Jelajahi eBook
Kategori
Jelajahi Buku audio
Kategori
Jelajahi Majalah
Kategori
Jelajahi Dokumen
Kategori
PERCOBAAN IV
PERILAKU AGONISTIK IKAN CUPANG (Betta sp.)
OLEH:
A. Latar Belakang
pertarungan. Perilaku agonistik terjadi pada salah satu ikan yaitu pada ikan
cupang (Betta sp.). Ikan cupang (Betta sp.) adalah ikan air tawar yang habitat
mempunyai bentuk dan karakter yang unik dan cenderung agresif dalam
mempertahankan wilayahnya. Ikan cupang (Betta sp.) adalah salah satu jenis
ikan hias yang memiliki banyak bentuk terutama pada bentuk ekor, seperti tipe
mahkota (crown tail), ekor penuh (full tail) dan slayer. Ikan hias ini juga
Ikan jantan sendiri memiliki harga yang lebih tinggi atau mahal daripada
betina. Hal ini disebabkan ikan jantan memiliki keunggulan dari morfologi
dan warnanya sehingga menjadi nilai estetika. Ikan betina memiliki warna
yang kurang menarik, perut gemuk, serta sirip ekor dan sirip anal pendek,
sehingga harga jual ikan betina lebih rendah dari ikan jantan. Ikan jantan lebih
banyak peminat dan diburu para pecinta ikan hias, sehingga lebih efektif dan
(Zain, 2002).
Ikan Cupang (Betta sp.) memiliki alat pernapasan tambahan yang disebut
mengambil oksigen langsung dari udara. Ikan cupang dapat kuat bertahan
hidup dalam waktu lama sehingga apabila ikan tersebut ditempatkan di wadah
dengan volume air sedikit dan tanpa adanya alat sirkulasi udara (aerator), ikan
jenis kelamin, kematangan gonad, genetik dan faktor geografi. Ikan cupang
(Betta sp.) terkenal karena sifatnya yang agresif dan kebiasaan hidupnya
berkelahi dengan sesama jenis, sehingga dinamakan fighting fish. Warna tubuh
ikan ini berwarna-warni, sehingga menjadi daya tarik para penggemar dan
(Betta sp.).
B. Rumusan Masalah
C. Tujuan Praktikum
Tujuan yang ingin dicapai pada praktikum ini adalah bagaimana tingkah
Ikan cupang (Betta sp.) adalah salah satu jenis ikan hias yang
memiliki banyak bentuk terutama pada bentuk ekor, seperti tipe mahkota
(crown tail), ekor penuh (full tail) dan slayer. Ikan hias ini juga memiliki
perbedaan harga antara ikan jantan dan betina. Ikan jantan sendiri memiliki
harga yang lebih tinggi atau mahal daripada betina. Hal ini disebabkan ikan
nilai estetika. Ikan betina memiliki warna yang kurang menarik, perut gemuk,
serta sirip ekor dan sirip anal pendek, sehingga harga jual ikan betina lebih
rendah dari ikan jantan. Ikan jantan lebih banyak peminat dan diburu para
pecinta ikan hias, sehingga lebih efektif dan menguntungkan apabila hanya
Ikan cupang hias adalah salah satu jenis ikan hias yang mempunyai
nilai ekonomi tinggi. Hal ini dilihat dengan banyaknya penggemar ikan
cupang, yang tidak hanya terbatas dari kelas ekonomi tinggi, mulai anak-anak,
remaja hingga orang dewasa. Ikan cupang mempunyai nama latin Betta sp.,
dapat bernafas dengan mengambil oksigen langsung dari udara. Ikan cupang
dengan kadar oksigen terlarut yang rendah. Ciri khas ikan cupang adalah saat
untuk hiasan antara lain kumpai, serit dan slayer pancawarna, semua ini
disebut Betta splendens. Kedua, betta aduan antara lain, Betta Singapura
(Betta imbilis var sumatraensis). Ketiga, cupang hias yang dapat diadu
merupakan tipe yang populer yang biasa disebut three colour atau pancawarna
ekor pendek antara lain, Betta Malaysia (Betta imbilis var Malayah). Selama
ini untuk menda-patkan ikan cupang yang berkualitas, para peng-gemar ikan
Salah satu teknik yang dapat digunakan untuk memproduksi benih ikan
kan salah satu steroid sintetik yang dilarang penggunaannya dalam kegiatan
akuakultur pada hewan yang diberi perlakuan. Hormon sintetik seperti
terhadap organ reproduksi. Cara ini ideal untuk ikan-ikan yang memiliki
dimorfismeyang jelas antara jantan dengan betinanya. Beberapa jenis ikan hias
seperti guppy, rainbow, cupang dan kongo mudah dibedakan antara jantan
morfologi sulit dibedakan antara ikan jantan dengan ikan betina maka
Salah satu sifat yang terkenal dari ikan cupang adalah berkelahi satu
daya tarik tersendiri bagi seseorang untuk menyukai ikan ini. Saat
bereproduksi ikan cupang memiliki perilaku yang unik, yaitu menari. Ketika
2002).
diberikan tidak hanya terbatas dalam jumlah saja, tetapi nilai gizi pakan perlu
Aslamyah, S., Trijuno, D.D., Fujaya, Y., dan Hidayani, A.A., 2016, Pemanfaatan
Tepung Testis Sapi Sebagai Hormon Alami pada Penjantanan Ikan
Cupang, Betta Splendens Regan, 1910, Jurnal Iktiologi Indonesia, 16(1):
91-101
Fitiani, M., Muslim, dan Lubis, A.M., 2017, Maskulinisasi Ikan Cupang (Betta
Sp.) Menggunakan Madu Alami Melalui Metode Perendaman dengan
Konsentrasi Berbeda, Jurnal Akuakultur Rawa Indonesia, 5(1): 97-108
Kase, O.K.I., Manurung, N.U., dan Susantie, D., 2018, Tingkah Laku Ikan
Cupang (Betta Splendes) Terhadap Pakan yang Berbeda, Jurnal Ilmiah
Tindalung, 4(2): 83-88
Sunyoto, P., dan Mustahal, D.S., 2005, Usaha Pembenihan Ikan Hias Cupang
(Betta Splenders) di Kabupaten Serang, Jurnal Pengkajian dan
Pengembangan Teknologi Pertanian 8(2): 292-299
Wijaya, S., Rahimi, E.A.S., dan Syukran, M., 2017, Intensitas dan Prevalensi
Ektoparasit Pada Ikan Cupang Hias (Betta splendens) di Perairan
Kabupaten Aceh Besar dan Kota Banda Aceh, Jurnal Ilmiah Mahasiswa
Kelautan dan Perikanan Unsyiah, 2(1): 221-228
Yuniarti, T., Basuki, F., dan Rachmawati, D., 2016, Pengaruh Pemberian Tepung
Testis Sapi dengan Dosis yang Berbeda Terhadap Keberhasilan
Jantanisasi pada Ikan Cupang (Betta sp.), Journal of Aquaculture
Management and Technology, 5(1): 130-136
III. METODE PRAKTIKUM
Oleo, Kendari.
B. Bahan Praktikum
Bahan yang digunakan pada praktikum ini adalah Ikan Cupang (Betta
C. Alat Praktikum
D. Prosedur Kerja
berikut :
A. Perlakuan Pertama
B. Perlakuan Kedua
A. Hasil Pengamatan
A 10 14 - - - - 9 - 7 4 -
1. Ikan menit
Cupang
(Betta sp.)
B 10 12 - - 5 - 31 - 18 13 -
menit
A 10 4 11 1 4 10 - 1 7 10 -
Ikan menit
1. Cupang
(Betta sp.)
B 10 2 9 - 6 9 - 1 6 11 -
menit
Keterangan :
Ap (Apporoach) : Mendekati
Bi (Bite) : Menggigit
Ch (Chase) : Mengejar
Ft (Frontal threat) : Mengancam dari depan
St (Side threat) : Mengancam dari samping
Mc (Mouth-to mouth contact) : Kontak mulut
Fl (Flight) : Melarikan diri
Tf (Tail flagging) : Mengibaskan ekor
Ci (Circle) : Bergerak memutar
Ex (Explore) : Menjelajah
B. Pembahasan
Ikan cupang (Betta sp.) terkenal karena sifatnya yang agresif dan
fighting fish. Warna tubuh ikan ini berwarna-warni, sehingga menjadi daya
Warna-warna baru juga bermunculan dari kuning, putih, jingga, hingga warna-
ikan cupang (Betta sp.), bahwa pengamatan menggunakan dua jenis ekor ikan
cupang (Betta sp.) yaitu berwarna merah dan biru. Pengamatan agonistik ikan
Cupang (Betta sp.). Pengamatan morfologi pada Ikan cupang (Betta sp.) yaitu
pendek (plakat) dan ekor tipe lilin/selendang (slayer) dengan sirip panjang dan
estetika dan nilai komersial ikan hias cupang. Cupang jantan dapat dibedakan
dari warnanya yang cerah dan menarik, bentuk perut ramping, serta sirip ekor
dan sirip anal panjang. Sementara cupang betina berwarna kurang menarik,
bentuk perut gemuk serta sirip ekor dan sirip anal pendek. Menurut Zairin
beberapa faktor yaitu jenis kelamin, kematangan gonad, genetik dan faktor
karakter fenotipe yang selalu diturunkan dari induk pada turunannya. Selain
fisiologi sel pigmen yang mendorong perubahan formasi pola pigmen yang
muncul.
terjadi pada ikan A yaitu Ap (Apporoach) sebanyak 14 kali dan 12 kali pada
sebanyak 9 kali dan 31 pada ikan B, Tf (Tail flagging) sebanyak 7 kali dan 18
kali pada ikan B, Ci (Circle) sebanyak 4 kali dan 13 kali pada ikan B.
Ikan Cupang (Betta sp.) dimana menggunakan dua jenis individu ikan cupang
(Betta sp.) dengan waktu 10 menit. Banyaknya perlakuan yang terjadi yaitu
Ap (Apporoach) sebanyak 4 kali pada ikan A dan 2 kali pada ikan B, Bi (Bite)
sebanyak 11 kali pada ikan A dan 9 kali pada ikan B, Ch (Chase) sebanyak 1
kali pada ikan A, Ft (Frontal threat) sebanyak 4 kali pada ikan A dan 6 kali
pada ikan B, St (Side threat) sebanyak 10 kali pada ikan A dan 9 kali pada
ikan B, Fl (Flight) sebanyak 1 kali pada ikan A dan 1 kali pada ikan B, Tf
(Tail flagging) sebanyak 7 kali pada ikan A dan 6 kali pada ikan B, Ci (Circle)
sebanyak 10 kali dan 11 kali pada ikan B. Pengamatan tingkah laku
perkelahian pada ikan cupang (Betta sp.), menurut Perkasa dan Hendry
(2002), menyatakan bahwa salah satu sifat yang terkenal dari ikan cupang adalah
menjadi daya tarik tersendiri bagi seseorang untuk menyukai ikan ini. Saat
bereproduksi ikan cupang memiliki perilaku yang unik, yaitu menari. Ketika
bertelur, betina akan mendekati sarang dan memiringkan badannya untuk dijepit
A. Kesimpulan
bahwa perilaku agonistik pada ikan cupang (Betta sp.) yaitu merupakan salah
satu bentuk konflik yang menunjukkan perilaku atau postur tubuh atau
B. Saran
saat praktikum.