Anda di halaman 1dari 18

MAKALAH

PENGORGANISASIAN PENDIDIKAN & PERGERAKAN


PENDIDIKAN

Diajukan Untuk Memenuhi Tugas Mata Kuliah Manajemen Pendidikan


Dosen Pengampu : Andi Nurfaidah, M.Pd.

Disusun Oleh :
Devy Istofia Al Ubaidah 2017.11.0900
Legika Hardianti 2017.11.0883
Verawati Sundari 2017.11.0896

PRODI PENDIDIKAN MATEMATIKA


SEKOLAH TINGGI KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
STKIP PARIS BERANTAI
KOTABARU
2019
KATA PENGANTAR

Puji dan syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT. Karena atas rahmat
dan hidayah-Nyalah kami dapat menyelesaikan makalah tentang Pengorganisasian
Pendidikan & Pergerakan Pendidikan ini tepat waktu. Meskipun banyak
kekurangan didalamnya. Dan juga kami berterimakasih pada Ibu Andi
Nurfaidah,M.Pd. Selaku Dosen mata kuliah Manajemen Pendidikan yang telah
memberikan kami tugas ini kepada kami.

Semoga makalah ini dapat dipahami bagi siapapun yang membacanya.


Sekiranya makalah yang telah di susun ini dapat berguna bagi kami sendiri dan
pembacanya. Dapat membuka wawasan kita dan pengetahuan kita mengenai
Pengorganisasian Pendidikan & Pergerakan Pendidikan.

Kami juga menyadari sepenuhnya bahwa didalam makalah ini terdapat


kekurangan dan jauh dari kata sempurna. Oleh sebab itu kami berharap adanya
kritik dan saran yang membangun oleh pembaca demi penyempurnaan makalah
yang kami buat di masa yang akan datang, mengingat tidak ada sesuatu yang
sempurna tanpa kritik dan saran yang membangun.

Kotabaru, 30 Oktober 2019

Penyusun

[i]
DAFTAR ISI

Halaman

KATA PENGANTAR ..................................................................................... i

DAFTAR ISI .................................................................................................... ii

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang ................................................................................ 1

B. Rumusan Masalah ........................................................................... 1

C. Tujuan Pembahasan ......................................................................... 1

BAB II PEMBAHASAN

A. Pengorganisasian Pendidikan ........................................................ 2

B. Penggerak Pendidikan .................................................................... 11

BAB III PENUTUP

A. Kesimpulan ..................................................................................... 14

B. Saran ................................................................................................ 14

DAFTAR PUSTAKA ...................................................................................... 15

[ii]
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Salah satu persoalan pendidikan yang sedang dihadapi bangsa kita adalah
persoalan mutu pendidikan pada setiap jenjang dan satuan pendidikan. Dari
berbagai pengamat dan analisis, ada berbagai faktor yang menyebabkan mutu
pendidikan kita mengalami peningkatan secara merata. kebijakan dan
penyelenggaraan pendidikan nasional menggunakan pendekatan educational
production function atau input-output analisis yang tidak dilaksanakan secara
konsekuen.

Penyelenggaraan pendidikan nasional dilakukan secara


birokratissentralistik, sehingga meningkat sekolah sebagai penyelenggaraan
pendidikan yang tergantung pada keputusan birokrasi-birokrasi. minimnya
peranan masyarakat khususnya orang tua sisiwa dalam penyelenggaraan
pendidikan, pratisipasi orang tua selama ini dengan sebatas pendukung dana,
tapi tidak dilibatkan dalam proses pendidikan seperti mengambil keputusan,
monitoring, evaluasi dan akuntabilitas, sehingga sekolah tidak memiliki
beban dan tanggung jawab hasil pelaksanaan pendidikan kepada
masyarakat/orang tua sebagai stake holder yang berkepentingan dengan
pendidikan. krisis kepemimpinan, dimana kepala sekolah yang cenderung
tidak demokratis, sistem top down policy baik dari kepala sekolah terhadap
guru atau birokrasi diatas kepala sekolah terhadap sekolah.

B. Rumusan Masalah

1. Apa yang dimaksud dengan pengoorganisasian pendidikan?


2. Apa yang dimaksud dengan pergerakan pendidikan?
C. Tujuan Penulisan
1. Untuk mengetahui pengertian pengoorganisasian pendidikan?
2. Untuk mengetahui pergerakan pendidikan?

[1]
BAB II

PENDAHULUAN

A. PENGORGANISASIAN PENDIDIKAN
1.1.1 Pengertian dan Konsep dari Pengorganisasian
Istilah “organisasi” secara etimologi berasal dari bahasa latin “organum”
yang berarti “alat”. Sedangkan “organize” (bahasa inggris) berarti
“mengorganisasikan” yang menunjukkan tindakan atau usaha untuk mencapai
sesuatu. “Organizing” (pengorganisasian) menunjukkan sebuah proses untuk
mencapai sesuatu. Organisasi sebagai salah satu fungsi manajemen
sesungguhnya telah banyak didefinisikan oleh para ahli.
Istilah organisasi mempunyai dua pengertian umum. Pertama, organisasi
diartikan sebagai suatu lembaga atau kelompok fungsional, misalnya sebuah
perusahaan, sebuah sekolah, sebuah perkumpulan, badan-badan pemerintahan.
Kedua, merujuk pada proses pengorganisasian yaitu bagaimana pekerjaan
diatur dan dialokasikan diantara para anggota, sehingga tujuan organisasi itu
dapat tercapai secara efektif. Sedangkan organisasi itu sendiri diartikan
sebagai kumpulan orang dengan sistem kerja sama untuk mencapai tujuan
bersama.
Pengorganisasin sebagi proses membagi kerja kedalam tugas-tugas yang
lebih kecil, membebankan tugas-tugas itu kepada orang yang sesuai dengan
kemampuanya, dan mengalokasikan sumber daya, serta
mengkoordinasikannya dalam rangka efektifitas pencapaian tujuan organisasi.
Pengorganisasisan adalah proses kegiatan penyusuan struktur organisasi
sesuai dengan tujuan-tujuan, sumber-sumber dan lingkunganya. Berikut ini
beberapa Pengertian pengorganisasian menurut para ahli :
a. Gr.Terry
Pengorganisasian adalah tindakan mengusahakan hubungan –
hubungan kelakuan yang efektif antara orang – orang, sehingga mereka
dapat bekerjasama secara efisien, dan dengan demikian memperoleh

[2]
kepuasan pribadi dalam hal melaksanakan tugas –tugas tertentu dalam
kondisi likungan tertentu guna mencapai tujuan atau sasaran tertentu.
b. Koontz & Donnell
Fungsi pengorganisasian manajer meliputi penentuan golongan
kegiatan – kegiatan yang diperlukan untuk tujuan – tujuan perusahaan,
pengelompokan kegiatan tersebut kedalam suatu bagian yang dipimpin
oleh seorang manajer serta melimpahkan wewenang untuk
melaksanakannya.
c. Sp Hasibuan
Pengorganisasian adalah suatu proses penentuan, pengelompokan
dan pengaturan bermacam – macam aktifitas yang diperelukan untuk
mencapai tujuan, menempatkan orang – orang pada setiap aktifitas,
menyediakan alat – alat yang diperlukan, menetapkan wewenang yang
secara relatif didelegasikan kepada setiap individu yang akan melakukan
aktifitas tersebut.
Jika dikaitkan dengan dunia pendidikan, organisasi pendidikan
adalah tempat untuk melakukan aktivitas pendidikan untuk mencapai
tujuan pendidikan yang diinginkan, sedangkan pengorganisasian
pendidikan adalah sebuah proses pembentukan tempat atau sistem dalam
rangka melakukan kegiatan kependidikan untuk mencapai tujuan yang
diinginkan.

2.1.1 Tujuan dan Manfaat Organisasi Pendidikan


Ara Hidayat dan Imam Machali (2012: 60) mengemukakan bahwa
pendidikan sebagai sebuah organisasi harus dikelola sedemikian rupa agar
aktivitas pelaksanaan program pendidikan dapat berjalan secara efektif, efisien
dan produktif untuk mencapai tujuan yang diinginkan. Sehingga diantara
tujuan dan manfaat organisasi pendidikan adalah:
a. Mengatasi keterbatasan kemampuan, kemauan dan sumber daya yang
dimiliki dalam mencapai tujuan pendidikan.

[3]
b. Terciptanya efektifitas dan efisensi organisasi dalam rangka mencapai
tujuan pendidikan.
c. Dapat menjadi wadah pengembangan potensi dan spesialisasi yang
dimiliki.
d. Menjadi tempat pengembangan ilmu pengetahuan dan lain-lain.
3.1.1 Jenis-jenis Organisasi
a. Organisasi Formal
Organisasi formal adalah organisasi yang dicirikan oleh struktur
organisasi. Keberadaan struktur organisasi menjadi pembeda utama antara
organisasi formal dan informal. Struktur oganisasi formal dimaksudkan
untuk menyediakan penugasan kewajiban dan tanggungjawab kepada
personil dan membangun hubungan tertentu diantara orang-orang pada
berbagai kedudukan. Lembaga pendidikan (SD/MI, SMP/MTs, SMU/MA)
merupakan contoh organisasi formal.
Struktur dalam organisasi formal memperlihatkan unsure-unsur
adaministrasi sebagai berikut:
a) Kedudukan. Struktur menggambarkan letak/posisi setiap orang dalam
organisasi.
b) Hirarki kekuasaan. Struktur digambarkan sebagai suatu rangkaian
hubungan antara satu orang dengan orang lain dalam suatu organisasi.
c) Kedudukan garis dan staff. Organisasi garis menegaskan struktur
pengambilan keputusan, jalan permohonan dan saluran komunikasi
resmi untuk melaporkan informasi dan mengeluarkan intruksi, perintah
dan petunjuk pelaksana.(Hidayat dan Machali, 2012: 61)
b. Organisasi Informal
Kepemimpinan informal dalam organisasi informal menjadi salah
satu komponen yang sangat kuat mempengaruhi orang-orang di dalam
organisasi, bahkan dimungkinkan melebihi kepemimpinan dalam
organisasi formal. Pemimpin informal muncul dari kelompok dan
membimbing serta mengarahkan melalui persuasi dan pengaruh.

[4]
Kepemimpinan semacam ini dapat dilihat dalam kepemimpinan adat suku
tertentu, kelompok, agama dan lain-lain. (Hidayat dan Machali, 2012: 62)
1.1.1 Pengertian Budaya Organisasi
Budaya organisasi merupakan pola nilai-nilai, kepercayaan, asumsi-
asumsi, sikap-sikap dan kebiasaan-kebiasaan seseorang atau kelompok
manusia yang mempengaruhi perilaku kerja dan cara bekerja dalam
organisasi. Dalam pengertian lain, juga dapat dikatakan bahwa budaya
organisasi adalah sebuah system nilai, kepercayaan dan kebiasaan-kebiasaan
dalam suatu organisasi yang saling berinteraksi sehingga menghasilkan
norma-norma prilaku organisasi. (Hidayat dan Machali, 2012: 63)
5.1.1 Fungsi Budaya Organisasi
Budaya organisasi mempunyai beberapa fungsi diantaranya adalah:
1. Memberikan identitas organisasi kepada anggotanya.
2. Memudahkan komitmen kolektif.
3. Mempromosikan stabilitas system social
2. Membentuk perilaku dengan membantu manager merasakan
keberadaanya.
A. PERGERAKAN PENDIDIKAN
Penggerakan dapat didefinisikan sebagai keseluruhan usaha, cara, teknik, dan
metode untuk mendorong para anggota oraganisasi agar mau dan ikhlas bekerja
sebaik mungkin demi terciptanya tujuan organisasi dengan efektif, efisien, dan
ekonomis.
1.1.1 Punishment atau pemberian sanksi
Hukuman adalah tindakan yang dijatuhkan kepada anak secara
sadar dan sengaja sehingga menimbulkan nestapa, dan dengan adanya
nestapa itu anak akan menjadi sadar akan perbuatannya dan berjanji di
dalam hatinya untuk tidak mengulanginya (Amin Danien Indrakusuma,
1973). Sementara menghukum adalah memberikan atau mengadakan
nestapa/penderitaan dengan sengaja kepada anak yang menjdai asuhan kita
dengan maksud supaya penderitaan itu betul-betul dirasainya untuk
menuju ke arah perbaikan (Suwarno, 1981).

[5]
1. Tingkatan Hukuman
Pada prakteknya, hukumandiberikan berdasarkan tingkatan:
1. Asosiatif, dimana hukuman yang diberikan dapat menimbulkan
asosiasi dengan kealahan anak didik.
2. Logis, ada hubungan logis dengan kesalahan anak didik. Hanya
diberikan kepada anak-anak yang sudah cukup memahami hubungan
sebab akibat.
3. Moril, dimana anak didik tidak hanya sekedar menyadari hubungan
logis antara kesalahan dengan hukuman tetapi juga dapat menggugah
nurani anak didik sehingga ia menerima hukuman sebagai
konsekuensi yang harus diterimanya.
2. Bentuk Hukuman
a. Hukuman verbal, yaitu hukuman yang diberikan tanpa dirasakan
secara fisik oleh peserta didik. Teguran merupakan hukuman verbal
yang paling sering diberikan.
b. Hukuman Nonverbal, yaitu hukuman dapat dirasakan oleh peserta
didik seperti pemberian tugas. Tugas yang diberikan pun hendaknya
memehuni asas dapat dijangkau, tidak terlalu sulit atau tidak
memberatkan.
3. Ciri Khas Hukuman Yang Mendidik
a) Relevan. Kita tahu, hukuman fisik tidak lagi relevan, selain karena
dilarang juga karena dapat menimbulkan trauma mendalam bagi
peserta didik.
b) Tidak boleh membuat malu peserta didik. Selain karena dapat
menimbulkan dendam, juga karena bepotensi membuat peserta didik
melakukan kesalahan yang lebih besar.
c) Tidak menutup partisipasi pendidik dalam upaya memperbaiki
kesalahan. Dalam hal ini, pendidik tidak hanya memberi nasehat,
memberitahukan kesalahan peserta didik, tetapi juga membimbing
peserta didik untuk memperbaiki kealahannya.

[6]
Akhirnya, hukuman yang mendidik haruslah hukuman yang dapat
menimbulkan efek jera, bukan sakit hati.
4. Dua Sisi Punishment
Hukuman dapat meningkatkan motivasi belajar dan kedisiplinan
pesertadidik. Disamping itu, peserta didik juga akan terbentuk sebagai
pribadi yang mempertimbangkan sesuatu hal secara matang sebelum
melakukannya
Sedangkan secara negatif, hukuman dapat melumpuhkan motivasi
belajar peserta didik apabila bentuk hukumannya tidak mendidik, tidak
memberdayakan kreatifitas, membuat anak didik menjadi minder, dan
dapat menimbulkan traumatik terhadap perkembangan peserta didik.
2.1.1 Reward
1. Pengertian Reward
Penghargaan dapat dimaknai sebagai perbuatan menghargai atau
penghormatan. Sebenarnya, penghargaan (reward) juga
merupakan ganjaran yaitu hadiah (Kamus Besar Bahasa Indonesia).
Dengan demikian, penghargaan adalah suatu cara yang digunakan untuk
memberikan penghargaan kepada seseorang karena sudah mengerjakan
suatu hal yang benar, sehingga orang yang menerima penghargaan lebih
bersemangat dalam melakukan hal yang benar.
2. Bentuk Reward
Pada prakteknya, penghargaan dapat diberikan dalam dua bentuk yaitu:
a. Verbal. Penghargaan verbal mengacu pada suatu tindakan spontan berupa
pujian atas capaian peserta didik.
b. Nonverbal. Bisa berupa simbol atau gerakan anggota tubuh pendidik
pada saat melihat perilaku positif peserta didik. Misalnya, menunjukkan
ibu jari atau jempol, menepuk bahu peserta didik, tepuk tangang, dsb.
3. Macam-macam Reward
Secara umum, penghargaan dapat diberikan dengan beberapa macam,
yaitu:

[7]
a) Pujian. Kita tahu, pujian merupakan tindakan mengungkapkan
persetujuan atau kekaguman.
b) Penghormatan. Penghargaan ini mengacu pada dua bentuk
yaitu penobatan, dimana peserta didik diumumkan kepada seluruh
teman-temannya secara terbuka sebagai peserta didik yang mencapai
sesuatu hal yang baik.
c) Hadiah. Penghargaan dengan cara ini bisa berdampak kurang baik pada
motivasi belajar peserta didik. Peserta didik belajar bukan untuk menjadi
tahu melainkan untuk mendapatkan hadiah. Manakala tidak
mendapatkan hadiah, peserta didik menjadi malas belajar.
d) Tanda Penghargaan. Ini merupakan penghargaan yang bersifat
simbolis. Biasanya berupa surat-surat tanda penghargaan, piala, dsb.
4. Sifat Reward
Pemberian penghargaan harus bersifat mendidik, memotivasi, dan
memperkuat perilaku dan mampu mendorong peserta didik mengambil
inisiatif dan semangat belajar.
5. Tujuan Reward
Adapun tujuan memberikan penghargaan kepada peserta didik, sebagai
berikut:
1. Meningkatkan perhatian
2. Memudahkan peserta didik dalam proses pembejaran
3. Membangkitkan dan memelihara motivasi
4. Mengendalikan dan mengubah tingkah laku belajar yang kontra
produktif ke arah tingkah laku belajar yang produktif
5. Mengatur dan mengembangkan peserta didik dalam belajar
6. Mengarahkan cara berpikir tingkat tinggi, dan

7. Menguatkan tingkah laku positif

6. Syarat Pemberian Reward

Meskipun reward itu baik bagi peserta didik, namun ada sejumlah syarat
yang perlu diperhatikan:

[8]
a) Pendidik harus memastikan bahwa ia mengenal seluruh peserta
didiknya dengan baik sehingga pendidik dapat memberikan reward
yang tepat.
b) Penghargaan harus diberikan karena alasan obyektif, bukan subyetif.
c) Penghargaan haruslah bersifat hemat dalam arti tidak terlalu sering.
d) Jangan menjanjikan penghargaan kepada peserta didik.
e) Pendidik perlu berhati-hati agar penghargaan yang diberikan tidak
menimbulkan kesan sebagai upah atas jerih lelah peserta didik.
f) Penghargaan tidak boleh dilakukan secara berlebihan sebab dapat
menimbulkan sikap hati yang kurang baik pada peserta didik.
7. Prinsip Pemberian Reward
Penghargaan kepada peserta didik diberikan berdasarkan prinsip-prinsip
sebagai berikut:

1. Kehangatan dan keantusiasan. Pada saat memberikan penghargaan,


peserta didik harus tahu atau dapat merasakan kehangatan dan
keantusiasan pendidik secara efektif, baik suara, mimik maupun body
language.
2. Bermakna. Penghargaan diberikan karena peserta didik mencapai
sesuatu hal dengan jerih payah sendiri.
3. Jujur. Pendidik harus menanamkan kejujuran kepada peserta didik
supaya berjuang mendapatkan penghargaan dengan hasil karya sendiri,
bukan karya orang lain.
4. Menghindari respon negatif. Komentar bernada menghina, ejekan,
kasar, sindiran, makian, dsb.
5. Bervariasi. Pemberian penghargaan hendaknya tidak terpaku pada satu
macam saja.
6. Langsung. Dilakukan pada saat peserta didik melakukan sesuatu hal
yang benar. Tidak ditunda.

3.1.1 Motivasi
A. Pengertian Motivasi

[9]
Motivasi merupakan sesuatu yang dibutuhkan oleh setiap individu
baik itu pelajar maupun pekerja, karena tanpa motivasi seseorang tidak akan
memiliki keinginan untuk berprestasi di bidangnya.
Kata motivasi itu berasal dari bahasa Latin “movere” berarti
menggerakkan. Secara garis besar pengertian motivasi adalah hasrat yang
disebabkan dorongan internal maupun eksternal agar seorang termotivasi
dalam mencapai tujuan yang diinginkan.
Beberapa ahli mengemukakan pendapatnya mengenai definisi
motivasi sebagai berikut :
1. Weiner
Pengertian motivasi menurut Weiner adalah kondisi internal yang
membangkitkan seseorang untuk melakukan tindakan, mendorong
individu dalam mencapai tujuan tertentu atau membuat individu tertarik
untuk melakukan kegiatan tertentu.
2. Uno
Menurut Uno, motivasi diartikan sebagai bentuk dorongan secara
internal dan eksternal dari dalam diri seseorang yang diindikasikan
dengan adanya hasrat dan minat, dorongan dan kebutuhan, harapan dan
cita-cita, penghargaan dan penghormatan.
3. Henry Simamora
Menurut Henry Simamora, motivasi merupakan sebuah fungsi
yang berasal dari bentuk pengharapan individu bahwa upaya tertentu
akan menghasilkan tingkat kinerja yang pada gilirannya akan
membuahkan imbalan atau hasil yang dikehendaki.
4. G. R. Terry
G. R. Terry menyatakan bahwa motivasi merupakan sebuah
keinginan yang terdapat pada diri seseorang yang merangsangnya untuk
melakukan berbagai tindakan.
5. Edwin B. Flippo
Edwin B. Flippo mengatakan bahwa motivasi adalah suatu bentuk
keahlian dalam mengarahkan seorang pegawai atau sebuah organisasi

[10]
untuk mencapai keberhasilan dalam bekerja sehingga tujuan dari
organisasi dapat tercapai.
Dari beberapa definisi para ahli di atas dapat disimpulkan bahwa
motivasi merupakan suatu keadaan atau kondisi yang mendorong,
merangsang, atau menggerakkan seseorang untuk melakukan sesuatu atau
kegiatan yang dilakukannya sehingga ia dapat mencapai tujuannya.
Karena pembahasan kita berkaitan dengan proses pembelajaran, maka
motivasi yang akan dibahas adalah motivasi belajar. Motivasi belajar adalah
keseluruhan daya penggerak dalam diri peserta didik yang menimbulkan
kegiatan belajar, yang menjamin kelangsungan dalam kegiatan belajar dan
memberikan arah pada kegiatan belajar, sehingga tujuan yang dikehendaki
oleh subjek belajar itu dapat tercapai.
B. Fungsi Motivasi Belajar
Motivasi belajar sangat penting artinya akan mencapai tujuan proses
belajar mengajar yang diharapkan, sehingga motivasi peserta didik dalam
belajar perlu dibangun.
Menurut Nasution motivasi memiliki tiga fungsi yaitu :
1. Mendorong manusia untuk berbuat jadi sebagai penggerak motor
yang melepas energi.
2. Menentukan arah perbuatan, yakni kearah tujuan yang hendak
dicapai.
3. Menyeleksi perbuatan yang harus dikerjakan yang serasi guna
mencapai tujuan, dengan menyisihkan perbuatan-perbuatan yang
tidak bermanfaat bagi tujuan tersebut.
Seseorng melakukan sesuatu usaha karena adanya motivasi. Motivasi
yang lebih baik dalam belajar akan menunjukkan hasil yang baik, dengan kata
lain adanya motivasi, akan dapat melahirkan prestasi yang baik.
C. Jenis-jenis Motivasi Belajar
Secara umum motivasi belajar dapat dikelompokkan menjadi dua
macam, yaitu :
1. Motivasi Instrinsik

[11]
Menurut Prayitno motivasi instrinsik adalah keinginan bertindak
yang disebabkan oleh faktor pendorong dari dalam diri (internal)
individu. Tingkah laku individu itu terjadi tanpa dipengaruhi oleh
faktor-faktor dari lingkungan.
2. Motivasi Ekstrinsik
Motivasi ekstrinsik merupakan kebalikan dari motivasi instrinsik,
yaitu adanya dorongan yang berasal dari pengaruh dari luar diri
sendiri misalnya orang lain untuk mencapai suatu tujuan yang ingin
dicapainya.

D. Cara Membangkitkan Motivasi


Terdapat beberapa cara untuk membangkitkan motivasi belajar pada
diri individu peserta didik dalam melakukan aktivitas belajarnya. Menurut
Nasution cara membangkitkan motivasi belajar antara lain :
1. Memberi Angka
Banyak peserta didik memiliki tujuan yang utama justru untuk mencapai
angka yang baik, sehingga biasanya yang dikejar itu adalah angka atau
nilai. Oleh karena itu, langkah yang dapat ditempuh oleh guru adalah
bagaimana cara memberi angka-angka dapat dikaitkan dengan nilai-nilai
yang terkandung dalam setiap pengetahuan yang dapat meningkatkan
motivasi belajar peserta didik.
2. Memberi Hadiah
Hadiah dapat membangkitkan motivasi belajar seseorang jika ia memiliki
harapan untuk memperolehnya. Misalnya, seorang peserta didik
mendapatkan beasiswa, maka kemungkinan peserta didik tersebut akan
giat melakukan kegiatan belajar, dengan kata lain ia memiliki motivasi
belajar agar dapat mempertahankan prestasi dan beasiswa yang
diterimanya.
3. Hasrat untuk Belajar
Hasil belajar akan lebih baik apabila pada peserta didik tersebut ada
hasrat atau tekad untuk memperlajari sesuatu.

[12]
4. Mengetahui Hasil
Dengan mengetahui hasil belajar yang selama ini dikerjakan, maka akan
bisa menunjukkan motivasi peserta didik untuk belajar lebih giat. Karena
hasil belajar merupakan umpan balik bagi peserta didik untuk mengetahui
kemampuan belajarnya.
5. Memberikan Pujian
Pujian sebagai akibat dari pekerjaan yang diselesaikan dengan baik,
merupakan motivasi yang baik pula.
6. Menumbuhkan Minat Belajar
Peserta didik akan merasa senang dan aman dalam belajar apabila disertai
dengan minat belajar. Dan hal ini tidak lepas dari minat peserta didik
tersebut dalam bidang studi yang ditempuhnya.
7. Suasana yang Menyenangkan
Siswa akan merasa aman dan senang dalam belaajr apabila disertai
dengan suasana yang menyenangkan baik proses belajar mengajar
maupun situasi yang dapat menumbuhkan motivasi belajar.

[13]
BAB III

PENUTUP

A. Kesimpulan
Jika dikaitkan dengan dunia pendidikan, organisasi pendidikan adalah
tempat untuk melakukan aktivitas pendidikan untuk mencapai tujuan pendidikan
yang diinginkan, sedangkan pengorganisasian pendidikan adalah sebuah proses
pembentukan tempat atau sistem dalam rangka melakukan kegiatan kependidikan
untuk mencapai tujuan yang diinginkan.

Penggerakan dapat didefinisikan sebagai keseluruhan usaha, cara, teknik, dan


metode untuk mendorong para anggota oraganisasi agar mau dan ikhlas bekerja
sebaik mungkin demi terciptanya tujuan organisasi dengan efektif, efisien, dan
ekonomis.

B. Saran
Dalam struktur pengorganisasian pendidikan harus dipilih sesuai dengan
keahliannya dan yang dianggap mampu bertanggung jawab

[14]
DAFTAR PUSTAKA

Esti, Sri.1989. Psikologi Pendidikan. Jakarta:Grifindo


Nasution. 1982. Teknologi Pendidikan. Bandung:Bumi Aksara
Priyitno, Elida. 1989. Motivasi Dalam Belajar. Jakarta:P2LPTK
Sardiaman, A.M. 1990. Interaksi dan Motivasi Belajar Mengajar.
Jakarta:Rajawali
Sobur, Alex. 2003. Psikologi Umum. Bandung:Pustakan Setia
Rohani, Ahmad.1991. Pengolahan Pengajaran. Jakarta:Rineka Cipta
Uno, Hamzah B. 2011. Teori Motivasi dan Pengukurannya. Jakarta:Bumi Aksara
Ramayulis. 2002. Ilmu Pendidikan Islam. Jakarta:Kalam Mulia
Sudarsono. 1999. Kamus Filsfat dan Psikologi. Jakarta:Rineka Cipta
Imron, Ali. 1996. Belajar dan Pembelajaran. Jakarta:PT Dunia Pustaka Jaya
Daradjat, Zakiyah. 1995. Metodik Khusus Pengajaran Agama Islam. Jakarta:Bumi
Aksara
www.belajarpsikologi.com/fungsi-motivasi-dalam-proses-belajar.html?m=1
https://www.nesabamedia.com/pengertian-motivasi/
https://www.materibelajar.id/2016/04/teori-konsep-motvasi-pengertian-jenis.html
https://belajargiat.id/motivasi/
www.pengertianartidefinisidari.blogspot.com/2017/11/pengertian-jenis-dan-
tujuan-motivasi.html?m=1
www.kajianpustaka.com/2013/04/motivasi-belajar.html?m=1#

http://baihaqi-annizar.blogspot.com/2015/04/pengorganisasian-
pendidikan_6.html?m=1 (di unduh 28 oktober 2019 )
http://lindaramadhanty2801.blogspot.com/2017/06/tujuan-dan-manfaat-
organisasi.html?m=1 ( diunduh 28 oktober 2019)
https://www.google.com/amp/s/www.kompasiana.com/amp/atonimeto/punishmen
t-untuk-peserta-didik_54f5dde4a33311161f8b483f (diunduh tanggal 30 oktober)

[15]

Anda mungkin juga menyukai