Anda di halaman 1dari 6

MATERI DIALOG INTERAKTIF DI UNNIMA FM KOTA MAGELANG

TEMA : MANGATASI SUSAH MAKAN PADA ANAK

NARASUMBER 1 : dr. ROSALIA OKTAVIANI

1. Secara konsep medis mengapa susah makan sering dialami anak-anak?


Susah makan merupakan keluhan ibu yang sering dijumpai di poliklinik anak. Sebanyak 50-60%
orang tua melaporkan bahwa anak mereka mengalami masalah makan tetapi setelah dievaluasi lebih
lanjut didapatkan 20-30% anak yang mempunyai masalah makan dan sekitar 1-2% diantaranya
mengalami susah makan berat dan berkepanjangan. Anak usia 1-3 tahun (batita) dapat mengalami food
neophobia, yaitu penolakan terhadap makanan baru, yang sesungguhnya merupakan fase normal dalam
tahapan perkembangannya, yaitu penolakan terhadap makanan baru.
Beberapa keluhan yang sering di sampaikan
 Anak suka mengemut makanan
 Anak menolak suapan makanan
 Anak melepeh makanan
 Anak makan hanya sedikit
 Anak pilih-pilih makanan tertentu
Seiring dengan bertambahnya usia, kemampuan makan bayi juga berkembang. Pada usia 6 bulan,
kebutuhan nutrisi tidak dapat dicukupi dari ASI saja. Sehingga membutuhkan makanan pendamping ASI
(MPASI) untuk memenuhi kebutuhan nutrisinya. Transisi dari menyusu ke makan merupakan masa yang
kritis. Makan merupakan suatu keterampilan sehingga perlu dilatih.
Faktor yang mempengaruhi keterampilan makan adalah
 Waktu pertama kali pemberian MPASI
 Pengenalan bentuk makanan
 Variasi makanan
 Unsur pemaksaan makanan tertentu
Klasifikasi masalah makan
a. Inapropriate feeding practice
Pemberian makan yang tidak sesuai dengan usia.
b. Small eaters
Nafsu makan yang rendah, cepat kenyang, makan hanya beberapa suap, perhatiannya mudah
teralihkan oleh lingkungan. Dapat disertai dengan status nutrisi yang kurang
c. Food preference
Penolakan terhadap jenis makanan tertentu atau pilih- pilih makan. Suatu hal yang normal anak
mengalami rasa takut terhadap makanan baru (neofobia). Picky eater merupakan neofobia yang
berlanjut kepada penolakan perkepanjangan dan konsisten terhadap makanan tertentu. Kriteria
diagnosis picky eater adalah anak menolak makanan tertentu atau pilih- pilih makan tetapi
masih mengkonsumsi makanan dari empat kelompok makanan (karbohidrat, protein,
sayur/buah, dan susu). Sedangkan kondisi neofobia yang menetap disebut food selectivity atau
selective eater, kondisi ini menyebabkan hilangnya asupan terhadap salah satu bahan makanan
dari empat kelompok makan sehingga anak berisiko mengalami defisiensi makronutrien atau
mikronutrien tertentu.
d. Parental misperception
Anak yang menurut orang tua memiliki masalah makan, namun setekah dilakukan wawancara
lebih mendalam didapatkan penerapan feeding rules yang benar dan kondisi status gizi anak
baik. Hal ini terjadi karena orang tua seringkali membandingkan dengan anak lain yang justru
kondisinya tidak sesuai, misalnya dibandingkan dengan anak yang obesitas.

2. Bagaimana dampak Kesehatan bagi anak yang susah makan?


Anak yang susah makan dapat menyebabkan kurangnya asupan nutrisi yang dibutuhkan (malnutrisi).
Terjadinya malnutrisi dalam jangka waktu yang lama, khususnya pada 1000 hari pertama kehidupan
dapat berdampak pada terjadinya stunting. Stunting akan mempengaruhi perkembangan otak jangka
panjang yang selanjutnya berdampak pada berkurangnya kemampuan kognitif dan prestasi pendidikan.
Selain itu juga akan berpengaruh kepada daya tahan tubuh serta kapasitas kerja. Disisi lain pemenuhan
nutrisi yang tidak seimbang juga berdampak pada timbulnya obesitas pada anak. Oleh karena itu perlu
dilakukan pemeriksaan pada tumbuh kembang anak untuk mengetahui status nutrisi pada anak.
Sehingga ketika dalam pemeriksaan terjadi berat badan yang stagnan perlu dievaluasi penyebabnya
sebelum terjadi gizi kurang atau sampai terjadi stunting.

3. Bagaimana alternative memenuhi gizi pada anak yang susah makan?


Sebelum menangani masalah pemenuhan gizi pada anak yang susah makan. Maka harus ditentukan
terlebih dahulu penyebab susah makan sesuai dengan klasifikasi yang ditetapkan IDAI. Penanganan awal
pada kasus susah makan ini dapat dilakukan dengan menerapkan feeding rules
 Inapropriate feeding practice
Penerapan feeding rules, edukasi pemberian makan sesuai usia, kualitas dan kuatitas makanan.
Sebagai contoh pada anak usia 1 tahun seharusnya sudah sesuai dengan makanan keluarga, dan
disarankan rasio makanan padat dan cari adalah sebesar 70% banding 30% dari total kalori harian.
Kualitas dan kuantitas makanan harus dievaluasi apakah sudah sesuai anjuran.
 Small eaters
Tujuan tatalaksana pada anak dengan small eater adalah untuk meningkatkan nafsu makan dengan
menciptakan rasa lapar, sehingga anak mendapatkan kepuasan saat makan dan menjadi proses yang
menyenangkan. Dalam hal ini penanganan dilakukan sesuai dengan feeding rules. Untuk
mengantisipasi kekhawatiran asupan nutrisi dan gagal tumbuh, maka dapat diberikan makanan high
calorie food sesuai rekomendasi asuhan nutrisi pediatrik IDAI.
 Food preference
Pengenalan makanan baru sejak usia dini merupakan salah satu upaya pencegahan picky eater.
Prinsip dalam pengenalan makanan baru
 Sajikan makanan dalam porsi kecil supaya anak mudah dalam makan dan menjadikan makan
sebagai proses yang menyenangkan
 Perkenalkan berbagai macam rasa alamiah dari berbagai ragam jenis makanan
 Paparkan anak dengan makanan baru sebanyak 10-15 kali
 Sajikan makanan di meja pada jarak yang terjangkau dengan anak
 Orang tua memberikan contoh makan yang menyenangkan
 Jika paparan terhadap makanan menyebabkan rasa ingin muntah, hentikan makanan tersebut
dan ganti dengan makanan yang mendekati makanan yang disukai anak
 Campurlah makanan baru dengan makanan yang sudah disukai anak dan perlahan- lahan
tingkatkan proporsi makanan baru
 Orang tua bersikap netral dan tenang dalam menyikapi asupan makanan anak.
 Parental misperception
Dalam kasus ini maka orang tua perlu diberi informasi tentang tumbuh kembang anak yang sesuai
dengan usianya. Selain itu perlu diedukasi untuk tidak membandingkan dengan anak lain yang justru
kurang baik, misalnya dibandingkan dengan anak yang obesitas.

4. Bagaimana dampak pada anak jika orang tua yang hanya mengikuti keinginan anak dalam
pemberian makanan?
Pada tahap awal, pemberian makanan pada anak dilatih pada saat mulai MPASI. WHO Global
Strategy for Feeding Infant and Young Children pada tahun 2003 merekomendasikan agar pemberian
MPASI memenuhi 4 syarat
 Tepat waktu
Dimulai pada usia 6 bulan dengan memperhatikan kesiapan bayi berdasarkan perkembangan
oromotor seperti dapat duduk dengan kepala tegak, bisa mengkoordinasikan mata, tangan dan
mulut untuk menerima makanan, dapat menelan makanan padat. Usia 6-9 bulan adalah masa kritis
untuk mengenalkan makanan padat secara bertahap sebagai stimulasi keterampilan oromotor. Jika
pada usia di atas 9 bulan belum pernah dikenalkan makanan padat, maka kemungkinan untuk
mengalami masalah makan di usia batita meningkat.
 Adekuat
Yang dimaksud dengan adekuat adalah memiliki kandungan gizi lengkap dan seimbang yaitu harus
memenuhi kebutuhan energi, protein, dan mikronutrien. Penelitian di Purworejo pada 577 anak usia
11-23 bulan menunjukkan bahwa kecukupan energi dari MPASI hanya 30%, sedangkan kecukupan
protein 45%.
 Aman
Untuk menjamin kebersihan dan keamanan makanan yang dikonsumsi oleh anak dapat dilakukan
dengan cara biasakan mencuci tangan sebelum makan, pergunakan alat-alat makan yang bersih dan
steril, masaklah makanan dengan benar, hindari mencampur makanan mentah dengan makanan
yang sudah matang, cucilah sayur dan buah sebelum dimakan, pergunakanlah sumber air bersih,
dan simpanlah makanan pada tempat yang aman.
 Diberikan dengan cara yang benar (responsive feeding)
Responsive feeding menurut WHO mencakup
 Pemberian makan langsung kepada bayi oleh pengasuh dan pendampingan untuk anak yang
lebih tua yang makan sendiri
 Peka terhadap tanda lapar dan kenyang yang ditunjukkan bayi / batita
 Berikan makanan secara perlahan dan sabar
 Dorong anak untuk makan tanpa adanya paksaan.
 Mencoba berbagai kombinasi makanan, rasa, tekstur serta cara agar anak mau bila anak
menolak banyak macam makanan.
 Sesedikit mungkin distraktor selama makan bila anak mudah kehilangan perhatian sewaktu
makan.
 Waktu makan merupakan periode pembelajaran, pemberian kasih sayang termasuk berbicara
kepada anak disertai kontak mata.
Tetapi dalam pelaksanaan pemberian makanan pada anak seringkali tidak sesuai rekomendasi di atas
melainkan mengikuti kemauan anak. Hal ini dapat berdampak pada pemenuhan nutrisi yang tidak
adekuat. Sehingga tidak terpenuhinya makronutrien dan minronutrien yang diperlukan dalam tumbuh
kembang anak. Jika dalam jangka panjang asupan nutrisi tidak sesuai dapat berdampak pada timbulnya
stunting, anemia defisiensi besi, obesitas, maupun imunitas yang rendah.
Disamping itu ketika orang tua hanya mengikuti kemauan anak dalam memilih makanan yang kurang
variatif dapat menjadi salah satu faktor anak menjadi picky eater atau selective eater.

5. Bagaimana sikap orang tua dalam menyikapi masalah makan pada anak?
 Perhatikan status nutrisi anak
Pada anak ≤5 tahun dapat dilakukan pemeriksaan tumbuh kembang di posyandu yang dapat
dipantau dengan KMS. Untuk anak ≥5 tahun dapat dipantau tumbuh kembang di sekolah atau
dapat dilakukan di dokter keluarga/ puskesmas.
Pemeriksaan status nutrisi untuk anak 1-3 tahun menggunakan kurva WHO 2006. Sedangkan pada
anak >3 tahun dapat menggunakan kurva CDC-NCHS.
 Kenali tanda bahaya
Red flag/ tanda bahaya yang harus di evaluasi pada keluhan susah makan
a. Kelainan struktural
o Abnormalitas naso orofaring
o Abnormalitas laring dan trakea
o Abnormalitas esofagus
b. Kelainan neurodevelopmental : adanya masalah perkembangan otot dan otak yang berpengaruh
pada kemampuan oromotor (oromotor skill)
o Palsi serebral
o Distrofi muskular
o Miastenia gravis
c. Ada masalah medis lain yang mendasari
o Muntah/ regurgitasi berulang
o Posisi sandifer (back arching)
o Diare berulang/ diare kronik/ diare berdarah
o Batuk > 2 minggu lebih dari 3 episode dalam kurun waktu 3 bulan
o Tampak kesakitan/ menangis/ menjengking saat diberi makanan
o Pucat
o Demam yang tidak diketahui penyebabnya selama 2 minggu
o Pembesaran kelenjar getah bening (KGB) leher/ inguinal/ aksila
o Sesak saat minum
 Perhatikan Feeding Rules
o Jadwal makan
Jadwal makan yang teratur dan terencana, cemilan sesuai jadwal, waktu makan tidak boleh
>30 menit, diantara waktu makan hanya boleh mengkonsumsi air putih
o Lingkungan
Lingkungan yang menyenangkan (tidak ada paksaan), berikan alas untuk makan supaya
makanan yang jatuh tidak berantakan, tidak bermain sambil makan, jangan memberikan
makanan sebagai hadiah
o Prosedur
Mulai dengan porsi kecil, berikan makanan padat terlebih dahulu baru makanan cair, dorong
anak untuk makan sendiri, singkirkan makanan jika setelah 10-15 menit anak hanya main
tanpa mau makan, akhiri makan jika anak mengamuk, mengelap mulut anak dilakukan
setelah makan selesai.

Daftar Pustaka
 Endang Dewi Lestari. 2017. Sulit makan dalam Optimizing Growth and Develeopment in
Children. UNS Press. Surakarta
 Unit Kerja Koordinasi Nutrisi dan Penyakit Metabolik IDAI. 2015. Rekomendasi Praktik
Pemberian Makanan Berbasis Bukti pada Bayi dan Batita di Indonesia untuk Mencegah
Malnutrisi. IDAI. Jakarta

Anda mungkin juga menyukai