTC 12.1)

2.5 Proses Heat Exchangers Pada Feedwater Heaters

Pada closed feedwater heaters, perpindahan panas yang terjadi antara uap
ekstraksi dan air umpan terjadi secara konveksi melalui media perantara berupa
pipa-pipa. Proses perpindahan panas ini berlangsung untuk mencapai
kesetimbangan energi, Qlepas=Qserap.

Gambar 8 Proses Heat Transfer Pada Closed Feedwater Heaters


(Sumber : Fundamental of Heat and Mass Transfer, Frank P,dkk :2002)

2.6 Kekurangan dan Kelebihan PLTU


1. Kelebihan PLTU
a. Efisiensi tinggi dengan metode Waste Heat Utilization.
b. Hasil pembangkitan steam dapat digunakan untuk proses produksi Mill.
c. Biaya bahan bakar lebih murah.
d. Biaya pemeliharaan lebih murah.
2. Kekurangan PLTU
a. Membutuhkan penanganan air umpan yang akan masuk ke dalam boiler.
b. Menghasilkan limbah batu-bara yang memerlukan penanganan khusus.
c. Menghasilkan polutan-polutan yang lebih tinggi.
d. Membutuhkan area yang lebih luas.
e. Kurang responsif terhadap fluktuasi

2.5. Sistem Pembangkit Listrik Tenaga Uap


Fluidized Bed Combustion

Batubara berupa butiran halus dialirkan kedalam ruang pembakaran (Furnace). Dari bawah furnace
dialirkan udara panas menuju keatas furnace. Dalam ruang pembakaran juga diletakkan pipa evaporator
yang dialirkan air, yang secara tidak langsung akan memanas dan menguap.
Fixed Bed Combustion
Batubara dialirkan oleh conveyor dan dimasukkan kedalam ruang bakar (Furnace) dan diberikan panas.
Di dalam furnace, diletakkan pipa evaporator yang mana pipa tersebut dialirkan air untuk diuapkan.

Pulverized Bed Combustion

Batubara dialirkan menuju burner bersama – sama dengan udara. Burner akan menghasilkan panas yang
dimasukkan kedalam ruang pembakar
2.6. Dampak Pembangkit Listrik Tenaga Uap
1. Hujan Asam
2. Kerusakan ekosistem
3. Pencemaran Lingkungan

Anda mungkin juga menyukai