Chapter II PDF
Chapter II PDF
BAB 2
TINJAUAN PUSTAKA
2.1.2 Epidemiologi
kejadian stroke di negara Barat, nyeri kepala hebat yang terjadi secara tiba –
4% (Misbach,1999).
United States, suku berkulit hitam dan Hispanic secara signifikan angka
cenderung terjadi pada usia muda dan terutama usia separuh baya
(Carhuapoma, 2010).
lobar yang berasal dari gray matter atau subcortical white matter. Pada
Total ICH Lobar (%) Deep (%) Brainstem (%) Cerebellum (%)
Greater Cincinnati [11] 1038 359 (35) 512 (49) 65 (6) 102 (10)
Izumo City, Japan [13] 350 53 (15) 242 (69) 30 (9) 25 (7)
Southern Sweden [148] 341 176 (52) 121 (36) 15 (4) 29 (9)
A. Usia
B. Hipertensi
utama adalah deposit protein amiloid pada media dan adventitia dari arteri
vaskular yang normal melalui deposisi amiloid pada media dan adventitia
2010).
telengiactesis (Carhuapoma,2010).
Intraserebral
F. Antiplatelet
G. Cerebral Microbleeds
(Carhuapoma, 2010).
I. Hipokolesterolemia
K. Pengguna Tembakau
L. Diabetes
otak (Misbach,1999).
secara tiba – tiba atau kenaikan dalam jumlah yang secara mencolok dapat
menginduksi pecahnya pembuluh darah terutama pada pagi hari dan sore
hari (Misbach,1999).
sampai dengan 6 jam dan jika volumenya besar akan merusak struktur
anatomi otak dan menimbulkan gejala klinis. Jika perdarahan yang timbul
kecil, maka massa darah hanya dapat merusak dan menyela di antara
keadaan ini absorpsi darah akan diikuti pulihnya fungsi neurologi. Sedangkan
tekanan intrakranial dan yang lebih berat dapat menyebabkan herniasi otak
prognosis. Bila volume darah lebih dari 60 cc maka risiko kematian sebesar
93% pada perdarahan dalam dan 71% pada perdarahan lobar. Sedangkan
yang bertahap (dalam waktu menit sampai dengan hari) atau kejadian yang
terjadi secara tiba – tiba dari defisit neurologi fokal biasanya berhubungan
gambaran klinis dari subtipe stroke (Carhuapoma, 2010). Pada Tabel 3 dapat
Maximal at onset 40 % 38 % 79 % 34 % 80 %
Stepwise 34 % 32 % 11 % 3% 3%
Gradual 13 % 20 % 5% 63 % 14 %
Fluctuating 13 % 10 % 5% 0% 3%
Dikutip dari : Carhuapoma, J.R.; Mayer, S.A.; Hanley, D.F. 2010. Intracerebral Hemorrhage.Cambridge
University Press. New York
Tabel 3. Gambaran Neurologis Pada Penderita Perdarahan Intraserebral dan Lokasi Perdarahan
Table 13-3. Neurologic findings in Patients with Intracerebral Hemorhhage at common sites
Locale Motor Sensory Hemianopia Pupils Eye movements Other
weakness Loss
Caudate Hemiparesis - - Normal - normal or Confusion
transient
conjugate gaze
palsy
contralateral
Putamen Hemiparesis + - Normal - -
Small ++
Large Hemiparesis ++ ++ ±Ipsilateral Conjugate palsy L: aphasia
++++ fixed, contralateral R: left-sided
dilated neglect,
constructional
apraxia
Thalamus Hemiparesis +++ ± Small, Eyes down, or Confusion L:
+ nonreactive down and in; aphasia
vertical gaze
palsy; conjugate
gaze palsy
ipsilateral or
contralateral;
pseudo VI nerve
palsy
Lobar Hemiparesis Abular
±
Frontal - - Normal - L: aphasia
Parietal +++ ++ Normal - R: Left-sided
neglect,
constructional
apraxia
Temporal - - ++ Normal - L: aphasia,
agitation
Occipital - or transient ++++ Normal - -
Pontine Quadriparesis ± - Small Bilateral Hyperventilation
(medial ++++ reaction horizontal
basil) conjugate gaze
(lateral palsy, bobbing
tegmental)
Cerebellar - or transient Contralateral - Ipsilateral 1-{½} syndrome Limb ataxia
hemisensory small
+++ reaction
- - - Small Ipsilateral sixth Gait ataxia
reaction nerve palsy of
ipsilateral
conjugate gaze
palsy
rd
Dikutip dari : Caplan, L.R. 2000. Caplan’s Stroke : A Clinical Approach. 3 ed. Butterworth-Heinemann. Boston
2.1.7 Diagnosis
klinis kemudian didukung dengan pemeriksaan darah dan imaging (CT dan
Magnetic Resonance Imaging (MRI) ). Bila terjadi pada fase akut sulit untuk
brainstem dan sisa perdarahan Hemosiderin dan pigmen besi. Pada gambar
(Ropper,2005).
Gambar 1.Perdarahan Intraserebral pada Ganglia Basalis. Dikutip dari : Ropper, A.H. and Brown,
th
R.H. 2005. Adams and Victor’s Principles of Neurology. 8 ed. McGraw-Hill.New York
Gambar 2.Perdarahan Intraserebral pada Thalamus. Dikutip dari : Ropper, A.H. and Brown, R.H.
th
2005. Adams and Victor’s Principles of Neurology. 8 ed. McGraw-Hill.New York
2.1.8 Penatalaksanaan
Pada kondisi lain, tekanan darah rata – rata lebih dari 110 mmHg
risiko progresi yang cepat menuju koma dan gagal nafas. Hidrosefalus yang
(Ropper,2005).
status kesadaran penderita, efek massa yang disebabkan adanya clot yang
pembedahan dan terapi lainnya, dapat dibagi menjadi tiga kelompok antara
lain pada perdarahan yang masif, lesi berkembang dengan sangat cepat yang
sakit, untuk jenis lesi ini sedikit tindakan yang dapat dilakukan. Sedangkan
(Caplan,2009).
2.1.9. Prognosis
sebagai informasi prognosis. Pada perdarahan putaminal, lesi lebih dari 140
thalamus, lesi lebih dari 3.3 cm dengan diameter yang maksimal juga
menunjukkan prognosis yang buruk, begitu juga dengan lesi serebellar lebih
berasal dari hematoma menunjukkan risiko yang lebih besar untuk terjadinya
karena GFAP adalah salah satu penyusun astrosit yang merupakan salah
satu sel Glia. Sel-sel Glia atau yang umumnya disebut neuroglia adalah sel-
sel non neuronal yang mempunyai fungsi utama sebagai sel pendukung
neuron, fungsi lain adalah mengatur suasana internal dari otak, khususnya
nutrisi sel-sel saraf (Gambar 3). Sel-sel glia juga mempunyai peran dalam
Gambar 3.Neuroglia. Dikutip dari :The Wikipedia Free Encyclopedia. (2011). Glial cell. Adelaide: Wikimedia
Foundation Inc; 16. Available from: URL:http://en.wikipedia.org/wiki/Glial_cell on 12/02/2014
2.2.1.1. Microglia
memproteksi neuron pada SSP. Sel ini relatif kecil dibandingkan sel-sel
Macroglia, dan hanya merupakan 35% dari total sel glia dalam SSP. Sel ini
ikut bergerak dengan otak, dan mengalami multiplikasi bila otak mengalami
cedera.
2.2.1.2. Macroglia
Pada SSP :
Merupakan sel glia terbanyak dalam SSP (Gambar 4).Sel ini memfiksir
Gambar 4. Astrosit, dapat dilihat dengan kultur, karena sel tersebut mengekspresikan GFAP.
Dikutip dari :The Wikipedia Free Encyclopedia. (2011). Glial cell. Adelaide: Wikimedia Foundation Inc;
16. Available from: URL:http://en.wikipedia.org/wiki/Glial_cell
(atau biasa dikenal dengan synap elektrik) antara astrosit yang dilakukan oleh
bercabang.
b. Oligodendroglia
c. Sel-sel Ependym
d. Radial glia
a. Schwan cell
b. Satellite cell
Glial Acidic Fibrillary Protein adalah suatu filament astrosit yang utama,
dan merupakan sekelompok tipe sel yang banyak ditemukan pada susunan
dari asam amino dengan massa molekular 49.8 kDa. Monomer dari GFAP
(Kamchatnov,2010).
susunan saraf pusat. Seluruh tipe dari IF protein tersusun menjadi 3 domain
utama antara lain amino-terminal head, central helical rod dan carboxy
terminal tail domains dapat dilihat pada gambar 5. Pada gambar ini dapat
(Hol,2011).
Gambar 5.Protein Isoform GFAP. Dikutip dari : Hol. J.M.EM. 2011.GFAP in Health and
Disease.Progress in Neurobiology.93 : 421-443
dengan rod domains. Dimer terbentuk dari dua rangkaian polipeptida yang
dan astrosit diperlihatkan terdiri dari nestin dan vimentin.Pada astrosit yang
hal yang terpenting untuk diteliti lebih lanjut, dikarenakan sangat memberikan
pusat. Ada beberapa penlitian dengan jelas menunjukkan Nitric Oxide (NO)
produksi NO. Kemudian LPS dan penginduksi lainnya dari iNOS tidak dapat
Pada saat astrosit hancur atau mati, polimer GFAP dipecah dan
sekitar cairan interstitial. Peningkatan kadar GFAP dapat dinilai melalui cairan
susunan saraf pusat, termasuk trauma kapitis akut. Data terbaru, kadar GFAP
gradient. Pada kasus stroke iskemik yang berat, sawar darah otak secara
intraserebral, gangguan yang terjadi secara tiba – tiba pada sawar darah otak,
darah (Schiff,2012).
Seluruh tipe dari IF III protein termasuk dalam struktur dan fungsi dari
hubungan dengan sel lainnya atau dengan matriks ekstraselular. Fungsi yang
pasti dari GFAP masih belum jelas, meskipun sejumlah studi telah
banyak tidak hanya sebagai jaringan pendukung sel saraf otak, juga memiliki
dengan neuron dan neural stem cell pada otak orang dewasa. Pada gambar 6
Gambar 6.Gambaran Proses Selular di Otak dan Peran GFAP. Dikutip dari : Hol. J.M.EM. 2011.GFAP in
Health and Disease.Progress in Neurobiology.93 : 421-443
penting dalam beberapa proses selular. Secara umum, GFAP memiliki peran
dari peningkatan ekspresi GFAP, juga termasuk vimentin dan nestin. Suatu
Tipe lain dari penyakit pada susunan saraf pusat yang menunjukkan
juga pada beberapa penyakit yang dapat meningkatkan kadar GFAP yang
tabel 4. IF encoding genes secara selektif diekspresikan pada tipe sel tertentu
Dikutip dari : Hol. J.M.EM. 2011.GFAP in Health and Disease.Progress in Neurobiology.93 : 421-443
Dikutip dari :Schiff, L.; Hadker, N.; Weiser, S.; Rausch, C. 2012. A Literature Review of The Feasibility of Glial
Fibrillary Acidic Protein as A Biomarker for Stroke and Traumatic Brain Injury. Mol Diagn Ther. 16(2):79-92
stroke iskemik pada suatu populasi. Studi dengan 135 penderita stroke yang datang
ke rumah sakit dalam waktu 6 jam setelah onset stroke, Foerch berhasil mendeteksi
kadar serum GFAP sebanyak 81% pada penderita perdarahan intraserebral tetapi
hanya ditemukan sebanyak 15% pada penderita stroke iskemik. Dengan sensitivitas
79% dan spesifisitas sebnyak 98% untuk identifikasi perdarahan intraserebral pada
fase akut stroke (Schiff,2012). Hipotesa pada studi ini bahwa GFAP dapat dideteksi
segera pada serum penderita perdarahan intraserebral dalam fase hiperakut, akan
tetapi bukan pada penderita stroke iskemik dapat berguna sebagai penanda
datang ke rumah sakit dalam waktu 6 jam sejak terjadinya onset stroke dan
menunjukkan peningkatan kadar GFAP yang dapat membedakan stroke iskemik dan
perdarahan intraserebral dengan akurasi diagnostik ≥ 80% pada jarak waktu antara
2 sampai 6 jam setelah onset kejadian stroke. Sensitivitas meningkat dari 45% pada
saat 2 jam menjadi 71% pada saat 6 jam dengan sensitivitas 100% pada waktu 2
sampai 4 jam dan 95 % pada saat 6 jam (p,0.001). Selanjutnya studi Dvorak juga
protein C-protein C inhibitor complex (APC-PCI) pada waktu 24 jam sejak onset
stroke pada 97 penderita stroke untuk membedakan stroke iskemik dan perdarahan
intraserebral. Tidak ada perbedaan pada kadar S100B dan NSE antara penderita
stroke iskemik dan perdarahan intraserebral. Kadar GFAP signifikan dijumpai pada
akut.Glial fibrillary acidic protein (GFAP) dihasilkan secara cepat pada kasus
perluasan dari perdarahan parenkimal di otak yang memicu terjadinya destruksi sel
segera, dimana keadaan ini terdeteksi pada kasus stroke iskemik bukan dalam fase
akut, nekrosis dan disintegrasi selular tidak terjadi sebelum 6 – 12 jam setelah onset
Gambar 7.Peran GFAP pada Stroke. Dikutip dari :Schiff, L.; Hadker, N.; Weiser, S.; Rausch, C. 2012. A
Literature Review of The Feasibility of Glial Fibrillary Acidic Protein as A Biomarker for Stroke and Traumatic
Brain Injury. Mol Diagn Ther. 16(2):79-92.
Penelitian yang sedang berjalan pada saat ini, mengevaluasi kadar GFAP
perdarahan intraserebral atau stroke iskemik. Penemuan dari hasil studi ini
menunjukkan pada studi populasi 205 penderita menunjukkan gejala yang sesuai
intraserebral, 163 dengan stroke iskemik, 3 penderita yang menyerupai gejala stroke
dan kadar serum GFAP secara signifikan pada penderita perdarahan intraserebral
dibandingkan dengan stroke iskemik. Pada gambar 7 dapat dilihat peran penting