Anda di halaman 1dari 4

 

MENTERI PEKERJAAN UMUM


REPUBLIK INDONESIA
 

Kepada Yth:

1. Para Direktur Jenderal


2. Para Kepala Balai Wilayah Sungai, Balai Pelaksana Jalan Nasional dan Satker
dilingkungan Ditjen. Cipta Karya Departemen Pekerjaan Umum
di
Tempat

Perihal : Pengamanan Konstruksi Infrastruktur Pekerjaan Umum Dalam Rangka


Meminimalisasi Risiko Bencana dan Optimalisasi Fungsi

SURAT EDARAN
Nomor : 03/SE/M/2009

Dalam rangka menjaga dan memelihara keamanan serta keutuhan konstruksi


infrastruktur bidang Pekerjaan Umum agar fungsi dan tingkat pelayanannya tetap
optimal sesuai dengan yang diharapkan dan meminimalisasi resiko bencana yang
lebih besar, dengan ini saya sampaikan beberapa hal penting untuk perhatian
Saudara sebagai berikut:

1. Seluruh penyelenggara kegiatan hendaknya melaksanakan ketentuan Kepres No.


63 Tahun 2004 tentang Pengamanan Objek Vital Nasional dan Inmen PU No.
05/INMEN.M/2005 tentang pengamanan Objek Vital Nasional Prasarana dan
Sarana Bidang PU

2. Setiap penanggungjawab penyelenggara kegiatan pembangunan dan


pemeliharaan infrastruktur Pekerjaan Umum hendaknya memahami benar dan
mematuhi berbagai ketentuan perundang-undangan yang berlaku terkait dengan
penyelenggaraan kegiatan yang menjadi tugas dan tanggungjawabnya natara lain:

a. Bidang Sumber Daya Air (SDA) :

UU No. 7 tahun 2004 tentang Sumber Daya Air beserta peraturan


pelaksanaannya yang terkait yaitu:
 PP No.42 tahun 2008 tentang Pengelolaan Sumber Daya Air, khususnya
Pasal 43
- Ayat 3 : Operasi dan pemeliharaan prasarana sumber daya air
meliputi: a). operasi prasarana sumber daya air yang etrdiri
atas kegiatan pengaturan, pengalokasian, serta penyediaan
air dan sumber air, dan b). pemeliharaan prasarana sumber
air yang terdiri atas kegiatan pencegahan kerusakan
dan/atau kerusakan prasarana sumber daya air.
- Ayat 4 : pelaksanaan operasi dan pemeliharaan prasarana sumber
daya air sebagaimana dimaksud pada ayat (3) didasarkan
atas rencana tahunan operasi dan pemerliharaan prasarana
sumber daya air.

b. Bidang Bina Marga (BM) :

UU No. 38 tahun 2004 tentang Jalan beserta peraturan pelaksanaanya yang


terkait yaitu :

 PP No. 34 tahun 2006 tentang Jalan, khususnya Pasl 97 :


- ayat 1 : penyelenggara jalan mempunyai kewajiban dan tanggung
jawab untuk memelihara jalan sesuai dengan
kewenangannya.
- ayat 2 : pemeliharaan jalan sebagaimana dimaksud pada ayat (1)
merupakan prioritas tertinggi dari semua jenis penanganan
jalan.
- ayat 3 : pemeliharaan jalan sebagaimana dimaksud pada ayat (1)
meliputi pemeliharaan rutin, pemeliharaan berkala, dan
rehabilitasi.

 Permen PU No. 02/PRT/M/2007 tahun 2007 tentang Petunjuk Teknis


Pemeliharaan Jalan Tol dan Jalan Penghubung

c. Bidang Cipta Karya (CK) :

 UU No. 28 tahun 2002 tentang Bangunan Gedung beserta peraturan


pelaksanaannya yang terkait yaitu:

 Pasal 79 ayat 1 : pemeriksaan secara berkala bangunan gedung


dilakukan untuk seluruh atau sebagian bangunan
gedung, komponen, bahan bangunan, dan/atau
prasarana, dan sarana dalam rangka
pemeliharaan dan perawatan bangunan gedung,
guna memperoleh perpanjangan sertifikat laik
fungsi.
 UU No. 18/2008 tentang Pengelolaan Sampah.
 Permen PU No. 29/PRT/M/2006 tentang Pedoman Persyaratan Teknis
Bangunan.
 Permen PU No. 05/PRT/2007 tentang Pedoman Teknis Pembangunan
Rumah Susun Sederhana Bertingkat Tinggi
 Permen PU No. 06/PRT/2007 tentang Pedoman Teknis Rencana Tata
Bangunan dan Lingkungan
 Permen PU No. 18/PRT/M/2007 tentang Penyelenggaraan Pengembangan
Sistem Penyediaan Air Minum.
 Permen PU No. 24/PRT?M/2007 tentang Pedoman Teknis Izin Mendirikan
Bangunan Gedung.
 Permen PU No. 25/PRT/M/2007 tentang Pedoman Sertifikasi Laik Fungsi
Bangunan Gedung;
 Permen PU No. 16/PRT/M/2008 tentang Kebijakan dan Strategi Nasional
Pengembangan Sistem Pengelolaan Air Limbah;
 Permen PU No.24/PRT/M/2008 tentang Pedoman Pemeliharaan dan
Perawatan Bangunan Gedung;
 Permen PU No. 25/PRT/M/2008 tentang Pedoman Teknis Penyusunan
Rencana Induk Sistem Proteksi Kebakaran;
 Permen PU No. 26/PRT/M/2008 tentang Persyaratan Teknis Sistem
Proteksi Kebakaran pada Bangunan Gedung dan Lingkungan;

3. Dalam upaya mencegah menurunnya fungsi/tingkat pelayanan dan kondisi


keamanan konstruksi infrastruktur Pekerjaan Umum agar tidak menimbulkan/
meningkatkan resiko bencana bagi lingkungan, termasuk warga masyarakat
umum maupun pengguna maka secara khusus saya minta pengecekan/inspeksi
langsung dilapangan dan segera melakukanperbaikannya (Rehabilitasi/
Rekonstruksi) dengan langkah tindak lanjut sebagai berikut :

a. Melakukan peningkatan kegiatan pengawasan koordinasi dan


melaksanakan investarisasi terhadap infrastruktur Pekerjaan Umum baik
berstatus Pusat maupun Daerah, dengan melaukan :

i. Pendataan bagunan meliputi jenis bangunan (bangunan air seperti


jaringan irigasi, bendung, bendungan, reservoir/waduk, situ/danau, Jalan/
jembatan dan bangunan gedung serta prasarana permukiman lainnya,
instalasi pengelolaan air bersih, persampahan/TPA dan drainase dll),
nama bangunan, tahun pelaksanaan, lokasi, kegunaan bangunan dan
penanggung jawab/pengelola bangunan.
ii. Pencatatan data kondisi bangunan saat ini seperti dimensi bangunan,
manfaat bangunan/fungsional., kerusakan dan data visual berupa foto
atau gambar dokumentasi.
iii. Pengumpulan data dokumen teknis bangunan seperti laporan
desain/dimensi bangunan/as built drawing.

b. Melakukan kajian melalui inspeksi langsung di lapangan terhadap kondisi


fisik infrastruktur bidang Pekerjaan Umum yang ada saat ini guna
memperoleh informasi tentang :

i. Sejauhmana bangunan tersebut mengalami penurunan kekuatan


konstruksi, kapasitas, kualitas, dan perubahan fungsi dibandingkan
dengan desain dan rencana awal;
ii. Kerusakan bangunan sebagai akibat dari adanya perubahan
sistem/perilaku beban hydrodinamika (untuk bangunan air), perubahan
beban/muatan lalu lintas (untuk jalan dan jembatan), ketidak-cukupan
dimensi bangunan untuk mengakomodasikan perubahan beban yang
terjadi yang tidak lagi sesuai dengan desain awal, penurunan kapasitas
resovoir dll. Yang berindikasi akan menimbulkan bencana/
membahayakan lingkungan.
iii. perlu diperhatikan dan dianalisa sejauh mana perubahan tata ruang
dibagian hulu/daerah tangkapan hujan yang akan berpengaruh terhadap
kondisi stabilitas konstruksi infrastruktur dan penurunan kapasitas dan
dapat membahayakan dibagian hilir

c. Sebagai tindak lanjut dari hasil kajian tersebut, segera dilakukan perbaikan
dengan prioritas penanganan yang meliputi :

i. Perbaikan pada tingkat darurat supaya dapat tetap berfungsi dan


mengurangi potensi/memperkecil peluang terjadinya resiko bencana
(remedial works), dan

ii. Rehabilitasi/rekonstruksi menyeluruh untuk mengoptimalkan kembali fungsi


dan tingkat pelayanannya dan juga keamanan konstruksinya.

d. Peningkatan tata pengelolaan bangunan baik institusi, pendanaan O&P,


maupun peningkatan SDM.

Para Direktur Jenderal Departemen Pekerjaan Umum dalam melaksanakan butir-


butir Surat Edaran ini agar memberikan petunjuk pelaksanaanlebih rinci bagi jajaran
dibawahnya dan selalu berkoordinasi dengan Pemerintah Daerah setempat

Atas perhatiannya diucapkan terima kasih.

Ditetapkan di : Jakarta
Pada tanggal : 31 Maret 2009

MENTERI PEKERJAAN UMUM

DJOKO KIRMANTO

Tembusan : disampaikan kepada Yth. :


1. Para Gubernur di seluruh Indonesia;
2. Sektretaris Jenderal Dep. PU;
3. Inspektorat Jenderal Dep. PU;
4. Kepala Balitbang Dep. PU;
5. Kepala Badan Pembinaan Konstruksi dan SDM Dep. PU;
6. Para Kepala Dinas Pekerjaan Umum Provinsi;
7. Arsip.

Anda mungkin juga menyukai