Anda di halaman 1dari 8

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Guru bimbingan dan konseling atau konselor memliki tugas pekerjaan yang sama
pentingnya dengan guru mata pelajaran, keduanya saling melengkapi dan terkait.
Keberadaan guru bimbingan dan konsleing atau konselor diatur melalui Undang-undang
Sistem Pendidikan Nasional (SPN) Bab 1 Pasal 1 Ayat 6 dinyatakan bahwa “pendidik
adalah tenaga kependidikan yang berkualifikasi sebagai guru, dosen, konselor, pamong
belajar, widyaiswara, tutor, instruktur, fasilitator, dan sebutanlain yang sesuai dengan
kekhususannya, serta berpartisipaasi dalam penyelenggaraan pendidikan. Undang-undang
ini mengisyaratkan bahwa pekerjaan guru bimbingan dan konseling memiliki kekhususan
yang tidak dimiliki oleh guru mata pelajaran lain.
Sebagai pendidik, guru bimbingan dan konseling atau konselor dituntut
menguasai kompetensi dasar proses pembelajaran dan penerapan pendekatan, metode,
dan kegiatanpendukung elayanan konsleing. Kompetensi professional konselor meliputi
kompetensi keilmuan, kompetensi keahlian/ keterampilan, dan kompetensi perilaku
profesi.
Kompetensi merupakan standar kemampuan yang menggambarkan kualitas
seseorang yang melandasi pelaksanaan tugas profesioanal atau kemampuan teknik
seseorang. Seseorang akan dinyatakan kompeten dibidang tertetantu apabila ia telah
menguasai dan memiliki kecakapan bekerja sebagai suatu keahlian yang sesuai dengan
bidangnya.
Seiring dengan pertumbuhan profesi konselor di Indonesia dalam mewujudkan
profesionalisme seorang konselor haruslah terlebih dahulu mempelajari dan memahami
bidang tersebut agar tercapainya profesionalisme konselor yang optimal. Sebagai sebuah
profesi, termasuk guru bimbingan dan konseling mau tidak mau harus dipenuhi.
BAB II
PEMBAHASAN

A. Analisis Jurnal
1. Identitas Jurnal
Jurnal I
1) Penulis : Istina Rakhmawati
2) Judul : Membangun Profesionalisme Guru Konseling Sekolah
Melalui Penyampaian Bahasa Yang Santun
3) Nama jurnal:
a) Volume : Vol. 4, No. 2
b) Tahun : Desember 2013
c) Halaman : 219-238
d) ISSN : -
4) Metode Penelitian
Penulis tidak memaparkan metode apa yang dipakai dalam jurnal ini.
5) Ringkasan Isi Jurnal
Pada dasarnya istilah profesionalisme guru konselingsekolah bukanlah
produk abad modern, akan tetapi sudah merupakan cerminan produk
profesioanlisme dakwah yang sudah dikenal sejak zaman Rasulullah saw. Hanya
saja hal ini belum belum mendapatkan perhatian yang memadai di kalangan para
tenaga pendidik, seringkali kita melihat aktivitas tersebut dilakukan secara
sambilan tana mengacu pada proses perencanaan dan manajemen yang matang.
Pengelolaan konseling sekolah kadang-kadang masih jarang dilakukan sehingga
akibatnya optimalisasi target yang direncanakan tidak tercapai.
Salah satu ebntuk profesionalisme guru konseling adalah harus
memperhatikan kode etik jabatan konselor sebagai bentuk wujud
profesionalisme guru konseling. Landasan kode etika konselor adalah Dasar
hukum Pancasila, mengingat bahwa profesi konselor merupakan usaha layanan
terhadap sesama manusia yang bersifat ilmiah dan esensial dalam rangka tujuan
ikut membina warga Negara yang efektif dan bertanggung jawab.
Peran guru konseling tiak hanya berorientasi pada suatu bidang
bimbingan, namun harus memperhatikan bidang bimbingan lainnya terutama
bimbingan belajar, bimbingan bersikap baik, bimbingan berperilaku santun,
jujur, dan bimbingan hormat kepada bapak-ibu guru serta bimbingan untuk
masyarakat civitas akademik. Salah satu bentuk profesionalisme guru konseling
adalah harus memperhatikan kode etik jabatan konselor sebagai bentuk wujud
profesionalisme guru konseling. Tantangan yang harus segera diluruskan adalah
seharusnya guru konseling di sekolah adalah konselor yang mendidik. Bukan
dianggap sebagai “pemadam kebakaran” atau momok yang ditakuti oleh siswa.
Karena tuntutan kompetensi guru termasuk guru bimbingan dan konseling
sekolah sebagai sebuah profesi mau tidak mau harus dipenuhi. Membangun
profesionalisme guru konseling akan diminta akuntabilitas layanannya oleh
pengguna jasa di sekolah.

Jurnal II
1) Penulis : Laelatul Anisah
2) Judul : Kompetensi Profesional Konselor Dalam Penyelenggaraan
Penelitian Bimbingan Dan Konseling
3) Nama jurnal :
a) Volume : Vol. 2 no. 1
b) Tahun : Januari-Juni 2016
c) Halaman : 59-64
d) ISSN : - Print ISSN 2460-1187
-Online ISSN 2503-381X
4) Metode Penelitian
Penulis tidak memaparkan metode penelitian yang digunakan.
5) Ringkasan Jurnal
Salah satu kompetensi professional seorang konselor/ guru BK dalam
menguasai bidang keilmuan bimbingan dan konseling seorang konselor/ guru
BK mampu melaksanakan dan melakukan tugasnya sebagai seorang konselor/
guru BK. Dan seorang konselor/ guru BK harus mampu melaksanakan penelitian
bimbingan dan konseling yang salah satunya adalah dengan menggunakan
metode Penelitian Tindakan Bimbingan dan Konseling (PTBK).
Kompetensi konselor berdasarkan standar kualifikasi akademik terdiri dari
empat kompetensi yaitu pedagogic, kepribadian, social dan professional. Dimana
masing-masing kompetensi memiliki makna yang berbeda yang harus dimiliki
oleh seorang konselor/ guru BK. Kompetensi pedagofik berkaitan dengan
pengelolaan proses pelayanan bimbingan dan konseling yang diberikan kepada
siswa; kompetesi kepribadian berkaitan dengan etika akademik seorang
konselor/ guru BK dalam pelaksanaan bimbingan dan konseling. Kompetensi
social berkaitan dengan komunikasi dalam melakukan pelayanan bimbingan dan
konseling;dan kompetensi professional berkaitan dalam menguasai bidang
keilmuan bimbingan dan konseling.
B. Kelebihan Jurnal
a) Kelebihan jurnal I dan jurnal II yang pertama dilihat dari judul, bahwa judul pada
jurnal ini sudah menggambarkan keseluruhan dan relevan isi jurnal dan tidak
membuat bingung para pembaca, judul tersebut juga tidak lebih dari 15 kata.
Karena syarat-syarat judul yang baik adalah mencakup seluruh isi tulisan, relevan
dengan topic, dan menarik perhatian. Agar menarik perhatian sebaiknya judul
berkalimat tidak lebih dari 12 kata berbahasa Indonesia dan 10 kata berbahasa
Inggris.1
b) Pada jurnal I penulis membuat judul “Membangun Profesionalisme Guru
Konseling Sekolah Melalui Penyampaian Bahasa Yang Santun”, yang mana
sudah jelas terlihat bahwa penulis mengangkat tema yang jarang dikemukakan
oleh peneliti lain, dan bahwa pembahasan ini adalah salah satu pembahasan yang
perlu diminati oleh mahasiswa bimbingan konseling khususnya mahasiswa/I
Bimbingan dan Konseling Islam.
c) Sedangkan pada jurnal II penulis membuat judul “Kompetensi Profesional
Konselor Dalam Penyelenggaraan Penelitian Bimbingan Dan Konseling”, di
dalamnya dimuat tentang cara melakukan penelitian dengan menggunakan
Penelitian Tindakan Bimbingan Konseling.
d) Pada halaman 221-222 pada jurnal I, penulis menjelaskan sebuah hadits yang
berkenaan dengan judul yang ia tulis.
e) Halaman 234 pada jurnal I menjelaskan mengenai perlunya guru konseling
sekolah melalui pendekatan bahasa santun.seorang konselor haruslah memiliki
bahasa yang santun sebagai pendekatan kepada para peserta didik di sekolah. Para
peserta didik akan lebih menghargai seseorang yang memiliki gaya bahasa yang
santun atau retorika bahasa yang baik.
f) Pada halaman 62, jurnal II memaparkan tahapdalam PTBK, yaitu:
 Planning

1
Adi Suprayitno, 2019, Pedoman Penyusunan dan Penulisan Jurnal Ilmiah Bagi Guru, Yogyakarta : CV
Budi Utama, hal. 60
 Acting
 Observing
 Reflecting
g) Pada halaman 63 jurnal II, penulis juga memaparkan mengenai sistematika
proposal Penelitian Tindakan Bimbingan Konseling, dimulai dari:
 Judul penelitian
 Bab I Pendahuluan
 Bab II kajian teori
 Bab III metode penelitian

C. Kekurangan Jurnal
a) Pada Jurnal I dan jurnal II, penulis tidak memaparkan metode penelitian yang
dipakai hanya memaparkan beberapa pembahasan dan menjelaskan mengenai
judul yang ia pilih.
b) Pada jurnal I, jurnal tidak dilengkapi dengan ISSN. Berbeda dengan jurnal II
Dimana didalam jurnal tersebut dimuat ISSN Print juga ISSN online.
c) Pada halaman 221 jurnal I, terdapat kesalahan penulis dalam penulisan kata yang
seharusnya adalah “pendahuluan”, namun dalam jurnal tersebut penulis
menuliskan “pendahulian”.
BAB III
PENUTUP

A. Kesimpulan
Profesionalisme adalah paham yang mengajarkan bahwa setiap pekerjaan harus
dilakukan oleh orang yang professional. Orang yang professional adalah orang yang
memiliki profesi.
Peningkatan profesionalitas tenaga konselor yang bergerak di bidang pendidikan
hendaknya dapat dilaksanakan dengan berbagai strategi, baik yang sifatnya internal
maupun eksternal. Agar tercapainya peningkatan tersebut telah banyak penelitian yang
membantu agar profesionalisme guru bimbingan dan konseling d Indonesia semakin
mengalami peningkatan kea rah yang lebih baik disbanding sebelumnya.

B. Saran
Bagi para guru BK atau konselor agar memperbanyak bahan bacaan untuk
menambah keilmuan terutama mengenai profesionalisme guru BK atau konselor.
DAFTAR PUSTAKA

Adi Suprayitno, 2019, Pedoman Penyusunan dan Penulisan Jurnal Ilmiah Bagi Guru,
Yogyakarta : CV Budi Utama.

Anisah, Laelatul, 2016. Kompetensi Professional Konselor Dalam Penyelenggaraan Penelitian


Tindakan Bimbingan Dan Konseling

Rakhmawati, Istina, 2013. Membangun Profesionalisme guru konseling sekolah melalui


penyampaian bahasa yang santun SMP Negeri 1 Undaan Kudus, Jawa Tengah

Anda mungkin juga menyukai