Anda di halaman 1dari 31

1

BAB I
PENDAHULUAN

1. Latar Belakang

Pembaharuan di dalam organisasi terasa penting dewasa ini


dalam menjawab tantangan publik dalam hal pelayanan hingga
perkembangan zaman dan tekhnologi. Terlebih lagi dalam menuju
Polri sebagai pelayan prima masyarakat, tekhnologi menjadi jawaban
dalam sebuah wahana perubahan ke depan dalam mewujudkan
kualitas pelayanan publik yang prima sebagai suatu paradigma baru
dalam penyelenggaraan pelayanan kepolisian. Sebagaimana telah
tertuang sebagai salah satu sasaran dalam RBP gelombang ke II
yaitu terwujudnya pemerintahan yang bersih dan bebas dari KKN
dan meningkatnya kualitas pelayanan publik kepada masyarakat.
Seiring dengan hal tersebut, pelaksanaan RBP gelombang ke II
khususnya Program Peningkatan Kualitas Peayanan Publik perlu
penguatan Institusi (Institution Strengthening) melalui terobosan
reatif (Creative Breaktrough).

Hal ini perlu menjadi perhatian khusu dalam pengembangan


pelayanan publik yang sangat rentan akan terjadinya penyimpangan,
sebagaimana pelaksanaan pelayanan Samsat secara manual atau
biasa yang masih mempertemukan antara pelaksanan Samsat dan
wajib pajak. Yang kemudian pada Akhirnya masih akan
menimbulkan peluang terhadap penyalahgunaan wewenang anggota
pelaksana Samsat untuk melakukan pungutan liar sehingga
berdampak kepada menambah kurangnya kepercayaan masyarakat
terhadap aparatur pemerintahan terutama institusi Polri selaku
koordinator tim pembina Samsat yang bertanggung jawab atas salah
2

satu bentuk layanan pemerintah dalam melayani pembayaran pajak


kendaraan.

Dengan berkembang teknologi seperti sekarang ini, tuntutan


masyarakat terhadap profesionalisme Polri dalam pelaksanaan
tugas-tugas kepolisian semakin meningkat. Salah satu tugas Polri
yang kerap menjadi sorotan dalam hal peningkatan layanan secara
professional, modern dan terpercaya yakni bidang registrasi dan
identifikasi kendaraan bermotor. Dalam rangka meningkatan
pelayanan publik bidang pelayanan fungsi Lalu Lintas, maka
dipandang perlu mengambil suatu langkah percepatan pelayanan
kepada masyarakat melalui pelaksanaan kegiatan inovasi-inovasi
pelayanan sesuai kebijakan Kapolri yang tertuang dalam program
Akselerasi Transformasi Polri menuju Polri yang mandiri,
professional dan dipercaya masyarakat.

Langkah percepatan dalam bentuk inovasi pelayanan bidang


lalu lintas khususnya pada bidang pelayanan Regident Ranmor,
diharapkan dapat memberikan kemudahan pelayanan sebagai wujud
pelayanan prima yang manfaatnya dapat dirasakan langsung oleh
masyarakat dan hasilnya dapat direalisasikan secara nyata. Upaya
tersebut dapat terwujud melalui langkah nyata dalam pelaksanaan
tugas pada fungsi Lalu Lintas dengan berpedoman pada ukuran
keberhasilan yang telah ditetapkan dan memiliki daya ungkit kuat
dalam rangka meningkatkan pelayanan fungsi lalu lintas dengan
fokus pada kegiatan pelayanan penerbitan BPKB sebagai upaya
untuk mempertahankan image bulding yang telah dibangun melalui
implementasi program Quick Wins Polri.
3

2. Rumusan Permasalahan dan Persoalan

a. Permasalahan
Berdasarkan uraian latar belakang tersebut diatas, penulis
merumuskan permasalahan sebagai berikut yakni “Bagaimana
cara optimalisasi profesionalisme personel lalu lintas guna
meningkatkan pelayanan samsat yang profesional, modern
terpercaya serta bebas dari percaloan di wilayah hukum Polda
Kep. Bangka Belitung ?”

b. Persoalan
1) Kualitas dan Kuantitas Sumber Daya Manusia yang
dimiliki personel Lalu lintas dalam melaksanakan
pelayanan prima kepolisian di bidang Regident belum
optimal;
2) Pemenuhan sarana prasarana untuk menunjang
pelaksanaan tugas;
3) Pemanfaatan anggaran belum maksimal sehingga
pemenuhan kebutuhan belum tepat sasaran;
4) Metode pengawasan dan pengendalian yang
dilaksanakan oleh Padal masih lemah sehingga
pelaksanaan operasional samsat sering bermasalah.

3. Ruang Lingkup

Ruang lingkup dalam penulisan karya tulis ini dibatasi pada


bagaimana cara optimalisasi profesionalisme personel lalu lintas
guna meningkatkan pelayanan samsat yang cepat namun tidak
mengurangi keamanan serta prosedur secara profesional dan
proposional dalam rangka mewujudkan profesional, modern
terpercaya serta bebas dari percaloan.
4

4. Dasar Penulisan

a. Keputusan Kesetukpa Lemdiklat Polri Nomor : Kep / 28 / VI /


2018. Tanggal 29 Juni 2018 tentang pengesahan judul karya
tulis terapan bagi Peserta Didik Setukpa Angkatan ke 47 T.A.
2018.

b. Surat Perintah Kasetukpa Lemdiklat Polri Nomor : Sprin / 173/


IV / 2018, Tanggal 7 Mei 2018 tentang penunjukan personel
sebagai pembimbing dan penguji karya tulis bagi Peserta
Didik Setukpa Angkatan ke 47 T.A. 2018.

c. Surat Perintah Kasetukpa Lemdiklat Polri Nomor : Sprin /.....


/......../ 2018, Tanggal .... Juli 2018 tentang penunjukan
personel sebagai Penguji Karya Tulis Terapan Peserta Didik
Setukpa Angkatan ke 47 T.A. 2018.

5. Maksud dan Tujuan

a. Maksud
Maksud dibuatnya Karya Tulis ini adalah sebagai bahan
kajian guna optimalisasi profesionalisme personel lalu lintas
guna meningkatkan pelayanan samsat yang cepat namun tidak
mengurangi keamanan serta prosedur secara profesional dan
proposional dalam rangka mewujudkan profesional, modern
terpercaya serta bebas dari percaloan sehingga kepercayaan
masyarakat terhadap Polri dapat terwujud kembali.

b. Tujuan
Tujuan dari penulisan Karya Tulis ini adalah sebagai
sumbangan pemikiran kepada organisasi serta pihak-pihak
yang memerlukan untuk mempersiapkan solusi terbaik
5

terhadap permasalahan dibidang lalu lintas dan sebagai salah


satu persyaratan dalam rangka tugas akhir Pendidikan Setukpa
Lemdiklat Polri ke-47 T.A. 2018.

6. Metode dan Pendekatan

a. Metode
Adapun metode yang dipergunakan oleh penulis dalam
Karya tulis ini adalah metode deskriftif analisis yaitu suatu
metode yang menggambarkan, mencatat, mengumpulkan dan
menyusun serta menganalisa data yang ada, baik secara
dedukatif maupun induktif.

b. Pendekatan
Penulisan ini tidak menggunakan pendekatan ilmiah murni
dengan melakukan penelitian dan hasil penyelidikan dan
dijadikan landasan untuk melakukan pembahasan, tetapi
pendekatan yang dimaksud oleh penulis didalam karya tulis
terapan ini adalah dengan mengangkat permasalahan yang ada
dan penulis alamai selama melaksanakan tugas pelayanan di
Samsat. Pendekatan dapat diartikan sebagai titik tolak atau
sudut pandang terhadap mengoptimalkan profesionalisme
personel lalu lintas guna meningkatkan pelayanan samsat yang
cepat namun tidak mengurangi keamanan serta prosedur secara
profesional dan proposional.

7. Sistematika

Adapun sistematika penulisan Karya Tulis (Kartul) ini adalah :

BAB I PENDAHULUAN
1. Latar belakang
6

2. Rumusan Permasalahan dan Persoalan


a. Permasalahan
b. Persoalan
3. Ruang Lingkup
4. Dasar Penulisan
5. Maksud dan Tujuan
a. Maksud
b. Tujuan
6. Metode dan Pendekatan
a. Metode
b. Pendekatan
7. Sistematika
8. Pengertian – pengertian

BAB II PEMBAHASAN

9. Kondisi saat ini


10. Faktor-faktor yang mempengaruhi
a. Intern
1) Kekuatan
2) Kelemahan
b. Ekstern
1) Peluang
2) Hambatan
11. Kondisi yang diharapkan
12. Upaya yang dilakukan

BAB III PENUTUP

13. Kesimpulan
14. Saran
7

8. Pengertian – pengertian

Guna menghindari terjadinya kesalahan pemahaman serta


persepsi, maka berikut ini diuraikan definisi dari berbagai istilah yang
muncul berkaitan dengan isi Karya Tulis ini, diantaranya adalah
sebagai berikut :

a. Optimalisasi berasal dari kata dasar optimal yang berarti


terbaik, tertinggi dan yang paling menguntungkan. Optimalisasi
berarti pengoptimalan (kamus besar bahasa indonesia, balai
pustaka 2005) dalam hal ini yaitu suatu proses pencapaian
pekerjaan dengan hasil dan keuntungan yang besar tanpa
harus mengurangi muu dan kualitas dari suatu pekerjaan.
Optimalisasi adalah suatu tindakan, proses atau metodelogi
untuk membuat sesuatu (sebagai sebuah desain, sistem atau
keputusan) menjadi lebih/sepenuhnya sempurna, fungsional
dan lebih efektif.

b. Profesionalisme adalah kompetensi untuk melaksanakan tugas


dan fungsinya secara baik dan benar dan juga komitmen dari
para anggota dari sebuah profesi untuk meningkatkan
kemampuan.

c. Pelayanan adalah proses pemenuhan kebutuhan melalui


aktivitas orang lain secara langsung. Sedangkan,
pengertian pelayanan dalam Kamus Umum Bahasa
Indonesia, pelayanan adalah menolong menyediakan segala
apa yang diperlukan orang lain.

d. Profesional adalah orang yang memiliki profesi atau pekerjaan


yang dilakukan dengan memiliki kemampuan yang tinggi dan
8

berpegang teguh kepada nilai moral yang mengarahkan serta


mendasari perbuatan.

e. Modern biasanya merujuk pada sesuatu yang terkini, baru, dsb.

f. Kepercayaan adalah kemauan seseorang untuk bertumpu pada


orang lain dimana kita memiliki keyakinan
padanya. Kepercayaan merupakan kondisi mental yang
didasarkan oleh situasi seseorang dan konteks sosialnya.

g. Calo adalah orang yang menjadi perantara dan memberikan


jasanya untuk menguruskan sesuatu berdasarkan
upah/perantara/makelar.

h. Masyarakat (sebagai terjemahan istilah society) adalah


sekelompok orang yang membentuk sebuah sistem semi
tertutup (atau semi terbuka), di mana sebagian besar interaksi
adalah antara individu-individu yang berada dalam kelompok
tersebut.

i. Metode Deskriptif analitis merupakan metode pengumpulan


fakta melalui interprestasi yang tepat. Metode penelitian ini
ditujukan untuk mempelajari permasalahan yang timbul dalam
masyarakat dalam situasi ertentu, termasuk didalamnya
hubungan masyarakat, kegiatan, sikap, opini serta proses yang
tengah berlangsung dan pengaruhnya terhadap fenomena
tertentu dalam masyarakat. (Whitney 1960)

j. Analisa adalah sebuah proses untuk memecahkan sesuatu ke


dalam bagian-bagian yang saling berkaitan satu sama lainnya.
(menurut Gorys Keraf)
9

k. Pajak kendaraan bermotor adalah pajak atas kepemilikan


dan/atau penguasaan kendaraan bermotor. Sesuai Undang-
Undang epublik Indonesia Nomor 28 tahun 2009 tentang Pajak
Daerah dan Retribusi Daerah.

l. Pajak Kendaraan Bermotor (PKB) merupakan jenis pajak yang


kewenangannya ada pada Provinsi.
10

BAB II
PEMBAHASAN

9. Kondisi saat ini

a. Sumber Daya Manusia


Kondisi serta komposisi Personel Subdit Regident yang
telah ditunjuk berdasarkan surat perintah berjumlah 22 (dua
puluh dua) orang, yang terdiri dari 1 (satu) orang penanggung
jawab berpangkat AKBP, 1 (satu) orang koordinator berpangkat
AKP serta 20 (dua puluh) orang pelaksana samsat berpangkat
Brigadir Polri. Berikut ini akan diuraikan dalam bentuk tabel
kondisi Sumber Daya Manusia Subdit Regident Dit Lantas
Polda Kep. Bangka Belitung sebagai berikut :

Pangkat Dik Um
P Dikbang Sertifi
No Jabatan P
a A
a B S1/ spes kasi
m s SMU
m A S2
e n
a
n

Subdit Regident

1 Kasubdit Regident 1 1

2 Kasi STNK 1 1 1 1

3 Kasi BPKB 1 1 1 1

4 Kasi SIM

5 Pamin 2 1 1 2 2

6 Bamin/Banum 30 13 17

Jumlah 3 32 17 18 4 4

Data Minpers Subdit Regident


11

Dari data tersebut diatas dapat disimpulkan bahwa jumlah


personel yang berkompeten dibidang Regident sangat minim
serta rangkap tugas tidak bisa dihindari sehingga pelayanan
serta pengawasan terhadap pelayanan Samsat mash belm
optimal.
Jarak tempuh antar Kabupaten sekitar 30 KM atau + 1 jam
perjalanan darat, terkecuali Kab. Belitung dan Belitung Timur
yang ditempuh melalui udara atau Laut sekitar 4 – 5 Jam
perjalanan. Sehingga perjalan menuju ke Kantor Samsat tidak
mengalami kendala berarti, apalagi Provinsi Kep. Bangka
Belitung tidak memiliki titik rawan kemacetan yang berarti
kecuali pada saat jam-jam tertentu. Personel Samsat sering
terlambat datang kekantor Samsat, kebanyakan dikarenakan
terdapat tugas pokok lain selain sebagai petugas Samsat
sehingga mau tidak mau, personel tersebut melaksanakan
tugas rangkap.

b. Sarana dan Prasarana

Direktorat Lalu Lintas membawahi 7 (tujuh) Samsat


dengan kriteria sebagai berikut :
No Samsat Tipe Keterangan

1 Pangkalpinang Defenitif

2 Sungailiat (Kab. Bangka) Defenitif

3 Koba (Kab. Bateng) Defenitif

4 Toboali (Kab. Basel) Belum Defenitif

5 Mentok (Kab. Babar) Belum Defenitif


12

6 Tanjungpandan (Kab. Belitung) Defenitif

7 Manggar (Kab. Beltim) Defenitif

Data logistik Reg iden

Dari data tersebut diatas, bahwa samsat yang belum

defenitif maksudnya samsat tersebut belum mengeluarkan

penerbitan BPKB dan STNK serta TNKB dikarenakan sarana

prasarana yang belum memadai sehingga Samsat yang belum

defenitif dalam penerbitan STNK, BPKB dan TNKB masih

menginduk kepada samsat terdekat yakni Samsat Sungailiat

(Kab. Bangka). Semua data kendaraan pada Samsat telah

terintegrasi sehingga masyarakat Bangka Belitung dapat

membayar pajak kendaraan mereka dimanapun mereka berada

selama masih di wilayah Provinsi Kep. Bangka Belitung.

Samsat di wilayah Provinsi Kep. Bangka Belitung telah

terintegrasi ke semua wilayah di provinsi Kep. Bangka Belitung,

dengan kata lain wajib pajak dapat dengan mudah membayar

pajak kendaraan dimanapun mereka berada selagi wilayah

hukum Provinsi Kep. Bangka Belitung, namun dengan

kemajuan tekhnologi sekarang ini, pelayanan samsat dituntut

juga tidak hanya dapat melakukan pembayaran pajak di dalam

wilayah melainkan juga diharapkan dapat juga dilakukan antar

daerah.
13

c. Anggaran

Dukungan anggaran dalam hal pelaksanaan tugas

Direktorat Lalu Lintas khususnya Fungsi Regident Ranmor

terlebih khusus petugas Samsat sudh cukup maksimal, namun

bila dibandingkan dengan tugas serta tanggung jawab serta

resiko yang diemban dalam hal penerimaan PNBP, anggaran

tersebut dianggap kurang memadai sehingga personel

Polri/Pemda/Jasa raharja sering melakukan praktek

pungli/percaloan untuk menambah penghasilan diluar honor

petugas samsat. Dengan demikian praktek pungli serta

percaloan sulit dihapuskan dalam tubuh samsat itu sendiri.

d. Metode yang digunakan

Telah banyak yang dilakukan oleh Pimpinan khususnya di

Direktorat Lalu Lintas Polda Kep. Bangka Belitung dalam hal

upaya - upaya optimalisasi profesionalisme kinerja personel lalu

lintas guna meningkatkan pelayanan samsat yang profesional,

modern terpercaya serta bebas dari percaloan, terutama dalam

hal merubah minset serta kultur set Personel Polri khususnya

petugas Samsat. Pengendalian serta pengawasan personel

baik intern maupun ekstern telah dilakukan namun masih belum

optimal. Pengawasan dan pengendalian terhadap pelayanan

Samsat dilakukan secara periodik dan berkesinambungan

sehingga pelayanan Samsat dapat terlaksana dengan baik.


14

Kesadaran masyarakat dalam membayar pajak kendaraan

sudah cukup baik, namun terdapat banyak faktor yang menjadi

penyebab timbulnya serta suburnya praktek pungli dan

percaloan dalam hal pelaksanaan pembayaran pajak

kendaraan di samsat, antara lain :

1) Membludaknya masyarakat yang ingin membayar pajak

sehingga masyarakat enggan mengantri dalam

pembayaran pajak kendaraan bermotor di kantor Samsat.

Masyarakat sering mengambil jalan pintas untuk menitip

pembayaran kepada petugas dengan imbalan tertentu;

2) Pemenuhan syarat – syarat dalam hal pembayaran pajak

sering menyulitkan masyarakat seperti pemenuhan

identitas diri/KTP padahal identitas diri/KTP sangat

penting dalam hal registrasi pembayaran pajak kendaraan

bermotor. Banyaknya masyarakat yang akan membayar

pajak kendaraan dengan tidak dilengkapi identitas

diri/KTP mau membayar lebih asal kendaraan mereka

bisa membayar pajak di kantor samsat.

10. Faktor – faktor yang mempengaruhi

a. Faktor Internal

1) Kekuatan (strength)

a) Adanya komitmen yang kuat dari unsur pimpinan

untuk
15

melakukan optimalisasi dalam profesionalisme

terhadap pelayanan Samsat yang baik;

b) Mulai adanya peningkatan komitmen sebagian

personil untuk melakukan perubahan sikap, mental

dan perilaku yang baik dalam hal pelaksanaan tugas;

c) Sarana dan prasarana yang ada dapat mendukung

pelaksanaan tugas;

d) Adanya Dukungan Anggaran yang cukup dalam hal

pelaksanaan Samsat.

2) Kelemahan (weaknesess)

a) Sebagian personil yang kurang memahami UU

nomor 22 tahun 2009 tentang Lalu lintas dan

angkutan jalan serta Perkap nomor 5 tahun 2012

tentang Registrasi dan Identifikasi Kendaraan

Bermotor;

b) Masih terkendala mindset dan culture set personel

yang belum sepenuhnya berubah, mendapatkan

penghasilan diluar gaji masih dinilai wajar dalam hal

pelaksanaan tugas sehingga apabila terdapat

peluang yang dianggap menghasilkan sampingan,

maka peluang tersebut dilaksanakan personel

tersebut;

c) Sarana dan Prasarana terkait pelayanan sudah

mulai terpenuhi walaupun masih terdapat


16

kekurangan terkait inovasi pelayanan yang cukup

signifikan, pelayanan melalui sistem online banyak

d) diharapkan oleh masyarakat namun sarana dan

prasana yang cukup mahal serta teknisi terbatas

menjadi kendala dalam pemenuhan pelayanan yang

memuaskan;

e) Dukungan anggaran yang cukup, namun honor

petugas Samsat tidak sepadan bila dibandingkan

dengan tugas serta tanggung jawab serta resiko

yang diemban dalam hal penerimaan PNBP.

f) membayar lebih asal kendaraan mereka bisa

membayar pajak di kantor samsat.

b. Faktor Eksternal

1) Peluang (Opportunities)

a) Adanya dukungan dari stake holder seperti Pemda

dan Jasa Raharja dalam hal optimalisasi dalam

profesionalisme terhadap pelayanan Samsat yang

baik;

b) Banyaknya masukan dari masyarakat agar

pelayanan Samsat dapat lebih baik dengan cepat

serta transparan melalui Tekhnologi sistem

pembayaran online, sehingga masyarakat dapat

lebih mudah lagi dalam hal pembayaran pajak

dimanapun mereka berada;


17

c) Adanya kemajuan tekhnologi sehingga dapat

mempermudah personel Samsat dalam hal

pelayanan Samsat, sehingga mengurangi

pembayaran pajak kendaraan dengan konvensional

yakni masyarakat mesti datang ke kantor Samsat;

2) Kendala (Threats)

a) Membludaknya masyarakat yang ingin membayar

pajak sehingga masyarakat enggan mengantri dalam

pembayaran pajak kendaraan bermotor di kantor

Samsat. Masyarakat sering mengambil jalan pintas

untuk menitip pembayaran kepada petugas dengan

imbalan tertentu;

b) Pemenuhan syarat – syarat dalam hal pembayaran

pajak sering menyulitkan masyarakat seperti

pemenuhan identitas diri/KTP padahal identitas

diri/KTP sangat penting dalam hal registrasi

c) pembayaran pajak kendaraan bermotor. Banyaknya

masyarakat yang akan membayar pajak kendaraan

dengan tidak dilengkapi identitas diri/KTP mau


18

11. Kondisi yang diharapkan

Berkaitan dengan optimalisasi profesionalisme personel lalu

lintas guna meningkatkan pelayanan samsat yang profesional,

modern terpercaya serta bebas dari percaloan, maka perlu perbaikan

dalam hal Sumber Daya Manusia, Sarana dan prasarana, Dukungan

Anggaran khusus serta metode yang tepat dalam pelaksanaan

pelayanan di Samsat. Untuk itu berikut ini kondisi yang diharapkan

guna mendukung pelayanan prima antara lain :

a. Sumber Daya Manusia

Sumber daya manusia untuk kemampuan personel Lalu Lintas

dari segi kualitas dan kuantitas, yaitu:

1) Pemenuhan personel Lalu lintas sesuai dengan DSP

personel;

2) Diharapkan setelah terpenuhinya DSP personel tidak lagi

adanya rangkap jabatan dalam hal pelaksanaan tugas;

3) Untuk meningkatkan pelayanan prima Samsat, personel

lalu lintas harus memiliki kemampuan atau pelatihan

kejuruan dan pengembangan kemampuan Regident

lantas;

4) Petugas Samsat memiliki motivasi dan tanggung jawab

terhadap tugasnya.
19

b. Sarana dan Prasarana

Sarana dan prasarana pada Samsat sudah memadai namun

karena berkembangnya teknologi diharapkan pelayanan :

1) Adanya Pembayaran Pajak secara online tidak hanya di

dalam Provinsi tapi juga di luar Provinsi dapat

direalisasikan untuk lebih mempermudah pelayanan

kepada masyarakat guna mendukung profesionalme

petugas samsat;

2) Tersedianya terobosan kreatif yakni ATM Pembayaran

pajak 1 tahun, sehingga mengurangi wajib pajak yang

3) antri di kantor samsat namun tidak mengurangi keamanan

dalam hal regident ranmor;

4) Tersedianya kendaraan dinas bagi personel samsat,

sehingga personel dapat tiba tepat waktu di Samsat, tidak

terkendala dengan cuaca;

5) Pembangunan infrastruktur Samsat dapat meningkat

sehingga tidak ada lagi samsat yang belum defenitif.

c. Dukungan Anggaran

1) Dukungan anggaran bagi personel samsat dapat

ditingkatkan sesuai dengan tugas dan tanggung jawab

personel samsat sebagai penerima PNBP Polri;

2) Pemanfaat dukungan anggaran Samsat yang cukup

diharapkan dipergunakan sesuai peruntukannya sehingga

tepat guna.
20

d. Metode yang diterapkan

Metode yang digunakan agar menghasilkan capaian yang

diharapkan serta ideal untuk diterapkan yakni :

1) Meningkatkan Pengawasan yang efektif bagi personel

samsat dengan mendatangi personel samsat yang sedang

bertugas guna mengetahui kendala personel pada saat

pelayanan berlangsung;

2) Pelaksanaan inovasi SAMSAT dalam rangka

meningkatkan pelayanan kepada masyarakat pada

SAMSAT Keliling dan SAMSAT Corner adalah sebagai

berikut: Dengan adanya Pelaksanaan inovasi SAMSAT

Keliling dan SAMSAT Corner sangat mempermudah

masyarakat, pelayanan yang diberikan sangat cepat dan

mudah;

3) Penempatan personel Provost pada Samsat untuk

menghindari pungli serta calo, dan juga berguna untuk

kontrol personel samsat yang tidak melaksanakan tugas;

4) Memilik rencana kegiatan personel Samsat untuk

efektifitas pelayanan Samsat kepada masyarakat;

5) Anev setiap harinya bila terdapat kendala atau

permasalahan dalam pelayanan Samsat.


21

12. Upaya yang dilakukan

Setelah diuraikan permasalahan dan persoalan pada Bab I

sampai pada Bab II dapat diketahui upaya pemecahan masalah

dalam mengoptimalkan agar dapat mendukung pelaksanaan

Pelayanan Prima Kepolisian. Adapun upaya-upaya pemecahan

masalah yang dilakukan sesuai dengan persoalan yang diutarakan

diatas dengan mengoptimalkan langkah-langkah sebagai berikut :

a. Sumber Daya Manusia

Untuk meningkatkan kemampuan sumber daya manusia

Personel Samsat dari segi kualitas dan juga kuantitasnya agar

dapat mengoptimalkan perannya dalam memberikan pelayanan

prima dilakukan upaya-upaya yaitu sebagai berikut :

1) Pelatihan

Kemampuan anggota harus senantiasa diasah dan

ditingkatkan, melalui pendidikan pengembangan,

pelatihan- pelatihan dan juga setifikasi yang

diselenggarakan baik oleh Polda maupun Korlantas Polri

dengan berpedoman pada kurikulum yang sesuai agar

memenuhi kompetensi dasar dan keterampilan sebagai

berikut :

a) Kemampuan dasar tentang Regident Ranmor;

b) Peraturan perundang-undangan;

c) Kemampuan Komunikasi yang efektif dalam

pelayanan;
22

d) Keterampilan memecahkan masalah

(mengidentifikasi masalah, mengidentifikasi

hambatan dan penyebab masalah dan

mengembangkan respon serta solusi yang efektif);

e) Keterampilan untuk menangani konflik dan

perbedaan persepsi;

f) Inter personal skill (kemampuan berbicara,

mendengarkan, bertanya, mengamati, memberi

menerima umpan balik dan meringkas)

2) Acara Arahan Pimpinan (AAP)

Upaya meningkatkan kemampuan personil tidak

hanya dilakukan melalui kegiatan formil berupa pelatihan

tetapi juga dapat dilakukan melalui kegiatan lain yang rutin

sehari-hari dilakukan pada saat apel atau taklimat

sebelum pelaksanaan tugas mengenai teknis dan taktis

penugasan atau catatan-catatan maupun informasi yang

harus diketahui oleh personel.

Apel yang dilaksanakan juga merupakan salah satu

bentuk kegiatan pembinaan yang diprogramkan untuk

meningkatkan kemampuan perorangan. Tidak itu saja,

Pemberian sosialisasi undang - undang kepada personel

Samsat karena personel yang selalu bersentuhan

langsung dengan masyarakat di Samsat sehingga dapat


23

menjelaskan dengan benar dan mudah akan adanya

aturan-aturan baru.

3) Meningkatkan pendidikan S1 (Strata Satu)

Dengan meningkatkan pendidikan S1 (Strata satu)

sehingga Pengetahuan personel Samsat menjadi optimal

dalam memahami dan menguasai tugasnya dan memiliki

kompetensi yang baik.

4) Reward and Punishment

Setiap kerja keras personel Samsat yang

dilaksanakan oleh Personel Samsat perlu dilakukan

penilaian kinerja dan diberikan suatu motivasi dalam

bentuk penghargaan atau hukuman sehingga upaya atau

pengorbanan yang dilakukan oleh personil berupa pikiran

dan tenaga memiliki arti serta makna.

a) Bagi personel yang memiliki kinerja baik dan

berprestasi diberikan penghargaan;

b) Bagi personil yang melakukan pelanggaran atau

tidak bekerja dengan baik dan benar maka diberikan

hukuman, Tegur dan atau berikan tindakan tegas

bagi personil yang melanggar atau tidak

melaksanakan tugas dengan baik dan benar serta

catat dalam buku catatan penilaian kinerja yang

bersangkutan;

c) Prioritas pengembangan karier yang bersangkutan;


24

d) Memberikan cuti atau ijin;

e) Melaksanakan rekreasi bersama atau gathering

keluarga 1 kali dalam sebulan.

5) Pemenuhan Personil

Salah satu penunjang keberhasilan tugas yaitu

terpenuhinya jumlah personil yang akan melaksanakan

tugas sesuai dengan kebutuhan personil yang akan

dilibatkan dalam tugas kepolisian. Saran yang dapat

dikemukakan agar petugas tidak rangkap jabatan dan

dapat lebih fokus dalam pelayanan prima dengan

Penambahan personel dibidang Regident khususnya

Samsat.

Namun demikian pemenuhan anggota melalui

pengajuan ke satuan atas atau perekrutan dari satker lain

tidak serta merta dapat dilakukan mengingat keterbatasan

yang sama dalam hal jumlah personel. Oleh karena itu

agar pelaksanaan tugas tetap berjalan dan optimal maka

dapat dilakukan upaya melalui :

a) Pembagian tugas yang jelas;

b) Prioritas pemenuhan personel terhadap fungsi yang

memiliki beban kerja tinggi;

c) Melalui satuan atas tetap mengajukan penambahan

personel dengan kriteria yang sudah ditentukan.


25

b. Sarana prasarana

1) Adanya ruang rapat bersama instansi terkait pada samsat

sehingga terjadi sinergitas apabila terdapat kendala

ataupun inovasi yang mesti ditingkatkan dan

dikembangkan;

2) Pengajuan tersedianya terobosan kreatif yakni ATM

Pembayaran pajak 1 tahun, sehingga mengurangi wajib

pajak yang antri di kantor samsat namun tidak mengurangi

keamanan dalam hal regident ranmor;

3) Mengajukan kendaraan dinas bagi personel samsat,

sehingga personel dapat tiba tepat waktu di Samsat, tidak

terkendala dengan cuaca;

4) Pengajuan pembangunan infrastruktur Samsat dapat

meningkat sehingga tidak ada lagi samsat yang belum

defenitif.

c. Anggaran

1) Pengajuan dukungan anggaran bagi personel samsat

dapat ditingkatkan sesuai dengan tugas dan tanggung

jawab personel samsat sebagai penerima PNBP Polri;

2) Pengajuan biaya operasional petugas samsat.

d. Metode

Metode difokuskan pada :

1) Peningkatan Pengawasan yang efektif bagi personel

samsat dengan mendatangi personel samsat yang sedang


26

bertugas guna mengetahui kendala personel pada saat

pelayanan berlangsung;

2) Penempatan personel Provost pada Samsat untuk

menghindari pungli serta calo, dan juga berguna untuk

kontrol personel samsat yang tidak melaksanakan tugas;

3) Membuat rencana kegiatan personel Samsat untuk

efektifitas pelayanan Samsat kepada masyarakat;

4) Pelaksanaan Anev setiap harinya bila terdapat kendala

atau permasalahan dalam pelayanan Samsat.


27

BAB III
PENUTUP

13. Kesimpulan

Berdasarkan pembahasan dan analisa terhadap kondisi

sebagaimana diuraikan diatas, dapat disimpulkan bahwa :

a. Sumber Daya Manusia yang dimiliki personel Lalu lintas Polda

Kep. Bangka Belitung dalam melaksanakan pelayanan prima

kepolisian di bidang Regident belum optimal dikarenakan faktor

pendidikan yang kurang mumpuni sehingga Profesionalisme

pelayanan Samsat belum optimal;

b. Kurang disiplinnya personel lalu lintas dalam menepati waktu

saat melaksanakan tugas di samsat dikarenakan faktor tugas

yang rangkap serta pengawasan dan pengendalian terhadap

anggota masih lemah;

c. Banyaknya praktek pungli serta percaloan dilingkungan samsat

dikarenakan mindset dan culture set personel yang belum

sepenuhnya berubah, mendapatkan penghasilan diluar gaji

masih dinilai wajar dalam hal pelaksanaan tugas sehingga

apabila terdapat peluang yang dianggap menghasilkan

sampingan, maka peluang tersebut dilaksanakan personel

tersebut;

d. Sarana dan Prasarana terkait pelayanan sudah mulai terpenuhi

walaupun masih terdapat kekurangan terkait inovasi pelayanan

melalui sistem online yang banyak diharapkan oleh masyarakat,


28

namun sarana dan prasana yang cukup mahal serta teknisi

terbatas menjadi kendala dalam pemenuhan pelayanan yang

memuaskan;

e. Dukungan anggaran yang cukup, namun honor petugas

Samsat tidak sepadan bila dibandingkan dengan tugas serta

tanggung jawab serta resiko yang diemban dalam hal

penerimaan PNBP;

f. Metode pengawasan dan pengendalian yang dilaksanakan oleh

Padal masih lemah sehingga pelaksanaan operasional samsat

sering bermasalah
29

14. Saran

Berdasarkan hasil pembahasan dan kesimpulan-kesimpulan yang

telah disampiakan terdapat saran yang diajukan penulis sebagai

bahan masukan, sebagai berikut :

a. Direktorat Lalu Lintas hendaknya mempertahankan kualitas

pelayanan kepada masyarakat yang sudah mulai membaik,

bahkan meningkatkan menjadi lebih baik lagi. Disamping itu

juga mendengar dan mempertahankan berbagai keluhan

masyarakat untuk dapat ditanggapi secara positif dan

proposional, baik mengenai kinerja Polri pada umum nya

maupun Polantas pada khususnya. Serta dapat terus

meningkatkan sistem data komputer satu server dengan

Dipenda agar Terkoordinasi dengan baik data jumlah

kendaraan yang sudah teregistrasi.

b. Perlu adanya faktor-faktor yang mendukung penyelenggaraan

pelayanan pajak kendaraan bermotor yakni bimbingan teknis

secara berkala bagi pegawai samsat untuk meningkatkan

kemampuan yang dimiliki sebagai upaya pemberian pelayanan

yang professional kepada wajib pajak, penggunaan fasilitas

teknologi komputer yang berbasis real time online sehingga

mempercepat pemberian pelayanan kepada wajib pajak,

tersedianya jumlah anggaran/ dana alokasi yang berasal dari

kas daerah yang mencukupi untuk meningkatkan dan

memelihara sumber daya pelayanan yaitu sumber daya


30

manusia dan infrastruktur, serta struktur birokrasi yang

menjabarkan tugas, kewenangan dan kedudukan masing -

masing instansi yaitu Kantor Pelayanan Pajak Daerah,

DITLANTAS, dan PT. Jasa Raharja dengan jelas. Serta adanya

standar pelayanan yang harus diberikan kepada wajib pajak

yaitu panduan manual mutu.

c. Dispenda agar meningkatkan pelayanan nya serta demi

kelancaran dalam meningkatkan pendapatan asli daerah di

bidang pajak kendaraan bermotor agar Dipenda dan Ditlantas

Polda harus menjalin hubungan yang lebih intens dan

berkesinambungan.

d. Mengusulkan kepada Kapolda tentang penjabaran Program

Kerja dan Anggaran Dikbang serta Sertifikasi personel Samsat

secara berkesinambungan guna optimalisasi pelaksanaan

pelayanan samsat secara profesional dan proposional

berpedoman kepada UU nomor 22 tahun 2009 tentang lalu

lintas dan angkutan jalan serta Perkap nomor 5 tahun 2012

tentang Registrasi dan Identifikasi Kendaraan Bermotor;

e. Mengusulkan kepada Kapolda agar memberikan reward

kepada personel Samsat yang berprestasi serta professional

dan proporsional dalam pelayanan terbaik kepda masyarakat

dan juga memberikan punishment terhadap personel yang

melanggar ketentuan;
31

f. Mengusulkan kepada Kapolda agar petugas Samsat dapat

mendapatkan honor sesuai dengan tugas serta panggung

jawabnya sebagai pengembang bendahara penerimaa PNBP;

g. Perlu adanya penetapan SOP yang jelas tentang pelayanan

Samsat sehingga ketika pergantian petugas samsat, dapat

mengacu standar pelayanan yang sudah agar pelayanan

kepada masyarakat dapat selalu optimaldan terus ditingkatkan.

h. Tersampaikannya informasi kepada masyarakat sehingga wajib

pajak yang jelas saat melakukan pengurusan pajak kendaraan

bermotor, memaksimalkan alat/fasilitas yang ada seperti

pengoperasian alat nomor urut antrian yang sudah terpasang di

depan loket pelayanan, serta adanya fasilitas komputer untuk

mengakses informasi bagi wajib pajak sehingga partisipasi

masyarakat meningkat dalam menciptakan pelayanan yang

baik dengan tidak menggunakan jasa calo.

Anda mungkin juga menyukai