PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Dalam bab ini akan dibahas hal-hal umum yang berkaitan dengan
mekanismesensoris atau penginderaan. baiksecara anatomis, kaitannya dengan
sistem saraf yang bekerja pada saat proses penginderaan terjadi, dan kelainan-
kelainan penginderaan yang mung kin dialami individu (baik karena penyebab
jisiologis maupun psikologis). Secara psikologis, proses penginderaan akan
diikuti dengan proses lanjutan yang melibatkan integrasi, rekognisi dan intepretasi
yang disebut dengan persepsi. Perbedaan utama tentang mekanisme sensoris dan
persepsi akan dibahas lebih jauh dalam bagian ini.
Dalam memahami konsep persepsi, maka tidak akan terlepas dari sistem
sensoris. Dalam bab ini akan dibahas kelima macam sistem sensori manusia
(panca indera/exteroceptive sensory system) yang mengintepretasi stimuli dari
luartubuh, yaitu penglihatan, perabaan, pendengaran, pembau/penciuman, dan
perasa.
B. Rumusan masalah
1. Mengetahui apa saja Konsep-konsep dari persepsi dan sensori?
2. Mengetahui anatomi indra penglihatan?
3. Menegtahui anatomi dari indra pendengaran?
4. Mengetahui sensasiomatis peraba?
C. Maksud dan tujuan
1. Untuk Memahami apa saja konsep-konsep dari persepsi dan sensori
2. Untuk Mengetahui bagian-bagian dari anatomi indra penglihatan
3. Untuk Menegtahui bagian-bagian dari anatomi dari indra pendengaran
4. Untuk Mengetahui bagian-bagian dari sensasiomatis peraba
BAB II
PEMBAHASAN
1. Proses persepsi dibedakan dalam dua fase, yaitu fase sensasi dan fase
persepsi. Sensasi merujuk pada proses pendeteksian hadirnya stimuli
sederhana, sedangkan persepsi merujuk pada proses lebih lanjut, yaitu proses
integrasi, rekognisi, dan intepretasi pola-pola sensasi yang kompleks. Untuk
menambah pengertian tentang perbedaan sensasi dan persepsi, maka dapat
diambil suatu contoh konkrit, misalnya pada saat seseorang menyentuh api
lilin dengan jarinya. Reseptor panas di kulit jari akan merasakan sensasi panas
dari api lilin. .Tetapi bila orang tersebut pernah mengalami suatu trauma
dengan api, maka ada proses pengintegrasian antara sensasi yang dialami
dengan proses rekognisi terhadap pengalamannya dengan api, sehingga
sensasi panas dari api lilin dapat diintepretasikan sebagai api besar yang dapat
membakar seluruh tubuhnya sehingga akan muncul reaksi histeris. Reaksi
histeris itu adalah proses persepsi dari api lilin, sedangkan rasa panas dijari
tangan adalah sensasi dari api lilin.
B. PENGLIHATAN
1. Anatomi organ mata
Mata atau organon visus secara anatomis terdiri dari Occulus dan alat
tambahan (otot-otot) disekitarnya.
a. Organ Okuli Assesoria
Organ okuli assesoria (alat bantu mata), terdapat di sekitar bola mata yang
sangat erat hubungannya dengan mata, terdiri dari :
- Kavum orbita, merupakan rongga mata yang bentuknya seperti kerucut
dengan puncaknya mengarah ke depan dan ke dalam.
- Supersilium (alis mata) merupakan batas orbita dan potongan kulit
tebal yang melengkung , ditumbuhi oleh bulu pendek yang berfungsi
sebagai kosmetik atau alat kecantikan dan sebagai pelindung mata dari
sinar matahari yang sangat terik.
- Palpebra (kelopak mata) merupakan 2 buah lipatan atas dan bawah
kulit yang terletak didepan bulbus okuli. Kelopak mata atas lebih besar
dari pada kelopak mata bawah. Fungsinya adalah pelindung mata
sewaktu-waktu kalau ada gangguan pada mata.
- Aparatus lakrimalis (air mata). Air mata dihasilkan oleh kelenjar
lakrimalis superior dan inferior. Melalui duktus ekskretorius lakrimalis
masuk ke dalam sakus konjungtiva. Melalui bagian depan bola mata
terus ke sudut tengah bola mata ke dalam kanalis lakrimalis mengalir
ke duktus nasolakrimatis terus ke meatus nasalis inferior.
- Muskulus okuli (otot mata) merupakan otot ekstrinsik mata terdiri dari
:
Muskulus levator palpebralis superior inferior, fungsinya
mengangkat kelopak mata.
Muskulus orbikularis okuli otot lingkar mata, fungsinya untuk
menutup mata.
Muskulus rektus okuli inferior, fungsinya untuk menutup mata.
Muskulus rektus okuli medial, fungsinya menggerakan bola
mata.
Muskulus obliques okuli inferior, fungsinya menggerakan bola
mata ke dalam dan ke bawah.
Muskulus obliques okuli superior, fungsinya memutar mata ke
atas, ke bawah dan ke luar.
- Konjungtiva. Permukaan dalam kelopak mata disebut konjungtiva
palpebra, merupakan lapisan mukosa. Bagian yang membelok dan
kemudian melekat pada bola mata disebut konjungtiva bulbi. Pada
konjungtiva ini sering terdapat kelenjar limfe dan pembuluh darah.
b. Okulus
Okulus (mata) meliputi bola mata (bulbus okuli). Nervus optikus saraf
otak II, merupakan saraf otak yang menghubungkan bulbu okuli dengan
otak dan merupakan bagian penting organ visus.
c. Tunika okuli
Tonika okuli terdiri dari :
1. Kornea, merupakan selaput yang tembus cahaya, melalui kornea kita
dapat melihat membran pupil dan iris. Penampang kornea lebih tebal
dari sklera, terdiri dari 5 lapisan epitel kornea, 2 lamina elastika
anterior (bowmen), 3 subtansi propia, 4 lamina elastika posterior, dan
5 endotelium. Kornea tidak mengandung pembuluh darah peralihan,
antara kornea ke sklera.
5. Melihat Wama
Penglihatan warna sangat dipengaruhi oleh tigamacampigmen di dalam
selkemcut sehingga sel kemcut/conus menjadi peka secara selektif terhadap
berbagai warna bim, merah, dan hijau.Banyak teori berbeda diajukan untuk
menjelaskan fenomena penglihatan, tapi biasanya
teori-teori itu didasarkan pada pengamatan yang sudah dikenal dengan baik,
yaitu bahwa mata manusia dapat mendeteksi hampir semua gradasi warna bila
cahaya monokromatik merah, hijau, dan bim dicampur secara tepat dalam
berbagai kombinasi. Teori penting pertama mengenai penglihatan warna adalah
dari Young, yang kemudian dikembangkan dan diberi dasar eksperimental yang
lebih mendalam oleh Helmholtz. Menumt teori ini ada tiga jenis sel kemcut
yang masing-masing beraksi secara maksimal terhadap suatu warna yang
berbeda. Oleh sebab itu menumt teori ini ada 3 macam conus,yaitu:
1. Conus yang menerima warna hijau
2. Conus yang menerima warna merah
3. Conus yang menerima warna bim
Ketiga macam conus itu mengandung zat photo kemis yaitu substansi yang
dapat dipecah oleh sinar matahari. Jika ketiga macam conus itu mendapat
rangsang bersama-sama, maka terlihatlah warna putih. Warna-warna lain adalah
kombinasi dari 3 warna dasar itu dengan perbandingan berbeda-
beda.Contohnya cahaya monokromatik merah dengan panjang gelombang 610
milimikron merangsang kemcut merah ke suatu nilai rangsang sebesar kirakira
0.75 (75% dari puncak perangsangan pada panjang gelombang optimum),
sedangkan ia merangsang kemcut hijau ke suatu nilai rangsang sebesar kira-kira
0.13 dan kemcut bim sarna sekali tidak dirangsang. Jadi rasio perangsangan
dari ketiga jenis conus dalam hal ini adalah 75: 13: 0, sehingga sistem saraf
menafsirkan kelompok rasio ini sebagai sensasi merah. Untuk sensasi bim,
kelompok rasionya adalah 0: 14: 86; untuk sensasi jingga tua kuning ,
kelompok rasionya 100: 50: 0; untuk sensasi hijau, kelompok rasionya 50: 85:
15, demikian setemsnya.Ada suatu kondisi dimana seseorang tidak dapat
melihat warna sarna sekali. Cacat tersebut dinamakan buta warna yang
mempengamhi total maupun sebagian kemampuan individu untuk membedakan
warna. Variasi dari buta warna yang dibawa sejak lahir cukup nyata, antara lain:
a) Akromatisme atall Akromatopsia, adalah kebuataan warna total dimana
semua warna dilihat sebagai tingkatan warna abu-abu
b) Diakromatisme, adalah kebutaan tidak sempurna yang rpenyangkut
ketidakmampuan untuk membedakan warna-wama merah dan hijau. Untuk
kesimpangsiuran warna ini ada tiga tipe, yaitu:
Deutrinophia, yaitu orang yang kehilangan kemcut hijau sehingga ia tidak
dapat melihat warna hijau
Protanophia, yaitu orang yang kehilangan kerucut merah sehingga ia buta
warna merah
Tritanophia, yaitu kondisi yang ditandai oleh ketidakberesan dalam warna
biru dan kuning dimana conus biru atau kuning tidak peka terhadap suatu
daerah spectrum visual
Menurut Hering, buta warna partial disebabkan karena orang tua tidak
mempunyai substansi warna merah-hijau (daltonis).Umumnyaorang menderita
buta warna merah-hijau, sedangkan buta warna kuning-hitam jarang terjadi,
juga penderita buta warna yang total jarang terjadi karena itu jarang ada
individu yang tidak mempunyai substansi fotochemis sarna sekali. Hering juga
menyatakan bahwa ada 3 macam substansi fotochemis yang memiliki 6 macam
kualitas dan dapat memberikan 6 macam sensasi. Substansi ini dapat dipecah
dan dapat dibangun oleh rangsang-rangsang tertentu. Ke-2 macam substansi itu
adalah:
Substansi putih/hitam
Substansi merah/hijau
Substansi kuning/biru
C. PENDENGARAN
Telinga sebagai indera pendengaran, memiliki kemampuan yang jauh lebih besar
daripada yang dapat dibayangkan. Contohnya saja saat menonton konser musik,
seseorang dapat mendengar bunyi yang dikeluarkan oleh beberapa alat musik
sekaligus, bahkan masih mampu membedakan bunyi antara alat musik yang satu
dengan lain. Demikian pula saat seseorang sedang berkonsentrasi dalam suatu
pembicaraan di sebuah pesta dan secara tidak sadar iajuga mampu mendengarkan
gosip yang baru disebarkan disekitar tempat ia berbicara (disebut dengan
fenomena cocktail-party).
a. Telinga bagian luar
Aurikula (daun telinga), menampung gelombang suara yang datang dari
luar masuk ke dalam telinga.Meastus akustikus eksterna (liang telinga).
Saluran penghubung aurikula dengan membran timpan, panjangnya 2,5
cm, terdiri dari tulang rawan dan tulang keras. Saluran ini mengandung
rambut, kelenjar subasea. Dan kelenjar keringat khususnya menghasilkan
sekret-sekret berbentuk serum.Membran timpani antara telinga luar dan
telinga tengah terdapat selaput gendang telinga yang disebut membran
typani.
b. Telinga bagian tengah
Telinga bagian dalam terletak pada bagian tulang keras pilorus temporalis,
terdapat reseptor pendengaran, dan alat pendengaran ini disebut
labirin.Labiritus osseous, serangkaian saluran bawah dikelilingi oleh cairan
yang dinamakan perilimfe. Labiritus osseous terdiri dari vestibulum, koklea,
dan kanalis semisirkularis.Labirintus membranous, terdiri dari:
Utrikulus, bentuknya seperti kantong lonjong dan agak gepeng terpaut pada
tempatnyaoleh jaringan ikat. Pada dinding belakang utrikulus terdapat muara
dari duktus semisirkularis dan pada dinding depannya ada tabung halus
disebut utrikulosa sirkularis, saluran yang menghubungkan antara utrikulus
dan sakulus.
Sakulus, bentuknya agak lonjong lebih kecil dari utrikulus, terletak pada
bagian depan dan bawah dari vestibulum dan terpaut erat oleh jaringan ikat.
Duktus semisirkularis. Ada tiga tabung selaput semisirkularis yang berjalan
pada kanalis semesirkularis (superior, posterior, dan lateralis). Bagian duktus
yang melebar disebut dengan ampula selaput. Setiap ampula mengandung
celah sulkus ampularis merupakan tempat masuknya cabang ampula nervus
akustikus.
Duktus koklearis merupakan saluran yang bentuknya agak segitiga seolah-
olah membuat batas pada koklea timpani. Duktus koklearis mulai dari
kantong buntu (seikum vestibular)ndan berakhir tepat diseberang kanalis
lamina spiralis pada kantong buntu (seikum ampulare)
D. SENSASISOMATIS : PERABA
Sensasi somatis mengacu pada sensasi di permukaan kulit. Somato sensoris
tampaknya hanya mengacu pada satu sistem saja, yaitu sistem peraba, namun
sebenamya ia memiliki tiga sistem yang berbeda namun saling berinteraksi satu
sarna lain, yaitu:
1) Sistem Exteroceptive, yang mengindera stimulus ekstemal yang dirasakan
kulit
2) Sistem Proprioceptive, yang memonitor informasi tentang posisi tubuh
berdasarkan reseptor di otot, persendian, dan organ-organ keseimbangan
3) SistemInteroceptive, yang mampumenyediakansemua informasitentang
kondisi tubuh (temperatur, tekanan darah)
Pada bagian ini, akan dititikberatkanpada sistemexteroceptive yangmampu
mengindera stimulus eksternal yang dirasakan kulit.
1. Anatomi Organon Tactus
Organon Tactus adalah alat yang berkaitan dengan indera peraba. Organon tactus
meliputi kulit dan alat-alat tambahan.Kulit adalah pelindung terhadap dunia
luar, sebagai penghalang dari kerusakan dan kuman. Kulit juga membantu
membuang zat-zat yang tidak berguna dan mengatur suhu badan. Kulit terdiri
dari 2lapisan yaitu:
a) Cutis, terdiri dari epidermis dan corium
b) Subcutis, mengandung banyak lemak terdiri dari Stratum Corneum dan
Stratum Gemanaticum
Modalitet peraba bagi tubuh adalah taktil, sakit atau nyeri, panas, dingin,
dan tekanan. Reseptor taktil dan sakit adalah corpuscullus Tactus dari Meissner.
Reseptor panas adalah corpuscuIIus Ruffini (di dekat subcutis dan corium),
reseptor dingin adalah CorpuscuIIus Bulbo ldeakrauso (di dekat subcutis dan
corium). Reseptor tekanan adalah corpuscuIIus LameIIosum Paccini yang
terletak di subcutis.Serabut saraf yang menghantarkan impuls panas lebih tebal
daripada yang menghantarkan impuls dingin. Impuls panas dan dingin
dihantarkan melalui tractus spino thalamic us lateralis. Berhubungan dengan
asalnya, rangsang-rangsang taktus dibedakan atas:
1) Rangsang Eksteroseptif, yaitu rangsang yang diterima dari luar, misalnya
rangsang dari kulit
2) Rangsang Proprioseptif, yaitu rangsang yang ditimbulkan oleh suatu alat
dan diterima oleh otot sendiri, misalnya bagian visceral.
3) Rangsang Introseptif, yaitu rangsang yang datang dari dalam tubuh,
misalnya rangsang yang diterima oleh usus
4) Rangsang Kinestesi, yaitu gerakan-gerakan dan ketegangan-ketegangan
dari berbagai bagian tubuh dan otot. Rangsang ini terdapat pada persendian
dan otot
.
Bila suatu saraf pada satu tempat dipanasi atau didinginkan akan timbul aliran
listrik yang dapat menimbulkan aliran aksi. Aliran listrik ini jadi timbul bila ada
dua tempat yang berurutan pada saraf ada perbedaan dalam suhu atau bila
adagradient. Berhubungan dengan hal ini ada pendapat bahwa reseptor thermal
juga berupa akhiran saraf bebas (free nerveendings), jadi bila suhu reseptor lebih
rendah daripada dendrit, maka akan timbul potensial generator sehingga timbul
impuls yang menyebabkan perasaan dingin. Sebaliknya, bila suhu reseptor lebih
tinggi dari dendrit, akan timbul perasaan panas.
.
1. Sistem Olfactory
Manusia dapat membedakan berbagai macam bau bukan karena memiliki
banyak reseptor pembau namun kemampuan tersebut ditentukan oleh
prinsip-prinsip komposisi (component principle). Seperti pada
penglihatanwama (hanya memiliki tiga reseptor wama dasar, namun dari
komposisi yang berbeda-beda dapat dilihat wama yang bermacam macam),
organ pembau hanya memiliki tujuh reseptor.namun dapat
membedakanlebih dari 600 aromayang berbeda.
Bagian-bagiannya adalah sebagai berikut:
a. Concha Superior
b. Concha Medialis
c. Concha Inferior
d. Septum nasi (sekat hidung)
2. Sistem Gustatory
Reseptor sistem gustatory atau perasa berada di lidah dan bagian-bagian
rongga mulut.
Reseptor perasa disebut taste buds yang umumnya terletak disekitar kuncup
pengecap yang
disebutpapillae. Sistem gustatory atau organon gustus adalah indera pengecap
yang terdapat pada lidah dan memiliki 4 modalitet yaitu:
a. Manis, pada puncak lidah, dapat diselidiki dengan meletakkan gula di lidah.
b. Asin,pada puncak dan tepi lidah, dapat diselidiki dengan meletakkan garam
di lidah
c. Asam, pada tepi lidah, dapat dibuktikan dengan meletakkan asam sitrun di
lidah.
d. Pahit, pada pangkallidah, dapat dibuktikan dengan meletakkan kina di
lidah.
E. Indra penciuman (HIDUNG)
Alat penciuman terdapat dalam rongga hidung dari ujung saraf otak
nervus olfaktorius. Nervus olfaktorius dilapisi oleh sel-sel yang sangat khusus
yang mengeluarkan fibril-fibril yang sangat halus, terjalin dengan serabut-
serabut dari bulbus oftaktorius yang merupakan otak terkecil.
Konka nasalis terdiri dari lipatan selaput lendir. Pada bagian
puncaknya terdapat saraf-saraf pembau. Kalau kita bernafas lewat hidung dan
kita mencium bau suatu udara, udara yang kita isap melewati bagian atas dari
rongga hidung melalui konka nasalis. Pada konka nasalis terdapat tiga pasang
karang hidung:
1. Konka nasalis superior
2. Konka nasalis media
3. Konka nasalis inferior