Disusun oleh:
REGULER 3/A
2014
1
DAFTAR ISI
Halaman Judul............................................................................................. 1
Daftar Isi...................................................................................................... 2
A. Kesimpulan ..................................................................................... 27
2
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Tubuh manusia merupakan satu kesatuan dari berbagai sistem organ. Suatu
sistem organ terdiri dari berbabagai organ tubuh atau alat-alat tubuh. Dalam
melaksanakan kegiatan fisiologisnya diperlukan adanya hubungan atau kerjasama
anatara alat-alat tubuh yang satu dengan yang lainnya. Agar kegiatan sistem-sistem
organ yang tersusun atas banyak alat itu berjalan dengan harmonis (serasi), maka
diperlukan adanya sistem pengendalian atau pengatur. Sistem pengendali itu disebut
sebagai sitem koordinasi.
System regulasi pada manusia terdiri dari sistem saraf, sitem
endokrin/hormon, dan indra. Sistem saraf bekerja cepat dalam menganggapi
perubahan, sedangkan sistem hormon bekerja lambat dalam. Indra adalah reseptor
rangsang dari luar.
Pengaruh sistem saraf yakni dapat mengambil sikap terhadap adanya
perubahan keadaan lingkungan yang merangsangnya. Semua kegiatan tubuh manusia
dikendalikan dan diatur oleh sistem saraf. Sebagai alat pengendali dan pengatur
kegiatan alat-alat tubuh, susunan saraf mempunyai kemampuan menerima rangsang
dan mengirimkan pesan-pesan rangsang atau impuls saraf ke pusat susunan saraf,
dan selanjutnya memberikan tanggapan atau reaksi terhadap rangsang tersebut.
Impuls saraf tersebut dibawa oleh serabut-serabut saraf. (Kus Irianto. 2004)
B. Rumusan Masalah
1. Apa yang dimaksud dengan sistem saraf, serta pembagiannya ?
2. Apa yang dimaksud dengan hormon ?
3. Apa saja alat indera pada manusia ?
C. Tujuan
1. Mengetahui pengertian sistem saraf dan pembagian ssistem saraf pada
manusia.
2. Menginformasikan mengenai hormon dan macam fungsinya.
3. Untuk mengetahui alat indera pada manusia.
3
BAB II
PEMBAHASAN
A. Pengertian Sistem Saraf
Sistem saraf adalah suatu jaringan saraf yang kompleks, sangat khusus dan
saling berhubungan satu dengan yang lain. Sistem saraf mengkoordinasi,
menafsirkan dan mengontrol interaksi antara individu dengan lingkungan lainnya.
Sistem tubuh yang pentng ini juga mengatur kebanyakan aktivitas system-system
tubuh lainnya, karena pengaturan saraf tersebut maka terjalin komunikasi antara
berbagai system tubuh hingga menyebabkan tubuh berfungsi sebagai unit yang
harmonis. Dalam system inilah berasal segala fenomena kesadaran, pikiran, ingatan,
bahasa, sensasi dan gerakan. Jadi kemampuan untuk dapat memahami, belajar dan
memberi respon terhadap suatu rangsangan merupakan hasil kerja integrasi dari
system saraf yang puncaknya dalam bentuk kepribadian dan tingkah laku individu.
Jaringan saraf terdiri Neuroglia dan Sel schwan (sel-sel penyokong) serta
Neuron (sel-sel saraf). Kedua jenis sel tersebut demikian erat berkaitan dan
terintegrasi satu sama lainnya sehingga bersama-sama berfungsi sebagai satu unit.
Fungsi Sistem Saraf
Sebagai alat pengatur dan pengendali alat-alat tubuh, maka sistem saraf
mempunyai 3 fungsi utama yaitu :
Sebagai Alat Komunikasi
Sebagai alat komunikasi antara tubuh dengan dunia luar, hal ini
dilakukan oleh alat indera, yang meliputi : mata, hidung, telinga, kulit
dan lidah. Dengan adanya alat-alat ini, maka kita akan dengan mudah
mengetahui adanya perubahan yang terjadi disekitar tubuh kita.
Sebagai Alat Pengendali
Sebagai pengendali atau pengatur kerja alat-alat tubuh, sehingga dapat
bekerja serasi sesuai dengan fungsinya. Dengan pengaturan oleh saraf,
semua organ tubuh akan bekerja dengan kecepatan dan ritme kerja
yang akurat.
Sebagai Pusat Pengendali Tanggapan
Saraf merupakan pusat pengendali atau reaksi tubuh terhadap
perubahan atau reaksi tubuh terhadap perubahan keadaan sekitar.
Karena saraf sebagai pengendali atau pengatur kerja seluruh alat
4
tubuh, maka jaringan saraf terdapat pada seluruh pada seluruh alat-alat
tubuh kita,
Peta Konsep
Sistem Regulasi
Manusia
Pembau
(hidung)
Pengecap
(lidah)
5
B. Sistem Saraf
Sistem saraf merupakan sistem koordinasi/sistem kontrol yang bertugas
menerima rangsangan ke semua bagian tubuh sekaligus memberikan tanggapan
terhadap rangsangan tersebut (jaringan komunikasi dalam tubuh). Sel-selnya
dibedakan menjadi dua, yaitu sel-sel saraf (neuron) dan neuroglia (memberi nutrisi
dan bahan untuk hidupnya neuron).
Merupakan unit struktural dan fungsional dari sistem saraf. Tersusun atas
badan sel saraf, dendrit, dan neurit (akson).
o Nukleus adalah inti sel saraf yang berfungsi sebagai pengatur kegiatan sel
saraf (neuron).
6
o Selubung Mielin adalah sebuah selaput yang banyak mengandung lemak
yang berfungsi untuk melindungi akson dari kerusakan. Selubung mielin
bersegmen-segmen. Lekukan di antara dua segmen disebut nodus ranvier.
o Sel Schwann adalah jaringan yang membantu menyediakan makanan untuk
neurit (akson) dan membantu regenerasi neurit (akson).
o Nodus ranvier berfungsi untuk mempercepat transmisi impuls saraf. Adanya
nodus ranvier tersebut memungkinkan saraf meloncat dari satu nodus ke
nodus yang lain, sehingga impuls lebih cepat sampai pada tujuan.
o Sinapsis adalah pertemuan antara ujung neurit (akson) di sel saraf satu dan
ujung dendrit di sel saraf lainnya. Pada setiap sinapsis terdapat celah sinapsis.
Pada bagian ujung akson terdapat kantong yang disebut bulbus akson.
Kantong tersebut berisi zat kimia yang disebut neurotransmiter.
Neurotransmiter dapat berupa asetilkolin dan kolinesterase yang berfungsi
dalam penyampaian impuls saraf pada sinapsis.
2. Macam-Macam Sel Saraf
a. Sel saraf motorik (eferen): sel saraf yang membawa rangsang dari sistem
saraf pusat ke sel-sel efektor (otot dan kelenjar).
b. Sel saraf sensorik (aferen): sel saraf yang membawa rangsang dari
reseptor ke dalam sistem saraf pusat.
c. Sel saraf asosiasi: penghubung sel saraf sensorik dan motorik.
Berdasarkan tempatnya dibagi menjadi dua:
1) Sel saraf konektor (Interneuron): menghubungkan antar neuron.
2) Sel saraf adjustor: penghubung sel saraf sensorik dan motorik.
3. Struktur/susunan Sistem Saraf
a. Sistem Saraf Pusat
1) Otak
7
Gambar Otak
a) Otak Besar (Cerebrum)
8
panas, dingin, sentuhan, tekanan, dan nyeri serta merasakan
kesadaran mengenai posisi tubuh.
o Bagian samping (lobus temporalis): berperan sebagai pusat
pendengaran.
o Bagian belakang (lobus oksipitalis): berfungsi sebagai pusat
penglihatan.
Otak Depan (Diensefalon)
Otak depan dibagi : talamus dan hipotalamus. Talamus
merupakan pusat pengatur sensorik yang berasal dari otak
besar, menerima semua rangsan yang berasal dari sensorik
cerebrumsedangkan hipotalamus merupakan pengontrol suhu
tubuh, pengontrol rasa haus dan pengeluaran urine,
pengontrol asupan makanan, pengontrol perilaku dan emosi.
b) Otak Tengah (Mesencefalon)
Otak tengah merupakan pusat keseimbangan otak depan dan otak
belakang. Otak tengah merupakan pusat dari refleks mata dan
pendengaran.
c) Otak Belakang, terdiri atas dua bagian yaitu otak kecil dan
medulla oblongata. Medula oblongata berfungsi mengatur denyut
jantung, tekanan darah, mengatur pernafasan, sekresi ludah,
menelan, gerak peristaltic, batuk, dan bersin.
- Otak Kecil (cerebelum)
Fungsi utama sebagai pusat keseimbangan otot dan
koordinasi otot.
9
- Sumsum lanjutan (medula oblongata)
Berfungsi mengatur refleks fisiologi (denyut jantung,
pernapasan, pelebaran dan penyempitan pembuluh
darah).
2) Medula Spinalis (Sumsum Tulang Belakang)
Sumsum tulang belakang merupakan lanjutan dari medulla oblongata
ke bawah sampai ruas kedua tulang pinggang. Sumsum tulang
belakang berfungsi untuk menghubungkan impuls dari dan ke otak,
memungkinkan jalan terpendek pada gerak refleks.
10
oksigen dan zat makanan serta mengeluarkan sisa
metabolisme.
(b) Arakhnoid, berupa jaringan yang lembut, terletak diantara
piameter dan durameter.
(c) Durameter, merupakan lapisan terluar yang padat dank eras
serta menyatu dengan tengkorak.
Pada sistem saraf pusat terdapat cairan yang cerebrospinal, terletak
pada ventrikel otak dan sentralis berfungsi untuk suplai nutrisi sel-sel otak
dan medulla spinalis.
Gerak Refleks: reseptor – saraf sensorik – sumsum tulang belakang –
saraf motorik – efektor.
b. Sistem Saraf Tepi
Tersusun atas 12 pasang saraf otak yang keluar dari beberapa bagian
otak menuju alat indera, kelenjar, dan otot.
No.
Nama Saraf Jenis saraf Impuls
Saraf
11
faring
Dari dan menuju laring, paru-
paru, jantung, lambung,
X Vagus Gabungan
pankreas, hati, otot-otot badan,
dan otot anggota gerak
Menuju otot laring, faring dan
XI Spinalis Motor
langit-langit halus
XII Hipoglosal Motor Menuju otot-otot lidah
1) Serabut saraf otak/cranial, diantaranya Olfaktoriu (penciuman), Optik
(penglihatan), Stato akustik (keseimbangan dan pendengaran).
Berdasarkan karakteristiknya, saraf cranial dikelompokkan menjadi
tiga.
a) Saraf cranial sensorik, terdiri atas saraf nomor I, II, dan VII.
b) Saraf cranial motorik, terdiri atas saraf nomor III, IV, VI, XI, dan
XII.
c) Saraf cranial sensorik dan motorik, terdiri atas saraf nomor V, VII,
IX.
d) Saraf pengembara, yakni saraf yang mempunyai daerah jelajah
luas yaitu saraf nomor X (nervus vagus)
2) Serabut saraf tulang belakang/spinal, merupakan gabungan saraf
sensorik dan motorik. Serabut saraf sensorik masuk ke akar dorsal,
sedangkan serabut saraf motorik keluar melalui akar ventral. 31
pasang serabut saraf sumsum tulang belakang (31 pasang saraf
spinal) merupakan gabungan dari saraf sensorik dan motorik yang
keluar melalui akar ventral. Berdasarkan asalnya, dibedakan
menjadi 8 pasang saraf leher, 12 pasang saraf punggung, 5 pasang
saraf pinggang, 5 pasang saraf pinggul, dan 1 pasang saraf ekor.
c. Sistem Saraf Otonom
Sistem saraf otonom dibagi menjadi dua, yaitu simpatis dan parasimpatis.
Keduanya bekerja secara berlawanan.
12
Gambar Saraf Parasimpatik dan Simpatik
1) Saraf simpatik
Saraf simpatik berpangkal pada medulla spinalis daerah leher dan
pinggang, disebut saraf torakolumbar, berfungsi untuk mengaktifkan
organ agar bekerja secara otomatis. Serabut ini menuju ke otot polos,
alat peredaran darah, pencernaan makanan, dan pernafasan.
2) Saraf parasimpatik
Saraf para simpatik berpangkal pada kedua oblongata dan daerah
sacrum, bekerja berlawanan dengan saraf simpatik.
4. Mekanisme Kerja Saraf
13
a. Asetilkolin, merupakan zat pemacu hubungan antara neuron dengan neuron,
neuron dengan otot lurik, dan neuron dengan otot polos.
b. Adrenalin (epinefrin), memacu hubungan antara neuron dengan otot jantung,
neuron dengan otot polos bronkus. Epinefrin bersifat inhibitor, namun zat ini
dapat dihilangkan oleh enzim kolinesterase pada sinapsis.
5. Penghantaran Impuls
a. Penghantaran impuls saraf melalui sinapsis
Penghantaran impuls saraf melewati sinapsis dibantu oleh senyawa kimia
yang disebut neurotransmiter, seperti: asetilkolin, norepinefrin, dopamin,
dan serotonin.
b. Penghantaran impuls saraf melalui sel saraf
Perbedaan potensial listrik antara bagian luar dan bagian dalam serabut
saraf mengakibatkan mengalirnya impuls dalam serabut saraf tersebut.
6. Gerak Biasa dan Gerak Refleks
a. Gerak biasa yaitu gerak yang disadari, misalnya menulis, berjalan, dan
makan. Gerak biasa impulsnya melalui otak.
Jalannya rangsang : reseptor → neuron sensorik → otak → neuron
motorik → efektor.
b. Pada gerak refleks, rangsangan tidak diolah di otak. Jalan terpendek yang
dilalui gerak ini disebut lengkung refleks.
Jalannya rangsang : reseptor → neuron sensorik → sumsum tulang
belakang → neuron motorik → efektor.
7. Gangguan/Penyakit pada Sistem Saraf
a. Meningitis, peradangan pada selaput pembungkus otak maupun tulang
belakang sebagai akibat infeksi bakteri.
b. Penyakit ensefalitis, otak mengalami infeksi dan pembengkakan yang
disebabkan virus, misalnya virus yang dibawa oleh nyamuk atau serangga
pengisap darah maupun virus herpes, gondong, HIV, dan adenovirus.
c. Epilepsi, kondisi otak yang membuat penderita sensitif terhadap kejang
berulang-ulang. Disebabkan kerusakkan otak pada saat lahir, infeksi,
racun, luka pada kepala, atau tumor pada otak.
d. Neuritis, iritasi pada neuron yang disebabkan oleh infeksi, kekurangan
vitamin, keracunan, maupun karena obat-obatan.
e. Alzheimer, berkurangnya kemampuan dalam mengingat.
14
C. Sistem Endokrin/Hormon
1. Pengertian
Hormon adalah getah yang disekresikan oleh kelenjar dan langsung
diedarkan ke cairan tubuh (darah) untuk mengkomunikasikan pesan-pesan
yang sifatnya mengatur tubuh.
2. Sistem endokrin dikontrol oleh hipotalamus, dengan cara menerima
informasi dari otak dan mengintegrasikan ke dalam sistem endokrin
sesuai dengan kondisi lingkungan.
3. Berdasarkan aktivitasnya, kelenjar endokrin/buntu dibedakan menjadi:
a. Kelenjar yang bekerja sepanjang hayat: bekerja terus menerus
menghasilkan hormon. Contoh: kelenjar tiroid, hormonnya tiroksin.
b. Kelenjar yang bekerja sampai waktu tertentu: bekerja hanya sampai
pada masa tertentu. Contoh: kelenjar kelamin, hormon GH/STH.
c. Kelenjar yang bekerja mulai waktu tertentu: bekerja mulai masa
tertentu. Contohya kelenjar timus, hormon FSH, LH, dan prolaktin.
4. Hormon berfungsi sebagai mengatur homoeostatis, memacu
pertumbuhan, untuk reproduksi, mengatur metabolisme, mengatur tingkah
laku.
Berikut perbedaan antara kerja sistem saraf dan siistem endokrin
15
TSH mengatur
(Thyroid pelepasan hormon
Stimulatin dari kelenjar tiroid
g
Hormone)
ACTH Merangsang
(Adrenoco kelenjar adrenal
rticotropic untuk
Hormon) mengekskresi
glukokortikoid
- FSH - merangsang
(Follicle folikel ovarium dan
stimulatin menghasilkan
g estrogen
hormone) - mempengaruhi
pertumbuhan
folikel jadi korpus
luteum dan
menghasilkan
hormon
progesteron
Hipofisis
Anterior
- merangsang
terjadinya ovulasi
- LH
bersama dengan
esterogen untuk
(Luteinizi
pembentukkan
ng
progesterone oleh
Hormon)
korpus luteum,
pada pria
menstimulasi testis
menghasilkan
sperma
GH /STH mendorong Hipersekresi
pertumbuhan menyebabkan gigantis
secara langsung, me (masa pertumbuhan)
dengan
merangsang Hiposekresi
pemanjangan cakra menyebabkan
epifise tulang pipa. kretinisme (kekerdilan).
Prolaktin merangsang -
pertumbuhan
kelenjar susu dan
sintesis susu pada
16
mamalia
ADH meningkatkan
reabsorbsi air
sehingga
menurunkan
jumlah urin, dan
mempengaruhi rasa
haus
17
disimpan di hati
dan otot
Hiposekresi
menyebabkan
kretinisme.
D. Sistem Penginderaan
1. Pengertian
Indera adalah kumpulan dari reseptor yang membentuk organ atau alat
khusus. Macam-macam indera adalah:
a) Indera Peraba (Tangoreseptor)
18
Gambar Bagian Indera Peraba
1) Terletak di kulit, ada yang ujung sarafnya bebas ada yang
berselubung (disebut saraf korpuskel).
2) Beberapa ujung saraf pada kulit: paccini (tekanan kuat), ruffini
(panas), meisner (nyeri), merisneer (peraba), krausse (dingin).
b) Indera Pengecap
19
2) Terdapat di lidah dalam bentuk puting/papil pengecap Tiga
macam papil: papil bentuk benang (papil peraba yang
menyebar di seluruh permukaan lidah), papil yang dilingkari
saluran (papil pengecap), dan papil bentuk martil (papil
pengecap yang ada di tepi lidah).
3) Indra pengecap yang mampu mengecap empat cita rasa
yaitu manis (ujung lidah), asin (samping depan lidah), asam
(samping belakang lidah), dan pahit (pangkal lidah).
c) Indera Pembau
20
Gambar Bagian bagian telinga
1) Telinga luar: daun telinga, liang telinga yang membantu
mengkonsentrasikan gelombang suara.
2) Telinga Tengah:
o Membran Timfani (selaput gendang), menerima
gelombang bunyi.
o Tulang-tulang pendengaran: tl. Martil (os maleus), tl.
Landasan (os inkus) dan tl. Sanggurdi (os stapes),
meneruskan vibrasi ke jendela oval.
o Saluran eustachius, menyeimbangkan tekanan udara
antara telinga tengah dengan lingkungan.
3) Telinga dalam
o Jendela oval, penghubung telinga tengah dan telinga
dalam.
o Jendela melingkar, sebagai reseptor suara.
o Koklea (rumah siput), reseptor untuk gerakan kepala.
o Saluran semisirkuler dan utrikulus, reseptor gravitasi.
o Membran basiler, meneruskan vibrasi.
o Organ Korti, tempat terdapatnya reseptor suara
berbentuk rambut.
o Membran tektorial, meneruskan vibrasi ke organ korti.
4) Proses mendengar adalah sebagai berikut:
Getaran suara → saluran pendengaran → membran timpani →
martil → landasan → sanggurdi → tingkap bulat → cairan
21
pada koklea bergetar → ujung saraf → otak → timbul persepsi
suara.
e) Penglihatan
22
b) conus (kerucut), menerima rangsang sinar kuat dan warna
dan mengandung indopsin (retinin dan opsin)
3) Proses melihat adalah sebagai berikut:
rangsangan cahaya → kornea → aqueous humor → lensa →
vitreous humor → retina (fotoreseptor) → saraf
→ otak → kesan melihat.
4) Kelainan pada mata
a) Miopi: mata yang hanya mampu melihat jelas pada jarak
dekat.
b) Hipermetropi: mata yang hanya mampu melihat jelas pada
jarak jauh.
c) Presbiopi: mata yang mengalami penurunan daya
akomodasi lensa
d) Astigmatisma
Bidang refraksi tidak rata sehingga sinar masuk ke dalam
mata tidak difokuskan ke satu titik. Kelainan ini dikoreksi
dengan lensa silindris.
e) Kekurangan Vitamin A, menyebabkan:
a. Bintik bitot, yaitu bintik putih pada kornea.
b. Xeroftalmia, keadaan kornea mongering.
c. Keratomalasi, kornea rusak
d. Kebutaan kornea
f) Kataraks
Karena kekurangan vitamin B2 (riboflavin) sehingga
penglihatan terganggu karena lensa mata keruh.
g) Buta Warna
Kebutaan terhadap warna di dalam retina terhadap tiga
macam sel kerucut yang masing-masing peka terhadap
warna dasar merah, hijau, dan biru. Berdasarkan reseptor
warna tersebut dikenal:
h) Mata Trikromat, yaitu mata normal, memiliki tiga macam
reseptor warna.
23
i) Mata Dikromat, yaitu hanya memiliki dua reseptor warna,
dibedakan menjadi protanopia (buta warna), deutaranopia
(buta warna hijau), dan ritanopia (buta warna biru).
j) Mata Monokromat, yaitu hanya memiliki satu macam
reseptor warna, sehingga hanya dapat melihat warna hitam
dan putih, serta bayangan abu-abu.
k) Glaukoma
Glaukoma dalah meningkatnya volume aqueous humor,
menyebabkan peningkatan tekanan intraokuler sehingga
kapiler darah tertekan, kelangsungan hidup sel-sel
penyususn retina terancam dan dapat berakibat kebutaan.
l) Strabismus (juling)
Merupakan gangguan otot penggerak mata, dapat
diperbaiki dengan cara operasi.
E. Narkotika dan pengaruhnya terhadap sistem saraf
Obat-obat semacam itu disebut zat-zat psikoaktif yang bermanfaat bagi ilmu
kedokteran jiwa untuk mengobati penyakit mental dan saraf. Akan tetapi bila
disalahgunakan dapat menyebabkan terjadinya masalah serius karena memengaruhi
otak atau pikiran serta tingkah laku pemakainya, biasanya memengaruhi bagian
tubuh yang lain. Selain itu, penyalahgunaan zat psikoaktif juga menyebabkan
ketergantungan fisik yang lazim disebut sebagai ketagihan (adiksi).
24
Cara yang paling langsung dan keras, yaitu dengan menyuntikkan melalui
vena karena hasilnya cepat dan dramatis. Obat psiokaktif diklasifikasikan menurut
cara obat itu memengaruhi penggunanya, yaitu stimulan, depresan, halusinogen, dan
euforia.
1. Stimulan
2. Depresan
3. Halusinogen
25
Halusinogen meliputi LSD, STP (mirip amfetamin), DMT, mesakolin (dari
pohon kaktus peyote), psilosibin (dari jenis jamur), dan PCP (fenseklidin) suatu obat
bius hewan. Halusinogen biasanya ditelan, tetapi juga disuntikkan.
4. Euforia
Euforia dalah obat yang memberikan rasa gembira dan bergairah. Yang
termasuk obat utama dalam kelompok ini adalah ganja dan mariyuana. Ganja adalah
mariyuana yang lebih kental. Kedua obat tersebut mengakibatkan rasa “melayang”
26
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Sistem saraf adalah suatu jaringan saraf yang kompleks, sangat khusus dan
saling berhubungan satu dengan yang lain. Sistem saraf mengkoordinasi,
menafsirkan dan mengontrol interaksi antara individu dengan lingkungan lainnya.
Sel saraf terdiri atas milyaran sel neuron dan sel pendukung (neuroglia). Berdasarkan
fungsinya, neuron dapat dibagi menjadi neuron sensorik, motorik dan konektor.
Di dalam tubuh manusia struktur dan fungsi sistem regulasi (saraf, endokrin,
indera). Sistem saraf meliputi saraf pusat dan saraf tepi. Hormon mengatur
pertumbuhan, keseimbangan internal, reproduksi dan tingkah laku. Alat indera
sebagai reseptor rangsang dari luar dilakukan oleh mata, telinga, lidah, kulit dan
hidung. Sistem koordinasi secara sinegis berfungsi mengendalikan aktivitas dan
keserasian kerjasama antar sistem organ.
27
DAFTAR PUSTAKA
Kirana, Pramudiyanti, dkk (2011), Biologi untuk SMA/MA semester genap, Viva
Pakarindo, Klaten.
http://www.generasibiologi.com/2012/09/sistem-regulasi.html
http://edukasi-global.blogspot.com/2012/04/sisrtem-regulasi-pada-manusia-
lengkap.html
http://sistemregulasi.blogspot.com/
28