Ekonimi Makro
Ekonimi Makro
TENAGA KERJA
a. Permintaan Tenaga Kerja
Dalam suatu perekonomian, perusahaan akan mempekerjakan pekerja-pekerja
untuk memproduksi barang dan jasa, jika hasil produksi dapat dijual sekurang-
kurangnya cukup meliputi biaya produksi. Dengan kata lain perusahaan yang
berorientasi kepada keuntungan maksimum akan mempunyai hasrat untuk
mempekerjakan tambahan tenaga kerja.
Sejauh mereka mampu memproduksi tambahan keluaran (output) yang
mampu menutup tamabahan upah rial yang dikeluarkan perusahaan untuk
mendapatkan jasa jasa mereka dari sini dapat diturunkan permintaan tenaga kerja
sebagai:
ND= ND (w/Pd)............(4.1)
ND= permintaan tenaga kerja (oleh perusahaan)
W= tingkat upah (nominal)Pd= harga barang-barang dalam negeri
Kurva ini mempunyai gradien negatif, hal ini didasarkan pada anggapan “decreasing
Ns= Ns (w/P*d)...................(4.2)
A. INFLASI
Inflasi adalah gejala ekonomi yang menunjukkan naiknya tingkat harga secara umum
yang berkesinambungan. Syarat inflasi yaitu terjadi kenaikan harga-harga secara
umum dan terus menerus. Jika hanya satu atau dua jenis barang saja yang naik, itu
bukan inflasi.
1. Akibat Buruk Inflasi
Inflasi dapat menimbulkan beberapa akibat buruk baik terhadap orang per
orang, masyarakat, maupun kegiatan perekonomian secara keseluruhan. Karena
itulah berbagai upaya dilakukan pemerintah untuk mengatasinya. Inflasi yang
tinggi tidak akan mendorong perkembangan ekonomi.
Salah satu akibatnya yaitu inflasi cenderung menurunkan kesejahteraan
individu dan masyarakat. Jadi, dampak buruk inflasi tersebut yaitu :
1) Menurunkan pendapatan riil bagi orang-orang yang berpendapatan tetap.
2) Mengurangi nilai kekayaan yang berbentuk uang.
3) Memperburuk pembagian kekayaan atau memperlebar jurang distribusi antar
golongan pendapatan.
Laju inflasi adalah tingkat perubahan harga umum yang diukur sebagai berikut:
Secara konseptual tingkat harga yang dimaksud adalah tingkat harga rata-rata
yang tertimbang dari harga barang dan jasa dalam perekonomian dan secara umum
di ukur dengan indeks harga konsumen maupun indeks harga produsen.
Deflasi adalah gejala ekonomi yang menunjukkan turunnya tingkat harga-
harga secara umum dan berkesinambungan.
2. Inflasi Permintaan
Inflasi permintaan timbul apabila terjadi kenaikan harga dalam keseluruhan
permintaan. Apabila tingkat harga naik karena sumber daya tidak mampu
menyesuaikan diri secara lancar kepada perubahan dalam komposisi permintaan di
sebut pergeseran permintaan atu rintangan inflasi permintaan.
Ada beberapa teori atau pendekatan analisis ekonomi yang dapat menjelaskan
inflasi permintaan, yaitu:
a) Pendekatan teori kuantitas uang, yaitu melalui ekspansi jumlah yang
beredar dalam masyarakat.
b) Pendekatan rentang atau celah inflasi
c) Pendekatan analisis IS-LM.
d) Pendekatan permintaan dan penawaran agregat, memperlakukan tingkat
harga secara eksplisit dan mampu menerangkan gejala inflasi dengan baik.
3. Inflasi Penawaran
Kenaikan harga yang terus menerus inilah yang disebut inflasi penawaran.
Naiknya harga dan disertai turunnya pendapatan sering kali disebut sebagai
stagflasi. Dengan demikian, stagflasi menggambarkan keadaan ekonomi yang
semakin menurun, pengangguran semakin tinggi dan pada waktu yang sama proses
kenaikan harga-harga semakin cepat.
Para ekonom umumnya berpendapat bahwa inflasi penawaran karena
dorongan biaya relatif lebih sulit diatasi dari pada inflasi permintaan. Ada
kecenderungan dorongan biaya akan tercampu dengan inflasi permintaan, sehingga
ada hubungan timbal balik antara inflasi penawaran dan inflasi permintaan.
Akibatnya terjadilah inflasi spiral yang berupa hubungan timbang balik yang
melingkar disertai oleh lajunya inflasi.
4. Inflasi Campuran
Inflasi campuran adalah inflasi yang disebabkan oleh campuran dari tarikan
permintaan dan dorongan biaya.
Contoh kasus inflasi :
Pada akhir tahun 2005 pemerintah menaikan harga bahan bakar minyak (BBM),
sehingga memicu dan memacu harga-harga pada umumnya naik.
C. PENDAPATAN NASIONAL
Pendapatan nasional dapat didefinisikan sebagai total biaya ekonomi negara untuk
menghasilkan barang atau jasa tahunan.
Pendapatan Nasional = Biaya faktor nasional = Produk nasional = Pengeluaran
nasional.
1. Pendekatan pendapatan nasional.
Untuk mengukur pendapatan nasional biasanya dinamakan factor payment
approach. Pendekatan pendapatan ini terdiri dari empat komponen utama, yaitu:
1) Rent, yang berarti bayaran bagi jasa-jasa tanah dan faktor-faktor yang disewai.
2) Wages and salaries, yang berarti pembayaran bagi tenaga keraja.
3) Interest atau bunga modal. Didapatkan oleh mereka yang meminjamkan
uangnya pada perusahaan.
4) Profit, keuntungan.
2. Manfaat perhitungan dan analisis pendapatan nasional
1) Mengetauhi struktur perekonomian
2) Membandingkan perekonomian dari waktu ke waktu
3) Membandingkan perekonomian antar daerah
4) Merumuskan kebijakan pemerintah
5) Ukuran kesejahteraan
Contoh Kasus Pendapatan Nasioanal:
Di sisi lain, negara terus dilanda problem pendapatan nasional. Data pendapatan
nasional sekitar lima tahun terakhir (2005) menyuguhkan kesimpulan: selalu defisit,
karena pengeluaran nasionalnya selalu lebih besar dibandingkan pendapatan. Menurut
Nota Perhitungan Anggaran Negara, defisit untuk tahun anggaran 1999/2000
mencapai Rp 31.235,3 miliar. Tahun anggaran berikutnya (2000) mencapai Rp
16.132,2 miliar dan defisit untuk tahun anggaran 2001 mencapai Rp 40.485,0 miliar.
Sedangkan defisit untuk tahun anggaran 2002 dan 2003, masing-masing Rp 40.453,7
miliar dan Rp 34.436,3 miliar.