Anda di halaman 1dari 18

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 LATAR BELAKANG


Gangguan okular yang ditandai dengan perubahan pada pusat saraf optic
(pempeng optik) dan kehilangan sensitivitas visual dan jarak pandang. (Elin,
2009)
Glaukoma adalah gangguan penglihatan yang disebabkan oleh meningkatnya
tekanan bola mata. Meningkatnya tekanan di dalam bola mata Ini disebabkan
oleh ketidak-seimbangan antara produksi cairan dan pembuangan cairan
dalam bola mata dan tekanan yang tinggi dalam bola mata bisa merusak
Jaringan-jaringan syaraf halus yang ada di retina dan di belakang bola mata.
Tingginnya tekanan intrakular bergantung pada besarnya produksi humor
aquelus oleh badan siliari dan mengarlirkannya keluar. Besarnya aliran keluar
humor aquelus melalui sudut bilik mata depan juga bergantung pada keadaan
kanal schlemm dan keadaan tekanan episklera.

1.2 TUJUAN
Agar semua mahasiswa dan mahasiswi dapat memahami bagaimana
terjadinya galaukoma, penanganan galaukoma,masalah-masalh yang sering
muncul pada penderita glaukoma.

1
BAB II

TINJAUAN TEORITIS

2.1 DEFENISI

Gangguan okular yang ditandai dengan perubahan pada pusat saraf optic
(pempeng optik) dan kehilangan sensitivitas visual dan jarak pandang. (Elin,
2009)

Glaukoma adalah gangguan penglihatan yang disebabkan oleh meningkatnya


tekanan bola mata. Meningkatnya tekanan di dalam bola mata Ini disebabkan
oleh ketidak-seimbangan antara produksi cairan dan pembuangan cairan
dalam bola mata dan tekanan yang tinggi dalam bola mata bisa merusak
Jaringan-jaringan syaraf halus yang ada di retina dan di belakang bola mata

klasifikasi vaughen untuk glaucoma yaitu: (Sidarta Ilyas,2010)

1. Glaucoma primer
a. Glaucoma sudut terbuka (glaucoma simplek)
b. Glaucomasudutsempit
2. Glaucoma congenital
a. Primeratauinfantile
b. Menyertai kelainan congenital lainnya
3. Glaucoma sekunder
a. Perubahanlensa
b. Bedah
c. Kelainanuvea
d. Rubeosis
e. Trauma
f. Steroiddll

2
4. Glaucoma absolute
Dari pembagian diatas dapat dikenal glaucoma dalam bentuk-bentuk:
a. Galukoma sudut sempit primer dan sekunder, (dengan blockade pupil atau
tanpa blockade pupil)
b. Glaucoma sudut terbuka primer dan sekunder
c. Kelainan pertumbuhan, primer (congenital, infantile, juvenile), sekunder
kelainan pertumbuhan lain pada mata.

2.2 PATOFISIOLOGI

Tingginnya tekanan intrakular bergantung pada besarnya produksi humor


aquelus oleh badan siliari dan mengarlirkannya keluar. Besarnya aliran keluar
humor aquelus melalui sudut bilik mata depan juga bergantung pada keadaan
kanal schlemm dan keadaan tekanan episklera. Tekanan intraokular dianggap
normal bila kurang dari 20 mmHg pada pemeriksaan dengan tonometer
Schiots(aplasti). Jika terjadi peningkatan tekanan intaokuli dari 23mmHg,
diperlukan evaluasi lebih lanjut. Secara fisiologis, tekanan intaokuli yang
tinggi akan menyebabkan terhambatnya aliran darah menuju ke saraf optik
dan ke retina. Iskemia ini akan menimbulkan kerusakan fungsi secara
bertahap. Apabila terjadi peningkatan tekanan intraokular, akan timbul
penggaungan dan regenerasi saraf optikus yang dapat disebabkan oleh
beberapa faktor :

1) Gangguan perdarahan pada papil yang menyebabkan degenerasi


berkas serabut saraf pada saraf optik.
2) Tekanan intraokular yang tinggi secara mekanik menekan papil saraf
optik yang merupakan tempat dengan daya tahan paling lemah pada
bola mata. Bagian tepi papil saraf otak relatif lebih kuat pada bagian
tengah sehingga terjadi penggaugan pada papil saraf optik.
3) Kelainan lapang pandang glaukoma disebabkan oleh kerusakan
serabut saraf optik (Anas Tamsuri 2010)

3
2.3 ETIOLOGI

Penyebab dari glaukoma adalah sebagai berikut (Sidharta Ilyas, 2004)

1) Bertambahnya produksi cairan mata oleh badan cilliary.


2) Berkurangnya pengeluaran cairan mata di daerah sudut bilik mata /
dicelah pupil.

2.4 MANIFESTASI KLINIS

1) Glaukoma sudut lebar berkembang dengan pelan dan biasanya


asimtomatik sampai onset kehilangan jarak pandang. Kerusakan jarak
pandang termasuk konstriksi jarak pandang periferal general, skotomas
terisolasi atau bintik buta, penurunan sensitivitas kontras, penurunan
akuitas, periferal, dan perubahan penglihatan warna.
2) Pada glaukoma sudut sempit, pasien biasanya mengalami simpton‘
prodromal lntermittent (seperti padangan kabur dengan halos
sekitarcahav‘ dan, biasanya sakit kepala). Tahap akut memiliki gejala
berhubungan dengan kornea berawan, edematous; nyeri pada okular;
mual, muntah, dan nyeriabdominal; dan diaforesls.

2.5 PEMERIKSAAN PENUNJANG (Hanarwatiaj,2008)

1. Oftalmoskopi :Untuk melihat fondus mata bagian dalam yaitu retina ,


diskus optikus macula dan pembuluh darah retina
2. Tonometri :Adalah alat untuk mengukur tekanan intra okuler, nilai yang
mencurigakan apabila berkisar antara 21-25 mmHG dan dianggap patilogi
blla melebihi 25 mmHG
3. Perimetri :Kerusakan nervus optikus memberikan gangguan lapang
pandangan yang has pada glaucoma . secara sederhana , lapang pandang
dapat diperiksa dengan tes konfrontasi
4. Pemeriksaan Ultrasonotrapi: Adalah gelombang suara yang dapat
digunakan untuk mengukur dimensi dan struktur okuler.

4
2.6 PENATALAKSANAAN

1. Terapi medikamentosa: (David AL)


a. Agen osmotik
Agen ini lebih efektif untuk menurunkan tekanan intraokular. Agen
osmotik oral pada penggunaannya tidak boleh diencerkan dengan
cairan atau es agar osmolarltas dan efisiensinya tidak menuflm.
Beberapa contoh agen osmotik antara lain:
a) Gliserin oral; dosis efektif 1-1,5 g/kgBB dalam 50% cairan.
Dapat menurunkan tekanan intraokular dalam waktu 30-90
menit setelah pemberian dan bekerja selama 5-6jam.
b) Manitol oral; dosis yang dianjurkan adalah 1-2 g/kgBB dalam
50% cairan. Puncak efek hipotensif okular terlihat dalam 1-3
jam dan berakhirB-Sjam.
c) Manitol intravena; dosis 2 g/kgBB dalam 20% cairan selama
30 menit. Maksimal penurunan tekanan intraokular dijumpai
setelah 1 jam pemberian.
d) Ureum intravena; agen ini merupakan alternative karena
kerjanya tidak seefktif manitol. Penggunaannya harus diawasi
dengan ketat karena memiliki efek kardiovaskuler.

b. Karbonikanhidraseinhibitor

Digunakan untuk menurunkan tekanan intraokular yang tinggi,


dengan menggunakan dosis maksimal dalam bentuk intravena, oral
atau topikal. Contoh obat golongan ini yang sering digunakan adalah
Asetazolamide. Efeknya dapat menurunkan tekanan dengan
menghambat produksi humour akuos sehingga dapat menurunkan
tekanan dengan cepat. Dosis inisial 2x250 mg oral. Dosis alternatif
intravena 500 mg bolus. Penambahan dosis maksimal dapat diberikan
setelah 4-6jam.

5
c. Miotik kuat

Sebagai inisial terapi, pilokarpin 2% atau 4% setiap 15 menit sampai


4 kali pemberian diindikasikan untuk mencoba menghambat
serangan awal glaukoma. Penggunaannya tidak efektif pada serangan
yang sudah lebih dari 1-2 jam. Pilokarpin diberikan 1 tetes setiap 30
menit selama 1-2 jam.

d. Batabloker
Merupakan terapi tambahan yang efektif untuk menangani glaukoma
sudut tertutup. Timolol merupakan beta bicker nonselektif dengan
aktifitas dan konsentrasi tertinggi di bilik mata belakang yang dicapai
dalam waktu 30-60 menit setelah pemberian topikal. Sebagai Inisial
terapi dapat diberikan 2 kali dengan Interval setiap 20 menit dan dapat
di ulang dalam 4, 8, dan 12 jam kemudian.
e. Apraklonidin
Merupakan agen agonis alfa-Z yang efektif untuk hipertensi okular.
Apraklonidin 0,5% dan 1% menunjukkan efektivitas yang sama dalam
Menurunkan tekanan okular 34% setelah 5 Jam pemakalan topical

2.Observasi respon terapi

Merupakan periode penting untuk melihat respon terapi yang harus


dilakukan minimal 2 jam setelah terapi medikamentosa secara Intensif.

Mellputi :

a. Monitor ketajaman visus, edema kornea dan ukuran papil.


b. Ukur tekanan lntraokularsetlap 15 menit.
c. Periksa sudut dengan gonloskopi, terutama bila tekanan lntraokular
sudah turun dan kornea Jernih.

6
Respon terapi :

a. Baik; ada perbaikan visus, kornea jernih, pupil kontriksi, tekanan


lntraokular menurun dan sudutnya terbuka kembali. Dapat dilakukan
tindakan selanjutnya dengan laser lridektomi.
b. Sedang; visus sedikit membaik, kornea agak jernih, pupil tetap
dilatasi, tekanan lntraokular tetap tlnggl (sekitar 30 mmHg), sudut
sedikit terbuka. Dilakukan pengulangan Indentasi gonioskopi untuk
membuka sudut, bila berhasil dilanjutkan dengan laser iridektoml
atau laser iridoplasti. Sebelumnya diberikan tetesan gliserin untuk
mengurangi edema kornea.
c. Jelek; visus tetap Jelek, edema kornea, pupil dilatasi dan terfikir,
tekanan Intraokular tinggi dan sudutnya tetap tertutup. Tindakan
selanjutnya adalah laser iridoplasti.

3.Parasintesis

Merupakan teknik untuk menurunkan tekanan lntraokular secara cepat


dengan cara mengeluarkan cairan akuos sebanyak 0,05 ml maka akan
menurunkan tekanan setelah 15-30 menit pemberian. Teknik lnl masih
belum banyak digunakan dan masih dalam penelitian. (David AL)

4.Bedah laser

a.Laser iridektomi

Diindikasikan pada keadaan glaukoma sudut tertutup dengan blok pupil juga
dilakukan untuk mencegah terjadinya blok pupil pada mata yang berisiko
yang ditetapkan melalui evaluasi gonioskopi. Ini juga dilakukan pada
serangan glaukoma akut dan pada mata kontra lateral dengan potensial
glaukoma akut.

7
b. Laser irldoplasti

Pengaturan laser iridoplasti berbeda dengan laser iridektomi. Disini


pengaturannya dibuat untuk membakar iris agar otot sfingter iris
berkontraksi, sehingga iris bergeser kemudian sudut terbuka. Agar laser
iridoplasti berhasil maka titik tembakan harus besar, powernya rendah dan
waktunya lama. Aturan yang digunakan ukurannya 500 um (200-500 um)
dengan power 500 mw (400-500 mW), waktunya 0,5 detik (O,3-0,S detik).
(American Academy of Ophthalmology)

5. Bedah insisi

a. Iridektomi bedah insisi

Pupil dibuat miosis total menggunakan miotik tetes. Kemudian dilakukan


insisi 3 mm pada kornea-sklera 1 mm di belakang limbus. lnsisi dilakukan
agar iris prolaps. Bibir insisi bagian posterior ditekan sehingga iris perifer
hamper selalu prolaps lewat insisi dan kemudian dilakukan iridektomi Luka
InSISI kornea ditutup dengan jahitan dan bilik mata depan dibentuit kembali
dg NaCl 0,9%.

b. Trabekulektomi

Indikasi tindakan ini dilakukan pada keadaan glaukoma akut yang berat atau
setelah kegagalan tindakan iridektomi perifer, glaukoma primer sudut
tertutup, juga pada penderita dengan iris berwarna coklat gelap (ras ASia atau
Cina). Jika mungkin, tindakan ini akan dikombinasikan dengan ekstraksi
lensa. (American Academy of Ophthalmology)

6. Ekstraksi |ensa

Apabila blok pupil jelas terlihat berhubungan dengan katarak, ekstraksi lensa
dapat dipertimbangkan sebagai prosedur utama. (American Academy of
Ophthaimology)

8
7. Tindakan profilaksis

Tindakan ini terhadap mata normal kontra-lateral dilakukan iridektomi laser


profilaksis. Ini lebih disukai daripada perifer iridektomi bedah Dilakukan pada
mata kontra-Iaterai yang tidak ada gejala. (American Academy of
Ophthalmology)

2.6 MASALAH YANG LAZIM MUNCUL

1. Ketidakseimbangan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuhssss


2. Gangguan citra tubuh
3. Resiko cidera
4. Nyeri akut b.d peningkatan tekanan intra okuler (TIO) yang ditandai
dengan mual dan muntah
5. Resiko infeksi
6. Ansietas b. d faktor fisilogis, perubahan status kesehatan, adanya nyeri,
kemungkinan/kenyataan kehilangan penglihatan ditandai dengan
ketakutan, ragu-ragu, menyatakan masalah tentang perubahan kejadian
hidup
7. Defisiensi pengetahuan b.d kurang terpajan/tak mengenal sumber, kurang
mengingat, salah interpretasi, ditandai dengan ;pertanyaan, pernyataan
salah persepsi tak akurat mengikuti instruksi, terjadi komplikasi yang
dapat dicegah

2.7 DISCHARGE PLANNING

1. Banyak makan makanan yang bergizi dan vitamin A


2. Iistirahat yang cukup dengan memejamkan mata
3. Ketahui penyebab dan gejala akan glaukoma dan diskusikan dengan
tenaga medis untuk pencegahannya
4. Pola hidup tenang menurunkan respons emosi terhadap stres , mencegah
perubahan okuler yang mendorong iris kedepan

9
5. Gunakan kaca mata untuk pemajanan yang lama pada sinar mata hari
.Jangan pernah secara langsung melihat pada mta hari untuk periode yang
lama.

10
BAB III
ASUHAN KEPERAWATAN

A. Pengkajian
1. Riwat atau adanya fsktor – factor risiko
 Riwat keluarga positif
 Tumor mata
 Hemoriga
 Inflamasi intraocular (uveitis)
 kontusio mata trauma selama pembedahan
2. pemeriksaan fisik berdasarkan pengkajian umum pada mata (apendiks H)
dpat menunjukan
Untuk sudut terbuka primer
 melaporkan kehilangan penglihatan perifer lambat ( penglihatan
terowongan )
Untuk sudut tertutup primer
 awitan tiba-tiba dari nyeri berat pada mata sering disertai dengan
sakit kepala, mual , dan muntah
 keluhan –keluhan sinar halo pelangi , penglihatan kabur, dan
persepsi sinar
 pupil terfiksasi sedara sedang dengan sclera kemrehan karena
radang kornea tampak berawan
3. pemeriksaan diagnostik
 tonometri digunakan untuk mengukur TIO . glukoma dicurigai bila
TIO lebih besar dari 22 mmhg
 gonioskopi memungkinkan pemeriksaan melihat secara langsung
diskus optic dan struktur mata internal
4. kaji pemahaman pasien tentang kondisi dan respon emosional terhadap
kondisi dan rencan tindakan

11
B. Diagnosa Keperawatan
1. nyeri berhubungan dengan factor glukoma akut
2. ansietas berhubungan factor ketakutan tentang kebutaan permanen kurang
pengetahuan tentang pengobatan
3. risiko tinggi terhadap kerusakan penatalaksanaan pemeliharaan di rumah
berhubungan dengan factor kurang pengetahuan tentang perawatan diri
pada saat pulang , kurang sistem pendukung adekuat .

C. Intervensi
1. nyeri berhubungan dengan factor glukoma akut
Batasan karakteristik : mengungkapkan nyeri pada mata , melingdungi sisi
yang nyeri,
intervensi :
1, pantau:
 TD, nadi dan pernafasan setiap 4 jam bila tidak menerima agen
osmotic secara intravena ,setiap 2 jam bila menerima agen osmotic
 derajat nyeri mata setiap 30 menit selama fase akut
 masukan dan haluaran setiap 8 jam saat menerima agen osmotic
intravena
 ketajaman penglihatan setiap waktu sebelum penetesan agen
oftalmik yang diresepkan . tanyakan bila pasien dapat membaca
bahan cetakan yang dipegang sejauh tangan
rasional :
untuk mengidentifikasi kemejuan atau penyimpangan dari hasil yang
diharapkan oftalmatik yang diresepkan untuk glukoma . beri tahu
dokter tentang hal berikut
intervensi
2. berikan agen oftnalmik yang diresepkan untuk glukoma . beri tahu
dokter tentang hal berikut
 hipotensi

12
 haluaran urinaruis kurang dari 240 ml untuk setiap jam
 takhilanglanya nyeri pada mata dalam 30 menit terapi obat
 penurunan terus menerus ketajaman penglihatan

rasional
agen –agen osmotic intravena menyebabkan penurunan TIO cepat
.agen-agen osmotic adalah hiperosmolar dan dapat menyebabkan
dehidrasi .monitol dapat mencetuskan hiperglekimia pada pasien
diabetic . tetes mata miotik memberikan drainase lebih baik dari pada
aquades humor dan menurunkan produksi pengontrolan TIO adalah
esensial untuk memperbaiki penglihatan
intervensi
3. siapkan pasien untuk pembedahan sesuai pesanan
rasional :
setelah TIO terkontrol pada glukoma sudut terbuka ,prmbedahan harus
dilakukan untuk secara permanen menghilangkan blok pupil
intervensi
4.pertahankan tirah baring ketat pada posisi semi-fowler mulai
tindakan untuk mencegah peningkatan TIO
 beri tahu pasein terhadap batuk , bersin, mnegejan, atau
menempatkan kepala dibawah panggul
rasional ;
tekanan pada mata ditingkatkan bila tubuh datar dan bila maneuver
valsalva di aktifkan ,seperti pada aktivitas – aktivitas ini
intervensi
5, berikan lingkungan gelap dan terang
rasional ; stress dan sinar menimbulkan TIO yang mencetuskan nyeri
intervensi ;
6, berikan analgesia narkotik ang diresepkan pm dan evaluasi
keefetifannya

13
rasional;
untuk mengontrol nyeri . nyeri berat mencetuskan valsalva , menimbulkan
TIO
2. ansietas berhubungan factor ketakutan tentang kebutaan permanen kurang
pengetahuan tentang pengobatan
Batasan karakteristik ; mengungkapkan perasaan gugup ketakutan
,pengulangan pertanyaan ,suara bergetar ,mengakui kurang pemahaman
intervensi ;
1. meskipun kebutaan sebelum mulainya tindakan mungkin permenen
kerena destruksi sel-sel saraf retina karena peningkatan TIO jangan
beri tahu pasein bahwa kerusakan penglihatan akan permanen
rasional;
ketajaman penglihatan hanya menunjukan ketajaman penglihatan . hanya
ahli oftalmologi dapat menentukan bila penurunan dapat menentukan bila
penurunan penglihatan permanen setelah pemeriksaan menyeluruh dari
struktur mata internal
Intervensi
2. berikan pasien mengekpresikan perasaan tentabg kondisi .
pertahankan cara yang tenang dan ofesiensi . jelaskan tujuan semua
tindakan yang ditententukan .
rasional ;
pengeskpresian perasaan membantu pasien mengidentifikasi sumber
ansietas dan penggunaan respon koping pendekatan tenang oleh pemberi
perawatan menyampaikan kepercayaan dan control . pengetahuan apa
yang diperkiraan membantu mengurangi ansietas
Intervensi
3. pertahankan bel panggilan disamping tempat tidur dan intruksikan
pasien untuk memberi tanda untuk bantuan sesuia kebutuhan
pertahankan pagar tempat tidur tinggi untuk meningatkan pasien tidak
turun dari tempat tidur

14
Rasional ;
ansietas meningkatkan kapan pasien mereka sendiri dan tanpa bantuan
Intervensi
4. pertahankan control nyeri efektif
Rasional ;
nyeri adalah sember ansietas
3. risiko tinggi terhadap kerusakan penatalaksanaan pemeliharaan di rumah
berhubungan dengan factor kurang pengetahuan tentang perawatan diri
pada saat pulang , kurang sistem pendukung adekuat .
Batasan karakteristik ; mengungkapkan kurang pemahaman , meminta
informasi ,melaporkan ketidaktersediaan orang terdekat untuk membantu
perawatan dirumah dengan aman .
Intervensi ;
1. bila gejala –gejala akut terkontrol ,berikan informasi tentang kondisi
tekankan bahwa glukoma memerlukan pengobatan sepanjang hidup .
intruksikan pasien untuk mencari pertolongan medis bila
ketidaknyamanan mata dan gejala-gejala peningkatan TIO terulang
saat obat-obatan . ingatkan pasien bahwa risiko glukoma terjadi pada
mata yang tersakit selalu ada .
Rasional ;
untuk meningkatkan kerja sama pasien
Intervensi
2. ajarkan dan biarkan pasien mempraktikan pemberian sendiri tetes mata
bila pembedahan tidak dilakukan . bila pasien tidak dapat memberikan
tetes mata ajarkan orang terdekat . konsul pelayanan social pada
departemen perencanaan pulang untuk kunjungan perawatan kesehatan
rumah bila pasien tidak dapat melakukan aktivitas perawat dirumah
dan bila sisten pendukung takadekuat . berikan informasi tentang dosis
,nama, jadwal ,tujuan dan efek samping yang dapat dilaporkan dari
semua obat-obatan yang diresepkan untuk digunakan di rumah

15
Rasional
penyuluhan kesehatan esensial untukn keamanan dalam perawatan diri.
biasanya pemberian tetes mata antiglukoma TIO adalah tujuan terapi,
kecusli pembedahan telah dilakukan untuk menghilangkan obstruksi
secara permanen dari aliran aquades humor, departemen perencanaan
pulang pelayananaan social bertanggung jawab untuk menjamin
kontinuitas perawatan pasien pada saat pulang bila perawatan kontinu
diperlakukan untuk pemulihan dan pemeliharaan kesehatan .
Intervensi
3. jaminan semua intruksi dan informasi tentang obat yang diresepkan
Rasional ;
intruksikan verbal dapat dengan mudah di lupakan
Intervensi;
4. tinjau ulang praktik-praktik umum untuk keamanan mata;
1. bila menggunakan kaleng sprei , yakinkan lubang menghadap
jauh dari wajah sebelumnya menyemprotkan
2. hindari menyemprotkan insektisida dan zat lain dan kimia
kebun pada hari berangin
3. bila menggunakan kimia diluar ruangan ,berdiri dengan
punggung melawan angin sehingga tiupan angin jauh dari zat
4. gunakan kacamata pelindung mata hari dengan rentang UV
tinggi untuk pemajanan yang lama pada sinar matahari. jangan
pernah secara langsung melihat pada matahari untuk periode
yang lama
5. jamin sinar yang baik bila membaca
6. gunakan alat pelindung mata bila menggunakan zat untuk
memotong rumput
Rasional ;
untuk melindungi terhadap cedera mata

16
BAB IV
PENUTUP
4.1 KESIMPULAN
Glaukoma adalah gangguan penglihatan yang disebabkan oleh meningkatnya
tekanan bola mata. Meningkatnya tekanan di dalam bola mata Ini disebabkan
oleh ketidak-seimbangan antara produksi cairan dan pembuangan cairan
dalam bola mata dan tekanan yang tinggi dalam bola mata bisa merusak
Jaringan-jaringan syaraf halus yang ada di retina dan di belakang bola mata.

Tingginnya tekanan intrakular bergantung pada besarnya produksi humor


aquelus oleh badan siliari dan mengarlirkannya keluar. Besarnya aliran keluar
humor aquelus melalui sudut bilik mata depan juga bergantung pada keadaan
kanal schlemm dan keadaan tekanan episklera.

17
DAFTAR PUSTAKA

Baunghman, hackley. 2000. Keperawatan Medikal-Bedah, Jakarta: EGC

Engram barbara. 1999. Rencana Asuhan Keperawatan Medikal-Bedah, Jakarta:EGC

Nurarif, Dkk. 2015. Aplikasi asuhan keperawatan berdasarkan diagnosa medis dan
NANDA NIC-NOC, Jogjakarta:mediaction jogja

18

Anda mungkin juga menyukai