Anda di halaman 1dari 157

PERAN TENAGA ADMINISTRASI DALAM

MENINGKATKAN MUTU LAYANAN ADMINISTRASI DI


MADRASAH PEMBANGUNAN UIN JAKARTA
Skripsi

Diajukan kepada Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan


untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Mencapai Gelar Sarjana Pendidikan

Oleh:

Rizka Zayyana
NIM 1112018200027

JURUSAN MANAJEMEN PENDIDIKAN


FAKULTAS ILMU TARBIYAH DAN KEGURUAN
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH
JAKARTA
2016 M / 1437 H
ABSTRAK

Rizka Zayyana (NIM : 1112018200027). Peran Tenaga Administrasi dalam


Meningkatkan Mutu Layanan Administrasi di MI Pembangunan UIN
Jakarta.

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui bagaimana peranan tenaga


administrasi dalam meningkatkan mutu layanan administrasi. Tempat penelitian di
MI Pembangunan UIN Jakarta dengan menggunakan metode deskriptif kualitaif.
Adapun teknik pengumpulan data dalam penelitian ini menggunakan teknik
wawancara, observasi dan studi dokumen.

Berdasarkan hasil penelitian terdapat 3 sub bagian tenaga administrasi,


yaitu: bagian pendidikan & pengajaran, keuangan & kepegawaian, dan umum.
Program kegiatan untuk para tenaga administrasi sudah berjalan cukup efektif.
Hal ini dapat terlihat dari kinerja tenaga administrasi dengan strategi yang
dilakukan yaitu memudahkan system pembayaran SPP dengan online yang sudah
diterapkan sejak 2006, program SIMAK memudahkan para guru menginput nilai
secara online. Pengintegrasian program dari para tenaga administrasi dengan
kegiatan sehari hari di sekolah masih berjalan meskipun terdapat beberapa
hambatan dalam pelaksanaan.

Berikut rekomendasi yang dapat diberikan agar mutu layanan administrasi


di sekolah dapat meningkat dengan baik. Pertama, kepala tenaga administrasi
agar menambahkan jumlah tenaga administrasi sehingga layanan administrasi
dapat selalu ditangani dengan cepat. Kedua, para tenaga administrasi agar
melaksanakan tugas serta melakukan penyimpanan arsip dengan optimal.

Kata kunci : Peranan, Tenaga Administrasi, Mutu Layanan Administrasi.

i
ABSTRACT

Rizka Zayyana (NIM : 1112018200027). Role of Administrative Staff to


Increase The Quality of Administration Services at MI Pembangunan UIN
Jakarta

The purpose of this research is to determine how the role of the


administrative in improving the quality of administration services. Held in MI
Development UIN Jakarta by using Qualitative descriptive method. The data
collection techniques in this research using the technique of interview,
observation and document studies. In addition, the author refers to the books of
educational administration and management books services that serve as the
theoretical basis for reviewing strategies to improve the quality of administration
services.

According to the research there are 3 sub-section of the administrative


personnel, namely: education & pengajran parts, finance and personnel, and the
public. Program activities for the administrative staff has been running quite
effectively. It can be seen from the performance of the administrative personnel
with the strategy pursued is easier with online tuition payments system that has
been implemented since 2006, SIMAK programs which facilitate the teachers
enter grades online. The integration program of the administrative staff with daily
activities at the school is still running even though there are some obstacles in the
implementation. It can be concluded that the role of the administrative staff at
UIN Jakarta MI Development has been quite effective. This shows that the role of
administrative staff strongly support improving the quality of administration
services MI Development UIN Jakarta.

The following recommendations can be given that the quality of


administrative services in schools is increasing as well. First, the head of the
administrative personnel in order to add a number of administration staff so that
administrative services can always be dealt with quickly. Second, the
administrative personnel in order to carry out their duties and conduct with the
optimal archive storage.

Key words: Role, Staff of Administration, Quality of Service Administration

ii
KATA PENGANTAR
Alhamdulillah, segala puji bagi Allah yang senantiasa selalu penulis
ucapkan sebagai ungkapan rasa syukur atas segala limpahan nikmat, rahmat dan
anugrah-Nya kepada penulis, sehingga dapat menyelesaikan penulisan skripsi ini
sebagai persyaratan dalam mendapatkan gelar Sarjana Pendidikan (S.Pd). Sebuah
karya yang mudah-mudahan dapat bermanfaat bagi diri penulis khususnya dan
umumnya bagi seluruh pembaca karya ini.
Shalawat dan salam semoga Allah selalu limpahkan kepada junjungan
Muhammad saw yang telah membimbing umatnya untuk menuju kebahagaian
dunia dan akhirat.
Penulis sadar bahwa dalam proses penyelesaian skripsi ini banyak pihak
yang telah memberikan bimbingan serta bantuan baik rmateril dan moral kepada
penulis. Maka dengan segala kerendahan hati, penulis mengucapkan terima kasih
kepada :
1. Prof. Dr. Ahmad Thib Raya, MA. Dekan Fakultas Ilmu Tarbiyah dan
Keguruan Universitas Islam Negeri (UIN) Syaruf Hidayatullah Jakarta
2. Dr. Hasyim Asy’ari, M. Pd. Ketua Jurusan Manajemen Pendidikan yang
selalu mendukung dalam penulisan skripsi.
3. Dr. Sita Ratnaningsih, M. Pd Dosen Pembimbing I dalam penulisan
skripsi, beliau telah meluangkan banyak waktu, tenaga dan pikirannya
dalam membantu, membimbing dan mendukung penulis sehingga
terselesaikan skripsi ini dengan baik.
4. Drs. Ali Nurdin, M. Pd Dosen Pembimbing II dalam penulisan skripsi,
beliau telah meluangkan banyak waktu, tenaga dan pikirannya dalam
membantu, membimbing dan mendukung penulis sehingga terselesaikan
skripsi ini dengan baik.
5. Drs. H. Sugiono. Kepala MI Pembangunan UIN Jakarta, para Tenaga
Administrasi, Kepala SIDP serta dewan guru MI Pembangunan UIN
Jakarta yang telah memberikan izin kepada penulis untuk melakukan
penelitian di sekolah tersebut, sehingga dapat mnyelesaikan skripsi
dengan baik.

iii
6. Kedua orang tua tercinta, berkat doa beliau, penulis dapat bertahan sampai
saat ini, serta berkat dukungannya dapat menyelesaikan skripsi ini
dengan baik.
7. Kakak dan adik terhebat, Abang Zulfikar, dan Adikku Habibi yang selalu
memotivasi penulis untuk segera menyelesaikan penelitian agar segera
pula menjadi orang yang sukses serta bermanfaat untuk orang banyak.
8. Teman-Teman Tersayang Hayaters (Uqoh, Adel, Nuning, Denti, Syipa,
Santi, Widda, Windy, Ika, Hilwa, Nurfit, Dea, Juli, Rikah, Mantik) serta
teman terimut di kampus Ittah, Fisma, dan Tian. Kalian selalu menjadi
bagian dari cerita di masa masa kuliahku yang nantinya dirindukan.
9. Teman yang merangkap pembimbing, motivator, tukang edit, tukang ojek,
dan lain-lain Irvansyah. F, S.Pd
10. Teman-teman seperjuangan Manajemen Pendidikan angkatan 2012,
selalu indah untuk dikenang, selalu berbaik hati dan saling support satu
sama lain.

Akhirnya penulis berdoa kepada Allah SWT mudah-mudahan mereka yang


turut membantu study penulis dan kelancaran penelitian skripsi ini, baik yang
disebut maupun yang tidak disebut namanya dalam kata pengantar ini, semoga
Allah membalasnya dan diberikan keberkahan dalam kehidupanya. Penyusunan
skripsi ini masih banyak kekurangan-kekurangan, saran yang baik sangat penulis
harapkan. Dengan segala kekurangannya, mudah-mudahan karya ini dapat
bermanfaat pula bagi penulis maupun pembaca sekalian. Aaamiin
Ciputat, Desember 2016
Hormat saya,

Rizka Zayyana
Penulis

iv
DAFTAR ISI

LEMBAR PENGESAHAN PANITIA UJIAN SKRIPSI


LEMBAR PENGESAHAN PEMBIMBING SKRIPSI
UJI REFERENSI
ABSTRAK .................................................................................................................... i
KATA PENGANTAR .................................................................................................. iii
SURAT PERNYATAAN KARYA ILMIAH ............................................................. v
DAFTAR ISI .................................................................................................................. vi
DAFTAR TABEL ......................................................................................................... ix
DAFTAR LAMPIRAN ................................................................................................ x

BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang .......................................................................................... 1
B. Identifikasi Masalah ................................................................................ 6
C. Pembatasan Masalah................................................................................. 7
D. Rumusan Masalah..................................................................................... 7
E. Tujuan Penelitian ...................................................................................... 8
F. Manfaat Penelitian .................................................................................... 8

BAB II KAJIAN TEORI


A. Kajian Teori ............................................................................................... 9
1. Peran Tenaga Administrasi .................................................................. 9
a. Pengertian Tenaga Administrasi .................................................... 9
b. Manajemen Tenaga Kependidikan ................................................. 16
c. Jenis-Jenis Tenaga Kependidikan .................................................. 19
d. Tugas Pokok dan Fungsi Tenaga Administrasi .............................. 22
e. Prinsip-Prinsip Tenaga Administrasi ............................................ 24

vi
2. Mutu Layanan Administrasi Pendidikan.............................................. 25
a. Pengertian Mutu Administrasi Pendidikan .................................... 25
b. Fungsi Administrasi Pendidikan .................................................... 29
c. Pengertian Mutu Pelayanan............................................................ 33
d. Strategi Meningkatkan Mutu Pelayanan ........................................ 36
B. Hasil Penelitian yang Relevan ................................................................... 44
C. Kerangka Berfikir....................................................................................... 47

BAB III METODOLOGI PENELITIAN


A. Tempat dan Waktu Penelitian .................................................................... 50
B. Fokus Penelitian ......................................................................................... 51
C. Metode Penelitian....................................................................................... 51
D. Sumber data ............................................................................................... 51
E. Teknik Pengumpulan Data ........................................................................ 52
F. Pemeriksaan atau Pengecekan Keabsahan Data ........................................ 54
G. Kisi-Kisi Instrumen ................................................................................... 55

BAB IV HASIL PENELITIAN


A. Gambaran Umum Objek Penelitian ........................................................... 62
1. Profil MI Pembangunan UIN Jakarta................................................... 62
2. Sejarah Singkat MI Pembangunan UIN Jakarta ................................. 63
3. Visi dan Misi MI Pembangunan UIN Jakarta ...................................... 64
4. Tujuan MI Pembangunan UIN Jakarta. ............................................... 65
5. Struktur Oganisasi MI Pembangunan UIN Jakarta .............................. 66
6. Data Pendidik dan Tenaga Kependidikan ........................................... 68
7. Data Siswa ........................................................................................... 68
8. Fasilitas ................................................................................................ 69

vii
B. Deskripsi dan Analisa Data ....................................................................... 74
1. Profil Tenaga Administrasi MI Pembangunan UIN Jakarta ................ 74
2. Kegiatan Tenaga Administrasi MI Pembangunan UIN Jakarta .......... 77
3. Peran Tenaga Administrasi dalam Peningkatan Mutu Layanan .......... 81
4. Hambatan dalam Peningkatan Mutu Layanan .................................... 83
5. Strategi dalam Peningkatan Mutu Layanan ......................................... 85
C. Temuan Hasil Penelitian ........................................................................... 87
D. Diskusi Hasil Penelitian ............................................................................. 90

BAB V PENUTUP
A. Kesimpulan ................................................................................................ 93
B. Saran .......................................................................................................... 94

DAFTAR PUSTAKA .................................................................................................... 95

LAMPIRAN-LAMPIRAN

viii
DAFTAR TABEL

Tabel 3.1 Waktu Penelitian

Tabel 3.2 Kisi Kisi Instrument Observasi Peran Tenaga Administrasi dalam
Meningkatkan Mutu Layanan Administrasi

Tabel 3.3 Kisi Kisi Instrument Wawancara Peran Tenaga Administrasi dalam
Meningkatkan Mutu Layanan Administrasi

Table 3.4 Daftar Checlist Studi Dokumentasi

Table 4.1 Data Profil Tenaga Kependidikan MI Pembangunan UIN Jakarta

ix
DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1 Pedoman Observasi


Lampiran 2 Daftar Ceklist Studi Dokumentasi
Lampiran 3 Pedoman Wawancara
Lampiran 4 Hasil Wawancara Kepala Madrasah MI Pembangunan UIN Jakarta
Lampiran 5 Hasil Wawancara Kepala Bagian Tenaga Administrasi MI Pembangunan
UIN Jakarta
Lampiran 6 Hasil Wawancara Kasub Dikjar MI Pembangunan UIN Jakarta
Lampiran 7 Hasil Wawancara Kasub Keuangan dan Kepegawaian MI Pembangunan
UIN Jakarta
Lampiran 8 Hasil Wawancara Kasub Umum MI Pembangunan UIN
Lampiran 9 Hasil Wawancara Guru Wali Kelas
Lampiran 10 Hasil Wawancara Guru Bidang Studi
Lampiran 11 Hasil Wawancara Orang Tua Siswa
Lampiran 12 Hasil Wawancara Siswa
Lampiran 13 Hasil Wawancara Kepala Pusat SIDP MI Pembangunan UIN Jakarta
Lampiran 14 Data Tenaga Administrasi, Pendidik, dan Data Siswa MI Pembangunan
UIN Jakarta
Lampiran 15 Tugas, Pokok dan Fungsi Tenaga Administrasi MI Pembangunan UIN
Jakarta
Lampiran 16 Dokumentasi Layanan Administrasi MI Pembangunan UIN Jakarta
Lampiran 17 Lembar Uji Referensi
Lampiran 18 Surat Permohonan Izin Penelitian
Lampiran 19 Surat Keterangan Telah Penelitian di MI Pembangunan UIN Jakarta
Lampiran 20 Surat Bimbingan Skripsi

x
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Pendidikan dipercaya sebagai alat untuk mewujudkan mimpi dan


harapan dari seorang manusia. Melalui pendidikan manusia menjadi
cerdas, memliki keterampilan, sikap yang sopan, dan mampu berinteraksi
dengan orang lain. Pendidikan merupakan investasi yang memberi
keuntungan sosial dan pribadi yang menjadikan bangsa bermartabat dan
menjadikan individunya menjadi manusia yang memiliki derajat dan mulia
dibandingkan makhluk ciptaan lainnya.

Pemikiran dilandasi oleh keyakinan bahwa manusia lahir ke dunia


atas karunia Allah. Mereka tidak berdaya, tetapi dilengkapi dengan
berbagai kemampuan dasar yang penuh kemungkinan, sebagai alat supaya
dapat berbuat dan bekerja; cipta, rasa, karsa, dan karya untuk kemudian
mengabdikan diri kepada penciptanya. (Q.S. 16 An-Nahl: 78 dan Q.S.22
Al-Hajj).

Pendidikan merupakan hal yang sangat penting dalam membentuk


baik buruknya pribadi manusia. Menyadari hal tersebut semua satuan
pendidikan baik sekolah maupun madrasah memerlukan pendidik dan
tenaga kependidikan sesuai kebutuhan dan ketentuan yang berlaku agar
dapat melaksanakan kegiatan pendidikan sebagaimana mestinya. Dalam
Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Nomor 24 Tahun 2008 pasal 1
ayat 2 “Untuk dapat diangkat sebagai tenaga administrasi
sekolah/madrasah, seseorang wajib memenuhi standar tenaga administrasi
di sekolah/madrasah yang berlaku secara nasional.”

Berkenaan dengan hal tersebut peranan tenaga administrasi sangatlah


penting untuk mendukung kelancaran dan kesuksesan tata administrasi
sekolah. Dibutuhkan kompetensi dan ketrampilan yang menunjang di

1
2

bidang administrasi. Keberadaan tenaga administrasi di jenjang pendidikan


dasar dan menengah dalam proses pembelajaran sangat diperlukan demi
terciptanya sekolah yang bermutu.
Sebagai salah satu dalam proses pembelajaran, tugas dan fungsi
tenaga administrasi di jenjang pendidikan dasar dan menengah tidak dapat
dilakukan oleh pendidik. Hal ini disebabkan: pekerjaannya bersifat
administratif yang tunduk pada aturan yang sifatnya khusus, merupakan
pekerjaan pelayanan untuk kelancaran proses pembelajaran, memerlukan
kompetensi yang berbeda dengan kompetensi yang disyaratkan untuk
pendidik dan kadang kala tidak berhubungan secara langsung dengan
peserta didik. Di samping itu, sesuai aturan kepegawaian, tugas tenaga
administrasi di jenjang pendidikan dasar dan menengah tidak boleh
dirangkap oleh tenaga fungsional yang lain.
Fakta di lapangan menunjukkan bahwa layanan administrasi sekolah
yang selama ini dikenal dengan istilah tata usaha, sering dipersepsi keliru
dan dianggap tidak penting oleh sebagian anggota masyarakat. Hal ini
terlihat antara lain dari fakta dimilikinya tenaga tata usaha pada sekolah
dasar dan pendidikan luar biasa di Indonesia tidak ada sama sekali tenaga
administrasinya, sedangkan jumlah sekolah dasar yang ada sekitar 135.644
untuk negeri dan 10.223 untuk swasta. 1
Dari segi fungsi, aktivitas ketatausahaan berperan mendukung
penyelenggaraan tugas pokok. Namun demikian fungsi sebagai pendukung
ini tidak mengurangi posisinya yang sangat penting dalam memberikan
kontribusi terhadap pencapaian tujuan sekolah. Tanpa dukungan layanan
administrasi yang baik dan tertib, mustahil sekolah dapat mencapai visi
dan misi yang sudah ditentukan.
Fungsi layanan administrasi sekolah, khususnya dalam mendukung
tercapainya visi dan misi sekolah, hingga kini belum mendapatkan
perlakuan yang seimbang. Bahkan pada tingkatan sekolah dasar dan
pendidikan luar biasa kegiatan tersebut tidak ditangani oleh petugas

1
Direktorat Tenaga Kependidikan tahun 2006.
3

khusus melainkan dirangkap oleh Kepala sekolah atau guru yang ada.
Untuk tingkat sekolah menengah, layanan administrasi sekolah memang
sudah ditangani oleh bagian tata usaha. Akan tetapi hasil survei lapangan
yang dilakukan oleh Pokja Pengembangan Standar Mutu Tenaga
Administrasi Sekolah (2007) diketahui adanya sejumlah masalah seperti
kepala tenaga administrasi sekolah yang ada belum semuanya mengikuti
diklat kepala tenaga administrasi sekolah (Diklatpim IV), dan kepala
tenaga administrasi sekolah yang telah mengikuti Diklatpim IV tidak dapat
menerapkan pengetahuan yang diperolehnya karena materi yang diberikan
ternyata tidak mencakup pengetahuan tentang administrasi sekolah
melainkan administrasi perkantoran terpadu untuk dinas atau badan di
Pemerintah Daerah.
Permasalahan tersebut menjadi sangat penting untuk dibahas karena
keberadaaan layanan administrasi memang sangat dibutuhkan, di dalam
Peraturan Pemerintah Nomor 19 Tahun 2005 tentang Standar Nasional
Pendidikan secara tegas dinyatakan bahwa setiap satuan pendidikan mulai
dari Sekolah Dasar dan Madrasah Ibtidaiyah sampai dengan perguruan
tinggi, termasuk Paket A, B, maupun C, harus memiliki tenaga
administrasi. Keefektifan kegiatan layanan administrasi sekolah banyak
ditentukan oleh kualifikasi dan kinerja petugas yang menanganinya.
Sementara itu keberhasilan unit tata usaha dalam melaksanakan
fungsinya banyak ditentukan oleh kualitas dan kemampuan Kepala Tenaga
Administrasi Sekolah, yang selama ini dikenal sebagai kepala tata usaha
sekolah. Kepala Tenaga Administrasi Sekolah (TAS) membawahi
sejumlah tenaga administrasi yang bertugas memberikan pelayanan
kepada pelanggan internal maupun eksternal. Pelanggan internal adalah
Kepala Sekolah, guru dan tenaga administrasi yang lain, sedangkan
pelanggan eksternal adalah semua pihak yang berada di luar sekolah yang
memiliki kepentingan dengan sekolah.2 Dalam hal ini, peran tenaga

2
Muhyadi, “ Kualifikasi dan Kompetensi Tenaga Administrasi Sekolah di Daerah Istimewa Yogyakarta”,
Jurnal Tenaga Kependidikan vol 43, No. 1 (Mei 2013), h.40
4

administrasi pada suatu sekolah tidak dapat diabaikan begitu saja karena
tanpa dukungan layanan administrasi yang baik, kecil kemungkinan
sekolah berhasil mencapai visi dan misi yang sudah ditetapkan. Dukungan
administrasi bukan saja dalam rangka memperlancar pelaksanaan kegiatan
pokok yang bersifat rutin tetapi juga dalam rangka pengembangan sekolah
untuk kedepannya.
Salah satu sekolah tingkat dasar Islam yang mempunyai struktur Tata
Usaha dengan tenaga administrasi yang menerapkan layanan administrasi
adalah Madrasah Ibtidaiyah Pembangunan UIN Jakarta. Di sekolah
tersebut memiliki tenaga tenaga administrasi berjumlah 16 dengan rincian
sebagai berikut: (1) sub pendidikan & pengajaran berjumlah 5 orang, (2)
sub keuangan & kepegawaian 6 orang, (3) sub umum berjumlah 5 orang.3
Di mana tenaga administrasi sekolah tersebut menggunakan sistem satu
unit empat atap, yang dimaksud dengan satu tata usaha mengelola
Madrasah Ibtidaiyah, Tsanawiyah, Madrasah Aliyah dan TK yang mana
TK tersebut berada di beda wilayah yaitu di daerah Pamulang, Tangsel.
Sekolah Madrasah Pembangunan (MP) di tingkat Madrasah Ibtidaiyah
(MI) sudah memiliki pelayanan administrasi yang cukup baik, dan tata
usahanya mencakup tiga subbagian, yaitu:
1) Pendidikan dan Pengajaran,
2) Keuangan dan Kepegawaian,
3) Umum.
“…Yang mana tiap subbagian tersebut memiliki jobdesk untuk
mengelola empat tingkat sekolah.”4 Pemaparan tersebut dari Bapak Agung
selaku kepala subbagian keuangan dan kepegawaian di MI Pembangunan
UIN Jakarta.
Namun, dalam pelaksanaannya para tenaga administrasi pada bidang
pendidikan & pengajaran sering kali menemui hambatan untuk
menyimpan dokumen peserta didik secara lengkap dikarenakan kelalaian

3
Hasil Wawancara Yon Sugiyono Selaku Kepala Sekolah, Pada Hari Kamis 15 September 2016
4
Hasil Wawancara M. Agung Sya’ban Selaku Kepala Subbagian Keuangan Dan Kepegawaian, Pada Hari
Senin 01 Agustus 2016
5

dari siswa atau wali siswa yang tidak mengumpulkan datanya kembali.
Kemudian, di dalam ruangan tenaga administrasi bidang pendidikan &
pengajaran terdapat lemari penyimpanan arsip yang masih kurang
jumlahnya sehingga tidak sempurnanya pengarsipan dokumen atau berkas.
Madrasah Pembangunan (MP) UIN Jakarta sudah menerapkan sistem
manajemen pedoman ISO 9000:1 namun untuk tenaga admnistrasi bagian
keuangan & kepegawaian belum memiliki sistem database kepegawaian
secara komprehensif. Pada bidang tersebut juga mengalami hambatan
dalam penyusunan anggaran dikarenakan peraturan pembayaran SPP yang
tidak dinaikkan setiap tahunnya sehingga kurang optimal.
Pada dasarnya setiap bidang tenaga administrasi di sekolah tersebut
mempunyai hambatan yang kerap terjadi dalam mewujudkan mutu
pelayanan administrasi, seperti dalam bidang umum di sekolah MP UIN
Jakarta masih merasakan kekurangan tenaga administrasi yang
berkompeten di bidangnya. Namun terkendala dalam efisiensi pengeluaran
sekolah maka sekolah harus berusaha untuk mencukupi kebutuhan sekolah
dengan terus mempertahankan tenaga administrasi yang ada dalam
meningkatkan mutu pelayanan administrasi.
Dalam diri masing-masing tiap anggota administrasi, masih terdapat
pula beberapa anggota yang masih kurang termotivasi untuk mengikuti
beberapa kegiatan tambahan yang diadakan dari pihak sekolah, yang mana
kegiatan tersebut dapat meningkatkan mutu sekolah dan menambah
pengalaman peranan di antara setiap individu para tenaga administrasi.
Dari segala permasalahan yang dialami oleh sekolah tersebut masih
banyak keunggulan yang dihasilkan dari semua unsur sekolah yang
dirasakan manfaatnya oleh pengguna jasa pendidikan sekolah tersebut.
Perkembangan yang cukup cepat dilakukan oleh semua unsur sekolah
termasuk tenaga administrasi dalam meningkatkan mutu layanan
administrasi disekolah tersebut. Oleh karena itu penulis tertarik untuk
meneliti lebih lanjut terkait mutu layanan administrasi yang sedang
berjalan disekolah tersebut. Berdasarkan latar belakang yang telah
6

diuraikan di atas, maka penulis terdorong untuk melakukan penelitian ini


dengan judul “Peran Tenaga Administrasi dalam Meningkatkan Mutu
Layanan Administrasi di Madrasah Ibtidaiyah Pembangunan UIN
Jakarta”.

B. Identifikasi Masalah
Berdasarkan latar belakang masalah di atas dapat diidentifikasikan
masalah-masalah yang relevan dengan penelitian ini yaitu:
1. Belum memiliki tenaga administrasi
2. Belum menerapkan pengetahuan pendidikan dan pelatihan (Diklat)
sebagai kepala bagian tenaga administrasi yang sudah bersertifikasi
3. Tidak seimbangnya fungsi layanan administrasi karena tidak
ditangani oleh petugas yang berkompeten
4. Terdapat ketidak tegasan anggota tenaga administrasi dalam peraturan
pengumpulan berkas dari siswa/wali.
5. Terdapat ketidaksempurnaan pekerjaan administrasi dalam hal
pengarsipan.
6. Belum memiliki sistem database kepegawaian secara elektronik yang
komprehensif.
7. Kurang optimalnya penyusunan anggaran dari peraturan pembayaran
SPP yang tidak dinaikkan.
8. Kurangnya personel pegawai tenaga administrasi untuk menangani
bagian umum.
9. Kurangnya motivasi diri dari beberapa pihak tenaga administrasi
dalam meningkatkan kegiatan mutu sekolah.

C. Pembatasan Masalah
Dengan adanya keterbatasan waktu, pikiran, dana dan sarana yang
ada maka peneliti merasa perlu memberikan batasan permasalahan agar
hasil penelitian lebih fokus. Penulis hanya membatasi dan membahas
mengenai:
7

1. Terdapat ketidaksempurnaan pekerjaan administrasi dalam hal


pengarsipan.
2. Belum memiliki sistem database kepegawaian secara elektronik yang
komprehensif.
3. Kurangnya personel pegawai tenaga administrasi untuk menangani
bagian umum.

D. Perumusan Masalah

Mengacu pada uraian latar belakang di atas maka dapat dirumuskan


permasalahan dalam pertanyaan penelitian sebagai berikut:
1. Bagaimana peranan tenaga administrasi dalam meningkatkan mutu
layanan administrasi di sekolah?
2. Apa saja kendala yang dihadapi tenaga administrasi dalam
meningkatkan mutu layanan administrasi di sekolah?
3. Bagaimana strategi penyelesaian dari kendala yang dihadapi sekolah?

E. Tujuan Penelitian
Berdasarkan perumusan masalah di atas, maka penelitian ini
memiliki tujuan untuk menjelaskan:
1. Untuk mengetahui bagaimana peranan tenaga administrasi di MI
Pembangunan UIN Jakarta.
2. Untuk mengetahui kendala-kendala yang dihadapi para tenaga
administrasi dalam meningkatkan layanan administrasi di MI
Pembangunan UIN Jakarta.
3. Untuk mengetahui apakah peran tenaga administrasi dapat menunjang
mutu layanan administrasi di MI Pembangunan UIN Jakarta.
8

F. Kegunaan / manfaat penelitian


Hasil penelitian terhadap peran tenaga administrasi dalam
meningkatkan mutu layanan di MI Pembangunan UIN Jakarta ini
diharapkan dapat memberikan manfaat, antara lain:
1. Dalam aspek sekolah, hasil penelitian ini akan memberikan gambaran
sekolah dalam meningkatkan mutu layanan sekolah.
2. Sebagai bahan untuk menarik peneliti lain agar dapat minat meneliti
lebih lanjut peran tenaga administrasi dalam meningkatkan mutu
layanan sekolah.
3. Bagi masyarakat, sebagai bahan informasi mengenai peran tenaga
kependidikan dalam meningkatkan mutu layanan sekolah.
4. Bagi Fakutas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan, khususnya jurusan
Manajemen Pendidikan dapat menambah koleksi skripsi yang
melakukan penelitian Tenaga Administrasi.
BAB II
KAJIAN TEORI

A. Peran Tenaga Administrasi


1. Pengertian Tenaga Administrasi
Dalam proses pembelajaran di sekolah/madrasah terdapat suatu
subsistem/komponen yang saling berkaitan. Satu di antara
subsistem/komponen tersebut adalah tenaga administrasi sekolah/madrasah di
jenjang pendidikan dasar dan menengah. Keberadaan tenaga administrasi
tersebut akan sangat mendukung meningkatan mutu dan pelayanan
pendidikan apabila mereka memiliki kualifikasi dan kompetensi minimal
sesuai yang disyaratkan.
Dalam penafsiran ayat Al-Qur’an mengenai administrasi ialah: “Hai
orang-orang yang beriman, apabila kamu bermu’amalah [1] tidak secara tunai
untuk waktu yang ditentukan, hendaklah kamu menuliskannya. Dan
hendaklah seorang penulis di antara kamu menuliskannya dengan benar. Dan
janganlah penulis enggan menuliskannya sebagaimana Allah telah
mengajarkannya, maka hendaklah ia menulis, dan hendaklah orang yang
berhutang itu mengimlakan [apa yang akan ditulis itu], dan hendaklah ia
bertakwa kepada Allah Tuhannya, dan janganlah ia mengurangi sedikitpun
daripada hutangnya. Jika yang berhutang itu orang yang lemah akalnya atau
lemah [keadaannya] atau dia sendiri tidak mampu mengimlakan, maka
hendaklah walinya mengimlakan dengan jujur. Dan persaksikanlah dengan
dua orang saksi dari orang-orang lelaki di antaramu]. Jika tak ada dua orang
lelaki, maka [boleh] seorang lelaki dan dua orang perempuan dari saksi-saksi
yang kamu ridhai, supaya jika seorang lupa maka seorang lagi
mengingatkannya. Janganlah saksi-saksi itu enggan [memberi keterangan]
apabila mereka dipanggil; dan janganlah kamu jemu menulis hutang itu, baik
kecil maupun besar sampai batas waktu membayarnya. Yang demikian itu,
lebih adil di sisi Allah dan lebih dapat menguatkan persaksian dan lebih dekat
kepada tidak [menimbulkan] keraguanmu, [Tulislah mu’amalahmu itu],

9
10

kecuali jika mu’amalah itu perdagangan tunai yang kamu jalankan di antara
kamu, maka tak ada dosa bagi kamu, [jika] kamu tidak menulisnya. Dan
persaksikanlah apabila kamu berjual-beli; dan janganlah penulis dan saksi
saling sulit-menyulitkan. Jika kamu lakukan [yang demikian], maka
sesungguhnya hal itu adalah suatu kefasikan pada dirimu. Dan bertakwalah
kepada Allah; Allah mengajarmu; dan Allah Maha Mengetahui segala
sesuatu.” 1 Semua hal yang berkaitan dengan alam dan semesta sudah
tercantum di dalam ayat-ayat suci Al-Qur’an.
Menurut Ngalim Purwanto dalam buku pedoman administrasi dan
supervisi pendidikan, “administrasi berasal dari bahasa latin yang terdiri dari
kata ad dan ministrare. Kata ad mempunyai arti yang sama dengan to dalam
bahasa Inggris yang berari ke atau kepada, dan mininistrare sama artinya
dengan to serve atau to conduct yang berarti melayani, membantu atau
mengarahkan.”2
Menurut Anonim dalam Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Nomor
13 Tahun 2007, ”Tenaga Administrasi Sekolah (TAS) ialah sumberdaya
manusia di sekolah yang tidak terlibat langsung dalam pelaksanaan kegiatan
belajar mengajar tetapi berperan mendukung kelancaran proses pembelajaran
dan administrasi sekolah.”3
Tenaga administrasi sekolah adalah tenaga kependidikan yang bertugas
memberikan dukungan layanan administrasi guna terselenggaranya proses
pendidikan disekolah. Mereka adalah non teaching staff yang bertugas di
sekolah atau sering disebut Tata Usaha (TU). Dalam Kepmendiknas No.
053/U/2001 tentang Pedoman Penyusunan Standar Pelayanan Minimal
Penyelenggaraan Persekolahan Bidang Pendidikan Dasar dan Menengah
dinyatakan bahwa Tenaga Administrasi Sekolah ialah sumber daya manusia

1
Tafsir QS. Al-Baqarah Ayat 282.
2
Pedoman Pengembangan Administrasi dan Supervisi Pendidikan Tahun 2000, h. 10.
3
Pendidikan dan Pelatihan Manajemen Ketatausahaan Sekolah Direktorat Tenaga
Kependidikan Peningkatan Mutu Pendidik dan Tenaga Kependidikan Departemen Pendidikan
Nasional tahun 2007, h. 103.
11

di sekolah yang tidak terlibat langsung dalam kegiatan belajar mengajar tetapi
sangat mendukung keberhasilannya dalam kegiatan administrasi sekolah. 4
Sampai sejauh ini belumlah banyak uraian yang mendalam baik hasil
penelitian maupun kajian literatur tentang administrasi pendidikan. Tahap-
tahap perkembangannya banyak di antara masyarakat selalu terjebak bahwa
administrasi pendidikan itu hanya seputar kegiatan tata usaha sekolah dalam
arti sempit. Sedangkan kenyataannya satuan pendidikan tidak berdiri sendiri,
tetapi ada lembaga lain yang sangat erat kaitannya dengan satuan pendidikan
seperti Departemen Pendidikan pada tingkat nasional, Pemerintah Provinsi
pada tingkat regional, dan Pemerintahan Kabupaten/Kota pada tingkat daerah,
serta institusi kemasyarakatan yang berkepentingan terhadap pendidikan.
Semua lembaga-lembaga ini muara dan sasaran kebijakannya adalah sekolah
atau satuan pendidikan, karena jika dilihat secara utuh bahwa administrasi
pendidikan meliputi lembaga pelayanan sekoah yaitu pemerintah dan
lembaga pelayanan belajar yaitu satuan pendidikan. Secara konseptual
administrasi pendidikan terdiri dari dua kata yang masing-masing punya
pengertian tersendiri yaitu administrasi dan pendidikan. Hal ini menunjukkan
bahwa administrasi pendidikan adalah penerapan ilmu administrasi dalam
dunia pendidikan atau sebagai penerapan administrasi dalam pembinaan,
pengembangan dan pengendalian usaha dan praktek-praktek pendidikan.
Administrasi pendidikan seringkali diartikan secara sempit sebagai
semata-mata kegiatan ketatausahaan seperti menyelenggarakan surat-
menyurat, mengatur dan mencatat penerimaan, penyimpanan,
mendokumentasikan kegiatan, mempersiapkan laporan, penggunaan dan
pengeluaran barang-barang, mengurus neraca keuangan dan sebagainya.
Pengertian demikian ini tidak terlalu salah, karena setiap aspek kegiatan
administrasi selalu memerlukan kegiatan yang demikian itu. Hanya saja yang
perlu diingat bahwa kegiatan administrasi tidak hanya kegiatan mencatat

4
Kepmendiknas No. 053/U/2001 Tentang Pedoman Penyusunan Standar Pelayanan
Minimal Penyelenggaraan Persekolahan Bidang Pendidikan Dasar dan Menengah
12

dalam pengertian tata usaha, tetapi administrasi lebih luas dari itu yang
mengandung arti institusional, fungsional, dan sebagai
suatu proses/kegiatan untuk mencapai tujuan pendidikan yang direncanakan,
diorganisasikan, digerakkan dengan menggunakan strategi, dan dilakukan
pengawasan. Mendefinisikan administrasi pendidikan tidak begitu mudah,
karena menyangkut pengertian yang luas ditinjau dari berbagai aspek yang
melingkupinya. 5

Pemenuhan standar kualifikasi dan standar kompetensi bagi tenaga


administrasi sekolah madrasah di jenjang pendidikan dasar dan menengah
dalam jabatan merupakan hak yang wajib dipenuhi oleh penyelenggara
sekolah/madrasah. Keberadaan tenaga administrasi sekolah/madrasah di
jenjang pendidikandasar dan menengah atau lazimnya disebut tenaga tata
usaha sekolah/madrasah dalam proses pembelajaran sangat diperlukan.
Sebagai satu komponen dalam proses pembelajaran, tugas dan fungsi
tenaga administrasi sekolah/madrasah di jenjang pendidikan dasar dan
menengah tidak dapat dilakukan oleh pendidik. Hal ini disebabkan:
pekerjaannya bersifat administratif yang tunduk pada aturan yang sifatnya
khusus, merupakan pekerjaan pelayanan untuk kelancaran proses
pembelajaran, lebih memerlukan keterampilan khusus, sedikit yang
memerlukan keahlian tertentu, memerlukan kompetensi yang berbeda dengan
kompetensi yang disyaratkan untuk pendidik, kadang kala tidak berhubungan
secara langsung dengan peserta didik kecuali untuk jabatan instruktur, dan
sebagainya. Tenaga administrasi sekolah/ madrasah terdiri atas kepala tenaga
administrasi sekolah atau madrasah, pelaksana urusan, dan petugas layanan
khusus. Tenaga administrasi sekolah atau madrasah (TAS/M) berdasarkan
peraturan menteri pendidikan nasional nomor 24 tahun 2008 tentang standar
kompetensi tenaga administrasi sekolah/madrasah mensyaratkan sebagai
berikut:

5
Syaiful Sagala, Administrasi Pendidikan Kontemporer, (Bandung: Alfabeta, 2013), h. 37.
13

a. Kepala Tenaga Administrasi SD/MI/SDLB


Kepala tenaga administrasi SD/MI/SDLB dapat diangkat apabila
sekolah/madrasah memiliki lebih dari 6 (enam) rombongan belajar.
Kualifikasi kepala tenaga administrasi SD/MI/ SDLB adalah sebagai
berikut:
1) Berpendidikan minimal lulusan SMK atau yang sederajat, program studi
yang relevan dengan pengalaman kerja sebagai tenaga administrasi
sekolah/madrasah minimal 4 (empat) tahun.
2) Memiliki sertifikat tenaga dministrasi sekolah/madrasah dari lembaga
yang ditetapkan pemerintah.
b. Kepala Tenaga Administrasi SMP/MTs/SMPLB
Kepala tenaga administrasi SMP/MTs/SMPLB berkualifikasi sebagai
berikut:
1) Berpendidikan minimal D3 atau yang sederajat, program studi yang
relevan, dengan pengalaman kerja sebagai tenaga administrasi
sekolah/madrasah minimal 4 (empat) tahun
2) Memiliki sertifikat kepala tenaga administrasi sekolah/madrasah dari
lembaga yang ditetapkan pemerintah.
c. Kepala Tenaga Administrasi SMA/MA/SMK/MAK/SMALB
Kepala tenaga administrasi SMA/MA/SMK/MAK/SMALB berkualifikasi
sebagai berikut:
1) Berpendidikan S1 program studi yang relevan dengan pengalaman kerja
sebagai tenaga administrasi sekolah/madrasah minimal 4 (empat) tahun,
atau D3 dan yang sederajat, program studi yang relevan, dengan
pengalaman kerja sebagai tenaga administrasi sekolah/madrasah
minimal 8 (delapan tahun).
2) Memiliki sertifikat kepala tenaga administrasi sekolah/madrasah dari
lembaga yang ditetapkan pemerintah.
14

d. Pelaksanaan Urusan Administrasi Kepegawaian


Berpendidikan minimal lulusan SMA/MA/SMK/MAK atau yang
sederajat, dan dapat diangkat apabila jumlah pendidik dan tenaga
kependidikan minimal 50 orang.
e. Pelaksanaan Urusan Administrasi Keuangan
Berpendidikan minimal lulusan SMK/MAK, program studi yang relevan,
atau SMA/MA dan memiliki sertifikat yang relevan.
f. Pelaksanaan Urusan Administrasi Sarana Dan Prasarana
Berpendidikan minimal lulusan SMA/MA/SMK/MAK atau yang sederajat.
g. Pelaksanaan Urusan Administrasi Hubungan Sekolah dengan Masyarakat.
Berpendidikan minimal lulusan SMA/MA/SMK/MAK atau yang sederajat,
dan dapat diangkat apabila sekolah/madrasah memiliki minimal 9
(Sembilan) rombongan belajar.
h. Pelaksanaan Urusan Administrasi Persuratan dan Pengarsipan
Berpendidikan minimal lulusan SMK/MAK, program studi yang relevan.
i. Pelaksanaan urusan administrasi kesiswaan
Berpendidikan minimal lulusan SMA/MA/SMK/MAK atau yang
sederajat, dan dapat diangkat apabila sekolah/madrasah memiliki minimal
9 (Sembilan) rombongan belajar.
j. Pelaksanaan Urusan Administrasi Kurikulum
Berpendidikan minimal lulusan SMA/MA/SMK/MAK atau yang
sederajat, dan dapat diangkat apabila sekolah/madrasah memiliki minimal
12 (dua belas) rombongan belajar.
k. Pelaksanaan Urusan Administrasi Umum untuk SD/MI/SDLB
Berpendidikan minimal SMA/MA/SMK/MAK atauyang sederajat.
l. Petugas Layanan Khusus
a) Penjaga sekolah/madrasah
Berpendidikan minimal lulusan SMP/MTs atau yang sederajat.
b) Tukang Kebun
Berpendidikan minimal lulusan SMP/MTs atau yang sederajat
c) Tenaga Kebersihan
15

Berpendidikan minimal lulusan SMP/MTs atau yang sederajat


d) Pengemudi
Berpendidikan minimal lulusan SMP/MTs atau yang sederajat,
memiliki SIM yang sesuai, dan diangkat apabila sekolah/madrasah
memiliki kendaraan roda empat
e) Pesuruh
Berpendidikan minimal lulusan SMP/MTs atau yang sederajat6

Di samping itu, sesuai aturan kepegawaian, tugas tenaga


administrasisekolah/madrasah di jenjang pendidikan dasar dan menengah
tidak boleh dirangkap oleh tenaga fungsional yang lain. Sebagai subsistem
atau komponen pembelajaran, keberadaannya akan saling berkaitan
dengan komponen yang lain agar tujuan pendidikan dapat dicapai sesuai
dengan harapan.
Keberadaan subsistem atau komponen tersebut harus memenuhi
syarat baik dari segi kuantitas maupun kualitasnya sesuai dengan Standar
Nasional Pendidikan sehingga hasil yang diharapkan dalam tujuan
pembelajaran pada setiap satuan pendidikan dapat dicapai sesuai dengan
rencana strategis yang telah ditetapkannya. Subsistem tersebut antara lain
meliputi: peserta didik, pendidik, kepala sekolah, tenaga kependidikan
yang meliputi (tenaga administrasi sekolah/madrasah, laboran,
pustakawan, instruktur, bendahara sekolah, penjaga sekolah dan lain-lain),
buku pelajaran, kurikulum, masyarakat, lingkungan sekolah, kebijakan
pemerintah, aturan/tata tertib sekolah.
Seluruh komponen tersebut sangat beperan dan saling
mempengaruhi sehingga proses pembelajaran dapat berlangsung sesuai
dengan rencana pembelajaran yang telah disusun dan tujuan dilakukan
pembelajaran dan dampak dari tujuan tersebut dapat dicapai.

6
Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Nomor 24 Tahun 2008 tentang Standar Kompetensi
Tenaga Administrasi Sekolah/Madarasah
16

Dari keseluruhan pernyataan mengenai pengertian tenaga


administrasi, maka penulis menarik kesimpulan bahwa tenaga administrasi
adalah sebagai administrator yang dapat membantu kelancaran kegiatan
administrasi(membantu, melayani, atau mengarahkan kegiatan) sehingga
proses pembelajaran dapat berlangsung sesuai dengan rencana
pembelajaran yang telah disusun dapat dicapai, dan merupakan non
teaching staff.

2. Manajemen Tenaga Kependidikan


Manajemen tenaga kependidikan merupakan kegiatan yang
mencakup penetapan norma, standar, prosedur, pengangkatan, pembinaan,
penatalaksanaan, kesejahteraan dan pemberhentian tenaga kependidikan
sekolah agar dapat melaksanakan tugas dan fungsinya dalam mencapai
tujuan sekolah.
Manajemen tenaga kependidikan atau manajemen personalia
pendidikan bertujuan untuk mendayagunakan tenaga kependidikan secara
efektif dan efisien untuk mencapai hasil yang optimal, namun tetap dalam
kondisi yang menyenangkan. Untuk mewujudkan keseragaman perlakuan
dan kepastian hukum bagi tenaga kependidikan sekolah dasar dalam
melaksanakan tugas dan fungsi, wewenang dan tanggung jawabnya sesuai
dengan ketentuan perundang-undangan yang berlaku.
Konsep Manajemen Tenaga Kependidikan: tenaga kependidikan
bertugas menyelenggarakan kegiatan mengajar, melatih, meneliti,
mengembangkan, mengelola, dan/atau memberikan pelayanan teknis
dalam bidang pendidikan.
Adapun komponen dari manajemen ini adalah sebagai berikut:
a. Penyusunan formasi
b. Pengadaan pegawai
c. Kenaikan pangkat
d. Pembinaan dan pengembangan karier pegawai
e. Ketatalaksanaan tenaga kependidikan
17

Terdapat beberapa dimensi kegiatan manajemen tenaga


kependidikan/kepegawaian, antara lain:
1) Recruitment atau penarikan mulai dari pengumuman penerimaan
pegawai, pendaftaran, pengetestan, pengumuman diterimanya pegawai
sampai dengan daftar ulang.
2) Placement atau penempatan, yaitu proses penanganan pegawai baru
yang sudah melaksanakan pendaftaran ulang untuk diberi tahu pada
bagian seksi mana mereka ditempatkan. Penugasan dilakukan sesuai
dengan bidang keahlian dan kebutuhan lembaga.
Di dalam tahap ini sebenarnya penanganan bukan berarti sampai
menempatkan dan memberi tugas saja, tetapi juga menggunakan
pegawai tersebut sebaik-baiknya, merangsang kegairahan kerja
dengan menciptakan kondisi atau suasana kerja yang baik. Disamping
itu juga memberi kesejahteraan pegawai berupa gaji, insentif,
memberi cuti izin, dan pertemuan-pertemuan yang bersifat
kekeluargaan.
3) Development atau pengembangan, dimaksudkan untuk peningkatan
mutu pegawai baik dilakukan dengan melalui pendidikan maupun
kesempatan-kesempatan lain seperti penataran, diskusi ilmiah,
lokakarya, membaca majalah dan surat kabar, menjadi anggota
organisasi profesi, dan lain sebagainya. Mengatur kenaikan pangkat
dan kenaikan gaji, dapat dikategorikan sebagai pemberian
kesejahteraan dan dapat dikategorikan sebagai pengembangan
pegawai. Pegawai yang diberi penghargaan dengan atau pemberian
kedudukan, akan mendorong pegawai tersebut untuk lebih
meningkatkan tanggung jawabnya.
4) Pengawasan atau evaluasi, merupakan aspek terakhir dalam
penanganan pegawai. Pada tahap ini dimaksudkan bahwa pada tahap-
tahap tertentu pegawai diperiksa, apakah yang mereka lakukan sudah
sesuai dengan tugas yang seharusnya atau belum. Selain evaluasi atau
penilaian juga dilakukan untuk mengetahui tingkat kenaikan
18

kemampuan personel setelah mereka memperoleh pembinaan dan


pengembangan.7
Dalam masyarakat, tenaga kependidikan masih dianggap
mempunyai dua arti yaitu guru yang ada dalam masyarakat (informal)
seperti guru mengaji, ustad maupun orang tertua atau disegani dalam
masyarakat tersebut. Yang kedua yaitu tenaga kependidikan formal
yaitu guru yang ada dalam sekolah-sekolah. Namun peran guru disini
tidak hanya di sekolah saja tetapi juga di lingkungan masyarakat
sehari-hari.
Menurut Hartati Sukirman dalam Mustari mengemukakan
bahwa “Tenaga kependidikan berbeda dengan tenaga personel (tenaga
lembaga pendidikan). Lembaga pendidikan merupakan organisasi
pelaksana pendidikan dan pengelola penyelenggara pendidikan.
Tenaga pendidikan termasuk personel yang ada di dalam lembaga
pendidikan, tetapi tidak semua personel yang ada di dalam lembaga
pendidikan, disebut tenaga pendidikan. Tenaga kependidikan adalah
tenaga-tenaga (personel) yang berkecimpung di dalam lembaga atau
organisasi pendidikan yang memiliki wawasan pendidikan
(memahami falsafah dan ilmu pendidikan), dan melakukan kegiatan
pelaksanaan pendidikan (mikro atau makro) atau penyelenggaraan
pendidikan.”8
Menurut UUSPN No. 20 Tahun 2003 khususnya Bab I Pasal 1
ayat (5) menyebutkan bahwa tenaga kependidikan adalah anggota
masyarakat yang mengabdikan diri dan diangkat untuk menunjang
penyelenggaraaan pendidikan. Di mana tenaga kependidikan tersebut
memenuhi syarat yang ditentukan oleh Undang-Undang yang berlaku,
diangkat oleh pejabat yang berwenang, diserahi tugas dalam suatu
jabatan dan digaji pula menurut aturan yang berlaku.

7
Mohammad Mustari, Manajemen Pendidikan, (Jakarta: Raja Grafindo Persada, 2014),
h. 213-214.
8
Ibid, h. 215.
19

Berdasarkan penjelasan diatas maka dapat dikemukakan bahwa


manajemen tenaga kependidikan merupakan kegiatan mewujudkan
suatu tujuan yang dilaksanakan dalam hal mendayagunakan tenaga
kependidikan secara efektif dan efisien agar dapat melaksanakan tugas
dan fungsinya dalam mencapai tujuan sekolah.

3. Jenis-jenis Tenaga Kependidikan


Tenaga kependidikan merupakan seluruh komponen yang terdapat
dalam instansi atau lembaga pendidikan yang tidak hanya mencakup guru
saja melainkan keseluruhan yang berpartisipasi dalam pendidikan. Dilihat
dari jabatannya, tenaga kependidikan dibedakan menjadi tiga, yaitu:
1. Tenaga struktural: Merupakan tenaga kependidikan yang menempati
jabatan-jabatan eksekutif umum (pimpinan) yang bertanggung jawab
baik langsung maupun tidak langsung atas satuan pendidikan.
Misalnya adalah:
a. Tingkat Sekolah:
1) Kepala Sekolah.
2) Wakil Kepala Sekolah.
b. Tingkat Pusat:
1) Menteri.
2) Wakil Mentri.
3) Sekjen/Inspektorat Jenderal (Eselon I).
4) Kepala Biro/Dirjen/Sesditjen (Eselon II).
5) Kabag/Kasubdit (Eselon III).
6) Kasubbag/Kepala Seksi (Eselon IV).
c. Tingkat Wilayah Provinsi:
1) KaKanwil/Kepala Dinas (Eselon II).
2) Kormin/Sekretaris Kepala Dinas (Eselon IIa).
3) Kepala Bidang/Kepala Subdin (Eselon III).
4) Kepala Seksi/Kepala Subbag (Eselon IVa dan Ivb).
20

d. Tingkat Daerah:
1) Kepala Kantor Kemdiknas Kabupaten/Kecamatan
2) Kasi Urusan Kurikulum.
3) Kasi Urusan Kesiswaan.
4) Kasi Urusan Sarana dan Prasarana.
5) Kasi Urusan Pelayanan Khusus.
2. Tenaga fungsional: Merupakan tenaga kependidikan yang menempati
jabatan fungsional yaitu jabatan yang dalam pelaksanaan pekerjaannya
mengandalkan keahlian akademis kependidikan. Misalnya adalah:
a. Guru
b. Pembimbing/Penyuluh (Guru BP)
c. Pengembangan kurikulum dan Teknologi Kependidikan
d. Penilik
e. Pengawas
f. Pelatih
g. Tutor dan Fasilitator
h. Pengembangan Pendidikan
i. Pengembangan Tes
j. Pustakawan
3. Tenaga teknis kependidikan: Merupakan tenaga kependidikan yang
dalam pelaksanaan pekerjaannya lebih dituntut kecakapan teknis
operasional atau teknis administratif. Misalnya adalah:
a. Laboran
b. Teknisi Sumber Belajar
c. Pelatih (Olahraha), Kesenian, dan Keterampilan
d. Teknisi Sumber Belajar/Sanggar Belajar
e. Petugas TU9
Sedangkan menurut Hartati Sukirman (2000), tenaga kependidikan
dibagi menjadi tiga macam, yaitu:

9
Ibid, h. 215-217.
21

1. Tenaga pendidik: Personel di lembaga pelaksanaan pendidikan yang


melakukan salah satu aspek atau seluruh kegiatan (proses) pendidikan,
mikro maupun makro. Adanya tenaga pendidik selain mengajar secara
teori juga diharapkan dapat membimbing anak didiknya. Tenaga
pendidik dapat dikelompokkan menjadi tiga macam, yaitu:
a. Pengajar: Personel yang secara legal profesional bertugas
melaksanakan kegiatan pendidikan. Pengajar tidak hanya
dikonotasikan sebagai pemberi materi pelajaran saja, melainkan
utuh sebagai pendidik, hanya saja pendidikannya dilakukan melalui
materi pelajaran tertentu.
b. Pembimbing: Personel yang bertugas melaksanakan kegiatan
pendidikan yang khas, yaitu tertuju pada orang-orang yang
bermasalah secara psikologis-rohaniah atau sosial.
c. Supervisor pendidikan: Personel yang bertugas melaksanakan
kegiatan pendidikan terhadap para pengajar dan pembimbing
dalam pelaksanaan tugasnya.
2. Tenaga administrator pendidikan: Personel yang bertugas
melaksanakan kegiatan pengelolaan penyelenggaraan pendidikan.
Personel yang memiliki wawasan pendidikan yang luas dan
kemampuan administratif dalam pengelolaan penyelenggaraan
pendidikan. Kelompok administrator tersebut meliputi:
a. Perencana pendidikan profesional
b. Pengembangan kurikulum pendidikan
c. Peneliti dan pengembangan pendidikan
d. Perancang sarana dan media pendidikan.
3. Tenaga teknisi pendidikan: Merupakan orang-orang yang bertugas
memberikan layanan pendidikan melalui pendekatan kondisional
(fasilitas dan layanan khusus). Tenaga teknisi pendidikan ini dapat
meliputi:
a. Pustakawan pendidikan
b. Petugas pusat sumber belajar
22

c. Laboran-pendidik
Tenaga kependidikan merupakan hasil analisis jabatan yang dibutuhkan
oleh suatu sekolah atau satuan organisasi yang lebih luas. Sejalan dengan UU
No. 22 Tahun 1999 tentang Pemerintahan Daerah dan PP No. 25 Tahun 2000
tentang Kewenangan Pemerintah dan Kewenangan Provinsi sebagai daerah
otonom, maka jenis-jenis tenaga kependidikan dapat bervariasi sesuai
kebutuhan organisasi yang bersangkutan.
Dapat disimpulkan bahwasanya jenis-jenis tenaga kependidikan meliputi:
tenaga struktural, tenaga fungsional, tenaga teknis kependidikan, dan tenaga
administrator pendidikan.

4. Tugas Pokok dan Fungsi Tenaga Administrasi

a. Tugas Pokok dan Fungsi Tenaga Administrasi Sekolah


Tugas pokok dan fungsi kepala TAS adalah memimpin pelaksanaan
urusan ketatausahaan yang meliputi rumah tangga sekolah, perlengkapan,
kepegawaian, keuangan, sarana prasarana dan kesiswaan.
1) Tugas pokok dan fungsi urusan persuratan dan kearsipan adalah membantu
kepala TAS melaksanakan administrasi ketatausahaan sekolah.
2) Tugas pokok dan fungsi urusan kepegawaian adalah mengatur administrasi
kepegawaian.
3) Tugas pokok dan fungsi urusan keuangan adalah membantu kepala
sekolah menyusun Rencana Anggaran Pendapatan dan Belanja Sekolah,
memproses pertanggungjawaban dan mengadministrasikan keuangan.
4) Tugas pokok dan fungsi urusan sarana dan prasarana adalah menyusun
kebutuhan, mengatur bahan/peralatan sekolah serta memelihara dan
merawatnya.
5) Tugas pokok dan fungsi urusan kesiswaan adalah membantu Kepala Tata
Usaha dalam melaksanakan administrasi kesiswaan.
23

6) Tugas pokok dan fungsi urusan kurikulum dan Program Pembelajaran


adalah membantu Kepala TAS dalam melaksanakan administrasi
kurikulum dan Program Pembelajaran.
7) Tugas pokok dan fungsi urusan kehumasan adalah membantu Kepala Tata
Usaha dalam melaksanakan administrasi kehumasan.
8) Tugas pokok dan fungsi pesuruh adalah mengantar surat, meminta bukti
penerima surat, dan melaksanakan tugas lainnya sesuai perintah atasannya.
9) Tugas pokok dan fungsi pengemudi adalah menyiapkan dan
mengemudikan kendaraan dinas untuk kepentingan dinas dengan aman
dan lancar.
10) Tugas pokok dan fungsi penjaga sekolah/Petugas Keamanan adalah
menjaga keamanan sekolah dan lingkungan agar tercipta suasana aman,
tertib, nyaman, dan berwibawa.
11) Tugas pokok dan fungsi tukang kebun adalah menjaga, membersihkan dan
memelihara kebersihan taman/kebun sekolah.10

b. Tata laksana kerja pelayanan administrasi

1) Tata Usaha
Pekerjaan tata usaha merupakan seluruh kegiatan pengurusan surat
menyurat untuk kepentingan suatu lembaga
a). Kegiatan kerja profesional :
1] Menetapkan pedoman format pembuatan surat
2] Menetapkan sistem keluar masuk surat
3] Menetapkan sistem penyimpanan surat
b). Kegiatan kerja non profesional
1] Melaksanakan pembuatan surat dan dokumen sesuai dengan
pedoman
2] kearsipan

10
Pendidikan dan Pelatihan Manajemen Ketatausahaan Sekolah Direktorat Tenaga
Kependidikan Peningkatan Mutu Pendidik dan Tenaga Kependidikan Departemen Pendidikan
Nasional tahun 2007, h. 104-105
24

Melaksanakan kegiatan hubungan masyarakat menurut pedoman


3] Menyusun Melaksanakan laporan
4] Membantu pimpinan dalam tata hubungan kantor.11

Berdasarkan dari teori di atas, maka dapat disimpulkan bahwa tugas


dan pokok dan fungsi tenaga administrasi adalah kegiatan yang berkaitan
dengan melaksanakan urusan ketatausahaan yang meliputi rumah tangga
sekolah, perlengkapan, kepegawaian, keuangan, sarana prasarana dan
kesiswaan. Oleh karena itu untuk menciptakan mutu layanan dalam
administrasi maka tugas dan fungsi tenaga administrasi harus dijalankan
dengan baik.

B. Mutu Layanan Administrasi Pendidikan


1. Pengertian Mutu Administrasi Pendidikan
Tata usaha dalam arti luas adalah administrasi, administrasi yaitu
proses penyeluruhan yang melibatkan semua pihak yang mewujudkan cita-
cita bersama, sementara itu administrasi adalah proses kerja sama seluruh
kekuatan untuk mewujudkan sekolah yang berkualitas. Sedangkan
administrasi pendidikan adalah pembinaan, pengawasan dan pelaksanaan
dari segala sesuatu yang berhubungan dengan urusan-urusan sekolah.
Tata usaha sebagai salah satu unsur dari administrasi merupakan
pelayanan terhadap penyelenggaraan usaha kerja sama, yang meliputi
kegiatan pencatatan, pengiriman, dan penyimpanan bahan keterangan.
Wujud daripada keterangan-keterangan yang merupakan saran pokok dari
kegiatan tata usaha dapat berupa surat-menyurat, formulir, kartu-kartu,
daftar-daftar, gambar, foto-foto, dan benda lainnya yang dapat memberi
keterangan.12

11
Noerhayati S, Pengelolaan Perpustakaan Jilid 1, (Bandung: Penerbit Alumni, 1987), h.
122-123.
12
Ahmad Mappaenre, Dasar-Dasar Ilmu Administrasi dan Manajemen, (Makassar:
Badan Penerbit Universitas Negeri Makassar, 2009), h. 63.
25

Menurut Engkoswara, Administrasi Pendidikan adalah suatu ilmu.


Dalam hal ini dapat diartikan suatu ilmu yang mempelajari bagaimana
menata sumber daya pendidikan (manusia, sumber belajar, dan fasilitas)
untuk mencapai tujuan pendidikan secara optimal, dan produktif, serta
bagaimana menciptakan suasana yang baik bagi manusia yang turut serta
dalam pencapaian tujuan pendidikan yang disepakati bersama.
Berbicara tentang mutu berarti bicara tentang sesuatu bisa barang atau
jasa. Barang yang bermutu adalah barang yang sangat bernilai bagi
seseorang. Barang tersebut secara fisik sangat bagus, indah, elegant,
mewah, antik, tidak ada cacatnya, awet, kuat, dan ukuran-ukuran lainnya
yang biasanya berhubungan dengan kebaikan (goodness), keindahan
(beauty), kebenaran (truth), dan idealitas. Hampir semua orang ingin
memilikinya tetapi hanya sedikit saja yang dapat menjangkaunya. Karena
harganya biasanya sangat mahal. Jasa yang bermutu adalah pelayanan
yang diberikan seseorang atau organisasi yang sangat memuaskan, tidak
ada keluhan dan bahkan orang tidak segan-segan untuk memuji dan
memberi acungan jempol.
Secara substantif, mutu mengandung sifat atau taraf. Sifat adalah
sesuatu yang menerangkan keadaan, sedangkan taraf menunjukkan
kedudukan dalam skala (Sanusi, 1995). Keragaman cara pandang
mengenai sifat dan taraf memungkinkan perbedaan pendekatan terhadap
mutu pendidikan. Pendekatan pertama, mendasarkan diri pada deskripsi
mengenai relevansi pendidikan dengan dunia kerja. Pendekatan ini sering
kali disebut pendekatan ekonomi. Pendekatan kedua, disebut pendekatan
nilai intrinsik pendidikan, yang diekspresikan dalam ukuran-ukuran sikap,
kepribadian, dan kemampuan intelektual yang sesuai dengan harapan dan
tujuan pendidikan nasional.
Dari sudut prosesnya, mutu pendidikan merujuk kepada kegiatan
penanganan transformasi masukan-masukan melalui subsistem
pemrosesan menjadi keluaran serta hasil-hasil yang berasal dari masukan
dan tindakan berikutnya melalui umpan balik dan evaluasi keluaran.
26

Konsep proses tersebut didasarkan atas asumsi bahwa pendidikan sebagai


sistem terbuka mengandung subsistem masukan, keluaran, dan umpan
balik secara internal dan eksternal. Berdasarkan pemahaman demikian,
maka mutu proses pendidikan menunjukkan kebermutuan subsistem dalam
sistem proses, yang meliputi tindakan kerja, komunikasi, dan monitoring.
13

Mutu bukanlah konsep yang mudah didefinisikan, apalagi bila untuk


mutu jasa yang dapat dipersepsi secara beragam. Orang dapat saja
mengartikan mutu berdasarkan kriterianya sendiri seperti berikut ini:
a. Melebihi dari yang dibayangkan dan diinginkan
b. Kesesuaian antara keinginan dengan kenyataan pelayanan
c. Sangat cocok dalam pemakaian
d. Selalu dalam perbaikan dan penyempurnaan terus menerus
e. Dari awal tidak ada kesalahan
f. Membanggakan dan membahagiakan pelanggan
g. Tidak ada cacat atau rusak.

Beberapa ahli telah mendefinisikan mutu seperti berikut ini:

a. Goetsch dan Davis (1994:4), mutu merupakan suatu kondisi dinamis


yang berhubungan dengan produk, jasa, manusia, proses, dan
lingkungan yang memenuhi atau melebihi harapan.
b. Juran (1995:10-13) mendefinisikan mutu sebagai kecocokan untuk
pemakaian (fitness for use). Lebih lanjut ia mendefinisikan mutu
dengan M-besar dan M-Kecil. M-kecil berarti mutu dalam arti sempit
yang diberikan setiap bagian dari organisasi atau setiap aktivitas yang
tidak selalu terkait dengan kebutuhan pelanggan. M-Besar adalah mutu
dalam arti luas berkenaan dengan kinerja organisasi secara keseluruhan
yang difokuskan secara sinergi pada kebutuhan dan kepuasan

13
Moch Idochi Anwar, Administrasi Pendidikan dan Manajemen Biaya Pendidikan edisi
revisi, (Jakarta: PT RajaGrafindo Persada, 2013), h. 16.
27

pelanggan. Mutu dalam pengertian ini dipersepsi sebagai total quality


management.
c. Crosby (1983) berpendapat bahwa mutu adalah kesesuaian individual
terhadap persyaratan/tuntutan. Dengan mengatakan bahwa “quality is
conformance to customer requirement”.
d. Ishikawa (1992:432) mengatakan bahwa “quality is customer
satisfaction”. Dengan demikian pengertian mutu tidak dapat dilepaskan
dari kepuasan pelanggan.
Dari definisi tersebut dapat diambil kesimpulan bahwa mutu adalah
keadaan yang sesuai dan melebihi harapan pelanggan hingga
pelanggan memperoleh kepuasan.
Mutu pendidikan bersifat relatif karena tidak semua orang
memiliki ukuran yang sama persis. Namun demikian apabila mengacu
pada pengertian mutu secara umum dapat dinyatakan bahwa
pendidikan yang bermutu adalah pendidikan yang seluruh
komponennya memiliki persyaratan dan ketentuan yang diinginkan
pelanggan dan menimbulkan kepuasan. Mutu pendidikan adalah baik,
juka pendidikan tersebut dapat menyajikan jasa yang sesuai dengan
kebutuhan para pelanggannya. 14
Mutu dapat juga digunakan sebagai suatu konsep yang relatif.
Pengertian ini digunakan dalam TQM. Definisi relatif tersebut
memandang mutu bukan sebagai suatu atribut produk atau layanan,
tetapi sesuatu yang dianggap dari produk atau layanan tersebut. Mutu
dapat dikatakan ada apabila layanan memenuhi sebuah spesifikasi
yang ada. Produk atau layanan yang memiliki mutu, dalam konsep
relatif ini tidak harus mahal dan ekslusif. Produk atau layanan tersebut
bisa cantik, tapi tidak harus selalu demikian. Produk atau layanan
tersebut tidak harus special, tapi ia harus asli, wajar dan familiar.
Definisi relatif tentang mutu tersebut memiliki dua aspek. Pertama
adalah menyesuaikan diri dengan spesifikasi. Kedua adalah memenuhi

14
Engkoswara, Administrasi Pendidikan, (Bandung: Alfabeta, 2011), h. 304-305.
28

kebutuhan pelanggan. Cara pertama, penyesuaian diri terhadap


spesifikasi, sering disimpulkan sebagai ‘sesuai dengan tujuan dan
manfaat.’ Kadangkala definisi ini sering dinamai definisi produsen
tentang mutu. Mutu bagi produsen bias diperoleh melalui produk atau
layanan yang memenuhi spesifikasi awal yang telah ditetapkan dalam
gaya yang konsisten. Para produsen menunjukkan bahwa mutu
memiliki sebuah sistem, yang biasa disebut sistem jaminan mutu
(quality assurance system), yang memungkinkan roda produksi
mengahsilkan produk-produk secara konsisten, sesuai dengan standar
atau spesifikasi tertentu. Sebuah produk dikatakan bermutu selama
produk tersebut, secara konsisten sesuai dengan tuntutan
pembuatnya.15
Bagi setiap usaha kerja sama yang ingin maju dan berkembang,
maka pekerjaan tata usaha merupakan keharusan dan pengelolaannya
harus pula dengan tertib dan teratur pada setiap kantor yang telah
dimilikinya.
Jadi pengertian mutu administrasi menurut penulis ialah segala
sesuatu yang berhubungan dengan bidang administrasi dikelola dan
dihidangkan sesuai syarat dan keinginan pelanggan.

2. Fungsi Administrasi Pendidikan


Pekerjaan tata usaha yang sudah diutarakan bukanlah suatu
pekerjaan yang berdiri sendiri. Pekerjaan tata usaha selalu
berhubungan dengan pekerjaan-pekerjaan lainnya di dalam setiap
satuan organisasi. Oleh karena itu, pekerjaan tata usaha menyediakan
informasi-informasi dan catatan-catatan yang diperlukan dalam usaha
melaksanakan dan mencapai fungsi-fungsi pokok organisasi.
Dapatlah dikatakan bahwa pekerjaan tata usaha merupakan fungsi
pekerjaan pemberi bantuan (facilitating function). Dapat dinyatakan

15
Edward Sallis, Total Quality Management In Education, (Yogyakarta: IRCiSoD 2006),
h. 53-54.
29

pula bahwa pekerjaan tata usaha merupakan alat bagi manajemen


dalam melaksanakan seluruh aktivitas manajerialnya yang meliputi
perencanaan (planning), pengorganisasian (organizing), penggerakan
(actuating), pengawasan (controlling), dan pengambilan keputusan
(decision making).16
William H. Newman menyebut “The Work Of
Administrator/Manager” yang dapat dibagi menjadi 5 proses (dengan
akronim POASCO) yaitu:
a. Perencanaan atau Planning
Perencanaan ini meliputi serangkaian keputusan-keputusan
termasuk penentuan-penentuan tujuan, kebijaksanaan, membuat
progam-progam, menentukan metod & prosedur serta menetapkan
jadwal waktu pelaksanaan.
b. Pengorganisasian (organizing)
Pengorganisasian yaitu pengelompokkan kegiatan-kegiatan
yang diwadahkan dalam unit-unit untuk melaksanakan rencana dan
menetapkan hubungan antara pimpinan dan bawahannya di dalam
setiap unit.
c. Pengumpulan sumber (Assembling Resources)
Pengumpulan sumber berarti pengumpulan sumber-sumber
yang dipergunakan untuk mengatur penggunaan daripada usaha-
usaha tersebut yang meliputi personal, uang/kapital, alat-
alat/fasilitas dan hal-hal lain yang diperlukan untuk melaksanakan
rencana.
d. Pengendalian Kerja (Supervising)
Pengumpulan kerja ialah bimbingan daripada pelaksanaan
pekerjaan setiap hari termasuk memberikan instruksi, motivasi
(dorongan) agar mereka secara sadar menuruti segala instruksinya,
mengadakan koordinasi daripada berbagai kegiatan oekerjaan dan
memelihara hubungan kerja baik antara atasan dan bawahan.

16
IG Wursanto, Dasar Dasar Ilmu Tata Usaha, (Jakarta: Pustaka Dian, 1988), h. 59.
30

e. Pengawasan (controlling)
Pengawasan dimaksudkan untuk mengetahui bahwa asli
pelaksanaan pekerjaan sedapat mungkin sesuai dengan rencana
(seeing that the operating resulte confirm as nearely as possible to
the plan). Hal ini menyangkut penentuan standar. Artinya
memperbandingkan antara kenyataan dengan standar dan bila perlu
mengadakan koreksi atau pembetulan apalabila pelaksanaannya
menyimpang daripada rencana.17
Ada beberapa tambahan fungsi administrasi, yaitu:
1.Pengambilan Keputusan (Decision Making)
Pimpinan mermelukan data-data atau keterangan-keterangan
yang bersifat umum atau yang bersifat khusus untuk dapat
mengetahui secara keseluruhan tentang berbagai masalah yang
berhubungan dengan organisasi. Keterangan-keterangan tersebut
sangat berguna dalam rangka pengambilan keputusan sehubungan
dengan kebijaksanaan organisasi sehingga keputusan keputusan itu
mempunyai nilai atau bobot dalam arti terjamin akan
kebenerannya.18
2.Penggerakan (Actuating)
Penggerakan atau istilah pembimbingan menurut The Liang
Gie merupakan aktivitas seorang manajer dalam memerintah,
menugaskan, menjuruskan, mengarahkan, dan menuntun karyawan
atau personel organisasi untuk untuk melaksanakan pekerjaan-
pekerjaan dalam mencapai tujuan yang telah dilakukan.19
Selain itu menurut Purwanto dari materi yang telah
dipaparkan terdahulu, telah dipelajari bahwa di dalam kegiatan

17
Soewarna Handayaningrat, Ilmu Administrasi dan Managemen, (Jakarta: Gunung
Agung, 1984), h. 20-21.
18
Wursanto, Op. Cit h. 60.
19
Syaiful Sagala, Kemampuan Profesional Guru dan Tenaga Kependidikan, (Bandung:
Alfabeta, 2013), h. 64.
31

administrasi terdapat uraian fungsi-fungsi administrasi, kepala


sekolah hendaknya mampu mengaplikasikan fungsi-fungsi tersebut
ke dalam pengelolaan sekolah yang dipimpinnya di antaranya
sebagai berikut:
a) Membuat perencanaan
Salah satu fungsi utama dan pertama yang menjadi tanggung
jawab kepala sekolah adalah membuat perencanaan atau menyusun
rencana. Maka progam tahunan hendaklah mencakup bidang-
bidang seperti berikut: progam pengajaran, kesiswaan,
kepegawaian, keuangan dan perlengkapan.
b) Menyusun organisasi sekolah
Kepala sekolah sebagai administrator pendidikan perlu
menyusun organisasi sekolah yang dipimpinnya, untuk menyusun
organisasi sekolah yang baik perlu diperhatikan prinsip-prinsip
sebagai berikut: 1) mempunyai tujuan yang jelas. 2) para anggota
menerima dan memahami tujuan tersebut. 3) adanya kesatuan arah
sehingga dapat menimbulkan kesatuan tindakan, kesatuan pikiran,
dsb. 4) adanya kesatuan perintah. 5) adanya keseimbangan antara
wewenan dan tanggung jawab seseorang di dalam organisasi itu. 6)
dll
c) Bertindak sebagai koordinator dan pengarah
Adanya koodinasi serta pengarahan yang baik dan
berkelanjutan dapat menghindarkan kemungkinan terjadinya
persaingan yang tidak sehat antar bagian atau antar personel.
d) Melaksanakan pengelolaan pegawai
Tugas-tugas yang menyangkut pengelolaan kepegawaian ini
sebagian besar dikerjakan oleh bagian tata usaha sekolah seperti
pengusulan guru atau pegawai baru, kenaikan pangkat guru dan
pegawai sekolah, dan sebagainya. Agar pekerjaan sekolah
dilakukan dengan senang, bergairah, dan berhasil baik, maka dalam
memberikan atau membagi tugas pekerjaan personel, kepala
32

sekolah hendaknya memperhatikan kesesuaian antara beban dan


jenis tugas dengan kondisi serta kemampuan pelaksanaannya.20
Dengan demikian fungsi-fungsi administrasi terurai menjadi:
Perencanaan (Planning), Pengorganisasian (Organizing),
Pengumpulan Sumber (Assembling Resources), Pengendalian Kerja
(Supervising), Pengawasan (Controlling), Penggerakan (Actuating),
Pengambilan Keputusan (Decision Making).

3. Pengertian Mutu Pelayanan


Dikutip Tjiptono dalam buku konsep dasar pemasaran & perilaku
konsumen, kualitas atau mutu dalam industri jasa pelayanan ialah
“Suatu penyajian produk atau jasa sesuai ukuran yang berlaku di
tempat produk tersebut diadakan dan penyampaiannya setidaknya
sama dengan yang diinginkan dan diharapkan oleh konsumen. ”21
Dari definisi di atas bahwa mutu pelayanan berpusat pada upaya
pemenuhan kebutuhan dan keinginan konsumen serta ketepatan
penyampaiannya untuk mengimbangi harapan konsumen, yaitu adanya
kesesuaian antara harapan dengan persepsi manajemen, adanya
kesesuaian antara persepsi atas harapan konsumen dengan standar
kerja karyawan, adanya kesesuaian antara standar kerja karyawan
dengan pelayanan yang diberikan, adanya kesesuaian antara pelayanan
yang diberikan dengan pelayanan yang dijanjikan dan adanya
kesesuaian antara pelayanan yang diterima dengan yang diharapkan
dengan konsumen. 22
Dalam rangka menciptakan kepuasan pelanggan, produk yang
ditawarkan harus berkualitas. Isitilah kualitas sendiri mengandung
berbagai macam penafsiran, karena kualitas memiliki sejumlah level:

20
Ngalim Purwanto, Administrasi dan Supervisi Pendidikan, (Bandung: Remaja
Rosdakarya, tahun 2005) Cet.15 h. 106-111.
21
Danang Sunyoto, Konsep Dasar Riset Pemasaran&Perilaku Konsumen, (Yogyakarta:
Gudang Penerbit, 2014), h. 240.
22
Ibid, h. 240-241.
33

universal (sama di manapun), kultural (tergantung system nilai


budaya), social (dibentuk oleh kelas social ekonomi, kelompok etnis,
keluarga, teman sepergaulan), dan personal (tergantung prefensi atau
selera setiap individu). Secara sederhana, kualitas bisa diartikan
sebagai produk yang bebas cacat. Dengan kata lain produk sesuai
dengan standar (target, sasaran atau persyaratan yang bisa
didefinisikan, diobservasi dan diukur). Namun, definisi berbasis
manufaktur ini kurang relevan untuk sector jasa. Oleh sebab itu,
pemahaman mengenai kualitas kemudian diperluas menjadi “fitness
for use” dan ”confermance to requirements”.23
Siapapun dapat menerapkan pendekatan kualitas total atau
Pendekatan Total Quality Management (TQM) dalam menghadapi
pelanggan. Dalam upaya memenuhi kebutuhan pelanggan secara
berkesinambungan, satu pendekatan yang diterapkan memang terkait
dengan banyak elemen. Inilah yang disebut TQM. Pendekatan TQM
memberikan peluang bagi perusahaan atau institusi untuk melakukan
pengujian kritis atas produk ataupun layanannya dari segi:
 Proses yang dilalui untuk menghasilkan produk atau
layanan tersebut.
 Semua orang yang terlibat.24

Kualitas produk maupun jasa sudah pasti menentukan kepuasan


pelanggan. Hal itu memfokuskan bahwa sebuah lembaga
berkonsentrasi terhadap kepuasan orang-orang yang dilayani, maka
dari itu kualitas menjadi hal utama yang harus diperhatikan. Ada
berbagai macam pemahaman mengenai konsep kualitas, namun
dengan memberikan kualitas pada produk atau jasa yang diberikan
lembaga dapat berujung kepada kepuasan orang-orang yang dilayani
dari pihak internal maupun eksternal.
23
Fandy Tjiptono dan Gregorius Chandra, Pemasaran Strategik, (Yogyakarta: Andi
Yogyakarta, 2012), h. 74.
24
Steve Macaulay dan Sarah Cook, How To Improve Your Customer Service, (Jakarta:
Gramedia Pustaka Utama, 1997), h. 55-56.
34

Kualitas adalah sebuah harga mati manakala perusahaan atau


lembaga ingin fokus pada peningkatan mutu. Istilah kualitas jasa
terdiri dari dua kata, yaitu kualitas dan jasa. Kualitas memiliki banyak
definisi karena memiliki banyak kriteria dan sangat tergantung pada
konteksnya. Montgomery seperti yang dikutip oleh Supranto (2011)
menyatakan bahwa “Quality is the extent to which meet the
requirements of people who use them”. Jadi, suatu produk dikatakan
berkualitas bagi seseorang kalau produk tersebut dapat memenuhi
kebutuhannya. Mutu didasarkan pada persepsi pelanggan, karenanya
Gerson (2002) mendefinisikan mutu sebagai apa pun yang oleh
pelanggan dianggap sebagai mutu.
Kata Jasa menurut Wiengand yang dikutip oleh Ratnawati
(2003) “diterjemahkan dari kata service yang dalam bahasa Latin
mengandung beberapa pengertian, seperti bekerja untuk seseorang,
melayani seseorang, memperhatikan orang lain, membantu orang lain.
Ini menunjukkan bahwa dalam memberikan jasa, harus
dipertimbangkan siapa pemakai, apa yang mereka perlukan, mengapa
mereka menginginkannya, pelayanan seperti apa yang mereka
kehendaki, faktor apa saja yang memengaruhi pemilihan jasa yang
ditawarkan”.
Dari pengertian kualitas dan jasa tersebut, maka konsep kualitas
jasa pada dasarnya memadukan pengertian antara kualitas dan jasa
seperti yang dikemukakan di atas. Ratnawati (2003) mengungkapkan
bahwa kualitas jasa merupakan hasil perbandingan dari apa yang
dianggap pelanggan seharusnya ditawarkan oleh penyedia jasa
(pengharapan) dengan performance sesungguhnya penyedia jasa.
Untuk memberikan jasa layanan yang bermutu tinggi, lembaga
harus memberikan sesuatu yang melebihi apa yang diharapkan
pelanggan. Faktor terpenting dalam memberikan jasa layanan adalah
“sedikit janji, banyak bukti”, hal itu dapat dijabarkan bahwa dalam
35

memberikan jasa layanan harus selalu menjaga janji dan tidak


memberikan jaminan sesuatu yang tidak diberikan”. 25
Berbagai perspektif mengenai kualitas layanan meliputi: 1)
pandangan trasenden mengenai kualitas bersinonim dengan
keunggulan bawaan: tanda-tanda standard an prestasi yang tinggi.
Sudut pandang ini sering diterapkan pada seni pertunjukan dan visual.
Pandangan ini berpendapat bahwa orang belajar untuk mengenali
kualitas hanya melalui pengalaman yang diperoleh dari paparan
berulang. 2) pendekatan berbasis manufaktur didasarkan pada
persediaan dan terutama sangat memerhatikan praktik-praktik teknik
dan manufaktur. 3) definisi berbasis pengguna dimulai dengan premis
bahwa kualitas terletak di mata orang yang melihatnya. 4) definisi
berbasis nilai mendefinisikan kualitas dalam hal nilai dan harga.
Dengan mempertimbangkan pertukaran antara kinerja (kesesuaian)
dan harga, kualitas didefinisikan sebagai “keunggulan yang
terjangkau.”26
Kesimpulan dari pengertian mutu pelayanan atau quality service
adalah suatu kondisi yang mana setiap tindakan atau kegiatan
ditawarkan kepada pelanggan, kemudian pelanggan dapat merasa puas
atas harapannya.

4. Strategi Meningkatkan Mutu Pelayanan


Sebelum kita dapat meningkatkan mutu atau kualitas pelayanan,
alangkah baiknya kita mengetahui terlebih dahulu jenis-jenis layanan.
Antara lain berupa layanan yang berkaitan dengan:
a. Pemberian jasa-jasa saja,
b. Layanan yang berkaitan dengan penyediaan dan distribusi barang-
barang saja, atau

25
Fransisca Rahayuningsih, Mengukur Kepuasan Pemustaka Menggunakan Metode
LibQUAL+, (Yogyakarta: Graha Ilmu, 2015) , h. 1-2.
26
Christopher Lovelock, dkk, Pemasaran Jasa, (Jakarta: Erlangga, 2013), h. 153-154.
36

c. Layanan ganda yang berkaitan dengan kedua-duanya.27


Meningkakan mutu jasa tidaklah semudah membalikkan telapak
tangan atau menekan saklar lampu. Banyak faktor yang perlu
dipertimbangkan. Upaya tersebut juga berdampak luas, yaitu terhadap
budaya organisasi secara keseluruhan. Menurut Tjiptono dalam buku
Konsep Dasar Riset Pemasaran & Perilaku Konsumen, di antara faktor
yang perlu mendapat perhatian untuk meningkatkan mutu jasa adalah:
a. Mengidentifikasikan Determinasi Utama Kualitas Jasa
Setiap perusahaan jasa perlu berupaya memberikan kualitas yang
terbaik kepada pelanggannya. Oleh karena itu langkah pertama yang
dilakukan adalah mengadakan riset untuk diidentifikasikan determinasi
jasa yang paling penting bagi pasar sasaran. Langkah berikutnya
adalah memperkirakan penilaian yang diberikan pasar sasaran.
Langkah berikutnya adalah memperkirakan penilaian yang diberikan
pasar sasaran terhadap perusahaan dan pesaing berdasarkan
determinasi-determinasi tersebut.
b. Mengelola Harapan Pelanggan
Tidak jarang suatu perusahaan berusaha melebih-lebihkan pesan
komunikasinya kepada pelanggan dengan maksud agar mereka
terpikat. Hal tersebut dapat menjadi bumerang bagi perusahaan, karena
semakinn banyak janji yang diberikan, maka besar pula harapan
pelanggan (bahkan bisa menjurus tidak realistis) yang pada gilirannya
akan menambah peluang tidak terpenuhinya harapan pelanggan oleh
perusahaan. Untuk itu ada satu hal yang dapat dijadikan pedoman
yaitu: “Jangan janjikan apa yang tidak bisa diberikan, tetapi berikan
lebih dari yang dijanjikan”.
c. Mengelola Bukti Kualitas Jasa
Pengelolaan bukti kualitas jasa bertujuan untuk memperkuat persepsi
pelanggan selama dan sesudah jasa diberikan. Oleh karena itu jasa

27
Atep Adya Barata, Dasar-Dasar Pelayanan Prima, (Jakarta: Elex Media Komputindo,
2003), h. 14.
37

merupakan kinerja dan tidak dapat dirasakan sebagaimana halnya


barang, maka pelanggan cenderung memerhatikan fakta-fakta
tangibles yang berkaitan dengan jasa sebagai bukti kualitas.
1) Mendidik Konsumen tentang Jasa
Membantu pelanggan dalam memahami suatu jasa merupakan
upaya yang sangat positif dalam rangka menyampaikan kualitas
jasa.
2) Mengembangkan Budaya Kualitas
Budaya kualitas merupakan sistem nilai organisasi yang
menghasilkan lingkungan yang kondusif bagi perusahaan dan
penyempurnaan kualitas secara terus-menerus.
3) Menciptakan Autimating Quality
Adanya otomatisasi dapat mengatasi variasi atas kualitas yang
disebabkan kurangnya sumber daya manusia yang dimiliki.
Meskipun demikian, sebelum memutuskan akan melakukan secara
saksama untuk menentukan bagian yang membutuhkan sentuhan
manusia dan bagian yang memerlukan otomatisasi.
d. Harapan Pelanggan
Umumnya faktor-faktor yang menentukan harapan pelanggan
meliputi kebutuhan pribadi, pengalaman masa lampau,
rekomendasi dari mulut ke mulut, dan iklan. Zeithal, et. Al., dalam
Tjiptono (2005:62) melakukan penelitian khusus dalam sektor jasa
dan mengungkapkan bahwa harapan pelanggan terhadap kualitas
suatu jasa terbentuk oleh beberapa faktor berikut:
1) Enduring Service Intensifiers
Faktor ini merupakan faktor yang bersifat stabil dan
mendorong pelanggan untuk meningkatkan sensivitas terhadap
jasa. Faktor ini meliputi harapan yang disebabkan oleh orang
lain dan filosofi pribadi seseorang tentang jasa. Seorang
pelanggan akan berharap bahwa ia patut dilayani dengan baik
38

pula sebagaimana pelanggan lainnya di layanan oleh pemberi


jasa.
2) Personal Needs
Kebutuhan yang dirasakan seseorang mendasar bagi
kesejahteraannya juga sangat menentukan harapannya.
Kebutuhan tersebut meliputi kebutuhan fisik, sosial dan
psikologi.
3) Transitory Service Intensifiers
Faktor ini merupakan faktor individu yang bersifat sementara
(jangka pendek) yang meningkatkan sensivitas pelanggan terhadap
jasa. Faktor ini meliputi:
a) Situasi darurat pada saat pelanggan sangat membutuhkan jasa
dan ingin perusahaan bisa membantu (misalnya, jasa asuransi
mobil pada saat terjadi kecelakaan).
b) Jasa terakhir yang dikonsumsi pelanggan dapat pula menjadi
acuannya untuk menentukan baik buruknya jasa berikutnya.
4) Perceived Service Alternatives
Merupakan persepsi pelanggan terhadap tingkat atau derajat
pelayanan perusahaan lain yang sejenis. Jika konsume memiliki
alternatif, maka harapannya terhadap suatu jasa cenderung akan
semakin besar.
5) Self Perceived Service Roles
Faktor ini persepsi pelanggan tentang tingkat atau derajat
keterlibatannya dalam memengaruhi jasa yang diterimanya. Jika
konsumen terlibat dalam proses pemberian jasa dan jasa yang
terjadi ternyata tidak begitu baik, maka pelanggan tidak bisa
menumpahkan kesalahan sepenuhnya pada pemberi jasa. Oleh
karena itu persepsi tentang derajat keterlibatannya ini akan
memengaruhi tingkat jasa/pelayanan yang bersedia diterimanya.
39

6) Situational Faktors
Faktor situasional terdiri atas segala kemungkinan yang bisa
memengaruhi jasa, yang berada di luar kendali penyedia jasa.
Misalnya pada awal bulan biasanya sebuah bank ramai dipenuhi
para nasabahnya dan ini akan menyebabkan seorang nasabah
menjadi relatif lama menunggu. Untuk sementara waktu, nasabah
tersebut akan menurunkan tingkat pelayanan minimal yang
bersedia diterimanya karena keadaan itu bukanlah kesalahan
penyedia jasa.
7) Explicit Service Promises
Faktor ini merupakan pernyataan (secara personal atau non
personal) oleh organisasi tentang jasanya kepada pelanggan. Janji
ini bisa berupa iklan, impersonal selling, perjanjian, atau
komunikasi dengan karyawan organisasi tersebut.
8) Implicit Service Promises
Faktor ini menyangkut petunjuk yang berkaitan dengan jasa, yang
memberikan kesimpulan bagi pelanggan tentang jasa yang
bagaimana yang seharusnya dan yang akan diberikan. Petunjuk
yang akan memberikan gambaran jasa ini meliputi biaya untuk
memperolehnya (harga) dan alat-alat pendukung jasanya.
Pelanggan biasanya menghubungkan harga dan peralatan
(tangibles assets) pendukung jasa dengan kualitas jasa. Harga yang
mahal dihubungkan secara positif dengan kualitas yang hanya
cocok bagi masyarakat bawah yang lebih mementingkan tiba di
tujuan dari pada kenyamanan selama perjalanan.
9) World of Mouth (Rekomendasi/Saran dari Orang Lain)
Word-of-mouth merupakan pernyataan (secara personal atau non
personal) yang disampaikan oleh orang lain selain organisasi
(service provider) kepada pelanggan. Word-of-mouth ini biasanya
cepat diterima oleh pelanggan karena yang menyampaikan adalah
mereka yang dapat dipercaya, seperti para ahli, teman, keluarga,
40

dan publikasi media massa. Disamping itu, word-of-mouth juga


cepat diterima sebagai referensi kepada pelanggan jasa biasanya
sulit mengevaluasi jasa yang belum dibelinya atau belum dirasakan
sendiri.
10) Past Experience
Pengalaman masa lampau meliputi hal-hal yang telah dipelajari
atau diketahui pelanggan dari yang pernah diterimanya di masa
lalu. Harapan-harapan pelanggan ini dari waktu ke waktu
berkembang, seiring dengan semakin banyaknya informasi (non
experimental information) yang diterima pelanggan serta semakin
bertambahnya pengalaman pelanggan. Pada gilirannya, semua ini
akan berpengaruh terhadap tingkat kepuasan yang dirasakan
pelanggan.”28

Khusus dalam tugas-tugas pelayanan soal prosedur dan metode


harus benar-benar menjadi perhatian manajemen, karena ini akan
menentukan kualitas dan kecepatan dalam pelayanan, baik pelayanan
manual maupun pelayanan dengan menggunakan peralatan. Mengenai
teknik pencapaian tujuan ada beberapa teknik manajemen yang perlu
diketahui, antara lain:
1) Manajeman dengan Sasaran (Manajement by Objective = MBO)
Teknik ini menggunakan pendekatan pada sasaran organisasi
yang dijabarkan lebih lanjut menjadi sasaran unit kerja yang
paling kecil. Unit-unit kerja tersebut setelah menentukan sasaran
yang dituju, lalu membuat rencana dan pengendaliannya
bersama dengan unit tingkat manajemen. Dengan teknik
demikian semua tingkat manajemen tersusun secara sadar atas
tugas-tugasnya dan merasa bertanggung jawab penuh terhadap
tercapainya sasaran yang menjadi tanggung jawabnya.

28
Danang Sunyoto, Konsep Dasar Riset Pemasaran&Perilaku Konsumen, (Yogyakarta:
2014), h. 242-246.
41

2) Manajemen Hasil (Manajement by Result = MBR)


Teknik manajemen hasil, sesungguhnya mempunyai prinsip
sama dengan teknik MBO, hanya bedanya di sini jelas-jelas
pendekatannya pada hasil dari organisasi, yang sudah tentu
dapat diukur. Teknik MBR ini merupakan perkembangan dari
teknik MBO, hanya dasar pendekatannya lebih nyata.29

Berdasarkan uraian yang telah dijelaskan, dapat disimpulkan bahwa


strategi meningkat mutu pelayanan itu penting. Dalam penerapannya
semua unsur yang ada disekolah haruslah memiliki kesadaran dalam
mewujudkan strategi meningkatkan mutu pelayanan untuk mencapai
kepuasan dari pengguna jasa pendidikan. Dengan demikian diharapkan
mutu pelayanan terus meningkat dan kegiatan sekolah dapat berjalan
dengan kondusif dan terselenggara dengan baik.

C. Hasil Penilitian yang Relevan


Berdasarkan penelitian yang terdahulu, ada beberapa penelitian yang
memiliki relevansi dengan judul yang diteliti oleh penulis.
Pertama, penelitian yang diteliti oleh Diah Kumalasari diajukan
kepada jurusan Pendidikan Agama Islam Fakultas Ilmu Tarbiyah dan
Keruguan Universitas Islam Negeri Sunan Kalijaga Yogyakarta pada
tahun 2013 dengan berjudul “Upaya Meningkatkan Mutu Sekolah Melalui
Manajemen Peningkatan Mutu Tenaga Kependidikan di SMK Al-Hikmah
Dusun Gubukrubuh Getas Playen Gunung Kidul”. Dari penelitian tersebut
diperoleh bahwa sekolah mengalami kesulitan atau kendala yang harus
diselesaikan guna mencapai tujuan bersama, bagaimana kondisi mutu
sekolah beserta pelaksanaan manajemen tenaga kependidikannya dapat

29
H.A.S Moenir, Manajemen Pelayanan Umum di Indonesia, (Jakarta: Bumi Aksara,
2010), h.170-171
42

meningkatkan mutu sekolah di SMK Al-Hikmah Gubukrubuh.30


Perbedaan dari penelitian yang dilakukan oleh penulis, penulis berfokus
kepada mutu layanan administrasi saja tidak mencakup keseluruhan mutu
untuk sekolah.
Kedua, penelitian yang dilakukan oleh Sri Andriani dengan judul
skripsi “Analisis Kualitas Pelayanan Administrasi pada Madrasah Aliyah
Nadlatul Ulama’ 01 Banyuputih Kabupaten Batang” jurusan Ilmu
Administrasi Negara Fakultas Ilmu Sosial dan Politik Universitas Maritim
Raja Haji Tanjungpinang, pada tahun 2015. Dari penelitian ini mengakui
bahwa kualitas pelayanan administrasi pada MA Nadlatul Ulama’ 01
Banyuputih dinilai masih kurang maksimal. Keterbatasan sumber daya
manusia, ruangan, fasilitas, dan keuangan menjadi kendala utama.
Kemampuan para personel pegawai tata usaha yang sesuai dengan
bidangnya juga sangat terbatas. Perbedaan dengan penulis ialah penulis
tidak menganalisis bagaimana kualitas pelayanan suatu sekolah, melainkan
menggali bagaimana seorang tenaga administrasi dapat berperan
meningkatkan mutu layanan sekolah.31
Ketiga, penelitian yang dilakukan oleh Muhammad Sakowi Amin
dengan judul “Tata Usaha Dalam Meningkatkan Mutu Pelayanan Siswa
Di Mts Nahdlatusy Syubban Sayung Demak” Jurusan Kependidikan Islam
Fakultas Ilmu Tarbiyan dan Keguruan Universitas Islam Negeri
Walisongo Semarang pada tahun 2015. Hasil penelitian tersebut bahwa
perencanaan tata usaha dalam meningkatkan mutu pelayanan siswa di
MTs Nahdlatusy Syubban Sayung Demak dilakukan dengan proses yang
sistematis dalam satu tahun sekali dengan melibatkan para guru.
Perbedaan dengan penulis ialah penulis tidak hanya berfokus pada layanan
siswa, melainkan beberapa pelanggan yang berkaitan dengan layanan

30
Diah Kumalasari, “Upaya Meningkatkan Mutu Sekolah Melalui Manajemen
Peningkatan Mutu Tenaga Kependidikan di SMK Al-Hikmah Dusun Gubukrubuh Getas Playen
Gunung Kidul”, Skripsi Pendidikan Agama Islam Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan.
31
Sri Andriani, “Analisis Kualitas Pelayanan Administrasi pada Madrasah Aliyah
Nadlatul Ulama’ 01 Banyuputih Kabupaten Batang”, Skripsi Jurusan Ilmu Administrasi Negara
Fakultas Ilmu Sosial dan Politik Universitas Maritim Raja Haji Tanjungpinang.
43

administrasi dari kepala sekolah, tenaga administrasi, guru, orang tua, dan
siswa.32
Keempat, penelitian yang dilakukan oleh Desi Nurhikmahyanti dalam jurnal
dengan berjudul “Peran Tenaga Administrasi Sekolah dalam Meningkatkan
Mutu Pelayanan Sekolah di Man 1 Kota Mojokerto”, Program Studi
Manajemen Pendidikan, Fakultas Ilmu Pendidikan, Universitas Negeri Surabaya,
penelitian tersebut membahas tentang bidang-bidang tenaga administrasi yang
mendukung meningkatkan mutu pelayanan sekolah, di antaranya: bidang akademik,
bidang kesiswaan, bidang personalia, bidang keuangan, bidang sarana & prasarana, dan
bidang hubungan masyarakat.33 Perbedaan dengan penelitian yang dilakukan
oleh penulis, penulis melakukan penelitian di tingkat Madrasah Ibtidaiyah
yang di mana pada tingkat tersebut jarang terdapat bagian Tenaga
Administrasi (Tata Usaha), dan tenaga administrasi di sekolah itu hanya
terdapat 3 bidang, yaitu: bidang pendidikan & pengajaran, bidang
keuangan & kepegawaian, dan bidang umum.
Kelima, penelitian yang dilakukan oleh Muhyadi dalam Jurnal Tenaga
Kependidikan dengan judul “Kualifikasi Dan Kompetensi Tenaga Administrasi
Sekolah Di Daerah Istimewa Yogyakarta”, Hasil penelitian menunjukkan
bahwa diketahui bahwa tidak semua sekolah dasar memiliki kepala tenaga
administrasi sekolah. Dari 12 sekolah yang diteliti, hanya 3 sekolah yang
memiliki kepala tenaga administrasi sekolah. Perbedaan dengan penelitian
yang dilakukan oleh penulis adalah objek yang diteliti berbeda karena
penulis tidak hanya membahas tentang kepala tenaga administrasi saja,
melainkan seluruh pegawai yang mengelola tenaga adminitrasi (Tata
Usaha).34

32
Muhammad Sakowi Amin, “Tata Usaha dalam Meningkatkan Mutu Pelayanan Siswa
Di Mts Nahdlatusy Syubban Sayung Demak”, Skripsi Jurusan Kependidikan Islam Fakultas Ilmu
Tarbiyan dan Keguruan Universitas Islam Negeri Walisongo Semarang.
33
Desi Nurhikmahyanti , “Peran Tenaga Administrasi Sekolah dalam Meningkatkan Mutu
Pelayanan Sekolah di Man 1 Kota Mojokerto”, Jurnal Jurusan Manajemen Pendidikan Fakultas
Ilmu Tarbiyah dan Keguruan Universitas Negeri Surabaya.
34
Muhyadi, “Kualifikasi dan Kompetensi Tenaga Administrasi Sekolah di Daerah
Istimewa Yogyakarta”, Jurnal Tenaga Kependidikan, Vol. 43. 2013.
44

D. Kerangka Berfikir
Berdasarkan tinjauan pustaka dan hasil penelitian yang relevan,
diketahui bahwa meningkatkan mutu layanan sekolah dapat terjadi dengan
adanya dukungan dari peranan tenaga administrasi yang baik. Ada
beberapa kendala yang dirasakan belum maksimalnya layanan
administrasi, yaitu: peran tenaga administrasi yang masih kurang, belum
terdukungnya penyelenggaraan aktivitas administrasi, serta tidak memiliki
tenaga administrasi sekolah.
Namun di dalam sekolah MI Pembangunan UIN Jakarta, kendala-kendala
yang terjadi pada para tenaga administrasi ialah 1) Belum memiliki system
database kepegawaian. 2) Terdapat ketidaksempurnaan pekerjaan dalam
hal pengarsipan. 3) Terdapat ketidak tegasan anggota tenaga administrasi
dalam pengumpulan berkas dari siswa/wali. 4) Kurangnya personel
pegawai TA untuk menangani bagian umum. 5) Kurang optimalnya
penyusunan anggaran dari peraturan pembayaran SPP yang tidak
dinaikkan. 6) Kurangnya motivasi diri dari beberapa pihak tenaga
administrasi dalam meningkatkan kegiatan mutu sekolah.
Mutu tidak hanya bermakna kesesuaian dengan spesifikasi-
spesifikasi tertentu, tetapi mutu tersebut ditentukan oleh pelanggan dalam
sekolah, setiap orang di sekolah dipandang memiliki potensi. Orang yang
ada di organisasi dipandang sebagai sumber daya organisasi yang paling
bernilai dan dipandang sebagai asset organisasi. Oleh karena itu, setiap
orang diperlakukan dengan baik dan diberikan kesempatan untuk
menikmati layanan administrasi yang dapat berpengaruh dalam mutu
sekolah.
Dengan melihat beberapa kendala yang masih dirasakan dalam
layanan administrasi diharapkan para tenaga administrasi dapat
meningkatkan mutu layanan administrasi dalam mewujudkan pelayanan
administrasi yang bermutu. Maka dari itu perlu diterapkan strategi-strategi
untuk meningkatkan mutu layanan administrasi sekolah, di antaranya:
45

1. Pendekatan moral
2. Pendekatan kompetensi
3. Pendekatan sosial
Pendekatan moral yang dimaksud ialah pendekatan yang dilakukan
melalui kegiatan kerohanian atau siraman rohani, pemimpin/kepala
sekolah tidak hanya memberikan motivasi seputar kegiatan kerja,
melainkan dapat memberikan siraman rohani guna tidak melupakan Allah
SWT. Lalu pendekatan kompetensi dapat dilakukan dengan cara
mengadakan pendidikan & pelatihan atau seminar pengetahuan sesuai
kebutuhan setiap individu masing-masing agar dapat meningkatkan
kinerja. Kemudian, pendekatan sosial diadakan guna mempererat jalinan
hubungan sesama pegawai dan warga-warga di sekolah, para
pelanggan/warga sekolah dapat juga memberikan saran yang bertujuan
mengevaluasi kinerja tenaga administrasi.
Dari pemaparan input, dan proses di atas, output yang dicapai ialah
terwujudnya peranan tenaga administrasi yang baik dan tercapainya mutu
layanan administrasi yang bermutu dapat terlaksana dengan beberapa
teknik pendukung pencapaian tujuan, yaitu:
1. Manajeman dengan Sasaran (Manajement by Objective = MBO)
Teknik ini menggunakan pendekatan pada sasaran organisasi yang
dijabarkan lebih lanjut menjadi sasaran unit kerja yang paling kecil.
Unit-unit kerja tersebut setelah menentukan sasaran yang dituju, lalu
membuat rencana dan pengendaliannya bersama dengan unit tingkat
manajemen.
2. Manajemen Hasil (Manajement by Result = MBR)
Teknik manajemen hasil, sesungguhnya mempunyai prinsip sama
dengan teknik MBO, hanya bedanya di sini jelas-jelas pendekatannya
pada hasil dari organisasi, yang sudah tentu dapat diukur. Teknik MBR
ini merupakan perkembangan dari teknik MBO, hanya dasar
pendekatannya lebih nyata.
46

Untuk lebih jelasnya kerangka berfikir yang dipaparkan, dapat dilihat


dalam bentuk diagram sebagai berikut:
Bagan 2.1

Kerangka Berfikir

PeranTenaga Mutu Layanan Administrasi


Kependidikan

input Proses Output

1. Tenaga Administrasi (TA) 1. Memberikan


Pendidikan & a. Belum memiliki pelatihan
Pengajaran system database kepada tenaga
kepegawaian. administrasi
b. Terdapat
ketidaksempurnaan 2. Menerapkan
Keuangan & pekerjaan dalam hal mutu layanan
Kepegawaian pengarsipan. administrasi
c. Kurangnya personel secara optimal
pegawai TA untuk
menangani bagian 3. Mengevaluasi
umum. dan
2. Pelayanan Administrasi
Umum meningkatkan
a. Kurang optimalnya
penyusunan anggaran layanan
dari peraturan administrasi
pembayaran SPP yang dari saran
tidak dinaikkan pengguna jasa
Pengolahan data b. Kurangnya motivasi
siswa dan nilai diri dari beberapa
pihak tenaga
administrasi dalam
Merancang anggaran meningkatkan
sekolah dan data kegiatan mutu 1. Terwujudnya peranan
pegawai sekolah.
tenaga administrasi yang
baik
2. Tercapainya pelayanan
Mengadakan &
administrasi yang
menjaga fasilitas
sekolah bermutu.

Peran tenaga administrasi dalam meningkatkan


mutu layanan administrasi
BAB III

METODOLOGI PENELITIAN

A. Tempat dan Waktu Penelitian


Penelitian ini dilaksanakan di Madrasah Ibtidaiyah Pembangunan
yang beralamat di Kompleks UIN Syarif Hidayatullah, Jl. Ibnu Taimia IV,
Tangerang Selatan. Adapun waktu penelitian dilaksanakan mulai dari
bulan Juni sampai dengan Oktober 2016 dengan rincian sebagai berikut:

Tabel 3.1
Waktu penelitian

Jenis Waktu
No.
Kegiatan Mei Jun Jul Agu Sep Okt Nov Des Jan

1. Observasi awal

Penyusunan
2. instrument
penelitian

Penelitian di
3.
lapangan

Pengolahan
4.
data

Penyusunan
5. Laporan Hasil
Penelitian

Sidang
6.
Munaqosah

47
48

B. Metode Penelitian

Penelitian kualitatif bisa dilakukan oleh peneliti di bidang ilmu


social dan perilaku, juga oleh para peneliti di bidang yang menyoroti
masalah yang terkait dengan perilaku dan peranan manusia.1 Menurut
Nuraida Khalid Alkaf, penelitian kualitatif adalah prosedur penelitian yang
bertujuan meneliti suatu masalah dengan cara merumuskan permasalahan
lalu meneliti dengan cara mendalam yaitu pengamatan, pencatatan,
wawancara, dan terlibat proses penelitian guna menemukan penjelasan
berupa pola-pola, deskripsi dan menyusun indikator.2 Dalam penelitian
kualitatif, teori yang digunakan harus yang diteliti, sebagai dasar untuk
merumuskan hipotesis, dan sebagai refrensi menyusun instrument.3
Dengan tertulisnya penelitian ini berupa kata-kata tertulis atau lisan dari
orang-orang atau pelaku yang dapat diamati, maka termasuk pendekatan
kualitatif. Oleh karena itu metode penelitian yang digunakan yaitu
penelitian kualitatif. Teknik observasi, wawancara dan studi dokumentasi
akan digunakan untuk pengumpulan data penelitian.

C. Sumber Data
Sesuai fokus penelitian maka yang menjadi sumber data dalam
penelitian ini adalah Kepala Sekolah, Tenaga Administrasi, beberapa guru,
siswa dan orang tua/wali siswa. Selanjutnya untuk mendukung hasil
penelitian ini juga dibutuhkan sumber data berupa dokumen di Madrasah
Ibtidaiyah Pembangunan UIN Jakarta.

1
Anselm Strauss, dkk , Dasar-Dasar Penelitian Kualitatif, (Yogyakarta: Pustaka Belajar,
2009) Cet. III h. 6.
2
Nuraida Khalid Alkaf, Metodologi Penelitian Pendidikan, (Tangerang: Islamic Reserch
Publising, 2009), h. 35.
3
Sugiyono, Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif dan R&D, (Jakarta: Alfabeta, 2011),
h. 213.
49

1. Data primer
Data primer adalah sumber data yang langsung memberikan data
kepada pengumpul data.4 Pengumpulan data primer yang diperoleh
dari lapangan ialah tenaga administrasi, kepala sekolah, guru dan
siswa, serta fasilitas sekolah.
2. Data Sekunder
Data sekunder merupakan data yang telah dikumpulkan oleh pihak
lain, bukan oleh periset sendiri, untuk tujuan lain, hal ini mengandung
arti bahwa periset hanya memanfaatkan data yang sudah ada untuk
risetnya.5 Data sekunder pada penelitian ini berasal dari studi literatur
berupa buku, jurnal, artikel, pedoman, peraturan, dan sumber-sumber
lain yang menunjang laporan penelitian.

D. Teknik Pengumpulan Data


Ada beberapa teknik pengumpulan data, yaitu wawancara, observasi
dan studi dokumenter:6

1. Wawancara
Wawancara digunakan untuk memperoleh data tentang berbagai
kegiatan yang dilakukan oleh tenaga kependidikan dalam hal layanan
administrasi. Wawancara juga digunakan untuk memperoleh data
tentang tanggapan kepala sekolah, tenaga administrasi, guru, siswa,
dan orang tua siswa terkait dengan manfaat dari pelayaan yang
diberikan oleh tenaga kependidikan dalam hal administrasi sekolah.
Dengan demikian yang diwawancarai adalah Kepala Sekolah MI
Pembangunan UIN Jakarta, Kepala Tata Usaha beserta para Staffnya

4
Ibid, h. 225
5
Danang Sunyoto, Konsep Dasar Riset Pemasaran&Perilaku Konsumen, (Yogyakarta:
2014), h.42
6
Nana Syaodih, Metode Penelitian Pendidikan, (Bandung: Remaja Rosdakarya, 2013)
Cet. 9 h. 216
50

dan 2 guru, 3 orang tua wali siswa, dan siswa. Untuk melakukan
wawancara disusun pedoman wawancara berikut kisi-kisinya.
2. Observasi
Observasi diartikan sebagai pengamatan dan pencatatan secara
sistematik tehadap gejala yang tampak pada objek penelitian.7 Metode
observasi yang digunakan yakni observasi langsung dengan
menggunakan panduan pengamatan. Observasi digunakan untuk
memperoleh data tentang bentuk program/kegiatan Tenaga
Administrasi, dan keadaan para tenaga administrasi dalam hal
menunjang peningkatan mutu layanan di MI Pembangunan UIN
Jakarta.
3. Studi Dokumentasi
Studi dokumenter merupakan suatu teknik pengumpulan data
dengan menghimpun dan menganalisis dokumen-dokumen.8
Dokumentasi dilakukan untuk mendapatkan data tentang profil MI
Pembangunan UIN Jakarta, profil kepala sekolah, data tenaga
administrasi, jenis-jenis layanan administrasi, data
rencana/pelaksanaan kegiatan pembinaan tenaga administrasi, data
kegiatan layanan administrasi, dan data sarana prasarana. Dokumen-
dokumen tersebut digunakan untuk melengkapi data penelitian
sehingga dapat ditampilkan gambaran tentang objek penelitian. Untuk
memperoleh dokumen yang dibutuhkan digunakan daftar cheklist
dokumen.

E. Pemeriksaan atau Pengecekan Keabsahan Data


Penelitian merupakan kerja ilmiah, untuk melakukan ini mutlak
dituntut secara objektivitas, untuk memenuhi kriteria ini dalam penelitian
maka kesahihan (validitas) dan keterandalan (reliabilitas) harus dipenuhi
jika tidak maka proses penelitian ini perlu dipertanyakan keilmiahannya.

7
S. Margono, Metodologi Penelitian Pendidikan, (Jakarta: Rineka Cipta, 2010), h.158
8
Nana Syaodih, Op.Cit, h.221
51

Keabsahan data merupakan konsep penting yang diperbaharui dari konsep


kesahihan (validitas) dan keterandalan (relibilitas). Adapun teknik
pemeriksaan keabsahan data yang digunakan peneliti adalah triangulasi.
Triangulasi adalah teknik pemeriksaan keabsahan data yang
memanfaatkan sesuatu yang lain di luar data itu untuk keperluan
pengecekan atau sebagai pembanding terhadap suatu data. Untuk itu perlu
diadakan pengecekan ulang terhadap sumber-sumber data dengan cara:
a. Membandingkan data hasil pengamatan dengan hasil wawancara
b. Membandingkan apa yang dikatakan oleh seseorang di depan umum
dengan yang dikatakan pribadi.
c. Membandingkan apa yang dikatakan oleh seseorang tentang situasi
penelitian dengan apa yang dikatakan secara pribadi
d. Membandingkan keadaan dan perspektif seseorang dengan berbagai
pendapat dan pandangan orang lain.
e. Membandingkan hasil wawancara dengan isi dokumen yang berkaitan.
Dalam penelitian kualitatif, teknik triangulasi dimanfaatkan
sebagai pengecekan keabsahan data yang peneliti temukan dari hasil
wawancara peneliti dengan informan kunci dibandingkan dengan hasil
wawancara dengan beberapa orang informan lainnya kemudian peneliti
mengkonfirmasikan dengan studi dokumentasi yang berhubungan dengan
penelitian serta hasil peneliti di lapangan sehinggan kemurnian dan
keabsahan data terjamin. 9

9
Mahmud Hidayat, “Peran Pustakawan Sekolah dalam Menunjang Prestasi Belajar Siswa
di SMPI Al-Azhar 10 Kembangan, Jakarta Barat”, Skripsi Manajemen Pendidikan Fakultas Ilmu
Tarbiyah dan Keguruan UIN Jakarta, 2014.
52

F. Kisi-kisi Instrumen
Untuk mendapatkan data yang sesuai dengan kebutuhan penulis, maka
diperlukan kisi-kisi instrumen yang terkait dengan “Peran Tenaga
Administrasi dalam Meningkatkan Mutu Layanan Administrasi di MI
Pembangunan UIN Jakarta”. Adapun Kisi-kisi Instrumen sebagai berikut:
1. Kisi-Kisi Instrumen Wawancara
Tabel 3.3
Pedoman Wawancara

No Variabel Aspek/Dimensi Indikator


Penelitian
1. Peran Tenaga Kepala Sekolah 1.Kebijakan untuk
pegawai tenaga
Administrasi
administrasi/tata usaha

2.Kepuasan yang
dirasakan dari manfaat
kehadiran tenaga
administrasi
Tenaga 1.Jumlah tenaga
administrasi yang
Administrasi
terlibat dalam kegiatan
sekolah

2.Latar belakang para


tenaga administrasi

3.Kegiatan layanan
administrasi.

Guru 1.Persepsi guru dalam


menerima layanan yang
diberikan oleh tenaga
administrasi

2. Persepsi guru dalam


kepuasan menerima
hasil pelayanan yang
sudah dilakukan oleh
53

tenaga administrasi

3.Kritik dan saran dari


pelayanan yang
diberikan oleh tenaga
administrasi

Orang tua/wali 1. Persepsi orang tua


siswa terhadap
siswa
pelayanan dari tenaga
administrasi
sekolah(informasi
tentang siswa,
kecepatan melayani,
keramahan dan
fasilitas sekolah)

2. Kritik dan saran dari


pelayanan yang
diberikan oleh tenaga
administrasi

Siswa 1. Keramahan para


tenaga administrasi

2. Kritik dan saran dari


pelayanan yang
diberikan oleh tenaga
administrasi

2. Mutu Layanan Strategi mutu 1. Pendekatan


Administrasi layanan pembinaan yang
Sekolah dilakukan untuk
meningkatkan mutu
layanan:

a. Mengikuti
kegiatan training
motivasi dan
54

siraman rohani

b. Kegiatan
pendidikan dan
pelatihan

c. Menjalin
hubungan yang
baik antar warga
sekolah baik guru
maupun bidang
lainnya

a. Pembinaan
Moral (kegiatan
training motivasi,
siraman rohani,
dll)

b. Pembinaan
kompetensi
tenaga
administrasi
(kegiatan
pendidikan dan
pelatihan)
55

2. Kisi-Kisi Instrumen Observasi


Tabel 3.3
Kisi-Kisi Instrumen Observasi

No Variabel Penelitian Aspek yang diamati


1. Peran Tenaga Administrasi 1. Bentuk kegiatan
administrasi dalam
pendidikan dan
pengajaran
2. Bentuk kegiatan
administrasi dalam
keuangan &
kepegawaian
3. Bentuk kegiatan
administrasi dalam
umum

2. Mutu Layanan Administrasi 1. Bentuk pendekatan


pembinaan moral
tenaga administrasi
2. Bentuk pendekatan
pembinaan kompetensi
tenaga administrasi
3. Bentuk pendekatan
sosial antara sesama
tenaga administrasi dan
setiap warga sekolah
4. Ruang kerja dan
jumlah tenaga
administrasi
5. Tugas pokok dan
fungsi tenaga
56

administrasi
6. Fasilitas penunjang
dalam memberikan
pelayanan

3. Kisi-Kisi Instrumen Studi Dokumen

Tabel 3.4
Kisi-Kisi Instrumen Studi Dokumen

No. Dokumen Ada Tidak Ket.


1 Data Profil Sekolah
2 Data Tenaga Administrasi
Dokumen Jenis-Jenis Layanan
3
Administrasi.
Dokumen Rencana/Pelaksanaan
4 Kegiatan Pembinaan Tenaga
Administrasi
Dokumen Kegiatan Layanan
5
Administrasi.
6 Dokumen Sarana dan Prasarana
BAB IV
HASIL PENELITIAN

A. Gambaran Umum Objek Penelitian


1. Profil MI Pembangunan UIN Jakarta
Nama Sekolah : MI Pembangunan UIN Jakarta
Nama Kepala Sekolah : Drs. H. Sugiono

No. Statistik Sekolah : 111231740014


Status sekolah : Swasta
Status akreditasi : A
Alamat Lengkap : Jl. Ibnu Taimia IV Komplek UIN Jakarta
Pondok Pinang Kebayoran Lama Jakarta
Selatan 15419
No. Telepon : 021-7402172, 7401143 Fax : 7421156
Web Site : http://www.mpuin-jkt.sch.id/
Luas Tanah : 16.790 m²

Luas Bangunan : 4.484 m²

MI Pembangunan UIN Jakarta sebagai lembaga pendidikan yang


dikelola oleh Yayasan Syarif Hidayatullah. MI ini terletak di daerah
Ciputat, Tangerang Selatan dan berdiri pada tahun 1974. Dari letak
geografis berlokasi di lingkungan yang kondusif untuk proses
pembelajaran. Akses jalan menuju sekolah ini juga cukup strategis dari
arah pasar ciputat hanya 1 kali naik kendaraan umum, begitupula dari arah
pasar jumat lebak bulus juga cukup 1 kali naik kendaraan umum. Sekolah
ini dari tahun ke tahun selalu mengalami perkembangan, baik dari segi
kualitas maupun kuantitasnya. Adapun perjalanan segala macam
perubahan sekolah ini dipaparkan dengan sejarah singkat

57
58

2. Sejarah Singkat MI Pembangunan UIN Jakarta


Lahirnya Madrasah Pembangunan UIN Jakarta berawal dari keinginan
akan adanya lembaga pendidikan Islam yang representatif dari para tokoh
di departemen agama dan IAIN UIN Syarif Jakarta. Pada Tahun 1974,
pertama kali Madrasah Pembangunan membuka tingkat Ibtidaiyah.
Jumlah muridnya baru 58 orang, terdiri dari Kelas I: 43 orang, Kelas II: 8
orang, dan kelas III: 7 orang. Permulaan kegiatan belajar mengajar
dimulai pada tanggal 7 Januari 1974. Tanggal inilah yang kemudian
ditetapkan sebagai “Hari Kelahiran” Madrasah Pembangunan. Dalam
proses perkembangannya sekolah ini terus melakukan pengembangan
untuk berbagai tingkatan pendidikan mulai dari Ibtidaiyah hingga Aliyah.
Seiring dengan perubahan IAIN Syarif Hidayatullah Jakarta menjadi
Universitas Islam Negeri (UIN) Syarif Hidayatullah Jakarta, sejak tahun
2002 Madrasah Pembangunan IAIN Jakarta mengikuti perubahan nama
menjadi Madrasah Pembangunan UIN Jakarta. Tahun 2008 Madrasah
Ibtidaiyah dan Madrasah Tsanawiyah Pembangunan UIN Jakarta
ditetapkan sebagai Madrasah Standar Nasional (MSN) di lingkungan
Kantor Wilayah Departemen Agama Provinsi DKI Jakarta dengan SK
Nomor: Kw.09.4/4/5/HK.005/2081/2008.

3. Visi dan Misi MI Pembangunan UIN Jakarta

Di bawah ini dapat dilihat visi dari sekolah MI Pembangunan UIN


Jakarta sebagai berikut :

Menjadikan Madrasah Pembangunan UIN Syarif Hidayatullah


Jakarta sebagai Lembaga Pendidikan Dasar dan Menengah terdepan
dalam pembinaan keislaman, keilmuan dan keindonesiaan, dengan
mengapresiasikan potensi-potensi anak serta perkembangan era
globalisasi.
59

Di bawah ini terurai misi dari sekolah MI Pembangunan UIN Jakarta,


yaitu:

a. Menyelenggarakan pendidikan yang akan melahirkan lulusan beriman,


bertaqwa dengan kemampuan kompetitif serta memiliki keunggulan-
keunggulan komparatif.
b. Melakukan pembinaan kesehatan fisik sehingga terdapat keseimbangan
antara kekuatan keilmuan dengan perkembangan jasmani siswa, dan
dapat melahirkan lulusan yang cerdas, kuat serta sehat.
c. Senantiasa melakukan inovasi kurikulum dengan aksentuasi pada
pembinaan ke-Islaman, sains dan teknologi serta apresitatif terhadap
kecenderungan globalisasi dengan tetap berpijak pada kepribadian
Indonesia.
d. Senantiasa melakukan pembinaan tenaga kependidikan baik dalam
aspek keilmuan, skill keguruan serta dalam komunikasi global.
e. Melengkapi sarana sumber belajar yang dapat memberi kesempatan pada
siswa-siswi untuk dapat belajar seluas-luasnya, sehingga sekolah benar-
benar berfungsi sebagai Center for Learning.
f. Melakukan pembinaan kemandirian dan teamwork melalui berbagai
aktivitas belajar intra maupun ekstrakurikuler.
Berdasarkan visi dan misi di atas dapat diketahui bahwasannya MI
Pembangunan UIN Jakarta bertujuan melahirkan atau mencetak manusia
lulusan beriman dan bertaqwa dengan kemampuan kompetitif serta
memiliki keunggulan-keunggulan komparatif.

4. Tujuan MI Pembangunan UIN Jakarta

Berkembangnya mutu di setiap sekolah sudah pasti mempunyai


sasaran atau tujuan masing-masing, di Madrasah Ibtidaiyah Pembangunan
UIN Jakarta juga tidak lepas dari tujuan-tujuan khusus. Adapun tujuan-
tujuan tersebut dapat dilihat di bawah ini:
60

1. Terselenggaranya pendidikan dasar dan menengah yang akan


melahirkan lulusan berman dan bertaqwa serta memiliki
kemampuan kompertitif dan keunggulan komperatif
2. Terwujudnya peserta didik yang memiliki keseimbangan antara
kekuatan jasmani dan rohani serta kepekaan dan kepedulian
social
3. Terwujudnya kurikulum yang memiliki kekuatan pada
pembinaan keislamaan, sains dan teknologi serta apresiatif
terhadap kecenderungan globalisasi dengan tetap berpijak pada
kepribadian Indonesia dan kemampuan potensi anak
4. Tersedianya pendidik sebagai tenaga professional yang
menguasai bidang keilmuan yang diasuhnya secara luas,
mendalam dan komprehensif serta memiliki kemampuan untuk
mengajarnya (teaching skill), berkepribadian pedagogis, dan
berakhlak mulia
5. Tersedianya tenaga kependidikan professional yang dalam
melaksanakan tugasnya didukung oleh ilmu pengetahuan yang
relevan, memiliki etos kerja, loyalitas, dan dedikasi yang tinggi
yang dilandasi akhlak mulia
6. Tersedianya sarana dan prasarana dan fasilitas sumber belajar
yang dapat memberikan kesempatan kepada para peserta didik
untuk dapat memberikan kesempatan kepada para peserta didik
untuk dapat belajar seluas-luasnya, sehingga madrasah benar-
benar berfungsi sebagai pusat pembelajaran
7. Terwujudnya peserta didik yang mandiri yang mampu
melakukan team work melalui berbagai aktivitas belaar baik intra
maupun ekstrakulikuler.
61

5. Struktur Organisasi MI Pembangunan UIN Jakarta


Sebagai lembaga pendidikan, MI Pembangunan UIN Jakarta
memerlukan pengorganisasian yang rapi, teratur dan tertib yang di
dalamnya ada kelompok orang yang bekerja sama dalam rangka mencapai
tujuan yang diinginkan. Untuk itu, diperlukan adanya struktur organisasi
yang dijadikan alat untuk mencapai tujuan dan struktur sekolah MI
Pembangunan UIN Jakarta sebagai berikut:

Direktur : Bahrissalim, M.Ag


Kepala Komite Sekolah : Drg. Silvia
Kepala Sekolah : Drs. Sugiono
Kurikulum : Putri Aula, S.K.M
Kesiswaan : Dra. Iis Maisyatul
Kepala Tata Usaha : Sartana, SH
Bendahara : Maradona, SE
Perpustakaan : Drs. Samingan
Laboran : Asep Abdul Ghofar, S.Si
62

STRUKTUR ORGANISASI
MADRASAH PEMBANGUNAN UIN JAKARTA

YAYASAN

KOMITE DIREKTUR FITK UIN


MADRASAH JAKARTA

WAKIL DIREKTUR

Kepala Bagian
Tata Usaha

SUBBAG SUBBAG SUBBAG

ADM DIKJAR KEPEG & KEUANGAN ADM UMUM & HUMAS

Kepala MI Kepala Kepala


MTs MA

Wakabid. Wakabid. Wakabid. Wakabid.


Waka I Waka II Waka III Kurikulum Kesiswaan Kurikulum Kesiswaan

PUSAT LITBANG DAN PUSAT SISTEM INFORMASI,


JAMINAN MUTU DOKUMENTASI DAN
PUBLIKASI

PERPUSTAKAAN LABORATORIUM

________________ : Garis Instruktif

___________ : Garis Koordinatif

Dari bagan di atas dijelaskan bahwa keberadaan Tenaga Administrasi


di Madrasah Pembangunan UIN Jakarta sistemnya terpadu. Maksud
terpadu yaitu mulai dari tingkat TK sampai madrasah Aliyah dikelola oleh
Tenaga administrasi atau yang lebih dikenal bagian tata usaha. Untuk
63

mewujudkan pelayanan yang bermutu, MI Pembangunan UIN Jakarta


melakukan kerja sama dengan pusat sistem informasi dokumentasi dan
publikasi dalam memberikan pelayanan kepada stakeholder.1

6. Data Pendidik dan Tenaga Kependidikan


Guru di MI Pembangunan UIN Jakarta berjumlah 87 orang yang
terdiri dari 38 orang berjenis kelamin laki-laki dan 49 orang berjenis
kelamin perempuan. Dari 87 tenaga pendidik dengan kualifikasi status
pegawai Swasta 31 orang dan PNS 56 orang. Guru yang memiliki
pendidikan terakhir S2 berjumlah 7 orang, pendidikan terakhir S1
berjumlah 79 orang. Karyawan di MI Pembangunan UIN Jakarta
berjumlah 75 orang terdiri dari 69 orang berjenis kelamin laki-laki dan 6
orang berjenis kelamin perempuan. Rincian data pendidik dan tenaga
kependidikan untuk lebih jelasnya terdapat pada lampiran no. 14. Sumber:
Laporan Sekolah, Tahun 2015.

7. Data Siswa
Madrasah Ibtidaiyah Pembangunan UIN Jakarta memiliki 48
rombongan belajar. Setiap kelasnya terdiri dari 26-30 siswa. Jumlah
seluruh siswanya sebanyak 1.380 anak, yang terdiri dari siswa laki-laki
dan siswa perempuan. Terbagi dalam 48 kelas dengan perincian sebagai
berikut:
a. Kelas I sebanyak 8 kelas berjumlah 240 siswa,
b. kelas II sebanyak 8 kelas berjumlah 229 siswa,
c. kelas III sebanyak 8 kelas berjumlah 222 siswa,
d. kelas IV sebanyak 8 kelas berjumlah 221 siswa,

1
Hasil Wawancara dengan Dani Wahyudi Selaku Kepala Sistem Informasi Dokumentasi dan
Publikasi, Pada Hari Kamis, 20 Oktober 2016.
64

e. kelas V sebanyak 8 kelas berjumlah 238 siswa dan


f. kelas VI sebanyak 8 kelas berjumlah 230 siswa.
Rincian data rombongan belajar untuk lebih jelasnya terdapat pada
lampiran no. 14

8. Fasilitas
Kebutuhan pelanggan meliputi kebutuhan praktis dan kebutuhan
emosional. Kebutuhan praktis meliputi nilai yang dirasakan dengan
bentuk berwujud fisik meliputi instrument, alat sarana fasilitas yang dapat
diraba dan dilihat.2 MI Pembangunan UIN Jakarta memiliki sarana
prasarana yang cukup memadai dan menunjang proses pendidikan.
Keberadaan sarana prasarana di MI Pembangunan UIN Jakarta dapat
menunjang kegiatan belajar mengajar siswa dan kinerja para pegawai
terutama pegawai tenaga administrasi. Fasilitas sekolah tersebut seperti: 3
a. Ruang Belajar ber-AC
Madrasah Ibtidaiyah Pembangunan UIN Jakarta dalam rangka
meningkatkan mutu pendidikan, menyediakan ruang kelas yang
nyaman dan kondusif dengan disediakannya ruang belajar yang
ber-AC. Sehingga siswa lebih nyaman dalam menerima materi
yang diajarkan oleh guru.
b. Perpustakaan dan Layanaan Jaringan Internet
Ruang Perpustakaan yang ada di Madrasah Ibtidaiyah
Pembangunan UIN mempunyai ruangan yang cukup layak untuk
ukuran tingkat madrasah ibtidaiyah, hal ini ditunjukkan oleh
ruangan perpustakaan yang besar dan dilengkapi oleh banyak

2
Nina Rahmayanti, Manajemen Pelayanan Prima, (Yogyakarta: Graha Ilmu, 2010), h. 21.
3
Hasil Wawancara dengan Hanafi Selaku Kepala Subbagian Umum Tenaga Administrasi,
Pada Hari Selasa 02 Agustus 2016.
65

koleksi serta layanan jaringan internet untuk mendukung kegiatan


belajar di Madrasah Ibtidaiyah Pembangunan UIN Jakarta.
c. Laboratorium Komputer
Laboratorium komputer yang ada di Madrasah Ibtidaiyah
Pembangunan UIN Jakarta merupakan salah satu fasilitas yang
diberikan oleh sekolah dalam rangka meningkatkan mutu
pendidikan. Sehingga siswa MI sudah diajarkan dengan perangkat
komputer pada usia tersebut agar siswa dapat menghadapi era
globalisasi sekarang ini.
d. Laboratorium MIPA
Adanya laboratorium MIPA di MI Pembangunan UIN
berfungsi untuk siswa belajar mata pelajaran sains serta untuk
mempraktekkan beberapa percobaan sederhana yang berkaitan
dengan ilmu pengetahuan alam.
e. Laboratorium IPS
Laboratorium IPS adalah salah satu laboratorium yang ada di
MI Pembangunan UIN Jakarta, yang disediakan oleh pihak
sekolah untuk mata pelajaran yang berkaitan dengan ilmu
pengetahuan sosial.
f. Laboratorium Bahasa
Laboratorium Bahasa ini merupakan laboratorium yang
didirikan tujuannya untuk melatih kemampuan berbahasa siswa
MI Pembangunan UIN Jakarta serta mampu melatih kemampuan
bahasa asing melalui laboratorium bahasa.

g. Laboratorium Keterampilan/Kitchen Lab


Laboratorium Keterampilan atau kitchen lab adalah salah satu
upaya sekolah dalam membekali siswa terutama kemampuan
66

untuk menghasilkan suatu produk yang mempunyai nilai jual,


sehingga mendorong siswa untuk mandiri.
h. Kebun Biologi
Untuk mengenalkan siswa MI Pembangunan UIN Jakarta
dengan dunia tumbuhan, maka sekolah menyediakan lahan untuk
ditanami berbagai macam tanaman, sehingga siswa dapat sekaligus
belajar dunia biologi secara langsung melalui kebun biologi yang
ada di Madrasah Pembangunan UIN Jakarta.
i. Masjid dan Aula
Madrasah Pembangunan UIN Jakarta merupakan salah satu
sekolah islam yang ada di Jakarta mempunyai masjid yang
digunakan oleh semua warga sekolah untuk melaksanakan ibadah
shalat 5 waktu, dapat menerima jamaah kurang lebih 200 orang,
selain itu untuk digunakan siswa dalam melaksanakan kegiatan
belajar agama lebih khusyuk.
j. Sarana Audio Visual
Sarana Audio Visual merupakan sarana yang dibangun untuk
mengadakan suatu acara atau pertemuan yang menggunakan
beberapa peralatan untuk presentasi karena dilengkapi oleh
proyektor dan LCD.
k. UKS dan Tenaga Medis
UKS atau yang disebut Unit Kesehatan Siswa merupakan suatu
unit yang menangani segala penangan kesehatan pertama ketika
ada siswa yang sakit di MI Pembangunan UIN Jakarta. Unit ini
dilengkapi oleh berbagai peralatan medis serta bekerja sama
dengan pihak RS UIN Syarif Hidayatullah.
l. Ruang Bimbingan Konseling (BK)
Ruangan ini adalah suatu ruangan yang berfungsi untuk tempat
pembinaan bagi siswa yang mengalami masalah dalam berbagai
67

hal mulai dari pelajaran hingga persoalan sosial. Adapun layanan


BK untuk membantu siswa dalam mengembangkan
kepribadiannya.
m. Ruang Musik
Dalam pengembangan minat siswa, Madrasah Ibtidaiyah
Pembangunan UIN menyediakan sarana ruang musik untuk siswa
yang memiliki potensi dalam dunia musik, sehingga dapat
mencetak siswa berprestasi bukan hanya dalam akademik tetapi
juga prestasi non akademik.
n. Tabungan Amal Shaleh (TAS)
Tabungan Amal Shaleh merupakan salah satu program yang
berciri khas islami dari MI Pembangunan UIN Jakarta
tujuannya diadakan tabungan tersebut agar para siswa-siswi
mempunyai kesadaran untuk beramal seikhlasnya pada saat
setiap masuk sekolah. Kemudian hasil dari tabungan amal
tersebut disalurkan kepada anak yatim sebagai santunan yang
dibagikan tiap tahunnya oleh pihak sekolah.
o. Sarana Antar Jemput
Untuk membantu orang tua siswa atau wali dalam hal
mengantar dan menjemput siswa ke sekolah, Madrasah
Pembangunan UIN Jakarta menyediakan fasilitas layanan antar
jemput bagi orang tua siswa yang membutuhkan layanan fasilitas
tersebut. Sehingga orang tua dapat merasa tenang ketika
memanfaatkan layanan fasilitas antar jemput yang disediakan oleh
sekolah.

p. Kantin
Madrasah Pembangunan UIN Jakarta selain menyediakan
berbagai fasilitas untuk mendukung kegiatan belajar, ada juga
68

disediakan kantin yang berada di dalam lingkungan sekolah,


sehingga siswa MI Pembangunan UIN Jakarta tidak perlu keluar
lingkungan sekolah jika ingin mencari makanan.
q. Sekuriti
Sebagai sekolah yang cukup besar, Madrasah Pembangunan
UIN Jakarta memiliki sekuriti yang bertugas menjaga keamanan
dan ketertiban di lingkungan sekolah, hal ini juga untuk
memberikan rasa aman kepada orang tua siswa atau wali yang
sudah mempercayakan anaknya kepada pihak sekolah.
r. Toko Koperasi Sekolah
Madrasah Pembangunan UIN Jakarta selain mempunyai kantin
untuk siswa membeli makanan, ada pula toko koperasi yang di
dalamnya tersedia berbagai macam kebutuhan perlengkapan
sekolah mulai dari alat tulis hingga seragam sekolah.
s. Sarana Olahraga (Futsal, Basket, Tenis Meja, dll)
Bagi siswa yang mempunyai minat kepada dunia olahraga,
Madrasah Ibtidaiyah Pembangunan UIN Jakarta berusaha
mewujudkan sarana pendukung tersebut. Jika dilihat dari lokasi
lapangan sudah cukup strategis dan nyaman untuk melakukan
aktivitas olahraga tersebut. Sarana olahraganya pun cukup
memadai.
t. Layanan Bank
Madrasah Ibtidaiyah Pembangunan UIN Jakarta sebagai
sekolah yang sudah cukup maju dalam hal fasilitas dan layanan
berusaha untuk memenuhi kebutuhan oleh pengguna jasa
pendidikan, hal ini terlihat dari adanya kerja sama yang dilakukan
oleh sekolah dengan pihak bank, sehingga untuk kemudahan
dalam melakukan transaksi pembayaran sekolah bisa melalui bank
yang ada di Madrasah Ibtidaiyah Pembangunan UIN Jakarta.
69

u. Area Parkir
Madrasah Ibtidaiyah Pembangunan UIN Jakarta memiliki
siswa yang cukup banyak, dan hal itu terlihat dari luas sekolah
yang cukup besar. Untuk mendukung kelancaran dalam kegiatan
proses belajar mengajar maka dibutuhkan area parkir yang
memadai. Untuk madrasah pembangunan UIN Jakarta sudah
memiliki area parkir yang cukup luas sehingga ketika ada kegiatan
pembagian raport orang tua siswa bisa memarkirkan kendaraannya
di tempat yang luas dan aman.
Dari penjelasan di atas, maka dapat disimpulkan bahwa sarana dan
fasilitas yang disediakan oleh MI Pembangunan UIN Jakarta semata-
mata untuk mewujudkan harapan dari orang tua siswa dan siswa itu
sendiri sebagai pengguna jasa pendidikan. Hal ini terlihat dari
beberapa fasilitas yang ada merupakan sarana penunjang untuk
kemajuan sekolah dan prestasi siswa di MI Pembangunan UIN Jakarta.

B. Analisa Data dan Pembahasan


1. Profil Tenaga Administrasi MI Pembangunan UIN Jakarta
Pengelolaan administrasi di Madrasah Ibtidaiyah Pembangunan UIN
Jakarta merupakan salah satu sekolah yang memiliki tenaga administrasi atau
tata usaha sekolah yang berperan aktif dalam meningkatkan mutu layanan
administrasi. Adapun tenaga administrasi yang berada di MI Pembangunan
merupakan kategori non teaching staff. Hal ini menjadikan Madrasah
Ibtidaiyah Pembangunan UIN berbeda dengan MI lainnya, karena dalam hal
administrasi dikelola oleh tenaga administrasi yang sudah berpengalaman dan
berkompeten. Berikut ini adalah profil latar belakang tenaga administrasi di
MI Pembangunan UIN Jakarta:
70

Tabel 4.1
Data Profil Tenaga Kependidikan MI Pembangunan UIN Jakarta

Pen Lulus
NPP Tahun
No Nama Jabatan Masa didi Pendid Usia
M Lulusan
kan ikan
Bahrissalim, 100
1 Direktur 1 S-2 UPI 2015 48
M.Ag 415
100. Kabag.
2 Sartana, SH. 26 S-I UMJ 1992 55
097 Tata Usaha
Effron Faulusia, 100. Kasubbag. STIEA
3 12 S-1 2001 33
SE 277 DIKJAR D
Tubagus 100. UIN
4 Staf Dikjar 2 S-1 2014 27
Muttaqin, S.Pd 436 Jakarta
Negeri
Rengga Ray 100. SM
5 Staf Dikjar 2 01 2011 23
Zatnika 437 A
Parung
100. Staf SM
6 Faizin Suprapto 20 SMEA 1992 43
198 DIKJAR EA
100. STIEA
7 Rizqa Al Hudri Staf Dikjar 7 S-I 2013 24
374 D
M. Ahsanul 100. MA MAN
8 Staf Dikjar 8 2005 30
Umam 352 N 3
Kasubbag.
UIN
M. Agung 100. Keuangan
9 8 S-1 JAKA 2005 36
Sya'ban, SE. 351 &Kepegaw
RTA
aian
Staf
Tri Kiswati 100. STIEA
10 Administra 17 S-1 2005 44
NH.,SE. 247 D
si
Staf
100. Keuangan/ Gunad
11 Maradona, SE. 9 S-1 2004 35
342 Bendahara arma
1
Staf
Keuangan
Thobroni, A. 100. D- STEA
12 & 7 2000 44
Md. 376 III D
Kepegawai
an
71

Staf
Keuangan
Novia Maulida, 100. AMIK
13 & 2 D-3 2006 30
A.Md 435 BSI
Kepegawai
an
UIN
Hanafi Harris, 100. Kasub
14 2 S-1 JAKA 2010 34
SS 407 Umum
RTA
100.
15 H. Sudarso Staf Umum 35 SD SD 1976 53
041
100. SM
16 Ramli Kaluku Staf Umum 6 SMK 2002 32
378 K
STAI
Subhan 100. Al-
17 Staf Umum 6 S-I 2015 28
Maturidi 387 Karimi
yah
Ahmad
100. AMIK
18 Rudianto, Staf Umum 2 S-1 2014 26
434 BSI
S.Kom
Ahmad 100. Staf Adm
19 1 S-1 UIN 2014 26
Fadhlan, S.Pd 449 Umum
100. SP
20 Husni Fikri Staf Adm 26 SPG 1987 50
094 G
STIEI
100.
21 Bukhari, SE Staf Adm 3 S-1 Banda 1995 46
405
Aceh
UPN
Heni Tusniati, 100.
22 Staf Adm 1 S-1 Vetera 2005 33
SE 449
n
UNIN
23 Sunardi, S.Kom Adm 1 S-1 2015 24
DRA
100. Maintenanc MA
24 Madarosin 11 MAN 1986 47
300 e N
SMA
Maintenanc
SM Sejaht
25 Arif Rahman e 1 2004 30
A era 1
Komputer
Depok

Berdasarkan tabel di atas, tenaga administrasi mempunyai latar


belakang pengalaman dan pendidikan yang berbeda, S2 1 orang, S1 berjumlah
72

15 orang, D3 berjumlah 2, SMA sederajat berjumlah 6 orang dan lulus SD 1


orang. Kemudian usia tenaga administrasi yang rata-rata di atas 30 tahun serta
masa kerja di atas 5 tahun menunjukkan telah banyak pengalaman yang
dirasakan oleh tenaga administrasi dalam mengelola kegiatan administrasi di
MI Pembangunan UIN Jakarta.

2. Kegiatan Tenaga Administrasi MI Pembangunan UIN Jakarta


Manajemen tenaga kependidikan merupakan kegiatan yang mencakup
penetapan norma, standar, prosedur, pengangkatan, pembinaan,
penatalaksanaan, kesejahteraan dan pemberhentian tenaga kependidikan
sekolah agar dapat melaksanakan tugas dan fungsinya dalam mencapai tujuan
sekolah.4
Diketahui bahwasannya tenaga kependidikan mencakup kepala
sekolah, tenaga administrasi, laboran, pustakawan, dll. Namun di dalam
penilitian ini berfokus kepada peranan tenaga administrasi. Dari hasil
observasi, wawancara dan studi dokumen yang dilakukan oleh penulis, maka
dapat diperoleh data kegiatan tenaga administrasi sebagai berikut:
a. Tenaga administrasi bagian pendidikan & pengajaran
Kegiatan tenaga administrasi pada bagian ini merupakan salah satu
bentuk pelayanan yang diberikan oleh tenaga administrasi untuk
membantu tugas guru dalam hal yang berkaitan dengan pembelajaran.
Penjelasan tersebut terlihat dari hasil observasi yang dilakukan penulis
dan hasil wawancara dengan salah satu guru MI Pembangunan bahwa:

“Hasil yang dirasakan kegiatan pembelajaran di dalam kelas


terprogam, salah satu contohnya ketika pekerjaan yang guru harus

4
Mohammad Mustari, Manajemen Pendidikan,(Jakarta: Raja Grafindo Persada, 2014) , h.
213.
73

mempersiapkan peralatan kelas tetapi pekerjaaan tersebut sudah


dilaksanakan oleh pihak tenaga administrasi.”5

Berdasarkan hasil wawancara tersebut dapat dilihat bahwa kegiatan


administrasi yang dilakukan oleh Tenaga Administrasi MI Pembangunan
cukup membantu guru dalam hal kegiatan belajar mengajar sehingga
pekerjaan yang seharusnya dilakukan oleh guru sudah dikerjakan oleh
Tenaga Administrasi.
Berdasarkan pemaparan di atas, guru juga terbantu dalam hal
pengurusan absensi guru maupun siswa. Hal ini sesuai dengan teori yang
telah dipaparkan bahwa salah satu kegiatan yang mencakup tenaga
kependidikan adalah penatalaksanaan, maka kegiatan tenaga administrasi
yang dirasakan oleh salah satu guru tersebut sudah berjalan optimal dan
tenaga administrasi mampu melaksanakan tugas dan fungsinya.
b. Tenaga administrasi bidang keuangan & kepegawaian
Kegiatan tenaga administrasi pada bagian ini merupakan salah satu
bentuk pelayanan yang diberikan oleh tenaga administrasi untuk
merancang sistem keuangan segala hal yang berkaitan untuk sekolah,
pegawai, maupun siswa.
Ibarat bensin bagi sebuah mobil, demikianlah pentingnya biaya atau
pembiyaan bagi setiap organisasi. Tanpa biaya yang mencukupi tidak
mungkin terjamin kelancaran jalannya suatu organisasi. Demikian pula
organisasi seperti halnya dengan lembaga pendidikan atau sekolah. Setiap
kebutuhan organisasi, baik personel maupun material, semua mermelukan
adanya biaya. Itulah sebabnya masalah pembiayaan ini harus dimulai dari
pembuatan planning sampai dengan pelaksanannya.6

5
Hasil Wawancara dengan Afif Abdul Latif, Selaku Guru MI Pembangunan UIN Jakarta,
Pada Hari Senin, 10 Oktober 2016.
6
Ngalim Purwanto, Administrasi dan Supervisi Pendidikan, (Bandung: Remaja Rosdakarya,
2005), Cet 15 h. 21.
74

Madrasah Pembangunan sudah menerapkan sistem pembayaran SPP


online sejak tahun 2006, namun sampai saat ini ada kesalahan sistem pada
pihak bank, yang berdampak pihak tenaga administrasi kurang update
dalam pencatatan data pembayaran SPP. Untuk pemberitahuan kepada
siswa yang belum membayar SPP pihak tenaga administrasi memberikan
surat pemberitahuan khusus yang membuat siswa tersebut di-bully oleh
temannya. Untuk mengatasi bullying tersebut pihak sekolah sudah
melakukan dengan memberikan semua surat kepada seluruh siswa yang
telat membayar maupun yang sudah membayar, namun terjadi kendala
dengan ketidak nyamanan bagi para orang tua yang sudah membayar
tetapi masih mendapatkan surat, padahal isi surat tersebut bukan perihal
peringatan melainkan hanya sekedar informasi sekitar SPP. Madrasah
Pembangunan melakukan sistem pembayaran online dikarenakan
mengikuti kemajuan teknologi. Hal tersebut menurut pemaparan dari
kepala sub bagian keuangan & kepegawaian di MI Pembangunan UIN
Jakarta.7
Berdasarkan penjelasan salah satu tenaga administrasi di atas,
menunjukkan bahwa sistem pembayaran SPP kerap kali menemui kendala
dalam penerapannya. Kemudian hal ini dirasakan oleh salah satu orang
tua siswa MI Pembangunan UIN Jakarta bahwa:
“Ruangan tenaga administrasi yang berada di lantai 3 juga melelahkan
para orang tua yang sudah berusia lanjut, sistem pembayaran SPP
online juga pernah terjadi kesalah pahaman, namun hal-hal seperti itu
tidak menjadi kendala yang saya rasakan secara pribadi.”8

Berdasarkan penjelasan di atas, sistem pembayaran SPP online


mempunyai kelemahan dan kelebihan. Para orang tua yang

7
Hasil wawancara dengan M. Agung Sya’ban sebagai Kepala SubBidang Keuangann &
Kepegawaian Tenaga Administrasi. Pada Hari Senin, 01 Agustus 2016.
8
Hasil Wawancara dengan Ibu Laili Selaku Orang Tua Siswa, Pada Hari Senin, 26 September
2016.
75

memanfaatkan layanan administrasi keuangan tersebut merasakan


kemudahan pembayaran SPP, walaupun terkadang masih terjadi
kesalahpahaman pencatatan. Dengan adanya sistem tersebut akan
mencegah terjadinya antrian pembayaran yang dilakukan oleh orang tua
atau siswa serta memberikan rasa aman kepada orang tua atau siswa
dengan bertransaksi melalui bank yang menjadi mitra sekolah.

c. Tenaga administrasi bagian umum


Kegiatan tenaga administrasi pada bagian ini merupakan salah satu
bentuk pelayanan yang diberikan oleh tenaga administrasi untuk
mengelola dalam hal yang berkaitan dengan fasilitas sekolah serta
sarana prasarananya. Madrasah pembangunan memiliki fasilitas
maupun sarana prasarana yang ternilai cukup baik. Keluhan-keluhan
dari orang tua, siswa, maupun guru bukan dari persoalan ketidak
nyamanan, melainkan ada sedikit kerusakan pada fasilitas yang
digunakan. Penjelasan tersebut terlihat dari hasil observasi yang
dilakukan penulis dan hasil wawancara dengan kepala sub bidang
umum di Madrasah Pembangunan.9

3. Peran Tenaga Administrasi dalam Peningkatan Mutu Layanan

Sebagai tenaga administrasi sekolah/madrasah di jenjang pendidikan


dasar dan menengah atau yang sering dikenal dengan tenaga tata usaha
sekolah/madrasah dalam proses pembelajaran sangat diperlukan.
Berdasarkan observasi dan wawancara oleh penulis, tenaga kependidikan
mencakup yaitu tenaga administrasi, laboran, pustakawan, dll. Namun di
dalam penilitian ini hanya berfokus kepada peran tenaga administrasi

9
Hasil Wawancara dengan Hanafi Selaku Kepala Sub Bidang Umum Tenaga Administrasi,
Pada Hari Selasa 02 Agustus 2016.
76

sekolah. Sebagian besar program kerja tenaga administrasi adalah untuk


membantu mensukseskan tujuan sekolah. Hal ini diperkuat dengan
pendapat kepala madrasah mengenai peran tenaga administrasi bahwa
peran tenaga administrasi merupakan salah satu hal yang sangat
berpengaruh bagi sekolah. Kepala madrasah tersebut lebih jelasnya
mengemukakan:
“Manfaat yang pertama dirasakan yaitu tidak terhambatnya pendidikan
di sekolah ini atau selalu berjalan lancar, karena dapur sekolah tercipta
dari wujud kinerja tenaga administrasi yang mengurus data
perlengkapan sekolah. Para tenaga administrasi benar-benar membantu
secara teknis sekolah.”10
Dibutuhkan kompetensi dan keterampilan yang menunjang di bidang
administrasi. Sebagai tenaga administrasi di jenjang pendidikan dasar dan
menengah dalam proses pembelajaran sangat diperlukan demi terciptanya
sekolah yang bermutu. Berkenaan dengan hal tersebut peran tenaga
administrasi sangatlah penting untuk mendukung kelancaran dan
kesuksesan tata administrasi sekolah. Adapun peranan yang dilakukan
oleh tenaga administrasi tidak hanya dijalankan oleh bagian tenaga
administrasi saja, hal itu diungkapkan oleh bagian Sistem Informasi
Dokumentasi dan Publikasi (SIDP) atau yang biasanya dikenal dengan
humas, bahwa:
“Hubungannya antara SIDP dan tenaga administrasi, dalam hal ini
Kabag Tata Usaha, berdasarkan surat keputusan yayasan Syarif
Hidayatullah Jakarta tentang organisasi dan tata laksana madrasah
UIN Jakarta yang tertuang dalam lampiran (struktur organisasi MP
Jakarta) sama-sama bertanggungjawab langsung pada direktur. Yang
berikutnya, sama-sama memberikan pelayanan kepada stakeholder.11

10
Hasil Wawancara dengan Sugiono Selaku Kepala Madrasah, Pada Hari Senin, 03 Oktober
2016.
11
Hasil Wawancara dengan Dani Wahyudi Selaku Kepala Sistem Informasi Dokumentasi dan
Publikasi, Pada Hari Kamis, 20 Oktober 2016.
77

Dari pemapaparan di atas, tenaga administrasi dalam berupaya


meningkatkan mutu layanan administrasi melakukan kerja sama atau
bermitra dengan bagian SIDP.
Menurut salah satu tenaga administrasi sebagai kepala pendidikan &
pengajaran dalam mengolah nilai siswa, mengemukakan bahwa:
“Dari guru mereka yag mengisi dan input ke file yang sudah tersiap,
proses print untuk menjadi rapor, fotocopy jilid lalu diarsipkan dalam
bentuk copy”12

Bapak Muttaqillah sebagai guru MI Pembangunan bidang studi


Bahasa Indonesia menambahkan:
“Dampak adanya wujud tenaga administrasi sudah dapat dirasakan,
seperti blanko jurnal, absensi dan perihal surat-menyurat dari pihak
tenaga administrasi sudah mengoptimalkan kinerjanya.”13
Adapun peranan yang dilakukan tenaga administrasi selain mengolah
nilai, tenaga administrasi juga berupaya meningkatkan pelayanan dengan
menerapkan Sistem Informasi Manajemen Akademik(SIMAK). Hal itu
dipaparkan oleh salah satu guru MI Pembangunan, bahwa:
“Yang pertama sekarang ini guru dipermudah dengan aplikasi SIMAK
Online, yang di mana SIMAK(Sistem Informasi Manajemen
Akademik) tersebut berguna untuk menginput nilai sehingga nilai
yang diberikan oleh guru dapat dilihat oleh para wali kelas, tenaga
administrasi dan wali murid secara online, dan progam ini baru
berjalan sekarang.”

Berdasarkan penjelasan di atas tugas yang dilakukan oleh tenaga


administrasi menurut beberapa pengguna jasa, sudah memiliki
kompetensi & kualifikasi yang memadai serta berkompeten di bidangnya.
Hal ini dibuktikan dengan kepuasan yang dirasakan oleh pengguna

12
Hasil wawancara dengan Efron Faulusia selaku Kepala SubBidang Pendidikan &
Pengajaran Tenaga Administrasi, Pada Hari Selasa, 02 Agustus 2016.
13
Hasil Wawancara dengan Muttaqillah, Selaku Guru MI Pembangunan UIN Jakarta, Pada
Hari Senin, 26 September 2016.
78

jasanya dalam berbagai hal di bidang akademik hingga keuangan dan


pegawai.

4. Hambatan dalam Meningkatkan Mutu Layanann Administrasi


Dalam pelaksanaan meningkatkan mutu layanan administrasi, sebagai
madrasah swasta yang tergolong bagus dan berakreditasi A, masih
adanya beberapa hambatan, kepala sub bagian keuangan & kepegawaian
mengungkapkan bahwa:
“Belum tersedianya sistem database kepegawaian secara
komprehensif. Ada kendala saat mati listrik pada finger print yang
membuat tidak bisa mendeteksi absensi secara optimal. Partisipasi
dalam kegiatan yang terkait dengan jobdesk bersifat insidensial.
Perjuangan SPP yang tidak dinaikkan membuat sedikit kesulitan
dalam RAPBS. Masih adanya wali siswa yang lupa bayar maupun
nunggak pembayaran SPP bahkan salah transfer dari sistem bank.”

Hambatan untuk meningkatkan mutu layanan administrasi juga


dirasakan oleh kepala sub bagian pendidikan & pengajaran tenaga
administrasi, bahwa:

“Kelengkapan berkas dari siswa/orang tua kadang-kadang telat.


Pengumpulan SKHUN yang dari SMP terlambat. Gudang arsip belum
lengkap.”

Dalam menangani fasilitas dan sarana prasaranapun sudah pasti ada


kendala, seperti pemaparan dari kepala bagian umum tenaga administrasi,
bahwa:

”Para pengguna jasa masih ada keluhan mengenai fasilitas seperti AC,
LCD, papan tulis maupun penggaris.”

Dari pihak tenaga administrasi sudah mengungkapkan beberapa


kendala dalam meningkatkan mutu layanan administrasi dari berbagai
79

macam sub bagian di madrasah. Namun dari pihak guru, hambatan yang
dirasakan menurut guru bidang studi bahasa indonesia tersebut bahwa:
“Kendala yang dirasakan dalam layanan administrasi masih tidak
terlalu cepat, misalnya: pendataan nomor urut dan print out data
pendidik dan tenaga kependidikan, dalam faktor lain peralatan sekolah
yang sudah tidak layak pakai tidak segera ditindak lanjuti karena
terkait anggaran.”14

Kemudian pihak guru yang lain menambahkan:


“Untuk keberadaan ruang tenaga administrasi masih terasa lelah jika
harus bolak-balik apalagi kondisi guru perempuan dalam keadaan
hamil dan fasilitas untuk guru masih kurang karena dilihat dari jumlah
guru yang banyak.”15

Menurut orang tua siswa yang berperan aktif dalam informasi kegiatan
sekolah menambahkan dalam hambatan yang dirasakan bahwa:
“Pelayanan agar dapat ditingkatkan lebih baik lagi, ruangan tenaga
administrasi alangkah baiknya tidak di lantai 3 dari gedung karena
orang tua yang berusia lanjut merasa kelelahan.”16

Berdasarkan pemaparan dan hasil wawancara di atas, dari pihak


tenaga administrasi dan para pengguna jasa mengungkapkan bahwa
hambatan-hambatan yang dialami berbeda. Hambatan yang dialami
antara lain pengumpulan berkas dari pihak orang tua maupun siswa tidak
selalu berjalan tepat waktu, sistem database kepegawaian belum
menerapkan secara komprehensif, layanan yang diberikan masih belum
terbilang cepat, dan keberadaan ruangan tenaga administrasi membuat
kelelahan orang tua siswa karena berada di lantai 3.

14
Hasil Wawancara dengan Muttaqillah, Selaku Guru MI Pembangunan UIN Jakarta, Pada
Hari Senin, 26 September 2016.
15
Hasil Wawancara dengan Putri Hidayati, Selaku Guru MI Pembangunan UIN Jakarta, Pada
Hari Jumat 21 Oktober 2016.
16
Hasil Wawancara dengan Ibu Laili Selaku Orang Tua Siswa, Pada Hari Senin, 26
September 2016.
.
80

5. Strategi dalam Meningkatkan Mutu Layanan Administrasi


Dalam meningkatkan mutu layanan administrasi diperlukan strategi
yang dilakukan agar tujuan sekolah tercapai. Terdapat beberapa pendapat
mengemukakan strategi peningkatan mutu layanan administrasi sebagai
berikut:
Menurut Kepala Madrasah strategi untuk memotivasi kinerja para
tenaga administrasi dengan cara:
“Motivasi untuk para tenaga administrasi, secara komunikatif
menegaskan bahwa mereka adalah bagian yang tak terpisahkan
berlangsungnya proses pendidikan dan memastikan bahwasannya
semua hal tersebut berjalan dengan baik, karena fungsi dari pegawai
tenaga administrasi ialah untuk memberikan pelayanan terhadap
terselenggaranya proses pendidikan.”17

Menurut kepala bagian tenaga administrasi strategi untuk


meningkatkan layanan dari pihak tenaga administrasi bahwa:
“Kan semua orang ada yang ikut diklat ada yang enggak, tapi yang
sering ikut, pernah semua sih kayaknya, kalau yang kita anggap diklat
itu pas rapat kerja, itu termasuk pelatihan juga, cuma selebihnya yang
menunjukkan itu sebagai pelatihan belum ada, di setiap rapat kerja
mengadakan narasumber dari berbagai macam kalangan dalam rangka
raker, cuma kita (pihak sekolah) tidak mengeluarkan sertifikat. Jadi
hanya keterlibatan saja.”18

Kemudian salah satu tenaga administrasi bagian keuangan &


kepegawaian mengemukakan bahwa:
“Iya benar adanya saya mengikuti pelatihan yang diadakan dari pihak
sekolah.”19

17
Hasil Wawancara dengan Sugiono Selaku Kepala Madrasah Pembangunan UIN Jakarta,
Pada Hari Senin, 03 Oktober 2016.
18
Hasil Wawancara dengan Sartana, Selaku Kepala Bagian Tenaga Administrasi MI
Pembangunan UIN Jakarta, Pada Hari Kamis, 15 September 2016.
19
Hasil wawancara dengan M. Agung Sya’ban sebagai Kepala SubBidang Keuangan &
Kepegawaian Tenaga Administrasi. Pada Hari Kamis, 22 September 2016.
81

Dari pemaparan di atas adanya sinkronisasi antara motivasi dari kepala


Madrasah yang di mana kepala bagian tenaga administrasi telah
mengadakan pendidikan dan pelatihan kepada para tenaga administrasi,
namun pelatihan yang diberikan tersebut diadakan di dalam sekolah
bersamaan dengan rapat kerja atau dikenal On The Job Training.
Selain pengadaan diklat di dalam sekolah, menurut guru wali kelas
yang merasakan dampak kinerja tenaga administrasi bahwa strategi para
tenaga administrasi ialah:
“Strategi yang dilakukan biasanya menginventarisir kebutuhan guru,
terus membuat angket kepuasan pelanggan melalui link SIDP, segala
masukan-masukan dimasukkan ke SIDP dan dilakukan selama 1 tahun
2x, kemudian sudah berjalannya SIMAK yang memudahkan guru
dalam menginput nilai.”20

Salah satu guru bidang studi menambahkan:


“Strategi yang diterapkan oleh tenaga administrasi saat ini yaitu:
SIMAK. Yang mana sangat membantu guru dalam pekerjaan
menginput nilai. Namun alangkah baiknya kinerja yang sudah
dijalankan agar lebih baik lagi, lebih kompak dan tidak hanya berfokus
mengandalkan bidang yang ditekuni.”21

Madrasah Pembangunan dalam berupaya meningkatkan mutu layanan


sekolah memberikan fasilitas yang menunjang kegiatan pembelajaran,
upaya tersebut merupakan salah satu strategi. Hal ini sudah dirasakan
oleh pengguna jasa pendidikan yaitu orang tua siswa, bahwa:
“Menurut saya sebagai wali siswa di sekolah ini, saya merasa dan
menganggap layanan dari madrasah sudah bagus, karena fasilitas di
kelas juga sudah ada AC dan pembelajarannya menggunakan
LCD/Proyektor.”22

20
Hasil Wawancara dengan Afif Abdul Latif Salah Satu Guru MI Pembangunan UIN
Jakarta, Pada Hari Senin, 10 Oktober 2016.
21
Hasil Wawancara dengan Nurmala, Selaku Guru MI Pembangunan UIN Jakarta, Pada Hari
Jumat 21 Oktober 2016.
22
Hasil Wawancara dengan Ibu Dewi Selaku Orang Tua Siswa, Pada Hari Senin, 26
September 2016.
82

Dari beberapa penjelasan di atas dapat diketahui bahwa tenaga


administrasi menerapkan berbagai macam strategi untuk meningkatkan
layanan administrasi. Yang mana strategi tersebut berdampak pada setiap
pengguna jasa di madrasah. Pihak kepala madrasah secara rutin tidak
luput untuk memotivasi para tenaga administrasi dan pegawai lainnya.
Kepala bagian tenaga administrasi mengupayakan pengadaan diklat
secara rutin di dalam sekolah, pengoptimalan pembayaran SPP online,
dan menerapkan Sistem Informasi Manajemen Akademik
Kependidikan(SIMAK).

C. Temuan Hasil Penelitian

Madrasah Pembangunan UIN Jakarta memiliki tenaga administrasi


yang berasal dari latar belakang pengalaman dan pendidikan yang berbeda,
jumlah tenaga administrasi yang ada sekitar 25 pegawai dan sekitar 17
pegawai memiliki gelar Sarjana hingga Magister. Kemudian usia tenaga
administrasi rata-rata di atas 30 tahun serta masa kerja di atas 5 tahun
menunjukkan telah banyak pengalaman yang dirasakan oleh tenaga
administrasi dalam mengelola kegiatan administrasi di MI Pembangunan
UIN Jakarta.
Pengelolaan administrasi yang dilakukan oleh tenaga administrasi di
dalam madrasah pembangunan terdapat pada 3 bagian. Pertama, sub bidang
pendidikan & pengajaran. Kedua, sub keuangan & kepegawaian, dan
ketiga, sub bagian umum. Bidang pendidikan & pengajaran berperan untuk
menangani hal-hal yang berkaitan dengan proses kegiatan belajar
mengajar, bagian keuangan & kepegawaian menangani hal-hal yang
berkaitan dengan pemasukan pengeluaran biaya serta data pegawai, pada
bidang umum menangani hal-hal yang berkaitan dengan menjaga
83

memelihara dan mengadakan fasilitas maupun sarana prasarana. Untuk


lebih jelasnya bagaimana peran pada masing-masing tenaga administrasi
dipaparkan sebagai berikut:
Pada sub bagian pendidikan & pengajaran mengemban tugas:
pembuatan kohor, koordinasi dengan Wakakur wali kelas yang belum
melaporkan perkembangan siswa (absensi), koordinasi dengan Wakakur
wali kelas yang belum menyerahkan daya serap dan rekap nilai, menyusun
laporan Dikjar, pelayanan terhadap masyarakat umum/instansi terkait,
melayani/menginformasikan kepada tamu yang sedang mengadakan studi
banding, melayani/menginformasikan kepada mahasiswa yang
mengadakan riset.
Pada bagian keuangan & kepegawaian mengemban tugas: menyiapkan
laporan bulanan dan laporan pertanggungjawaban akhir tahun pelajaran,
mengkoordinir pelaksanaan tugas dan pengelolaan administrasi
kepegawaian dan keuangan yang menjadi tanggungjawabnya, melakukan
pemeriksaan hasil verifikasi pembukuan dan pelaporan sebelum dilakukan
pengesahan, menerima pengajuan realisasi anggaran dan mempersiapkan
rincian rencana pengambilan uang di Bank dengan melampirkan semua
bukti fisik pendukungnya, memeriksa kembali rincian penggunaan uang
yang telah dikeluarkan, menyaksikan dan memeriksa cash opname dan
rekonsiliasi keuangan madrasah, melakukan verifikasi terhadap semua
bukti transaksi penerimaan keuangan, menyiapkan laporan akuntansi
keuangan dan realisasi anggaran secara rutin perbulan
Pada bagian umum mengemban tugas: mengkoordinir pendataan
barang-barang yang masih baik/rusak, mengontrol petugas kebersihan pada
saat jam tugas, membantu Kepala Tata Usaha dalam merencanakan
kebutuhan sarana dan prasana sekolah, mengkoordinir progam stock off
name sarana prasarana sekolah, menyusun progam pemeliharaan sarana
dan prasarana sekolah mencakup 6 K, memantau dan melaporkan
84

pelaksanaan progam pemeliharaan 6 K, mengkoodinir kegiatan perbaikan


sarana dan prasarana, melaksanakan tugas lain yang ditentukan oleh Kepala
Bagian Tata Usaha.
Dalam rangka memajukan mutu sekolah, dan bersamaan dengan
berkembangnya zaman, Madrasah Pembangunan sudah melaksanakan
sistem pembayaran SPP online sejak tahun 2006. Beberapa permasalahan
yang sering muncul ketika masih mengunakan sistem pembayaran manual
adalah pelayanan pembayaran SPP, pencatatan yang masih manual
terkadang terjadi human error, karena pencatatan terkadang dilakukan
seadanya. Permasalahan lain yang muncul adalah kurang efisiennya orang
tua untuk membayar SPP anak. Oleh karena itu Madrasah Pembangunan
menerapkan sistem pembayaran SPP online.
Tahun 2016 madrasah pembangunan melaksanakan progam System
Informasi Manajemen Akademik Kependidikan (SIMAK). SIMAK
berguna untuk menginput nilai sehingga nilai yang diberikan oleh guru
dapat dilihat oleh para tenaga kependidikan, guru dan wali siswa secara
online. Para pelanggan di dalam sekolah dapat mengetahui dan memantau
nilai dengan sistem online. Berikut ini adalah link dari SIMAK http://Mi-
mpuin.simakonline.com
Dengan berbagai kegiatan dari bagian pihak tenaga administrasi di MI
Pembangunan UIN Jakarta, terdapatnya berbagai macam hambatan yaitu:
a. Pengumpulan berkas dari orang tua maupun siswa tidak semua
selalu tepat waktu dan gudang arsip belum optimal.
b. Sistem database secara komprehensif belum diterapkan dan
penyusunan RAPBS masih terdapat kesulitan terkait SPP yang tidak
dinaikkan.
c. Fasilitas yang ada masih terdapat keluhan dari pengguna jasa.
Keluhan-keluhan tersebut tidak selalu ditangani secara cepat karena
85

terkait jumlah guru dan siswa yang jauh melebihi tenaga


administrasi.
Strategi yang dilakukan untuk mengatasi hambatan-hambatan tersebut
ialah: memberikan surat pemberitahuan kepada orang tua siswa agar
mengumpulkan berkas dengan segera, menaikkan pembayaran biaya SPP
kepada siswa baru untuk menutupi sistem SPP yang tidak dinaikkan, jadi
setiap angkatan membayar SPP dengan biaya yang berbeda, strategi
selanjutnya diterapkannya sistem pengontrolan kondisi fasilitas sekolah.
BAB V
PENUTUP

A. Kesimpulan
Berdasarkan hasil penelitian yang telah dipaparkan di bab
sebelumnya, maka dapat dijelaskan bahwa peran tenaga administrasi
dalam meningkatkan mutu layanan administrasi terdapat 3 subbagian
yaitu: pendidikan & pengajaran, keuangan & kepegawaian, dan umum.
Hal ini dapat terlihat dari:
1. Kinerja tenaga administrasi dengan strategi yang dilakukan yaitu
memudahkan sistem pembayaran SPP dengan online yang sudah
diterapkan sejak 2006, progam SIMAK yang memudahkan para
guru menginput nilai siswa secara online, dan memelihara serta
mengelola fasilitas sarana prasana sekolah. Pengintegrasian
program dari para tenaga administrasi dengan kegiatan sehari hari
di sekolah masih terus berjalan meskipun terdapat beberapa
hambatan dalam pelaksanaan.
2. Hambatan-hambatan yang dihadapi sekolah dalam mengelola
layanan administrasi yaitu gudang arsip belum optimal, sistem
database secara komprehensif belum diterapkan dan penyusunan
RAPBS masih terdapat kesulitan terkait SPP yang tidak dinaikkan,
fasilitas yang ada masih terdapat keluhan dari pengguna jasa namun
keluhan-keluhan tersebut tidak selalu ditangani secara cepat karena
terkait jumlah guru dan siswa yang jauh melebihi tenaga
administrasi.
3. Upaya yang dilakukan untuk menangani beberapa hambatan
tersebut ialah memberikan surat pemberitahuan kepada orang tua
siswa agar mengumpulkan berkas dengan segera, menaikkan
pembayaran biaya SPP kepada siswa baru untuk menutupi sistem
SPP yang tidak dinaikkan, jadi setiap angkatan membayar SPP

86
87

dengan biaya yang berbeda, strategi selanjutnya diterapkannya


sistem pengontrolan kondisi fasilitas sekolah.

B. Saran-saran
Berdasarkan paparan dan kesimpulan di atas, maka penulis
menyampaikan beberapa saran semoga bermanfaat untuk perbaikan di
masa yang akan datang, khususnya pada bidang tenaga administtrasi
dalam meningkatkan mutu layanan administrasi sebagai berikut :
1. Kepada pemerintah agar selalu dapat memberikan perhatian untuk
sekolah swasta dalam progam peningkatan atau pembinaan
kompetensi pegawai.
2. Kepada kepala madrasah/sekolah dapat selalu meningkatkan kualitas
tenaga administrasi dan membuat inovasi dalam layanan
administrasi sekolah.
3. Kepada kepala tenaga administrasi agar terus mencari dan
mengembangkan strategi progam yang sudah berjalan, sebaiknya ada
penambahan jumlah pegawai tenaga administrasi agar kualitas
layanan administrasi lebih cepat dikarenakan jumlah guru dan siswa
yang jauh melebihi jumlah tenaga administrasi.
4. Kepada para staff tenaga administrasi agar dapat melaksanakan
tugasnya serta melakukan penyimpanan arsip dengan optimal. Hal
ini sangat penting agar mutu layanan administrasi tetap terlaksana
secara efektif.
5. Kepada sekolah MI Pembangunan UIN Jakarta agar selalu
meningkatkan mutu pendidikan, terutama dalam hal layanan
administrasi.
6. Kepada peneliti lain yang selanjutnya akan melakukan penelitian
berkaitan dengan peran tenaga administrasi disarankan mengambil
masalah penelitian pada aspek semua layanan yang ada di sekolah.
DAFTAR PUSTAKA

Alkaf, Nuraida Khalid. Metodologi Penelitian Pendidikan, Tangerang: Islamic


Reserch Publising, 2009.

Amri, Sofan. Peningkatan Mutu Pendidikan Sekolah Dasar dan Menengah, Jakarta:
Prestasi Pustakaraya, 2013.

Adya Barata, Atep. Dasar-Dasar Pelayanan Prima, Jakarta: Elex Media Komputindo,
2003.

Anwar, Moch Idochi. Administrasi Pendidikan dan Manajemen Biaya Pendidikan


edisi revisi, Jakarta: PT RajaGrafindo Persada, 2013.

Engkoswara, Administrasi Pendidikan, Bandung: Alfabeta, 2011.

Handayaningrat, Soewarna. Pengantar Studi Ilmu Administrasi Dan Manajemen,


Jakarta: Gunung Agung, 1984.

Kepmendiknas No. 053/U/2001 tentang Pedoman Penyusunan Standar Pelayanan


Minimal Penyelenggaraan Persekolahan Bidang Pendidikan Dasar dan Menengah

Lovelock, Christopher. dkk, Pemasaran Jasa, Jakarta: Erlangga, 2013.

Macaulay, Steve. dkk, How To Improve Your Customer Service, Jakarta: Gramedia
Pustaka Utama, 1997.

Mappaenre, Ahmad. Dasar-Dasar Ilmu Administrasi dan Manajemen, Makassar:


Badan Penerbit Universitas Negeri Makassar, 2009.

Moenir, H.A.S. Manajemen Pelayanan Umum di Indonesia, Jakarta: Bumi Aksara,


2010.

Mulyadi. “Peranan Kepala Tenaga Administrasi Sekolah dalam Mendukung


Pencapaian Visi dan Misi Sekolah, Jurnal Tenaga Kependidikan, 43, No. 1 April
2008.

Mulyono. Manajemen Administrasi & Organisasi Pendidikan, Yogyakarta: AR-


RUZZ MEDIA, 2010

Mustari, Mohammad. Manajemen Pendidikan,Jakarta: Raja Grafindo Persada, 2014

Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Nomor 24 Tahun 2008 tentang Standar


KompetensiTenaga Administrasi Sekolah/Madarasah
Rahayuningsih, Fransisca. Mengukur Kepuasan Pemustaka Menggunakan Metode
LibQUAL+, Yogyakarta: Graha Ilmu, 2015

Rahmayanti, Nina. Manajemen Pelayanan Prima, Yogyakarta: Graha Ilmu, 2010

Ratminto. dkk, Manajemen Pelayanan, Yogyakarta: Pustaka Belajar, 2014

Strauss Ancelm, dkk. Dasar-Dasar Penlitian Kualitatif, Yogyakarta: Pustaka Belajar,


2009

Sagala, Syaiful, Administrasi Pendidikan Kontemporer, Bandung: Alfabeta, 2013a.

-------. Kemampuan Profesional Guru dan Tenaga Kependidikan, Bandung: Alfabeta,


2013b.

Sallis, Edward. Total Quality Management In Education, Yogyakarta: IRCiSoD,


2006.

Soedibyo Noerhayati,, pengelolaan perpustakaan, Jilid 1, Bandung: Penerbit Alumni,


1987.

Sugiyono, Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif dan R&D, Jakarta: Alfabeta, 2011.

Sunyoto, Danang. Konsep Dasar Riset Pemasaran&Perilaku Konsumen, Yogyakarta:


Gudang Penerbit, 2014.

Tjiptono, Fandy. Gregorius Chandra, Pemasaran Strategik, Yogyakarta: Andi


Yogyakarta, 2012.

Wursanto, IG. Dasar Dasar Ilmu Tata Usaha, Jakarta: Pustaka Dian, 1988.
Lampiran 1
Pedoman Observasi

Variabel Dimensi Sub Dimensi


Peran Tenaga Kegiatan tenaga 1. Bentuk kegiatan
Administrasi administrasi administrasi dalam
pendidikan dan pengajaran
(menginput data siswa,
mengurusi presensi siswa,
mengerjakan leger nilai,
menangani pengarsipan
dokumen siswa)
2. Bentuk kegiatan
administrasi dalam
keuangan & kepegawaian
(menyusun anggaran
masuk & keluar, serta SPP,
mengurusi presensi guru &
karyawan menyusun data
dan laporan kepegawaian,
membuat kearsipan
kepegawaian)
3. Bentuk kegiatan
administrasi dalam umum
(menjaga & memelihara
fasilitas dalam
pembelajaran, membuat
laporan barang-barang
inventaris, membuat
laporan barang habis
pakai)

Mutu Layanan Strategi peningkatan 1. Bentuk pendekatan


mutu layanan
pembinaan moral tenaga
administrasi (misalnya
pengadaan kegiatan
training motivasi, siraman
rohani, dll)
2. Bentuk pendekatan
pembinaan kompetensi
tenaga administrasi
(misalkan pengadaan
kegiatan pendidikan dan
pelatihan
3. Bentuk pendekatan sosial
antara sesama tenaga
administrasi (misalnya
menjalin hubungan kerja
yang baik antar tiap
bidang kerja)
4. Bentuk pendekatan
dengan setiap warga
sekolah (setiap warga
sekolah harus memberikan
pelayanan yang ramah
kepada siswa atau orang
tua siswa.
5. Ruang kerja dan jumlah
tenaga administrasi
6. Tugas pokok dan fungsi
tenaga administrasi
7. Fasilitas penunjang dalam
memberikan pelayanan
(menggunakan web
sekolah atau kotak saran)

Lampiran 2

Daftar Ceklist Studi Dokumentasi

No. Dokumen
1 Data Profil Sekolah
2 Data Tenaga Administrasi
3 Dokumen Jenis-Jenis Layanan Administrasi
Dokumen Rencana/Pelaksanaan Kegiatan Pembinaan Tenaga
4
Administrasi
5 Dokumen Kegiatan Layanan Administrasi
6 Dokumen Sarana dan Prasarana

Lampiran 3
Pedoman Wawancara

A. Untuk Kepala Sekolah MI Pembangunan UIN Jakarta


1. Apa yang diperhatikan oleh Kepala Sekolah dalam pemilihan dari Tenaga
Administrasi Sekolah atau Staff Tata Usaha ?
2. Apakah kepala sekolah dalam mengangkat tenaga administrasi menetapkan
batasan minimal pengalaman kerja?
3. Apakah setelah calon tenaga administrasi sekolah diterima sebagai Staff Tata
Usaha di Madrasah Pembangunan diberikan pelatihan?
4. Berapa jumlah tenaga administrasi periode tahun 2015/2016?
5. Bagaimana kebijakan dari Kepala Sekolah tentang penetapan jumlah tenaga
administrasi, layanan dari bagian Tata Usaha, dan pengembangan mutu layanan
administrasi sekolah di Madrasah Pembangunan?
6. Adakah penghargaan yang diberikan sekolah kepada pegawai tenaga administrasi
atas pelayanan dalam hal administrasi?
7. Bagaimana strategi yang dilakukan oleh kepala sekolah dalam memotivasi
Tenaga Administrasi Sekolah untuk meningkatkan mutu layanan administrasi?
8. Apa manfaat yang dirasakan oleh Madrasah Ibtidaiyah Pembangunan UIN atas
kinerja yang dilakukan oleh Tata Usaha MP?
9. Apa rencana atau target dari pihak sekolah yang akan diupayakan untuk kemajuan
sekolah ? apakah sudah mulai berjalan?
B. Untuk Kepala Bagian Tata Usaha
1. Apa saja bidang yang meliputi manajemen Tata Usaha di MI Pembangunan UIN
Jakarta?
2. Apa upaya yang dilakukan oleh Kepala Tenaga Administrasi dalam mengawasi
serta memotivasi para tenaga administrasi untuk melaksanakan tugas dengan
baik?
3. Apa saja kebijakan Kepala Sekolah yang ditugaskan kepada bagian Tata Usaha
untuk meningkatkan mutu sekolah dan layanan administrasi?
4. Adakah kendala yang terjadi ketika kebijakan dari Kepala Sekolah yang
diupayakan oleh Tata Usaha Madrasah Pembangunan?
5. Apa saja bentuk pelayanan yang diberikan kepada peserta didik dan orang tua
siswa dalam hal administrasi?
6. Berapa jumlah tenaga administrasi yang ada di Tata Usaha Madrasah
Pembangunan dan yang sudah bersertifikat pelatihan?
7. Apa saja sarana prasarana yang dimiliki Tata Usaha Madrasah Pembangunan
untuk mendukung kinerja tenaga administrasi dalam hal melayani dan mengelola
administrasi sekolah?
8. Bagaimana cara melayani siswa atau alumni jika ada yang membutuhkan fotocopi
ijazah dan legalisir SKHUN?
9. Bagaimana prosedur yang harus dilakukan siswa jika ingin mengurus administrasi
atau pembayaran di Madrasah Pembangunan UIN?
10. Bagaimana bentuk pendekatan yang dilakukan oleh Bagian Tata Usaha dalam
menjalin kerja sama dengan Guru untuk mengolah data siswa?
11. Siapa yang bertugas melayani guru atau siswa jika ada keluhan atas layanan yang
telah diberikan ?
12. Bagaimana pendapat siswa atau orang tua siswa yang telah menggunakan
layanan administrasi di Madrasah Ibtidaityah Pembangunan UIN?
13. Hambatan apa yang dirasakan dalam melayani siswa atau orang tua siswa serta
dalam mengelola administrasi di Madrasah Pembangunan UIN?
14. Adakah evaluasi dan monitoring yang dilakukan oleh Kepala Sekolah untuk
meningkatkan mutu layanan administrasi?
15. Apa saja upaya atau target yang dilakukan dalam terus meningkatkan mutu
layanan administrasi?
C. Kasub Dikjar
1. Visi dan misi dari tata usaha MP
2. Dari rencana sekolah yang sudah dibuat apakah administrasi ikut berperan di
dalamnya?
3. Dalam melaksanakan kegiatan administrasi kendala apa yang dihadapi dalam
mengelola administrasi siswa?
4. Bagaimana cara mengatur jadwal mata pelajaran sehingga kelas dapat menjadi
tertata/tidak bentrok?
5. Untuk pengelolaan dalam sistem IT apakah setiap tenaga administrasi sudah
melakukan sesuai dengan ISO 9000:1?
6. Dalam mengelola sistem nilai langkah-langkah seperti apa yang harus dilakukan
oleh tenaga administrasi?
7. Ketika terjadi keterlmbatan dalam menyelesaikan tugasnya, seperti pembagian
nilai rapor atau hasil ujian lainnya ada konsekuensi yang diberikan kepsek?
8. Berapakah jumlah komputer yang dimiliki beserta alat ATK lainnya untuk
mendukung kegiatan administrasi di MP?

D. Keuangan dan Kepegawaian


1. Sejak kapan MP menerapkan sistem pembayaran melalui bank? Bagaimana
cara/langkah-langkah tenaga administrasi melakukan proses pencatatan
pembayaran yag sudah dilakukan siswa?
2. Jika ada perbedaaan antara pencatatan pembayararan di TU dan bank apakah yang
dilakukan siswa dalam menyelesaikan masalah itu?
3. Kendala apa yang dialami oleh tenaga administrasi dalam melaksanakan tugas
mengenai keuangan?
4. Apa ada pelatihan khusus mengenai keuangan sistem seperti ini bagi tenaga
administrasi?
5. Keresahan apa yang timbul ketika sebelum menerapkan sistem pembayaran
melalui bank? Apa latar belakangnya/alasan MP melakukan sistem seperti itu?
6. Dengan jumlah pegawai yang ada sekarang ini apakah mampu memberikan
pelayanan kepada orang tua siswa dalam hal mengelola keuangan?
E. Kasub Umum
1. Bagaimana cara tenaga administrasi menjalin komunikasi yang baik antara pihak
sekolah ortu dan siswa. Keluhan-keluhan apa yang masih dirasakan oleh ortu
terhaddap pelayanan sekolah?
2. Jika terjadi ketidakpuasan terhadap layanan administras sekolah orang tua siswa
dapat memberikan keluhannya kepada siapa? Adakah kotak dan saran di
lingkungan sekolah?
3. Sudah sejauh mana pihak sekolah dalam perbaikan layanan administrasi
menindak lanjuti komentar/keluhan siswaa maupun ortu siswa?
4. Jika ada siswa yang ingin pindah sekolah, sebagai tenaga administrasi
bagaimanakah prosedurnya melakukan layanan terhadap siswa tersebut?
5. Bagaimana alumni yang ingin melakukan legalisir ijazah dll harus seperti apa
prosedurnya daan prosesnya berapa lama?
F. Untuk Guru MI yang memanfaatkan Tenaga Administrasi
1. Apa saja tugas Guru yang terselesaikan atas pelayanan dari tenaga administrasi
sekolah di Madrasah Pembangunan?
2. Bagaimana bentuk pendekatan yang dilakukan oleh bagian tenaga administrasi
dalam menjalin kerja sama dengan Guru untuk urusan administrasi ?
3. Siapa saja yang berperan dalam penyusunan jadwal mengajar dan pengolahan
data siswa?
4. Jika dilihat dari jumlah tenaga administrasi yang sudah ada, apakah sesuai dengan
harapan Guru MI Pembangunan UIN ?
5. Dampak atau hasil yang dirasakan dari tenaga administrasi sekolah dalam
aktivitas pembelajaran?
6. Adakah masalah atau kendala yang Bapak/Ibu rasakan dalam memanfaatkan
layanan administrasi sekolah?
7. Bagaimana perilaku yang diberikan oleh tenaga administrasi kepada Guru dalam
membantu mengolah nilai atau urusan administrasi lainnya?
8. Apa strategi yang dilakukan tenaga administrasi sekolah dalam meningkatkan
mutu layanan administrasi masih kurang atau sudah sesuai harapan?
9. Adakah saran Bapak/Ibu Guru dalam meningkatkan mutu layanan administrasi di
MI Pembangunan UIN?

G. Untuk Siswa/Siswi MI Pembangunan UIN


1. Bagaimana perasaan kamu menjadi siswa MI Pembangunan UIN?
2. Pernahkah kamu mengurus administrasi sekolah ?
3. Bagaimana pandangan kamu tentang pelayanan yang diberikan oleh pihak sekolah
?
4. Selama menjadi siswa apakah ada kendala yang dirasakan dalam mengurus
administrasi sekolah?
5. Apa manfaat yang didapatkan dari pelayanan administrasi sekolah?
6. Adakah saran yang diberikan kepada tenaga administrasi untuk meningkatkan
mutu layanan administrasi di MI Pembangunan UIN?

H. Untuk Orang tua


1. Apa harapan bapak/ibu dalam pelayanan yang diberikan oleh tenaga administrasi
MI Pembangunan UIN?
2. Sejauh ini, apakah ada kendala yang dirasakan dalam mengurus administrasi di
MI Pembangunan UIN ?
3. Pernahkah pihak sekolah mengundang atau mengikutsertakan dalam evaluasi
yang dilakukan untuk meningkatan mutu layanan administrasi ?
4. Apakah bapak/ibu pernah mengajukan keluhan atau saran-saran kepada pihak
sekolah ? bagimana tanggapan pihak sekolah ?
5. Adakah saran bapak/ibu bagi perkembangan sekolah ?
Lampiran 4

Hasil Wawancara dengan Kepala Madrasah MI Pembangunan UIN Jakarta

Nama : Drs. H. Sugiono


Tanggal : 03 Oktober 2016
Lokasi : Ruang Kepala Sekolah

1. Apa yang diperhatikan oleh Kepala Sekolah dalam pemilihan dari Tenaga
Administrasi Sekolah atau Staff Tata Usaha ?
Jawaban: dilakukan berdasarkan analisis kebutuhan dan kewenangan untuk tenaga
kependidikan itu berada di bawah analisis kepala tata usaha, tanggung jawabnya
berada di bawah kepala tata usaha, guru sekalipun direkrut dan diseleksi oleh
kepala sekolah dan secara teknis dilakukan oleh tim sekolah.
2. Apakah kepala sekolah dalam mengangkat tenaga administrasi menetapkan
batasan minimal pengalaman kerja?
Jawaban: pada umumnya sama, diawali dengan analisis kebutuhan namun tetap di
bawah wewenang kepala tata usaha atau kepala sub bagian keuangan &
kepegawaian karena merekalah yang menentukan bidang-bidang apa saja yang
dibutuhkan tenaga kerja baru sesuai latar belakang para calon tenaga administrasi
atau kompetitor. Oleh karena itu dilakukan secara seleksi administratif, lalu tes
tertulis seperti tes potensi akademik, tes pembidangan, kemudian ada tes
wawancara seperti kelancaran membaca Al-Quran karena ini madrasah.
3. Apakah setelah calon tenaga administrasi sekolah diterima sebagai Staff Tata
Usaha di Madrasah Pembangunan diberikan pelatihan?
Jawaban: harusnya ada walau tidak dalam bentuk formal, mereka akan
didampingi seniornya yang satu rumpun untuk menjelaskan job descripcition.
4. Berapa jumlah tenaga administrasi periode tahun 2015/2016?
Jawaban: bidang pendidikan & pengajaran berjumlah…bidang keuangan &
kepegawaian berjumlah….bidang umum berjumlah…
5. Bagaimana kebijakan dari Kepala Sekolah tentang penetapan jumlah tenaga
administrasi, layanan dari bagian Tata Usaha, dan pengembangan mutu layanan
administrasi sekolah di Madrasah Pembangunan?
Jawaban: untuk kebijakan jumlah tenaga administrasi, layanan dan
pengembangan mutu layanan administrasi di sekolah dilakukan oleh kepala
tenaga administrasi tersebut.
6. Adakah penghargaan yang diberikan sekolah kepada pegawai tenaga administrasi
atas pelayanan dalam hal administrasi?
Jawaban: setiap tahun sekolah memberikan reward untuk para pegawai tenaga
administrasi yang berprestasi atau teladan sebagai apresiasi dari sekolah.
7. Bagaimana strategi yang dilakukan oleh kepala sekolah dalam memotivasi
Tenaga Administrasi Sekolah untuk meningkatkan mutu layanan administrasi?
Jawaban: motivasi untuk para tenaga administrasi, secara komunikatif
menegaskan bahwa mereka adalah bagian yang tak terpisahkan berlangsungnya
proses pendidikan dan memastikan bahwasannya semua hal tersebut berjalan
dengan baik, karena fungsi dari pegawai tenaga administrasi ialah untuk
memberikan pelayanan terhadap terselenggaranya proses pendidikan.
8. Apa manfaat yang dirasakan oleh Madrasah Ibtidaiyah Pembangunan UIN atas
kinerja yang dilakukan oleh Tenaga Administrasi MP?
Jawaban: manfaat yang pertama dirasakan yaitu tidak terhambatnya pendidikan di
sekolah ini atau selalu berjalan lancar, karena dapur sekolah tercipta dari wujud
kinerja tenaga administrasi yang mengurus data perlengkapan sekolah. Para
tenaga administrasi benar-benar membantu secara teknis sekolah.
9. Apa rencana atau target dari pihak sekolah yang akan diupayakan untuk kemajuan
sekolah ? apakah sudah mulai berjalan?
Jawaban: target pihak sekolah untuk kemajuan sekolah ialah tercapainya visi dan
misi karena itu sebagai acuan sekolah. Namun khusus di MI pihak sekolah
mengerucutkan tercapainya panca sekolah, panca sekolah tersebut terurai seperti:
prestasi akhlak mulia, prestasi keagamaan, prestasi akademik, prestasi non-
akademik(ekstrakulikuler), dan yang terakhir prestasi kelembagaan(akreditasi
sekolah).
Mengetahui

Interviewee Interviewer

Kepala Madrasah Penulis


Drs. H. Sugiono Rizka Zayyana
Lampiran 5

Hasil Wawancara dengan Kepala Bagian Tenaga Administrasi MI Pembangunan UIN


Jakarta

Nama : Sartana, SH
Tanggal : 15 September 2016
Lokasi : Ruang Kepala Tenaga Administrasi

1. Apa yang diperhatikan oleh Kepala Tenaga Administrasi dalam pemilihan dari
Tenaga Administrasi Sekolah atau Staff Tata Usaha ?
Jawaban: sesuai dengan apa yang dibutuhkan sekolah.
2. Apakah dalam mengangkat tenaga administrasi menetapkan batasan minimal
pengalaman kerja?
Jawaban: syaratnya Strata1 dan lolos dari berbagai macam pengujian, seperti
TPA, keahlian baca Al-Qur’an, dll yang dilaksanakan dari pihak sekolah.
3. Apa saja bidang yang meliputi manajemen Tata Usaha di MI Pembangunan UIN
Jakarta?
Jawaban: bidang yang meliputi manajemen tenaga administrasi di MP UIN
Jakarta yaitu mencakup bidang pendidikan & pengajaran, bidang keuangan &
kepegawaian, dan bidang umum.
4. Apa upaya yang dilakukan oleh Kepala Tenaga Administrasi dalam mengawasi
serta memotivasi para tenaga administrasi untuk melaksanakan tugas dengan
baik?
Jawaban: meyakinkan kami para tenaga administrasi, bahwa semua kebutuhan
sekolah harus ditangani secara optimal, kontribusi kinerja sangat diperlukan guna
meningkatkan mutu sekolah.
5. Apa saja kebijakan Kepala Sekolah yang ditugaskan kepada bagian Tata Usaha
untuk meningkatkan mutu sekolah dan layanan administrasi?
Jawaban: agar menjalankan pekerjaan dengan baik dan tepat.
6. Adakah kendala yang terjadi ketika kebijakan dari Kepala Sekolah yang
diupayakan oleh tenaga administrasi Madrasah Pembangunan?
Jawaban: sejauh ini belum ada.
7. Apa saja bentuk pelayanan yang diberikan kepada peserta didik dan orang tua
siswa dalam hal administrasi?
Jawaban: pelayanan dalam pendidikan & pengajaran berbagai bentuk dari
fasilitas, sarana prasarana, serta segala informasi yang diperlukan.
8. Berapa jumlah tenaga administrasi yang ada di tenaga administrasi Madrasah
Pembangunan dan yang sudah bersertifikat pelatihan?
Jawaban: kalau secara khusus tenaga administrasi untuk di MI Pembangunan ada
sekitar 15 orang, untuk data pengikut sertaan pelatihan belum tercatat secara
spesifik.
9. Apa saja sarana prasarana yang dimiliki tenaga administrasi Madrasah
Pembangunan untuk mendukung kinerja tenaga administrasi dalam hal melayani
dan mengelola administrasi sekolah?
Jawaban: Kondisi ruangan yang nyaman atau ber-AC, alat tulis kantor, computer,
meja dan kursi yang sudah cocok dengan kondisi di dalam ruangan.
10. Siapa yang bertugas melayani guru atau siswa jika ada keluhan atas layanan yang
telah diberikan?
Jawaban: tergantung pada keadaan keluhan terhadap hal apa.
11. Adakah evaluasi dan monitoring yang dilakukan oleh Kepala Sekolah untuk
meningkatkan mutu layanan administrasi?
Jawaban: ada, dilakukan secara rutin.
12. Apa saja upaya atau target yang dilakukan dalam terus meningkatkan mutu
layanan administrasi?
Jawaban: dengan selalu menerima keluhan dari para pengguna jasa, kemudian
mengadakan rapat untuk solusinya.
Mengetahui

Interviewee Interviewer

Kepala Tenaga Administrasi Penulis


Sartana, SH Rizka Zayyana
Lampiran 6

Hasil Wawancara dengan Kasub Dikjar

Nama : Efron Faulusia, SE


Tanggal : 02 Agustus 2016
Lokasi : Ruang Tenaga Administrasi

1. Visi dan misi dari tata usaha MP?


Jawaban: pada dasarnya visi misi tata usaha MP mengacu kepada visi misi
sekolah.
Dari rencana sekolah yang sudah dibuat apakah administrasi ikut berperan di
dalamnya?
Jawaban: Ya ikut berperan
2. Dalam melaksanakan kegiatan administrasi kendala apa yang dihadapi dalam
mengelola administrasi siswa?
Jawaban: kelengkapan berkas dari siswa/orang tua kadang-kadang telat.
Pengumpulan SKHUN yang dari SMP terlambat. Gudang arsip belum lengkap.
3. Bagaimana cara mengatur jadwal mata pelajaran sehingga kelas dapat menjadi
tertata/tidak bentrok?
Jawaban: berkaitan dengan bidang yang menangani kurikulum.
4. Untuk pengelolaan dalam sistem IT apakah setiap tenaga administrasi sudah
melakukan sesuai dengan ISO 9000:1?
Jawaban: masih dalam penyesuaian, sudah dijalankan namun belum optimal. Dari
2010-2016 masih banyak perubahan.
5. Dalam mengelola sistem nilai langkah-langkah seperti apa yang harus dilakukan
oleh tenaga administrasi?
Jawaban: dari guru mereka yag mengisi dan input ke file yang sudah tersiap,
proses print untuk menjadi rapor, fotocopy jilid lalu diarsipkan dalam bentuk
copy.
6. Ketika terjadi keterlmbatan dalam menyelesaikan tugasnya, seperti pembagian
nilai rapor atau hasil ujian lainnya ada konsekuensi yang diberikan kepsek?
Jawaban: sesuai tanggal, belum pernah terjadi keterlambatan.
7. Berapakah jumlah komputer yang dimiliki beserta alat ATK lainnya untuk
mendukung kegiatan administrasi di MP?
Jawaban: ada 8 komputer, printer 5, scanner 2, fotocopy 2, lemari penyimpanan
buku 5 dan laptop 2.
8. Jika ada siswa yang ingin pindah sekolah, sebagai tenaga administrasi
bagaimanakah prosedurnya melakukan layanan terhadap siswa tersebut?
Jawaban: jika ada siswa pindahan untuk masuk ke sekolah MP, orang tua terlebih
dahulu mendatangi dan bertanya bangku kosong ke pada kepala sekolah,
kemudian mengisi formulir pendaftaran, ikut test masuk, jika lolos langsung ke
bagian keuangan administrasi dan ke bagian dikjar untuk menyerahkan formulir
pendaftaran dan berkas lengkap.
9. Bagaimana alumni yang ingin melakukan legalisir ijazah dll harus seperti apa
prosedurnya dan prosesnya berapa lama?
Jawaban: langsung saat hari itu juga.
Lampiran 7
Hasil Wawancara dengan Keuangan dan Kepegawaian

Nama : M. Agung Sya’ban, SE


Tanggal : 01 Agustus 2016
Lokasi : Ruang Tenaga Administrasi

1. Sejak kapan MP menerapkan sistem pembayaran melalui bank? Bagaimana


cara/langkah-langkah tenaga administrasi melakukan proses pencatatan pembayaran
yag sudah dilakukan siswa?
Jawaban: dimulai sejak tahun 2006, dengan sistem kerjasama pihak bank memberi
konfirmasi setiap siswa yang sudah bayar.
2. Jika ada perbedaaan antara pencatatan pembayararan di tenaga administrasi dan bank
apakah yang dilakukan siswa dalam menyelesaikan masalah itu?
Jawaban: perbedaan pencatatan belum pernah ada laporan dari siswa, namun dari
pihak tenaga administrasi memberikan pemberitahuan atas siswa yang telat bayar.
3. Kendala apa yang dialami oleh tenaga administrasi dalam melaksanakan tugas
mengenai keuangan & kepegawaian?
Jawaban: belum tersedianya system database kepegawaian secara komprehensif. Ada
kendala saat mati listrik pada finger print yang membuat tidak bisa mendeteksi
absensi secara optimal. Partisipasi dalam kegiatan yang terkait dengan jobdesk
bersifat insidensial. Perjuangan SPP yang tidak dinaikkan membuat sedikit
permasalahan dalam RAPBS. Masih adanya wali siswa yang lupa bayar maupun
nunggak pembayaran SPP bahkan salah transfer dari sistem bank.
4. Apa ada pelatihan khusus mengenai keuangan sistem seperti ini bagi tenaga
administrasi?
Jawaban: ada.
5. Keresahan apa yang timbul ketika sebelum menerapkan sistem pembayaran melalui
bank? Apa latar belakangnya/alasan MP melakukan sistem seperti itu?
Jawaban: ada kesalahan sistem pada pihak bank, yang berdampak pihak tenaga
administrasi kurang update. Untuk pemberitahuan kepada siswa yang belum
membayar SPP pihak tenaga administrasi memberikan surat pemberitahuan khusus
yang membuat siswa tersebut di-bully oleh temannya. Madrasah Pembangunan
melakukan system pembayaran online dikarenakan mengikuti kemajuan teknologi.
6. Dengan jumlah pegawai yang ada sekarang ini apakah mampu memberikan pelayanan
kepada orang tua siswa dalam hal mengelola keuangan?
Jawaban: harusnya mampu melayani.
Lampiran 8
Hasil Wawancara dengan Kasub Umum

Nama : Hanafi Harris, SS


Tanggal : 02 Agustus 2016
Lokasi : Ruang Tenaga Administrasi

1. Bagaimana cara tenaga administrasi menjalin komunikasi yang baik antara pihak
sekolah ortu dan siswa. Keluhan-keluhan apa yang masih dirasakan oleh ortu
terhaddap pelayanan sekolah?
Jawaban: menjalin komunikasi dengan cara menanggapi dan mengatasi setiap keluhan
dengan baik dan optimal. Keluhan mengenai fasilitas seperti AC, LCD, papan tulis
maupun penggaris.
2. Jika terjadi ketidakpuasan terhadap layanan administras sekolah orang tua siswa dapat
memberikan keluhannya kepada siapa? Adakah kotak dan saran di lingkungan
sekolah?
Jawaban: pernah ada, dan akan diadakan lagi.
3. Sudah sejauh mana pihak sekolah dalam perbaikan layanan administrasi menindak
lanjuti komentar/keluhan siswaa maupun ortu siswa?
Jawaban: tegantung fasilitasnya apa, pihak tenaga administrasi akan menindak lanjuti
sesuai dengan keluhannya. Namun setiap minggu diadakan briefing untuk segala
keluhan siswa maupun orang tua.
Lampiran 9
Hasil Wawancara dengan Guru Wali Kelas

Nama : Afif Abdul Latif, MA.


Lokasi : Ruang Guru

1. Apa saja tugas Guru yang terselesaikan atas pelayanan dari tenaga administrasi
sekolah di Madrasah Pembangunan?
Jawaban: yang pertama sekarang ini guru dipermudah dengan aplikasi SIMAK
Online, yang di mana SIMAK (Sistem Informasi Manajemen Administrasi
Kependidikan) tersebut berguna untuk menginput nilai sehingga nilai yang
diberikan oleh guru dapat dilihat oleh para wali kelas, tenaga administrasi dan
wali murid secara online, dan progam ini baru berjalan sekarang.
Selanjutnya kebutuhan-kebutuhan guru dapat terselesaikan dengan bantuan oleh
tenaga administrasi (masalah absensi PNS maupun Non PNS)
2. Bagaimana bentuk pendekatan yang dilakukan oleh bagian tenaga administrasi
dalam menjalin kerja sama dengan Guru untuk urusan administrasi?
Jawaban: Pendekatan yang dilakukan biasanya mengadakan sosialisasi, contoh
raport, kehadiran siswa, asuransi guru, dll disosialisasikan terlebih dahulu seperti
apa bentuknya.
3. Siapa saja yang berperan dalam penyusunan jadwal mengajar dan pengolahan
data siswa?
Jawaban: yang berperan dalam penyusunan jadwal mengajar, pertama di bawah
tim waka kurikulum kemudian dari tim tersebut didistribusikan kepada guru.
4. Jika dilihat dari jumlah tenaga administrasi yang sudah ada, apakah sesuai dengan
harapan Guru MI Pembangunan UIN?
Jawaban: belum sesuai, karena jumlah guru masih lebih banyak daripada tenaga
administrasi sehingga masih terdapat guru yang menyeselesaikan pekerjaan yang
seharusnya dilakukan oleh tenaga administrasi.
5. Dampak atau hasil yang dirasakan dari tenaga administrasi sekolah dalam
aktivitas pembelajaran?
Jawaban: hasil yang dirasakan kegiatan pembelajaran di dalam kelas terprogam,
guru harus mempersiapkan peralatan kelas tetapi pekerjaaan tersebut sudah
dilaksanakan oleh pihak tenaga administrasi.
6. Adakah masalah atau kendala yang Bapak/Ibu rasakan dalam memanfaatkan
layanan administrasi sekolah?
Jawaban: kendala yang dirasakan, pengontrolan masih sangat minim, contohnya
papan tulis atau LCD itu sebaiknya ada jadwal yang sudah tersusun untuk
pengontrolan kondisi.
7. Bagaimana perilaku yang diberikan oleh tenaga administrasi kepada Guru dalam
membantu mengolah nilai atau urusan administrasi lainnya?
Jawaban: perilaku tenaga administrasi sangat bagus. Namun sebagian guru juga
masih terdapat mengerjakan pekerjaannya sendiri, misalnya dalam pengolahan
nilai atau raport.
8. Apa strategi yang dilakukan tenaga administrasi sekolah dalam meningkatkan
mutu layanan administrasi masih kurang atau sudah sesuai harapan?
Jawaban: strategi yang dilakukan biasanya menginventarisir kebutuhan guru,
terus membuat angket kepuasan pelanggan melalui link SIDP, segala masukan-
masukan dimasukkan ke SIDP dan dilakukan selama 1 tahun 2x.
9. Adakah saran Bapak/Ibu Guru dalam meningkatkan mutu layanan administrasi di
MI Pembangunan UIN?
Jawaban: saran memaksimalkan tenaga yang ada. Agar dapat menjalankan skala
prioritas dengan optimal.
Hasil Wawancara dengan Guru Bahasa Indonesia

Nama : Drs. Muttaqillah, M.Pd


Lokasi : Ruang Guru
1. Apa saja tugas Guru yang terselesaikan atas pelayanan dari tenaga administrasi
sekolah di Madrasah Pembangunan?
Jawaban: tugas-tugas yang terselesaikan atas pelayanan tenaga administrasi
mencakup perangkat pembelajaran, seperti: jurnal, penugasan, segala surat
keterangan(SK),sertifikat, dan jadwal.
2. Bagaimana bentuk pendekatan yang dilakukan oleh bagian tenaga administrasi
dalam menjalin kerja sama dengan Guru untuk urusan administrasi ?
Jawaban: dalam menjalin kerja sama dengan guru, para tenaga administrasi
melakukan pendekatan komunikatif.
3. Siapa saja yang berperan dalam penyusunan jadwal mengajar dan pengolahan
data siswa?
Jawaban: untuk penyusunan jadwal mengajar dilakukan oleh pihak tenaga
administrasi begitu pula para absensi siswa, namun untuk pengolahan data nilai
siswa yang melakukan hanya dari pihak guru.
4. Jika dilihat dari jumlah tenaga administrasi yang sudah ada, apakah sesuai dengan
harapan Guru MI Pembangunan UIN ?
Jawaban: yang dirasakan pihak guru dengan jumlah tenaga administrasi saat ini
masih kurang memadai, dikarenakan jumlah guru jauh melebihi jumlah tenaga
administrasi, begitupula perbandingan jumlah guru sekolah swasta dan sekolah
negeri juga berbeda.
5. Dampak atau hasil yang dirasakan dari tenaga administrasi sekolah dalam
aktivitas pembelajaran?
Jawaban: dampak adanya wujud tenaga administrasi sudah dapat dirasakan,
seperti blanko jurnal, absensi dan perihal surat-menyurat dari pihak tenaga
administrasi sudah mengoptimalkan kinerjanya.
6. Adakah masalah atau kendala yang Bapak/Ibu rasakan dalam memanfaatkan
layanan administrasi sekolah?
Jawaban: kendala yang dirasakan dalam layanan administrasi masih tidak terlalu
cepat, misalnya: pendataan nomor urut dan print out data pendidik dan tenaga
kependidikan, dalam faktor lain peralatan sekolah yang sudah tidak layak pakai
tidak segera ditindak lanjuti karena terkait anggaran.
7. Bagaimana perilaku yang diberikan oleh tenaga administrasi kepada Guru dalam
membantu mengolah nilai atau urusan administrasi lainnya?
Jawaban: perilaku tenaga administrasi kepada guru dinilai baik, ramah, serta
memenuhi standar perilaku maupun kompetensi.
8. Apa strategi yang dilakukan tenaga administrasi sekolah dalam meningkatkan
mutu layanan administrasi masih kurang atau sudah sesuai harapan?
Jawaban: menurut saya sudah sesuai harapan namun masih ada hal-hal kecil yang
harus dioptimalkan penanganannya.
9. Adakah saran Bapak/Ibu Guru dalam meningkatkan mutu layanan administrasi di
MI Pembangunan UIN?
Jawaban: saran yang diungkapkan oleh guru untuk pihak tenaga administrasi ialah
agar segera ditindak lanjuti segala macam keluhan agar melayani
stakeholder/guru dapat berjalan optimal.
Hasil Wawancara dengan Guru

Nama : Putri Hidayati, S. Pd.I


Lokasi : Ruang Guru

1. Apa saja tugas Guru yang terselesaikan atas pelayanan dari tenaga administrasi
sekolah di Madrasah Pembangunan?
Jawaban: yang pertama sekarang ini guru dipermudah dengan aplikasi SIMAK
Online, yang di mana SIMAK (Sistem Informasi Manajemen Administrasi
Kependidikan) tersebut berguna untuk menginput nilai sehingga nilai yang
diberikan oleh guru dapat dilihat oleh para wali kelas, tenaga administrasi dan
wali murid secara online, dan progam ini baru berjalan sekarang.
Selanjutnya kebutuhan-kebutuhan guru dapat terselesaikan dengan bantuan oleh
tenaga administrasi (masalah absensi PNS maupun Non PNS)
2. Bagaimana bentuk pendekatan yang dilakukan oleh bagian tenaga administrasi
dalam menjalin kerja sama dengan Guru untuk urusan administrasi?
Jawaban: Pendekatan yang dilakukan biasanya mengadakan sosialisasi, contoh
raport, kehadiran siswa, asuransi guru, dll disosialisasikan terlebih dahulu seperti
apa bentuknya.
3. Siapa saja yang berperan dalam penyusunan jadwal mengajar dan pengolahan
data siswa?
Jawaban: yang berperan dalam penyusunan jadwal mengajar, pertama di bawah
tim waka kurikulum kemudian dari tim tersebut didistribusikan kepada guru.
4. Jika dilihat dari jumlah tenaga administrasi yang sudah ada, apakah sesuai dengan
harapan Guru MI Pembangunan UIN?
Jawaban: belum sesuai, karena jumlah guru masih lebih banyak daripada tenaga
administrasi sehingga masih terdapat guru yang menyeselesaikan pekerjaan yang
seharusnya dilakukan oleh tenaga administrasi.
5. Dampak atau hasil yang dirasakan dari tenaga administrasi sekolah dalam
aktivitas pembelajaran?
Jawaban: hasil yang dirasakan kegiatan pembelajaran di dalam kelas terprogam,
guru harus mempersiapkan peralatan kelas tetapi pekerjaaan tersebut sudah
dilaksanakan oleh pihak tenaga administrasi.
6. Adakah masalah atau kendala yang Bapak/Ibu rasakan dalam memanfaatkan
layanan administrasi sekolah?
Jawaban: kendala yang dirasakan, pengontrolan masih sangat minim, contohnya
papan tulis atau LCD itu sebaiknya ada jadwal yang sudah tersusun untuk
pengontrolan kondisi.
7. Bagaimana perilaku yang diberikan oleh tenaga administrasi kepada Guru dalam
membantu mengolah nilai atau urusan administrasi lainnya?
Jawaban: perilaku tenaga administrasi sangat bagus. Namun sebagian guru juga
masih terdapat mengerjakan pekerjaannya sendiri, misalnya dalam pengolahan
nilai atau raport.
8. Apa strategi yang dilakukan tenaga administrasi sekolah dalam meningkatkan
mutu layanan administrasi masih kurang atau sudah sesuai harapan?
Jawaban: strategi yang dilakukan biasanya menginventarisin kebutuhan guru,
terus membuat angket kepuasan pelanggan melalui link SIDP, segala masukan-
masukan dimasukkan ke SIDP dan dilakukan selama 1 tahun 2x.
9. Adakah saran Bapak/Ibu Guru dalam meningkatkan mutu layanan administrasi di
MI Pembangunan UIN?
Jawaban: saran memaksimalkan tenaga yang ada. Agar dapat menjalankan skala
prioritas dengan optimal.
Hasil Wawancara dengan Guru

Nama : Nurmala, S. Pd
Lokasi : Ruang Guru

1. Apa saja tugas Guru yang terselesaikan atas pelayanan dari tenaga administrasi
sekolah di Madrasah Pembangunan?
Jawaban: yang pertama sekarang ini guru dipermudah dengan aplikasi SIMAK
Online, yang di mana SIMAK (Sistem Informasi Manajemen Administrasi
Kependidikan) tersebut berguna untuk menginput nilai sehingga nilai yang
diberikan oleh guru dapat dilihat oleh para wali kelas, tenaga administrasi dan
wali murid secara online, dan progam ini baru berjalan sekarang.
Selanjutnya kebutuhan-kebutuhan guru dapat terselesaikan dengan bantuan oleh
tenaga administrasi (masalah absensi PNS maupun Non PNS)
2. Bagaimana bentuk pendekatan yang dilakukan oleh bagian tenaga administrasi
dalam menjalin kerja sama dengan Guru untuk urusan administrasi?
Jawaban: Pendekatan yang dilakukan biasanya mengadakan sosialisasi, contoh
raport, kehadiran siswa, asuransi guru, dll disosialisasikan terlebih dahulu seperti
apa bentuknya.
3. Siapa saja yang berperan dalam penyusunan jadwal mengajar dan pengolahan
data siswa?
Jawaban: yang berperan dalam penyusunan jadwal mengajar, pertama di bawah
tim waka kurikulum kemudian dari tim tersebut didistribusikan kepada guru.
4. Jika dilihat dari jumlah tenaga administrasi yang sudah ada, apakah sesuai dengan
harapan Guru MI Pembangunan UIN?
Jawaban: belum sesuai, karena jumlah guru masih lebih banyak daripada tenaga
administrasi sehingga masih terdapat guru yang menyeselesaikan pekerjaan yang
seharusnya dilakukan oleh tenaga administrasi.
5. Dampak atau hasil yang dirasakan dari tenaga administrasi sekolah dalam
aktivitas pembelajaran?
Jawaban: hasil yang dirasakan kegiatan pembelajaran di dalam kelas terprogam,
guru harus mempersiapkan peralatan kelas tetapi pekerjaaan tersebut sudah
dilaksanakan oleh pihak tenaga administrasi.
6. Adakah masalah atau kendala yang Bapak/Ibu rasakan dalam memanfaatkan
layanan administrasi sekolah?
Jawaban: kendala yang dirasakan, pengontrolan masih sangat minim, contohnya
papan tulis atau LCD itu sebaiknya ada jadwal yang sudah tersusun untuk
pengontrolan kondisi.
7. Bagaimana perilaku yang diberikan oleh tenaga administrasi kepada Guru dalam
membantu mengolah nilai atau urusan administrasi lainnya?
Jawaban: perilaku tenaga administrasi sangat bagus. Namun sebagian guru juga
masih terdapat mengerjakan pekerjaannya sendiri, misalnya dalam pengolahan
nilai atau raport.
8. Apa strategi yang dilakukan tenaga administrasi sekolah dalam meningkatkan
mutu layanan administrasi masih kurang atau sudah sesuai harapan?
Jawaban: strategi yang dilakukan biasanya menginventarisin kebutuhan guru,
terus membuat angket kepuasan pelanggan melalui link SIDP, segala masukan-
masukan dimasukkan ke SIDP dan dilakukan selama 1 tahun 2x.
9. Adakah saran Bapak/Ibu Guru dalam meningkatkan mutu layanan administrasi di
MI Pembangunan UIN?
Jawaban: saran memaksimalkan tenaga yang ada. Agar dapat menjalankan skala
prioritas dengan optimal.
Hasil Wawancara dengan Orang Tua

Nama : Ibu Laili


Lokasi : Ruang Komite

1. Apa harapan bapak/ibu dalam pelayanan yang diberikan oleh tenaga administrasi
MI Pembangunan UIN?
Jawaban: harapan orang tua sebagai wali siswa untuk pihak tenaga administrasi
dalam hal menangani administrasi diharapkan agar lebih baik.
2. Sejauh ini, apakah ada kendala yang dirasakan dalam mengurus administrasi di
MI Pembangunan UIN?
Jawaban: Ruangan tenaga administrasi yang berada di lantai 3 juga melelahkan
para orang tua yang sudah berusia lanjut, sistem pembayaran SPP online juga
pernah terjadi kesalah pahaman, namun hal-hal seperti itu tidak menjadi kendala
yang saya rasakan secara pribadi.
3. Pernahkah pihak sekolah mengundang atau mengikutsertakan dalam evaluasi
yang dilakukan untuk meningkatan mutu layanan administrasi?
Jawaban: pihak sekolah mengikutsertakan orang tua dalam evaluasi untuk
meningkatkan mutu layanan administrasi namun tidak secara keseluruhan,
melainkan para orang tua diwakili oleh komite sekolah yang mana komite sekolah
tersebut berperan sebagai wali dari setiap orang tua siswa.
4. Apakah bapak/ibu pernah mengajukan keluhan atau saran-saran kepada pihak
sekolah? Bagaimana tanggapan pihak sekolah?
Jawaban: keluhan-keluhan untuk pihak sekolah diajukan saat para komite
mengadakan rapat dengan guru atau petinggi sekolah.
5. Adakah saran bapak/ibu bagi perkembangan sekolah?
Jawaban: pelayanan agar dapat ditingkatkan lebih baik lagi, ruangan tenaga
administrasi alangkah baiknya tidak di lantai 3 dari gedung karena orang tua yang
berusia lanjut merasa kelelahan.
Hasil Wawancara dengan Orang Tua

Nama : Ibu Endah


Lokasi : Ruang Komite

1. Apa harapan bapak/ibu dalam pelayanan yang diberikan oleh tenaga administrasi
MI Pembangunan UIN?
Jawaban: harapan orang tua sebagai wali siswa untuk pihak tenaga administrasi
dalam hal menangani administrasi diharapkan manajemen keuangan agar update
secara optimal.
2. Sejauh ini, apakah ada kendala yang dirasakan dalam mengurus administrasi di
MI Pembangunan UIN?
Jawaban: kendala yang dirasakan dalam mengurus administrasi pernah terjadi
kesalah pahaman antara sistem bank dengan tenaga administrasi, dan untuk
system remedial ujian selalu ditumpuk di akhir yang membuat anak/siswa
menghadapi semua dengan tidak kondusif.
3. Pernahkah pihak sekolah mengundang atau mengikutsertakan dalam evaluasi
yang dilakukan untuk meningkatan mutu layanan administrasi?
Jawaban: pihak sekolah mengikutsertakan orang tua dalam evaluasi untuk
meningkatkan mutu layanan administrasi namun tidak secara keseluruhan,
melainkan para orang tua diwakili oleh komite sekolah yang mana komite sekolah
tersebut berperan sebagai wali dari setiap orang tua siswa.
4. Apakah bapak/ibu pernah mengajukan keluhan atau saran-saran kepada pihak
sekolah ? bagimana tanggapan pihak sekolah?
Jawaban: keluhan-keluhan untuk pihak sekolah diajukan saat para komite
mengadakan rapat dengan guru atau petinggi sekolah.
5. Adakah saran bapak/ibu bagi perkembangan sekolah?
Jawaban: pelayanan agar dapat ditingkatkan lebih baik lagi, ruangan tenaga
administrasi alangkah baiknya tidak di lantai 3 dari gedung karena orang tua yang
berusia lanjut merasa kelelahan.

Hasil Wawancara dengan Orang Tua

Nama : Ibu Dewi


Lokasi : Ruang Komite

1. Apa harapan bapak/ibu dalam pelayanan yang diberikan oleh tenaga administrasi
MI Pembangunan UIN?
Jawaban: harapan orang tua sebagai wali siswa untuk pihak tenaga administrasi
dalam hal menangani administrasi diharapkan agar lebih baik, lebih update dan
lebih optimal.
2. Sejauh ini, apakah ada kendala yang dirasakan dalam mengurus administrasi di
MI Pembangunan UIN?
Jawaban: kendala yang dirasakan dalam mengurus administrasi berkaitan dengan
pembayaran system online bank, yang mana pihak orang tua sudah membayar
SPP di bank namun dari pihak tenaga administrasi kurang up to date sehingga
membuat kesalah pahaman.
3. Pernahkah pihak sekolah mengundang atau mengikutsertakan dalam evaluasi
yang dilakukan untuk meningkatan mutu layanan administrasi?
Jawaban: pihak sekolah mengikutsertakan orang tua dalam evaluasi untuk
meningkatkan mutu layanan administrasi namun tidak secara keseluruhan,
melainkan para orang tua diwakili oleh komite sekolah yang mana komite sekolah
tersebut berperan sebagai wali dari setiap orang tua siswa.
4. Apakah bapak/ibu pernah mengajukan keluhan atau saran-saran kepada pihak
sekolah? Bagimana tanggapan pihak sekolah?
Jawaban: keluhan-keluhan untuk pihak sekolah diajukan saat para komite
mengadakan rapat dengan guru atau petinggi sekolah.
5. Adakah saran bapak/ibu bagi perkembangan sekolah?
Jawaban: pelayanan agar dapat ditingkatkan lebih baik lagi, ruangan tenaga
administrasi alangkah baiknya tidak di lantai 3 dari gedung karena orang tua yang
berusia lanjut merasa kelelahan.

Hasil Wawancara dengan Siswa

Nama : Larasati Adiar Rafcya


Lokasi : Ruang Guru

1. Bagaimana perasaan kamu menjadi siswa MI Pembangunan UIN?


Jawaban: senang, sekolahnya bagus.
2. Pernahkah kamu mengurus administrasi sekolah ?
Jawaban: nggak pernah.
3. Bagaimana pandangan kamu tentang pelayanan yang diberikan oleh pihak
sekolah?
Jawaban: baik.
4. Selama menjadi siswa apakah ada kendala yang dirasakan dalam mengurus
administrasi sekolah?
Jawaban: pernah telat bayar saja.
5. Apa manfaat yang didapatkan dari pelayanan administrasi sekolah?
Jawaban: gedung dan ruangannya lengkap.
6. Adakah saran yang diberikan kepada tenaga administrasi untuk meningkatkan
mutu layanan administrasi di MI Pembangunan UIN?
Jawaban: agar lebih baik lagi.
Hasil Wawancara dengan Siswa

Nama : Alya Putri Namira


Lokasi : Ruang Guru

1. Bagaimana perasaan kamu menjadi siswa MI Pembangunan UIN?


Jawaban: senang, sekolahnya bagus.
2. Pernahkah kamu mengurus administrasi sekolah?
Jawaban: pernah ke ruangan tenaga administrasi, kalau buat bayar SPP orang tua
yang urus.
3. Bagaimana pandangan kamu tentang pelayanan yang diberikan oleh pihak sekolah
?
Jawaban: baik.
4. Selama menjadi siswa apakah ada kendala yang dirasakan dalam mengurus
administrasi sekolah?
Jawaban: gak ada.
5. Apa manfaat yang didapatkan dari pelayanan administrasi sekolah?
Jawaban: belajar terasa nyaman
6. Adakah saran yang diberikan kepada tenaga administrasi untuk meningkatkan
mutu layanan administrasi di MI Pembangunan UIN?
Jawaban: lebih baik lagi.

Hasil Wawancara dengan Siswa

Nama : Muhammad Arkaan Hanif


Lokasi : Depan Kelas

1. Bagaimana perasaan kamu menjadi siswa MI Pembangunan UIN?


Jawaban: senang, sekolahnya lengkap ada apa saja di dalamnya.
2. Pernahkah kamu mengurus administrasi sekolah ?
Jawaban: nggak pernah.
3. Bagaimana pandangan kamu tentang pelayanan yang diberikan oleh pihak
sekolah?
Jawaban: baik.
4. Selama menjadi siswa apakah ada kendala yang dirasakan dalam mengurus
administrasi sekolah?
Jawaban: nggak pernah
5. Apa manfaat yang didapatkan dari pelayanan administrasi sekolah?
Jawaban: belajar jadi bisa lebih serius karena nyaman.
6. Adakah saran yang diberikan kepada tenaga administrasi untuk meningkatkan
mutu layanan administrasi di MI Pembangunan UIN?
Jawaban: agar lebih baik lagi.
Data Guru

PERGURUAN THN
NO NAMA PENDIDIKAN USIA
TINGGI LULUS

1 Drs. Sugiono S-I IAIN Yogya 1992 49

2 Drs. Tamani S-I IAIN JKT 1989 58

Dra. Hj. Siti Rasyidah, S-2 UHAMKA 2013 56


3
M.Pd
S-I IAIN JKT 1990 52
4 Drs. H. Samingan
S-I IAIN JKT 1990 51
5 Drs. Matsani
Dra. Hj. Siti S-I IAIN JKT 1991 58
6
Mahsusiatin
7 Drs. H. M. Nasruddin S-I IAIN JKT 1990 52

8 Drs. Mariyadi S-1 IKIP Mlng 1990 50

9 Dra. Umu Sa'diyah S-I IAIN JKT 1991 50

S-I IAIN JKT 1991 51


10 Drs. A. Gani

11 Dra. Asikah S-I IAIN JKT 1991 53

12 Drs. Ibrahim S-I IAIN JKT 1990 52

13 Drs. Muttaqillah, M.Pd. S-2 UHAMKA 2011 50

Dra. Hj. Nunik Dwi S-I IAIN JKT 1990 52


14
Kurnia
S-I IKIP Jkt 1990 47
15 Dra. Retno RPL.

16 Dra. Ria Aryasatyani S-I IKIP Jkt 1993 48

Dra. Hj. Iis Maisyatul S-I IAIN JKT 1992 57


17
M.
18 Hj.E. Nurhayati, S.Ag. S-I UIN Jkt 2004 58

19 Dra. Hj. Rita Brisma S-I IKIP Jkt 1989 55


20 Drs. Haeruddin S-I IAIN JKT 1989 53

21 Drs. Suhaili S-I IAIN JKT 1992 52

22 Drs. H. Endang Rahayu S-I IAIN JKT 1991 52

S-I IAIN JKT 1991 51


23 Drs. Suhapid

24 Gusniati, S.Ag. S-I UMJ 1996 48

25 Dra. Nining Sumarni S-I IAIN JKT 1993 50

26 Drs. Imam Santoso S-I IAIN JKT 1992 47

S-I IAIN JKT 1993 50


27 Drs. Isman Hakim

28 Firman Hamdani, S.Ag. S-I IAIN JKT 1995 45

29 Drs. Dani Wahyudi S-I IAIN JKT 1996 51

30 Wahyudi, S.Pd. S-I IKIP MJ 1997 43

S-I IAIN JKT 1994 47


31 H. Abdul Halim, S.Ag.

32 Hasanuddin, S.Ag. S-I IAIN JKT 1994 47

Hj. Afifah Hidayati, S-I IAIN JKT 1993 47


33
S.Ag.
34 Ali Ridho, S.Ag. S-I IAIN JKT 1996 46

35 Ermawati, M.Si. S-2 UI 2013 47

Dra. Khusnul S-2 UNJ 2013 52


36
Khotimah, M.Pd
37 Afif Abdul Latif, M. Ag S-2 UMJ 2014 46

Muhammad Dahlan, S-I IKIP Yogya 1997 45


38
S.Pd.
S-1 IKIP 1998 42
39 Sri Hartati, S.Pd.

40 Drs. H. Muh. Rusdi S-I IAIN JKT 1991 48

41 Ahmad Santoso, S.Ag S-I IAIN JKT 1993 48

H. TB. Ade Jamhari, S-I UIN JKT 2014 54


42
S.Pd.
43 Suharno, S.Pd. S-I Univ. Bandung 2003 44
Raya

44 Lulu Rosmilia, S.Pd. S-I UT JKT 2003 46

45 Nia Marlina, S.Ag. S-1 UIN JAKARTA 2004 39

Ema Nursyamsiah, S-1 S-1 UIN JkT. 2002 38


46
S.Pd.I
47 H.M. Faiz, MA. S-2 UMJ 2008 42

S-1 UIN JAKARTA 2004 37


48 Sri Nurhayati, S.Pd.I

49 Maemunah,S.Pd.I. S-1 UIN JAKARTA 2008 47

50 Enung Mulyani, S.Pd.I. S-1 UIN JAKARTA 2009 45

S-1 UIN JAKARTA 2005 34


51 Ai Yuliawati, S.Pd.
S-1 UPI 2000 41
52 Evi Kusumah, S.Pd.

53 Linda Nurlinda, S.Pd. S-1 UPI 2005 36

54 Mumu Munawi, S.Pd.I S-1 UIN JAKARTA 2005 34

Putri Aula Pertiwi, S-1 UHAMKA 2004 35


55
S.KM.
56 Sri Nuryati, S.Pd. S-1 UIN JAKARTA 2005 40

S-1 UNJ 2004 36


57 Lena Marliana, S.Pd.

58 Upit Sarimanah, S.Pd. S-1 UIN JAKARTA 2005 36

59 Desi Rahmawati, S.Pd. S-1 UIN JAKARTA 2004 35

60 Yenny Handayani, S.IP. S-1 UNPAD 2003 35

Endah Rahmah S-1 UNSEOD 2005 34


61
Hidayati, S.Si.
S-1 IAIT 2004 40
62 H. Muhaemin, S.Ag.

63 Himmatun, M.Pd S-2 UHAMKA 2010 33

64 Nurrahmy, S.Pd. S-1 UIN JAKARTA 2005 34

65 Indri Pramasti , S.Pd. S-1 UNJ 2006 34

S-1 UIN JAKARTA 2006 32


66 Puji Nur Hikmah, S.Pd.
STIKIP
S-1 2001 39
67 Ronny Asfar, S.Pd. Sumedang

68 Nurohman, S.Pd.I. S-1 UIN JAKARTA 2005 38

69 Syukri Rifa'i, S.Pd.I. S-1 UIN JAKARTA 2006 31

Endang Purwanto, S-1 UIN JAKARTA 2009 34


70
S.Pd.I
71 Rita Hayati, S.Pd. S-1 UIN JAKARTA 2009 29

72 Agus Muhamad, S.IP. S-1 STISIP 2006 36

Syukrini Irfiyanda, S-1 UIN JAKARTA 2009 30


73
S.Pd.
S-1 UIN JAKARTA 2010 29
74 Yeti Nurhayati, S.Pd.
Dhini Kusumawati, S-1 UIN JAKARTA 2010 29
75
S.Pd.
Sarmadan Noor Daulay, S-1 UIN JAKARTA 2010 29
76
S.Pd
Wahyu Nurhidayanti, S-1 UAD. Yogya 2009 32
77
S.Kom
Hafizatul Mukminah, S-1 Gunadarma 2004 33
78
ST
79 Sriyono, ST S-1 STT Telematika 2010 45

S-1 UIN 2011 29


80 Anita, S.Psi

81 Rita Zahara, S.Pd S-1 UIN 2011 31

82 Ihah Solihah, S.Pd S-1 UIN 2012 25

83 Nurmalasari, S.Pd S-1 UIN 2013 26

Fajar Candra Perdapa, S-1 UIN 2012 26


84
S.Pd
85 Putri Hidayati, S.Pd.I S-1 UIN 2014 25

Catur Budi Pangestu, S-1 UIN 2014 26


86
S.Pd
S-1 UMJ 2011 26
87 Ahmad Fauzan, SE
Data Siswa

NO KELAS L P JML
1. IA 15 15 30
2. IB 16 14 30
3. IC 16 14 30
4. ID 14 16 30
5. IE 15 15 30
6. IF 15 15 30
7. IG 18 12 30
8. IH 19 11 30
JML KELAS I 128 112 240

NO KELAS L P JML
1. II A 16 12 28
2. II B 16 12 28
3. II C 16 12 28
4. II D 16 12 28
5. II E 16 13 29
6. II F 16 14 30
7. II G 14 15 29
8. II H 16 13 29
JML Kelas II 126 103 229

NO KELAS L P JML
1. III A 14 14 28
2. III B 15 13 28
3. III C 16 12 28
4. III D 16 12 28
5. III E 16 12 28
6. III F 14 14 28
7. III G 14 12 26
8. III H 14 14 28
JML KELAS III 119 103 222
NO KELAS L P JML
1. IV A 13 14 27
2. IV B 17 12 29
3. IV C 14 14 28
4. IV D 14 14 28
5. IV E 12 16 28
6. IV F 12 14 26
7. IV G 13 14 27
8. IV H 12 16 28
JML KELAS IV 107 114 221

NO KELAS L P JML
1. VA 17 13 30
2. VB 16 13 29
3. VC 16 14 30
4. VD 16 14 30
5. VE 16 13 29
6. VF 16 14 30
7. VG 14 16 30
8. VH 16 14 30
JML KELAS V 127 111 238

NO KELAS L P JML
1. VI A 16 12 28
2. VI B 12 16 28
3. VI C 16 13 29
4. VI D 14 14 28
5. VI E 14 15 29
6. VI F 14 16 30
7. VI G 14 15 29
8. VI H 14 15 29
JML KELAS VI 114 116 230
Lampiran 15

Dokumentasi Layanan Administrasi di Madrasah Ibtidaiyah Pembangunan UIN Jakarta

Sistem Informasi Manajemen Akademik


Kerja Sama Bank dalam Sistem Pembayaran Sekolah

Perpustakaan

Lapangan Futsal Rumput Sintesis


Manasik Haji MI Pembangunan UIN Jakarta

Wawancara oleh DAAI TV tentang Kompetisi Robotik MI se-Nasional

Piala Hasil Juara Lomba Siswa Madrasah Pembangunan


Sertifikat ISO

Sertifikat Akreditasi dari Depdiknas dan Piagam Penghargaan dari Kemenag RI

Anda mungkin juga menyukai