Anda di halaman 1dari 10

06.

Pengukuran Besaran Listrik


PENGUKURAN DAYA

6.1 Elektrodinamometer dalam Pengukuran Daya


Elektrodinamometer merupakan satu alat ukur yang digunakan secara luas dalam
pengukuran daya.
Alat ini dapat digunakan untuk pengukuran daya arus searah (dc) maupun daya arus
bolak balik (ac), untuk setiap bentuk gelombang tegangan dan arus, dan tidak
terbatas hanya pada gelombang sinus saja.
Elektrodinamometer yang digunakan sebagai voltmeter atau ampermeter, terdiri dari
kumparan-kumparan yang diam dan kumparan yang berputar, dimana kumparan-
kumparan tersebut dihubungkan secara seri, dan karenanya bereaksi terhadap
pengaruh kuadrat arus.
Elektrodinamometer dengan sedikit modifikasi dapat dipakai untuk mengukur :
- Daya satu fasa ( wattmeter satu fasa ).
- Daya tiga fasa ( wattmeter tiga fasa )
- Daya reaktif ( VAR meter ).
- Wattjam ( Wattjam meter atau KWH meter )
- Faktor daya ( power-factor meter )
- Frekuensi ( frequency-meter ).
Pada bagian ini, akan dibahas mengenai penggunaan elektrodinamometer dalam
pengukuran daya.

6.2 Wattmeter Satu Fasa ( Pengukuran Daya Satu Fasa )


Wattmeter satu fasa digunakan untuk mengukur daya beban satu fasa.
Pada gambar 1, ditunjukkan diagram sebuah wattmeter elektrodinamometer untuk
pengukuran daya beban satu fasa.

Gambar 1

PUSAT PENGEMBANGAN BAHAN AJAR-UMB Ir. S.O.D. Limbong PENGUKURAN BESARAN LISTRIK 1
Dari gambar 1 dapat dilihat bahwa kumparan-kumparan medan atau kumparan-
kumparan diam, merupakan dua komponen yang terpisah yang dihubungkan secara
seri dan dialiri oleh arus jala-jala total ( ic ).
Kumparan berputar ditempatkan di dalam medan maknet yang dihasilkan kumparan-
kumparan diam, dihubungkan secara seri dengan tahanan pembatas arus ( R ) dan
dialiri arus yang kecil ( ip ).

Arus sesaat yang mengalir pada kumparan putar besarnya i p = e / Rp, dimana:
e adalah tegangan sesaat pada jala-jala dan Rp adalah tahanan total kumparan
berputar beserta tahanan seri R.

Defleksi Kumparan Putar


Defleksi atau penyimpangan kumparan berputar sebanding dengan perkalian arus i c
dan ip dan defleksi rata-rata selama satu periode adalah :
1 T
Θrata-rata = K ---- ∫ ic ip dt …………….( 6 - 1 )
T 0
Dimana : Θrata-rata = defleksi sudut rata-rata dari kumparan putar.
K = konstanta instrumen.
ic = arus sesaat dalam kumparan medan.
ip = arus sesaat dalam kumparan potensial / tegangan.

Jika arus ic dianggap sama dengan arus beban i ( pada kenyataannya ic = ip + i ),


maka dengan menggunakan harga ip = e / Rp , persamaan ( 6 - 1 ) berubah menjadi :
1 T 1 T
Θrata-rata = K ---- ∫ i ( e / Rp ) dt = K2 ---- ∫ e i dt …………….( 6 - 2 )
T 0 T 0

Daya rata-rata didalam suatu rangkaian, menurut defenisi adalah :


1 T
Prata-rata = ---- ∫ e i dt …………….( 6 - 3 )
T 0
Yang menunjukkan bahwa elektrodinamometer dalam konfigurasi pada gambar 1,
mempunyai defleksi yang sebanding dengan daya rata-rata.
Jika e dan i, merupakan besaran-besaran sinus yang mempunyai bentuk :
e = Emaks Sin wt dan i = Imaks Sin ( wt + θ ), maka persamaan ( 6 - 2 ) menjadi :
θrata-rata = K3 E I Cos θ …………….( 6 - 4 )

PUSAT PENGEMBANGAN BAHAN AJAR-UMB Ir. S.O.D. Limbong PENGUKURAN BESARAN LISTRIK 2
dimana E dan I, menyatakan nilai efektif tegangan dan arus dan θ menyatakan beda
sudut fasa antara tegangan dan arus.
Persamaan ( 6 - 2 ) dan ( 6 - 3 ), menunjukkan bahwa elektrodinamometer mengukur
daya rata-rata yang dikirim ke beban.

Karakteristik Wattmeter :
- Wattmeter mempunyai satu terminal tegangan dan satu terminal arus yang diberi
tanda “ + “.
Jika terminal arus yang diberi tanda ini dihubungkan kesisi jala-jala masuk
( input ) dan terminal tegangan kesisi jala-jala dalam mana kumparan arus
dihubungkan, alat ukur selalu akan membaca naik, apabila daya dihubungkan ke
beban.
- Jika jarum membaca mundur ( khususnya untuk pengukuran daya tiga fasa
dengan metoda dua wattmeter ), maka sambungan arus harus dipertukarkan.
- Untuk mempertahankan medan maknetnya, wattmeter elektrodinamometer
memerlukan sejumlah daya, akan tetapi daya ini jauh lebih kecil dibandingkan
terhadap daya beban, sehingga dapat diabaikan.
- Untuk pembacaan daya yang tepat, kumparan arus harus mengalirkan arus
beban, dan kumparan potensial harus dihubungkan diantara terminal-terminal
beban.

Hubungan kumparan potensial :


Perhatikan rangkaian wattmeter pada gambar 1 :
- Jika kumparan potensial dihubungkan ke titik A, maka tegangan yang diukur
adalah tegangan beban, akan tetapi arus melalui kumparan medan lebih besar,
yaitu ip, sehingga wattmeter membaca lebih tinggi sebesar kehilangan daya
tambahan pada rangkaian potensial.
Hubungan ini lebih diinginkan untuk beban-beban dengan arus tinggi,
tegangan rendah.
- Jika kumparan potensial dihubungkan ke titik B, maka tegangan yang diukur
lebih besar sebanyak drop tegangan pada kumparan medan, akan tetapi arus
yang mengalir pada kumparan medan adalah harus beban yang sebenarnya,
dan wattmeter akan mengukur daya lebih tinggi, akan tetapi kehilangan daya
sebesar I 2 R di dalam kumparan medan.
Hubungan ini lebih diinginkan untuk beban-beban dengan arus rendah,
tegangan tinggi.

PUSAT PENGEMBANGAN BAHAN AJAR-UMB Ir. S.O.D. Limbong PENGUKURAN BESARAN LISTRIK 3
Wattmeter terkompensasi :
Pada gambar 2, ditujukkan diagram rangkaian sebuah wattmeter terkompensasi,
yang digunakan untuk mengatasi kesulitan dalam menempatkan sambungan
kumparan potensial, dimana kumparan arus terdiri dari dua bagian, masing-masing
mempunyai jumlah lilitan yang sama.

Gambar 2

Salah satu kumparan menggunakan kawat besar yang menghantarkan arus beban
dan arus kumparan potensial, sedangkan kumparan lainnya mengguna-kan kawat
kecil dan hanya menghantarkan arus ke kumparan potensial, akan tetapi arus ini
berlawanan arah dengan arus didalam kumparan besar, menyebabkan fluksi yang
berlawanan arah dengan fluksi utama, sehingga pengaruh ip dihilangkan dan
wattmeter menunjukkan daya yang sebenarnya.

6.3 Wattmeter Tiga Fasa ( Pengukuran Daya Tiga Fasa )


Penggunaan dua atau lebih wattmeter diperlukan untuk pengukuran daya dalam
suatu sistem fasa banyak.
Daya nyata total diperoleh dengan menjumlahkan secara aljabar pembacaan
masing-masing wattmeter.
Teorema Blondel menyatakan bahwa : daya nyata dapat diukur dengan mengu-rangi
satu wattmeter dari sejumlah kawat-kawat dalam setiap sistem fasa banyak, dengan
persyaratan satu kawat dapat dibuat sebagai terminal bersama ( “ common “ )
terhadap semua rangkaian potensial.
Pada gambar 3a, ditunjukkan hubungan dua buah wattmeter untuk pengukuran
konsumsi daya sebuah beban tiga fasa setimbang hubungan delta, dimana :
Kumparan arus wattmeter 1 dihubungkan pada line A, dan kumparan tegangan
dihubungkan antara line A dan C.

PUSAT PENGEMBANGAN BAHAN AJAR-UMB Ir. S.O.D. Limbong PENGUKURAN BESARAN LISTRIK 4
Kumparan arus wattmeter 2, dihubungkan pada line B, dan kumparan tegangan
antara line B dan C.
Penjumlahan aljabar dari pembacaan kedua wattmeter, merupakan jumlah daya
total yang digunakan oleh beban setimbang tiga fasa.

Gambar 3

Gambar 3b, menunjukkan diagram fasor tegangan dan arus di dalam sistem tiga
fasa tiga-kawat dan sudut antara tegangan fasa dan arus fasa dinyatakan oleh θ.
VAC , VCB , dan VBA adalah tegangan beban tiga fasa dan IAC , ICB , dan IBA adalah arus
beban tiga fasa.
Beban hubungan delta dianggap induktif, dan arus fasa tertinggal dari tegangan fasa
sebesar sudut θ.

PUSAT PENGEMBANGAN BAHAN AJAR-UMB Ir. S.O.D. Limbong PENGUKURAN BESARAN LISTRIK 5
Kumparan arus wattmeter 1, mengalirkan arus line I A’A, yang merupakan pen-
jumlahan vektor dari arus arus-arus fasa IAC dan IAB, sedangkan kumparan potensial
dihubungkan ke tegangan line ( jala-jala ) VAC.
Kumparan arus wattmeter 2, mengalirkan arus line I B’B , yang merupakan pen-
jumlahan vektor dari arus-arus fasa IBA dan IBC , sedangkan kumparan potensialnya
dihubungkan ke tegangan line VBC.
Pada beban setimbang, tegangan-tegangan fasa dan arus-arus fasa besarnya sama
dan dinyatakan :
VAC = VBC = V dan IAC = IBC = IBA = I
Daya, dinyatakan oleh arus dan tegangan masing-masing wattmeter, yaitu :
W1 = VAC IA’A Cos ( 300 - θ ) = V I Cos ( 300 - θ ) ….………( 6 - 5 )
W2 = VBC IB’B Cos ( 300 + θ ) = V I Cos ( 300 + θ ) .….…..... ( 6 - 6 )
dan
W1 + W2 = V I Cos ( 300 - θ ) + V I Cos ( 300 + θ )
= V I ( Cos 300 Cos θ + Sin 300 Sin θ + Cos 300 Cos θ -
Sin 300 Sin θ )
W1 + W 2 = √3 V I Cos θ ... .………( 6 - 7 )

Persamaan ( 6 - 7 ), merupakan pernyataan daya total dalam sebuah rangkaian tiga


fasa, oleh karena itu kedua wattmeter pada gambar 3a secara tepat mengukur daya
total.
Penjumlahan aljabar dari pembacaan kedua wattmeter, akan memberikan nilai daya
sebenarnya untuk setiap : kondisi tidak seimbang, faktor daya atau bentuk
gelombang.
Untuk sistem tiga fasa empat kawat dihubungkan ke beban bintang empat Kawat ,
maka sesuai dengan teorema Blondel, diperlukan tiga wattmeter untuk mengukur
daya nyata total.

6.4 VAR meter ( Pengukuran daya Reaktif )


Var meter adalah sebuah alat yang merupakan gabungan antara wattmeter dan
transformator pergeseran fasa, digunakan untuk pengukuran daya reaktif yang timbul
pada sebuah rangkaian arus bolak balik.
Daya reaktif yang disuplai ke sebuah rangkaian arus bolak balik dinyatakan dalam
satuan VAR ( Volt-Amper-Reaktif ).
Untuk menjelaskan perbedaan antara daya nyata dan daya reaktif, perhatikan
gambar 4, dimana ditunjukkan dua fasar tegangan E dan arus I dengan beda sudut
fasa sebesar θ.

PUSAT PENGEMBANGAN BAHAN AJAR-UMB Ir. S.O.D. Limbong PENGUKURAN BESARAN LISTRIK 6
Gambar 4

Besar daya nyata adalah perkalian komponen-komponen sefasa antara tegangan


dan arus, yaitu : ( E I Cos θ ), sedangkan daya reaktif adalah perkalian komponen-
komponen reaktif, yaitu : E I Sin θ atau E I Cos ( θ - 900 ).
Jika tegangan bergeser sebesar 900 dari nilai sebenarnya, komponen tegangan
sefasa yang tergeser akan menjadi E Cos ( θ - 900 ), sehingga perkalian komponen-
komponen yang sefasa, yaitu : E I Cos ( θ - 900 ), merupakan daya reaktif.
Untuk mengukur daya reaktif ini, digunakan wattmeter bersama-sama dengan
sebuah jaringan penggeser fasa.
Pada sebuah rangkaian satu fasa, komponen-komponen R, L, dan C yang berim-
bang dapat menghasilkan pergesaran fasa sebesar 900.
Rangkaian pengukuran daya reaktif ( VAR ) dalam sistem tiga fasa dimana
pergeseran fasa yang diinginkan dilakukan dengan menggunakan dua
autotransformator yang dihubungkan dalam konfigurasi “ delta terbuka “, seperti
ditunjukkan pada gambar 5.
Kumparan-kumparan arus dari wattmeter dihubungkan seri dengan jala-jala ( line ),
sedangkan kumparan-kumparan potensialnya dihubungkan ke kedua autotransfor-
mator seperti ditunjukkan pada gambar.
Kawat antaran fasa B dihubungkan ke terminal bersama ( “ common “ ) kedua
autotransformator dan fasa antaran A dan C dihubungkan ke pencabangan ( tap )
100 % dari kedua transformator.
Kedua autotransformator menghasilkan 115,4 % tegangan antaran pada gulungan
total.
Kumparan potensial wattmeter 1 dihubungkan dari pencabangan ( tap ) 57,7 %
transformator 1 ke pencabangan 115,4 % transformator 2, yang akan menghasilkan
tegangan yang sama dengan tegangan antaran tetapi bergeser sejauh 90 0, seperti
ditunjukkan pada diagram fasor gambar 5.

PUSAT PENGEMBANGAN BAHAN AJAR-UMB Ir. S.O.D. Limbong PENGUKURAN BESARAN LISTRIK 7
Kumparan tegangan wattmeter 2 dihubungkan dengan cara yang sama, yaitu dari
pencabangan 57,7 % transformator 2 ke pencabangan 115,4 % transformator 1.
Karena kedua kumparan tegangan menerima gaya gerak listrik ( ggl ) yang sama
dengan tegangan antaran tetapi bergeser 900 , maka kedua wattmeter akan
membaca daya reaktif yang digunakan oleh beban.
Jumlah aljabar dari pembacaan kedua wattmeter, merupakan daya reaktif total yang
disuplai ke beban.

Gambar 5

6.5 Alat Ukur Wattjam ( Pengukuran Energi Listrik )


Alat ukur wattjam ( watthourmeter atau Kwh Meter ) banyak digunakan secara
komersil untuk pengukuran energi listrik.
Gambar 6, menunjukkan skema atau rangkaian elemen alat ukur wattjam satu fasa,
dimana :
- Kumparan arus dihubungkan ke jala-jala ( line atau antaran ), sedang kumparan
tegangan dihubungkan paralel dengan jala-jala.

- Untuk melengkapi dua rangkaian maknet, kedua kumparan dililitkan pada sebuah
kerangka logam dengan desain khusus.

PUSAT PENGEMBANGAN BAHAN AJAR-UMB Ir. S.O.D. Limbong PENGUKURAN BESARAN LISTRIK 8
Gambar 6

- Sebuah piringan aluminium ringan digantung di dalam celah udara medan


kumparan arus, yang mengakibatkan di dalam piringan mengalir arus pusar.
- Akibat adanya arus pusar dan medan kumparan tegangan, akan dibangkitkan
sebuah torsi pada piringan, yang besarnya sebanding dengan besar kuat medan
kumparan tegangan dan arus pusar di dalam piringan, ( yang berturut-turut
merupakan fungsi kuat medan kumparan arus ), dan torsi ini menyebabkan
piringan berputar.
- Jumlah putaran piringan sebanding dengan energi yang telah digunakan oleh
beban dalam periode waktu tertentu, dan diukur dalam kilowatt-jam ( Kwh,
Kilowatt-hour ).
- Untuk melengkapi pembacaan KWh yang terkalibrasi dalam desimal, poros yang
menopang piringan aluminium dihubungkan melalui susunan roda gigi ke
mekanisme jam di panel alat ukur.
- Dua maknet permanen kecil ditempatkan saling berhadapan pada sisi piri-ngan,
untuk meredam putaran piringan. Jika piringan berputar, maknet-maknet
permanen ini akan menginduksi arus pusar di dalamnya dan arus-arus pusar ini
akan bereaksi dengan medan maknet dari maknet-maknet permanen kecil, dan
meredam gerakan piringan.
- Kalibrasi alat ukur wattjam dilaksanakan pada dua kondisi, yaitu :
a. pada kondisi beban penuh yang diijinkan : disini kalibrasi terdiri dari
pengaturan posisi maknet-maknet permanen kecil, agar alat ukur membaca
dengan tepat.
b. pada kondisi 10 % dari beban yang diijinkan ( beban ringan ) :

PUSAT PENGEMBANGAN BAHAN AJAR-UMB Ir. S.O.D. Limbong PENGUKURAN BESARAN LISTRIK 9
Pada beban-beban yang sangat ringan, komponen tegangan dari medan
akan menghasilkan suatu torsi yang tidak berbanding langsung dengan
beban , dan kompensasi kesalahan dilakukan dengan menyisipkan se-buah
kumparan pelindung atau plat diatas kumparan tegangan dengan membuat
alat ukur bekerja pada 10 % dari beban yang diijinkan.

Kedua posisi ini akan menghasilkan pembacaan yang memuaskan untuk semua
beban-beban lainnya.
- Pengukuran energi dalam sistem tiga fasa dilakukan alat ukur wattjam tiga fasa,
dimana kumparan arus dan kumparan tegangan dihubungkan dengan cara yang
sama seperti wattmeter tiga fasa pada gambar 3a.
Masing-masing fasa alat ukur wattjam memiliki rangkaian maknetik dan piringan
sendiri, dan semua piringan akan dijumlahkan secara mekanik dan putaran total
permenit dari poros sebanding dengan energi total tiga fasa yang digunakan.
- Sebuah alat ukur wattjam satu fasa ditunjukkan pada gambar 7.

Gambar 7

Daftar Pustaka
1. Wiliam D. Cooper, “ Instrumentasi Elektronik dan Teknik Pengukuran “

Jakarta, September 2008

Ir. S.O.D. Limbong

PUSAT PENGEMBANGAN BAHAN AJAR-UMB Ir. S.O.D. Limbong PENGUKURAN BESARAN LISTRIK 10

Anda mungkin juga menyukai