Laporan Pendahuluan
Laporan Pendahuluan
PLASENTA PREVIA
Disusun oleh :
NISRINA MAIMUNAH
1609277044
Jl. KH. Ahmad Dahlan No. 20 Tlp/Fax (0265) 773052 Ciamis 46216
2019
LAPORAN PENDAHULUAN
A. PENGERTIAN
Plasenta previa adalah plasenta yang letaknya abnormal yaitu pada segmen
bawah uterus sehingga dapat menutupi sebagian atau seluruh pembukaan jalan
lahir.
Menurut Prawiroharjo, plasenta previa adalah plasenta yang ada didepan
jalan lahir (prae = di depan ; vias = jalan). Jadi yang dimaksud plasenta previa
ialah plasenta yang implantasinya tidak normal, rendah sekali hingga
menutupi seluruh atau sebagian ostium internum.
Menurut Cunningham, plasenta previa merupakan implantasi plasenta di
bagian bawah sehingga menutupi ostium uteri internum, serta menimbulkan
perdarahan saat pembentukan segmen bawah rahim.
B. ETIOLOGI
Penyebab pasti dari placenta previa belum diketahui sampai saat ini.
Tetapi berkurangnya vaskularisasi pada segmen bawah rahim karena bekas
luka operasi uterus, kehamilan molar, atau tumor yang menyebabkan
implantasi placenta jadi lebih rendah merupakan sebuah teori tentang
penyebab palcenta previa yang masuk akal.
Selain itu, kehamilan multiple / lebih dari satu yang memerlukan
permukaan yang lebih besar untuk implantasi placenta mungkin juga menjadi
salah satu penyebab terjadinya placenta previa. Dan juga pembuluh darah
yang sebelumnya mengalami perubahan yang mungkin mengurangi suplai
darah pada daerah itu, faktor predisposisi itu untuk implantasi rendah pada
kehamilan berikutnya.
C. PATOFISIOLOGI
Perdarahan anter partum akibat plasenta previa terjadi sejak kehamilan 20
minggu saat sekmen uterus telah terbentuk dan mulai melebar dan menipis.
Umumnya terjadi pada trimester ke tiga karena segmen bawah uterus lebih
banyak mengalami perubahan. Pelebaran sekmen bawah uterus dan
pembukaan servik menyababkan sinus uterus robek karena lepasnya
plasenta dari dinding uterus atau karena robekan sinus marginalis dari
plasenta. Perdarahan tak dapat dihindarkankarena adanya ketidakmampuan
selaput otot segmen bawah uterus untuk berkontraksi seperti pada plasenta
letak normal.
D. KLASIFIKASI
Klasifikasi Menurut Browne, klasifikasi plasenta previa didasarkan atas
terabanya jaringan plasenta melalui pembukaan jalan lahir pada waktu
tertentu, yaitu:
1. Plasenta Previa Totalis
Bila plasenta menutupi seluruh jalan lahir pada tempat implantasi,
jelas tidak mungkin bayi dilahirkan in order to vaginam
(normal/spontan/biasa), karena risiko perdarahan sangat hebat.
Do: Terlepasnya
- KU : lemah plasenta dari dinding
- Kesadaran : uterus
composmentis
- Turgor kulit menurun,
mata cowong, Sinus uterus terobek
konjungtiva dan sclera
anemis. Ketidakmampuan
- Adanya perdarahan serabut otot segmen
merah segar. bawah uterus
- Mukosa bibir kering
- TTV Perdarahan hebat
TD: 90/70 mmHg
N : 120x/ menit
S : 36º C
RR : 24x/ menit
Ds: Gangguan
Pasien mengatakan Segmen bawah perfusi
mengalami perdarahan uterus melebar dan jaringan pada
pervaginam berwarna menipis janin
merah segar, ganti pembalut Servik membuka
3-5x dalam sehari dan
pembalut terisi penuh.
Terlepasnya
Do: plasenta dari dinding
- KU : lemah dan adanya uterus
syok hipovolemik
- Kesadaran : compos
mentis Sinus uterus terobek
- DJJ janin tidak normal
160/ menit
- Adanya kontraksi uterus Ketidakmampuan
- Adanya efek hipoksia serabut otot segmen
pada janin bawah uterus
- TTV
TD : 90/70 mmHg
N : 120x/ menit Gangguan perfusi
S : 36º C jaringan
RR : 24x/ menit
Ø Px USG : plasenta insersi Gangguan perfusi
di SBR menutup sebagian jaringan pada janin
atau seluruh OUI.
2. Diagnosa keperawatan
a. Kurangnya volume cairan berhubungan dengan hilangnya cairan
(perdarahan yang berlebih
b. Gangguan perfusi jaringan pada janin berhubungan dengan hilangnya
(perdarahan)berlebih
c. Ansietas yang berhubungan dengan perdarahan kurangnya
pengetahuan mengenai efek perdarahan dan menejemennya.
d. Resiko tinggi cedera (janin) b/d Hipoksia jaringan / organ, profil darah
abnormal, kerusakan system imun.
3. Intervensi Keperawatan
Diagnosa
No Tujuan/Kriteria Hasil Intervensi Rasional
Keperawatan
1 Kurangnya Setelah dilakukan tindakan 1. Observasi TTV Dapat menumbuhkan rasa saling
volume cairan keperawatan 1 x 24 jam 2. Catat intek dan out put percaya sehingga mempermudah
berhubungan 3. Kaji dan catat jumlah dan bentuk tindakan medis.
volume cairan adekuat KH:
dengan pendarahan yang hilang. 2. Tekanan darah menurun dan
- Tanda vital norma 4. Anjurkan pasien bedtres total/ tidak nadi meningkat perkiraan
hilangnya
cairan - Membran mukosa beraktivitas kehilangan darah.
5. Anjurkan banyak minum 3. Dengan mengetahui intek dan
(perdarahan lembab
6. Kaji adanya syok, warna membrane out put cairan diketahui
yang berlebih - Tidak ada tanda- mukosa dan kulit. keseimbangan cairan dalam tubuh.
tanda anemia : 7. Monitor pergerakan uterus, janin dan 4. Mengetahui jumlah darah dan
kelembutan abdomen dengan bentuk pendarahan yang hilang.
pucat, lemah,
menggunakan USG maupun manual/
hipotensi, takikaradi dengan menggunakan tangan. 5. Perdarahan dapat berhenti
8. Hindari pemeriksaan rectal/ vagina dengan reduksi aktivitas.
(menggunakan speculum yang terlalu Peningkatan tekanan abdomen atau
dalam serta pemeriksaan VT). orgasme ( yang meningkatkan
9. Monitor intake/output, kaji berat jenis aktivitas uterus) dapat meransang
urin tiap jam. perdarahan
10. Kolaborasi dengan tim lab untuk 6. Minum yang sering dapat
pemeriksaan darah lengkap menambah pemasukan cairan
11. Kolaborasi dengan tim medis dalam melalui oral.
pemberian cairan intra vena, plasma, 7. Mengetahui ada atau tidaknya
darah utuh (transfuse darah anemia.
8. Untuk menmgetahui keadaan atau
kesejahteraan janin.
9. Dapat meningkatkan hemoragi,
khususnya bila plasenta previa
marginal/ total terjadi.
10. Dengan mengetahui intek dan
out put cairan diketahui
keseimbangan cairan dalam
tubuh
11. Untuk mencari kelainan pada
darah.
12. Membantu kebutuhan cairan
dalam tubuh.
2 Gangguan Setelah dilakukan tindakan 1. Mengobservasi TTV 1. Tekanan darah menurun dan nadi
perfusi 2. Kaji dan catat denyut jantung janin, catat meningkat perkiraan kehilangan
keperawatan 1 x 24 jam
jaringan pada takikardi/ bradikardi, catat perubahan darah.
janin perfusi jaringan adekuat.
aktivitas janin (hipoaktivitas/ hiperaktivitas). 2. Denyut jantung yang masih dalam
berhubungan
dengan KH: 3. Catat perdarahan ibu dan kontraksi uterus, keadaan normal dan aktif
hilangnya
(perdarahan)be - Tanda vital normal umur kehamilan dan tinggi fundus. menandakan janin dalam keadaan
rlebih 4.Anjurkan bedtrs dengan posisi lateral kiri. baik.
- Membran mukosa
5. Kolaborasi pemberian suplemenoksigen 3. Jika kontraksi uterus di sertai
warna merah muda,
pada ibu. dilatasi servik bedtres dan
tidak ada sianosis 6. Kolaborasi dengan tim medis dalam pengobatan tidak aktif
pemberian pergantian cairan yang hilang. 4. Posisi lateral kiri meringankan
7. Kolaborasi dalam pemeriksaan USG tekanan inferior dan meningkatkan
sirkulasi gas janin dengan plasenta
5. Peningkatan oksigen dapat
mensuplai pada janin.
6. Memelihara volume sirkulasi
yang adekuat untuk transfer oksigen.
7. Untuk menmgetahui keadaan atau
kesejahteraan janin.
3 Ansietas Setelah dilakukan tindakan Terapi bersama pasangan dan Kehadiran perawat dan pemahaman
berhubungan keperawatan selama 3 x 24 menyatakan perasaan. secara empati merupakan alat terapi
dengan diharapkan ansietas dapat Menentukan tingkat pemahaman yang potensial untuk
kurangnya berkurang dengan kriteria pasangan tentang situasi dan mempersiapkan pasangan untuk
pengetahuan hasil : manajemen yang sudah direncanakan. menanggulangi situasi yang tidak
efek 1. Pasangan dapat3. Berikan pasangan informasi tentang diharapkan.
perdarahan dan mengungkapkan manajemen yang sudah direncanakan. Hal yang diberikan perawat akan
manejemennya harapannya dengan kata- memperkuat penjelasan dokter dan
. kata tentang manajemen untuk memberitahu dokter jika ada
yang sudah direncanakan, penjelasan yang penting.
sehingga dapat mengurangi Pendidikan pasien yang diberikan
kecemasan pasangan. merupakan cara yang efektif
mencegah dan menurunkan rasa
cemas. Pengetahuan akan
mengurangi ketakutan akan ha-hal
yang tidak diketahui.
4 Resiko tinggi Kriteria evaluasi : Kaji jumlah darah yang hilang. Pantau Hemoragi berlebihan dan menetap
cedera (janin) Menunjukkan profil darah tanda/gejala syok dapat mengancam hidup klien atau
b/d hipoksia dengan hitung SDP, Hb, Catat suhu, hitung SDP, dan bau serta mengakibatkan infeksi pascapartum,
jaringan/ dan pemeriksaan koagulasi warna rabas vagina, dapatkan kultur bila anemia pascapartum, KID, gagal
organ,profil DBN normal. dibutuhkan. ginjal, atau nekrosis hipofisis yang
darah Catat masukan/haluaran urin. Catat disebabkan oleh hipoksia jaringan
abnormal,kerus berat jenis urin. Berikan heparin, bila dan malnutrisi.
akan system diindikasikan Kehilangan darah berlebihan dengan
imun. Berikan antibiotic secara parenteral penurunan Hb meningkatkan risiko
klien untuk terkena infeksi.
Penurunan perfusi ginjal
mengakibatkan penurunan haluaran
urin.
Heparin dapat digunakan pada KID
di kasus kematian janin, atau
kematian satu janin pada kehamilan
multiple, atau untukmemblok siklus
pembekuan dengan melindungi
factor-faktor pembekuan dan
menurunkan hemoragi sampai
terjadi perbaikan pembedahan
Mungkin diindikasikan untuk
mencegah atau meminimalkan
infeksi.