Anda di halaman 1dari 22

FAKULTAS ILMU KESEHATAN

PROGRAM STUDI DIV KEBIDANAN


UNIVERSITAS NASIONAL
TUGAS KELOMPOK 4 SEMESTER GANJIL
TAHUN AKADEMIK 2019/20120

Mata Kuliah Metodologi Penelitian


Dosen Pengampu dr. Andi julia Rifana, M.Kes

Kelompok 4 : 1. Irma Damayanti 195401426192


2. Pipih Mutspiqoh 195401426137
3. Siti Aminah 195401426143
4. Titin Anggraeni 195401426117

Materi : Penjelasan Sumber Pustaka


1. Penelitian Kualitatif Penelitian kualitatif adalah penelitian yang digunakan untuk Sugiyono. 2009. Metode Penelitian
Kuantitatif, Kualitatif dan R&D.
meneliti pada kondisi objek alamiah, dimana peneliti
Bandung: Alfabeta
merupakan instrumen kunci (Sugiyono, 2005). Perbedaannya
dengan penelitian kualitatif adalah penelitian ini berangkat dari
data, memanfaatkan teori yang ada sebagai bahan penjelas dan
berakhir dengan sebuah teori.
Moleong setelah melakukan analisis terhadap beberapa definisi
penelitian kualitatif kemudian membuat definisi sendiri sebagai
sintesis dari pokok-pokok pengertian penelitian kualitatif.
Menurut Moleong (2005:6), penelitian kualitatif adalah
penelitian yang bermaksud untuk memahami fenomena tentang
apa yang dialami oleh subjek penelitian misalnya perilaku,
persepsi, motivasi, tindakan, dll secara holistic, dan dengan cara
deskripsi dalam bentuk kata-kata dan bahasa, pada suatu konteks
khusus yang alamiah dan dengan memanfaatkan berbagai
metode alamiah.

Penelitian kualitatif adalah suatu penelitian yang pada dasarnya


(blog.uni-
menggunakan pendekatan deduktif-induktif. Pendekatan ini
malang.ac.id/abdulaziz/files/2010/08/Az-
berangkat dari suatu kerangka teori, gagasan para ahli, maupun
Metodologi-Penelitian-Penelitian-
pemahaman peneliti berdasarkan pengalamannya yang
Kualitatif-Kuantitatif.pdf)
kemudian dikembangkan menjadi permasalahan-permasalahan
beserta pemecahannya yang diajukan untuk memperoleh
pembenaran (verifikasi) dalam bentuk dukungan data empiris di
laporan.

Penelitian kualitatif adalah penekanan pada proses dan makna


yang tidak dikaji secara ketat atau belum diukur, menekankan
sifat realita yang terbangun secara sosial, hubungan erat antara
yang diteliti dengan peneliti, tekanan situasi yang membentuk
penyelidikan, sarat nilai, menyoroti cara munculnya pengalaman
sosial sekaligus perolehan maknanya.
2. Penelitian Kuantitatif Sugiyono. 2009. Metode Penelitian
Penelitian kuantitatif adalah penelitian ilmiah yang sistematis
Kuantitatif, Kualitatif dan R&D.
terhadap bagian-bagian dan fenomena serta hubungan- Bandung: Alfabeta
hubungannya. Tujuan penelitian kuantitatif adalah
mengembangkan dan menggunakan model-model
matematis, teori-teori dan atau hipotesis yang berkaitan dengan
fenomena alam. Proses pengukuran adalah bagian yang sentral
dalam penelitian kuantitatif karena hal ini memberikan
hubungan yang fundamental antara pengamatan empiris dan
ekspresi matematis dari hubungan-hubungan kuantitatif.

Penelitian kuantitatif banyak dipergunakan baik dalam ilmu -


ilmu alam maupun ilmu - ilmu sosial,
dari fisika dan biologi hingga sosiologi dan jurnalisme.
Pendekatan ini juga digunakan sebagai cara untuk meneliti
berbagai aspek dari pendidikan. Istilah penelitian kuantitatif
sering dipergunakan dalam ilmu-ilmu sosial untuk
membedakannya dengan penelitian kualitatif.

Penelitian kuantitatif adalah definisi, pengukuran data kuantitatif


dan statistik objektif melalui perhitungan ilmiah berasal dari
sampel orang-orang atau penduduk yang diminta menjawab atas
sejumlah pertanyaan tentang survei untuk menentukan frekuensi
dan persentase tanggapan mereka. Sebagai contoh: 240 orang,
79% dari populasi sampel, mengatakan bahwa mereka lebih
percaya pada diri mereka pribadi masa depan mereka dari
setahun yang lalu hingga hari ini. Menurut ketentuan ukuran
sampel statistik yang berlaku, maka 79% dari penemuan dapat
diproyeksikan ke seluruh populasi dari sampel yang telah dipilih.
pengambilan data ini adalah disebut sebagai survei kuantitatif
atau penelitian kuantitatif.

Ukuran sampel untuk survei oleh statistik dihitung dengan


menggunakan rumusan untuk menentukan seberapa besar
ukuran sampel yang diperlukan dari suatu populasi untuk
mencapai hasil dengan tingkat akurasi yang dapat diterima. pada
umumnya, para peneliti mencari ukuran sampel yang akan
menghasilkan temuan dengan minimal 95% tingkat keyakinan
(yang berarti bahwa jika Anda survei diulang 100 kali, 95 kali
dari seratus, Anda akan mendapatkan respon yang sama) dan
plus / minus 5 persentase poin margin dari kesalahan. Banyak
survei sampel dirancang untuk menghasilkan margin yang lebih
kecil dari kesalahan.

Beberapa survei dengan melalui pertanyaan tertulis dan tes,


kriteria yang sesuai untuk memilih metode dan teknologi untuk
mengumpulkan informasi dari berbagai macam responden
survei, survei dan administrasi statistik analisis dan pelaporan
semua layanan yang diberikan oleh pengantar komunikasi.
Namun, oleh karena sifat teknisnya metode pilihan pada survei
atau penelitian oleh karena sifat teknis, maka topik yang lain
tidak tercakup dalam cakupan ini.

3. Desain Cross Sectional Desain cross sectional adalah studi epidemiologi


yang Anwar 2015, Pengertian Desain Cross
mempelajari prevalensi, distribusi, maupun hubungan penyakit Sectional , dilihat 4 oktober 2019,
<http://hidayataa.blogspot.com>
dan paparan dengan mengamati status paparan, penyakit atau
outcome lain secara serentak pada individu- individu dari
suatu populasi pada suatu saat. Dengan demikian studi cross
sectional tidak mengenal adanya dimensi waktu, sehingga
mempunyai kelemahan dalam menjamin bahwa paparan
mendahului efek (disease) atau sebaliknya. Namun studi ini
mudah dilakukan dan murah, serta tidak memerlukan waktu
follow up. Umumnya studi cross sectional dimanfaatkan untuk
merumuskan hipotesis hubungan kausal yang akan diuji dalam
studi analitiknya (kohort atau kasus control).
Desain cross sectional kalau diartikan secara mudahnya yaitu:
desain cross sectional adalah studi epidemiologi yang mengukur
beberapa variabel dalam satu saat sekaligus. Contohnya adalah
menilai hubungan antara tingkat pendidikan dengan ventilasi
rumah pada populasi masyarakat desa A. Ada 2 variabel dalam
penelitian tersebut, yaitu tingkat pendidikan dan ventilasi rumah.
Keduanya diukur secara bersamaan dalam satu waktu. Maka
itulah yang disebut dengan cross sectional.
4. Desain Case Control Desain case control/kasus kontrol adalah studi analitik yang Anwar 2015, Pengertian Desain Case
menganalisis hubungan kausal dengan menggunakan logika Control , dilihat 4 oktober 2019,
<http://hidayataa.blogspot.com>
terbalik, yaitu menentukan penyakit (outcome) terlebih dahulu
kemudian mengidentifikasi penyebab (faktor risiko). Riwayat
paparan dalam penelitian ini dapat diketahui dari register medis
atau berdasarkan wawancara dari responden penelitian.
Kelemahan dari studi ini adalah ketika responden penelitian sulit
mengingat kembali riwayat paparan yang dialami terutama jika
paparan sudah dilewati selama bertahun-tahun, sehingga dalam
penelitian kasus control sangat rawan recall bias, disamping bias
seleksi. Namu kelebihan dari studi ini yaitu waktu penelitian
relative singkat, murah dan cocok untuk meneliti penyakit langka
dan memiliki periode laten yang panjang.
5. Desain Cohort Studi cohort adalah studi observasional yang mempelajari Putri 2015, Pengertian Desain Cohort ,
hubungan antara paparan dan penyakit dengan memilih dua atau dilihat 4 oktober 2019,
<http://maharaniputr.blogspot.com>
lebih kelompok studi berdasarkan status paparan kemudian di
ikuti (di- follow up) hingga periode tertentu sehingga dapat
diidentifikasi dan dihitung besarnya kejadian penyakit. Apabila
periode induksi yaitu kejadian penyakit dapat diamati dalam
waktu yang panjang maka studi kohor rawan terhadap bias
penarikan responden ( banyak drop out dari observasi), perlu
dana yang besar dan waktu yang panjang. Studi kohor
mempunyai kekuatan dalam membuktikan inferensi kausa
dibanding studi observasional lainnya, didapatkan angka
kejadian penyakit (incidence rate) secara langsung, serta cocok
untuk meneliti paparan yang langka.

6. True Experiment Adalah penelitian experiment merupakan bagian dari penelitian Putri 2015, Pengertian True Experiment
kuantitatif . Namun, penelitian experiment memiliki ciri , dilihat 4 oktober 2019,
<http://maharaniputr.blogspot.com>
tersendiri yang membedakannya dengan penelitian
kuantitatif lainnya. Ciri yang paling mendasar dari penelitian
experiment yakni adanya perlakuan (treatment). Selain itu, ciri
lain dari penelitian experiment secara umum adalah adanya
pengontrolan dan pengamatan. Dalam beberapa literatur
menyatakan bahwa, penelitian experiment cukup
direkomendasikan untuk meneliti di bidang pendidikan. Karena
aspek yang diteliti adalah perubahan tingkah laku siswa. (Eureka
Pendidikan, okt 2014).
Penelitian experiment dapat saja dibagi menjadi tiga jenis
penelitian, yakni pre-experiment (pra-experimen), true-
experiment (eksperimen sesungguhnya), dan quasi experiment
(penelitian semu). Namun, pada tulisan ini memfokuskan pada
bahasan true experiment (eksperimen sesungguhnya).
Dinamakan penelitian eksperimen sesungguhnya karena
kelompok subyek dipilih secara random , adanya kelompok
pembanding terhadap kelompok yang diberi perlakuan serta,
adanya pengontrolan terhadap kondisi guna meminimalisir
pengaruh variabel lain (pengganggu) .

Dengan demikian, harapan yang muncul adalah hasil penelitian


yang diperoleh merupakan pengaruh dari faktor treatment.
Sehingga hubungan antara variabel bebas (yang berupa
treatment) dengan variabel terikat dapat menjelaskan hubungan
sebab-akibat.

7. Quasi Experiment 1. Pengertian Putri 2015, Pengertian Quasi


Quasi experiment yaitu tidak akan mengambil subjek Experiment , dilihat 4 oktober 2019,
secara acak dari populasi tetapi menggunakan seluruh <http://maharaniputr.blogspot.com>
subjek dalam kelompok yang utuh (intact group) untuk
diberi perlakuan (treatment). Quasi experiment disebut
juga dengan eksperimen semu.
Sampel pada quasi eksperimental design tidak diambil
secara acak, sehingga kelemahan quasi experiment
adalah tidak dapat sepenuhnya mengontrol variabel-
variabel luar yang dapat mempengaruhi pelaksaan
eksperimen. Karena itu quasi experiment lebih baik pre-
experimental design tetapi lebih buruk dari pada true
experimental design. Sebuah experiment quasi adalah
jenis evaluasi yang bertujuan untuk menentukan apakah
suatu program atau intervensi memiliki efek yang
diinginkan pada peserta penelitian.
2. Bentuk-bentuk Quasi Eksperimen
Ada beberapa bentuk quasi eksperimen, yaitu :
a. Time series design
Ciri-cirinya yaitu :
a) Tidak ada kelompok control
b) Diberikan pretes sampai 4 kali untuk melihat
kelompok telah stabil dan konsisten sebelum
dapat diberi perlakuan
b. Non-equivalent control group design
Ciri-cirinya yaitu :
a) Adanya kelompok eksperimen dan kelompok
control
b) Subjek penelitian diambil tidak secara acak dari
populasi tetapi diambil seluruh subjek dari
kelompok yang telah terbentuk secara alami
3. Pembagian Dalam Penelitian Experiment
Ada beberapa bagian dalam penelitian eksperimen, yaitu
:
a. Eksperimental Murni (True Experiment)
Kelompok experiment diberi perlakuan khusus
(variabel yang akan diuji akibatnya), sedang
kelompok kontrol diberi perlakuan lain (yang biasa
dilakukan) dan hasilnya dibandingkan dengan
kelompok experiment. Pengukuran/pengujiannya
menggunakan instrumen baku (tes standar)
b. Eksperimental Semu (Quasi Experimental)
Pengontrolan tidak pada semua variabel tetapi hanya
pada satu variabel yg cukup dominan dan minimal
dipasangkan (matching)

c. Eksperimental Lemah (Weak Experimental)


Disebut pra eksperimen karena tidak ada penyamaan
karakteristik (random) dan tidak ada pengontrolan
variabel. Desain dan perlakuannya seperti penelitian
eksperimen tetapi tidak ada pengontrolan variabel
sama sekali dan lemah kadar validitasnya

4. Jenis-jenis Quasi Eksperimen


Ada beberapa jenis quasi eksperimen, yaitu :
a. Non-Equivalent Groups Design
b. Pretest-Posttest Design
c. Interrupted Time-Series Designs
5. Daftar Pustaka dengan Penulisan daftar referensi atau daftar pustaka dalam sebuah Rezka, A 2017, DaftarPustaka Metode
Metode Harvard Harvard,dilihat 4 oktober 2019,
penulisan karya ilmiah (jurnal, tugas akhir, tesis, disertasi,
<http://akasiatree.blogspot.com>
prosiding, laporan penelitian) menjadi hal yang penting untuk
menyajikan secara detail sumber-sumber informasi dalam
sebuah tulisan. Dimana penulisan daftar pustaka ternyata ada
beberapa metode (style), diantaranya:
1. Turabian Style
2. Harvard Style
3. Vancouver Style
4. American Psychological Association (APA) Style
5. Chicago Style
6. Kombinasi dari berbagai Style
Masing-masing Style penulisan sumber kutipan tersebut
memiliki keunggulan dan kelemahan, tetapi suatu Style yang
dipilih dan dianut harus diterapkan secara konsisten. Salah satu
Style yang sering dipakai oleh para penulis, peneliti, dan
berbagai institusi pendidikan serta berbagai publikasi ilmiah
adalah Harvard-APA Style. Gaya penulisan daftar pustaka
menurut APA (American Pshychological Association) adalah
gaya yang mengikuti format Harvard.
A. Aturan Penulisan Daftar Pustaka Harvard-APA Style
Beberapa aturan dasar penulisan daftar pustaka Harvard-APA
Style yaitu :
1. Sumber kutipan yang dinyatakan dalam karya ilmiah
harus ada dalam Daftar Pustaka, dan sebaliknya.
2. Daftar pustaka tidak dapat dibagi-bagi menjadi
bagian-bagian berdasarkan jenis pustaka, misalnya
buku, jurnal, internet dan sebagainya.
3. Ditulis satu spasi, berurutan secara alfabetis tanpa
nomor berdasarkan nama akhir pengarang atau
organisasi yang bertanggung jawab. Jika suatu
referensi tidak memiliki nama pengarang maka judul
referensi digunakan untuk mengurutkan referensi
tersebut diantara referensi lain yang tetap diurutkan
berdasarkan nama belakang pengarang.
4. Jika literatur ditulis oleh satu orang, nama penulis
ditulis nama belakangnya lebih dulu, kemudian
diikuti singkatan (inisial) nama depan dan nama
tengah, dilanjutkan penulisan tahun, judul dan
identitas lain dari literatur/pustaka yang dirujuk.
5. Apabila ada beberapa karya yang ditulis oleh
pengarang yang sama, urutkan berdasarkan tanggal
terbitnya (dimulai dari yang paling lama ke yang
paling baru).
6. Jika seorang pengarang mengeluarkan beberapa
karya dalam tahun publikasi yang sama, maka
diurutkan berdasarkan huruf kecil yang menyertai
tanggal publikasi (contoh: 1988a, 1988b, 1988c,
dst.).
7. Tanggal publikasi dituliskan setelah nama(-nama)
pengarang.
8. Judul referensi dituliskan secara italic, jika daftar
pustaka ditulis tangan maka judul digaris bawahi.
9. Cara penulisan setiap daftar pustaka berbeda-beda,
bergantung pada jenis literatur/ pustaka yang menjadi
referensi.
Cara Penulisan Daftar Pustaka Harvard-APA Style
Pada dasarnya dalam pedoman Harvard-APA Style, penulisan
daftar pustaka dipisahkan oleh koma dan diakhiri dengan tanda
titik. Sementara untuk judul sumber kutipan (sitasi)
menggunakan huruf kapital untuk setiap kata kecuali kata
penghubung. Meskipun demikian, terdapat beberapa perbedaan
dalam penulisannya sebagai berikut:
1. Buku
Pola dasar penulisan referensi berjenis buku adalah :
Nama Belakang pengarang, Inisial tahun terbit, Judul
buku
(edisi jika edisinya lebih dari satu), Tempat diterbitkan,
Penerbit.
Hal yang perlu diperhatikan adalah judul buku yang
dituliskan secara italic dengan penggunaan huruf kapital
mengikuti standar penulisan kalimat. Jumlah pengarang
yang boleh didaftarkan di satu referensi maksimal
berjumlah enam. Jika pengarang berjumlah lebih dari
enam maka pengarang ketujuh dan selanjutnya dituliskan
sebagai et al.
Contoh :
a. Satu pengarang
Conley, D 2002, The Daily Miracle; an introduction
to journalism,Oxford University Press, New York.
b. Dua pengarang
Anna, N & Santoso, CL 1997, Pendidikan anak, edk
5, Family Press, Jakarta.
c. Lebih dari dua pengarang
Kotler, P, Adam, S, Brown, L & Armstrong, G 2003,
Principles of marketing, 2nd edn, Pearson
Education Australia, Melbourne.
d. Tidak ada nama pengarang
Computer Grapihics Inter-Facing 1996, 3rdedn,
Modern technology Corporation, Minnepolis.
2. Artikel Jurnal
Penulisan untuk artikel jurnal yaitu :
Nama belakang pengarang,inisial Tahun Publikasi, Judul
artikel menggunakan tanda kutip tunggal, nama jurnal
menggunakan format italic, Nomor volume (ditulis vol),
Nomor Halaman.
Contoh:
a. Pengarang tunggal
Hall, M 1999, ‘Breaking the silence: marginalisation
of registered nurses employed in nursing homes’,
Contemporary Nurse, vol. 8, no. 1, hh. 232-237.
b. Dua pengarang
Davis, L, Mohay, H & Edwards, H 2003, ‘Mothers’
involvement in caring for their premature infants: an
historical overview’, Journal of Advanced Nursing,
vol. 42, no. 6, hh. 578–86.
c. Lebih dari dua pengarang
Wijaya, K, Phillips, M & Syarif, H 2002, ‘Pemilihan
sistem penyimpanan data skala besar’, Jurnal
Informatika Indonesia, vol. 1, no. 3, hh. 132-140.
d. Tanpa pengarang
‘Building human resources instead of landfills’ 2000,
Biocycle, vol. 41, no. 12, hh. 28-29.
Sementara untuk penulisan jurnal online, penulisannya adalah
sama dengan jurnal full-text hanya pada jurnal online setelah
penulisan nomor volume jurnal (vol). Selanjutnya ditambahkan
dengan tanggal diakses dan alamat web. Adapun penulisannya
yaitu :
Birbeck, D & Drummond, M 2006, ‘Very young children’s body
image: bodies and minds under construction’, International
Education Journal, vol. 7, no.4, dilihat 12 Desember 2006,
<http://iej.com>
3. Halaman WEB

Penulisan daftar pustaka untuk artikel yang dikutip dari web


polanya adalah:

Nama pengarang atau editor atau penyusun Tahun , Judul Artikel


(Italic), Nama lamam yang memuat, Tanggal akses, Alamat web.
Contoh:

desJardins, M 1998, How to succeed in postgraduate study,


Applied Ecology Research Group, University of Canberra,
dilihat 26 April 2001,
<http://aerg.canberra.edu.au/jardins/t.htm>.
a. Daftar Pustaka dengan Awalnya nama vancouver diambil karena sekelompok editor Reza 2016, cara membuat daftar
Metode Vancouver kedokteran berkupul di Vancouver, British Columbia, Canada oustaka metode vancouver, dilihat 4
pada tahun 1979 untuk mebicarakan tentang petunjuk umum oktober 2019,
format manuskrip yang akan diterbitkan pada jurnal tersebut. <http://erireza21.wordpress.com>
Gaya Vancouver sering digunakan dalam penulisan jurnal ilmiah
atau publikasi akademik. umumnya sistem penulisan ini disebut
sebagai Author-number System, dikarenakan sistem
penulisannya yang merujuk menggunakan angka.
Gaya Vancouver lebih populer dibidang kedokteran, karena
tidak membutuhkan terlalu banyak tempat (dikarenakan hanya
perlu menuliskan nama dan tahun) sehingga mengurangi jumlah
halaman.
Berikut langkah-langkah dalam menulis daftar pustaka bergaya
vancouver:
Menggunakan bullet angka. Angka tersebut menjadi rujukan
dalam sitasi sebuah karya tulis yang dibuat Nomor rujukan yang
ada dalam karya tulis itu harus sama dengan urutan penulisan
yang ada dalam daftar pustaka. Tidak perlu mengurutkan tahun
publikasi tulisan
Nama tidak perlu diurutkan berdasarkan alphabet. Cara/format
penulisan daftar pustaka dengan sistem vancouver harus sesuai
dengan jenis sumber rujukan yang diambil. berikut adalah cara
penulisan sesuai dengan jenis rujukan yang digunakan:
1. Sumber dari jurnal → nama pengarang. judul tulisan.
nama jurnal. tanggal publikasi; nomor volum dan nomor
isu: lokasi dan halaman.
dari: scientificatmosphere.bemfkunud.com
2. Sumber dari buku → nama pengarang. judul buku. edisi
buku (jika ada). pengarang kedua /penerjema (jika ada).
tempat publikasi: penerbit; tanggal publikasi.
lokasi/halaman.
3. Keterangan untu rujukan dari Jurnal → nama
pengarang → ditulis nama akhir atau nama keluarga
terlebih dulu, diikuti inisial nama depan dan nama tengah
(ex: Muhammad Abdul Kadir menjadi Kadir MA).
4. Jika jumlah pengarang lebih dari satu maka pisahkan
mama pengarang satu dengan lainnya menggunakan
koma, dan jika banyak pengarang maka cukup menulis 3
pengarang pertama atau 6 pengarang pertama kemudian
diikuti tanda koma lalu "et al" atau "and others" yang
dipisahkan dengan tanda koma dari nama pengarang.
Tidak boleh memasukkan gelar, pangkat, jabatan, dan
tanda kehormatan lainnya.
5. Jika pemilik jurnal adalah suatu organisasi maka
hilangkan "The" dalam menulis nama organisasi.
6. Jika nama pengarang tidak ditemukan maka gunakan
nama translator, atau editor, dan jika nama translator dan
editor juga tidak ditemukan maka mulailah menulis
dengan judul tulisan bukan menggunakan Anonim.
Nama jurnal → harus sesuai bahasa aslinya,
abreviasi(akronim atau penyingkatan) nama jurnal sesuai
dengan yang disepakati secara internasional. gunakan
huruf kapital untuk mengawali setiap kata pada nama
jurnal termasuk abreviasinya. Akhiri nama jurnal dengan
titik dan spasi.
tanggal publikasi → dengan urutan tahun, bulan, hari
publikasi. Akhiri dengan titik dua.
Nomor volume dan nomor isu → penulisan nomor
volume tidak perlu mengikutsertakan kata "Volume" atau
"vol", nomor saja sudah cukup.
7. Jika ada multiple volume maka dipisahkan dengan
garis strip (-) misal 3-4, dan nomor isu diletakkan di
dalam kurung. jika tidak ditemukan nomor volume maka
cukup menulis nomor isu saja (di dalam kurung). akhiri
dengan titik dua (:).
Nomor halaman → tidak boleh diulangi kecuali diikuti
oleh huruf (ex: 134-137 menjadi 134-7), kecuali 134A-
137A. akhiri dengan tanda titik, jika halaman tidak
berurutan maka gunakan tanda koma dan spasi untuk
memisahkan (ex: 123-5, 128, 130
8. Jika dalam satu jurnal tidak disertakan halaman
maka tulislah jumalh halaman yang dikutip ddan
letakkan di dalam kurung, misal 6 halaman (6 p).
9. Keterangan untuk rujukan dari buku:
Penulisan nama sama dengan jurnal
Edisi buku → diletakkan setelah judul buku, gunakan
abreviasi utk kata-kata yang umum seperti ed (edition),
spec (special), dan transl (translation). gunakan angka
arab ( ex: second menjadi 2nd dan/atau kedua menjadi
ke2). akhiri edisi dengan titik.
Editor dan penulis/ pemilik kedua → diletakkan setelah
edisi buku, penulisan nama sama seperti penulis pertama,
kemudian diikuti kata editor/ ilustrator, diakhiri dengan
tanda titik. tapi jika tidak aada nama penulis pertama
maka nama editor dipindahkan menjade penulis pertama.
Penerbit → sesuai yang terterera dalam publikasinya.
apabila divisi dari penerbit dicantumkan dalam buku
maka nama penerbit ditaruh di awal kemudian diikuti
oleh nama divisi tersebut. jika ada lebih dari satu
penerbit, maka pilihlah satu yang paling atas atau yang
dicetak tebal. tapi jika penerbit tidak ditemukan maka
tulislah publisher unknown dalam kolom kotak [], akhiri
dengan titik koma.
Lokasi halaman → jangan mengitung bagian introdutory
material, lampiran, dan indeks sebagai halaman. berikan
nomor halaman di halaman teks tersebut dikutip diikuti
huruf p. buku yang terdiri lebih sari satu volume maka
kutip total nomor dari keseluruhan volume termasuk
volume dari halaman yang dikutip. dan jika dalam buku
tidak terdapat halaman maka tulis jumlah halaman yang
dikutip diikuti kata "leaves", akhiri dengan tanda titik.
Contoh
DAFTAR PUSTAKA
Grinspoon L, Bakalar JB. Marijuana: the Forbidden
Medicine. London: Yale Univ Pr; 1993.
Feinberg TE, Farah MJ, editors. Behavioural Neurology
and Neuropsychology. Ed ke2. New York: McGraw-Hill;
1997.
Grimes EW. A use of freeze-dried bone in Endodontic. J
Endod 1994; 20: 355-6.

Anda mungkin juga menyukai