1.2 Sampel
Sampel adalah sebagian dari populasi yang diteliti. Dengan kata lain, sampel
merupakan sebagian atau bertindak sebagai perwakilan dari populasi sehingga hasil
penelitian yang berhasil diperoleh dari sampel dapat digeneralisasikan pada
populasi.
Menurut Sugiyono sampel adalah bagian atau jumlah dan karakteritik yang
dimiliki oleh populasi tersebut. Bila populasi besar, dan peneliti tidak mungkin
mempelajari semua yang ada pada populasi, misal karena keterbatan dana, tenaga
dan waktu, maka peneliti akan mengambil sampel dari populasi itu. Apa yang
dipelajari dari sampel itu, kesimpulannya akan diberlakukan untuk populasi. Untuk
itu sampel yang diambil dari populasi harus betuI-betul representative.
Jadi dapat disimpulkan bahwa sampel merupakan bagian dari populasi yang
dipilih dengan menggunakan aturan-aturan tertentu, yang digunakan untuk
mengumpulkan informasi/data yang menggambarkan sifat atau ciri yang dimiliki
1
populasi. Seorang peneliti jarang mengamati keseluruhan populasi karena beberapa
alasan berikut, yaitu:
1) Biaya yang diperlukan relative lebih tinggi
2) Populasi demikian banyaknya sehingga dalam praktiknya tidak mungkin
seluruh elemen diteliti.
3) Keterbatasan waktu penelitian, biaya, dan sumber daya manusia.
4) Populasi bersifat dinamis, yaitu unsur-unsur populasi bisa berubah dari waktu
ke waktu.
Oleh karena beberapa alasan diatas, maka beberapa peneliti enggan
menggunakan populasi dalam penelitian dan malah lebih beralih menggunakan
sampel, hal ini karena sampel memiliki beberapa keuntungan dalam penerapannya,
yaitu:
1) Peneliti tidak repot harus meneliti populasi, cukup hanya meneliti sampelnya
saja. Populasi yang terlalu besar memungkinkan ada subyek yang bisa tercecer
atau luput dari peneliti pada saat diambil datanya.
2) Proses penelitian dengan menggunakan data sampel relatif lebih cepat, sehingga
dapat mengurangi jangka waktu antara saat timbulnya kebutuhan informasi
hasil penelitian dengan saat tersedianya informasi yang diperlukan.
3) Lebih efisien dari segi waktu, biaya dan tenaga.
4) Menghindari hal-hal yang destruktif atau merusak, misalnya meneliti tentang
kemampuan daya ledak peluru kendali.
5) Penelitian tidak bisa dilakukan dengan mengguakan populasi sebagai sumber
data.
2
Penelitian yang bekerja dengan populasi tidak perlu menghadapi persoalan
generalisasi. Peneliti terhindar dari sampling karena jumlah sampel yang diambil
sama dengan jumlah anggota populasi. Pada penelitian populasi, peneliti biasanya
berhadapan dengan kendala biaya, waktu dan tenaga
1.3.1 Penelitian Sampel dan Populasi
Ada-beberapa faktor yang menjadi alasan peneliti melakukan penelitian
sampel dari pada sensus, di antaranya adalah sebagai berikut:
1) Jika jumlah elemen populasi relatif banyak, peneliti tidak mungkin
mengumpulkan seluruh elemen populasi, karena akan memerlukan
biaya dan tenaga yang relatif tidak sedikit.
2) Kualitas data yang dihasilkan oleh penelitian sampel sering lebih baik
dibandingkan dengan sensus, karena proses pengumpulan dan analisis
data sampel yang relatif sedikit dari pada data populasi dapat dilakukan
relatif lebih teliti.
3) Proses penelitian dengan menggunakan data sampel relative lebih cepat
dari pada sensus, sehingga dapat mengurangi jangka waktu antara saat
timbulnya kebutuhan informasi hasil penelitian dengan saat tersedianya
informasi yang diperlukan.
1.3.2 Hubungan Sampel dan Populasi
Analisis data sampel secara kuantitatif menghasilkan statistik sampel
(sample statistics) yang digunakan untuk mengestimasi parameter
populasinya (population parameters). Statistik merupakan ukuran numeris
yang dihitung dari pengukuran sampel. Parameter adalah ukuran deskripsi
numeris yang dihitung dari pengukuran populasi. Statistik sampel
digunakan untuk membuat lnferensi mengenai parameter populasinya.
Deskripsi sampel dan populasinya secara kuantitatif berupa statistik atau
parameter yang rumumnya mengukur tendensi sentral (rata-rata, median,
modus) dan dispersi (deviasi standar dan varian).
3
Kriteria sampel yang representatif tergantung pada dua aspek yang saling
berkaitan yaitu:
1) Akurasi sampel
Sampel yang akurat adalah sejauh mana statistik sampel dapat,
mengestimasi parameter populasi dengan tepat. Akurasi berkaitan
dengan tingkat keyakinan (confidence level), Semakin akurat suatu
gampel akan semakin tinggi tingkat keyakinan bahwa statistik sampel
mengestimasi parameter populasinya dengan tepat. tingkat keyakinan,
dalam statistik dinyatakan dengan persentase.
2) Ketelitian (presisi) sampel.
Sampel yang presisi adalah sejauh mana hasil penelitian bcrdasarkan
sampel dapat merefleksikan realitas populasinya dengan teliti. Presisi
menunjukkan tingkat ketepatan hasil penelitian berdasarkan sampel
menggambarkan karakteristik populasinya. Presisi umumnya
dinyatakan dengan interval keyakinan (confidenceinterval) dari sampel
yang dipilih.
1.4.2 Syarat Sampel yang Baik
1) Dalam penyusunan sampel perlu disusun kerangka sampling, yaitu
daftar dari semua unsur sampling dalam populasi sampling, dengan
syarat:
a. Harus meliputi seluruh unsur sampel.
b. Tidak ada unsur sampel yang dihitung dua kali.
c. Harus up to date.
d. Batas-batasnya harusjelas.
e. Harus dapat dilacak di lapangan.
2) Menurut Teken (dalam Masri Singarimbun dan Sofyan Efendi), Ciri-ciri
sample yang ideal adalah:
a. Dapat menghasilkan gambaran yang dipercaya dari seluruh populasi
yang diteliti.
b. Dapat menentukan presisi (precision) dari hasil penelitian dengan
menentukan penyimpangan baku (standar) dari taksiran yang
diperoleh.
c. Sederhana.
4
d. Dapat memberikan keterangan sebanyak mungkin dengan biaya
yang rendah.
6
Kesalahan total merupakan penyimpangan yang terjadi karena kesalahan sampel
dan kesalahan non-sampel. Kesalahan sampel dapat diminimalisir dengan
pemakaian metode pengambilan sampel yang tepat. Sedangkan kesalahan metode
non sampel dapat diminimalisir dengan perencanaan dan pelaksanaan yang teliti
dari penelitian yang bersangkutan.
2. Teknik Sampling
2.1 Probability Sampling
Teknik pengambilan sampel yang memberikan peluang yang sama bagi setiap
unsur populasi untuk dipilih menjadi sampel. Terdapat empat cara mengambil
sampel dengan metode ini yaitu:
a. Simple Random Sampling
Dikatakan simple karena pengambilan anggota sampel dari populasi dilakukan
secara acak tanpa memperhatikan strata yang ada dalam populasi itu.
b. Proportionate Stratified Random Sampling
Teknik ini digunakan bila populasi mempunyai anggota/unsur yang tidak
homogen dan berstrata secara proporsional. Suatu organisasi yang mempunyai
pegawai dari latar belakang Pendidikan yang berstrata, aka populasi pegawai itu
berstrata.
c. Disproportionate Stratified Random Sampling
Teknik ini digunakan menentukan jumlah sample, bila populasiberstrata tapi
kurang proposional.
d. Cluster Sampling (Area Sampling)
Teknik ini digunakan menentukan sampel bila objek yang akan diteliti atau
sumber data sangat luas, misalnya penduduk dari suatu negara, provinsi atau
kabupaten.
8
a. Sampling Sistematis
Sugiyono (2001: 60) menyatakan bahwa sampling sistematis adalah
teknik penentuan sampel berdasarkan urutan dari anggota populasi yang telah
diberi nomor urut. Pengambilan sampel dapat dilakukan dengan nomor ganjil
saja, genap saja, atau kelipatan dari bilangan tertentu.
b. Sampling Kuota
Menurut Sugiyono (2001: 60) menyatakan bahwa sampling kuota
adalah teknik untuk menentukan sampel dari populasi yang mempunyai ciri-ciri
tertentu sampai jumlah (kuota) yang diinginkan. Menurut Margono (2004: 127)
dalam teknik ini jumlah populasi tidak diperhitungkan akan tetapi
diklasifikasikan dalam beberapa kelompok. Sampel diambil dengan
memberikan jatah atau quorum tertentu terhadap kelompok.
Pengumpulan data dilakukan langsung pada unit sampling. Setelah jatah
terpenuhi, pengumpulan data dihentikan. Sebagai contoh, akan melakukan
penelitian terhadap pegawai golongan II, dan penelitian dilakukan secara
kelompok. Setelah jumlah sampel ditentukan 100, dan jumlah anggota peneliti
berjumlah 5 orang, maka setiap anggota peneliti dapat memilih sampel secara
bebas sesuai dengan karakteristik yang ditentukan (golongan II) sebanyak 20
orang.
c. Sampling Aksidental
Sampling aksidental adalah teknik penentuan sampel berdasarkan
kebetulan, yaitu siapa saja yang secara kebetulan bertemu dengan peneliti dapat
digunakan sebagai sampel, bila dipandang orang yang kebetulan ditemui itu
cocok sebagai sumber data (Sugiyono, 2001: 60).
d. Sampling Purposive
Menurut Margono (2004: 128), pemilihan sekelompok subjek dalam
purposive sampling, didasarkan atas ciri-ciri tertentu yang dipandang
mempunyai sangkut paut yang erat dengan ciri-ciri populasi yang sudah
diketahui sebelumnya. Degan kata lain unit sampel yang dihubungi disesuaikan
dengan kriteria-kriteria tertentu yang diterapkan berdasarkan tujuan penelitian.
Misalnya akan melakukan penelitian tentang disiplin pegawai, maka sampel
yang dipilih adalah orang yang ahli dalam bidang kepegawaian saja.
9
e. Sampling Jenuh
Menurut Sugiyono (2001: 61) sampling jenuh adalah teknik penentuan
sampel bila semua anggota populasi digunakan sebagai sampel. Hal ini sering
dilakukan bila jumlah populasi relatif kecil, kurang dari 30 orang. Istilah lain
sampel jenuh adalah sensus, dimana semua anggota populasi dijadikan sampel.
f. Snowball Sampling
Snowball sampling adalah teknik penentuan sampel yang mula-mula
jumlahnya kecil, kemudian sampel ini disuruh memilih teman-temannya untuk
dijadikan sampel (Sugiyono, 2001: 61). Begitu seterusnya, sehingga jumlah
sampel semakin banyak. Ibarat bola salju yang menggelinding, makin lama
semakin besar. Pada penelitian kualitatif banyak menggunakan sampel
purposive dan snowball. Teknik sampel ditunjukkan pada gambar di bawah ini.
10
DAFTAR PUSTAKA
Sugiyono Prof. Dr., 2017. Metode Penelitian Bisnis Pendekatan Kuantitatif, Kualitatif dan
R&D. Bandung : Cv. Alfa Beta
Purwanto, M. Pd. 2010. Metodologi Penelitian Kuantitatif untuk Psikologi dan Pendidikan.
Pustaka Pelajar: Yogyakarta
11