Hidrologi 2 PDF
Hidrologi 2 PDF
� Siklus air atau siklus hidrologi adalah sirkulasi air atau perjalanan air yang tida
pernah berhenti dari atmosfer (ruang udara) ke bumi dan kembali lagi k
atmosfir.
� Di darat air mengalir baik di permukaan bumi maupun di dalam bumi (ruan
darat) menuju laut (ruang laut) secara terus menerus dari tempat yang lebi
tinggi ke tempat yang lebih rendah secara gravitasi.
� Di atmosfir perjalanannya melalui melalui evaporasi (E), transpirasi (T), evapo
transpirasi (ET), kondensasi, presipitasi (hujan).
� Secara harafiah “hidrologi” berasal dari bahasa Yunani, yakni “hydro” da
“loge”. Hydro berarti sesuatu yang berhubungan dengan air dan loge berar
pengetahuan.
� Jadi hidrologi adalah ilmu pengetahuan yang secara khusus mempelaja
tentang kejadian, perputaran dan penyebaran air di atmosfir dan permukaa
bumi serta di bawah permukaan bumi.
� Secara luas hidrologi meliputi pula berbagai bentuk air, termasuk transformas
antara keadaan cair, padat, dan gas dalam atmosfir, di atas dan di bawa
permukaan tanah.
� Di dalamnya tercakup pula air laut yang merupakan sumber dan penyimpa
air yang mengaktifkan kehidupan di planet bumi ini.
Ruang Lingkup Hidrologi Mencakup :
1. Pengukuran, mencatat, dan publikasi data dasar.
2. Deskripsi propertis, fenomena, dan distribusi air di daratan.
3. Analisa data untuk mengembangkan teori-teori pokok yang ada
pada hidrologi.
4. Aplikasi teori-teori hidrologi untuk memecahkan masalah praktis.
drologi bukanlah ilmu yang berdiri sendiri, tetapi ada hubungan dengan ilmu lain, sepe
eteorologi, klimatologi, geologi, agronomi kehutanan, ilmu tanah, dan hidrolika. Menurut Th
ternational Association of Scientific Hydrology, hidrologi dapat dibagi menjadi:
Potamologi (Potamology), khusus mempelajari aliran permukaan (surface streams)
Limnologi (Limnology), khusus mempelajari air danau
Geohidrologi (Geohydrology), khusus mempelajari air yang ada di bawah permukaan tana
(mempelajari air tanah = groundwater)
Kriologi (Cryology), khusus mempelajari es dan salju
Hidrometeorologi (Hydrometeorology), khusus mempelajari problema-problema yang ad
diantara hidrologi dan meteorologi.
klus Hidrologi
Penguapan
es perubahan air menjadi uap air disebut penguapan. Penguapan memerlukan energy pa
alnya api kompor. Penguapan di alam (penguapan air laut dan air yang ada di daratan) te
gan bantuan energi panas dari sinar matahari. Pada penguapan air laut, garam yang terkand
am air laut tidak ikut diuapkan (tetap tertinggal di laut). Jika uap air laut diembunkan akan diper
awar yang relatif murni.
ingkat Penguapan
kat penguapan bergantung pada dua faktor yang berbeda, yaitu:
hu udara
sar kandungan uap air yang terdapat di udara.
akin tinggi suhu udara, semakin banyak uap air diserap oleh udara. Semakin kecil persentase ua
dara, semakin banyak uap air dapat diserap udara. Suhu udara di padang pasir pada siang
up tinggi, maka apa bila terdapat air permukaan akan terjadi penguapan yang tinggi.
Bentuk Penguapan
guapan air dapat terjadi melalui tumbuhan maupun permukaan bumi. Penguapan air melalui
buhan disebut transpirasi. Dengan demikian terdapat dua bentuk penguapan air yang berbed
m:
nguapan di permukaan bumi (dari lautan, daratan).
nguapan melalui tumbuhan (disebut transpirasi).
ondensasi Uap Air
ondensasi merupakan proses kebalikan dari penguapan. Kondensasi uap air berarti proses
rubahan uap air menjadi air (proses pengembunan). Di udara, kondensasi uap air terjadi
a:
Udara yang sudah jenuh uap air ditambah uap air atau zat lain
Suhu udara yang jenuh uap air turun
ap air yang mengembun di udara membentuk tetes-tetes air yang sangat kecil dan dapat
ihat sebagai awan di langit.
P=D+E+G+M
Dimana :
P = Presipitasi
D = Debit
E = Evaporasi
G = Penambahan (supply) air ke tanah
M = Penambahan kadar kelembababan tanah
engenalan Istilah-istilah Hidrologi
Presipitasi
ujan (presipitasi) merupakan masukan utama dari daur hidrologi dalam DAS. Dampak kegiata
mbangunan terhadap proses hidrologi sangat dipengaruhi intensitas, lama berlangsungnya, da
kasi hujan. Karena itu perencana dan pengelola DAS harus memperhitungkan pola presipitasi da
baran geografinya.
Intersepsi
ujan yang jatuh di atas tegakan pohon sebagian akan melekat pada tajuk daun maupun batan
gian ini disebut tampungan/simpanan intersepsi yang akhirnya segera menguap. Besar kecilny
ersepsi dipengaruhi oleh sifat hujan (terutama intensitas hujan dan lama hujan), kecepatan angi
nis pohon (kerapatan tajuk dan bentuk tajuk). Simpanan intersepsi pada hutan pinus di Italia uta
kitar 30% dari hujan (Allewijn, 1990). Intersepsi tidak hanya terjadi pada tajuk daun bagian ata
ja, intersepsi juga terjadi pada seresah di bawah pohon. Intersepsi akan mengurangi hujan yan
enjadi run off.
. Throughfall, Crown drip, Steamflow
Hujan yang jatuh di atas hutan ada sebagian yang dapat jatuh langsung di lantai hutan melalui sela-sela ta
agian hujan ini disebut throughfall. Simpanan intersepsi ada batasnya, kelebihannya akan segera t
ebagai crown drip. Steamflow adalah aliran air hujan yang lewat batang, besar kecilnya stemflow dipenga
leh struktur batang dan kekasaran kulit batang pohon.
. Infiltrasi dan Perkolasi
Proses berlangsungnya air masuk ke permukaan tanah kita kenal dengan infiltrasi, sedang perkolasi ad
roses bergeraknya air melalui profil tanah karena tenaga gravitasi. Laju infiltrasi dipengaruhi tekstur
truktur, kelengasan tanah, kadar materi tersuspensi dalam air juga waktu.
lengasan Tanah
ngasan tanah menyatakan jumlah air yang tersimpan di antara poripori tanah. Kelengasan tanah sa
mis, hal ini disebabkan oleh penguapan melalui permukaan tanah, transpirasi, dan perkolasi. Pada
ngasan tanah dalam keadaan kondisi tinggi, infiltrasi air hujan lebih kecil daripada saat kelengasan ta
ah. Kemampuan tanah menyimpan air tergantung dari porositas tanah.
mpanan Permukaan (Surface Storage)
anan permukaan ini terjadi pada depresidepresi pada permukaan tanah, pada perakaran pepohonan ata
kang pohonpohon yang tumbang. Simpanan permukaan menghambat atau menunda bagian hujan
capai limpasan permukaan dan memberi kesempatan bagi air untuk melakukan infiltrasi dan evaporasi.
noff Runoff
ah bagian curahan hujan (curah hujan dikurangi evapotranspirasi dan kehilangan air lainnya) yang men
m air sungai karena gaya gravitasi; airnya berasal dari permukaan maupun dari subpermukaan (sub surfa
off dapat dinyatakan sebagai tebal runoff, debit aliran (river discharge) dan volume runoff.
ponen Runoff
Presipitasi
Presipitasi adalah nama umum dari uap yang mengkondensasi dan jatuh ke tanah berupa
alju, hujan, hujan es dan lain-lain. Presipitasi yang ada di bumi ini berupa :
a) Hujan , merupakan bentuk yang paling penting.
b) Embun, merupakan hasil kondensasi di permukaan tanah atau tumbuh-tumbuhan dan
kondesasi di dalam tanah.
) Kondensasi, di atas lapisan es terjadi jika ada massa udara panas yang bergerak di atas
lapisan es.
d) Kabut, pada saat terjadi kabut, partikel-partikel air diendapkan di atas permukaan tanah dan
tumbuh-tumbuhan.
e) Salju dan es. Salah satu bentuk presipitasi yang terpenting di Indonesia adalah hujan. Maka
pembahasan mengenai presipitasi ini selanjutnya hanya dibatasi pada hujan saja. Ada 5
buah unsur yang ditinjau, yaitu :
a) Intensitas I, adalah laju curah hujan = tinggi per satuan waktu, misalnya mm/menit, mm/ja
mm/hari.
b) Lama waktu atau durasi t, adalah lamanya curah hujan terjadi dalam menit atau jam.
c) Tinggi hujan d, adalah banyaknya atau jumlah hujan yang dinyatakan dalam ketebalan air
atas permukaan datar, dalam mm.
d) Frekuensi, adalah frekuensi kejadian terjadinya hujan, biasanya dinyatakan dengan wa
ulang (return period) T.
e) Luas, adalah luas geografis curah hujan A, dalam km2.
at Ukur
em pengukuran di lapangan seringkali sulit dilakukan secara manual oleh manusia. Untuk keperluan ini maka dibutuhkan su
rumentasi yang reliable untuk jangka waktu cukup lama dengan melakukan pengukuran berulangulang secara periodik. Penguku
ameter - parameter yang berlainan dalam satu waktu bersamaan memerlukan suatu integrasi dari keseluruhan sistem pengukuran kedal
tu data kolektor. Pada sistem yang lebih luas data ini harus digabungkan pada suatu sistem data base terpusat. Dengan sistem ini ma
at dihasilkan interpretasi untuk decision support system yang menyeluruh tentang data cuaca. Implementasinya antara lain : menentuk
a cocok tanam sistem pengairan pada pertanian; monitoring sistem irigasi dan bendungan; pemantauan muka air tanah perkota
gendalian banjir dan bencana; dan lain sebagainya.
Corong
Saringan
Tipping bucket
Recorder
Kelemahan alat ini Alat Ukur Ember Jungkit :
� Pada waktu salah satu alat tampung menumpah
kan air, diperlukan waktu, sehingga ada
kemungkinan hujan yang terjadi saat itu tidak
terekam.
� Apabila saringan sudah tidak dapat berfungsi
dengan baik maka kotoran, debu akan masuk pada
alat tampung sehingga menambah bobot air dan
sekaligus menambah kedalaman hujan.
� Demikian, gerakan alat tampung saling bergantian
dan akan tercatat pada kertas grafik secara
mekanik yang menggambarkan kedalaman hujan.
Batas DAS
1
2
1 n
n
P � � Pi
n i�1
P = hujan rata-rata
Pi = tinggi curah hujan distasiun i, i = 1,
…,n.
CONTOH 1 :
Diketahui suatu das mempunyai 4 stasiun hujan, stasiun a = 50
mm, b = 40 mm, c = 20 mm dan d = 30 mm. Hitung hujan
rerata dengan metode ratarata aljabar !.
Penyelesaian :
Sta. A berada tidak jauh dari das, jadi berpengaruh sbb. :
1 n 1
P � � Pi � (50 � 40 � 20 � 30 ) � 35 mm
n i �1 4
Jika stasiun a berada jauh dari das maka data distasiun tidak
diperhitungkan, sehingga :
1 n 1
P � � Pi � ( 40 � 20 � 30 ) � 30 mm
n i �1 3
Perbedaan cukup besar karena variasi hujan di masing2 sta
cukup besar, padahal metode tsb. Cocok jika variasi hujan
terhadap jarak antar stasiun tidak besar.
2. METODE THIESSEN :
� Metode ini memperhitungkan bobot/daerah pengaruh
dari masing-masing stasiun hujan asumsi : hujan
yang terjadi pada suatu luasan dalam DAS = hujan yg
tercatat di sta. terdekat jadi mewakili luasan tsb.
� Jumlah stasiun hujan minimum 3 buah
� Penyebaran stasiun hujan bisa tidak merata.
� Tidak sesuai untuk daerah bergunung (pengaruh
orografis)
� DAS dibagi menjadi poligon, stasiun pengamat hujan
sebagai pusat.
� Apabila ada penambahan/ pemindahan stasiun
pengamat hujan, akan mengubah seluruh jaringan
dan mempengaruhi hasil akhir perhitungan.
� Tidak memperhitungkan topografi.
� Lebih teliti dibandingkan dengan cara Aljabar.
Sta. di � 1
�A P
luar DAS
_
A1
P �
n n
�A
A2
2
An n
_
� n P � Hujan ratarata DAS.
_
P �
�A Pn n
�
16 . 380
� 32 , 76 mm
�A n 500
C. METODE ISOHYET :
A1 � A2 �.......An n
�Ai
i�1
PROSES TAHAPANNYA :
Tebal hujan :
Jumlahkan hasil kali tebal hujan dengan luas DAS yang dibatasi
oleh 2 garis yang membagi jarak yang sama diantara 2 Isohyet
yang berdekatan.
CONTOH 3 : SOAL = NO 2, HITUNG P DENGAN METODE ISOHYET.
pertambahan
nilai 5 mm.
Belum PENYELESAIAN :
terhitung
DIBUAT GARISGARIS
ISOHYET, KEMUDIAN DI
HITUNG LUASAN DAERAH
I
III DI ANTARA 2 GARIS ISOHYET
V � DISAJIKAN DALAM TABEL
SBB. :
Daerah Isohyet Luasan antara 2 Rerata dari 2 Luasan x
mm Isohyet, km² Isohyet, km² Rerata
15
I 14 17.5 210
20
II 50 22.5 1.125
25
III 95 27.5 2.613
30
IV 111 32.5 3.608
35
V 140 37.5 5.250
40
VI 70 42.5 2.975
45
50 JUMLAH 500 16.826
16 . 826
HUJAN RERATA : P �� � 33 , 65 mm
500
4
THIESSEN
% dari luas total Hujan DAS (mm)
Sta. Luas Hujan P (Faktor Pembobot Kolom 3 x 4
Hujan (Ha) (mm) Thiessen)
Isohyet Luas Bruto Luas Neto Rata Hjn antara 2 isohyet Vol.hujan
mm Ha Ha mm Kolom 3x4
123.150
PENYELESAIAN :
3, 4, 5 50 16,22 831,00
57,20 2.813,00