Anda di halaman 1dari 29

ASUHAN KEPERAWATAN MEDIKAL BEDAH

PADA Tn. L DENGAN BATU URETER


DI RUANG WIRA RUMAH SAKIT TK III DR. R. SOEHARSONO
BANJARMASIN

GI ILMU
NG K
TI

ES
H
SEKOLA

EH
S T I K E S

ATAN
SA
C

A
H G
B AY
A BAN
AN IN
JARMAS

Oleh :
NOVA KRISNADI, S. Kep
NIM.1931.14.14

PROGRAM PROFESI NERS


SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN (STIKES)
CAHAYA BANGSA BANJARMASIN
TAHUN 2019 - 2020
LEMBAR PENGESAHAN

ASUHAN KEPERAWATAN MEDIKAL BEDAH


PADA Tn. L DENGAN BENIGNA PROSTAT HYPERPLASIA
DI RUANG WIRA RUMAH SAKIT TK III DR. R. SOEHARSONO
BANJARMASIN

GI ILMU
NG K
TI

ES
H
SEKOLA

EH
S T I K E S
ATAN
SA
C

A
H G
B AY
A BAN
AN IN
JARMAS

Oleh :
NOVA KRISNADI, S. Kep
NIM.1931.14.14

Banjarmasin, November 2019


Mengetahui,
Perseptor Akademik Perseptor Klinik

( Liya Herlina, S.Kep.Ns ) ( Gatot Yulianto, S.Kep.Ns )


ASUHAN KEPERAWATAN MEDIKAL BEDAH
PADA Tn. L DENGAN BENIGNA PROSTAT HYPERPLASIA
DI RUANG WIRA RUMAH SAKIT TK III Dr. R. SOEHARSONO
BANJARMASIN

I. Pengkajian
A. Identitas Klien
Nama : Tn. l
Umur : 40 Tahun
Jenis Kelamin : Laki-laki
Status Perkawinan : Kawin
Pendidikan : SMA
Pekerjaan : Wiraswasta
Agama : Islam
Alamat : Jl. Belitung Darat
No. Medical Record : 00.XX.XX
Tanggal Masuk : 18-11-2019
Tanggal Pengkajian : 19-11-2017
Diagnosa Medis : Batu Ureter

B. Identitas Penanggung Jawab


Nama : Tn A
Umur : 30 tahun
Jenis Kelamin : Laki-laki
Pendidikan : D3
Pekerjaan : Swasta
Hubungan dengan klien : Anak
Alamat : Jl. Belitung Darat
C. Riwayat Penyakit
1. Keluhan Utama
Nyeri Saat terasa mau Buang Air Kecil
P : Agen Injury fisik (Post Op URS)
Q : Seperti tersayat-sayat
R : Bagian Genetalia
S :4 (0-5)
T : Saat terasa mau buang air kecil, durasi ± 5 menit saat nyeri terjadi.
2. Riwayat Penyakit Sekarang (PQRST)
Anak klien mengatakan ±2 hari sebelum masuk rumah sakit klien
mengeluhkan sulit kencing Sulit buang air kecil dan terasa nyeri saat mau
BAK, Kemudian klien di bawa ke IGD untuk dilakukan pengobatan
kemudian di IGD dilakukan pemasangan kateter baru dipindahkan ke
ruangan rawat inap dan dijadwalkan Operasi elektif URS tanggal 19
november 2019 jam 13.00 WITA.
3. Riwayat Penyakit Dahulu
Klien tidak mempunyai riwayat penyakit diabetis mellitus dan penyakit
menular lainnya, klien hanya pernah sakit biasa dan hanya berobat jalan
saja dan tidak pernah menjalani rawat inap.
4. Riwayat Penyakit Keluarga
Klien mengatakan di keluarganya tidak ada yang mengalami sakit seperti
yang dialaminya sekarang dan di keluarga tidak ada yang mengalami
penyakit hipertensi, diabetes dan sakit jantung.
5. Genogram
Keterangan :
: Laki -Laki
: Perempuan
: Klien
: Meninggal
: Tinggal Serumah

D. Riwayat Aktivitas Sehari-hari

No Aktivitas Sehari-hari Sebelum Sakit Saat Sakit


1. Nutrisi
a. BB dan TB tidak terkaji tidak terkaji
b. Diet nasi nasi
c. Kemampuan
 Mengunyah baik baik

 Menelan baik baik

 Bantuan mandiri mandiri


total/sebagian

d. Frekuensi 3x sehari semua makanan suka


e. Porsi makan 1 piring habis 1 piring habis
f. Makanan yang tidak ada
menimbulkan alergi
g. Makanan yang disukai semua makanan suka semua makanan suka
2. Cairan
a. Intake
 Oral
 Jenis air putih Air teh
 Jumlah cc/hari 7-8 gelas /hari 7-8 gelas /hari
 Bantuan total/ mandiri mandiri
sebagian
 Intravena tidak ada RL 20 tetes/mnt
 Jenis
 Jumlah cc/hari
b. Output
 Jenis urine urine
 Jumlah cc/hari tidak terkaji 1600 cc/hari
3. Eliminasi
a. BAB
 Frekuensi 1x sehari 1x sehari
 Konsistensi lembek lembek
 Warna kuning kecoklatan kuning kecoklatan
 Keluhan tidak ada tidak ada
 Bantuan mandiri bantuan orang lain
total/sebagian
b. BAK
 Frekuensi tidak menentu tidak menentu
kuning jernih kuning kemerahan
 Warna
 Jumlah (dalam cc)
 Keluhan tidak ada nyeri saat bak
 Bantuan mandiri bantuan total
total/sebagian (menggunakan kateter)
4. Istirahat tidur
a. Mulai tidur
b. Lama tidur 7-9 jam /hari 7 jam/hari
c. Kesulitan memulai tidak ada Tidak ada
tidur Tidak ada
d. Gangguan tidur tidak ada Tidak ada
e. Kebiasaan sebelum tidak ada Tidak ada
tidur
5. Personal Hygiene
a. Mandi
 frekuensi 2x sehari 1x sehari
 bantuan mandiri bantuan orang lain
total/sebagian
b. Gosok gigi 2x sehari 1x sehari
c. Cuci rambut 1x sehari tidak pernah
d. Gunting kuku 1x seminggu tidak pernah
e. Ganti pakaian 2x sehari 1x sehari
6. Aktivitas
a. Mobilitas fisik secara mandiri bantuan orang lain
b. Olahraga tidak menentu tidak pernah
c. rekreasi tidak menentu tidak pernah

E. Data Psikologis
Klien mengatakan sudah ikhlas dengan keadaannya sekarang. Keluarga klien
sangat berharap klien cepat sembuh.
F. Data Sosial
Hubungan klien dengan keluarga klien baik ditandai dengan banyaknya sanak
saudara klien yang menjenguk ke RS, klien juga berhubungan baik dengan
perawat dan dokter, klien selalu mudah untuk diajak berkomunikasi. Hubungan
klien dengan lingkungan sekitar pasien dirawat juga baik.
G. Data Spiritual
Keinginan klien untuk sembuh sangat tinggi, klien sering terlihat berdoa dan
klien yakin penyakitnya akan sembuh
H. Pemeriksaan Fisik
1. Keadaan umum pasien
Klien tampak terbaring di tempat tidur, klien mengatakan nyeri apabila
terasa mau buang air kecil selain itu pasien mengeluh perasaan tidak segar saat
bangun pagi, klien tampak lesu

2. Tanda vital pasien


a. Temperature (Suhu) : 36.5 C,
b. Pulse (Nadi) : 90x /menit
c. Respiratory (Pernafasan) : 20x /menit
d. Sphygmomanometer (Tekanan darah) : 150/90 mmHg
3. Kesadaran
a. Kualitatif : Compos mentis
b. Kuantitatif : E3, V4, M6
4. Kepala dan Muka
a. Inspeksi
Kepala klien tampak bersih, bentuk kepala dan muka simetris,
distribusi rambut mulai menipis, warna rambut klien tampak masih
hitam.
b. Palpasi
Keadaan rambut klien masih kuat , tidak ditemukan adanya massa
pada daerah kepala, tidak ditemukan adanya nyeri tekan pada area
kepala, tidak ditemukan adanya luka maupun lesi pada area kepala.
5. Kulit
a. Inspeksi
Warna kulit sawo matang, tidak ditemukan adanya lesi maupun luka
pada kulit, tidak terlihat adanya tanda-tanda odema, tidak terlihat
adanya peradangan pada kulit.
b. Palpasi
Turgor kulit baik apabila dicubit cepat kembali < 2 detik, tidak
ditemukan adanya nyeri tekan pada area kulit.
6. Mata (penglihatan)
a. Inspeksi
Bentuk bola mata simetris, pergerakan bola mata normal, reflek cahaya
baik, tampak kornea bening, konjungtiva anemis, tidak ditemukan
adanya ikterik, penglihatan klien masih tajam dengan bisa melihat
benda yang diperlihatkan, tidak ditemukan adanya tanda-tanda
peradangan pada mata, terdapat lingkaran hitam di sekitar mata
b. Palpasi
Tidak ada nyeri tekan pada area mata dan sekitar mata klien, tidak ada
nyeri tekan pada bola mata.
7. Hidung ( penciuman)
a. Inspeksi
Bentuk hidung dan letak hidung simetris, fungsi penciuman klien baik
dengan dapat mencium bau alcohol yang di berikan petugas, tidak
terlihat adanya cairan maupun serumen pada kedua lobang hidung,
tidak ditemukan adanya polif pada kedua hidung, klien tidak
menggunakan alat bantu pernafasan.
b. Palpasi
Tidak ada nyeri tekan pada area hidung, tidak ditemukan adanya
tanda-tanda peradangan pada hidung.
8. Telinga (pendengaran)
a. Inspeksi
Bentuk dan letak kedua telinga simetris,tidak ditemukan adanya tanda-
tanda peradangan pada kedua telinga,tidak ditemukan adanya serumen
pada kedua lobang telinga, fungsi pendengaran klien baik dengan cepat
menjawab panggilan perawat, klien tidak menggunakan alat namtu
pendengaran.
b. Palpasi
Tidak ada ditemukan nyeri tekan pada kedua telinga.
9. Mulut dan Gigi
a. Inspeksi
Bibir klien tampak kemerahan dan tidak terlihat adanya bibir pecah-
pecah, keadaan gigi tampak kurang lengkap, tidak ditemukan adanya
peradangan pada area gusi, tidak ditemukan adanya peradangan pada
tonsil, fungsi pengecapan baik dengan dapat membedakan rasa manis
dan rasa asin, tidak ada terlihat stomatitis.
10. Leher
a. Inspeksi
Bentuk leher simetris, , tidak terlihat adanya pembengkakan pada
leher, tidak ditemukan adanya tekanan vena jugularis, tidak ada
keterbatasan gerak pada leher dan klien dapat menoleh ke kiri, kenan,
bawah,atas dan memutar secara normal,
b. Palpasi
Tidak terdapat benjolan pada area leher, tidak ada ditemukan
pembengkakan pada kelenjar limfe dan kelenjar tyroid, tidak
ditemukan adanya kaku kuduk.
11. Dada
a. Inspeksi
Dada klien tampak bersih, Bentuk dada Simetris kiri dan kanan,
pergerakan dada mengikuti irama pernafasan, tidak didapatkan otot
bantu pernafasan, klien tidak tampak sesak maupun batuk, frekuensi
pernafasan 20 x/menit
b. Palpasi
Tidak ada nyeri tekan, tidak ada benjolan kiri dan kanan, taktil
primitus kiri dan kanan seimbang.
c. Perkusi
Saat diperkusi sonor pada lobus anterior dan posterior.
d. Auskultasi
Bunyi nafas vesikuler kedua lapang paru, bunyi jantung S1 dan S2
tunggal lub dub.
12. Abdomen
a. Inspeksi
Bentuk abdomen simetris dan datar, tidak ditemukan adanya
peningkatan peristaltik usus, tidak tampak adanya tanda-tanda ascites
pada abdomen.
b. Palpasi
Klien merasa nyeri tekan pada area suprapubic saat dilakukan palpasi,
tidak ada nyeri tekan pada area epigastrik.
c. Perkusi
suara abdomen saat dilakukan perkusi adalah timpani.
d. Auskultasi
Peristaltik usus dalam keadaan normal 15 x/menit.
13. Genetalia
a. Inspeksi
Tampak warna kemerahan pada genetalia ekterna, klien terpasang
kateter triway disambungkan dengan cairan irigasi NaCl 0,9 % dengan
tetesan 80 x/menit, warna urin tampak kuning kemerahan di dalam
urine bag.
b. Palpasi
Adanya nyeri pada area kandung kemih saat dilakukan palpasi, skala
nyeri 3 (nyeri sedang).
14. Ektremitas atas / bawah
a. Inspeksi
 Ektremitas atas : tampak terpasang cairan infus RL 20 tetes/menit
pada ekstremitas kiri, tidak tampak adanya keterbatasan gerak pada
kedua ekstremitas atas, tidak tampak adanya tromboplebitis pada
area pemasangan infus,tidak ada tanda-tanda infeksi dan peradangan
pada kedua ekstremitas atas.
 Ekstremitas bawah : tampak ada keterbatasan gerak pada kedua
ekstremitas bawah, tidak ada tanda pitting odema, tidak ada tanda
kemerahan pada kedua ekstremitas bawah, tidak nampak ada tanda-
tanda infeksi, tidak nampak ada kelemahan pada kedua tungkai,
skala otot 4 (dapat bergerak dan dapat melawan hambatan yang
ringan)
b. Palpasi
 Ektremitas atas : acral teraba hangat, tidak ada nyeri tekan pada
kedua ekstremitas atas.
 Ektremitas bawah : acral teraba dingin, tidak ada nyeri tekan pada
kedua ekstremitas bawah.
Data Penunjang
1. Laboratorium : terlampir
2. Pemeriksaan (Rontgen Thorax PA : Normal,USG Urologi : BPH)
3. Pemeriksaan EKG
4. Therapy
Infus RL 20 tetes/ menit
Irigasi Nacl 80 tetes/menit
Inj Antrain 3 x 1 Ampul
Asam Tranexamad 3 x 500 mg
Opemerazole 1 x 40 mg
Ceftriaxone 2x1gr
Ketorolac 2 x 30 mg
II. Analisa Data
No Data Etiologi Masalah
1. DS : Klien mengatakan nyeri pada Agen Injury fisik Nyeri akut
Genetalia saat mau BAK (Post Op Turp)
P : Agen Injury Fisik (Post Op
Turp)
Q : Seperti tersayat-sayat
R : Bagian genetalia
S : 3 (0-5)
T : Saat terasa mau buang air
kecil, durasi ± 5 menit saat
nyeri terjadi.

DO :
 Pasien tampak meringis saat
mau BAK
 Pasien tampak gelisah saat
terasa mau BAK
 Skala nyeri 3 (sedang)
 Hasil penunjang USG :
BPH Grade III
 TTV
T : 36,5oC
N : 90x /menit
R : 20x /menit
TD : 150/90 mmHg

2. DS : Klien mengatakan kateter Faktor Resiko Tindakan


terpasang sejak tanggal 18 Infeksi Invasif
November 2019.

DO :
 Klien tampak terpasang infus
RL 20x tpm
 Klien tampak terpasang kateter
triway
 Warna urin tampak kuning
kemerahan di dalam urine bag
TTV
T : 36,5oC
N : 90x /menit
R : 20x /menit
TD : 150/90 mmHg
III. Diagnosa Keperawatan
1. Nyeri Akut berhubungan dengan Agen Injury Fisik (Post Op Turp)
2. Faktor Resiko Infeksi berhubungan dengan Tindakan Invasif

IV. Intervensi Keperawatan


NIC
Dx NOC
No (Nursing Intervention
Keperawatan (Nursing Outcome)
Classification )
1. Nyeri Akut Setelah dilakukan tindakan PAIN MANAJEMEN
berhubungan keperawatan selama 1 x 30 menit, 1. Lakukan pengkajian
dengan agen diharapkan nyeri teratasi. secara kompherensif
injury fisik Kriteria hasil : termasuk lokasi,
(Post Op Indikator IR ER karakteristik, durasi,
Turp) 1. Melaporkan adanya 3 4 frekuensi, kualitas dan
nyeri faktor predisposisi
2. Luas bagian yang 3 4 2. Observasi reaksi
terpengaruh nonverbal
3. Panjangnya episode 3 4 3. Gunakan teknik
nyeri komunikasi terapeutik
4. Frekuensi nyeri 3 4 untuk mengetahui
5. Ekspresi wajah 3 4 pengalaman nyeri pasien
6. Posisi tubuh 3 4 4. Evaluasi pengalaman
protekstif nyeri masa lampau
7. Kurang istirahat 3 4 5. Ajarkan tentang teknik
8. Ketegangan otot 3 4 relaksasi dan distraksi
9. Perubahan frekuensi 3 4 6. Kolaborasi dengna dokter
eliminasi jika ada keluhan dan
10. Perubahan nadi 3 4 tindakan nyeri tidak
11. Menyatakan rasa 3 4 berhasil
nyaman setelah nyeri 7. Berikan analgetik untuk
berkurang mengurangi nyeri
Keterangan : 8. Evaluasi keefektifan
1. Keluhan ekstrim kontrol nyeri
2. Keluhan berat
3. Keluhan sedang
4. Keluhan ringan
5. Tidak ada keluhan
2. Faktor Resiko Setelah dilakukan tindakan 1. Cuci tangan setiap dan
Infeksi keperawatan selama 1 x24 jam resiko sesudah tindakan
berhubungan infeksi tidak menjadi aktual 2. Gunakan baju sarung
dengan Kriteria Hasil : tangan sebagai alat
tindakan Indikator IR ER pelindung
Invasif 3. Instruksikan pengunjung
1. Tidak ada tanda 3 4 untuk mencuci tangan
infeksi sebelum dan sesudah
2. Menunjukkan 3 4 mengunjungi pasien
kemampuan untuk 4. Monitor tanda dan gejala
mencegah infeksi infeksi sistemik dan
lokal
5. Inspeksi kondisi tempat
terapasang kateter serta
selang infus
6. Bersihkan meatus
urinaria, selang infus
Keterangan: secara teratur
1. Keluhan ekstreme 7. Motivasi pasien untuk
2. Keluhan berat menjaga kebersihan
3. Keluhan sedang genetalia.
4. Keluhan ringan 8. Dorong masukkan
5. Tidak ada keluhan nutrisi yang cukup,
masukan cairan, dan
istirahat
9. Kolaborasi pemberian
antibiotik sesuai indikasi

V. Implementasi Keperawatan
Diagnosa
No Implementasi Evaluasi
Keperawatan
1. Nyeri Akut 1. Melakukan S : Klien mengatakan nyeri pada saat
berhubungan pengkajian secara mau BAK
dengan agen kompherensif P : Agen Injury Fisik (Post Op
injury fisik termasuk lokasi, Turp)
(Post Op karakteristik, durasi, Q : Seperti tersayat-sayat
Turp) frekuensi, kualitas R : Genetalia
dan faktor S : 3(0-5)
predisposisi T : Saat terasa mau buang air
2. Mengobservasi kecil, durasi ± 5 menit saat
reaksi nonverbal nyeri terjadi.
3. Menggunakan
teknik komunikasi
terapeutik untuk O : TTV
mengetahui  T : 36,5oC,
pengalaman nyeri  N : 90x /menit,
pasien  R : 20x /menit
4. Mengevakuasi  TD : 150/90 mmH
pengalaman nyeri
masa lampau
5. Mengajarkan
tentang teknik A :
relaksasi dan Indikator IR ER
distraksi 1. Melaporkan adanya 3 4
6. Mengkolaborasikan nyeri
dengan dokter jika 2. Luas bagian yang 3 4
ada keluhan dan terpengaruh
tindakan nyeri tidak 3. Panjangnya episode 3 4
berhasil nyeri
7. Memberikan 4. Frekuensi nyeri 3 4
analgetik untuk 5. Ekspresi wajah 3 4
mengurangi nyeri 6. Posisi tubuh 3 4
8. Megevakluasi protekstif
keefektifan kontrol 7. Kurang istirahat 3 4
nyeri 8. Ketegangan otot 3 4
9. Perubahan frekuensi 3 4
nafas
10. Perubahan nadi 3 4
11. Menyatakan rasa 3 4
nyaman setelah nyeri
berkurang
Ket :
1. Keluhan ekstrim
2. Keluhan berat
3. Keluhan sedang
4. Keluhan ringan
5. Tidak ada keluhan

P : Lanjutkan intervensi
1. Lakukan pengkajian secara
kompherensif termasuk lokasi,
karakteristik, durasi, frekuensi,
kualitas dan faktor predisposisi
2. Observasi reaksi nonverbal
3. Gunakan teknik komunikasi
terapeutik untuk mengetahui
pengalaman nyeri pasien
4. Evaluasi pengalaman nyeri masa
lampau
5. Ajarkan tentang teknik relaksasi
dan distraksi
6. Kolaborasi dengna dokter jika
ada keluhan dan tindakan nyeri
tidak berhasil
7. Berikan analgetik untuk
mengurangi nyeri
8. Evaluasi keefektifan kontrol
nyeri

2 Faktor Resiko 1. Mencuci tangan S: Klien mengatakan kateter terpasang


Infeksi setiap dan sesudah sejak tanggal 18 November 2019.
berhubungan tindakan
2. Menggunakan baju O :
dengan
sarung tangan  Klien tampak terpasang infus
tindakan sebagai alat RL 20x tpm
Invasif pelindung  Klien tampak terpasang kateter
3. Menginstruksikan triway
pengunjung untuk  Warna urin tampak kuning
mencuci tangan kemerahan di dalam urine bag
sebelum dan sesudah TTV
mengunjungi pasien T : 36,5oC
4. Memonitor tanda N : 90x /menit
dan gejala infeksi R : 20x /menit
sistemik dan lokal TD : 150/90 mmHg
5. Menginspeksi
kondisi tempat
terapasang kateter A:
serta selang infus Indikator IR ER
6. Membersihkan
1. Tidak ada tanda infeksi 3 4
meatus urinaria,
2. Menunjukkan 3 4
selang infus secara
kemampuan untuk
teratur mencegah infeksi
7. Memotifasi pasien
untuk menjaga
kebersihan genetalia.
8. Mendorong
masukkan nutrisi
yang cukup,
masukan cairan, dan
istirahat
9. Memberian
antibiotik sesuai
indikasi Keterangan:
1. Keluhan ekstreme
2. Keluhan berat
3. Keluhan sedang
4. Keluhan ringan
5. Tidak ada keluhan

P : Lanjutkan intervensi
1. Cuci tangan setiap dan sesudah
tindakan
2. Gunakan baju sarung tangan
sebagai alat pelindung
3. Instruksikan pengunjung untuk
mencuci tangan sebelum dan
sesudah mengunjungi pasien
4. Monitor tanda dan gejala
infeksi sistemik dan lokal
5. Inspeksi kondisi tempat
terapasang kateter serta selang
infus
6. Bersihkan meatus urinaria,
selang infus secara teratur
7. Motivasi pasien untuk menjaga
kebersihan genetalia.
8. Dorong masukkan nutrisi yang
cukup, masukan cairan, dan
istirahat
9. Kolaborasi pemberian
antibiotik sesuai indikasi

VI. Catatan Perkembangan


Hari 1

Diagnosa
No Hari tgl Implementasi Evaluasi
Keperawatan
jam
1. Selasa Nyeri Akut 1. Melakukan pengkajian S : Klien mengatakan nyeri pada saat
19 Nop berhubungan secara kompherensif mau BAK
2019 dengan agen termasuk lokasi, P : Agen Injury Fisik (Post Op Turp)
09.00 injury fisik karakteristik, durasi, Q : Seperti tersayat-sayat
Wita (Post Op frekuensi, kualitas dan R : Genetalia
Turp) faktor predisposisi S : 3 (0-5)
2. Mengobservasi reaksi T : Saat terasa mau buang air kecil,
nonverbal durasi ± 5 menit saat nyeri terjadi.
3. Menggunakan teknik
komunikasi terapeutik
untuk mengetahui O : Klien tampak meringis saat mau
pengalaman nyeri BAK
pasien TTV
4. Mengevaluasi  T : 36 ,3oC,
pengalaman nyeri  N : 90x /menit,
masa lampau  R : 20x /menit
5. Mengajarkan tentang  TD : 150/90 mmH
teknik relaksasi dan
distraksi A:
6. MengkolaborasiKolab
orasi dengan dokter Indikator IR ER
jika ada keluhan dan
1. Melaporkan adanya nyeri 3 4
tindakan nyeri tidak
2. Luas bagian yang 3 4
berhasil
terpengaruh
7. Mmberikan analgetik
3. Panjangnya episode nyeri 3 4
untuk mengurangi
4. Frekuensi nyeri 3 4
nyeri
5. Ekspresi wajah 3 4
8. Mengevaluasi
6. Posisi tubuh protekstif 3 4
keefektifan kontrol
7. Kurang istirahat 3 4
nyeri
8. Ketegangan otot 3 4
9. Perubahan frekuensi nafas 3 4
10. Perubahan nadi
11. Menyatakan rasa nyaman 3 4
setelah nyeri berkurang 3 4

Ket :

1. Keluhan ekstrim
2. Keluhan berat
3. Keluhan sedang
4. Keluhan ringan
5. Tidak ada keluhan
P : Lanjutkan intervensi

1. Lakukan pengkajian secara


kompherensif termasuk lokasi,
karakteristik, durasi, frekuensi,
kualitas dan faktor predisposisi
2. Observasi reaksi nonverbal
3. Gunakan teknik komunikasi
terapeutik untuk mengetahui
pengalaman nyeri pasien
4. Kaji kultur
5. Evaluasi pengalaman nyeri
masa lampau
6. Ajarkan tentang teknik relaksasi
dan distraksi
7. Kolaborasi dengna dokter jika
ada keluhan dan tindakan nyeri
tidak berhasil
8. Berikan analgetik untuk
mengurangi nyeri
9. Evaluasi keefektifan kontrol
nyeri

2 Selasa Faktor 1. Mencuci tangan S: Klien mengatakan kateter


19 Nop Resiko setiap dan sesudah terpasang sejak tanggal 18
2019 Infeksi tindakan November 2019.
10.00 2. Menggunakan baju
berhubungan
Wita sarung tangan O :
dengan sebagai alat  Klien tampak terpasang infus
tindakan pelindung RL 20x tpm
Invasif 3. Menginstruksikan  Klien tampak terpasang
pengunjung untuk kateter triway
mencuci tangan  Warna urin tampak kuning
sebelum dan sesudah kemerahan di dalam urine
mengunjungi pasien bag
4. Memonitor tanda TTV
dan gejala infeksi T : 36,5oC
sistemik dan lokal N : 90x /menit
5. Menginspeksi R : 20x /menit
kondisi tempat TD : 150/90 mmHg
terapasang kateter
serta selang infus A:
6. Membersihkan
meatus urinaria, Indikator IR ER
selang infus secara
teratur 1. Tidak ada tanda infeksi 3 4
7. Memotifasi pasien 2. Menunjukkan 3 4
kemampuan untuk
untuk menjaga
mencegah infeksi
kebersihan genetalia.
8. Mendorong
masukkan nutrisi
yang cukup,
masukan cairan, dan
istirahat
a. Memberian
antibiotik sesuai
indikasi
Keterangan:
1. Keluhan ekstreme
2. Keluhan berat
3. Keluhan sedang
4. Keluhan ringan
5. Tidak ada keluhan

P : Lanjutkan intervensi
1. Cuci tangan setiap dan
sesudah tindakan
2. Gunakan baju sarung tangan
sebagai alat pelindung
3. Instruksikan pengunjung
untuk mencuci tangan
sebelum dan sesudah
mengunjungi pasien
4. Monitor tanda dan gejala
infeksi sistemik dan lokal
5. Inspeksi kondisi tempat
terapasang kateter serta
selang infus
6. Bersihkan meatus urinaria,
selang infus secara teratur
7. Motivasi pasien untuk
menjaga kebersihan
genetalia.
8. Dorong masukkan nutrisi
yang cukup, masukan
cairan, dan istirahat
9. Kolaborasi pemberian
antibiotik sesuai indikasi
Hari 2

Diagnosa
No Hari tgl Implementasi Evaluasi
Keperawatan
jam
1. Rabu Nyeri Akut 1. Melakukan pengkajian S : Klien mengatakan nyeri pada saat
20 Nop berhubungan secara kompherensif mau BAK
2019 dengan agen termasuk lokasi, P : Agen Injury Fisik (Post Op Turp)
09.00 injury fisik karakteristik, durasi, Q : Seperti tersayat-sayat
Wita (Post Op frekuensi, kualitas dan R : Genetalia
Turp) faktor predisposisi S : 3 (0-5)
2. Mengobservasi reaksi T : Saat terasa mau buang air kecil,
nonverbal durasi ± 5 menit saat nyeri terjadi.
3. Menggunakan teknik
komunikasi terapeutik
untuk mengetahui O : Klien tampak meringis saat mau
pengalaman nyeri BAK
pasien TTV
4. Mengevaluasi  T : 36 ,3oC,
pengalaman nyeri  N : 90x /menit,
masa lampau  R : 20x /menit
5. Mengajarkan tentang  TD : 140/90 mmH
teknik relaksasi dan A:
distraksi
6. MengkolaborasiKolab Indikator IR ER
orasi dengan dokter
jika ada keluhan dan
tindakan nyeri tidak
berhasil
7. Mmberikan analgetik
untuk mengurangi
nyeri
8. Mengevaluasi
keefektifan kontrol
nyeri
1. Melaporkan adanya nyeri 3 4
2. Luas bagian yang 3 4
terpengaruh
3. Panjangnya episode nyeri 3 4
4. Frekuensi nyeri 3 4
5. Ekspresi wajah 3 4
6. Posisi tubuh protekstif 3 4
7. Kurang istirahat 3 4
8. Ketegangan otot 3 4
9. Perubahan frekuensi nafas 3 4
10. Perubahan nadi
11. Menyatakan rasa nyaman 3 4
setelah nyeri berkurang 3 4

Ket :

1. Keluhan ekstrim
2. Keluhan berat
3. Keluhan sedang
4. Keluhan ringan
5. Tidak ada keluhan
P : Lanjutkan intervensi
1. Lakukan pengkajian secara
kompherensif termasuk
lokasi, karakteristik, durasi,
frekuensi, kualitas dan faktor
predisposisi
2. Observasi reaksi nonverbal
3. Gunakan teknik komunikasi
terapeutik untuk mengetahui
pengalaman nyeri pasien
4. Kaji kultur
5. Evaluasi pengalaman nyeri
masa lampau
6. Ajarkan tentang teknik
relaksasi dan distraksi
7. Kolaborasi dengna dokter
jika ada keluhan dan
tindakan nyeri tidak berhasil
8. Berikan analgetik untuk
mengurangi nyeri
9. Evaluasi keefektifan kontrol
nyeri

2 Rabu Faktor 9. Mencuci tangan S:


20 Nop Resiko setiap dan sesudah  Klien mengatakan kateter
2019 Infeksi tindakan terpasang sejak tanggal 18
10.00 10. Menggunakan November 2019.
berhubungan
Wita baju sarung tangan  Klien mengatakn merasa lebih
dengan sebagai alat nyaman setelah dilakukan
tindakan pelindung perawatan kateter
Invasif 11. Menginstruksik
an pengunjung untuk O :
mencuci tangan  Klien tampak terpasang infus
sebelum dan sesudah RL 20x tpm
mengunjungi pasien  Klien tampak terpasang
12. Memonitor kateter triway
tanda dan gejala  Warna urin tampak kuning
infeksi sistemik dan kemerahan di dalam urine
lokal bag
13. Menginspeksi TTV
kondisi tempat T : 36,5oC
terapasang kateter N : 90x /menit
serta selang infus R : 20x /menit
14. Membersihkan TD : 150/90 mmHg
meatus urinaria,
selang infus secara A:
teratur
15. Memotifasi Indikator IR ER
pasien untuk
3. Tidak ada tanda infeksi 3 4
menjaga kebersihan
4. Menunjukkan 3 4
genetalia. kemampuan untuk
16. Mendorong mencegah infeksi
masukkan nutrisi
yang cukup,
masukan cairan, dan
istirahat
a. Memberian
antibiotik sesuai
indikasi

Keterangan:
6. Keluhan ekstreme
7. Keluhan berat
8. Keluhan sedang
9. Keluhan ringan
10. Tidak ada keluhan

P : Lanjutkan intervensi
10. Cuci tangan setiap dan
sesudah tindakan
11. Gunakan baju
sarung tangan sebagai alat
pelindung
12. Instruksikan
pengunjung untuk mencuci
tangan sebelum dan sesudah
mengunjungi pasien
13. Monitor tanda dan
gejala infeksi sistemik dan
lokal
14. Inspeksi kondisi
tempat terapasang kateter
serta selang infus
15. Bersihkan meatus
urinaria, selang infus secara
teratur
16. Motivasi pasien
untuk menjaga kebersihan
genetalia.
17. Dorong masukkan
nutrisi yang cukup, masukan
cairan, dan istirahat
18.
olaborasi pemberian
antibiotik sesuai indikasi
Hari 3

Diagnosa
No Hari tgl Implementasi Evaluasi
Keperawatan
jam
1. Kamis Nyeri Akut 1. Melakukan pengkajian S : Klien mengatakan nyeri pada saat
21 Nop berhubungan secara kompherensif mau BAK
2019 dengan agen termasuk lokasi, P : Agen Injury Fisik (Post Op Turp)
09.00 injury fisik karakteristik, durasi, Q : Seperti tersayat-sayat
Wita (Post Op frekuensi, kualitas dan R : Genetalia
Turp) faktor predisposisi S : 3 (0-5)
2. Mengobservasi reaksi T : Saat terasa mau buang air kecil,
nonverbal durasi ± 5 menit saat nyeri terjadi.
3. Menggunakan teknik
komunikasi terapeutik
untuk mengetahui O : Klien tampak meringis saat mau
pengalaman nyeri BAK
pasien TTV
4. Mengevaluasi  T : 36 ,4oC,
pengalaman nyeri  N : 90x /menit,
masa lampau  R : 20x /menit
5. Mengajarkan tentang  TD : 140/90 mmH
teknik relaksasi dan A:
distraksi
6. MengkolaborasiKolab Indikator IR ER
orasi dengan dokter 1. Melaporkan adanya nyeri 3 4
jika ada keluhan dan 2. Luas bagian yang 3 4
tindakan nyeri tidak terpengaruh
berhasil 3. Panjangnya episode nyeri 3 4
7. Mmberikan analgetik 4. Frekuensi nyeri 3 4
untuk mengurangi 5. Ekspresi wajah 3 4
nyeri 6. Posisi tubuh protekstif 3 4
8. Mengevaluasi 7. Kurang istirahat 3 4
keefektifan kontrol 8. Ketegangan otot 3 4
nyeri 9. Perubahan frekuensi nafas 3 4
10. Perubahan nadi
11. Menyatakan rasa nyaman 3 4
setelah nyeri berkurang 3 4

Ket :
1. Keluhan ekstrim
2. Keluhan berat
3. Keluhan sedang
4. Keluhan ringan
5. Tidak ada keluhan
P : Lanjutkan intervensi
1. Lakukan pengkajian secara
kompherensif termasuk
lokasi, karakteristik, durasi,
frekuensi, kualitas dan faktor
predisposisi
2. Observasi reaksi nonverbal
3. Gunakan teknik komunikasi
terapeutik untuk mengetahui
pengalaman nyeri pasien
4. Kaji kultur
5. Evaluasi pengalaman nyeri
masa lampau
6. Ajarkan tentang teknik
relaksasi dan distraksi
7. Kolaborasi dengna dokter jika
ada keluhan dan tindakan
nyeri tidak berhasil
8. Berikan analgetik untuk
mengurangi nyeri
9. Evaluasi keefektifan kontrol
nyeri

2 Kamis Faktor 17. Mencuci tangan S:


21 Nop Resiko setiap dan sesudah  Klien mengatakan kateter
2019 Infeksi tindakan terpasang sejak tanggal 18
10.00 18. Menggunakan November 2019.
berhubungan
Wita baju sarung tangan  Klien mengatakn merasa lebih
dengan sebagai alat nyaman setelah dilakukan
tindakan pelindung perawatan kateter
Invasif 19. Menginstruksik
an pengunjung untuk
mencuci tangan O :
sebelum dan sesudah  Klien tampak terpasang infus
mengunjungi pasien RL 20x tpm
20. Memonitor  Klien tampak terpasang
tanda dan gejala kateter triway
infeksi sistemik dan  Warna urin tampak kuning
lokal kemerahan di dalam urine
21. Menginspeksi bag
kondisi tempat TTV
terapasang kateter T : 36,4oC
serta selang infus N : 90x /menit
22. Membersihkan R : 20x /menit
meatus urinaria, TD : 150/90 mmHg
selang infus secara
teratur A:
23. Memotifasi
pasien untuk Indikator IR ER
menjaga kebersihan
5. Tidak ada tanda infeksi 3 4
genetalia.
6. Menunjukkan 3 4
24. Mendorong kemampuan untuk
masukkan nutrisi mencegah infeksi
yang cukup,
masukan cairan, dan
istirahat
a. Memberian
antibiotik sesuai
indikasi

Keterangan:
1. Keluhan ekstreme
2. Keluhan berat
3. Keluhan sedang
4. Keluhan ringan
5. Tidak ada keluhan

P : Lanjutkan intervensi
1. Cuci tangan setiap dan
sesudah tindakan
2. Gunakan baju sarung tangan
sebagai alat pelindung
3. Instruksikan pengunjung
untuk mencuci tangan
sebelum dan sesudah
mengunjungi pasien
4. Monitor tanda dan gejala
infeksi sistemik dan lokal
5. Inspeksi kondisi tempat
terapasang kateter serta selang
infus
6. Bersihkan meatus urinaria,
selang infus secara teratur
7. Motivasi pasien untuk
menjaga kebersihan genetalia.
8. Dorong masukkan nutrisi
yang cukup, masukan cairan,
dan istirahat
9. Kolaborasi pemberian
antibiotik sesuai indikasi

Keterangan :
Klien pulang tanggal 22
November 2019. Kontrol
ulang tanggal 5desember
2019

Anda mungkin juga menyukai