ANALYSIS OF HEALTH FINANCING FOR MATERNAL AND CHILD HEALTH PROGRAMS BASED ON
MINIMUM SERVICE STANDARD IN NUNUKAN REGENCY
hendaklah dapat menjamin terselenggaranya urusan rendah yaitu; 1) kunjungan ibu hamil K4 target nasio-
wajib yang berkaitan dengan hak dan pelayanan nal 95% capaian program 85,2%, 2) komplikasi kebi-
publik yang mendasar dan mutlak untuk memenuhi danan yang ditangani target nasional 80% capaian
kebutuhan masyarakat yang berpedoman pada program 77,1%, 3) pertolongan persalinan oleh na-
SPM. kes yang mempunyai kompetensi kebidanan target
Pembiayaan kesehatan berasal dari berbagai nasional 90% capaian program 85,1%, 4) pelayanan
sumber yakni, pemerintah, pemerintah daerah, nifas target nasional 90% capaian program 80,6%,
swasta, organisasi masyarakat, dan masyarakat itu 5) neonatus komplikasi yang ditangani target nasio-
sendiri dan prinsip pembiayaan kesehatan adalah: nal 80% capaian program 56,5%, 6) kunjungan bayi
1) kecukupan, 2) efektif dan efisien, 3) adil dan target nasional 90% capaian program 54,0%, 7)
transparan1. Sedangkan menurut WHO pembiayaan pelayanan anak balita target nasional 90% capaian
kesehatan adalah bagian dari ekonomi kesehatan program 27,1%.
yang meliputi sumber dana untuk pelayanan Pelaksanaan program KIA membutuhkan peren-
kesehatan bagi masyarakat yang digunakan secara canaan dengan tepat dan tanggung jawab seluruh
efektif dan penting dalam pembuatan kebijakan pelaksana kegiatan terutama dukungan pembiayaan
kesehatan2. dari pemerintah daerah. Sementara itu untuk mem-
Alokasi anggaran untuk dinas kesehatan dari berikan kemudahan didalam perencanaan pembiaya-
APBD Kabupaten Nunukan selama tahun 2010-2012 an SPM kesehatan di kabupaten/kota Departemen
mengalami tren kenaikan yang positif. Pada tahun Kesehatan. RI mengeluarkan Juknis melalui Kepu-
2012 mengalami kenaikan sekitar 69,8% menjadi tusan Menteri Kesehatan No. 317/MENKES/SK/V/
Rp.76.204.095.928,00 dibandingkan dengan tahun 2009. Berdasarkan hal tersebut tujuan penelitian
2011 yang berjumlah Rp.44.865.027.258,00. Seksi yaitu menganalisis tentang kecukupan pembiayaan
program KIA dalam struktur organisasi Dinas Kese- program KIA berdasarkan SPM dan efektifitas kinerja
hatan termasuk didalam bidang Kesehatan masyara- pembiayaan program KIA dalam mencapai tujuan
kat. Sehingga dalam pengalokasian anggaran untuk program yang telah ditetapkan.
kegiatan dan program masuk didalam bidang terse-
but. Naiknya alokasi anggaran di dinas kesehatan BAHAN DAN CARA PENELITIAN
yang bersumber APBD berbanding lurus dengan Jenis penelitian ini adalah penelitian deskriptif
naiknya anggaran Bidang Kesmas. Dimana pada ta- dengan data kuantitatif. Penelitian deskriptif merupa-
hun 2012 mengalami kenaikan sekitar 167,6% men- kan bagian dari proses pembuatan keputusan untuk
jadi Rp.1.483.424.220,00 dibandingkan dengan ta- membandingkan kegiatan dengan standar dan pro-
hun 2011 yang berjumlah Rp.554,406,450,00. Ang- gram yang telah ditetapkan dan penelitian ini meng-
garan bidang Kesmas juga untuk membiayai pro- andalkan data yang sudah ada atau data sekunder7.
gram promosi kesehatan dan program perbaikan gizi Subyek dalam penelitian adalah seluruh anggar-
masyarakat termasuk penanggulangan gizi buruk. an bersumber pemerintah yang dibelanjakan dengan
Kondisi kesehatan di Kabupaten Nunukan tujuan meningkatkan kesehatan ibu dan anak de-
Tahun 2012 secara umum masih rendah dibanding ngan unit analisanya adalah anggaran yang dikelolah
dengan RPJMN 2010-2014, dinilai dari UHH yaitu oleh Pemerintah Kabupaten Nunukan Tahun 2013
rata-rata masih 72 tahun, AKI yaitu 133 per 100.000 (tidak termasuk gaji), dana Jampersal dan BOK,
kelahiran hidup dan AKB 16 per 1000 kelahiran sementara itu variabel penelitian adalah kecukupan
hidup3. Sedangkan RPJMN 2010-2014 yang menar- biaya program KIA dan efektifitas kinerja pembiayaan
getkan UHH 72 tahun, AKI 118 per 100.000 kelahiran program. Instrumen yang digunakan dalam penelitian
hidup dan AKB 24 per 1000 kelahiran hidup4. ini adalah berupa; 1) formulir isian (checklist) yang
Efektivitas menunjukkan keberhasilan sumber berguna untuk mengetahui kelengkapan data 2)
daya yang digunakan dalam mencapai tujuan yang dummy tabel berisi tentang jenis program kegiatan
telah ditetapkan5. Efektifitas tidak menyatakan indikator dan capaian program, alokasi anggaran
tentang berapa besar biaya yang telah dikeluarkan serta perhitungan biaya berdasarkan SPM.
untuk mencapai tujuan tersebut. Efektifitas hanya
melihat apakah suatu program atau kegiatan telah HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
mencapai tujuan yang telah ditetapkan6. 1. Sumber Pembiayaan Program KIA
Kinerja pembiayaan program KIA saat belum a. Pemerintah Daerah
efektif terhadap sasaran dan tujuan program. Berda- Pada tahun 2013 alokasi anggaran dinas
sarkan cakupan indikator SPM tahun 2012 dibanding kesehatan mengalami kenaikan sebesar 33,2%
dengan target indikator nasional secara umum masih menjadi Rp.101.523.314.444,00 dibanding
Tabel 1 di atas menunjukkan bahwa per- pusat melalui dana Jampersal dan BOK. Hasil
sentase alokasi anggaran untuk kesehatan ta- identifikasi realisasi pemanfaatan dan Jampersal
hun 2013 sebesar 5,7% dan mengalami kenaik- sebesar Rp.1.552.000.000,00 dan BOK sebesar
an dari tahun 2012 sebesar 5,4%. Anggaran pro- Rp.346.528.000,00. Jumlah total biaya program
gram KIA dari APBD kesehatan tahun 2012 sebe- KIA tahun 2013 sebesar Rp.2.530.038.761,00
sar 0,% mengalami peningkatan di tahun 2013 sementara itu persentase berdasarkan sumber
sebesar 0,8%, sementara itu persentase ang- biaya sebesar 75% dari pemerintah pusat.
garan program KIA dari belanja langsung juga
mengalami kenaikan tahun 2012 sebesar 0,3%
menjadi 1,1% di tahun 2013.
Hasil identifikasi belanja langsung dinas
kesehatan yang berjumlah
Rp.101.523.314.444,00 atau sebesar 76% dari
APBD lebih banyak dialokasikan untuk program
pengadaan, peningkatan dan perbaikan sarana
puskesmas sebesar 26,5% dan program obat
Gambar 1 . Persentase Sumber Pembiayaan Program
dan perbekalan sebesar 18,2%, sementara KIA di Kabupaten Nunukan Tahun 2013
untuk program KIA jumlahnya sangat kecil yaitu
1,1%. 2. Pembiayaan Program KIA menurut Jenis
Anggaran program KIA dipergunakan untuk Kegiatan
kegiatan jenis tidak langsung yaitu dengan Kegiatan adalah tindakan-tindakan yang
mengadapkan diklat dalam rangka peningkatan dilakukan oleh provider dan secara umum dapat
capacity building, monitoring dan evaluasi, dan dibagi menjadi dua yaitu: 1) kegiatan tidak langsung
pelaporan sehingga sebesar 81,7% diperguna- atau penunjang dan 2) kegiatan langsung. Kegiatan
kan untuk belanja perjalanan dinas pegawai. tidak langsung atau penunjang adalah kegiatan yang
Realisasi anggaran program KIA program KIA tidak langsung menghasilkan output program dan
dari hasil identifikasi sebesar Rp. 631.510.761 tidak terkait dengan pelayanan.
atau 77,7% dan realisasi tersebut sangat
rendah.
program KIA tahun 2013 lebih efektif dari tahun 2012, Hasil identifikasi menemukan bahwa kinerja
hal ini seiring dengan meningkatnya anggaran pro- program KIA tahun 2013 belum mencapai target
gram KIA tahun 2013. indikator nasional dan hal ini dikatakan bahwa kinerja
Tabel 6. Capaian Kinerja Program KIA Dinas Kesehatan Kabupaten Nunukan Tahun 2012-2013
Target Capaian Kesen-
Indikator Kegiatan SPM Nasional 2012 2013 jangan Keterangan
No
(%) (%) (%) (5-4) Naik/Turun
1 2 3 4 5 6 7
1. Kunjungan ibu hamil K4 95 85,2 86,5 1,3 Naik
2. Komplikasi kebidanan yg ditangani 80 77,1 70,3 -6,8 Turun
3. Pertolongan persalinan nakes yang 90 85,1 86,5 1,4 Naik
mempunyai kompetensi kebidanan
4. Pelayanan nifas 90 80,6 86,1 5,5 Naik
5. Neonatus komplikasi yg ditangani 80 56,5 70,2 13,7 Naik
6. Kunjungan bayi 90 54 84,2 30,2 Naik
7. Pelayanan anak balita 90 27,1 48,8 21,7 Naik
Tabel 6 di atas menunjukkan bahwa kinerja program program KIA belum efektif dalam mencapai tujuan
KIA tahun 2013 mengalami peningkatan dari tahun dan sasaran program.
2012, artinya lebih efektif dari tahun 2012.
Kondisi AKI dan AKB di Kabupaten Nunukan Rp.346.528.000,00 sehingga jumlah total
tahun 2013 masih cukup tinggi. AKI mengalami pembiayaan program KIA sebesar
kenaikan sebesar 30,1% dibanding dengan tahun Rp.2.530.038.761,00 jumlah dana tersebut masih
2012 berjumlah 133 per 100.000 kelahiran hidup. kecil dari hasil perhitungan biaya berdasarkan SPM.
Sementara itu AKB mengalami penurunan 12,5% Hal ini bisa dikatakan bahwa pembiayaan program
dibanding tahun 2012 yang berjumlah 16 per 1.000 KIA tidak mencukupi.
kelahiran hidup.
Tabel 8. AKI dan AKB di Kabupaten Nunukan Tahun 2013 Terhadap Target RPJMN Tahun 2010-2014
RPJMN Tahun
No Indikator 2010-2014 2012 2013
1. AKI per 100.000 kelahiran hidup 118 133 173
2. AKB per 1.000 kelahiran hidup 24 16 14
besar dilaksankan oleh BPS/BPM (Bidan yang kurang merata terutama di daerah dengan
Praktek Swasta/Bidan Praktek Mandiri) yaitu geografis yang sulit. Disamping itu kompetensi
sebesar 55,4%, hal ini keterkaitan dengan bidan yang sangat rendah, hal ini akan
adanya program Jampersal yang memberikan mempengaruhi kualitas pelayanan terhadap
pelayanan gratis bagi ibu hamil mulai dari kesehatan ibu dan anak.
pemeriksaan kehamilan, pertolongan persalinan Hasil penelitian menunjukkan bahwa jumlah
oleh tenaga kesehatan, pelayanan pasca bidan adalah 182 orang dengan sasaran ibu
persalinan termasuk pelayanan bayi baru lahir hamil sebesar 4010, jumlah bidan tersebut
dan KB pasca persalinan. masih kurang memadai. Pada tahun 2010
Dinas Kesehatan sebagai pemberi layanan strategi global untuk meningkatkan kesehatan
kesehatan sebesar 25,0%, yang bersumber dari ibu dan anak di Negara-negara berpenghasilan
pemerintah daerah atau APBD. Sementara itu rendah diperlukan penambahan jumlah tenaga
alokasi anggaran 100% digunakan untuk kegiat- bidan sekitar 3,5 juta dan WHO merekomen-
an pelatihan ketrampilan petugas dan monitor- dasikan satu bidan terampil untuk 175 wanita
ing dan evaluasi dan pelaporan dimana terma- hamil19.
suk dalam jenis kegiatan tidak langsung atau Hasil penelitian menemukan RS. Daerah
sebagai kegiatan penunjang. Tidak adanya Kabupaten Nunukan (RS. Regional) sebagai
alokasi dalam penyusunan anggaran program salah RS rujukan saat ini statusnya belum RS
KIA bersumber APBD yang berorientasi pada PONEK, sementara itu dari 15 Kecamatan yang
pencapaian hasil kinerja program. Hal ini dapat ada di Kabupaten Nunukan jumlah puskesmas
dikatakan terjadi inkonsistensi terhadap prinsip- induk sebanyak 12 puskesmas, terdapat 9 pus-
prinsip anggaran berbasis kinerja. Salah satu kesmas rawat inap, dengan jumlah puskesmas
karakteristik anggaran berbasis kinerja adalah yang mampu PONED hanya 7 puskesmas.
memfokuskan pada hasil dan memiliki alat ukut Padahal Kementerian Kesehatan dalam
kinerja6. RENSTRA 2010-2014 yang menetapkan
Puskesmas merupakan salah satu jenis sasaran strategis untuk meningkatnya status
fasilitas pelayanan kesehatan tingkat pertama kesehatan dan gizi masyarakat terutama dalam
yang memiliki peranan penting dalam sistem bidang KIA salah satunya adalah Puskesmas
kesehatan nasional17. Hasil penelitian ini mene- rawat inap yang mampu PONED sebesar 100%,
mukan rendahnya pembiayaan program KIA di dan persentase RS Kabupaten/Kota yang
puskesmas sebesar 19% yang bersumber dari melaksanakan PONEK sebesar 100%20.
dana BOK. Sehingga fungsi puskesmas yaitu Sistem rujukan khususnya dalam pelayan-
mendorong seluruh pemangku kepentingan an kegawat daruratan kebidanan harus dilaku-
untuk berkomitmen dalam upaya mencegah dan kan secara tepat dan harus menghindari tiga
mengurangi resiko kesehatan yang dihadapi terlambat, yaitu keterlambatan dalam pengam-
individu, keluarga, kelompok dan masyarakat bilan keputusan, keterlambatan dalam menca-
kurang efektif. Padahal Kementerian Kesehatan pai tempat tujuan rujukan dan keterlambatan
dalam RPJMN 2015-2019 telah menyatakan dalam memperoleh pelayanan di tempat
peran pembiayaan kesehatan lebih diprioritas- rujukan. Hasil penelitian menemukan bahwa
kan pada upaya-upaya promotif dan preventif18. sebesar 85,7% ibu yang meninggal berasal dari
Penerima manfaat dalam pembiayaan pro- luar Pulau Nunukan yang merupakan daerah
gram KIA sebesar 66,4% diperuntukkan bagi terpencil dengan akses yang susah terhadap
ibu, dan pegawai merupakan penerima manfaat RS. Daerah Kabupaten Nunukan sebagai pusar
sebesar 25,2%. Secara umum pemerintah rujukan. Penelitian tentang sistim rujukan
Kabupaten Nunukan kurang memprioritaskan menyatakan bahwa faktor yang memberikan
peningkatan pembiayaan program KIA dimana kontribusi terhadap kematian ibu di Sudan
masih tingginya biaya dimanfaatkan untuk adalah terlambat merujuk, fasilitas kesehatan
pegawai yaitu 25,2% sementara itu bayi 4% dan yang rendah dan masalah transportasi21.
balita sebesar 3,4% persentasenya lebih ren-
dah. Hal ini bisa dikatakan adanya miss- KESIMPULAN DAN SARAN
alocatian anggaran program KIA. Kesimpulan
Faktor lain yang mempengaruhi tingginya Alokasi anggaran kesehatan untuk dinas kese-
AKI dan AKB adalah masih kurangnya tenaga hatan dari belanja APBD Kabupaten Nunukan sebe-
bidan di Kabupaten Nunukan dan penyebaran sar 5,7% dan masih dibawah angka 10% diluar gaji
pegawai. Biaya program KIA tidak cukup dibanding- 9. Pemerintah. RI. Permendagri No. 37 Tahun 2012
kan dengan normatif hasil perhitungan biaya berda- Tentang Pedoman Penyusunan Anggaran Dan
sarkan SPM, terdapat kekurangan sebesar Belanja daerah Tahun Anggaran 2013. Jakarta;
Rp.1.177.680.603,00 atau ketersediaan biaya pro- 2012.
gram KIA sekitar 68,2%. Ketergantungan pembiayaan 10. Trisnantoro L. Pelaksanaan Desentralisasi
program KIA di Kabupaten Nunukan terhadap pe- Kesehatan di Indonesia 2000-2007. Mengkaji
merintah pusat masih cukup tinggi yaitu sekitar Pengalaman dan Skenario Masa Depan.
75,0%. Kinerja pembiayaan program KIA di Kabu- Trisnantoro L, editor. Yogyakarta: BPFE; 2009.
paten Nunukan belum cukup efektif dalam penca- 11. Dodo D, Riyarto S. Analisis Pembiayaan
paian program. Program Ibu Dan Anak Bersumber Pemerintah
Dengan Pendekatan Health Account. Kebijak
Saran Kesehat Indones. 2012;01(01):13–23.
Pemerintah Kabupaten Nunukan hendaknya 12. Kurniawan M, Harbianto D, Purwaningrum D,
berkomitmen dalam mengalokasikan anggaran Marthias T. Evidence-based budgeting policy in
kesehatan minimal 10% diluar gaji pegawai. Peme- maternal and child health programme: do they
rintah Kabupaten Nunukan hendaknya membuat work? BMC Public Health [Internet]. BioMed
Peraturan Daerah, Peraturan Bupati, Peraturan Central Ltd; 2012 [cited 2014 Dec 31];12(Suppl
Kecamatan dan Peraturan Desa untuk bersinergi 2):A31. Av ailable f rom: http://
meningkatkan KIBBLA (Kesehatan Ibu dan Bayi Baru www.biomedcentral.com/1471-2458/12/S2/A31
Lahir) dalam menurunkan AKI dan AKB. 13. Gani A. Pedoman dan Modul Pelatihan District
Penerapan perencanaan anggaran berbasis Health Account (DHA) untuk Tingkat Kabupaten/
kinerja (performance based budgeting) dan prioritas Kota. Jakarta: Pusat Kajian Ekonomi dan
serta berbasis data. Peningkatan sarana dan prasa- Kebijakan Kesehatan FKMUI, AusAID-Jakarta,
rana terutama Puskesmas PONED dan Rumah Sakit PPJK Depkes; 2009.
PONEK. 14. Ali AA a, Osman MM, Abbaker AO, Adam I.
Use of antenatal care services in Kassala,
REFERENSI eastern Sudan. BMC Pregnancy Childbirth
1. Pemerintah RI. Peraturan Presiden Republik [Internet]. BioMed Central Ltd; 2010 Jan [cited
Indonesia Nomor/ : 72 Tahun 2012 tentang 2014 Oct 7];10(1):67. Available from: http://www.
Sistem Kesehatan Nasional. Jakarta; 2012. pubmedcentral.nih.gov/articlerender.fcgi?artid=
2. WHO/WPRO. Health Economyc and Financing, 2987884&tool=pmcentrez&rendertype=abstract
Regional office for the Western Pacipic. 2005. 15. Trisnantoro L, Atmawikarta A, Marhaeni D,
3. Dinas Kesehatan Kabupaten Nunukan. Profil Harbianto D. Desentralisasi Fiskal di Sektor
Kesehatan Kabupaten Nunukan Tahun 2012. Kesehatan dan Reposisi Peran Pusat dan Dae-
Nunukan; 2013. rah Dalam Pelaksanaan Desentralisasi Kese-
4. Bappenas. Peraturan Presiden Republik Indo- hatan di Indonesia 2000-2007- Mengkaji Peng-
nesia Nomor: 5 Tahun 2010 Tentang Perenca- alamam dan Skenario Masa Depan. 2nd ed.
naan Pembangunan Jangka Menengah Tahun Trisnantoro L, editor. Yogyakarta: BPFE; 2009.
2010-2014. Jakarta; 2010. 16. Witter, Sophie; Garshong, Bertha; Ridde V. An
5. Mandl U, Dierx A, Ilzkovitz F. The Effectiveness exploratory study of the policy process and early
and Efficiency of Public Spending [Internet]. implementation of the free NHIS coverage for
Economic Papers EU. Belgia; 2008. Available pregnant women in Ghana. Int J Equity Health.
from: http://ideas.repec.org/p/euf/ecopap/ 2013;12(1):16.
0301.html 17. Kemenkes RI. Peraturan Menteri Kesehatan RI
6. Mardiasmo. Akuntansi Sektor Publik. 4th ed. Nomor 75 Tahun 2014 Tentang Pusat Kesehatan
Yogyakarta: Andi; 2009. 4 p. Masyarakat. Jakarta; 2014.
7. Sugiyono. Metode Penelitian Kuantitatif, Kua- 18. Kemenkes RI. Peran Pembiayaan Kesehatan
litatif dan R&D. Bandung: CV. Alfabeta; 2009. Dalam Membangun Kualitas Hidup Manusia di
8. Pemerintah RI. Undang-Undang Republik Indonesia [Internet]. 2015 [cited 2015 Jun 4].
Indonesia Nomor: 36 Tahun 2009 Tentang Available from: http://www.inahea.org/blog-32-
Kesehatan. Jakarta; 2009. update-terms-of-reference-2nd-indonesian-