Anda di halaman 1dari 16

BAB 5

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

Pada bagian ini akan diuraikan tentang hasil penelitian dan pembahasan

tentang “Hubungan Peran Orang Tua dengan Kebiasaan Hand Hygiene pada

Anak Prasekolah di TK Sinar Fajar di Desa Karangdoro Kecamatan Tegalsari

Kabupaten Banyuwangi Tahun 2019”. Dari data yang diambil didapatkan sampel

sebanyak 72 orang. Hasil penelitian ini akan di bagi dalam dua bagian yaitu

data umum dan data khusus. Data umum akan menampilkan lokasi penelitian

serta karakteristik responden. Data khusus akan menampilkan tentang Peran

Orang Tua dengan kebiasaan Hand Hygiene pada anak prasekolah di TK Sinar

Fajar Karangdoro Kabupaten Banyuwangi.

5.1 Hasil Penelitian

Penelitian ini dilaksanakan pada tanggal 11 Mei 2019. Pengumpulan data

pada penelitian ini dilakukan dengan menggunakan lembar Kuisioner Peran

Orang Tua dan lembar Kuisioner Kebiasaan Hand Hygiene yang di berikan

kepada responden yang pada oarang tua dan anak prasekolah di TK Sinar Fajar

Karangdoro Kabupaten Banyuwangi.

5.1.1 Data Umum

1. Karakteristik Lokasi Penelitian

1) Geografi dan Demografi

TK Sinar Fajar beralamat di JL. KH. Achmad Musayyidi

Karangdoro Kecamatan Tegalsari Kabupaten Banyuwangi berdiri

70
71

pada tahun 2001. Nama kepala TK Sinar Fajar sekarang ini Anita

Farikha S,Pd.

2) Sarana dan Tenaga Guru Pengajar

Sarana yang dimiliki SMP Negeri 1 Wongsorejo Antara Lain

1) GUDANG RAPI : 1 Buah

2) KOPERASI SISWA : 1 Buah

3) PERPUSTAKAAN TAMAN BACA : 1 Buah

4) RUANG DAPUR : 1 Buah

5) RUANG GURU : 1 Buah

6) RUANG IBADAH : 1 Buah

7) RUANG KELAS A1 : 1 Buah

8) RUANG KELAS A2 : 1 Buah

9) RUANG KELAS B1 : 1 Buah

10) RUANG KELAS B2 : 1 Buah

11) RUANG KELAS B3 : 1 Buah

12) RUANG KEPALA SEKOLAH : 1 Buah

13) RUANG SERBAGUNA SINAR FAJAR : 1 Buah

14) RUANG UKS : 1 Buah

15) TOILET GURU PR 1 : 1 Buah

16) TOILET GURU PR 2 : 1 Buah

17) TOILET SISWA LK : 1 Buah

18) TOILET SISWA PR : 1 Buah

3) Tenaga Guru Pengajar

a. Kepala Sekolah : 1 Orang

b. Guru : 6 Orang
72

2. Karakteristik Responden

a. Karakteristik Responden berdasarkan usia siswa

Usia Siswa

15%
3 Tahun
29%
4 Tahun
22% 5 Tahun
6 Tahun

34%

Diagram 5.1 Distribusi Frekuensi Usia Siswa di TK Sinar


Fajar Karangdoro Kabupaten Banyuwangi
Tahun 2019.

Berdasarkan Diagram 5.1 diperoleh data bahwa kurang

dari 50% responden berada pada tahap usia 5 tahun berjumlah

24 responden (34%).

b. Karakteristik Responden berdasarkan jenis kelamin Siswa

Jenis Kelamin Siswa

49%
51% Laki-laki
Perempuan

Diagram 5.2 Distribusi Frekuensi Berdasarkan Jenis Kelamin


Siswa di TK Sinar Fajar Karangdoro Kabupaten
Banyuwangi Tahun 2019.
73

Berdasarkan diagram 5.2 diperoleh data awal lebih dari

50% responden berjenis kelamin laki-laki 37 responden (51%).

c. Karakteristik Responden berdasarkan Kebiasaan Hand

Hygiene Siswa

Kebiasaan Hand Hygiene Siswa

Ya
42%
Tidak

58%

Diagram 5.3 Distribusi Frekuensi kebiasaan Hand Hygiene di


TK Sinar Fajar Karangdoro Kabupaten
Banyuwangi Tahun 2019.

Berdasarkan diagram 5.3 diperoleh data awal sebagian

besar responden terbiasa melakukan hand hygiene sebanyak 42

responden (58%).

d. Karakteristik Responden Orang Tua Berdasarkan Usia

Usia Orang Tua


21-29 tahun 30-39 tahun 40-53 tahun

22% 33%

45%
74

Diagram 5.4 Distribusi frekuensi responden orang tua


berdasarkan usia di TK Sinar Fajar
Karangdoro kabupaten Banyuwangi Tahun
2019,

Berdasarkan diagram 5.4 disimpulkan bahwa hampir


setengahnya responden berusia 30-39 tahun sebanyak 19
responden (45%).

e. Karakteristik Responden Orang Tua Berdasarkan Pekerjaan

Pekerjaan Orang Tua


IRT Pedagang Wiraswasta

42% 43%

15%

Diagram 5.5 Distribusi frekuensi responden berdasarkan

pekerjaan di TK Sina Fajar karangdoro

Kabupaten Banyuwangi Tahun 2019.

Berdasarkan diagram 5.5 disimpulkan bahwa

sebagian besar pekerjaan orang tua adalah IRT sebanyak 31

responden (43%).
75

f. Karakteristik Responden Orang Tua Berdasarkan Pendidikan

pendidikan
SD SMP SMA/K

21%
39%

40%

Diagram 5.6 Distribusi frekuensi responden berdasarkan

pendidikan di TK Sinar fajar Karangdoro

Kabupaten Banyuwangi Tahun 2019.

Berdasarkan diagram 5.6 disimpulkan bahwa

hampir setengah responden berpendidikan terakhir SMP

sebanyak 29 responden (40 %).

5.1.2 Data Khusus


1. Distribusi Peran Orang Tua pada anak prasekolah di TK Sinar

Fajar Karangdoro Kabupaten Banyuwangi Tahun 2019.

Peran Orang Tua

18%

43% Baik
Cukup
Kurang
39%
76

Diagram 5.7 Distribusi Frekuensi Peran Orang Tua pada anak


prasekolah di TK Sinar Fajar Karangdoro
Kabupaten Banyuwangi Tahun 2019.

Berdasarkan Diagram 5.7 menunjukkan bahwa kurang dari

50% responden memiliki Peran Orang Tua sangat tinggi yaitu

sebanyak 31 orang tua (43%).

2. Distribusi Kebiasaan Hand Hygiene pada anak prasekolah di TK

Sinar Fajar Karangdoro Kabupaten Banyuwangi Tahun 2019.

Kebiasaan Hand Hygiene

24%
39% Baik

Cukup

Kurang
37%

Diagram 5.8 Distribusi Frekuensi Kebiasaan Hand Hygiene pada


anak prasekolah di TK Sinar Fajar Karangdoro
Kabupaten Banyuwangi Tahun 2019.

Berdasarkan Diagram 5.8 menunjukkan bahwa kurang dari

50% responden memiliki kebiasaan hand hygiene baik yaitu

sebanyak 28 siswa (39%).


77

3. Hubungan Peran Orang Tua dengan Kebiasaan Hand Hygiene

Pada anak prasekolah di TK Sinar Fajar Karangdoro Kabupaten

Banyuwangi Tahun 2019.

Correlations
X Y
Spearman's rho X Correlation Coefficient 1,000 ,716**
Sig. (2-tailed) . ,000
N 72 72
Y Correlation Coefficient ,716** 1,000
Sig. (2-tailed) ,000 .
N 72 72
**. Correlation is significant at the 0.01 level (2-tailed).

Berdasarkan data diatas , diperoleh nilai sig. (2-tailed) = 0,000


dan nilai a = 0,05, maka nilai sig. (2-tailed) < dari nilai a (0,01),
artinya Hᴏ ditolak maka ada hubungan peran orang tua dengan
kebiasaan hand hygiene , dengan koefisien korelasi sebesar 0,716
maka nilai ini menandakan tingkat keeratan yang tinggi antara
peran orang tua dengan kebiasaan hand hygiene pada anak
prasekolah di TK Sinar Fajar Karangdoro Kecamatan Tegalsari
Kabupaten Banyuwangi 2019.

Pedoman untuk memberikan interprestasi terhadap keofisien


korelasi (Sugiono, 2007).
Interval Koefisien
Tingkat Hubungan
0,00 – 0,199
Sangat Rendah
0,20 – 0,399
Rendah
0,40 – 0,599
Sedang
0,60 – 0,799
Kuat
0,80 – 1,000 Sangat Kuat
78

Setelah dibandingkan dengan pedoman interpretasi koefisien


korelasi 0,716 diantara interval 0,60 – 0,799 artinya tingkat
hubungannya kuat.

1.2. Pembahasan

1.2.1. Peran Orang Tua Pada anak prasekolah di TK Sinar Fajar Pada

Tahaun 2019

Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan, menunjukkan

bahwa sebagian besar Peran Orang Tua pada anak prasekolah di TK

Sinar Fajar Karangdoro yaitu menunjukkan bahwa kurang dari 50%

responden memiliki peran sangat tinggi yaitu berjumlah 31 responden

(43%).

Menurut Lestari (2012:153) “peran orang tua merupakan cara yang

digunakan oleh orang tua berkaitan dengan pandangan mengenai tugas

yang harus dijalankan dalam mengasuh anak”. Hadi (2016:102)

menyatakan bahwa “orang tua memiliki kewajiban dan tanggung jawab

untuk mengasuh, memelihara, mendidik, dan melindungi anak”.

Peran orang tua merupakan gambaran tentang sikap dan

perilaku orang tua dan anak dalam berinteraksi, berkomunikasi selama

mengadakan kegiatan pengasuhan. Sikap, perilaku dan kebiasaan

orang tua selalu dilihat, dinilai, dan ditiru oleh anak, yang kemudian

hari semua itu secara sadar atau tidak sadar akan ditiru oleh anak

kemudian menjadi kebiasaan pula bagi anak-anaknya (soetjiningsih,

2010). Pada dasarnya peran orang tua dapat diartikan seluruh cara

perlakuan orang tua yang diterapkan pada anak. Perlakuan yang


79

dilakukan orang tua pada anak antara lain mendidik, membimbing, serta

mengajarkan tingkah laku yang umum di masyarakat. Orang tua adalah

tokoh panutan anak, maka diharapkan orang tua dapat ditiru, sehingga

anak yang bebas bersekolah pun sudah mau dan mampu melakukan

cuci tangan dengan benar melalui model yang ditiru dari orang tuanya

(Maulana dkk, 2005).

Orang tua yang memberikan peran baik sebanyak 31 orang

(43%) dan cukup sebanyak 28 orang (39%) . Berdasarkan penelitian

yang dilakukan , sebagian besar orang tua khususnya Ibu merupakan

IRT sebanyak 31 responden , ibu rumah tangga menghabiskan waktu

dirumah dan memungkinkan lebih banyak waktu bersama anak

dibandingkan dengan orang tua yang bekerja . Hal itu menjadikan ibu

lebih banyak waktu untuk memperhatikan bagaimana perkembangan

anak khususnya kebiasaan hand hygiene pada anak. Banyaknya waktu

yang dihabiskan bersama anak , menjadikan lebih banyak hal yang bisa

diajarkan oleh ibu kepada anak mengenai konsep sehari-hari yang bisa

mendukung proses kebiasaan hand hygiene anak tersebut.

Berdasarkan hasil penelitian didapatkan bahwa responden yang

memberikan pengetahuan mengenai pentingnya kebiasaan hand

hygiene pada anak Baik sebanyak 31 responden (43%) dan cukup

sebanyak 28 (39%) responden dikarenakan responden tidak terlalu

sibuk dengan pekerjaan sehingga banyak waktu untuk mengajarkan

pentingnya kebiasaan hand hygiene anak dirumah. Responden bekerja


80

sebagai wiraswata sebanyak 30 orang dan pedagang sebanyak 11 orang

Kedua orang tua yang bekerja menyita waktu untuk bersama anak ,

semakin banyak waktu yang berkurang bersama anak , akan

menyebabkan orang tua semakin tidak sempat memperhatikan dan

mengajarkan pentingnya kebiasaan hnd hygiene pada anak. Selain

faktor pekerjaan, kurangnya pengetahuan orang tua tentang pentingnya

kebiasaan hand hygiene pada anak yang mempengaruhi kebiasaan

hidup bersih pada anak dengan kebiasaan hand hygiene.

1.2.2. Kebiasaan Hand Hand Hygiene Pada anak Prasekolah di TK Sinar

Fajar Karangdoro Tahun 2019

Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan, menunjukkan

bahwa sebagian besar kebiasaan hand hygiene pada siswa di TK Sinar

Fajar Karangdoro yaitu menunjukkan bahwa kurang dari 50%

responden melakukan kebiasaan hand hygiene baik yaitu berjumlah 28

responden (39%).

Hand hygiene (kebersihan tangan) merupakan teknik dasar

yang paling penting dalam pencegahan dan pengendalian infeksi (Potter

& Perry, 2003) dalam (Zulpahiyana, 2013). Menurut Van dan Enk

(2006) dalam Zulpahiyana (2013), hand hygiene adalah cara yang

paling efektif untuk mencegah infeksi nosokomial. Tujuan hand

hygiene untuk membuang kotoran dan organisme yang menempel

ditangan dan untuk mengurangi jumlah mikroba total pada saat itu.

Hand hygiene merupakan istilah yang sering digunakan

untuk mengarah kepada kegiatan yang dilakukan untuk membersihkan


81

tangan (WHO, 2006). Hand hygiene harus dilakukan pada seluruh

indikasi yang telah ditetapkan tanpa memperhatikan apakah petugas

kesehatan menggunakan sarung tangan atau tidak (WHO, 2009).

Teknik mencuci tangan yang dianjurkan oleh WHO adalah teknik

mencuci tangan dengan menggunakan 6 langkah cuci tangan. Sejak

awal abad 19 mulai dikenal cara membersihkan tangan dengan bahan

antiseptik (Tietjen et al., 2004).

Responden yang kebiasaan hand hygiene nya baik sebanyak

28 responden (39%) . Menurut Tarwoto dan Wartonah (2004)

kebiasaan hand hygiene dipengaruhi oleh :

1. Citra diri

Gambaran individu terhadap dirinya sangat

mempengaruhi kebersihan dirinya. Misalnya karena ada

perubahan fisik sehingga individu tidak peduli terhadap

kesehatan.

2. Praktik sosial

Pada anak-anak yang selalu dimanja dalam kebersihan

diri, maka akan terjadi perubahan pola cuci tangan.

3. Status sosial ekonomi

Mencuci tangan memerlukan alat dan bahan seperti

sabun, lap tangan atau tisu kering dan semuanya

memerlukan uang untuk menyediakannya.


82

4. Pengetahuan

Pengetahuan cuci tangan sangat penting. Karena

pengetahuan yang baik dapat meningkatkan kesehatan.

5. Kebiasaan seseorang

Adanya kebiasaan untuk tidak cuci tangan sebelum dan

sesudah melakukan aktifitas sedari kecil akan terbawa

sampai dewasa.

Pada diagram 5.1 disimpulkan bahwa responden sebagian besar

berusia sekitar 5 dan 6 tahun . Diusia ini anak sudah banyak mendapat

bimbingan baik dari orang tua di rumah , lingkungan sekitar dan di

sekolah. Didukung dengan kebiasaan anak untuk melakukan hand

hygiene dengan baik dan benar. Bimbingan yang diberikan oleh orang

tua pada anak termasuk baik dan cukup, sehingga menjadi pengaruh

besar pada perkembangan anak itu sendiri.

Rentang usia tiga sampai enam tahun, terjadi kepekaan untuk

peneguhan sensoris, semakin memiliki kepekaan indrawi, pada usia 4-

6 tahun memiliki kepekaan yang bagus untuk melakukan kebiasaan

hand hygiene. Anak prasekolah adalah anak yang masih dalam usia 3-

6 tahun, mereka biasanya sudah mampu mengikuti program prasekolah

atau Taman Kanak–kanak. Dalam perkembangan anak prasekolah

sudah ada tahapan-tahapanya, anak sudah siap belajar kususnya pada

usia sekitar 4-6 tahun memiliki kepekaan melakukan kebiasaan hand

hygiene.
83

1.2.3. Hubungan Peran Orang Tua dengan Kebiasaan Hand Hygiene

Pada anak Prasekolah di TK Sinar fajar Karangdoro Kabupaten

Banyuwangi Tahun 2019.

Dari hasil perhitungan uji analisa dengan Rank Spearman SPSS

versi 22 dan sig (2-tailed) = 0,000 < 0,01 level (2-tailed) yang artinya

Ho ditolak Ha diterima yang berarti ada hubungan peran orang tua

dengan kebiasaan hand hygiene pada anak Prasekolah di TK Sinar Fajar

Karangdoro Kabupaten Banyuwangi tahun 2019 dengan tingkat

keeratan didapatkan hasil Correlation Coefficient -0,716.

Peran orang tua merupakan gambaran tentang sikap dan

perilaku orang tua dan anak dalam berinteraksi, berkomunikasi selama

mengadakan kegiatan pengasuhan. Sikap, perilaku dan kebiasaan

orang tua selalu dilihat, dinilai, dan ditiru oleh anak, yang kemudian

hari semua itu secara sadar atau tidak sadar akan ditiru oleh anak

kemudian menjadi kebiasaan pula bagi anak-anaknya (soetjiningsih,

2010).

Hand hygiene (kebersihan tangan) merupakan teknik dasar yang

paling penting dalam pencegahan dan pengendalian infeksi (Potter &

Perry, 2003) dalam (Zulpahiyana, 2013). Menurut Van dan Enk (2006)

dalam Zulpahiyana (2013), hand hygiene adalah cara yang paling

efektif untuk mencegah infeksi nosokomial.

Dari hasil penelitian yang telah dilakukan, didapatkan hasil

bahwa peran orang tua sangat berpengaruh pada kebiasaan hand


84

hygiene anak , semakin sering orang tua memberikan pengajaran ke

anak , maka semakin baik kebiasaan anak untuk melakukan hand

hygiene, sebaliknya jika semakin jarang orang tua memberikan

pengajaran kepada anaknya maka akan semakin kurang kebiasaan anak

anak untuk melakukan hand hygiene. Factor lingkungan terutama orang

tua sangat berpengaruh dalam kebiasaan hygiene anak hal ini sejalan

dengan hasil penelitian yang dilakukan oleh Elmanora, Dwi Hastuti,

Istiqlaliyah Muflikhati 2017 , bahwa besaran pengaruh stimulasi dari

lingkungan keluarga yang dinilai dari kualitas lingkungan pengasuhan

lebih besar dibandingkan dengan besaran pengaruh stimulasi dari

lingkungan sekolah yang dinilai dari kualitas pendidikan prasekolah.

Dengan demikian, keluarga memiliki peranan yang besar dalam

mengoptimalkan perkembangan kognitif anak pendidikan prasekolah

formal.

Kebiasaan hand hygiene anak ditentukan oleh pengajaran dari

lingkungan keluarga dan lingkungan sekolah. Temuan ini menguatkan

teori Ekologi Bronfenbrenner bahwa keluarga dan sekolah yang

merupakan bagian dari lingkungan mikrosistem menentukan

perkembangan anak. Berdasarkan besaran pengaruhnya, lingkungan

keluarga lebih berperan dalam menentukan kebiasaan hand hygiene

anak dibandingkan dengan lingkungan sekolah. Hasil ini menguatkan

temuan sebelumnya bahwa lingkungan pengasuhan sebagai penentu

utama kebiasaan hand hygiene pada anak usia prasekolah (Andrade et

al., 2005; Camargo-Figuera, 2014). Hal ini dapat terjadi karena orang
85

tua merupakan guru pertama yang berperan penting dalam

pembelajaran anak. Oleh sebab itu, perbaikan pada kualitas lingkungan

pengasuhan dan kualitas pendidikan prasekolah diperlukan sebagai

upaya dalam mengoptimalkan perkembangan kognitifkebiasaan hand

hygiene pada anak pendidikan prasekolah.

Anda mungkin juga menyukai