Anda di halaman 1dari 2

8-12-2019 1/2 Kementerian Kesehatan Republik Indonesia

Artikel ini diambil dari : www.depkes.go.id

MENERJEMAHKAN TUJUAN PEMBANGUNAN BERKELANJUTAN (SDG'S) DALAM AGENDA PEMBANGUNAN NASIONAL


DIPUBLIKASIKAN PADA : RABU, 23 SEPTEMBER 2015 00:00:00, DIBACA : 92.613 KALI

New York 23 September 2015

Kita telah belajar banyak dari Millenium Development Goals (MDGs). Lebih dari 15 tahun
terakhir, delapan tujuan dan 60 target MDGs telah melahirkan perbaikan yang signifikan
dalam pembangunan di tingkat nasional, regional dan global. MDGs telah mengajarkan kita
untuk memahami dan mengakomodasi multi dimensi yang melekat pada pembangunan.
MDGs membantu membangun momentum gerakan anti-kemiskinan, yang merupakan
salah satu gerakan global sepanjang sejarah. MDGs juga sukses dalam membangun
momentum untuk peningkatan kepedulian dan gerakan kesehatan balita, anak, remaja dan
perempuan, membuat lebih banyak anak perempuan dapat bersekolah, mengentaskan
kemiskinan lebih dari satu milyar orang di dunia dan mencegah kematian. Namun demikian,
disamping tonggak keberhasilan tersebut, di beberapa daerah, ketidak setaraan dan
penghambat pembangunan masih ada.

Demikian disampaikan oleh Menteri Kesehatan RI Prof. DR.dr. Nila F. Moeloek, Sp.M (K) dalam sambutannya pada pertemuan Menerjemahkan Tujuan
Pembangunan Berkelanjutan (Sustainable Development Goals atau SDGs) dalam Agenda Pembangunan Nasional yang diselenggarakan oleh Center for
Indonesias Strategic Development Initiative (CISDI), International NGO Forum on Indonesian Development (INFID), Ford Foundation, OSF, MAVC dan TIFA di
Gedung Ford Foundation New York USA, 23 September 2015.

Hadir dalam pertemuan tersebut Dirjen Bina Gizi dan KIA Kemenkes RI dr. Anung Sugihantono, M.Kes, Staf Ahli Menteri Bidang Peningkatan Kemitraan dan
SDGs Diah S. Saminarsih, MSc.

Lebih lanjut Menkes mengatakan sebagai tindak lanjut MDGs, selama 15 tahun kedepan, SDGs akan diarahkan pada kewajiban-kewajiban untuk melanjutkan dan
memperluas keberhasilan MDGs. Mengamati inklusifitas dalam proses penyusunannya, SDGs diharapkan mempu membangun diatas pondasi yang sudah dibuat
MDGs. Integrasi antar dimensi yang berbeda dari pembangunan berkelanjutan, tidak hanya terkait pencapaian target, namun juga penting dipastikan upaya
bersama di tingkat nasional untuk memasukkan SDGs dalam agenda pembangunan nasional dari perencanaan sampai pelaksanaan.

Hal penting yang perlu diingat bersama adalah SDGs tidak dapat dilaksanakan sendiri, tanpa dukungan semua pihak. Dalam pelaksanaannya diperlukan
partisipasi aktif dari banyak pihak, pemerintah, LSM, sektor swasta, akademisi dan media. Implementasi SDGs harus dilaksanakan secara inklusif, sama seperti
proses penyusunannya. Ada tiga elemen penting dalam pengarusutamaan pelaksanaannya yaitu kerangka kebijakan, struktur institusi dan keterlibatan
masyarakat. Tiga hal tersebut harus senantiasa disinkronkan satu sama lain tandas Menkes.

1
Kementerian Kesehatan Republik Indonesia 2/2 8-12-2019

Kedepan, dokumen SDGs akan diadopsi oleh negara-negara dalam Sidang PBB ke 70 minggu ini dengan judul Transformasi Dunia Kita: Agenda Pembangunan
Berkelanjutan 2030. Dokumen ini mencantumkan transformasi yang dunia harus lakukan untuk memenuhi aspirasi dan tantangan Agenda Pembangunan Pasca
2015. Salah satu hal penting adalah pembangunan tidak bisa meninggalkan siapapun. Ide ini mempengaruhi cara berfikir kita dan bagaimana kebijakan dibuat.
Kebijakan harus dirancang untuk mengedepankan kelompok berisiko, dimana lingkungan dan cara hidupnya, merupakan tantangan pembangunan, ujar Menkes.

Di tingkat nasional, Indonesia memiliki Nawa Cita atau 9 agenda prioritas. Seperti SDGs, Nawa Cita juga diprioritaskan kepada yang berisiko tinggi. Kita perlu
sadari bersama, bahwa Nawa Cita bisa berfungsi sebagai kendaraan untuk membawa SDGs menjadi nyata. Perencanaan yang terintegrasi di tingkat nasional,
tidak hanya melibatkan kementerian teknis, tapi juga melibatkan lembaga perencanaan tingkat nasional sebagai penghubung perencanaan pembangunan
nasional.

Pada akhir sambutannya Menkes menekankan kembali bahwa kita sudah memasuki era 15 tahun kedepan (SDGs), mari merefleksikan apa yang sudah sukses
dilaksanakan dan apa yang perlu kita lakukan lebih baik. SDGs memberikan kepada dunia, infrastruktur yang cukup, untuk melakukan transformasi dunia di tahun
2030. Namun demikian, sejauh mana transformasi dapat dilakukan, tergantung pada aksi yang dilakukan di tingkat nasional.

Sebagai penutup, saya mengulang kembali bahwa aspirasi transformasi yang dibawa SDGs, hanya dapat berhasil, apabila kita sudah melakukan tranformasi cara
berfikir. Tidak lagi berjalan sendiri-sendiri, namun mengintegrasikan kegiatan dari perencanaan sampai pelaksanaan. Saya berharap, transformasi dapat dilahirkan
di dalam ruangan ini dan dilanjutkan dengan mengajak hadirin untuk bertranformasi dalam pemikiran dan memberikan rekomendasi terbaik, untuk implementasi di
tingkat nasional.

Berita ini disiarkan oleh Pusat Komunikasi Publik Sekretariat Jenderal Kementerian Kesehatan RI. Untuk informasi lebih lanjut dapat menghubungi Halo Kemkes
melalui nomor hotline <kode lokal> 500-567; SMS 081281562620, faksimili: (021) 52921669, dan alamat email kontak[at]kemkes[dot]go[dot]id.

Kementerian Kesehatan Republik Indonesia - 2 - Printed @ 8-12-2019 10:12

Anda mungkin juga menyukai