4. Bagaimana dampak pada anak jika orang tua yang hanya mengikuti keinginan anak dalam
pemberian makanan?
Pada tahap awal, pemberian makanan pada anak dilatih pada saat mulai MPASI. WHO Global
Strategy for Feeding Infant and Young Children pada tahun 2003 merekomendasikan agar pemberian
MPASI memenuhi 4 syarat
Tepat waktu
Dimulai pada usia 6 bulan dengan memperhatikan kesiapan bayi berdasarkan perkembangan
oromotor seperti dapat duduk dengan kepala tegak, bisa mengkoordinasikan mata, tangan dan
mulut untuk menerima makanan, dapat menelan makanan padat. Usia 6-9 bulan adalah masa kritis
untuk mengenalkan makanan padat secara bertahap sebagai stimulasi keterampilan oromotor. Jika
pada usia di atas 9 bulan belum pernah dikenalkan makanan padat, maka kemungkinan untuk
mengalami masalah makan di usia batita meningkat.
Adekuat
Yang dimaksud dengan adekuat adalah memiliki kandungan gizi lengkap dan seimbang yaitu harus
memenuhi kebutuhan energi, protein, dan mikronutrien. Penelitian di Purworejo pada 577 anak usia
11-23 bulan menunjukkan bahwa kecukupan energi dari MPASI hanya 30%, sedangkan kecukupan
protein 45%.
Aman
Untuk menjamin kebersihan dan keamanan makanan yang dikonsumsi oleh anak dapat dilakukan
dengan cara biasakan mencuci tangan sebelum makan, pergunakan alat-alat makan yang bersih dan
steril, masaklah makanan dengan benar, hindari mencampur makanan mentah dengan makanan
yang sudah matang, cucilah sayur dan buah sebelum dimakan, pergunakanlah sumber air bersih,
dan simpanlah makanan pada tempat yang aman.
Diberikan dengan cara yang benar (responsive feeding)
Responsive feeding menurut WHO mencakup
Pemberian makan langsung kepada bayi oleh pengasuh dan pendampingan untuk anak yang
lebih tua yang makan sendiri
Peka terhadap tanda lapar dan kenyang yang ditunjukkan bayi / batita
Berikan makanan secara perlahan dan sabar
Dorong anak untuk makan tanpa adanya paksaan.
Mencoba berbagai kombinasi makanan, rasa, tekstur serta cara agar anak mau bila anak
menolak banyak macam makanan.
Sesedikit mungkin distraktor selama makan bila anak mudah kehilangan perhatian sewaktu
makan.
Waktu makan merupakan periode pembelajaran, pemberian kasih sayang termasuk berbicara
kepada anak disertai kontak mata.
Tetapi dalam pelaksanaan pemberian makanan pada anak seringkali tidak sesuai rekomendasi di atas
melainkan mengikuti kemauan anak. Hal ini dapat berdampak pada pemenuhan nutrisi yang tidak
adekuat. Sehingga tidak terpenuhinya makronutrien dan minronutrien yang diperlukan dalam tumbuh
kembang anak. Jika dalam jangka panjang asupan nutrisi tidak sesuai dapat berdampak pada timbulnya
stunting, anemia defisiensi besi, obesitas, maupun imunitas yang rendah.
Disamping itu ketika orang tua hanya mengikuti kemauan anak dalam memilih makanan yang kurang
variatif dapat menjadi salah satu faktor anak menjadi picky eater atau selective eater.
5. Bagaimana sikap orang tua dalam menyikapi masalah makan pada anak?
Perhatikan status nutrisi anak
Pada anak ≤5 tahun dapat dilakukan pemeriksaan tumbuh kembang di posyandu yang dapat
dipantau dengan KMS. Untuk anak ≥5 tahun dapat dipantau tumbuh kembang di sekolah atau
dapat dilakukan di dokter keluarga/ puskesmas.
Pemeriksaan status nutrisi untuk anak 1-3 tahun menggunakan kurva WHO 2006. Sedangkan pada
anak >3 tahun dapat menggunakan kurva CDC-NCHS.
Kenali tanda bahaya
Red flag/ tanda bahaya yang harus di evaluasi pada keluhan susah makan
a. Kelainan struktural
o Abnormalitas naso orofaring
o Abnormalitas laring dan trakea
o Abnormalitas esofagus
b. Kelainan neurodevelopmental : adanya masalah perkembangan otot dan otak yang berpengaruh
pada kemampuan oromotor (oromotor skill)
o Palsi serebral
o Distrofi muskular
o Miastenia gravis
c. Ada masalah medis lain yang mendasari
o Muntah/ regurgitasi berulang
o Posisi sandifer (back arching)
o Diare berulang/ diare kronik/ diare berdarah
o Batuk > 2 minggu lebih dari 3 episode dalam kurun waktu 3 bulan
o Tampak kesakitan/ menangis/ menjengking saat diberi makanan
o Pucat
o Demam yang tidak diketahui penyebabnya selama 2 minggu
o Pembesaran kelenjar getah bening (KGB) leher/ inguinal/ aksila
o Sesak saat minum
Perhatikan Feeding Rules
o Jadwal makan
Jadwal makan yang teratur dan terencana, cemilan sesuai jadwal, waktu makan tidak boleh
>30 menit, diantara waktu makan hanya boleh mengkonsumsi air putih
o Lingkungan
Lingkungan yang menyenangkan (tidak ada paksaan), berikan alas untuk makan supaya
makanan yang jatuh tidak berantakan, tidak bermain sambil makan, jangan memberikan
makanan sebagai hadiah
o Prosedur
Mulai dengan porsi kecil, berikan makanan padat terlebih dahulu baru makanan cair, dorong
anak untuk makan sendiri, singkirkan makanan jika setelah 10-15 menit anak hanya main
tanpa mau makan, akhiri makan jika anak mengamuk, mengelap mulut anak dilakukan
setelah makan selesai.
Daftar Pustaka
Endang Dewi Lestari. 2017. Sulit makan dalam Optimizing Growth and Develeopment in
Children. UNS Press. Surakarta
Unit Kerja Koordinasi Nutrisi dan Penyakit Metabolik IDAI. 2015. Rekomendasi Praktik
Pemberian Makanan Berbasis Bukti pada Bayi dan Batita di Indonesia untuk Mencegah
Malnutrisi. IDAI. Jakarta