Anda di halaman 1dari 24

Makalah KMB III

Anatomi Fisiologi Sensori Persepsi

Dosen pembimbing: Ns. Yossi Fitrina, M.kep


Disusun oleh : Kelompok 1
1. Amelza pramita (1710142010002)
2. Angel septa Mega (1710142010003)
3. Mayang Afriola (1710142010015)
4. Meri Ardianti (1710142010016)
5. Rahmi Hasanah (1710142010028)
6. Rakes (1710142010029)
7. Tio Vanni OktaviaDewi (1710142010034

Stikes Yarsi Bukittinggi Tahun pelajaran 2019/2020


DAFTAR ISI
BAB I ........................................................................................................................................ 3
PENDAHULUAN .................................................................................................................... 3
A. Latar Belakang .............................................................................................................. 3
B. Rumusan masalah ......................................................................................................... 3
C. Maksud dan tujuan ........................................................................................................ 3
BAB II....................................................................................................................................... 4
PEMBAHASAN ....................................................................................................................... 4
A. KONSEP PERSEPSI DAN SENSORIS .................................................................... 4
B. PENGLIHATAN ......................................................................................................... 5
C. PENDENGARAN ..................................................................................................... 13
D. SENSASISOMATIS : PERABA .............................................................................. 16
BAB I

PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Dalam bab ini akan dibahas hal-hal umum yang berkaitan dengan
mekanismesensoris atau penginderaan. baiksecara anatomis, kaitannya dengan
sistem saraf yang bekerja pada saat proses penginderaan terjadi, dan kelainan-
kelainan penginderaan yang mung kin dialami individu (baik karena penyebab
jisiologis maupun psikologis). Secara psikologis, proses penginderaan akan
diikuti dengan proses lanjutan yang melibatkan integrasi, rekognisi dan intepretasi
yang disebut dengan persepsi. Perbedaan utama tentang mekanisme sensoris dan
persepsi akan dibahas lebih jauh dalam bagian ini.
Dalam memahami konsep persepsi, maka tidak akan terlepas dari sistem
sensoris. Dalam bab ini akan dibahas kelima macam sistem sensori manusia
(panca indera/exteroceptive sensory system) yang mengintepretasi stimuli dari
luartubuh, yaitu penglihatan, perabaan, pendengaran, pembau/penciuman, dan
perasa.

B. Rumusan masalah
1. Mengetahui apa saja Konsep-konsep dari persepsi dan sensori?
2. Mengetahui anatomi indra penglihatan?
3. Menegtahui anatomi dari indra pendengaran?
4. Mengetahui sensasiomatis peraba?
C. Maksud dan tujuan
1. Untuk Memahami apa saja konsep-konsep dari persepsi dan sensori
2. Untuk Mengetahui bagian-bagian dari anatomi indra penglihatan
3. Untuk Menegtahui bagian-bagian dari anatomi dari indra pendengaran
4. Untuk Mengetahui bagian-bagian dari sensasiomatis peraba
BAB II

PEMBAHASAN

A. KONSEP PERSEPSI DAN SENSORIS

1. Proses persepsi dibedakan dalam dua fase, yaitu fase sensasi dan fase
persepsi. Sensasi merujuk pada proses pendeteksian hadirnya stimuli
sederhana, sedangkan persepsi merujuk pada proses lebih lanjut, yaitu proses
integrasi, rekognisi, dan intepretasi pola-pola sensasi yang kompleks. Untuk
menambah pengertian tentang perbedaan sensasi dan persepsi, maka dapat
diambil suatu contoh konkrit, misalnya pada saat seseorang menyentuh api
lilin dengan jarinya. Reseptor panas di kulit jari akan merasakan sensasi panas
dari api lilin. .Tetapi bila orang tersebut pernah mengalami suatu trauma
dengan api, maka ada proses pengintegrasian antara sensasi yang dialami
dengan proses rekognisi terhadap pengalamannya dengan api, sehingga
sensasi panas dari api lilin dapat diintepretasikan sebagai api besar yang dapat
membakar seluruh tubuhnya sehingga akan muncul reaksi histeris. Reaksi
histeris itu adalah proses persepsi dari api lilin, sedangkan rasa panas dijari
tangan adalah sensasi dari api lilin.

2. Model Tradisional dari Organisasi Sistem Sensoris


Sistem sensori exteroceptive atau panca indera secara umum memiliki
mekanisme yang serupa, Menurut model tradisional (Merzenich & Kaas,
1980;dalam Pinel, 1993), reseptor dari tiap organ akan menuju ke thalamus
yang terletak di bagian atas batang otak . Tiap nukleus di thalamus
menyampaikan pesan dar:imasing-masing reseptor ke bagian neocortex yang
disebut primary sensory cortex yang sesuai. Dari primary sensory cortex,
atcan dilanjutkan ke daerah pertemuan cortical yaitu secondary sensory cortex
yang sesuai. Jadi tujuan utama input sensoris dalam model tradisional adalah
association cortex. Association Cortex diasumsikan berhubungan dengan
aktivitas berbagai macam sistem sensori, yaitu menterjemahkan input sensori
menjadi suatu program untuk melakukan output motorik dan sebagai
perantara aktivitas kognitif, seperti berpikir dan mengingat.

B. PENGLIHATAN
1. Anatomi organ mata
Mata atau organon visus secara anatomis terdiri dari Occulus dan alat
tambahan (otot-otot) disekitarnya.
a. Organ Okuli Assesoria
Organ okuli assesoria (alat bantu mata), terdapat di sekitar bola mata yang
sangat erat hubungannya dengan mata, terdiri dari :
- Kavum orbita, merupakan rongga mata yang bentuknya seperti kerucut
dengan puncaknya mengarah ke depan dan ke dalam.
- Supersilium (alis mata) merupakan batas orbita dan potongan kulit
tebal yang melengkung , ditumbuhi oleh bulu pendek yang berfungsi
sebagai kosmetik atau alat kecantikan dan sebagai pelindung mata dari
sinar matahari yang sangat terik.
- Palpebra (kelopak mata) merupakan 2 buah lipatan atas dan bawah
kulit yang terletak didepan bulbus okuli. Kelopak mata atas lebih besar
dari pada kelopak mata bawah. Fungsinya adalah pelindung mata
sewaktu-waktu kalau ada gangguan pada mata.
- Aparatus lakrimalis (air mata). Air mata dihasilkan oleh kelenjar
lakrimalis superior dan inferior. Melalui duktus ekskretorius lakrimalis
masuk ke dalam sakus konjungtiva. Melalui bagian depan bola mata
terus ke sudut tengah bola mata ke dalam kanalis lakrimalis mengalir
ke duktus nasolakrimatis terus ke meatus nasalis inferior.
- Muskulus okuli (otot mata) merupakan otot ekstrinsik mata terdiri dari
:
 Muskulus levator palpebralis superior inferior, fungsinya
mengangkat kelopak mata.
 Muskulus orbikularis okuli otot lingkar mata, fungsinya untuk
menutup mata.
 Muskulus rektus okuli inferior, fungsinya untuk menutup mata.
 Muskulus rektus okuli medial, fungsinya menggerakan bola
mata.
 Muskulus obliques okuli inferior, fungsinya menggerakan bola
mata ke dalam dan ke bawah.
 Muskulus obliques okuli superior, fungsinya memutar mata ke
atas, ke bawah dan ke luar.
- Konjungtiva. Permukaan dalam kelopak mata disebut konjungtiva
palpebra, merupakan lapisan mukosa. Bagian yang membelok dan
kemudian melekat pada bola mata disebut konjungtiva bulbi. Pada
konjungtiva ini sering terdapat kelenjar limfe dan pembuluh darah.
b. Okulus
Okulus (mata) meliputi bola mata (bulbus okuli). Nervus optikus saraf
otak II, merupakan saraf otak yang menghubungkan bulbu okuli dengan
otak dan merupakan bagian penting organ visus.
c. Tunika okuli
Tonika okuli terdiri dari :
1. Kornea, merupakan selaput yang tembus cahaya, melalui kornea kita
dapat melihat membran pupil dan iris. Penampang kornea lebih tebal
dari sklera, terdiri dari 5 lapisan epitel kornea, 2 lamina elastika
anterior (bowmen), 3 subtansi propia, 4 lamina elastika posterior, dan
5 endotelium. Kornea tidak mengandung pembuluh darah peralihan,
antara kornea ke sklera.

2. Sklera, merupakan lapisan fibrosa yang elastis yang merupakan bagian


dinding luar bola mata dan membentuk bagian putih mata. Bagian
depan sklera tertutup oleh kantong konjungtiva.

d. Tunika vaskula okuli


Tunika vaskula okuli merupakan lapisan tengah dan sangat peka oleh
rangsangan pembuluh darah. Lapisan ini menurut letaknya terbagi menjadi
3 bagian yaitu :
1. Koroid, merupakan selaput yang tipis dan lembab merupakan bagian
belakanang tunika vaskulosa. Fungsinya memberikan nutrisi pada
tunika.
2. Korpus siliaris, merupakan lapisan yang tebal, terbentang mulai dari
ora serata sampai ke iris. Bentuk keseluruhan seperti cincin, dan
muskulus siliaris. Fungsinya untuk terjadinya akomodasi
3. Iris, merupakan bagian terdepan tunika vaskulosa okuli, berwarna
karena mengandung pigmen, berbentuk bulat seperti piring dengan
penampang 12 mm, tebal 12 mm, di tengah terletak bagian berlubang
yang disebut pupil. Pupil berguna untuk mengatur cahaya yang masuk
ke mata, sedangkan ujung tepinya melanjut sampai korpus siliaris.
Pada iris terdapat 2 buah otot: muskulus sfingter pupila pada pinggir
iris, muskulus dilatator pupila terdapat agak pangkal iris dan banyak
mengandung pembuluh darah dan sangat mudah terkena radang, bisa
menjalar ke korpus siliaris.
e. Tunika nervosa
Tunika nervosa merupakan lapisan terdalam bola mata, disebut retina.
Retina dibagi atas 3 bagian :
a. Pars optika retina, dimulai dari kutub belakang bola mata sampai di
depan khatulistiwa bola mata.
b. Pars siliaris, merupakan lapisan yang dilapisi bagian dalam korpus
siliar.
c. Pars iridika melapisi bagian permukaan belakang iris.
2. Reseptor diMata
Reseptor penglihatan adalah sel-sel di conus (sel kerucut) dan basilus (sel
batang). Conus terutama terdapat dalam fovea dan penting untuk menerima
rangsang cahaya kuat dan rangsang warna. Sel-sel basilus tersebar pada retina
terutama di luar makula dan berguna sebagai penerima rangsang cahaya
berintensitas rendah. Oleh karena itu dikenal dua mekanisme tersendiri di dalam
retina (disebut dengan Teori Duplisitas), yaitu:
a. Penglihatan Photop, yaitu mekanisme yang mengatur penglihatan sinar
pada siang hari dan penglihatan wama dengan conus
b. Penglihatan Scotop, yaitu mekanisme yang mengatur penglihatan senja
dan malam hari dengan basilus
3. Jalan Impuls di Mata
Manusia dapat melihat karena ada rangsang berupa sinar yang diterima oleh
reseptor pada mata. Impuls yang timbul dalam conus atau basilus berjalan
melalui neuritnya menuju ke neuron yang berbentuk sel bipoler dan akhirnya
berpindah ke neuron yang berbentuk sel mutipoler. Neurit sel-sel multipoler
meninggalkan retina dan membentuk nervus opticus. Kedua nervus opticus di
bawah hypothalamussaling bersilangansehinggamembentuk chiasma nervus
opticus. Tractus Opticus sebagian berakhir pada colliculus superior, dan sebagian
lagi pada corpus geneculatum lateral yang membentuk neuron baru yang pergi ke
korteks pada dinding fissura calcarina melalui capsula interna.Pada dinding
fisura calcarina inilah terdapat pusat penglihatan.
4. Visus
Untuk dapat melihat, stimulus (cahaya) harus jatuh di reseptor dalam retina
kemudian diteruskan ke pusat penglihatan (fovea centralis). Untuk dapat melihat
dengan baik perlu ketajaman penglihatan. Ketajamanpenglihatan inilah yang
disebut visus. Faktor-faktor yang mempengaruhi kekuatan visus adalah:
a. Sifat fisis mata, meliputi ada tidaknya aberasi(kegagalan sinar untuk
berkonvergensi atau bertemu di satu titik fokus setelah melewati suatu system
optik),besarnya pupil,komposi cahaya,fiksasi objek,dan mekanisme
akomodasinya dengan elastisitas musculus ciliarisnya yang dapat
menyebabkan ametropia yang meliputi :
1) Myopia, sinar sejajar axis pada mata tak berakomodasi akan memusat
di muka retina, sehingga bayangan kabur. Dapat disebabkan oleh:
 axis terlalu panjang
 kekuatan refraksi lensa terlalu kuat
2) Hypermetropia, sinar sejajar axis pada mata yang tak berakomodasi
akan memusat di belakang retina, sehingga bayangan kabur. Dapat
disebabkan oleh:
 axis bola mata terlalu pendek
 kekuatan refraksi lensa kurang kuat
3) Astigmatisma, kesalahan refraksi sistem lensa mata yang biasanya
disebabkan oleh komea yang berbentuk bujur sangkar atau jarang-jarang,
dan lensa yang berbentuk bujur).

b. Faktor stimulus, yang meliputi kontras (terbentuknya bayangan benda


yang berwama komplementemya), besar kecilnya stimulus, lamanya
melihat, dan intensitas cahaya.
c. Faktor Retina, yaitu makin kecil dan makin rapat conus, makin kecil
minimum separable Uarak terkecil antara garis yang masih terpisah).

5. Melihat Wama
Penglihatan warna sangat dipengaruhi oleh tigamacampigmen di dalam
selkemcut sehingga sel kemcut/conus menjadi peka secara selektif terhadap
berbagai warna bim, merah, dan hijau.Banyak teori berbeda diajukan untuk
menjelaskan fenomena penglihatan, tapi biasanya
teori-teori itu didasarkan pada pengamatan yang sudah dikenal dengan baik,
yaitu bahwa mata manusia dapat mendeteksi hampir semua gradasi warna bila
cahaya monokromatik merah, hijau, dan bim dicampur secara tepat dalam
berbagai kombinasi. Teori penting pertama mengenai penglihatan warna adalah
dari Young, yang kemudian dikembangkan dan diberi dasar eksperimental yang
lebih mendalam oleh Helmholtz. Menumt teori ini ada tiga jenis sel kemcut
yang masing-masing beraksi secara maksimal terhadap suatu warna yang
berbeda. Oleh sebab itu menumt teori ini ada 3 macam conus,yaitu:
1. Conus yang menerima warna hijau
2. Conus yang menerima warna merah
3. Conus yang menerima warna bim

Ketiga macam conus itu mengandung zat photo kemis yaitu substansi yang
dapat dipecah oleh sinar matahari. Jika ketiga macam conus itu mendapat
rangsang bersama-sama, maka terlihatlah warna putih. Warna-warna lain adalah
kombinasi dari 3 warna dasar itu dengan perbandingan berbeda-
beda.Contohnya cahaya monokromatik merah dengan panjang gelombang 610
milimikron merangsang kemcut merah ke suatu nilai rangsang sebesar kirakira
0.75 (75% dari puncak perangsangan pada panjang gelombang optimum),
sedangkan ia merangsang kemcut hijau ke suatu nilai rangsang sebesar kira-kira
0.13 dan kemcut bim sarna sekali tidak dirangsang. Jadi rasio perangsangan
dari ketiga jenis conus dalam hal ini adalah 75: 13: 0, sehingga sistem saraf
menafsirkan kelompok rasio ini sebagai sensasi merah. Untuk sensasi bim,
kelompok rasionya adalah 0: 14: 86; untuk sensasi jingga tua kuning ,
kelompok rasionya 100: 50: 0; untuk sensasi hijau, kelompok rasionya 50: 85:
15, demikian setemsnya.Ada suatu kondisi dimana seseorang tidak dapat
melihat warna sarna sekali. Cacat tersebut dinamakan buta warna yang
mempengamhi total maupun sebagian kemampuan individu untuk membedakan
warna. Variasi dari buta warna yang dibawa sejak lahir cukup nyata, antara lain:
a) Akromatisme atall Akromatopsia, adalah kebuataan warna total dimana
semua warna dilihat sebagai tingkatan warna abu-abu
b) Diakromatisme, adalah kebutaan tidak sempurna yang rpenyangkut
ketidakmampuan untuk membedakan warna-wama merah dan hijau. Untuk
kesimpangsiuran warna ini ada tiga tipe, yaitu:
Deutrinophia, yaitu orang yang kehilangan kemcut hijau sehingga ia tidak
dapat melihat warna hijau
Protanophia, yaitu orang yang kehilangan kerucut merah sehingga ia buta
warna merah
Tritanophia, yaitu kondisi yang ditandai oleh ketidakberesan dalam warna
biru dan kuning dimana conus biru atau kuning tidak peka terhadap suatu
daerah spectrum visual

Menurut Hering, buta warna partial disebabkan karena orang tua tidak
mempunyai substansi warna merah-hijau (daltonis).Umumnyaorang menderita
buta warna merah-hijau, sedangkan buta warna kuning-hitam jarang terjadi,
juga penderita buta warna yang total jarang terjadi karena itu jarang ada
individu yang tidak mempunyai substansi fotochemis sarna sekali. Hering juga
menyatakan bahwa ada 3 macam substansi fotochemis yang memiliki 6 macam
kualitas dan dapat memberikan 6 macam sensasi. Substansi ini dapat dipecah
dan dapat dibangun oleh rangsang-rangsang tertentu. Ke-2 macam substansi itu
adalah:
 Substansi putih/hitam
 Substansi merah/hijau
 Substansi kuning/biru
C. PENDENGARAN
Telinga sebagai indera pendengaran, memiliki kemampuan yang jauh lebih besar
daripada yang dapat dibayangkan. Contohnya saja saat menonton konser musik,
seseorang dapat mendengar bunyi yang dikeluarkan oleh beberapa alat musik
sekaligus, bahkan masih mampu membedakan bunyi antara alat musik yang satu
dengan lain. Demikian pula saat seseorang sedang berkonsentrasi dalam suatu
pembicaraan di sebuah pesta dan secara tidak sadar iajuga mampu mendengarkan
gosip yang baru disebarkan disekitar tempat ia berbicara (disebut dengan
fenomena cocktail-party).
a. Telinga bagian luar
Aurikula (daun telinga), menampung gelombang suara yang datang dari
luar masuk ke dalam telinga.Meastus akustikus eksterna (liang telinga).
Saluran penghubung aurikula dengan membran timpan, panjangnya 2,5
cm, terdiri dari tulang rawan dan tulang keras. Saluran ini mengandung
rambut, kelenjar subasea. Dan kelenjar keringat khususnya menghasilkan
sekret-sekret berbentuk serum.Membran timpani antara telinga luar dan
telinga tengah terdapat selaput gendang telinga yang disebut membran
typani.
b. Telinga bagian tengah

Kavum timpani, rongga didalam tulang temporalis yang didalamnya terdapat


3 buah tulang pendengaran yaitu maleus, incus, stapes yang melekat pada
bagian dalam membra timpani.Antrum timpani merupakan rongga tidak
teratur yang agak luas, terletak dibagian bawah samping dari kavum timpani.
Antrum timpani dilapisi oleh mukosa, merupakan lanjutan dari lapisan
mukosa kavum timpani. Rongga ini berhubungan dengan beberapa rongga
kecil yang disebutn sellula mastoid yang terdapat dibelakang bawah antrum,
di dalam tulang temporalis.Tuba auditiva eustaki. Saluran tulang rawan yang
panjangnya 3,7 cm berjalan miring ke bawah agak ke depan, dilapisi oleh
lapisan mukosa.
c. Telinga bagian dalam

Telinga bagian dalam terletak pada bagian tulang keras pilorus temporalis,
terdapat reseptor pendengaran, dan alat pendengaran ini disebut
labirin.Labiritus osseous, serangkaian saluran bawah dikelilingi oleh cairan
yang dinamakan perilimfe. Labiritus osseous terdiri dari vestibulum, koklea,
dan kanalis semisirkularis.Labirintus membranous, terdiri dari:

 Utrikulus, bentuknya seperti kantong lonjong dan agak gepeng terpaut pada
tempatnyaoleh jaringan ikat. Pada dinding belakang utrikulus terdapat muara
dari duktus semisirkularis dan pada dinding depannya ada tabung halus
disebut utrikulosa sirkularis, saluran yang menghubungkan antara utrikulus
dan sakulus.
 Sakulus, bentuknya agak lonjong lebih kecil dari utrikulus, terletak pada
bagian depan dan bawah dari vestibulum dan terpaut erat oleh jaringan ikat.
 Duktus semisirkularis. Ada tiga tabung selaput semisirkularis yang berjalan
pada kanalis semesirkularis (superior, posterior, dan lateralis). Bagian duktus
yang melebar disebut dengan ampula selaput. Setiap ampula mengandung
celah sulkus ampularis merupakan tempat masuknya cabang ampula nervus
akustikus.
 Duktus koklearis merupakan saluran yang bentuknya agak segitiga seolah-
olah membuat batas pada koklea timpani. Duktus koklearis mulai dari
kantong buntu (seikum vestibular)ndan berakhir tepat diseberang kanalis
lamina spiralis pada kantong buntu (seikum ampulare)

D. SENSASISOMATIS : PERABA
Sensasi somatis mengacu pada sensasi di permukaan kulit. Somato sensoris
tampaknya hanya mengacu pada satu sistem saja, yaitu sistem peraba, namun
sebenamya ia memiliki tiga sistem yang berbeda namun saling berinteraksi satu
sarna lain, yaitu:
1) Sistem Exteroceptive, yang mengindera stimulus ekstemal yang dirasakan
kulit
2) Sistem Proprioceptive, yang memonitor informasi tentang posisi tubuh
berdasarkan reseptor di otot, persendian, dan organ-organ keseimbangan
3) SistemInteroceptive, yang mampumenyediakansemua informasitentang
kondisi tubuh (temperatur, tekanan darah)
Pada bagian ini, akan dititikberatkanpada sistemexteroceptive yangmampu
mengindera stimulus eksternal yang dirasakan kulit.
1. Anatomi Organon Tactus
Organon Tactus adalah alat yang berkaitan dengan indera peraba. Organon tactus
meliputi kulit dan alat-alat tambahan.Kulit adalah pelindung terhadap dunia
luar, sebagai penghalang dari kerusakan dan kuman. Kulit juga membantu
membuang zat-zat yang tidak berguna dan mengatur suhu badan. Kulit terdiri
dari 2lapisan yaitu:
a) Cutis, terdiri dari epidermis dan corium
b) Subcutis, mengandung banyak lemak terdiri dari Stratum Corneum dan
Stratum Gemanaticum

Di dalam kulit terdapat berbagai macam organ, yaitu:


a) Rambut, akarrambut tertanam dalam-dalam di dermis. Tiap helai rambut
terdiri dari akar dan batang yang tumbuh melalui epidermis ke permukaan
kulit.Akar rambut terpancangdalam liang yang disebutfolikel dan mendapat
suplai makanan dari darah melalui bagiankembang yang disebut papUa.
b) Kelenjar, terdiri dari: Kelenjar Minyak, berhubungan dengan folikel rambut
dan menghasilkan minyak untuk melumasi kulitKelenjar Keringat, terletak
pada dermis yang terbuka pada permukaan kulit, dan melepaskan air serta
sisa-sisa metabolisme tubuh.
c) Panca Indera, terdiri dari: Inter Epithelial, merupakan jaringan-jaringan
yang bersama-sama membentuk organ kulit,termasuk didalamnya jaringan
saraf Jaringan Pengikat, mendukung dan membungkus sel-sel kulit dan
memungkinkan makanan dari dalam darah masukke sel. Sel jaringan ikat
inijuga menyimpan lemak dan terutama terdapat di lapisan kulit yang
terbawah dan di sekitar usus.
2. Reseptor Kulit dan Hantaran Impuls di Saraf Perifer
Kulit berfungsi sebagai:
a) Mekanoreseptor, berkaitan dengan indera raba, tekanan, getaran, dan
kinestesi
b) Thermoreseptor, berkaitan dengan penginderaan yang mendeteksi panas
dan dingin
c) Reseptor Nyeri, berkaitan dengan mekanisme protektif bagi tubuh.

Modalitet peraba bagi tubuh adalah taktil, sakit atau nyeri, panas, dingin,
dan tekanan. Reseptor taktil dan sakit adalah corpuscullus Tactus dari Meissner.
Reseptor panas adalah corpuscuIIus Ruffini (di dekat subcutis dan corium),
reseptor dingin adalah CorpuscuIIus Bulbo ldeakrauso (di dekat subcutis dan
corium). Reseptor tekanan adalah corpuscuIIus LameIIosum Paccini yang
terletak di subcutis.Serabut saraf yang menghantarkan impuls panas lebih tebal
daripada yang menghantarkan impuls dingin. Impuls panas dan dingin
dihantarkan melalui tractus spino thalamic us lateralis. Berhubungan dengan
asalnya, rangsang-rangsang taktus dibedakan atas:
1) Rangsang Eksteroseptif, yaitu rangsang yang diterima dari luar, misalnya
rangsang dari kulit
2) Rangsang Proprioseptif, yaitu rangsang yang ditimbulkan oleh suatu alat
dan diterima oleh otot sendiri, misalnya bagian visceral.
3) Rangsang Introseptif, yaitu rangsang yang datang dari dalam tubuh,
misalnya rangsang yang diterima oleh usus
4) Rangsang Kinestesi, yaitu gerakan-gerakan dan ketegangan-ketegangan
dari berbagai bagian tubuh dan otot. Rangsang ini terdapat pada persendian
dan otot
.
Bila suatu saraf pada satu tempat dipanasi atau didinginkan akan timbul aliran
listrik yang dapat menimbulkan aliran aksi. Aliran listrik ini jadi timbul bila ada
dua tempat yang berurutan pada saraf ada perbedaan dalam suhu atau bila
adagradient. Berhubungan dengan hal ini ada pendapat bahwa reseptor thermal
juga berupa akhiran saraf bebas (free nerveendings), jadi bila suhu reseptor lebih
rendah daripada dendrit, maka akan timbul potensial generator sehingga timbul
impuls yang menyebabkan perasaan dingin. Sebaliknya, bila suhu reseptor lebih
tinggi dari dendrit, akan timbul perasaan panas.

Serabut saraf yang membawa informasi dari reseptor somatosensori


berkumpul dikumpulan saraf perifer yang selanjutnya masuk ke sumsum tulang
belakang melalui serabut serabut saraf di bagian dorsal (dorsal root). Bagian
tubuh yang dipengaruhi dorsal root padatiap segmen tulang belakang disebut
dermatome Neuron-neuron sensoris pada sistemdorsal-column medial-lemniscus
bentuknya sangat panjang. Dimulai dari reseptor di kulit, melewati saraf-saraf
perifer, kemudian menuju sumsum tulang belakang melalui dorsal root. Neuron-
neuron tersebut naik menuju cortex secara ipsilateral di dorsal columns.
Akhirnya bersinapsis dengan neuron-neuron dorsal column di medulla
(batangotakbagian bawah).Neuron-neuron pelanjut inidecussate (silang
bertumpuk ke bagian otakyang lain) dan naik di bagian medial lemniscus ke
ventralposterior nucleus secara kontralateral di thalamus. Ventral posterior nuclei
juga menerima input melalui cabang-cabang saraf trigeminal yang membawa
informasi somatosensoris dari bagian wajah yang kontralateral. Jadi neuron-
neuron di ventral posterior akan melakukan proyeksi ke primary
somatosensorycortex, secondary somatosensory cortex, danposterior parietal
cortex. Ahli-ahli neurologi memperkirakan bahwa bagian tubuh yang memiliki
neuron terpanjang adalah bagian ibu jari kaki.
Sistem anterolateral terdiri dari tiga traktus Ualur), yaitu:
(1) Traktus Spinothalamic,
yang mengirim impuls ke ventral posterior nuclei (seperti pada sistem dorsal-
columnmedial-lemniscus),
(2) Traktus Spinoreticular, yang mengirim impuls ke reticular formation (kemudian
diteruskan ke parafascicular dan nukleus intralaminar di thalamus),
(3)Tractus Spinotectal, yang membawa impuls ke tectum (ke collicul/i di midbrain).

3. Paradoks tentang Rasa Sakit


Rasa sakit adalah pengalaman sensori yang unik sifatnya. Berdasarkan hasil
penelitian, belum dapat ditentukan dengan pasti bagian cortex yang bila
distimulasi akan meningkatkan rasa sakit atau bila dihilangkan akan
mengurangi rasa sakit. Prefrontal Lobotomy adalah bagian otak yang mampu
mengontrol sebab-sebab emosional yang ditimbulkan oleh rasa sakit, tetapi
nilai dari rasa sakit itu berbeda-beda antara orang yang satu dengan yang lain
karena ambang rasa sakit setiap manusia sangat bervariasi. Meskipun tiap
manusia memiliki ambang rasa sakit yang berbeda-beda, namun pada dasarnya
rasa sakit adalah salah satu alat untuk mempertahankan diri (survival).
Bayangkan bila seseorang yang tidak mampu untuk merasakan rasa sakit bila
teriris pisau, atau bahkan tertusuk pedang, dapat saja orang tersebut mati sia-sia
apabila pedang tersebut menusuk jantungnya. Ambang rasa sakit ternyata juga
sangat tergantung pada faktor kognisi dan emosional seseorang, contohnya
karena faktor kepercayaan, seseorang tidak merasakan sakit meskipun tubuhnya
ditusuk-tusuk dengan pisau tajam, atau tidur di atas paku, juga para tentara
yang sedang berjuang mempertahankankemerdekaannyaumumnya hanyaakan
merasakan sedikit sakit pada kakinya yang hancur lebur saat menginjak ranjau
darat.

.
1. Sistem Olfactory
Manusia dapat membedakan berbagai macam bau bukan karena memiliki
banyak reseptor pembau namun kemampuan tersebut ditentukan oleh
prinsip-prinsip komposisi (component principle). Seperti pada
penglihatanwama (hanya memiliki tiga reseptor wama dasar, namun dari
komposisi yang berbeda-beda dapat dilihat wama yang bermacam macam),
organ pembau hanya memiliki tujuh reseptor.namun dapat
membedakanlebih dari 600 aromayang berbeda.
Bagian-bagiannya adalah sebagai berikut:
a. Concha Superior
b. Concha Medialis
c. Concha Inferior
d. Septum nasi (sekat hidung)

2. Sistem Gustatory
Reseptor sistem gustatory atau perasa berada di lidah dan bagian-bagian
rongga mulut.
Reseptor perasa disebut taste buds yang umumnya terletak disekitar kuncup
pengecap yang
disebutpapillae. Sistem gustatory atau organon gustus adalah indera pengecap
yang terdapat pada lidah dan memiliki 4 modalitet yaitu:
a. Manis, pada puncak lidah, dapat diselidiki dengan meletakkan gula di lidah.
b. Asin,pada puncak dan tepi lidah, dapat diselidiki dengan meletakkan garam
di lidah
c. Asam, pada tepi lidah, dapat dibuktikan dengan meletakkan asam sitrun di
lidah.
d. Pahit, pada pangkallidah, dapat dibuktikan dengan meletakkan kina di
lidah.
E. Indra penciuman (HIDUNG)
Alat penciuman terdapat dalam rongga hidung dari ujung saraf otak
nervus olfaktorius. Nervus olfaktorius dilapisi oleh sel-sel yang sangat khusus
yang mengeluarkan fibril-fibril yang sangat halus, terjalin dengan serabut-
serabut dari bulbus oftaktorius yang merupakan otak terkecil.
Konka nasalis terdiri dari lipatan selaput lendir. Pada bagian
puncaknya terdapat saraf-saraf pembau. Kalau kita bernafas lewat hidung dan
kita mencium bau suatu udara, udara yang kita isap melewati bagian atas dari
rongga hidung melalui konka nasalis. Pada konka nasalis terdapat tiga pasang
karang hidung:
1. Konka nasalis superior
2. Konka nasalis media
3. Konka nasalis inferior

Disekitar rongga hidung terdapat rongga-rongga yang disebut sinus nasalis


yang terdiri dari:

1. Sinus maksilaris (rongga tulang hidung)


2. Sinus sfenoidalis (rongga tulang baji)
3. Sinus frontalis (rongga nasalis inferior)
Sinus ini diliputi oleh selaput lendir. Jika terjadi peradangan pada
rongga hidung, lendir-lendir dari sinus para nasalis akan keluar. Jika tidak
dapat mengalir ke luar akan menjadi sinusitis.

F. Indra Pengecap (LIDAH)

Lidah terdiri dari dua kelompok yaitu otot intrinsik melakukan


gerakan halus dan otot ekstrinsik yang melaksanakan gerak kasar pada waktu
mengunyah dan menelan. Lidah terletak pada dasar mulut, ujung,serta tepi
lidah bersentuhan dengan gigi, dan terdiri dari otot serat lintang dan dilapisi
oleh selaput lendir yang dapat digerakan ke segala arah.
Lidah terbagi menjadi:
1. Radiks lingua (pangkal lidah)
2. Dorsum lingua (punggung lidah)
3. Apeks lingua (ujung lidah)

Bila lidah digulung ke belakang tampak permukaan bawah yang disebut


frenulum lingua, sebuah struktur ligamen yang halus yang mengaitkan bagian
posterior lidah pada dasar mulut. Permukaan atas seperti berludru dan ditutupi
pupil-pupil, terdiri dari tiga jenis yaitu:
1. Papila sirkumvalata
2. Papila fungiformis
3. Papila filiformis

Anda mungkin juga menyukai