Anda di halaman 1dari 19

KATA PENGANTAR

Assalamu’alaikum warahmatullahi wabarakatuh

Segala puji bagi Allah SWT yang telah memberikan kami kemudahan sehingga kami dapat
menyelesaikan makalah ini dengan tepat waktu. Tanpa pertolongan-Nya tentunya kami tidak
akan sanggup untuk menyelesaikan makalah ini dengan baik. Shalawat serta salam semoga
terlimpah curahkan kepada baginda tercinta kita yaitu Nabi Muhammad SAW yang kita
nanti-natikan syafa’atnya di akhirat nanti. Penulis tentu menyadari bahwa makalah ini masih
jauh dari kata sempurna dan masih banyak terdapat kesalahan serta kekurangan di dalamnya.
Untuk itu, penulis mengharapkan kritik serta saran dari pembaca untuk makalah ini, supaya
makalah ini nantinya dapat menjadi makalah yang lebih baik lagi. Kemudian apabila terdapat
banyak kesalahan pada makalah ini penulis mohon maaf yang sebesar-besarnya.Demikian,
semoga makalah ini dapat bermanfaat. Terima kasih.

Madiun,03 Juli 2019

Penulis
DAFTAR ISI
BAB I Pendahuluan ............................................................................................................... 3
1.1 Latar Belakang ............................................................................................................... 3
1.2 Rumusan Masalah .......................................................................................................... 3
1.3 Tujuan ............................................................................................................................ 4
1.4 Manfaat .......................................................................................................................... 4
BAB II Tinjauan Pustaka ....................................................................................................... 5
2.1 Definisi ........................................................................................................................... 5
2.2 Prevalensi/Insidensi ....................................................................................................... 5
2.3 Etiologi ............................................................................................................................ 9
2.4 Tanda Gejala ................................................................................................................ 10
2.5 Patophysiology/WOC .................................................................................................. 11
2.6 Pemeriksaan Penunjang .............................................................................................. 12
2.7 Penatalaksanaan ........................................................................................................... 13
BAB III Asuhan Keperawatan ........................................................................................... 14
BAB IV Penutup ................................................................................................................... 15
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Kanker merupakan suatu kondisi dimana sel telah kehilangan pengendalian dan
mekanisme normalnya, sehingga mengalami pertumbuhan yang tidak normal, cepat dan tidak
terkendali, serta mengancam nyawa individu penderitanya (Baradero, 2008). Menurut WHO
(2004), angka kematian akibat kanker diperkirakan mencapai 7 juta orang, dua kali lebih
banyak dari angka kematian yang disebabkan HIV/AIDS, bahkan UICC (Union
Internationale Contre Le Cancer) memperkirakan jumlah penderita kanker di negara
berkembang pada tahun 2020 bisa mencapai 10 juta orang, dengan 16 kasus baru tiap
tahunnya.
Kanker payudara merupakan penyakit keganasan yang paling sering dijumpai pada
perempuan, yakni mencapai 18% dari semua kanker yang terjadi pada perempuan. Setiap
tahun terjadi 1 juta kasus baru kanker payudara di seluruh dunia. (McPherson et al., 2000).
Etiologi kanker payudara bersifat multifaktor yang mencakup faktor-faktor genetik,
lingkungan dan reproduksi yang saling berinteraksi melalui mekanisme yang kompleks
(Kubba, 2003).
Faktor-faktor risiko reproduksi untuk kanker payudara meliputi nuliparitas atau tidak
pernah melahirkan, kehamilan pertama aterm yang terlambat, menarke atau menstruasi
pertama pada usia dini, serta menopause terlambat (McPherson et al., 2000). Kelahiran
pertama atau memiliki anak pertama kali berhubungan dengan peningkatan risiko kanker
payudara selama 10 tahun setelah kelahiran. Namun setelah waktu 10 tahun tersebut, risiko
kanker payudara yang berhubungan dengan kelahiran menurun apabila kelahiran terjadi
sebelum usia 32 tahun. Tetapi jika kelahiran pertama terjadi setelah usia 32 tahun, penurunan
risiko tersebut tidak terjadi dan perempuan tersebut akan memiliki risiko sepanjang hidup
yang lebih besar dibandingkan dengan perempuan yang belum memiliki anak (Kelsey et al.,
1997).
Bukti-bukti lain yang menyatakan bahwa kanker payudara berhubungan dengan
faktor-faktor reproduksi adalah insidensi kanker payudara seratus kali lebih banyak terjadi
pada perempuan daripada laki-laki (Kubba, 2003). Di samping merupakan faktor risiko untuk
kanker payudara, faktor reproduksi juga merupakan faktor risiko untuk kanker ovarium dan
endometrium.
Berdasarkan angka statistik, kanker payudara merupakan kanker dengan angka
kejadian tertinggi nomor 2 setelah kanker leher rahim pada wanita di Indonesia dan terdapat
kecenderungan peningkatan angka kejadian kanker payudara dari tahun ke tahun. di
Indonesia, berdasarkan Patological Based Registration atau berdasarkan pencatatan
pemeriksaan jaringan pada tahun 2005, kanker payudara diperkirakan di Indonesia
mempunyai angka kejadian minimal 20 ribu kasus baru pertahun, dengan kenyataan 50%
kasus baru ditemukan pada keadaan stadium lanjut.

1.2 Rumusan Masalah


1. Apakah definisi dari Kanker payudara ?
2. Bagaimana etiologi kanker payudara ?
3. Apa saja tanda daan gejala kanker payudaara ?
4. Bagaimana patofisiologi,pemeriksaan penunjang dan penatalaksanaan pada pasien
penderita Kanker Payudara ?

1.3 Tujuan
1. Tujuannya supaya penderita mengetahui tanda dan gejala kanker payudara.
2. Tujuannya untuk mengetahui perawatan pada pasien kanker payudara.

1.4 Manfaat
1. Menambah wawasan dan meningkatkan dalam memberikan asuhan keperawatan terhadap
pasien khususnya kanker payudara.
2. Memberikan informasi tentang perawatan kanker payudara pada pasien.
3. Pasien dapat mengetahui tanda dan gejala pada penyakit kanker payudara.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Definisi
Kanker payudara adalah sekelompok sel tidak normal pada payudara yang terus tumbuh
berupa ganda. Pada akhirnya sel-sel ini menjadi bentuk bejolan di payudara. Jika benjolan
kanker itu tidak dibuang atau terkontrol, sel-sel kanker bisa menyebar (metastase) pada
bagian-bagian tubuh lain.
Jadi,kanker payudara pada prinsipnya adalah tumor ganas dari salah satu kelenjar kulit di
sebelah luar rongga dada.Kelenjar limfa ketiak membentuk system pengaliran limfa bagi kedua
kuadran atas tubuh,selain payudara termasuk disini juga kedua lengan. Jumlah kelenjar limfa ini
bervariasi,meluasnya dari sisi luar atas kelenjar payudara sampai dibawah dan belakang tulang
selangkang.Disini berhubungan dengan kelenjar limfa leher terbawah saling berhubungan dengan
system pembuluh balik,jalan bagi metastase hematogen berjarak.
Metastase bisa terjadi pada kelenjar getah bening (limfe) ketiak ataupun di atas tulang belikat.
Selain itu sel-sel kanker bisa bersarang di tulang, paru-paru, hati, kulit, dan bawah kulit. (Erik T,
2005, hal : 39-40).

2.2 Prevalensi/Insidensi
Berdasarkan data WHO tahun 2013 insiden kanker meningkat dari 12,7 juta kasus tahun 2008
menjadi 14,1 juta kasus tahun 2012,dengan kematian meningkat dari 7,6 juta orang tahun 2008
menjadi 8,2 juta pada tahun 2012.Kanker menjadi penyebab kematian nomor 2 di dunia sebesar
13% setelah penyakit kardiovaskuler(Kemenkes RI,2014a).Preverensi kanker di Indonesia sebesar
1,4 per seribu penduduk,provinsi bali merupakan provinsi dengan referensi kanker tertinggi ke-3
setelah DI Yogyakarta dan Jawa Tengah sebesar 2 per seribu penduduk.
Di lihat dari karakteristik jenis kelamin penderita kanker di Indonesia , perempuan sebesar
2,2/1000 penduduk dan laki- laki sebesar 0,6/1000 penduduk. Berdasarkan estimasi globocan ,
international agency for recserch on cancer (IARC) tahnu 2012 dalam Kemenkes RI (2014a) ,
kanker payudara adalah jenis kanker dengan presentase kasus baru tertinggi (43,3%) dan
presentase kematian tertinggi (12,9%) pada perempuan di dunia. Berdasarkan data dari system
informasi rumah sakit tahun 2010, kanker payudara adalah jenis kanker tertinggi pada pasien rawat
jalan maupun rawat inap mencapai 12.014 orang (28,7 %) (Kemenkes RI, 2014b). prevalensi
kanker payudara di Indonesia yaitu 0.5/1000 perempuan, sedangkan prevalensi kanker payudara di
provinsi Bali mencapai 0,6/1000 perempuan (Kemenkes RI , 2015).
Presentase kasus baru dan kematian akibat kanker hati,kanker perut,dan kanker payudara
memiliki presentase yang hamper sebanding, sedangkan kanker payudara memiliki presentase
kematian rendah dibandingkan presentase kasus baru.Hal ini menunjukkan bahwa semakin dini
penyakit payudara dapat di deteksi serta mendapatkan serangkaian pengobatan tepat maka tingkat
kesembuhan akan semakin tinggi.Kejadian keterlambatan kanker payudara dalam pemeriksaan
pertam kali ke pelayanan kesehatan di Indonesia mencapai lebih dari 80 % sehingga ditemukan
pada kondisi stadium lanjut.

2.3 Etiologi
Etiologi kanker payudara tidak diketahui dengan pasti. Namun beberapa faktor resiko pada
pasien diduga berhubungan dengan kejadian kanker payudara.
A. Faktor resiko
a. Tinggi melebihi 170 cm
Wanita yang tingginya 170 cm mempunyai resiko terkena kanker payudara karena
pertumbuhan lebih cepat saat usia anak dan remaja membuat adanya perubahan struktur
genetik (DNA) pada sel tubuh yang diantaranya berubah ke arah sel ganas.
b. Masa reproduksi yang relatif panjang.
c. Menarche pada usia muda dan kurang dari usia 10 tahun.
d. Wanita terlambat memasuki menopause (lebih dari usia 60 tahun)
e. Wanita yang belum mempunyai anak , Lebih lama terpapar dengan hormon estrogen relatif
dan lebih lama dibandingkan wanita yang sudah punya anak.
f. Kehamilan dan menyusui
Berkaitan erat dengan perubahan sel kelenjar payudara saat menyusui.
g. Wanita gemuk
Dengan menurunkan berat badan, level estrogen tubuh akan turun pula.
h. Preparat hormon estrogen
Penggunaan preparat selama atau lebih dari 5 tahun.
i. Faktor genetik
Kemungkinan untuk menderita kanker payudara 2 – 3 x lebih besar pada wanita yang
ibunya atau saudara kandungnya menderita kanker payudara. (Erik T, 2005, hal : 43-46).

B. Faktor predisposisi
a. Usia >20 tahun.
b. Manarche < 13 tahun.
c. Usia anak pertama > 30 tahun.
d. Nullipara.
e. Menyusui sebentar.
f. Mengkomsumsi obat H.esterogen.
g. Keluarga memiliki penyakit sama / riwayat penyakit lain.
h. Obesitas.

2.4 Tanda Gejala


Pada tahap awal kanker payudara, biasanya tidak merasakan sakit atau tidak ada tanda-
tandanya sama sekali. Namun, ketika tumor semakin membesar, gejala-gejala di bawah ini
mungkin muncul (Anita, 2007).
a. Benjolan yang tidak hilang atau permanen dan menggumpal, biasanya tidak sakit dan
terasa keras bila disentuh atau penebalan pada kulit payudara atau di sekitar ketiak.
b. Perubahan ukuran dan bentuk payudara.
c. Kerutan pada kulit payudara.
d. Keluar cairan tidak normal dari puting susu yang berupa nanah, darah, cairan encer
atau keluar air susu pada ibu tidak hamil atau tidak sedang menyusui.
e. Pembengkakan atau adanya tarikan pada puting susu.

2.5 Patophysiology/WOC
Kanker payudara berasal dari jaringan epitel dan paling sering terjadi akibat factor
prediposisi (manarche < 13tahun.,usia anak pertama > 30 tahun,nullipara,menyusui
sebentar,mengkomsumsi obat H.esterogen) dan resiko ( tinggi melebihi 170 cm, masa
reproduksi yang relatif panjang,menarche pada usia muda dan kurang dari usia 10 tahun,wanita
terlambat memasuki menopause) tinggi hiperplasi akan mendesak sel saraf,sehingga akan
terjadi interupsi saraf yang mengakibatkan nyeri yang mendesak pembulu darah,sehingga aliran
terhambat dan mengakibatkan hipoksia.Hipoksia akan mempengaruhi perjasal atau jaringan
yang ada pada tubuh manusia dengan terjadinya nikrosis jaringan sehingga bakteri pathogen
akan bekerja pada tubuh manusia yang bisa menyebabkan RESIKO INFEKSI. Selain itu,nyeri
juga bisa mendesak jaringan sekitar dan bisa menekan jaringan Mamae atau payudara.Sehingga
terjadi peningkatan resistensi pada Mamae.Karena adanya peningkatan konsistensi mamae
pada payudara akan membengkak.Pembekakan mamae mengakibatkan masa tumor mendesak
ke jaringan luar.Hal tersebut membuat perkusi jaringan terganggu dan terjadinya ulkus
mengakibatkan KERUSAKAN INTERGRITAS KULIT DAN JARINGAN.

2.6 Tanda Gejala


Pada tahap awal kanker payudara, biasanya tidak merasakan sakit atau tidak ada tanda-
tandanya sama sekali. Namun, ketika tumor semakin membesar, gejala-gejala di bawah ini
mungkin muncul (Anita, 2007).
a. Benjolan yang tidak hilang atau permanen dan menggumpal, biasanya tidak sakit dan
terasa keras bila disentuh atau penebalan pada kulit payudara atau di sekitar ketiak.
b. Perubahan ukuran dan bentuk payudara.
c. Kerutan pada kulit payudara.
d. Keluar cairan tidak normal dari puting susu yang berupa nanah, darah, cairan encer
atau keluar air susu pada ibu tidak hamil atau tidak sedang menyusui.
e. Pembengkakan atau adanya tarikan pada puting susu.

2.7 Penatalaksanaan
Menurut Smeltzer, dkk (2002), hal : 1596 – 1600 penatalaksanaan yang dapat
dilakukan untuk penderita kanker payudara meliputi :
a. Pembedahan
1) Mastektomi parsial (eksisi tumor lokal dan penyinaran). Mulai dari lumpektomi sampai
pengangkatan segmental (pengangkatan jaringan yang luas dengan kulit yang terkena).
2) Mastektomi total dengan diseksi aksial rendah seluruh payudara, semua kelenjar limfe
dilateral otocpectoralis minor.
3) Mastektomi radikal yang dimodifikasi Seluruh payudara, semua atau sebagian besar
jaringan aksial
a) Mastektomi radikal Seluruh payudara, otot pektoralis mayor dan minor dibawahnya :
seluruh isi aksial.
b) Mastektomi radikal yang diperluas Sama seperti mastektomi radikal ditambah dengan
kelenjar limfe mamaria interna.

b. Non pembedahan
1) Penyinaran
Pada payudara dan kelenjar limfe regional yang tidak dapat direseksi pada kanker lanjut;
pada metastase tulang, metastase kelenjar limfe aksila.
2) Kemoterapi
Adjuvan sistematik setelah mastektomi; paliatif pada penyakit yang lanjut.
3) Terapi hormon dan endokrin
Kanker yang telah menyebar, memakai estrogen, androgen, antiestrogen, coferektomi
adrenalektomi hipofisektomi.
BAB III ASUHAN KEPERAWATAN

PENGKAJIAN
1) Data biografi /biodata
Meliputi identitas klien dan identitas penanggung antara lain : nama, umur, jenis kelamin, agama,
pendidikan, pekerjaan dan alamat.
2) Riwayat keluhan utama.
- Riwayat keluhan utama meliputi : adanya benjolan yang menekan payudara, adanya ulkus,
kulit berwarna merah dan mengeras, bengkak, nyeri.
3) Riwayat kesehatan masa lalu
- Apakah pasien pernah mengalami penyakit yang sama sebelumnya.
- Apakah ada keluarga yang menderita penyakit yang sama .
4) Pengkajian fisik meliputi :
- Keadaan umum
- Tingkah laku
- BB dan TB
- Pengkajian head to toe
5) Pemeriksaan laboratorium :
Pemeriksaan darah hemoglobin biasanya menurun, leukosit meningkat, trombosit
meningkat jika ada penyebaran ureum dan kreatinin.
Pemeriksaan urine, diperiksa apakah ureum dan kreatinin meningkat.
6) Tes diagnostik yang biasa dilakukan pada penderita carsinoma mammae adalah sinar X,
ultrasonografi, xerora diagrafi, diaphanografi dan pemeriksaan reseptor hormon.
7) Pengkajian pola kebiasaan hidup sehari-hari meliputi :
a) Nutrisi
Kebiasaan makan, frekuensi makan, nafsu makan, makanan pantangan, makanan yang disukai,
banyaknya minum. Dikaji riwayat sebelum dan sesudah masuk RS.
b) Eliminasi
Kebiasaan BAB / BAK, frekuensi, warna, konsistensi, sebelum dan sesudah masuk RS.
c) Istirahat dan tidur
Kebiasaan tidur, lamanya tidur dalam sehari sebelum dan sesudah sakit.
d) Personal hygiene
a. Frekuensi mandi dan menggosok gigi dalam sehari
b. Frekuensi mencuci rambut dalam seminggu
c. Dikaji sebelum dan pada saat di RS
8) Identifikasi masalah psikologis, sosial dan spritual :
a) Status psikologis
Emosi biasanya cepat tersinggung, marah, cemas, pasien berharap cepat sembuh, merasa asing
tinggal di RS, merasa rendah diri, mekanisme koping yang negatif.
b) Status social
Merasa terasing dengan akibat klien kurang berinteraksi dengan masyarakat lain.
c) Kegiatan keagamaan
Klien mengatakan kegiatan shalat 5 waktu berkurang.
9) Klasifikasi Data
Data pengkajian :
a) Data subyektif
Data yang diperoleh langsung dari klien dan keluarga, mencakup hal-hal sebagai berikut : klien
mengatakan nyeri pada payudara, sesak dan batuk, nafsu makan menurun, kebutuhan sehari-hari
dilayani di tempat tidur, harapan klien cepat sembuh, lemah, riwayat menikah, riwayat keluarga.
b) Data obyektif
Data yang dilihat langsung atau melalui pengkajian fisik atau penunjang meliputi : asimetris
payudara kiri dan kanan, nyeri tekan pada payudara, hasil pemeriksaan laboratorium dan
diagnostik.
10) Analisa Data
Merupakan proses intelektual yang merupakan kemampuan pengembangan daya pikir yang
berdasarkan ilmiah, pengetahuan yang sama dengan masalah yang didapat pada klien.

DIAGNOSA
1) Nyeri berhubungan dengan adanya penekanan massa tumor.
2) Gangguan mobilitas fisik berhubungan dengan imobilisasi lengan/bahu.
3) Kecemasan berhubungan dengan perubahan gambaran tubuh.
4) Gangguan harga diri berhubungan dengan kecacatan bedah
5) Resiko infeksi berhubungan dengan luka operasi.
6) Kurangnya pengetahuan tentang kondisi, prognosis, dan serta pengobatan penyakitnya
berhubungan dengan kurangnya informasi.
7) Gangguan pemenuhan kebutuhan nutrisi berhubungan dengan intake tidak adekuat.

PERENCANAAN
Perencanaan keperawatan adalah pengembangan dari pencatatan perencanaan perawatan untuk
memenuhi kebutuhan klien yang telah diketahui.
Pada perencanaan meliputi tujuan dengan kriteria hasil, intervensi, rasional, implementasi dan
evaluasi.
1) Nyeri kronis berhubungan dengan adanya penekanan massa tumor
Ditandai dengan :
DS : Klien mengeluh nyeri pada sekitar payudara sebelah kiri menjalar ke kanan.
DO : Klien nampak meringis, Klien nampak sesak, Nampak luka di verban pada payudara sebelah
kiri
Tujuan : Nyeri teratasi.
Kriteria Hasil :
a) Klien mengatakan nyeri berkurang atau hilang
b) Nyeri tekan tidak ada
c) Ekspresi wajah tenang
d) Luka sembuh dengan baik
Intervensi :
a) Kaji karakteristik nyeri, skala nyeri, sifat nyeri, lokasi dan penyebaran.
Rasional : Untuk mengetahui sejauhmana perkembangan rasa nyeri yang dirasakan oleh klien
sehingga dapat dijadikan sebagai acuan untuk intervensi selanjutnya.
b) Beri posisi yang menyenangkan. Rasional : Dapat mempengaruhi kemampuan klien untuk
rileks/istirahat secara efektif dan dapat mengurangi nyeri.
c) Anjurkan teknik relaksasi napas dalam. Rasional : Relaksasi napas dalam dapat mengurangi
rasa nyeri dan memperlancar sirkulasi O2 ke seluruh jaringan.
d) Ukur tanda-tanda vital Rasional : Peningkatan tanda-tanda vital dapat menjadi acuan adanya
peningkatan nyeri.
e) Penatalaksanaan pemberian analgetik Rasional : Analgetik dapat memblok rangsangan nyeri
sehingga dapat nyeri tidak dipersepsikan.
2) Gangguan mobilitas fisik berhubungan dengan imobilisasi lengan/bahu.
Ditandai dengan :
DS : Klien mengeluh sakit jika lengan digerakkan., Klien mengeluh badan terasa lemah. Klien
tidak mau banyak bergerak.
DO : Klien tampak takut bergerak.
Tujuan : Klien dapat beraktivitas
Kriteria Hasil :
a) Klien dapat beraktivitas sehari – hari.
b) Peningkatan kekuatan bagi tubuh yang sakit.
Intervensi :
3) Kecemasan berhubungan dengan perubahan gambaran tubuh.
Ditandai dengan :
DS : Klien mengatakan takut ditolak oleh orang lain. Ekspresi wajah tampak murung. Tidak mau
melihat tubuhnya.
DO : Klien tampak takut melihat anggota tubuhnya.
Tujuan : Kecemasan dapat berkurang.
Kriteria Hasil :
a) Klien tampak tenang
b) Mau berpartisipasi dalam program terapi
Intervensi :
a) Dorong klien untuk mengekspresikan perasaannya. Rasional : Proses kehilangan bagian
tubuh membutuhkan penerimaan, sehingga pasien dapat membuat rencana untuk masa depannya.
b) Diskusikan tanda dan gejala depresi. Rasional : Reaksi umum terhadap tipe prosedur dan
kebutuhan dapat dikenali dan diukur.
c) Diskusikan kemungkinan untuk bedah rekonstruksi atau pemakaian prostetik. Rasional :
Rekonstruksi memberikan sedikit penampilan yang lengkap, mendekati normal.

4) Gangguan harga diri berhubungan dengan kecacatan bedah


Ditandai dengan :
DS : Klien mengatakan malu dengan keadaan dirinya
DO : Klien jarang bicara dengan pasien lain, Klien nampak murung.
Tujuan : Klien dapat menerima keadaan dirinya.
Kriteria Hasil :
a) Klien tidak malu dengan keadaan dirinya.
b) Klien dapat menerima efek pembedahan.
Intervensi :
a) Diskusikan dengan klien atau orang terdekat respon klien terhadap penyakitnya. Rasional :
membantu dalam memastikan masalah untuk memulai proses pemecahan masalah
b) Tinjau ulang efek pembedahan Rasional : bimbingan antisipasi dapat membantu pasien
memulai proses adaptasi.
c) Berikan dukungan emosi klien. Rasional : klien bisa menerima keadaan dirinya.
d) Anjurkan keluarga klien untuk selalu mendampingi klien.
Rasional : klien dapat merasa masih ada orang yang memperhatikannya.
5) Resiko infeksi berhubungan dengan luka operasi
Ditandai dengan :
DS : Klien mengeluh nyeri pada daerah sekitar operasi.
DO : Adanya balutan pada luka operasi, Terpasang drainase, Warna drainase merah muda
Tujuan : Tidak terjadi infeksi.
Kriteria Hasil :
a) Tidak ada tanda – tanda infeksi.
b) Luka dapat sembuh dengan sempurna.
Intervensi :
a) Kaji adanya tanda – tanda infeksi. Rasional : Untuk mengetahui secara dini adanya tanda –
tanda infeksi sehingga dapat segera diberikan tindakan yang tepat.
b) Lakukan pencucian tangan sebelum dan sesudah prosedur tindakan. Rasional : Menghindari
resiko penyebaran kuman penyebab infeksi.
c) Lakukan prosedur invasif secara aseptik dan antiseptik. Rasional : Untuk menghindari
kontaminasi dengan kuman penyebab infeksi.
d) Penatalaksanaan pemberian antibiotik. Rasional : Menghambat perkembangan kuman
sehingga tidak terjadi proses infeksi.
6) Kurangnya pengetahuan tentang kondisi, prognosis, dan serta pengobatan penyakitnya
berhubungan dengan kurangnya informasi.
Ditandai dengan :
DS : Klien sering menanyakan tentang penyakitnya.
DO : Ekspresi wajah murung/bingung.
Tujuan : Klien mengerti tentang penyakitnya.
Kriteria Hasil :
a) Klien tidak menanyakan tentang penyakitnya.
b) Klien dapat memahami tentang proses penyakitnya dan pengobatannya.
Intervensi :
a) Jelaskan tentang proses penyakit, prosedur pembedahan dan harapan yang akan datang.
Rasional : Memberikan pengetahuan dasar, dimana pasien dapat membuat pilihan berdasarkan
informasi, dan dapat berpartisipasi dalam program terapi.
b) Diskusikan perlunya keseimbangan kesehatan, nutrisi, makanan dan pemasukan cairan yang
adekuat. Rasional : Memberikan nutrisi yang optimal dan mempertahankan volume sirkulasi untuk
mengingatkan regenerasi jaringan atau proses penyembuhan.
c) Anjurkan untuk banyak beristirahat dan membatasi aktifitas yang berat. Rasional : Mencegah
membatasi kelelahan, meningkatkan penyembuhan, dan meningkatkan perasaan sehat.
d) Dorong pemeriksaan diri sendiri secara teratur pada payudara yang masih ada. Anjurkan
untuk Mammografi. Rasional : Mengidentifikasi perubahan jaringan payudara yang
mengindikasikan terjadinya / berulangnya tumor baru.
7) Gangguan pemenuhan kebutuhan nutrisi berhubungan dengan intake yang tidak adekuat
Ditandai dengan :
DS : Klien mengeluh nafsu makan menurun, Klien mengeluh lemah.
DO :Setengah porsi makan tidak dihabiskan, Klien nampak lemah, Nampak terpasang cairan infus
32 tetes/menit, Hb 10,7 gr %.
Tujuan : kebutuhan nutrisi terpenuhi
Kriteria Hasil :
a) Nafsu makan meningkat
b) Klien tidak lemah
c) Hb normal (12 – 14 gr/dl)
Intervensi :
a) Kaji pola makan klien Rasional : Untuk mengetahui kebutuhan nutrisi klien dan merupakan
asupan dalam tindakan selanjutnya.
b) Anjurkan klien untuk makan dalam porsi kecil tapi sering Rasional : dapat mengurangi rasa
kebosanan dan memenuhi kebutuhan nutrisi sedikit demi sedikit.
c) Anjurkan klien untuk menjaga kebersihan mulut dan gigi. Rasional : agar menambah nafsu
makan pada waktu makan.
d) Anjurkan untuk banyak makan sayuran yang berwarna hijau. Rasional : sayuran yang
berwarna hijau banyak mengandung zat besi penambah tenaga.
e) Libatkan keluarga dalam pemenuhan nutrisi klien Rasional : partisipasi keluarga dpat
meningkatkan asupan nutrisi untuk kebutuhan energi.

4. Implementasi
Merupakan pelaksanaan perencanaan keperawatan oleh perawat dan klien. Hal-hal yang harus
diperhatikan ketika melakukan implementasi keperawatan adalah intervensi dilaksanakan sesuai
dengan rencana setelah dilakukan validasi, penguasaan keterampilan interpersonal, intelektual dan
teknikal, intervensi harus dilakukan dengan efisien pada situasi yang tepat, keamanan fisik dan
psikollogi dilindungi dan didokumentasi keperawatan berupa pencatatan dan pelaporan (La Ode
Jumadi Gaffar, Skp. ”Pengantar Keperawatan Profesional” : 65-66)

5. Evaluasi
Tahapan evaluasi menentukan kemajuan pasien terhadap pencapaian hasil yang diinginkan dan
respons pasien terhadap dan keefektifan intervensi keperawatan kemudian mengganti rencana
perawatan jika diperlukan. Tahap akhir dari proses keperawatan perawat mengevaluasi
kemampuan pasien ke arah pencapaian hasil.

BAB IV PENUTUP
A. KESIMPULAN
kanker payudara pada prinsipnya adalah tumor ganas dari salah satu kelenjar kulit di
sebelah luar rongga dada.Presentase kasus baru dan kematian akibat kanker hati,kanker
perut,dan kanker payudara memiliki presentase yang hamper sebanding, sedangkan kanker
payudara memiliki presentase kematian rendah dibandingkan presentase kasus baru.Hal ini
menunjukkan bahwa semakin dini penyakit payudara dapat di deteksi serta mendapatkan
serangkaian pengobatan tepat maka tingkat kesembuhan akan semakin tinggi.Kejadian
keterlambatan kanker payudara dalam pemeriksaan pertam kali ke pelayanan kesehatan di
Indonesia mencapai lebih dari 80 % sehingga ditemukan pada kondisi stadium lanjut. Maka
dari itu kesaadaran untuk hidup lebih sehat penting di lakukan oleh setiap orang.

C. Saran
1. Supaya makalah ini dapat membuat pembaca mengerti tentang CA Mamae
(payudara)
2. Membuat pembaca mengantisipasi Ca mamae (payudara)
3. Supaya pembanca memahami factor – fator terjadinya CA mamae dan lebih sadar
untuk hidup yang lebih sehat
DAFTAR PUSTAKA

American Cancer Society. 2005. How Many People Have Breast


Cancer. http;//www.cancer.org. Diakses tanggal 20 Juni 2011.
Baradero, M. Dkk. (2008). Seri Asuhan Keperawatan pada Klien Kanker. Jakarta: EGC.
Bulechek, GM., Butcher, HK., & Dochterman, JM. (2008). Nursing Intervention
Classification (NIC). 5th, ed. St Louis. Mosby Elsevier.
Daniele Gale. (1999). Rencana asuhan keperawatan onkologi (Onkologi Nursing Care Plans).
Jakarta: EGC.
Dongoes, Marylinn E. (2000), Perencanaan dan Pendokumentasian Perawatan Pasien,
Penerbit Buku Kedokteran, EGC. Jakarta.
ICN (2005). International Classification for Nursing Practice. Geneva.
Moorhead, S., Johnson, M., & Maas, M. (2004). Iowa Outcomes Project. Nursing Outcomes
Classification (NOC).3rd. St Louis. Mosby.
NANDA (2007) Nursing diagnoses: Definitions and Classification 2007-2008. Philadelphia
Smeltzer. (2002). Buku Ajar Keperawatan medikal-bedah Brunner & suddarth. Edisi *.
Volume 1. Jakarta: EGC.
WHO (World Health Organization), 2004. Breast Cancer : Prevention and Control. Available
from :http://www.who.int/cancer/detection/breastcancer/en/index1.html
PATWAY CA MAMAE

Faktor prediposisi dan rsiko tinggi Mendesak sel saraf Interupsi sel saraf
hiperplasi pada sel mamae
Nyeri
Kronis

Mendesak jaringan sekitar Mensuplai nutrisi ke Mendesak pembuluh darah


jaringan CA

Menekan jaringan padea Hipermetabolisme ke jaringan Aliran darah terhambat


mamae
Pe Hipermetabolisme jaringan Hipoksia
Peningkatan konsistensi mamae lain BB turun
Necrosis jaringan
KETIDAKSEIMBANGAN
NUTRISI KURANG DARI
Bakteri patogen
KEBUTUHAN TUBUH

Mamae membengkak Ukuran Mamae abnormal RESIKO INFEKSI

Masa tumor mendesak Mamae asimetik DEFISIENSI PENGETAHUAN


ke jaringan luar ANESITAS
GANGGUAN CITRA TUBUH

Perfusi jaringan terganggu Infiltrasi pleura perietale

Ulkus Ekspansi paru menurun

KERUSAKAN
KETIDAKEFEKTIFAN
INTERGRITAS
POLA NAPAS
KULIT/JARINGAN

Anda mungkin juga menyukai