1703015004
BAB 1
PENDAHULUAN
tanah dalam keadaan masif, kemudian terpecah-pecah membentuk agregat yang lebih
kecil. Tanah yang teragregasi dengan baik biasanya dicirikan oleh tingkat infiltrasi,
permeabilitas, dan ketersediaan air yang tinggi. Sifat lain tanah tersebut adalah mudah
diolah, aerasi baik, menyediakan media respirasi akar dan aktivitas mikrobia tanah
yang baik. Untuk dapat mempertahankan kondisi tanah seperti itu, maka perbaikan
kemantapan agregat tanah perlu diperhatikan.
Kemantapan agregat tanah dapat didefinisikan sebagai kemampuan tanah
untuk bertahan terhadap gaya-gaya yang akan merusaknya. Gaya-gaya tersebut dapat
berupa kikisan angin, pukulan hujan, daya urai air pengairan, dan beban pengolahan
tanah. Agregat tanah yang mantap akan mempertahankan sifat-sifat tanah yang baik
untuk pertumbuhan tanaman, seperti porositas dan ketersediaan air lebih lama
dibandingkan dengan agregat tanah tidak mantap. Semakin mantap suatu agregat
tanah, makin rendah kepekaannya terhadap erosi (erodibilitas tanah) parameter-
parameter kemantapan agregat (berat diameter rata-rata dan ketidakmantapan agregat
kering dan basah) adalah lebih besar korelasinya terhadap erodibilitas dibandingkan
dengan kandungan liat, debu, debu dan pasir sangat halus, bahan organik, struktur dan
permeabilitas.
BAB 2
TINJAUAN PUSTAKA
Atkinson, C.J., Fitzgerald, J.D. & Hipps, N.A., 2010. Potential mechanisms for
achieving agricultural benefits from biochar application to temperate soils: a
review. Plant Soil. 337: 1-18
Brodowski, S., John, B., Flessa, H & Amelung, W., 2006. Aggregate-
occluded black carbon in soil. European Journal of Soil Science 57(4) : 539-
546.
Chan, K.Y., Van Zwieten L., Meszaros I., Downie A. & Joseph S., 2007.
Agronomic values of green waste biochar as a soil amendment. Australian
Journal of Soil Research, 45, 629–634
Glaser B., Lehmann, J. & Zech W., 2002. Ameliorating physical and
chemical properties of highly weathered soils in the tropics with charcoals
A review. Biol. Fertil. Soils 2002. 35: 219 - 230.
Lehmann, J., 2007. Bioenergy in the black. Front Ecology Environment 5, 381–387
Lehmann, J., Gaunt, J & Rondon M., 2006. Biochar sequestration in terrestrial
ecosystems. A review, mitigation and adaptation strategies for global change. 11:403-
427.
Lolita, E.S dan Sukartono, 2007. Respon tanaman bawang merah (Allium
ascalonicum) yang diinokulasi MVA pada ragam cara pemberian bahan
organik dan jeda pengairan di lahan kering Pulau Lombok. Prosiding
Kongres Nasional HITI 5-7 Desember 2007, YOGYAKARTA.
Sukartono dan Suwardji (1999). Anasir-anasir yang bertanggung jawab
terhadap stabilitas agregat tanah dari berbagai jenis tanah dari Pulau
Lombok dan Sumbawa. Agroteksos. 8 (4): 1-6.
Sukartono, W.H. Utomo, Z. Kusuma, and W.H. Nugroho, 2011. Soil
fertility status, nutrient uptake, and maize (Zea mays L.) yield following
biochar and cattle manure application on sandy soils of Lombok, Indonesia
Journal of Tropical Agriculture 49 (1-2) : 47-52, 2011
Sukartono, Utomo, W.H., Nugroho, W.H. & Kusuma, Z., 2011. Simple
biochar production generated from cattle dung and coconut shell. J. Basic
Appl. Sci. Res. 10: 1680-1685.
Suwardji (2004). Olah Tanah Konservasi untuk Menuju Pertanian yang
Berkelanjutan. University Mataram Press. 128 halman.
Suwardji dan Eberbach, P.L. (1998). Seasonal changes of physical
properties of an Oxic Paleustalf after 16 years of direct drilling or
conventional cultivation. Journal Soil and Tillage Research 49: 65-77.
Suwardji, Suardiari, G & Hippi A., 2007. Meningkatkan efisiensi air irigasi
dari sumber air tanah dalam pada lahan kering pasiran Lombok Utara
menggunakan teknologi irigasi sprinkler big gun. Prosiding Kongres
Nasional HITI IX, 5-7 Desember 2007, YOGYAKARTA.
Suwardji, Tejowulan, R., Rakhman, A & Munir B., 2004. Rencana strategi
pengembangan lahan kering Provinsi NTB. Bappeda, NTB. pp157
Tisdal, J.M. dan Oades, J.M (1980). The effect of crop rotation on
aggregation in Red brown Earth. Aust J. Soil Research. 18: 423-434
Tisdal, J.M. dan Oades, J.M (1982). Organic matter and water stable
aggregate in soils. Journal Soil Science. 33: 141-163