Anda di halaman 1dari 8

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Sebagai makhluk sosial, manusia senantiasa ingin berhubungan dengan orang
lain. Ia ingin menhetahui lingkungan sekitarnya, bahkan ingin mengetahui apa ynag
terjadi pada dirinya. Rasa ingin tahu inilah yang memaksa manusia untuk
berkomunikasi. Kleinjan, E yang dikutip oleh Cangara, H (2004) mengemukakan
bahwa komunikasi merupakan bagian kekal dari kehidupan manusia seperti halnya
bernapas. Sepanjang manusia ingin hidup ia perlu berkomunikasi. Komunikasi
merupakan kebutuhan yang sangat fundamental bagi seseorang dalam hidup
bermasyarakat karena tanpa komunikasi masyarakat tidak akan terbentuk. Adanya
komunikasi disebabkan oleh adanya kebutuhan akan mempertahankan kelangsungan
hidup dan kebutuhan untuk menyesuaikan diri dengan lingkungannya. Menurut teori
Kontekstual, komunikasi terbagi atas komunikasi intrapersonal, komunikasi
interpersonal, komunikasi kelompok, komunikasi organisasi, komunikasi massa, dan
komunikasi interkultural. Kelompok yang baik adalah kelompok yang mampu
memberikan kesempatan pada anggota kelompoknya untuk menyampaikan pendapat
melalui berkomunikasi. Komunikasi kelompok harus terjadi dengan seimbang tidak
adanya yang mendominasi dan terdominasi. Komunikasi yang terjadi di dalam
kelompok merupakan hal yang menarik untuk dipelajari.

B. Rumusan Masalah
1. Apa pengertian komunikasi kelompok ?
2. Bagaimana perkembangan kelompok ?
3. Apa saja klasifikasi kelompok dan karakteristrtik komunikasi ?
4. Faktor apa yang mempengaruhi dalam komunikasi kelompok ?
5. Bagaimana dinamika kelompok ?

C. Tujuan
1. Untuk memahami pengertian dari komunikasi kelompok
2. Untuk mengetahui bagaimana perkembangan dari kelompok
3. Untuk mengetahui klasifikasi kelompok dan karakteristik komunikasi

1
4. Untuk mengetahui faktor apa saja yang mempengaruhi dalam komunikasi
kelompok
5. Untuk memahami bagaimana dinamika kelompok

2
BAB II
PEMBAHASAN
A. Pengertian Komunikasi Kelompok
Kelompok adalah sekumpulan orang yang mempunyai tujuan bersama
yang berinterkasi satu sama lain untuk mencapai tujuan bersama, mengenal satu
sama lainnnya, dan memandang mereka sebagai bagian dari kelompok tersebut
(deddy mulyana, 2005)
Kelompok ini misalnya keluarga, kelompok diskusi,kelompok pemecahan
masalah, atau suatu komite ynag tengah berapat untuk mengambil suatu
keputusan.
Dalam komunikasi kelompok, juga melibatkan komunikasi antar pribadi.
Karena itu teori komunikasi antar pribadi berlaku juga bagi komunikasi
kelompok.
Komunikasi kelompok adalah komunikasi yang berlangsungn antara
beberapoa orang dalam suatu kelompok kecil seperti rapat, pertemuan, konferensi
dan sebagainya (anwar arifin, 1984).
Michael burgoon (dalam wiryanto, 2005) mendefinisikan komunikasi
kelompok sebagai interaksi secara tatap muka antara tiga orang atau lebih, dengan
tujuan ynag telah diketahui, seperti berbagi informasi, menjaga informasi,
menjaga diri, pemecahan masalah, yang mana anggota-anggotanya dapat
mengingat karakteristik pribadi anggota aggota yang lain secara tepat. Kedua
definisi kominikasi kelompok diatas mempunyai kesamaan, yakin adanya
komunikasi tataop muka, peserta komunikais lebih dari dua orang, dan memiliki
susunan rencana kerja tertentu untuk mencapai tujuan kelompok.
Dan B. Churtis, James J.Floyd, dan Jerril L. Winsor (2005, h. 149)
menyatakan komunikasi66 kelompok terjadi ketika tiga orang atau lebih bertatap
muka, biasanhya dibawah pengarahan seoramg pemimpin untuk mencapai tujuan
atau sasaran bersama dan mempengaruhi satu sama lain.

B. Perkembangan Kelompok
Perkembangan kelompok menurut Umdtot (1988) mengemukakan ada empat
tahapan. Dalam perkembangan kelompok ada 4 Tahap Perkembangan Suatu
Kelompok, ialah sebagai berikut:

3
a) Forming adalah tahapan yang para anggota mulai menempatkan diri
berhubungan secara interpersonal, mereka saling memperhatikan, bersahabat,
dan mencoba melihat manfaat serta biaya menjadi anggota kelompok.
b) Storming, tahap ini mulai banyak kegiatan dan pembentukan norma, konflik
mulai terjadi karena masalah keppemiminan, tujuan, norma atau perilaku
interpersonal, namun konflik belum tentu terjadi manakala kelompok dapat
bekerja efektif dan mampu mengatasi problem.
c) Norming, tahap ketiga ini anggota kelompok belajar bekerjasama,
mengembangkan norma dan kekompakan. Kerjaasama dan rasa tanggung
jawab berkembang pada tahap ini.
d) Tahap terakhir adalah performing, tahap ini kerjasama yang efektif dalam
menjalankan tugas. Dari tahap ini beberapa keolmpok dapat terus
berkembang, adapula yang kemudian mengalami kemunduran.

C. Klasifikasi Kelompok dan Karakteristrtik Komunikasinya


1. Kelompok primer dan sekunder
Charles Horton Cooley pada tahun 1909 (dalam Jalaruddin Rakhmat, 1994)
mengatakan bahwa kelompok primer adalah suatu kelompok yang anggota-
anggotanya berhubungan akrab, personal dan menyeluruh hati dalam asosiasi
dan kerja sama. Sedangkan kelompok sekunder adalah kelompok yang
anggota-anggotanya berhubungan tdak akrba, tidak personal dan tidak
menyentuh hati kita.
Jalaruddin Rakhmad membedakan kelompok ini berdasarkan karakteristik
kominikasinya, sebagai berikut:
a. Kualitas komunikasi pada kelompok primer bersifat dalam dan luas.
Dalam, artinya menembus kepribadian kiat yang paling tersembunyi,
menyikap unsur-unsur backstage (perilaku yang kita tampakkan dala
suasana privat saja). Meluas, artinya sedikit sekali kenadali yang
menentukan rentangan dan cara berkomunikasi. Pada kelompok sekunder
komunikasi bersifat dangkal dan terbatas.
b. Komunikasi pada kelompok primer bersifat personal, sedangkan kelompok
kelompok sekunder non-personal.
c. Komunikais kelompok primer lebih menekankan aspek hubungan daripada
aspek isi, sedangkan kelompok sekunder adalah sebaiknya.
4
d. Komunikasi kelompok primer cenderung ekspresif, sedangkan kelompok
sekunder instrumental.
e. Komunikasi kelompok primer cenderung informal, sedangkan kelompok
sekunder formal.
2. Kelompok keanggotan dan kelompok rujukan
Theodore Newcomb (1930) melahirkan istilah kelompok keanggotaan
(membership group) dan kelompok rujukan ( refence group). kelompok
keanggotaaan adalah kelompok yang anggota-anggotanya secara administratif
dan fisik menjadi anggota kelompok tersebut.
Sedangka kelompok rujukan adalah kelompok yang digunakan sebagai
alat ukur (standar) untuk menilai diri sendiri dan untuk membentuk sikap.
Menurut teori, kelompok rujukan mempnyai tifa fungsi: fungsi komparatif,
fungsi normative dan fungsi perspektif.
3. Kelompok deskripif dan kelompok preskriptif
John F. Cragen dan David Wright (1980) membagi kelompok menjadi:
deskriptif dan preskriptif. Kategori deskriptif menunjukan klasfikasi kelompok
dengan menlihat proses pembentukannya secara alamiah.
Beradasarkan tujuan, ukuran dan pola komunikasi, kelompok
deskriptif dibedakan menjadi tiga: a. kelompok tugas; b. kelompok pertemuan;
dan c. kelompok penyadar.
Kelompok preskriptif, mengacu pada langkah-langkah yang harus
ditempuh anggota kelompok dalam mencapai tujuan kelomppok. Seragam dan
wright mengkategorikan dalam enam format kelompok preskriptif, yaitu:
diskusi meja bundar, symposium, diskusi panel, forum, kolokium, dan
prosedur parlementer.

D. Faktor yang Mempengaruhi dalam Komunikasi kelompok

Faktor komunikasi dalam kelompok sangatlah penting, hal ini berkaitan


dengan kelangsungan penyampaian pesan, ide ataupun gagasan terhadap anggota
kelompok lain. Namun seringkali dalam proses penyampaian pesan seringkali
terjadi hambatan, seperti cara penyampaian simbol-simbol dan pengolahan simbol
seta penggunaan media yang kurang tepat.

5
Faktor yang mempengaruhi dalam komunikasi kelompok diantaranya :

1. Interaksi Sosial
Menurut H. Bonner dalam (Gerungan 2004:62) interaksi sosial adalah
suatu hubungan antara dua atau lebih individu manusia, dimana kelakuan
individu yang satu mempengaruhi, merubah atau memperbaiki kelakuan
individu yang lain atau sebaliknya. Didalam adanya interaksi sosial dalam
kelompok terdapat proses penyesuaian diri. Penyesuaian diri dilakukan agar
mempermudah proses interaksi yang terjadi didalam kelompok. penyesuaian
diri terdapat dua cara yaitu secara autoplastis dan aloplastis. Autoplastis
adalah proses penyesuaian diri dalam kelompok yang dipengaruhi oleh dirinya
sendiri. Terdapat 4 faktor yang mendasari dalam interaksi sosial yaitu : (1)
faktor imitasi (2) faktor sugesti (3) faktor identifikasi (4) faktor simpati.
2. Tingkah Laku
Tingkah laku dalam kelompok dapat mencerminkan karakteristik
dalam kelompok tersebut. Tingkah laku bisa dibentuk dengan adanya norma-
norma yang berlaku dan disepakati oleh kelompok.
3. Struktur Sosial
Shaw menjelaskan dalam (Huraerah&Purwanto 2006:59) bahwa
struktur kelompok adalah pola-pola hubungan di antara berbagai poisis dalam
suatu susunan kelompok. dalam menganalisa struktur kelompok terdapat 3
unsur penting yang perlu dijelaskan yaitu posisi, status dan peranan. Posisi
mengacu kepada tempat seseorang dalam kelompok, peranan mengacu pada
hal-hal yang perlu dilakukan serta status mengacu kepada kedudukan
seseorang didalam suatu kelompok. Menurut Cartwright dan Zander dalam
(Huraerah&Purwanto 2006:59) faktorfaktor yang menentukan struktur suatu
kelompok dapat diklasifikasikan dalam tiga kelompok besar yaitu: a.
Keperluan-keperluan untuk efisiensi pekerjaan kelompok. b. Kemampuan-
kemampuan dan motivasi para anggota kelompok. c. Lingkungan sosial dan
fisik suatu kelompok. Ketiga klasifikasi diatas dapat memberikan iklim,
bentuk aturan atau fungsi, peran, posisi atau status anggota didadalam
kelompok.

6
4. Fungsi Individu
Dalam Kelompok Fungsi individu dalam kelompok dapat membantu
jalanya dan proses interaksi kelompok. Dengan adanya fungsi individu yang
ada pada kelompok akan membuat anggota melakukan tugas yang sesuai
dengan apa yang telah diberikan, sehingga akan mempermudah jalanya suatu
interaksi dalam kelompok.

E. Dinamika Kelompok

Dinamika memiliki tingkah laku individu yang satu secara langsung


mempengaruhi individu yang lain secara timbal balik. Dengan demikian,
dinamika memiliki arti tingkah laku individu pada suatu kelompok secara
langsung dapat memberikan pengaruh adanya timbal-balik baik individu maupun
kelompok. adapun 6 yang terdapat pada dinamika kelompok :

1. Komunikasi kelompok
2. Konflik didalam kelompok
3. Kekuatan didalam kelompok
4. Kohesi kelompok
5. Pengambilan keputusan
6. Pemecahan masalah

7
BAB III

PENUTUP

A. Kesimpulan
Komunikasi merupakan kebutuhan yang sangat fundamental bagi seseorang
dalam hidup bermasyarakat karena tanpa komunikasi masyarakat tidak akan
terbentuk. Adanya komunikasi disebabkan oleh adanya kebutuhan akan
mempertahankan kelangsungan hidup dan kebutuhan untuk menyesuaikan diri dengan
lingkungannya. Menurut teori Kontekstual, komunikasi terbagi atas komunikasi
intrapersonal, komunikasi interpersonal, komunikasi kelompok, komunikasi
organisasi, komunikasi massa, dan komunikasi interkultural.
Komunikasi kelompok adalah komunikasi yang berlangsungn antara
beberapoa orang dalam suatu kelompok kecil seperti rapat, pertemuan, konferensi dan
sebagainya

B. Saran

Anda mungkin juga menyukai