Anda di halaman 1dari 18

BAB I

PENDAHULUAN
A. Latar belakng
Kebijakan desentralisasi pendidikan ialah pelimpahan wewenang dan
tangung jaab dari pemerintah pusat ke pemerintah daerah (sekolah). Kebijkan
ini bergulir dengan upaya pemerintah untuk lebih meningkatkankualitas
pendidikan.
Asumsinya, selama ini sistem kelola dengan iklim birikratik dan sentra listik
di anggap sebagai salah satu sebab ketidakefektifan fungsi dan peran lembaga
pendidikan.Maka, dengan adanya desentrasi , pihak sekolah secara lansung,
otonom dan mandiri mempunyai wewenang untuk mengambil keputusan
mengatasi berbagai persoalan dan berupaya meningkatkan mutu sekolah.
Meskipun demikian, sistem desentralisasi menuntut sekolah mampu
melakukan manajemen dan kepemimpinan dengan baik dan efektif. Hal ini
tidak mudah ebab pada praktiknya ada banyak kendala yang menyertai, di
antaranya masalah sumber daya manusia, sarana dan prasarana, pembiayaan
dan keuangan juga kendala-kendala lainnya.
Kendala-kendala tersebut mesti mampu di kendali oleh kepala sekolah sebgai
pemimpin di tingkat sekolah.
Kepala sekolah di tuntu tidak hanya menguasai standar kompetensi, teapi juga
memiliki kemampuan lain seperti kemampuan konseptual, kecakapanteknik,
memiliki antitude yang baik sehingga mampu menjalankantugas dan tangung
jawab secara profesional.
Selain itu tantangan lain yang tidak kalah penting adalah menjaga dan
mengawal agar kebijakan ini tidak memicu adanya politisasi atau di tungangi
kepentingan politik pada ranah pendidikan.
Dengan demikian, di butuhkan bagi tugas, baik hak, dan bagi tangung jawab
bersama antara pihak sekolah, pemerintah, dan masyarakat.

1
B. Rumusan masalah
1. Apa Pengertian kepemimipinan secara umum?
2. Bagaimana Kepemimpinan Pendidikan di Sekolah?
3. Apa saja Pinsi-prinsip dasar kepemimpinan?
4. Apa saja Tugas dan fungsi kepala sekolah?
5. Bagaimana Kepemimpinan Kepala Sekolah yang Efektif?

C. Tujuan penulisan
1. Menjelaskan Pengertian Kepemimpinan secara umum.
2. Menjelaskan bagaimana kepemimpinan Pendidikan di sekolah.
3. Menjelaskan apa-apa saja prinsi-prinsip dasar dalam
kepemimpinan.
4. Menjelaskan apa saja tugas dan fungsi kepala sekolah.
5. Menjelaskan bagaimana kepemimpinan kepala sekolah yang
efektif.

2
BAB II
PEMBAHASAN
A. Pengertian kepemimipinan secara umum
Arti pemimpin adalah seorang pribadi yang memiliki kecakapan dan
kelebihan, khususnya kecakapan kelebihan di satu bidang sehingga dia
mampu mempengaruhi orang-orang lain untuk bersama-sama melakukan
aktivitas-aktivitas tertentu demi pencapaian satu atau beberapa tujuan.
Pemimpin adalah seorang pribadi yang memiliki kecakapan dan
kelebihan-khususnya kecakapan-kelebihan di satu bidang , sehingga dia
mampu mempengaruhi orang lain untuk bersama-sama melakukan
aktivitas-aktivitas tertentu untuk pencapaian satu beberapa tujuan.
Pemimpin jika di alih bahasakan ke bahasa Inggris menjadi
"LEADER", yang mempunyai tugas untuk me-LEAD anggota
disekitarnya. Sedangkan makna LEAD adalah:
1. Loyality, seorang pemimpin harus mampu membangkitkan
Loyalitas rekan kerjanya dan memberikan loyalitasnya dalam
kebaikan.
2. Educate, seorang pemimpin mampu untuk mengedukasi rekan-
rekannya dan mewariskan tacitknowed kepada rekan-rekannya.
3. Advice, memberikan saran dan nasehat dari permasalahan yang
ada.
4. Disclipine, memeberikan keteladanan dalam berdisiplin dan
menegakkan kedisiplinan dalam setiap aktivitasnya.

B. Kepemimpinan Pendidikan di sekolah


Manajemen dalam bidang Pendidikan tidak berbeda jauh dengan
manajemen yang di terapkan di bidang-bidang lain, termasuk
perusahaan. Manajemen Pendidikan adalah manajemen yang di
terapkan dalam pengembangan Pendidikan yang di lakukan
melalui proses kerja sama yang sistematik, sistemik, dan
komprehensif dengan melaksanakan fungsi-fungsi manajemen
seperti perencanaan, pengorganisasian, pengarahan dan
pengendalian sumber daya pendidkan untuk mencapai tujuan
Pendidikan yang efektif dan efisien.

Me-manage adalah mengatur dan mengelola. Artinya dalam kegiatan


manajemen terlihat unsur-unsur seperti merencanakan, mengorganisasikan,

3
mengarahkan dan mengendalikabn sumber daya yang ada untuk di gunakan
dalam mencapai tujuan sekolah.
kegiatan manajemen menjadi kunci keberhasilan untuk mencapai kesuksesan
dalam mengelola Pendidikan.dengan manajemen yang baik, Lembaga
Pendidikan dapat berhasil memenuhi tuntutan mutu Pendidikan sesuai dengan
standar nasional Pendidikan, di samping itu manajemen yang baik juga dapat
menghasilkan lilusan yang berkualitas.
Dalam pandangan manajemen pendidikan, kualitas pendidikan di
sekolah banyak dipengaruhi oleh kepemimpinan kepala sekolah yang
bertanggung jawab dalam menjalankan fungsi dan peran kepemimpinannya
secara professional. Kepala sekolah dalam menjalankan kepemimpinan
pendidikan, perlu melakukan upaya-upaya untuk meningkatkan kualitas
pendidikan seperti yang dikatakan oleh Sallis (1993) bahwa usaha-usaha itu
diantaranya adalah sebagai berikut :
1. Melibatkan guru-guru dan semua staf dalam aktifitas penyelesaian
masalah dengan menggunakan metode ilmiah (scientific) dan prinsip
proses pengawasan mutu dengan statistik.
2. Mintalah pendapat dan aspirasi mereka tentang sesuatu dan bagaimana
sebuah proyek ditangani, karena itu jangan menggurui mereka.
3. Pahamilah bahwa keinginan untuk perbaikan yang berarti bagi guru-guru
tidak cocok dengan pendekatan atas bawah (top-down) terhadap
manajemen.
4. Pelaksanaan yang sistematik dan komunikasi yang terus menerus dengan
melibatkan setiap orang di sekolah.
5. Bangunlah keterampilan-keterampilan dalam mengatasi konflik
penyelesaian masalah dan negosiasi.
6. Berikanlah pendidikan dalam konsep mutu dan pelajaran seperti
membangun tim kerja, proses manajemen, pelanggan, komunikasi dan
kepemimpinan; sertaBerikanlah otonomi dan keberanian mengambil
resiko dari para guru atau staf.

Dari uraian diatas dapat diambil kesimpulan bahwa kepemimpinan


adalah kemampuan untuk mempengaruhi perilaku Aeseorang atau
sekelompok orang untuk meneapai tujuan tertentu pada situasi tertentu.
Kepemimpinan merupakan masalah sosial yang di dalamnya terjadi
interaksi antara pihak yang memimpin dengan pihak yang dipimpin untuk
mencapai tujuan bersama, baik dengan cara mempengafuhi, membujuk,
memotivasi dan mengkoordinasi. Dari sini dapat dipahami bahwa tugas

4
utatna seorang pemimpin dalam menjalankan kepemimpinannya tidak
hanya terbatas pada kemampuannya dalam melaksanakan program-program
saja, tetapi lebih dari itu yaitu pemimpin harus mempu melibatkan seluruh
lapisan organisasinya, anggotanya atau masyarakatnya untuk ikut berperan
aktif sehingga mereka mampu memberikan
kontribusiyangposetifdalamusahmencapaitujuan.

Faktor-faktor penting yang terdapat dalam pengertian kepemimpinan:


1.PendayagunaanPengaruh
2.HubunganAntarManusia
3.ProsesKomunikasidan
4.PencapaianSuatuTujuan.

Unsusr-Unsur yang mendasari kepemimpinan dari defmisi-defmisi yang


dikemukakandiatas,adalah:
1.Kemampuan mempengaruhi orang lain (kelompok/bawahan).
2. Kemampuan mengarahkan atau memotivasi tingkah laku orang lain atau
kelompok.
3. Adanya unsur kerja sama untuk mencapai tujuan yang diinginkan.

C. Pinsi-prinsip dasar kepemimpinan


Karakteristik seorang pemimpin didasarkan kepada prinsip-prinsip
(Stephen R. Coney) sebagai berikut :

1. Seorang yang belajar seumur hidup : Tidak hanya melalui


pendidikan formal, tetapi juga diluar sekolah. Contohnya, beJajar
melalui membaca, menulis, observasi, dan mendengar. Mempunyai
pengalaman yang baik maupun yang buruk sebagai sumber belajar.
2. Berorientasi pada pelayanan : Seorang pemimpin tidak dilayani
tetapi melayani, sebab prinsip pemimpjn dengan prinsip melayani
berdasarkan karir sebagai tujuan utama. Dalam memberi pelayanan,
pemimpin seharusnya lebih berprinsip pada pelayanan yang baik.
3. Membawa energi yang positif : Setiap orang mempunyai energi dan
semangat. Menggunakan energi yang positif didasarkan pada
keikhlasan dan keinginan mendukung kesuksesan orang lain. Untuk
itu dibutuhkan energi positif untuk membangun hubungan baik.
Seorang pemimpin hams dapat dan mau bekerja untuk jangka waktu
yang lama dan kondisi tidak ditentukan. Oleh karena itu, seorang
pemimpin haras dapat menunjukkan energi yang positif, seperti;
a. Percaya pada orang lain : Seorang pemimpin mempercayai orang
laintermasuk

5
staf bawahannya, sehingga mereka mempunyai motivasi dan
mempertahankan
pekerjaan yang baik. Oleh karena itu, kepercayaan harus diikuti
dengan
kepedulian.
b. Keseimbangan dalam kehidupan : Seorang pemimpin haras dapat
menyeimbangkan tugasnya. Berorientasi kepada prinsip kemanusiaan
dan
keseimbangan diri antara kerja dan olah raga, istirahat dan rekreasi.
Keseimbangan juga berarti seimbang antara kehidupan dunia dan
akherat.
c. Melihat kehidupan sebagai tantangan : Kata 'tantangan' sering
diinterpretasikan negatif. Dalam hal ini tantangan berarti kemampuan
untuk menikmati hidup dan segala konsekuensinya. Sebab kehidupan
adalah suatu tantangan yang dibutuhkan, mempunyai rasa aman yang
datang dari dalam diri sendiri. Rasa aman tergantung pada inisiatif,
ketrampilan, kreatifitas, kemauan, keberanian, dinamisasi dan
kebebasan.
d. Sinergi : Orang yang berprinsip senantiasa hidup dalam sinergi dan
satu katalis perubahan, Mereka selalu mengatasi kelemahannya sendiri
danlainnya.Sinergi
adalah kerja kelompok dan memberi keuntungan kedua belah pihak.
Menurut The New Brolier Webster International Dictionary, Sinergi
adalahsatukerja
kelompok, yang mana memberi hasil lebih efektif dari pada bekerja
secara perorangan. Seorang pemimpin harus dapat bersinergis dengan
setiaporang,
atasan,staf,temansekerja.
e. Latihan mengembangkan diri sendiri : Seorang pemimpin harus
dapat memperbaharui diri sendiri untuk mencapai keberhasilan yang
tinggi. Jadi dia tidak hanya berorientasi pada proses. Proses dalam
mengembangkandiri
terdiridaribeberapakomponenyangberhubungandengan:
1)pemahamanmateri;
2)memperluasmaterimelaluibelajardanpengalaman;
3)mengajarmaterikepadaoranglain;
4)mengaplikasikanprinsip-prinsip;
5)memonitoringhasil;
6)merefleksikankepadahasil;
7)menambahkanpengetahuanbaruyangdiperlukanmateri;
8)pemahamanbaru;dan
9)kembalimenjadidirisendirilagi.

6
Menurut Joseph Reitz (1981) dalam Nanang Fattah (2003) bahwa faktor-
faktor yang mempengaruhi efektivitas pemimpin dapat dilihat dari gambar di bawah
ini.

Berdasarkan gambar di atas, faktor-faktor yang mempengaruhi efektivitas


pemimpin meliputi :
1. Kepribadian, pengalaman masa lalu dan harapan pimpinan. Hal ini
mencakup nilai, latar belakang dan pengalamannya yang
mempengaruhi gaya kepemimpinannya.
2. Harapan dan perilaku atasan Sebagai contoh, atasan yang secara jelas
memakai gaya yang berorientasi pada tugas, maka manajer cenderung
untuk melakukan itu.
3. Karakteristik harapan dan perilaku bawahan Sebagai contoh,
karyawan yang mempunyai kemampuan tinggi biasanya akan kurang
memerlukan pendekatan yang direktif dari pemimpin.
4. Kebutuhan tugas Setiap tugas bawahan juga akan mempengaruhi gaya
kepemimpinan. Sebagai contoh, bawahan yang bekerja pada
pengolahan data (litbang) menyukai pengarahan yang lebih
berorientasi kepada tugas.
5. Iklim dan kebijakan organisasi
Hal ini mempengaruhi harapan dan perilaku bawahan. Sebagai contoh,
kebijakan dalam pemberian penghargaan, imbalan dengan skala gaji
yang ditunjang dengan insentif lain (dana pensiun, bonus, cuti) akan
mempengaruhi motivasi kerja bawahan.

7
6. Harapan dan perilaku rekan
Sikap mereka ada yang merusak reputasi, tidak mau kooperatif,
berlomba memperebutkan sumber daya sehingga mempengaruhi
perilaku rekan rekannya.Kepala sekolah yang memiliki kewenangan
sebagai penentu arah kebijakan sekolah, hendaknya berusaha dan
mempraktekkan delapan fungsi kepemimpinan di dalam kehidupan
sehari-hari di sekolah, seperti yang diuraikan Wahjosumidjo
(2003;106-109) sebagai berikut :
1. Sebagai seorang pemimpin, kepala sekolah harus dapat
memperlakukan sama terhadap orang-orang yang menjadi
bawahannya, sehingga tidak terjadi diskriminasi, sebaliknya
dapat diciptakan semangat kebersamaan di antara mereka yaitu
guru, staf dan para siswa (arbritrating).
2. Sugesti atau saran sangat diperlukan oleh para bawahan dalam
melaksanakan tugas. Para guru,staf dan siswa suatu sekolah
hendaknya selalu mendapatkan saran, anjuran dari kepala
sekolah sehingga dengan saran tersebut selalu dapat
memelihara bahkan meningkatkan semangat, rela berkorban,
rasa kebersamaan dalam melaksanakan tugas masing-masing
(suggesting).
3. Kepala sekolah bertanggungjawab untuk memenuhi atau
menyediakan dukungan yang diperlukan oleh para guru, staf
dan siswa baik berupa dana, peralatan, waktu, bahkan suasana
yang mendukung. Tanpa adanya dukungan yang disediakan
oleh kepala sekolah, sumber daya manusia yang ada tidak
mungkin melaksanakan tugasnya dengan baik (supplying
objectives).
4. Kepala sekolah berperan sebagai katalisator dalam arti mampu
menimbulkan dan menggerakkan semangat para guru, staf dan
siswa dalam pencapaian tujuan yang telah ditetapkan. Sesuai
dengan misi yang dibebankan kepada sekolah, kepala sekolah
harus mampu membawa perubahan sikap, perilaku, intelek
anak didik sesuai dengan tujuan pendidikan.
5. Rasa aman merupakan salah satu kebutuhan setiap orang baik
secara individu maupun kelompok. Oleh sebab itu seorang
kepala sekolah sebagai pemimpin harus dapat menciptakan
rasa aman di dalam lingkungan sekolah, sehingga para guru,
staf dan siswa dalam melaksanakan tugasnya merasa aman,
bebs dari segala perasaan gelisah, kekhawatiran serta
memperoleh jaminan keamanan dari kepala sekolah (providing
security).
6. Kepala sekolah selaku pemimpin akan menjadi pusat perhatian,
artinya semua pandangan akan diarahkan ke kepala sekolah

8
sebagai orang yang mewakili kehidupan sekolah dimana, dan
dalam kesempatan apa pun. Oleh sebab itu, penampilan kepala
sekolah harus selalu dijaga integrasinya, selalu terpercaya,
dihormati baik sikap, perilaku, maupun perbuatanya
(representing).
7. Kepala sekolah pada hakikatnya adalah sumber semangat bagi
para guru, staf dan siswa. Oleh sebab itu, kepala sekolah harus
selalu membangkitkan semangat, percaya diri terhadap para
guru, staf dan siswa, sehingga mereka menerima dan
memahami tujuan sekolah secara antusias, bekerja secara
bertanggungjawab ke arah tercapainya tujuan sekolah
(inspiring).
8. Kepala sekolah diharapkan selalu dapat menghargai apapun
yang dihasilkan oleh mereka yang berada di bawah
tanggungjawabnya. Penghargaan dan pengakuan ini dapat
diwujudkan dalam berbagai bentuk, seperti kenaikan pangkat,
fasilitas, kesempatan mengikuti pendidikan dan sebagainya
(praising).
Peran kepemimpinan penting sekali dalam mengejar kualitas
yang diinginkan pada setiap sekolah. Sekolah hanya akan maju
bila dipimpin oleh kepala sekolah yang visioner, memiliki
keterampilan manajerial, serta integritas kepribadian dalam
melaksanakan perbaikan kualitas. Kepemimpinan kepala
sekolah tentu menjalankan manajemen sesuai dengan iklim
organisasinya

Keberhasilan implementasi kebijakan pemerintah di sekolah


sangat ditentukan oleh kepala sekolah dalam
mengkoordinasikan, menggerakkan, dan menselaraskan semua
sumber daya pendidikan yang tersedia. Kepemimpinan kepala
sekolah merupakan salah satu factor yang dapat mendorong
sekolah untuk dapat mewujudkan visi, misi, tujuan, dan
sasaran sekolah melalui program-program yang dilakukan
secara terencana dan bertahap. Oleh karena itu kepala sekolah
dituntut memiliki kemampuan manajemen dan kepemimpinan
yang tangguh agar dapat mengambil keputusan dan prakarsa
untuk meningkatkan sekolah.

Untuk kepentingan tersebut kepala sekolah harus mampu


memobilisasi sumber daya sekolah dalam kaitannya dengan
perencanaan dan evaluasi program sekolah, pengembangan
kurikulum ,pembelajaran, pengelolaan ketenagaan, sarana dan

9
sumber belajar, keuangan, pelayanan siswa, hubungan sekolah
dengan masyarakat, dan penciptaan iklim sekolah
(Mulyasa,2004;182) Dalam setiap penetapan berbagai elemen
yang akan digunakan dalam proses implementasi kebijakan
pemerintah, terdapat beberapa tahapan yaitu perencanaan,
pelaksanaan dan evaluasi.

Pada tahap perencanaan tugas kepala sekolah adalah melakukan beberapa


pentahapan dalam proses pembuatan keputusan atau kebijakan sekolah, seperti yang
diungkapkan Porter (1996) dalam Hamalik (2007,249-250), meliputi : identifikasi
masalah yang dihadapi (tujuan yang ingin dicapai); pengembangan setiap alternatif,
metode,evaluasi, personalia, anggaran dan waktu; evaluasi setiap alternatif tersebut;
serta penentuan alternatif yang paling baik. Proses evaluasi atau pemilihan alternatif
tersebut dilakukan melalui teknik analisis SWOT (Strength, Weakness, Opportunity
and Threat). Setiap alternatif dipertimbangkan kekuatannya, serta disesuaikan dengan
peluang yang ada dan hambatan yang dihadapi. Hasil nyata dari tahap ini adalah blue
print (cetak biru), dokumen kurikulum tertulis yang akan menjadi pedoman dalam
pelaksanaan program di sekolah.

Pada tahap pelaksanaan sekolah, peran guru lebih utama dibandingkan peran
kepala sekolah. Namun dalam hal ini dukungan kepala sekolah sangat penting dalam
membantu guru dalam merumuskan langkah-langkah kegiatan pembelajaran, teknik
atau metode yang digunakan, alat bantu yang dipakai, serta besarnya anggaran yang
diperlukan dalam setiap kegiatan mulai dari kegiatan di dalam kelas sampai kegiatan
di luar kelas seperti studi banding,karya wisata,dan sebagainya.

Tahap yang ketiga adalah tahapan evaluasi implementasi program. Tahapan


ini bertujuan untuk melihat dua hal (Hamalik,2007;250-251). Pertama, melihat proses
pelaksanaan yang sedang berjalan sebagai fungsi kontrol, apakah pelaksanaan
evaluasi telah sesuai dengan rencana, dan sebagai fungsi perbaikan jika selama proses
terdapat kekurangan. Kedua, melihat hasil akhir yang dicapai. Hasil akhir ini merujuk
pada kriteria waktu dan hasil yang dicapai dibandingkan terhadap fase perencanan.
evaluasi ini dilaksanakan menggunakan metode, sarana dan prasarana, anggaran
personal, dan waktu yang ditentukan dalam tahap perencanaan.

Berkaitan dengan tahap evaluasi, peran kepala sekolah adalah melakukan


sufervisi internal dan pembinaan dalam rangka peningkatan kualitas pendidikan dan
untuk menjaga agar kualitas penyelenggaraan pendidikan di sekolah bermutu yang
berdampak pada outcomes-nya yaitu lulusan siswa kelas enam yang berkualitas dan
memiliki potensi dan daya saing yang tinggi yang dapat menembus persaingan dalam
perolehan kursi pada jenjang selanjutnya, yaitu SMP. Dan tak hanya itu, lulusan

10
siswa pun memiliki karakteristik, skill dan kemampuan seperti yang diharapkan
dalam kurikulum yang dituangkan pada visi dan misi penyelenggaraan pendidikan di
sekolah.

Kepala sekolah akan dapat memainkan perannya dalam


mengimplementasikan kebijakan pemerintah dengan efektif apabila memahami
budaya sekolah yang dipimpinnya. Perubahan budaya yang berorientasi kepada mutu
harus dimulai dari kepemimpinan kepala sekolah. Kepala sekolah harus memainkan
kepemimpinan yang demokratis, transparan, jujur, bertanggungjawab, menghargai
guru dan staf, bersikap adil, dan bersikap terpuji lainnya yang tertanam dalam diri dan
dirasakan oleh seluruh warga sekolahnya. Kepala sekolah seyogyanyalah terbuka
menerima kritik dan masukan dari guru, staf TU, para siswa dan orangtua serta dewan
atau komite sekolah yang merupakan wakil dari masyarakat, tentang budaya yang
berkembang di sekolah demi tercapainya tujuan pendidikan yang diharapkan.

Kepala sekolah adalah orang yang bertanggung jawab untuk pencapaian


tujuan sekolah khususnya berkaitan dengan mutu pendidikan dan juga kepuasan
pelanggan yaitu guru secara internal dan orangtua siswa secara eksternal. Dalam
rangka memperoleh mutu dan kepuasan pelanggan, maka bagi kepala sekolah,
memiliki jiwa wirausaha adalah penting. Menurut Syaiful Sagala (2000) , sebagai
seorang manajer, kepala sekolah melaksanakan pekerjaan profesionalnya termotivasi
untuk memperoleh mutu pendidikan dan menghadapi resiko. Hal ini sejalan dengan
pendapat Soesarsono Wijandi (1988;24) bahwa berjiwa wirausaha adalah memiliki
sifat-sifat keberanian, keteladanan, dan semangat yang bersumber dari kekuatan
sendiri baik dalam kekearyaan pemerintahan maupun kegiatan apa saja di luar
pemerintahan dalam arti yang menjadi pangkal keberhasilan (Alma, 2002:16)

D. Tugas dan fungsi kepala sekolah


Dalam peraturan pemerintahan Nomor 28 tahun 1990 pasal 12 ayat 1 di
sebutkan bahwa kepala sekolah bertangung jawab atas penyeleggaraan kegiatan
Pendidikan, administrasi Pendidikan sekolah, pembinaan tenaga pendidik dan
kependidikan dan pendayagunaan serta pemeliharaan sarana dan prasarana. Dengan
demikian tugas dan fungsi kepala sekolah adalah sebagai pendidik (educator),
manajer, administrator, supervisor, leader, innovator dan motivator.(EMASLIM).

Dalam perkembangan ke depannya pran kepala sekolah dalam melaksanakan


tugas dan fungsinya juga dapat di tempatkan sebagai figure dan mediator sehinnga
tugas dan fungsi kepala sekolah menjadi EMASLIM-FM.
1. Kepala sekolah berperilaku sebagai saluran komunikasi di linkungan
sekolah yang di pimpinnya. Informasi-informasi yang berkembang yang
berhubungan dengan penyeleggaraan Pendidikan harus dapat di serap secara

11
actual oleh kepala sekolah sehingga dapat di jadikan sebagai instrument dalam
menentukan langkah dalam pengembangan sekolah. Informasi yang
bermanpaat hendaknya di komunikasikan kepada komponen sekolah dengan
harapan dapat di jadikan sebagai instrument pengembangan. Sementara
informasi yang di anggap kurang bermanpaat atau merugikan dapat di jadikan
sebagai instrument antisipatif dan reflektif.

2. Kepala sekolah bertindak dan bertangung jawab atas segala tindakan yang
di lakukan oleh bawahan. Kepala sekolah melakukan pengawasan (suvervisor)
terhadap aktivitas pengembangan sekolah terutama dalam pelaksanaan proses
pembelajaran sehingga apa yang di lakukan oleh guru, staf, atau siswa dapat
di ketahui dan di pertangungjawabkan oleh kepala sekolah ketika melaporkan
kepada pengawas atau dinas Pendidikan setempat.

3. Dengan waktu dan sumber yang terbatas, seorang kepala sekolah harus
mampu menhadapi berbagai persoalan. Kondisi tersebut membutuhkan
kemampuan manajerial kepala sekoalah untuk mengunakan sumber daya yang
terbatas dengan membagi tugas sesuai dengan kemampuan kepada guru-guru,
dan staf agar dapat di pergunakan seoftimal mungkin.

4. Kepala sekolah harus berpikir secara analitik dan konsepsional, Kepala


sekolah harus dapat memecahkan persolan melalui kajian dan analisis.
Kemudian menyelesaikan persolan dengan menemuakn solusi terbaik, serta
dapat di melihat setiap tugas sebagai satu keseluruhan yang saling berkaitan.

5. Kepala sekolah adalah seorang mediator atau juru penengah.


Dalam linkungan sekolah sebagai suatu organisasi di dalamnya terdiri dari
manusia yang mempunyai latar belakang yang berbeda-beda yang bias
menimbulkan konflik. Untuk itu kepala srekolah harus jadi penegah dalam
konflik tersebut.

6. Kepala seklah adalah seorang politisi. Kepala sekolah harus dapat


membangun hubungan kerjasama melalui pendekatan persuasi dan
kesepakatan. Peran politisi kepala sekolah dapat berkembang secara efektif
apabila ; (1) dapat di kembangkan prinsip jaringan pengertian terhadap
kewajiban masing-masing, (2) terbentuknya aliansi atau koalisi, seperti
organisasi profesi, OSIS, BP3, Komite sekolah dan sebagainya; (3)
terciptanya kerjasama dengan berbagai puhak sehingga aneka macam aktivitas
dapat di laksanakn.

12
7. Kepala sekolah adalah seorang diplomat. Dalam berbagai forum pertemuan
kepala sekolah adalah wakil resmi dari sekolah yang di pimpinya.

8. Kepala sekolah mampu mengambil keputusan-keputusan suit. Tidak ada


satu organisasi pun berjalan mulus tanpa masalah. Demikian pula sekolah
sebagai suatu organisasi tiak luput dari persoalan kesulitan-kesulitan..

E. Kepemimpinan Kepala Sekolah yang Efektif


1. Kepala sekolah yang ideal
Di terbitkannya Peraturan Menteri Pendidikan Nasional NOmor 15 tahun
2007 tentang standar Kepala Sekolah melegkapi peraturan sebelumnya, yaitu
Undang-Undang Sisdiknas Nomor 20 Tahun 2003 yang di antaranya
mengatur bahwa kepala sekolah dalam melaksanakan tugas dan tangung
jawabnya sebagai pemimpin Pendidikan harus memiliki kualifikasi, baik
kualifikasi umum maupun kualifikasi khusus. Di antara kualifikasi umum
yang harus di miliki oleh kepala sekolah, antara lain: (1) memiliki kualifikasi
akademik sarjana (S1) ATAU Diploma Empat (IV) kependidikan atau
nonkependidikan pada perguruan tinggi yang terakreditasi; (2) pada waktu di
angkat sebagai kepala sekolah berusia setinggi-tingginya 56 tahun; (3)
memiliki pengalaman mengajar sekurang-kurangnya 5 (lima) tahun menurut
jenjang sekolah masing-masing, kecuali di Taman Kanak-kanak/Raudatul
Athfal (TK/RA) memiliki pengalamn mengajar sekurang-kurangnya 3 (tiga)
tahun di TK/RA; (4) memiliki pangkat serendah-rendahnya iii/c bagi pegawai
negeri sipil dan bagi non -PNS di sertakan dengan kepangkatan yang di
keluarkan oleh yayasan atau Lembaga yang berwenang.
Sementara kualifikasi khusus yang harus di miliki oleh kepala sekolah di
tentukan sesuai dengan jenjang sekolah yang di pimpinnya.
Kualifikasi kepala sekolah pada jenjang Taman Kanak-kanak/Raudatul Athfal
(TK/RA), Sekolah dasar atau/Madrasah Ibtidaiyah (SD/MI), Sekolah
Menengah Pertama/Madrasyah Tsanawiyah(SMP/MTs), Sekolah Menengah
Atas/ Madrasyah Aliyah(SMA/MA), Sekolah Menengah Kejuruan/Madrasyah
Aliyah Kejuruan(SMK/MAK), Sekolah Dasar Luar biasa/Sekolah Menengah
Atas Luar Biasa (SDLB/SMPLB/SMALB) maupun kualifikasi kepala sekolah
Luar Negeri pada dasarnya memiliki substansi ketentuan yang sama, yaitu (1)
berstatus sebagai guru yang mengajar pada Lembaga dan jenjang sekolah
tersebut; (2) memiliki sertifikat pendidik; (3) memiliki sertifikat kepala

13
sekolah berdasarkan jenjang sekolah yang di pimpinnya, yang di terbitkan
oleh Lembaga yang di tetapkan oleh pemerintah.
Berdasarkan kualifikasi secara umum maupun secara khusus yang di miliki
oleh kepala sekolah dalam melaksanakan tugas dan tangung jawabnya di
harapkan kepala sekolah dapat meningkatkan kualitas kerjanya mewujudkan
sekolah yang berhasil. Hal tersebut karena salah satu kunci yang sangat
menetukan keberhasilan sekolah dalm mencapai tujuannya secara dominan di
tentuakan oleh keandalan manajemen sekolah yang bersangkutan, dan
keandalan manajemen sekolah sangat di pengaruhi oleh kapasitas
kepemimpinan kepala sekolahnya.
Sebagai seorang pemimpin, kepala seko;ah harus memiliki sejumlah
kompetensi agar dapat menjalankan tugas kepemimpinannya secara
professional. Kompetensi yang harus di miliki oleh kepala sekolah menurut
Peraturan Menteri Pendidikan Nasional (Permendiknas) Nomor 13 Tahun
2007 mengenai standar Kompetensi Kepala Sekolah/Madrasyah menguraikan
kompetensi-kompetensi yang harus di miliki oleh kepala sekolah.
Adapun kompetensi-kompetensi kepala sekolah yang di maksud
sebagai berikut.

Tabel kompetensi kepala sekolah

Rumpun Indikator
No Kompetensi
1.1 Berakhlak mulia, mengembangkan budaya dan tradisi
akhlak mulia, dan menjadi teladan akhlak mulia bagi
komunitas di sekolah/madrasyah.
1.2. Memiliki integritas Kepribadian yang kuat sebagai
pemimpin.
1 Kompetensi 1.3. Memiliki keinginan yang kuat dalam pengembangan
Kepribadian diri sebagai kepala sekolah.
1.4. Bersikap terbuka dalam melaksanakan tugas pokok dan
fungsi.
1.5. Mampu mengendalikan diri dalam menghadapi masalah
dalam pekerjaan sebagai kepala sekolah.
1.6. Memiliki bakat dan mimat jabatan sebagai pemimpin
Pendidikan.
2.1. Menyusun perencanaan sekolah untuk berbagai
tingkatan perencanaan.
2.2. Mengembangkan organisasi sekolah sesuai dengan
kebutuhan.
2.3. Memimpin sekolah/madrasyah dalam rangka

14
pendayagunaan sumber daya manusia secara optimal.
2.4. Mengelola perubahan dan pengembangan
sekolah/madrasyah menuju organisasi pembelajar yang
efektif.
2.5. Menciptakan budaya dan iklim sekolah/madrasyah yang
kondusif dan inovatif bagi pembelajaran peserta didik.
2.6. Mengelola guru dan staf dalam rangka pendayagunaan
sumber daya manusia secara oftimal.
2.7. Mengelola sarana dan prasarana sekolah/madrasyah
dalam rangka pendayagunaan secara oftimal.
2.8. Mengelola hubungan sekolah/madrasyah dan
masyarakat dalam rangka pencarian dukungan ide, sumber
belajar dan pembiyaan sekolah/madrasyah.
2.9. Mengelola peserta didik dalam rangka penerimaan
peserta didik baru. Dan penempatan dan penegembangan
kapasitas peserta didik.
2.10 Mengelola pengembangan kurikulum dan kegiatan
pembelajaran ssesuai dengan arah dan tujuan Pendidikan
nasional.
2.11. Mengelola keuangan sekolah /madrasyah sesuai
2 Kompetensi dengan prinsip pengelolaan yang akuntabel, tranparan, dan
manajerial efisien.
2,12. Mengelola ketatausahaan sekolah/madrasyah dalam
mendudkung pencapaian tujuan sekolah/madrasyah.
2.13. Mengelola unit layanan khusus sekolah/madrasyah
dalam kegiatan mendukung kegiatan pembelajaran dan
kegiatan peserta didik sekolah/madrasyah.
2.14. Mampu mengelola sisitem informasi sekolah dalam
mendukung penyusunan program dan pengambilan
keputusan.
2.15. Memanpaatkan kemajuan teknologi informasi bagi
peningkatan pembelajaran dan manajemen Pendidikan.
2.16. Melakukan monitoring, evaluasi, dan peloporan
pelaksanaan program kegiatan sekolah/madrasyah dengan
prosedur yang tepat, serta merencanakan tindak lanjutnya.

3.1. Menciptakan Inovasi yang berguna bagi pengembangan


sekolah/madrasyah.
3.2. Bekerja keras untuk mencapai keberhasilan
sekolah/madrasyah sebagai organisasi pembelaja yang
efektif.
3.3. Memiliki motivasi yang kuat untuk sukses dalam

15
melaksanakn tugas pokok dan fungsinya sebagai pemimpin
sekolah/madrasyah.
3.4. Pantang menyerah dan selalu mencari solusi terbaik
dalam menghadapi kendala yang di hadapi
3. Kompetensi sekolah/madrasyah.
kewirausahaan 3.5. Memiliki naluri kewirausahaan dalam mengelola
kegiatan produksi/jasa sekolah/madrasyah sebagai sumber
belajar peserta didik.

4.1. Merencanakan program supervise akademik dalam


rangka peningkatan profesionalisme guru.
4.2. Melaksanakn supervise akademik terhadap guru dengan
mengunakan pendekatan dan Teknik supervisi yang tepat.
4.3. Menindaklanjuti hasil supervisi akademik dalam rangka
peningkatan profesionalisme guru.
.5.1. Bekerjasama dengan pihak lain untuk kepentingan
sekolah /madrasyah.
5.2. Berpartisipasi dalam kegiatan social kemasyarakatan.
5. Kompetensi 5.3. Memiliki kepekaan social terhadap orang atau
sosial kelompok lain.

Kompensi kompetensi tersebut merupakan syarat yang harus di penuhi dalam


menjalankan tugas pokok dan fungsi kepala sekolah. Hal ini bearti komponen-
komponen tersebut merupakan representasi dari kemampuan kepala sekolah
untuk di miliki dalam melaksanakn tugas dan tangung jawabnya.
Keberhasilan suatu sekolah sangat di tentukan oleh penguasaan kompetensi-
kompetensi tersebut oleh kepala sekolah.
Senada dengan hal tersebut, untuk meningkatkan kualitas kepemimpinan
kepala sekolah, Burhanuddin (2004) mengklasifikasikan empat kategori
pokok yang berhubungan dengan interdependen, sekaligus merupakan aspek
kemampuan yang perlu di kembangkan kepala sekolah untuk untuk
mendukung efektivitas kepemimpinannya.
1. Kepribadian (personality). Dalam menjalankan tugas dan tangung
jawabnya, kepala sekolah di tuntut untuk memiliki kemampuan kepribadian
atau karakteristik positif sebagai sifat yang di milikinya, antara lain; ramah,
periang, bersemangat, berani, murah hati, spontan, percaya diri, memiliki
mentalitas yang kuat dan kepekaan sosial yang tinggi.

16
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
1. Kepemimpinan Pendidikan merupakan kemampuan seorang pemimpin
dalam memengaruhi komponen-komponen sekolah agar dapat bekerja
dalam mencapai tujuan Bersama. Seorang pemimpin dalam lingkup
Pendidikan adalah kepala sekolah.
2. Karakteristik kepala sekolah yang ideal Di terbitkannya Peraturan
Menteri Pendidikan Nasional NOmor 15 tahun 2007 tentang standar
Kepala Sekolah melegkapi peraturan sebelumnya, yaitu Undang-
Undang Sisdiknas Nomor 20 Tahun 2003 yang di antaranya mengatur
bahwa kepala sekolah dalam melaksanakan tugas dan tangung
jawabnya sebagai pemimpin Pendidikan harus memiliki kualifikasi,
baik kualifikasi umum maupun kualifikasi khusus. Di antara
kualifikasi umum yang harus di miliki oleh kepala sekolah, antara lain:
(1) memiliki kualifikasi akademik sarjana (S1) ATAU Diploma Empat
(IV) kependidikan atau nonkependidikan pada perguruan tinggi yang
terakreditasi; (2) pada waktu di angkat sebagai kepala sekolah berusia
setinggi-tingginya 56 tahun; (3) memiliki pengalaman mengajar
sekurang-kurangnya 5 (lima) tahun menurut jenjang sekolah masing-
masing, kecuali di Taman Kanak-kanak/Raudatul Athfal (TK/RA)
memiliki pengalamn mengajar sekurang-kurangnya 3 (tiga) tahun di
TK/RA; (4) memiliki pangkat serendah-rendahnya iii/c bagi pegawai
negeri sipil dan bagi non -PNS di sertakan dengan kepangkatan yang
di keluarkan oleh yayasan atau Lembaga yang berwenang.

B. Saran
Manajemen sekolah membutuhkan kemampuan professional kepala
sekolah sebagai pemimpin Pendidikan. Kepala sekolah bertangung jawab
dalam mengatur, mengelola, melaksanakan dan mengendalikan kegiatan-
kegiatan Pendidikan yang di kembangkan di sekolah.
Oleh karena itu bagi siapa pun yang ingin menjadi kepala sekolah yang
professional dan epektif mulai dari sekarang harus mengembangkan
kompetensi-kompetensi terpenting berikut ini :
1. Kompetensi kepribadian
2. Kompetensi manajerial
3. Kompetensi kewirausahaan
4. Kompetensi supervise
5. Kompetensi sosial.

17
18

Anda mungkin juga menyukai