AKUNTABILITAS KINERJA

PEMERINTAH (PUSAT DAN

DAERAH): DULU, KINI, DAN
DIMASA MENDATANG

Disusun Oleh:
Kelompok 4

Anggota :

Ayu Anggraini 11160820000004

Silvi Anggraini 11160820000028
Irna Dewi Ariska 11160820000049
Sonny Prayoga K 11160820000063
Tiwi Anggela S 11160820000079

Dosen Pengampu: Prof. Dr. Amilin, S.E., Ak., M.Si.,

CA., QIA., BKP., CRMP
Sistematika Penulisan

PENDAHULUAN

TINJAUAN PUSTAKA

METODE
PENULISAN

PEMBAHASAN

PENUTUP
 ALUR PIKIR
Akuntabilitas kinerja pemerintah
dapat diartikan sebagai REKOMENDASI/
perwujudan kewajiban suatu POKOK BAHASAN RUMUSAN MASALAH
SOLUSI
instansi pemeritah untuk
mempertanggungjawabkan 1. Bagaimana ✓ Menyusun dan
pelaksanaan misi organisasi akuntabilitas kinerja Bagaimana penerapan mendorong
dalam mencapai tujuan dan pemerintah pusat & akuntabilitas kinerja penyusunan
sasaran yang telah ditetapkan daerah pada masa pemerintah (pusat dan Peraturan
melalui alat pertanggungjawaban lalu? daerah): dulu, kini, dan perundang-
secara periodik 2. Bagaimana dimasa mendatang? undangan
akuntabilitas kinerja mengenai
pemerintah pusat & akuntabilitas
daerah saat ini? Kinerja
GAP 3. Apa pengertian ✓ Sosialisasi
SAKIP? LANDASAN sekaligus
4. Apa pengertian PEMIKIRAN bimbingan teknis
LAKIP? terhadap
adanya kesenjangan antara 5. Bagaimana ➢ Teori penerapan
pemahaman tersebut dengan akuntabilitas kinerja ➢ Fakta dan data Sistem AKIP
kemauan untuk berubah. pemerintah pusat & ✓ Melaksanakan
Walaupun isu good governance daerah pada masa evaluasi LAKIP
dalam pemerintahan sudah ramai mendatang? ✓ Mendorong
terdengar, akan tetapi dalam pengembangan
praktiknya masih banyak model
resistensi dan kendala di PEMBAHASAN
percontohan
beberapa instansi pemerintahan. Island of Integrity
Latar Belakang

Mewujudkan
Latar Belakang

Dalam rangka menjamin akuntabilitas kinerja instansi

pemerinta, telah dikembangkan sistem
pertanggungjawaban yang jelas, tepat, teratur, dan
efektif yang dikenal dengan Sistem Akuntabilitas
Kinerja Instansi Pemerintah (SAKIP).
 Latar Belakang
Mantan Menpan RB, Syafruddin, berdasarkan target, indeks
SPBE (Sistem Pemerintahan Berbasis Elektronik) nasional
mencapai predikat baik yaitu lebih besar atau sama dengan 2,6

100,00%
90,00%
80,00%
70,00%
60,00%
50,00%
40,00%
30,00%
20,00%
Syafruddin, 10,00%
(Mantan Menpan-RB) 0,00%
Baik, Sangat Baik, dan Memuaskan Cukup dan Kurang
616 Kementerian, Lembaga, dan Daerah
Dalam evaluasi yang dilakukan selama 1 tahun terhadap 34 Kementerian
27 Lembaga Pemerintah Non-Lembaga (LPNK)
Kepolisian Daerah
RUMUSAN MASALAH

Bagaimana penerapan
akuntabilitas kinerja
pemerintah (pusat dan
daerah): dulu, kini, dan
dimasa mendatang?
POKOK BAHASAN

01 02 03 04 05

Bagaimana Bagaimana Apa Apa Bagaimana

akuntabilitas akuntabilitas pengertian pengertian akuntabilitas
kinerja kinerja SAKIP? LAKIP? kinerja
pemerintah pemerintah pemerintah
pusat & pusat & pusat &
daerah pada daerah saat daerah pada
masa lalu? ini? masa
mendatang?
TINJAUAN PUSTAKA
TINJAUAN PUSTAKA

Faktor-faktor yang
Mempengaruhi

Efektifitas Otoritas
Kinerja :

Disiplin Inisiatif
dan efisiensi (wewenang)
TINJAUAN PUSTAKA

Undang-Undang Dasar
Negara Republik Indonesia
Tahun Ayat (1) pasal 4 tahun
1945

Asas otonomi daerah diatur

dalam pasal 18 ayat (2) Undang-
Undang Dasar Negara Republik
Indonesia Tahun 1945.
TINJAUAN PUSTAKA

Dalam sistem Negara Kesatuan Republik Indonesia terdapat dua cara

yang dapat menghubungkan antara pemerintah pusat dan pemeritah
daerah yaitu sentralisasi dan desentralisasi.
TINJAUAN PUSTAKA
Hubungan Fungsional
Hubungan fungsional adalah hubungan yang
didasarkan pada fungsi masing-masing
pemerintahan yang saling mempengaruhi dan saling
bergantung antara satu dengan yang lain.

Pemerintahan daerah saat menyelenggarakan urusan pemerintahan memiliki

hubungan dengan pemerintah pusat dan dengan pemerintahan daerah lainnya.
TINJAUAN PUSTAKA
Pembagian Urusan Pemerintahan

Undang-Undang No. 23 tahun 2014

➢Urusan pemerintahan konkuren

➢Urusan pemerintahan absolut
➢Urusan pemerintahan umum

Asas Asas Asas tugas

dekonsentrasi desentraslisasi pembantuan
METODE PENULISAN

Metode Analisis Data Sumber Data

Deskriptif Kualitatif Data Sekunder

 PEMBAHASAN
Akuntabilitas Kinerja Pemerintah Pusat & Daerah Pada Masa
Di zaman Presiden Soekarno menjabat, yakni
Lalu Akuntabilitas di Indonesia cenderung tidak
antara tahun 1845-1965, upaya untuk diselenggarakan dengan baik di masa Orde
melaksanakan akuntabilitas tidak bisa Baru. Ini terlihat dari Mantan Presiden
dilaksanakan, sebab diinterupsi oleh Agresi Soeharto yang ditempatkan sebagai presiden
Militer Belanda, Perang Perebutan Irian Jaya terkorup sedunia berdasarkan temuan
dari tangan Belanda, Pemberontakan Permesta, Transparency International 2004 dengan total
Pemberontakan DI/TII, Pemberontakan RMS, perkiraan korupsi sebesar 15-25 miliar dolar
dan lain-lain AS

Kasus yang menjadi cerminan bahwa masa Orde Baru

tidak akuntabilitas dalam menjalankan pemerintahannya:
A. Kasus Coopa
B. Kasus Badan Urusan Logistik
C. Kasus Pertamina
D. Kasus Bapindo
 PEMBAHASAN
Akuntabilitas Kinerja Pemerintah Pusat & Daerah Saat Ini
Kebijakan desentralisasi pada dasarnya
bertujuan untuk membebaskan pemerintah
Usaha serius untuk melakukan pusat dari beban urusan domestik sehingga
desentralisasi terjadi setelah rezim orde pemerintah pusat berkesempatan untuk
baru tumbang dan berganti dengan orde mempelajari, memahami, dan merespons
reformasi. berbagai kecenderungan global serta lebih
mampu berkonsentrasi pada perumusan
kebijakan makronasional yang bersifat
strategis.
Terbit UU No. 9 tahun 2015 tentang
Pemerintah Daerah dan UU No. 33 tahun
2004 tentang Perimbangan Keuangan Antara
Pemerintah Pusat dan Pemerintah Daerah.
 PEMBAHASAN
SAKIP & LAKIP
SAKIP adalah Sistem Akuntabilitas Kinerja LAKIP merupakan produk akhir
Instansi Pemerintahan, dimana sistem ini SAKIP yang menggambarkan kinerja
merupakan integrasi dari sistem yang dicapai oleh suatu instansi
perencanaan, sistem penganggaran dan pemerintah atas pelaksanaan program
sistem pelaporan kinerja, yang selaras dan kegiatan yang dibiayai
dengan pelaksanaan sistem akuntabilitas APBN/APBD.
keuangan.

Cikal bakal lahirnya SAKIP LAKIP

adalah berasal dari Inpres No.7
Tahun 1999 tentang Akuntabilitas
Instansi Pemerintah
 PEMBAHASAN
Dalam penilaian LAKIP, materi yang dievaluasi meliputi 5 komponen.

perencanaan kinerja, terdiri dari renstra,

rencana kinerja tahunan, dan penetapan
kinerja dengan bobot 35

Untuk pencapaian kinerja, bobotnya pengukuran kinerja, yang meliputi

20, terdiri dari kinerja yang dilaporkan pemenuhan pengukuran, kualitas
(output dan outcome), dan kinerja pengukuran, dan implementasi
lainnya pengukuran dengan bobot 20

pemenuhan laporan, penyajian informasi

kinerja, serta pemanfaatan informasi kinerja,
pemenuhan evaluasi, kualitas evaluasi, dan diberi bobot 15
pemanfaatan hasil evaluasi, diberi bobot 10.
 PEMBAHASAN
Akuntabilitas Kinerja Pemerintah Pusat & Daerah Pada Masa
Mendatang
Kementerian Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi
Selain 4 strategi tersebut Kementerian
Birokrasi menyusun strategi-strategi ke depan melalui:
Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi
Birokrasi (PANRB) juga meluncurkan aplikasi
1. Menyusun dan mendorong penyusunan Peraturan KRISNA generasi ketiga (KRISNA 3.0)
perundang-undangan mengenai akuntabilitas
Kinerja
2. Sosialisasi sekaligus bimbingan teknis terhadap
penerapan Sistem AKIP kepada instansi Sebagai dasar penyelenggaraan Rencana
pemerintah pusat maupun daerah Kerja Pemerintah (RKP), Rencana Kerja
dan Anggaran K/L dan Pemda. Aplikasi
ini akan mendorong terwujudnya APBN
3. Melaksanakan evaluasi LAKIP yang fokus dan tepat sasaran sehingga
setiap rupiah anggaran yang digunakan
4. Mendorong pengembangan model bermanfaat bagi pertumbuhan ekonomi
percontohan Island of Integrity dan masyarakat.
 PENUTUP
KESIMPULAN REKOMENDASI

Lalu Akuntabilitas kinerja

Pemerintah pusat dan Pelaksanaaan starategi
Akuntabilitas daerah masih sangat strategi dalam
Kinerja Pemerintah
Pusat dan Daerah
Kini lemah dan belum menangani masalah
optimal dalam akuntabilitas Kinerja
implementasi secara dan Aplikasi KRISNA
Mendatang nyata dan konsisten
TERIMA KASIH